SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
Artinya : Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu 
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu dan janganlah 
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri 
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah 
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 1 
A. Profesi Yang Dizakati 
Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada jaman sekarang ini adalah 
apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada 
dua macam. 
Yang pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang 
lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. 
Yang kedua adalah pekerjaan dikerjakan seseorang buat pihak-pihak lain baik 
pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan 
dengan tangan, otak maupun kedua-duanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa 
gaji, upah, ataupun honorarium. 2 
Penghasilan dan profesi dapat di ambil zakatnya bila sudah setahun dan cukup nisab. Jika 
kita berpegang kepada pendapat Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad bahwa nisab 
tidak perlu harus tercapai sepanjang tahun, tapi cukup tercapai penuh antara dua ujung tahun 
tanpa kurang di tengah-tengah kita dapat mengumpulkan bahwa dengan penafsiran tersebut 
memungkinkan untuk mewajibkan zakat atas hasil penhasilan setiap tahun, karena hasil itu 
jarang terhenti sepanjang tahun bahkan kebanyakan mencapai kedua sisi ujung tahun 
tersebut. Berdasarkan hal itu, kita dapat menetapkan hasil penghasilan sebagai sumber zakat, 
karena terdapatnya illat (penyebab), yang menurut ulama-ulama fikih sah, dan nisab yang 
merupakan landasan wajib zakat. 
Dan karena islam mempunyai ukuran bagi seseorang untuk bisa di anggap kaya yaitu 12 
junaih emas menurut ukuran junaih Mesir lama maka ukuran itu harus terpenuhi pula buat 
seseorang untuk terkena kewajiban zakat, sehingga jelas perbedaan antara orang kaya yang 
wajib zakat dan orang miskin penerima zakat. 
Dalam hal ini, mahzab Hanafi lebih jelas, yaitu bahwa jumlah senisab itu cukup terdapat 
pada awal dan akhir tahun saja tanpa harus terdapat dipertengahan tahun, ketentuan itu harus 
diperhatikan dalam mewajibkan zakat atas hasil penghasilan dan profesi itu, supaya dapat 
jelas siapa yang tergolong kaya dan siapa yang tergolong miskin, seorang pekerja profesi 
jarang tidak memenuhi ketentuan tersebut. 3 
Mengenai besar zakat, penghasilan dan profesi dalam fikih masalah khusus mengenai 
pengeluaran seseorang yang menyewakan rumahnya dan mendapatkan uang seakan yang 
cukup nisab, bahwa orang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya ketika menerimanya tanpa 
persyaratan setahun. Hal ini pada hakikatnya menyerupai mata penghasilan, dan wajib 
dikeluarkan zakatnya bila sudah mencapai satu nisab. 
Hal itu sesuai dengan yang telah ditegaskan labih dahulu, bahwa jarang seorang pekerja 
yang penghasilanya tidak mencapai nisab seperti yang telah ditetapkan, meskipun tidak
cukup dipertengahan tahun tetapi cukup pada akhir tahun. Ia wajib mengeluarkan zakat 
sesuai dengan nisab yang telah berumur setahun. 
Akibat dari tafsiran itu, kecuali yang menentang, adalah bahwa zakat wajib di pungut dari 
gaji atau semacamnya sebulan dari dua belas bulan. Karena ketentuan wajib zakat adalah 
cukup nisab penuh pada awal tahun dan akhir tahun. 
Pendapat guru-guru besar tentang hasil penghasilan dan profesi dan pendapatan dari gaji 
atau lain-lainya yaitu kekayaan yang diperoleh seorang muslim dan melalui bentuk usaha 
baru yang sesuai dengan syariat agama. Jadi pandangan fikih tentang bentuk penghasilan itu 
adalah, bahwa ia adalah “harta penghasilan”. Sekelompok sahabat berpendapat bahwa 
kewajiban zakat kekayaan tersebut langsung, tanpa menunggu batas waktu setahun. 
Yang diperlukan zaman sekarang ini adalah menemukan hukum pasti “harta penghasilan” 
itu, oleh karena terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa hasil 
penghasilan, profesi dan kekayaan non dagang dapat digolongkan kepada “harta 
penghasilan” tersebut. Bila kekayaan dari suatu kekayaan, yang sudah dikeluarkan zakatnya, 
yang didalamnya terdapat “harta penghasilan” itu, mengalami perkembangan, misalnya laba 
