Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Bab i
1. BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di dalam pendidikan yang kita jalani setiap hari tanpa ada di dasarkan pada
dasar – dasar pelaksanaan pendidikan ini tidak dapat kita berpedoman, dan juga jika
pendidikan ini juga tidak diiringi dengan dasarnya Undang – Undang maka
pendidikan di negara ini tidak akan dilaksanakan dengan semaunya saja. Maka dari
pada itu di buatlah dasar – dasar serta Undang – undang yang telah diatur dalam
beberapa pasal, Sehingga untuk melaksanakannya kita dapat secara efisien melakukan
pendidikan dari sekolah kanak – kanak TK atau PAUD sehingga sampai kejenjang
perguruan tinggi.
Dengan kita mengetahui dasar – dasar pelaksanaan pendidikan serta Undang –
Undang yang telah diatur secara terencana, terarah, dan berkesinambungan setidaknya
kita sebagai peserta didik dan juga pendidik dapat mempelajari dan juga dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang Aspek Biologis
2. Menjelaskan tentang Psikologis
3. Menjelaskan Aspek Sosiologis
4. Menjelaskan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional
C. Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini
1. Dapat mengetahui tentang Aspek Biologis
2. Dapat mengetahui tentang Aspek Psikologis
3. Dapat mengetahui tentang Aspek Sosiologis
4. Dan juga dapat mengetahui Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional
1
2. BAB II
Pembahasan
A. Dasar – Dasar Pelaksanaan pendidikan
1. Aspek Biologis
Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak ada faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan anak memiliki sifat sifat genetik yang merupakan
kombinasi kedua orang tuanya. Setelah berhubungan dengan masyarakat menjadilah
orang/anak yang menginternalisasi nilai-nilai dalam masyarakat.
Secara sederhana faktor hereditas merupakan faktor yang muncul pada tiap orang
yang didapat (diwarisi) dari orang tua dalam wujud sifat-sifat genetis. Sedangkan lingkungan
merupakan alam sosial yang mempengaruhi individu. Faktor hereditas pada perkembangan
anak bersifat alami (dari orang tua). Contohnya bakat, prestasi, intelektual, ciri fisik, dan lain
– lain, Sedangkan pada faktor lingkungan proses perkembangan didasarkan pada lingkungan
sebagai alat yang digunakan untuk mengarahkan perkembangan
Peran kedua faktor tersebut berbeda-beda pada tiap contoh kasus yang berbeda pula.
Hal tersebut telah disebutkan Seifert dan Hoffnung (1991) pada perkembangan dan belajar
peserta didik, sejak awal tahun 1980an ada kecenderungan para ahli untuk lebih menerima
pentingnya pengaruh genetika (hereditas) terhadap perbedaan individu yang terjadi dalam
perkembangan. Namun data yang sama dari penelitian-penelitian genetic yang dilakukan,
memberikan bukti yag mendukung pentingnya pengaruh lingkungan. Hal ini sebabkan karena
perilaku - perilaku kompleks yang menjadi kepedulian para peneliti memang dipengaruhi
baik oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan. Perkembangan fisik anak terus
berlangsung pada masa usia sekolah begitu pula perkembangan perseptual anak terus
mengalami penajaman dan penghalusan.
Perkembangan biologis dan perseptual anak memiliki keterjalinan dengan aspekaspek perkembangan lainnya artinya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek
perkembangan lainya. Dengan demikian pendidik harus benar - benar memberikan perhatian
yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan perceptual anak. Pemahaman kita tentang
karakteristik perkembangan fisik anak serta faktor yang mempengaruhinya membawa
implikasi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan disekolah. Implikasi tersebut khususnya
berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan
nutrisi anak, penjaskes serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan perilaku sehat.
2
3. 2. Aspek Sosiologis
Merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di
dalam sistem pendidikan. Ruang lingkupnya meliputi empat bidang, yaitu :
Hubungan sistem pendidikan dan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan-Hubungan sistem pendidikan dan proses
kontrolsosial dan sistem kekuasaan
b. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan
kebudayaan
c. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial/ sistem status
d. Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan,
atau kelompok-kelompok dalam masyarakat
Hubungan kemanusiaan di sekolahyang meliputi :
a. Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan
di luar sekolah
b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya yang mempelajari
a. Peranan sosial guru
b. Sifat kepribadian guru
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa
d. Fungsi sekolah dalam sosialiasasi anak-anak
Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lainnya yang meliputi:
a. Analisa tentang proses pendidikan
b. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikan
c. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik
pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah
3. Aspek psikologis
3
4. Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan
dengan kecerdasan, berpikir dan belajar. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan
umum (intelegensi) dan kecerdasan dalam bidang lain (bakat). Jean Piaget berpendapat
bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman maksudnya pembentukan kecerdasan
dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan, dan iklim emosi yang
memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu.
