Makalah ini membahas tentang ekonomi dalam Islam, meliputi pengertian, hukum jual beli, rukun dan syaratnya, tujuan, serta prinsip-prinsip ekonomi Islam."
1. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Ekonomi Dalam Islam.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang sederhana ini
dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami
masih mengharap kritik dan saran dari para pembaca.
Terimakasih.
Yogyakarta, 26 Maret 2012
Penyusun
1. AHMAD RISSYANDI
2. AHMAD MIRATNO
3. MAULANA YUSUF
2
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................1
KATA PENGANTAR
..........................................................................................2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah
....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan
....................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan
......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Dalam Islam
............................................................................6
B. Hukum dan Dalil Jual Beli
.......................................................................................7
C. Rukun dan Syarat Jual Beli
........................................................................................8
D. Macam-Macam Bentuk Jual Beli ……………………………………………………. 9
E. Tujuan Ekonomi Islam ..................................................................................................10
F. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam
..............................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................13
3
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis,
tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam
memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat
didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu
serta menjaga moralitas”.
Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang dihindarkan dan
secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat harus
dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam merupakan sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan
tidak terkumpul hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.
Islam memperbolehkan seseorang
mencari kekayaan sebanyak mungkin. Islam
menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki penyamarataan. Kegiatan ekonomi
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam
bermuamalah, Islam menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas
dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas
dari unsur riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran larangan-larangan dan
menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan amanat.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan adanya masyarakat
muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada perekonomian dalam perbankan shari„ah
sebagai implementasi ketaatan beragama, sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan
ekonomi.
B. RumusanMasalah
Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu
dalampembuatanmakalahinipenulismengambilsebuahjudul “EKONOMI DALAM ISLAM”.
Maka penulis mengemukakan pokok masalah sebagai berikut :
1) Apapengertian ekonomi dalam islam?
4
4. 2) Apahukum dan dalil jual beli?
3) Apa rukun dan syarat jual beli?
4) Apa tujuan ekonomi islam?
5) Apa prinsip-prinsip ekonomi dalam islam?
C. TujuanPenulisan
Adapuntujuanutamapenulisanpembuatanmakalahiniialahsebagaiberikut :
1) UntukmemenuhisalahsatutugasmatakuliahPAI.
2) Untukmemberikanpenjelasantentangekonomi dalam islam.
D. Manfaat Penulisan
1) Dapat menambah pengetahuan tentang ekonomi dalam islam
2) Dapat mengetahui tentang apasaja hukum dan dalil jual beli
3) Dapat mengetahui rukun dan syarat jual beli
4) Dapat mengetahui tujuan ekonomi dalam islam
5) Dapat mengetahui prinsip-prinsip ekonomi dalam islam
5
5. BAB II
PEMBAHASAN
EKONOMI DALAM ISLAM
A. Pengertian Ekonomi Dalam Islam
Islam adalahsatu-satunya agama yang sempurna yang
mengaturseluruhsendikehidupanmanusiadanalamsemesta.
Kegiatanperekonomianmanusiajugadiaturdalam Islam denganprinsipillahiyah.Harta yang
adapadakita, sesungguhnyabukanmilikmanusia, melainkanhanyatitipandari Allah SWT agar
dimanfaatkansebaik-baiknya demi kepentinganumatmanusia yang
padaakhirnyasemuaakankembalikepada Allah SWTuntukdipertanggungjawabkan.
Ekonomi Islam merupakanilmu yang mempelajariperilakuekonomimanusia yang
perilakunyadiatur berdasarkanaturan agama Islam
dandidasaridengantauhidsebagaimanadirangkumdalamrukunimandanrukun
Islam.Bekerjamerupakansuatukewajibankarena Allah SWTmemerintahkannya,
sebagaimanafirman-Nyadalam surat At-Taubahayat 105:
“Dan katakanlah, bekerjalahkamu, karena Allah danRasul-Nyaserta orang-orang yang
berimanakanmelihat pekerjaanitu”.