perdagangan produksi binatang ternak maka perhitungan tahunnya disamakan dengan 
perhitungan tahun induknya. Hal itu karena hubungan keuntungan dengan induknya itu 
sangat erat. 
B. Ketentuan-ketentuan Zakat Profesi 
Muhammad Al-Ghazali Al Saqqa (1917-1996) menggunakan pendekatan analogis (al- 
Qiyas) dalam menentukan nishab dan kadar zakat profesi. 
Beliau menyamakan jasa profesi dengan pertanian dan perkebunan dengan alasan karena 
kedua-duanya hanya memperhitungkan keuntungan (miqdar al-dakhl), tidak 
memperhitungkan modal, karena modalnya lahah relatif utuh. Jalan pikiran Muhammad Al- 
Ghazali ini terakar dari masalah perbedan kewajiban zakat. 
Menurut beliau objek zakat profesi secara garis besar dibagi dua : 
Pertama : Harta kekayaan yang menggunakan modal yang mungkin bertambah dan 
mungkin berkurang, yaitu modal uang tunai (al-nuqud) dan modal barang-barang dagangan. 
Kedua : harta kekayaan yang relatif tetap yang hanya memperhitungkan keuntungan yang 
masuk, seperti tanah-tanah pertania dan lahan-lahan perkebunan. 
Pemikiran Muhammad Al-Ghazali yang demikian diterapkan dalam berbagai sektor 
perusahaan seperti perhotelan, angkutan, pabrik penggilingan beras, garmen, dan 
sebagainyayang mendapat keuntungan dari jasa atau pelayanan semata-mata. Nisabnya 12 
kwintal gabah atau 7,20 kwintal beras dan kadar zakatnya 5-10% (Fiqh.az.zakat, 1:483 & 
510). 
Yusuf Qardhawi punya pendapat lain, beliau mengakui betapa rendahnya nisab sektor 
pertanian dan berapa beratnya kadar zakat yang diwajibkannya yaitu nisabnya 12 kwintal 
gabah x Rp.300.000,- = Rp.3.600.000,- sedangkan kadar zakatnya 10% yaitu 120 kg gabah 
atau 72 kg beras = Rp.360.000,- atau paling sedikit 5% yaitu 60 kg gabah atau 36 kg beras =
Rp.180.000,- (dengan perhitungan 5 wasaq x 60 sha’ x 4 mud x 0,6 kg dan setiap kwintal 
gabah menghasilkan 60 kg beras). 
Yusuf Qardhawi memberikan komentar : “Barang kali pembuat syariat menghendaki 
demikian karena hasil pertanian menjadi bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh 
masyarakat”. Selanjutnya beliau menawarkan gagasan yang di anggapnya lebih tepat, yaitu 
bahwa hasil profesi disamakan dengan uang emas (al-muqud), bukan dengan pertanian (al-zura’). 
Alasannya karena gaji pegawai atau imbalan jasa profesi selalu di bayar dengan uang 
tunai. Dengan demikian nisabnya 90 gram emas atau Rp.27.000.000,- (dengan perkiraan 
harga Rp.300.000,-/gram) dan kadar zakatnya 2,5% yaitu 2,25 gram atau Rp.675.000,- (1 
misqal/dinar = 4,5 gram, maka 20 misqal/dinar = 90 gram, (Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 6 
: 1991). 
Menurut hadis dari Ali bin Abi Thalib, nisabnya adalah 20 dinar emas. Bila 1 dinar emas 
= 4,25 gram maka nisabnya adalah = 20 x 4,25 gram = 85 gram. Menurut pendapat Muallin 
KH.M.Syafii Hadzami, 1 dinar = 3,879 gram atau = 20 x 3,879 gram = 77,58 gram. 4 
Mengenai waktu pengeluaran zakat profesi ini beberapa ulama berbeda pendapat sebagai 
berikut : 
1. Pendapat Ali-Syafii dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) 
terhitung dari kekayaan itu di dapat. 
2. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ulama Modern, seperti Muh Abu Zahrah dan 
Abdul Wahab Khalaf mensyaratkan haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta 
itu diperoleh. Kemudia pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau 
sudah sampai nisabnya, maka wajib mengeluatkan zakat. 
3. Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Umar Bin Abdul Aziz dan Ulama Modern 
seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetap jakat dikeluarkan 
langsung ketika mendapatkan harta tersebut, mereka mengqiyaskan dengan zakat 
pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen. 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (guru, 
dokter, aparat, dan lain lain) atau hasil profesi bila telah sampai pada nisabnya. 
Profesi yang dizakati adalah profesi yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung 
kepada orang lain, berkat cekatan tangan atau ota. Dan profesi yang dikerjakan seseorang
buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh 
upah, yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun kedua-duanya. 
Ketentuan-ketentuan zakat profesi adalah ditentukan batas minimal nisab dan 
harus menjalani haul (putaran satu tahun).

