SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 48
Baixar para ler offline
BAB 1
  PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang



PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang
disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM).
BKM/LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam
menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan
kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin
menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat
Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya
melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai
universal.

Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan
phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat. Strategi
phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-UP), (2)
Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dan (3)
Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood Development.
Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan
pada phase kemandirian.

Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui
peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi
pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi.

Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran
masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh ikatan


                     Pedoman Teknis PPMK       1
kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan
persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
bersama.

Pedoman Teknis PPMK ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK
sebagai salah satu strategi penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghidupan
masyarakat miskin berbasis komunitas.

1.2.            Dasar Pemikiran

Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses
transformasi sosial dari masyarakat TIDAK BERDAYA menuju BERDAYA, MANDIRI dan menuju
MADANI. Kondisi sosial masyarakat hasil pendampingan sampai saat ini sudah pada tahap
Berdaya menuju Mandiri.




                                                                                             Kemitraan
                                                                                              Replikasi
  KE G IATA N




                                                                              Penanggu-                        Program-
                                               Penyu-                       langan Kemis-
                 Penyiapan       Pemben-                     Pemanfaatan                      Kemitraan,
                                                                                                PPMK:          program
                                             sunan PJM                      kinan Terpadu    Manajemen
                 masyarakat     tukan BKM                     dana BLM                        Replikasi
                                                                                            dan Usaha KSM    khusus yang
                                             Pronangkis
                                                                                                             komprehensif



                                                                                               Mampu
                 Perbaikan                                                     Mampu           Mampu
                                                                                              Mengakses
                                 Belajar        Belajar                                                        Mengelola
  T U J U AN




                  Sikap,                                     Pelaksanaan      bermitra        mengakses
                                                                                             SumberDaya
                                Bersinergi     membuat                                                          Pemba-
                 Perilaku,                                     rencana         dengan       PPMK: Sumber
                                                                                               sumber
                                 diantara      program                                           Daya           ngunan
                 dan Cara                                      kegiatan      Pemerintah          daya
                                                                                             mendukung
                                Masyarakat     kegiatan                                                       Permukiman
                 Pandang                                                      & lainnya       potensial
                                                                                             Manajemen
                                                                                            dan Usaha KSM




                 Peneladan-     Lembaga                                                        Bermitra      Komunitas yg
                  an Nilai                     Program                         Sinergi         Bermitra
                               Masyarakat                                                     Dg Sumber      Melembagakan
                                             Masyarakat yg Penanggulangan       antara          dengan
  H AS IL




                 Universal &                                                                   daya lain
                                  yang                                                                          GG dan
                  Prinsip                    Mencerminkan    Kemiskinan      Pemerintah        Sumber
                                                                                              PPMK: KSM
                                Represen-                                                   bermitra dalam    permukiman
                 Kemasyara                     TRIDAYA                        , Masy. &         Daya
                                  tatif                                                      meningkatkan     yang tertata
                                                                               Lainnya         lainnya
                                                                                              manajemen
                   - katan     (BKM/LKM)                                                      dan Usaha


        Gambar 1.1. Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan




                               Pedoman Teknis PPMK         2
Tahap transformasi ini dicirikan oleh terjadinya kemitraan sinergis antara Pemerintah dengan
Masyarakat, yang didukung oleh dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya (Public
Private Partnership/PPP). Pengalaman berbagai program penanggulangan kemiskinan, diperoleh
pembelajaran bahwa untuk dapat terjadinya suatu “gerakan bersama” dalam menanggulangi
kemiskinan diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat dan pemerintah meliputi
pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil.


Intervensi program PNPM Mandiri Perkotaan dalam mewujudkan transformasi masyarakat dari
berdaya menuju mandiri, setidaknya terdiri dari dua hal:


a.   Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) yang merupakan kemitraan antara
     pemerintah daerah dengan masyarakat.
b.   Membangun     kemitraan dan replikasi program, yang melibatkan berbagai program
     penanggulangan kemiskinan dibidang sosial (pendidikan, santunan, kesehatan, dll), program
     perbaikan/pembangunan       sarana/prasarana     lingkungan   permukiman     dan   Program
     Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).


Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan
intervensi pada pengembangan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara langsung
dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan KSM.
Oleh karena itu pendampingan difokuskan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan
usaha KSM.

Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK
dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni : modal
sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural
capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital),
sebagaimana gambar berikut:




                      Pedoman Teknis PPMK        3
Gambar 1.2. Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan



Strategi pelaksanaan pengelolaan sumber penghidupan tersebut, berorientasi pada penguatan
“kapasitas kewirausahaan” masyarakat miskin agar mampu mengoptimalkan kreativitas dan
inovasi serta semangat kewirausahaannya. Untuk itu dilakukan serangkaian kegiatan penyadaran
maupun penguatan kapasitas anggota KSM, sehingga terbangun sumber daya manusia yang
tangguh di KSM dampingan tersebut (Human Capital).

Sumber Daya Manusia yang tangguh memerlukan dukungan modal sosial (social capital), melalui
proses inklusi dan partisipasi masyarakat. Proses ini memerlukan dukungan stakeholders
diantaranya BKM, Unit Pengelola, relawan serta pihak swasta dan pemerintah lokal, sehingga
mampu mendukung pengembangan KSM.

Asset sumberdaya fisik (phisical capital) merupakan bagian penting dalam peningkatan
penghidupan masyarakat. Sumberdaya fisik dalam bentuk pengembangan infrastruktur produktif
yang mendukung peningkatan penghidupan masyarakat, antara lain kios kerajinan, pasar, tempat
pelelangan ikan, sandaran perahu, irigasi sederhana, jalan ke sentra produksi dan lain-lain.

Pengelolaan asset sumber daya alam (natural capital) adalah kemampuan KSM dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai bahan baku,
produksi, budidaya yang menunjang keberlanjutan kegiatan produktif untuk meningkatkan
penghidupan warga miskin.

Pengelolaan asset sumber daya keuangan (financial capital) pada hakekatnya mengelola
kemampuan KSM dalam pemupukan modal sendiri serta memperluas akses terhadap pelayanan




                      Pedoman Teknis PPMK        4
berbagai lembaga keuangan diantaranya UPK-BKM, koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT),
Lembaga Keuangan Mikro, Perbankan, Pemda, CSR dll.

Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar peningkatan penghidupan masyarakat di atas,
diharapkan dapat menciptakan KSM-KSM Mandiri yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan
usaha produktif dan kreatif yang berkelanjutan (sustainability) sehingga secara langsung KSM
benar-benar berorientasi dan berperan sebagai peningkatan penghidupan masyarakat miskin yang
menjadi anggota-anggota KSM tersebut.

                                            Apa itu PPMK ?

          PPMK merupakan salah satu komponen PNPM Perkotaan, yang difokuskan pada
           penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan Masyarakat

          Prinsip Dasar Pengembangan penghidupan masyarakat adalah Penguatan akses
           masyarakat miskin (KSM) kepada 5 asset sumber penghidupan manusia, yakni
           modal SDM (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam
           (natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan
           (financial capital).

          Dalam pengelolaan sumber penghidupan tersebut, PPMK terkait dengan
           meningkatkan kemampuan KSM dalam mengakses berbagai sumber modal
           penghidupan.

          Fokus pendampingan penguatan KSM, selain terkait dengan kelancaran modal
           keuangan, terutama juga berorientasi pada efektivitas kegiatan produktif yang
           dikembangkan KSM, sehingga dapat berkontribusi positif bagi peningkatan
           penghidupan anggotanya.




1.3.   Tujuan

Menguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM” secara mandiri dan berkesinambungan yang
berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)”




1.4.   Prinsip Dasar

Secara umum prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan PPMK mengacu pada                prinsip-prinsip
sebagaimana yang terdapat pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan secara
khusus prinsip-prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut:




                      Pedoman Teknis PPMK       5
   Kemitraan.    Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan PPMK didorong untuk
       mewujudkan kemitraan dan kerjasama sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka
       optimalisasi upaya dan manfaat kegiatan bagi warga miskin.

      Kewirausahaan. Dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat memerlukan jiwa
       pelaku usaha yang kuat, kukuh, kreatif dan tidak mudah terguncang dalam menghadapi
       berbagai persoalan yang menghalangi usahanya, sehingga kegiatan peningkatan
       penghidupannya dapat lebih produktif, tumbuh dan berkelanjutan.