Ada dua komponen mendasar yang membedakan individu secara psikologis dalam
dunia ilmu pendidikan yaitu minat dan kemandirian. Minat sangat berkaitan dengan masalah
bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta guru. Sedangkan kemandirian seseorang bergantu
pada upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada bantuan orang lain, menumbuhkan
keberanian, dan rasa percaya diri.
Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Pendidikan
Yang dimaksud dengan pengelompokan adalah penyatuan beberapa individu yang
memiliki kesamaan karakter dan sifat untuk tujuan tertentu. Dikatakan untuk tujuan tertentu
karena perilaku individu tidak selalu memiliki tingkat kesamaan fungsi dan arah walaupun
memiliki karakter yang sama atau hampir sama. Jadi kesamaan yang dimaksud
dikelompokkan berdasarkan kedekatan, tujuan, minat, dan bakatnya. Pendekatan ini lebih
dikenal dengan teori kedekatan (teori propinquity). Teori ini menyatakan bahwa kedekatan
individu dengan individu lain karena ada kedekatan ruang, jarak, dan daerah
(spatialandgeografhical proximity). Sementara
George
Homans
mengatakan
bahwa
terjadinya kelompok akibat interaksi dan sentimen (perasaan dan emosi). Sedangkan
Theodore Newcomb mengungkap pembentukan kelompok berdasarkan teori keseimbangan
yang menjelaskan bahwa individu tertarik individu lain atas kesamaan nilai dan sikap
terhadap suatu tujuan yang relevan bagi mereka seperti agama, politik, gaya hidup,
perkawinan, pekerjaan, dan otoritas. Sedangkan teori pertukaran (exchange theory)
mengatakan pembentukan kelompok atas dasar motivasi dan fungsi. Dan ada juga teori
kelompok yang didasari oleh alasan praktis. Artinya kelompok terbentuk berdasarkan profesi,
keamanan, dan sosial.Menurut Reitz, kelompok tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
karakternya, yaitu:
1. adanya dua atau lebih individu
2. berinteraksi satu dengan yang lain
3. saling membagi beberapa tujuan yang sama
4. melihat individu sebagai kelompok
4
5. Walaupun banyak penggolongan kelompok berdasarkan teori, namun pada dasarnya
kelompok dibedakan atas:
1. Kelompok primer, yaitu kelompok yang dibangun dengan keakraban, kerja sama, tatap
muka interpersonal, persamaan beberapa pengertian, dan cita-cita individu.
2. Kelompok formal, adalah kelompok yang sengaja dibentuk dalam menjalankan tugas
tertentu.
3. Kelompok nonformal, adalah kelompok yang berinteraksi terhadap daya tarik dan
kebutuhan individu.
4. Kelompok terbuka, adalah kelompok yang memiliki daya tanggap terhadap perubahan dan
pembaruan.
5. Kelompok tertutup, adalah kelompok yang kolot atau mapan denganmempertahankan
tradisinya.
Dalam dunia pendidikan pengelompokan berdasarkan kelompok general dan spesifik.
Dan pengelompokan dalam pendidikan harus bersifat formal/nonformal, terbuka, dan
referensi. Hal ini dikarenakan Kehidupan itu komplek. Kehidupan itu memiliki brebagai
sektor kehidupan.
Setiap individu memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang dapat dikelompokkan
guna menunjang efektifitas pendidikan.setiap individu memiliki tingkat kemampuan
intelektual, dan kognitif yang dapat dikelompokkan terutama bidang pengetahuan umum
sehingga proses pendidikan dapat lebih efisien. Keterampilan bersifat spesifik dan terpisah,
sehingga akan terbentuk kelompok elit sesuai dengan dejis keterampilannya.program
pendidikan sangat terbatas kemampuannya untuk melayani setiap kebutuhan individu.
Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Penyelenggaraan Pembelajaran
Ada
pertimbangan
penyelenggaraan
pengajaran
dalam
pengelompokan
berdasarkan
teori
anak
perbedaan
didik
untuk
perilaku
keperluan
individu
yang
dikembangkan oleh Spearman, Guilford, dan Thurnstone. Individu dikelompokkan
berdasarkan kesebayaan usia tujuannya untuk menghindari konflik terhadap perbedaan
pertumbuhan psikomotorik, psikologis, dan kognitif.Kesamaan ilmu dasar yang diminati,
untuk menghindari konflik antar disiplin ilmu yang diminati oleh individu.Kesamaan
keterampilan praktis, untuk mengarahkan pada keterampilan yang diinginkan.Kesamaan
keterampilan psikomotorik, untuk individu yang lebih mengandalkan keterampilan gerak dan
reflek tubuh.Kesamaan profesi, sehingga akan memperkuat individu dalam mendalami
5
6. profesi yang dipilihnya.Kesamaan cacat fisik, (baik cacat mental, maupun cacat fisik) untuk
memberi peluang agar mereka tidak terhambat dalam memperoleh pendidikan.
Sistem Pendidikan Nasional maksud sistem pendidikan nasional adalah satu
keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu
dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan
sistem pendidikan nasional berfungsi untuk memberikan arah pada semua kegiatan
pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada.
4. Undang – Undang Sitem Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berlandaskan dan
dijiwai oleh suatu falsafah hidup suatu bangsa dan bertujuan untuk mengabdikan pada
kepentingan dan cita – cita nasional tersebut. Dalam UUSPN Bab I ayat ( 2 ) dicantumkan
Pendidikan Nasional ialah pendidikan bangsa yang berdasarkan Pancasila UUD 1945 yang
berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap
tuntunan perubahan zaman.
Undang – undang dasar republik indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat ( 3 )
menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang – undang.
Sebagai realisasi dari amanat tersebut maka dibentuklah Undang – undang
Republik Indonesia No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, yang selama ini
merupakan pedoman dan penyelenggaraan pendidikan di indonesia. Perubahan Undang –
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menuntut perlunya diadakannya pembaharuan
terhadap undang – undang nomor 2 tahun 1989 tersebut, karena dirasakan tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman.
Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi
dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi
terwujud sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untu
memberdaya semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia yang berkwalitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dengan visi pendidikan tersebut, mempunyai misi sebagai berikut :
1. Mengupayakan perluasaan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat indonesia
2. Membantu dan memfasilitasi perkembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
6
7. 3. Meningkatkan persiapan masukan dan kwalitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara kesatuan republik indonesia.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional seperti tertuang
dalam Undang – Undang No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang bertujuan sebagai fungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
mengembangnya potensi pesrta didik agar agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warag negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan
pendidikan nasional dalam undang – undang ini meliputi :
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia
2. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertfikasi pendidikan yang memberdayakan
5. Penyediaan sarana yang mendidik
6. Peningkatan keprofesionalan dan tenaga kependidikan
7. Pembiyaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata
9. Pelaksanaan wajib belajar
10. Pelaksaan otonomi majemen pendidikan
11. Pemberdayaan peran masyarakat
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional
Dengan strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional dapat
terwujud
secara
efektif
dengan
melibatkan
penyelenggaraan pendidikan.
7
berbagai
pihak
secara
aktif
dalam
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dasar – dasar pelaksanaan pendidikan yitu terdapat beberapa aspek yaitu
terdiri dari Aspek Biologis, aspek Sosiologis, dan aspek Psikologis.
1. Aspek Biologis adalah Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak ada faktorfaktor yang mempengaruhi yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan anak
memiliki sifat sifat genetik yang merupakan kombinasi kedua orang tuanya.
Setelah
berhubungan
dengan
masyarakat
menjadilah
orang/anak
yang
menginternalisasi nilai-nilai dalam masyarakat.
2. Aspek Sosiologis adalah analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
3. Aspek Psikologis aldalah Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan
pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar.
Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan umum (intelegensi) dan kecerdasan
dalam bidang lain (bakat).
B. Saran
Sebagai peserta didik, pendidik dan juga masyarakat dapat mengetahui juga
menerapkan dasar – dasar pelaksanaan pendidikan yang telah di terangkan dalam beberapa
aspek, serta dapat berpedoman terus pada setiap undang – undang yang telah diatur.
8