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a 1kljka

Zakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiZakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiAsep Hidayat
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011fallova
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatWiji Lestari
 
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)ACHMAD HASANNUDIN
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
makalah zakat (1)
makalah zakat (1)makalah zakat (1)
makalah zakat (1)MeyLiontin
 
HARTA WAJIB ZAKAT.ppt
HARTA WAJIB ZAKAT.pptHARTA WAJIB ZAKAT.ppt
HARTA WAJIB ZAKAT.pptMohZaini6
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganNasruddin Asnah
 
Zakat emas dan perak, perniagaan
Zakat emas dan perak, perniagaanZakat emas dan perak, perniagaan
Zakat emas dan perak, perniagaanSTEI Tazkia
 
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021Dompet Dhuafa
 
Apakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituApakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituWarnet Raha
 
Apakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituApakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituWarnet Raha
 

Semelhante a 1kljka (20)

Zakat profesi
Zakat profesiZakat profesi
Zakat profesi
 
Zakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawiZakat profes by yusuf qardhawi
Zakat profes by yusuf qardhawi
 
Perhitungan zakat profesi
Perhitungan zakat profesiPerhitungan zakat profesi
Perhitungan zakat profesi
 
Zakat penghasilan
Zakat penghasilanZakat penghasilan
Zakat penghasilan
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
 
Zakat penghasilan
Zakat penghasilanZakat penghasilan
Zakat penghasilan
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
 
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
 
makalah zakat (1)
makalah zakat (1)makalah zakat (1)
makalah zakat (1)
 
HARTA WAJIB ZAKAT.ppt
HARTA WAJIB ZAKAT.pptHARTA WAJIB ZAKAT.ppt
HARTA WAJIB ZAKAT.ppt
 
Materi zakat
Materi zakatMateri zakat
Materi zakat
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Definisi Zakat dan Hikmahnya
Definisi Zakat dan HikmahnyaDefinisi Zakat dan Hikmahnya
Definisi Zakat dan Hikmahnya
 
FIQIH-ZAKAT.ppt
FIQIH-ZAKAT.pptFIQIH-ZAKAT.ppt
FIQIH-ZAKAT.ppt
 
Harta wajib zakat
Harta wajib zakatHarta wajib zakat
Harta wajib zakat
 
Zakat emas dan perak, perniagaan
Zakat emas dan perak, perniagaanZakat emas dan perak, perniagaan
Zakat emas dan perak, perniagaan
 
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021
Katalog Dompet Dhuafa Ramadhan 1442 H/ Mei 2021
 
Apakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituApakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat itu
 
Apakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat ituApakah pengertian zakat itu
Apakah pengertian zakat itu
 