      Kelembagaan. KSM menjadi wahana belajar mengukuhkan pranata social yang
       memperteguh kebersamaan dalam memperjuangkan tujuan dan kepentingan anggota-
       anggotanya serta memperkokoh kemandirian KSM dalam mengembangkan kapasitas
       sosial ekonomi anggotanya.

      Kearifan Lokal. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat didasarkan optimalisasi sumber
       daya setempat yang ada di wilayahnya maupun sekitarnya, baik sumber daya manusia,
       sumber daya material, sumber daya produksi dan pasar, sumber daya pendanaan, dan
       sumber daya lainnya, dalam rangka mendukung usaha yang akan dikembangkannya.

      Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
       peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, tidak hanya saat ini tapi juga di masa
       depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.




1.5.   Keluaran

Keluaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan PPMK adalah sebagai berikut:

   1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan
       masyarakat berorientasi tridaya
   2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai
       pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat;
   3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK



1.6.   Strategi

Dalam kerangka mencapai tujuan, PPMK menerapkan 3 (tiga) strategi dasar yang satu sama lain
merupakan satu kesatuan, yaitu:




                     Pedoman Teknis PPMK       6
1.   Meningkatkan Kapasitas “Kelembagaan KSM”
     Kelembagaan KSM mencakup media (wadah) dan pranatanya (prinsip, nilai, aturan dan
     pengaturannya). KSM dalam PPMK merupakan media proses pembelajaran warga miskin
     (PS-2) dalam rangka memperkokoh dan mempertangguh nilai-nilai universal dan saling peduli
     antar anggotanya. KSM juga menjadi wahana belajar memperteguh nilai-nilai musyawarah
     mufakat    dalam     proses   pengambilan       keputusan   kelompok,    kemandirian    dalam
     mengembangkan kapasitas sosial ekonomi anggota keluarganya serta memperkuat posisi
     tawar agar dalam mengembangkan penghidupan para anggota semakin meningkat sehingga
     kesejahteraan anggota KSM semakin meningkat dan berkesinambungan.


     Peningkatan kapasitas usaha warga miskin (PS-2) yang terhimpun dalam KSM, dilakukan
     melalui pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KSM, mencakup aspek:
     manajemen organisasi dan administrasi KSM, tingkat keaktifan pengurus dan para
     anggotanya, tata kelola dalam mencapai tujuan, nilai dan prinsip dasar serta aturan dan
     pengaturan KSM.


2.   Meningkatkan kapasitas “kelompok masyarakat miskin” dalam kegiatan peningkatan
     penghidupan masyarakat
     Kapasitas “kelompok masyarakat miskin” mencakup dimensi moral, intelektual, material dan
     manajerial. “Kelompok masyarakat miskin”         yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah
     tangga pada dasarnya telah memiliki asset berupa : asset keuangan, asset sosial (modal
     sosial/nilai-nilai kebajikan/jaringan sosial), asset fisik lingkungan, asset sumberdaya manusia
     maupun asset yang berkaitan dengan akses terhadap sumber daya alam dan informasi.


     Peningkatan kapasitas tersebut dimaksudkan untuk memperluas akses terhadap berbagai
     asset, diantaranya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi dalam proses pengambilan
     keputusan pembangunan guna kesinambungan kualitas kehidupan keluarga miskin. Akses
     pendukung peningkatan ekonomi (usaha) diantaranya berupa peningkatan kapasitas
     pengetahuan, keterampilan teknis usaha, manajemen ekonomi rumah tangga, perluasan
     pemasaran serta kemampuan menyampaikan aspirasi untuk mendorong perlindungan dalam
     berusaha agar tingkat resiko kerentanannya berkurang.


3.   Meningkatkan pelayanan BKM melalui Unit-Unit Pelngelola untuk masyarakat miskin
     Keberadaan BKM serta Unit-Unit Pengelolanya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk
     memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah
     dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses
     infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses ekonomi,
     terutama dukungan dana bergulir untuk usaha produktif. Terkait pelaksanaan program PPMK,


                        Pedoman Teknis PPMK      7
maka orientasi pelayanan masing-masing unit pada prinsipnya diarahkan pada jenis-jenis
kegiatan produktif yang dapat menunjang secara langsung peningkatan penghidupan
masyarakat miskin secara berkesinambungan.