Karenakerjamembawapadakeampunan, sebagaimana sabdaRasulullah Muhammad saw:
“Barangsiapadiwaktusorenyakelelahankarenakerjatangannya, maka di waktu sore
ituiamendapatampunan”.(HR.ThabranidanBaihaqi)
Jualbeliialahpersetujuansalingmengikatantarapenjual (yaknipihak yang
menawarkan/menjualbarang) danpembeli (sebagaipihak yang membayar/ membelibarang yang
dijual)
6
6. B. Hukum dan Dalil Jual Beli
Di dalam Islam terdapatdasar hukum dari Al – Qur‟an danHadis. Al-Qur‟an yang
menerangkantentangjualbeliantara lain:
a.
Al Baqarah : 198
Artinya : “Tidakadadosabagimuuntukmencarikarunia (rezkihasilperniagaan)
dariTuhanmu. Makaapabilakamutelahbertolakdari „Arafat, berdzikirlahkepada Allah di
Masy‟arilharam.Dan berdzikirlah (denganmenyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkanNyakepadamu; dansesungguhnyakamusebelumitubenar-benartermasuk orang-orang yang
sesat.”
b.
Al Baqarah : 275
Artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil)
ribatidakdapatberdirimelainkansepertiberdirinya orang yang kemasukansyaitanlantaran
(tekanan) penyakitgila. Keadaanmereka yang demikianitu, adalahdisebabkanmerekaberkata
(berpendapat), sesungguhnyajualbeliitusamadenganriba, padahal Allah
telahmenghalalkanjualbelidanmengharamkanriba. Orang-orang yang
telahsampaikepadanyalarangandariTuhannya, laluterusberhenti (darimengambilriba),
makabaginyaapa yang telahdiambilnyadahulu (sebelum dating larangan); danurusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambilriba), maka orang ituadalahpenghunipenghunineraka; merekakekal di dalamnya.”
c.
An Nisa : 29
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami salingmemakan
hartasesamamudenganjalan yang batil, kecualidenganjalanperniagaan yang
Berlakudengansukasama-suka di antara kamu. Dan janganlahkamumembunuhdirimu;
sesungguhnya Allah adalahMahaPenyayangkepadamu.
7
7. Maka, bilamengacupadaayat- ayat Al-Qur‟an danHadis.Hukum jualbeliadalahmubāh
(boleh). Namunpadasituasi tertentu, hokum jual beliitu bias berubahmenjadisunnah, wajib,
haram, danmakruh.
C. Rukun dan Syarat Jual Beli
a. Orang yang melaksanakanakan djualbeli (penjualdanpembeli) :
-
Berakal
-
Balig
-
Berhakmenggunakanhartanya
b. Sigatataucapanijabdankabul.
Kerelaanhatiantarapenjualdanpembeli yang diwujudkanmelaluiucapanijab
(daripihakpenjual) dankabul (daripihakpembeli)
c. Barang yang diperjualbelikan.
-
Barang yang halal.
-
Barangtersebutadamanfaatnya.
- Barangituadaditempat, atautidakadatetapisudahtersedia di tempat lain.
-
Barangitumerupakanmiliksipenjualataudibawahkekuasaannya.
-
Barangtersebutdiketahuiolehpihakpenjualdanpembelidenganjelas.
d. Nilaitukarbarang yang dijual
-
Hargajualdisepakatipenjualdanpembeli
-
Nilaitukarbarangdapatdiserahkanpadawaktutransaksi.
-
Apabilajualbelidengancara barter, nilaitukarbarangjangansamadengan
haram misalnya, Babi.