1kljka

  • 1. Artinya : Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 1 A. Profesi Yang Dizakati Barangkali bentuk penghasilan yang paling menyolok pada jaman sekarang ini adalah apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam. Yang pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Yang kedua adalah pekerjaan dikerjakan seseorang buat pihak-pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan dengan tangan, otak maupun kedua-duanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium. 2 Penghasilan dan profesi dapat di ambil zakatnya bila sudah setahun dan cukup nisab. Jika kita berpegang kepada pendapat Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad bahwa nisab tidak perlu harus tercapai sepanjang tahun, tapi cukup tercapai penuh antara dua ujung tahun tanpa kurang di tengah-tengah kita dapat mengumpulkan bahwa dengan penafsiran tersebut memungkinkan untuk mewajibkan zakat atas hasil penhasilan setiap tahun, karena hasil itu jarang terhenti sepanjang tahun bahkan kebanyakan mencapai kedua sisi ujung tahun tersebut. Berdasarkan hal itu, kita dapat menetapkan hasil penghasilan sebagai sumber zakat, karena terdapatnya illat (penyebab), yang menurut ulama-ulama fikih sah, dan nisab yang merupakan landasan wajib zakat. Dan karena islam mempunyai ukuran bagi seseorang untuk bisa di anggap kaya yaitu 12 junaih emas menurut ukuran junaih Mesir lama maka ukuran itu harus terpenuhi pula buat seseorang untuk terkena kewajiban zakat, sehingga jelas perbedaan antara orang kaya yang wajib zakat dan orang miskin penerima zakat. Dalam hal ini, mahzab Hanafi lebih jelas, yaitu bahwa jumlah senisab itu cukup terdapat pada awal dan akhir tahun saja tanpa harus terdapat dipertengahan tahun, ketentuan itu harus diperhatikan dalam mewajibkan zakat atas hasil penghasilan dan profesi itu, supaya dapat jelas siapa yang tergolong kaya dan siapa yang tergolong miskin, seorang pekerja profesi jarang tidak memenuhi ketentuan tersebut. 3 Mengenai besar zakat, penghasilan dan profesi dalam fikih masalah khusus mengenai pengeluaran seseorang yang menyewakan rumahnya dan mendapatkan uang seakan yang cukup nisab, bahwa orang tersebut wajib mengeluarkan zakatnya ketika menerimanya tanpa persyaratan setahun. Hal ini pada hakikatnya menyerupai mata penghasilan, dan wajib dikeluarkan zakatnya bila sudah mencapai satu nisab. Hal itu sesuai dengan yang telah ditegaskan labih dahulu, bahwa jarang seorang pekerja yang penghasilanya tidak mencapai nisab seperti yang telah ditetapkan, meskipun tidak
  • 2. cukup dipertengahan tahun tetapi cukup pada akhir tahun. Ia wajib mengeluarkan zakat sesuai dengan nisab yang telah berumur setahun. Akibat dari tafsiran itu, kecuali yang menentang, adalah bahwa zakat wajib di pungut dari gaji atau semacamnya sebulan dari dua belas bulan. Karena ketentuan wajib zakat adalah cukup nisab penuh pada awal tahun dan akhir tahun. Pendapat guru-guru besar tentang hasil penghasilan dan profesi dan pendapatan dari gaji atau lain-lainya yaitu kekayaan yang diperoleh seorang muslim dan melalui bentuk usaha baru yang sesuai dengan syariat agama. Jadi pandangan fikih tentang bentuk penghasilan itu adalah, bahwa ia adalah “harta penghasilan”. Sekelompok sahabat berpendapat bahwa kewajiban zakat kekayaan tersebut langsung, tanpa menunggu batas waktu setahun. Yang diperlukan zaman sekarang ini adalah menemukan hukum pasti “harta penghasilan” itu, oleh karena terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa hasil penghasilan, profesi dan kekayaan non dagang dapat digolongkan kepada “harta penghasilan” tersebut. Bila kekayaan dari suatu kekayaan, yang sudah dikeluarkan zakatnya, yang didalamnya terdapat “harta penghasilan” itu, mengalami perkembangan, misalnya laba perdagangan produksi binatang ternak maka perhitungan tahunnya disamakan dengan perhitungan tahun induknya. Hal