                Pedoman Teknis PPMK     8
BAB 2
  KETENTUAN UMUM

2.1.     Jenis-Jenis Kegiatan dalam PPMK

2.1.1.   Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM;

         Jenis-jenis kegiatan pelayanan social bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK,
         antara lain meliputi pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll.

                          Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial dalam Program PPMK
                  Kegiatan pelatihan KSM, antara lain melalui Pelatihan manajemen & organisasi
                   kelompok, pelatihan entrepreneurship, pelatihan manajemen usaha, dll
                  Kegiatan sosialisasi dan pemasaran KSM, antara lain melalui sosialiasi, pemasaran
                   usaha di media lokal, booklet produk usaha, bazzar hasil usaha, pameran/event, dll
                  Kegiatan Vocational & On the job training, antara lain praktek latihan usaha,
                   magang, on the job training, dll);
                  Peralatan Produksi, peralatan2 yg menjadi praktek produksi atau kegiatan usaha,
                   menjadi bagian dari kegiatan pelatihan dengan dana kegiatan sosial. Contoh
                   peralatan, al. Mesin Tenun, Mesin Bubut, Alat Cetak Batako, dll.
                  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku



2.1.2.   Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan prasarana
         pengembangan penghidupan masyarakat;

         Jenis-jenis kegiatan pelayanan Infrastruktur produktif bagi KSM dalam pelaksanaan
         program PPMK, antara lain meliputi prasarana produksi bata/ paving, showroom, pasar
         lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya.

                   Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif dalam Program PPMK
                  Kegiatan Infrastruktur Usaha Produktif, antara lain pembangunan showroom (ruang
                   pamer produk) lokal, kios lokal, pasar lokal/tradisional, tempat pelelangan, jalan ke
                   sentra produksi
                  Kegiatan Usaha Infrastruktur, antara lain melalui usaha cetak bata, usaha cetak
                   batako, usaha pembuatan genteng, usaha bengkel, usaha sewa peralatan dll
                  Kegiatan Usaha Permukiman, antara lain Pengelolaan Sampah warga, Pengelolaan
                   air minum, pengelolaan sanitasi warga, pengelolaan rumah sehat, Usaha kerajinan
                   dari sampah atau limbahlimbah (kaleng/ botol bekas), Usaha daur ulang kertas dll);
                  Manajemen Infrastruktur, Bengkel kontruksi, relawan/ building controller, usaha
                   penyusunan Maket, design, dll.
                  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku




                       Pedoman Teknis PPMK          9
2.1.3.   Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM;

         Jenis-jenis kegiatan pelayanan ekonomi bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK
         dilakukan melalui penyediaan dana bergulir bagi KSM-KSM Unggulan (yang telah
         terseleksi) untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan
         penghidupan masyarakat miskin.

                         Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi dalam Program PPMK
                  Kegiatan Usaha primer pertanian produktif dan kreatif, antara lain usaha terkait
                   Tanaman pangan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dll
                  Kegiatan ‘usaha pengolahan’ produktif dan kreatif oleh Home bisnis/industri,
                   antara lain melalui Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan , Usaha kerajinan anyam
                   bambu, Usaha kerajinan pengolahan daun, Usaha pengolahan keripik singkong atau
                   kulit singkong, Usaha budidaya jamur merang, Usaha pandai besi, dll
                  Kegiatan ‘Usaha jasa’ produktif, antara lain Sablon, Multimedia, Perbengkelan, Las,
                   Rias pengantin, Perawatan kesehatan, dll
                  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku


2.2.     Sasaran

2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat

Penerima manfaat program PPMK adalah KSM-KSM dengan kriteria sbb :

    1. Memiliki kegiatan produktif yang berpotensi dikembangkan (prospektif).

            Bagi KSM Ekonomi:
             Jenis Usaha sektor Jasa maupun produksi, yang prospektif pemasaran tinggi dan
             melibatkan warga miskin
            Bagi KSM Lingkungan:

             Memiliki kegiatan produktif seperti pembuatan batu bata/batako. Berpengalaman
             membangun sarana produksi atau instalasi lingkungan yang mendukung produksi/
             penghidupan (pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya).
            Bagi KSM Sosial:
             Pernah melakukan pelatihan kerja, magang dan tindaklanjut usahanya berkelanjutan

    2. Jumlah anggota minimal 5 orang,

    3. Minimal 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (terdaftar dalam PS-2)

    4. Memiliki perangkat organisasi dan administrasi sederhana.

    5. Bagi KSM yang memiliki kegiatan dana bergulir pernah mendapat pinjaman dari UPK atau
         lembaga keuangan lain dengan tingkat pengembalian pinjaman > 90%.

    6. Bagi KSM bentukan baru dari warga miskin yang berasal dari beberapa KSM yang
         memiliki usaha sejenis, aneka usaha atau memiliki potensi untuk membentuk Kelompok
         Usaha Bersama (KUBE).




                       Pedoman Teknis PPMK         10
2.2.2. Sasaran Lokasi

Sasaran lokasi kegiatan PPMK harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1. Kinerja kelembagaan BKM minimal “Berdaya”

    2. Opini audit tahun buku sebelumnya “Wajar Tanpa Pengecualian”

    3. Kinerja sekretariat BKM minimal “memadai” selama 3 bulan terakhir.



2.3.    Komponen Program

Kegiatan PPMK terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut:

    1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM
    2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK
    3. Bantuan Teknis


2.3.1. Komponen         Kegiatan      Pemberdayaan       Masyarakat     melalui   penguatan
        kapasitas kelembagaan dan usaha KSM

Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan
usaha KSM dilakukan dalam kerangka penguatan siklus program di tingkat masyarakat, seperti
tergambar dalam siklus berikut ini:




                      Pedoman Teknis PPMK      11
Gambar 2.1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerangka Memperkuat
                          Siklus Program di Tingkat Masyarakat




                                                                 MUSRENBANG
                                                                 KECAMATAN


                                                                               PJM dan RENTA yang
                                                                                sudah disesuaikan
                                                                             diajukan ke Musrenbang
                                                                                    Kecamatan
                                                    PJM/
                                                   RENTA


     REVIEW
  RENTA, KINERJA
                                          KSM
     LKM dan
    KEUANGAN

                               Penguatan dan pengembangan
                                 KSM dalam meningkatkan
                              penghidupan masyarakat miskin
                                         (PPMK)

KSM merupakan bagian dari siklus pembelajaran di tingkat masyarakat dalam PNPM Mandiri
Perkotaan. PPMK adalah salah satu komponen PNPM Mandiri Perkotaan yang difokuskan pada
penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM.


2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK

Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPMK. BLM
PPMK bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi akses kepada masyarakat miskin yang
tergabung dalam KSM peserta kegiatan PPMK. BLM PPMK dapat digunakan untuk modal kerja,
investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan
penilaian UPK dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam Berita Acara Penetapan
KSM Peserta Kegiatan PPMK.

KSM yang berhak menerima pinjaman BLM PPMK adalah KSM yang sudah tidak memiliki
pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lainnya.




                    Pedoman Teknis PPMK      12
A.    Alokasi Pagu BLM PPMK

Besarnya pagu BLM PPMK tiap kelurahan terseleksi adalah maksimal sebesar Rp 100 juta/ BKM.
Jumlah realisasi untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan proposal masing-
masing KSM.

BLM PPMK dialokasi untuk membiayai modal kerja, investasi dan pengembangan kapasitas yang
dikelola oleh UPK dan BKM, khusus untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin. BLM
PPMK digulirkan dan dimanfaatkan hanya untuk anggota KSM yang masuk kategori miskin (PS-2)
setelah mendapat persetujuan BKM.

Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK terseleksi memperoleh dana BLM PPMK
dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus ‘sesuai kebutuhan yang tercantum dalam
proposal kegiatan’ yang disetujui BKM. Pada tahap berikutnya, minimal 2 (dua) KSM baru
peserta PPMK menerima perguliran dana BLM PPMK setiap tahunnya.