8
barang
8. D. Macam- Macam Bentuk Jual Beli
a. Bai’ al mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang berperan sebagai
alat tukar. semacam ini menjiwai semua produk-produk lembaga keuangan yang didasarkan atas
prinsip jual-beli.
b. Bai’ al muqayyadah, yaitu jual-beli di mana pertukaran terjadi antara barang dengan barang
(barter). Aplikasi jual-beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar bagi transaksi
ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa). Karena itu dilakukan pertukaran
barang dengan barang yang dinilai dalam valuta asing. Transaksi semacam ini lazim disebut
counter trade.
c. Bai’ al sharf, yaitu jual-beli atau pertukaran antara saw mata uang asing dengan mata uang
asing lain, seperti antara rupiah dengan dolar, dolar dengan yen dan sebagainya. Mata uang
asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal (bank notes) ataupun dalam bentuk
uang giral (telegrafic transfer atau mail transfer).
d. Bai’ al murabahah adalah akad jual-beli barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli tersebut
penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian dan
keuntungan yang diambil.
e. Bai’ al musawamah adalah jual-beli biasa, di mana penjual tidak memberitahukan harga pokok
dan keuntungan yang didapatnya.
f. Bai’ al muwadha’ah,yaitu jual-beli di mana penjual melakukan penjualan dengan harga yang
lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount). Penjualan semacam ini
biasanya hanya dilakukan untuk barang-barang atau aktiva tetap yang nilai bukunya sudah
sangat rendah.
g. Bai’ as salam adalah akad jual-beli di mana pembeli membayar uang (sebesar harga) atas
barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang yang diperjualbelikan itu akan
diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati. Bai‟ as salam biasanya dilakukan
untuk produk-produk pertanian jangka pendek.
9
9. h. Bai’ al istishna’ hampir sama dengan bai‟ as salam, yaitu kontrak jual-beli di mana harga atas
barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat
yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan diserahkan kemudian.
E. Tujuan Ekonomi Islam
Segalaaturanyangditurunkan Allah SWTdalam system Islam
mengarahpadatercapainyakebaikan, kesejahteraan, keutamaan, sertamenghapuskankejahatan,
kesengsaraan, dankerugianpadaseluruhciptaan-Nya.Demikian puladalamhalekonomi,
tujuannyaadalahmembantumanusiamencapaikemenangandiduniadandiakhirat.
SeorangfuqahaasalMesirbernamaProf.Muhammad Abu
Zahrahmengatakanadatigasasaranhukum Islam yang menunjukanbahwa Islam
diturunkansebagairahmatbagiseluruhumatmanusia, yaitu:
1. Penyucianjiwa agar setiapmuslim bias
menjadisumberkebaikanbagimasyarakatdanlingkungannya.
2. Tegaknyakeadilandalammasyarakat. Keadilan yang dimaksudmencakupaspekkehidupan di
bidang hokum danmuamalah.
3. Tercapainyamaslahah (merupakanpuncaknya). Para ulamamenyepakatibahwamaslahah yang
menjadi puncaksasaran di atas mencakup lima jaminandasar:
a) Keselamatankeyakinan agama ( al din)
b) Kesalamatanjiwa (al nafs)
c) Keselamatanakal (al aql)
d) Keselamatankeluargadanketurunan (al nasl)
e) Keselamatanhartabenda (al mal)
10
10. F. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam
Secaragarisbesarekonomi Islam memilikibeberapaprinsipdasar:
1. Berbagaisumberdayadipandangsebagaipemberianatautitipandari Allah SWTkepadamanusia.
2. Islam mengakuipemilikanpribadidalambatas-batastertentu.
3. Kekuatanpenggerakutamaekonomi Islam adalahkerjasama.
4. Ekonomi Islam menolakterjadinyaakumulasikekayaan yang dikuasaiolehsegelintir orang saja.
5. Ekonomi Islam
menjaminpemilikanmasyarakatdanpenggunaannyadirencanakanuntukkepentinganbanyak orang.
6. Seorangmulsimharustakutkepada Allah SWTdanharipenentuan di akhiratnanti.
7. Zakat harusdibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi atas (nisab)
8. Islam melarangribadalamsegalabentuk.
11
11. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada
kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnyas emua akan
kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatu berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
B. SARAN
Ekonomi dalam islam mengajarkan, seorang muslim harus memperhatikan ketentuanketentuan syari‟at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk yang
diharamkan. Rasulullah melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang buruk,
mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang dengan cara
yang bathil.Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami
sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi
segala yang menjadi laranganNya dan melaksanakan segala perintahNya, meneladani Nabi kita
Nabi Muhammad SAW.
12