itu karena hubungan keuntungan dengan induknya itu sangat erat. B. Ketentuan-ketentuan Zakat Profesi Muhammad Al-Ghazali Al Saqqa (1917-1996) menggunakan pendekatan analogis (al- Qiyas) dalam menentukan nishab dan kadar zakat profesi. Beliau menyamakan jasa profesi dengan pertanian dan perkebunan dengan alasan karena kedua-duanya hanya memperhitungkan keuntungan (miqdar al-dakhl), tidak memperhitungkan modal, karena modalnya lahah relatif utuh. Jalan pikiran Muhammad Al- Ghazali ini terakar dari masalah perbedan kewajiban zakat. Menurut beliau objek zakat profesi secara garis besar dibagi dua : Pertama : Harta kekayaan yang menggunakan modal yang mungkin bertambah dan mungkin berkurang, yaitu modal uang tunai (al-nuqud) dan modal barang-barang dagangan. Kedua : harta kekayaan yang relatif tetap yang hanya memperhitungkan keuntungan yang masuk, seperti tanah-tanah pertania dan lahan-lahan perkebunan. Pemikiran Muhammad Al-Ghazali yang demikian diterapkan dalam berbagai sektor perusahaan seperti perhotelan, angkutan, pabrik penggilingan beras, garmen, dan sebagainyayang mendapat keuntungan dari jasa atau pelayanan semata-mata. Nisabnya 12 kwintal gabah atau 7,20 kwintal beras dan kadar zakatnya 5-10% (Fiqh.az.zakat, 1:483 & 510). Yusuf Qardhawi punya pendapat lain, beliau mengakui betapa rendahnya nisab sektor pertanian dan berapa beratnya kadar zakat yang diwajibkannya yaitu nisabnya 12 kwintal gabah x Rp.300.000,- = Rp.3.600.000,- sedangkan kadar zakatnya 10% yaitu 120 kg gabah atau 72 kg beras = Rp.360.000,- atau paling sedikit 5% yaitu 60 kg gabah atau 36 kg beras =
  • 3. Rp.180.000,- (dengan perhitungan 5 wasaq x 60 sha’ x 4 mud x 0,6 kg dan setiap kwintal gabah menghasilkan 60 kg beras). Yusuf Qardhawi memberikan komentar : “Barang kali pembuat syariat menghendaki demikian karena hasil pertanian menjadi bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat”. Selanjutnya beliau menawarkan gagasan yang di anggapnya lebih tepat, yaitu bahwa hasil profesi disamakan dengan uang emas (al-muqud), bukan dengan pertanian (al-zura’). Alasannya karena gaji pegawai atau imbalan jasa profesi selalu di bayar dengan uang tunai. Dengan demikian nisabnya 90 gram emas atau Rp.27.000.000,- (dengan perkiraan harga Rp.300.000,-/gram) dan kadar zakatnya 2,5% yaitu 2,25 gram atau Rp.675.000,- (1 misqal/dinar = 4,5 gram, maka 20 misqal/dinar = 90 gram, (Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 6 : 1991). Menurut hadis dari Ali bin Abi Thalib, nisabnya adalah 20 dinar emas. Bila 1 dinar emas = 4,25 gram maka nisabnya adalah = 20 x 4,25 gram = 85 gram. Menurut pendapat Muallin KH.M.Syafii Hadzami, 1 dinar = 3,879 gram atau = 20 x 3,879 gram = 77,58 gram. 4 Mengenai waktu pengeluaran zakat profesi ini beberapa ulama berbeda pendapat sebagai berikut : 1. Pendapat Ali-Syafii dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu di dapat. 2. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ulama Modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkan haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh. Kemudia pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya, maka wajib mengeluatkan zakat. 3. Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Umar Bin Abdul Aziz dan Ulama Modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetap jakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut, mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (guru, dokter, aparat, dan lain lain) atau hasil profesi bila telah sampai pada nisabnya. Profesi yang dizakati adalah profesi yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat cekatan tangan atau ota. Dan profesi yang dikerjakan seseorang
  • 4. buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun kedua-duanya. Ketentuan-ketentuan zakat profesi adalah ditentukan batas minimal nisab dan harus menjalani haul (putaran satu tahun).