Jumlah dana BLM PPMK yang telah ada di rekening BKM harus diinformasikan secara luas dan
transparan kepada semua warga kelurahan dan perangkat kelurahan setempat. Demikian pula
jumlah dana BLM PPMK yang telah diterima dan ada di rekening KSM harus diinformasikan secara
transparan kepada seluruh anggotanya.

Penyampaian informasi perkembangan perguliran dana BLM PPMK secara berkala disampaikan
BKM kepada masyarakat dan perangkat kelurahan setempat, serta disampaikan KSM kepada
anggota-anggotanya secara transparan dan akuntabel.

B.    Persyaratan Penyaluran dan Pencairan Dana BLM PPMK

Dana BLM disalurkan langsung kepada BKM/LKM melalui dua tahap, yakni tahap I 60% dan tahap
II 40%, dengan ketentuan sebagai berikut:


               Tabel 2.1 Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan BLM PPMK

  Tahap
                     Syarat Pencairan ke BKM                    Syarat Pemanfaatan ke KSM
 Pencairan

                Hasil Seleksi dan Penetapan Lokasi         Proposal/usulan     KSM       peserta
                PPMK (Berita Acara Hasil Seleksi            kegiatan PPMK telah dinyatakan layak
                Lokasi PPMK dan SK Penetapan                oleh UPK dan disetujui oleh Rapat
     Tahap I    Lokasi PPMK).                               BKM/LKM.
     (60%)      BKM/LKM       telah    melaksanakan        Melampirkan   rencana     penggunaan
                sosialisasi      PPMK       di   Tingkat    dana / RPD BLM tahap I yang telah
                Kelurahan (Berita Acara Sosialisasi)        diverifikasi   dan       ditandatangani
                BKM/LKM      menandatangani      Surat     fasilitator.


                     Pedoman Teknis PPMK         13
Tahap
                       Syarat Pencairan ke BKM                         Syarat Pemanfaatan ke KSM
 Pencairan
                 Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)               KSM           menandatangani              akad
                 dengan pihak pemerintah yang diwakili             kredit/SPP (surat perjanjian pinjaman)
                 Satker setempat dan diverifikasi oleh             dengan UPK dan diketahui oleh BKM
                 Senior Fasilitator.                               serta     perangkat       kelurahan         atau
                 Melengkapi form dokumen pencairan                fasilitator
                 (PP-BLM,       Kwitansi,      Copy        Rek.    Melengkapi form dokumen pencairan
                 BKM/LKM)                                          (Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)
                                                                   Disalurkan melalui mekanisme rembug
                                                                   KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,
                                                                   relawan,       perangkat kelurahan          dan
                                                                   fasilitator
                 Melampirkan     rencana      penggunaan          Proposal/usulan           KSM             untuk
                 dana BLM PPMK tahap II yang telah                 penggunaan dana BLM tahap II telah
                 diverifikasi     dan       ditandatangani         dinyatakan       layak    oleh     UPK      dan
                 fasilitator                                       disetujui oleh Rapat BKM/LKM
                 Melengkapi form dokumen pencairan                Administrasi keuangan, organisasi dan
                 (Kwitansi,     Copy    Rek.    BKM/LKM,           manajemen KSM telah diverifikasi oleh
                 Resume Akad Kredit pemanfaatan                    Fasilitator     dengan         hasil     minimal
                 BLM Tahap 1 ke rekening KSM)                      memadai
     Tahap II                                                      Dana      tahap    I     di     KSM       telah
      (40%)                                                        dimanfaatkan        dan        dipertanggung-
                                                                   jawabkan         secara         teknis      dan
                                                                   administrasi minimal 50%
                                                                   Melengkapi form dokumen pencairan
                                                                   (Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)
                                                                   Disalurkan melalui mekanisme rembug
                                                                   KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM,
                                                                   relawan,       perangkat kelurahan          dan
                                                                   fasilitator.



C.    Penggunaan Dana BLM PPMK

Penggunaan dana BLM PPMK diperuntukkan untuk modal kerja, modal investasi dan peningkatan
kapasitas bagi pengembangan usaha produktif dan kreatif masyarakat miskin (PS-2) yang menjadi
anggota KSM peserta kegiatan PPMK.



                       Pedoman Teknis PPMK            14
Modal kerja yang dimaksud dalam pedoman ini adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan operasional usaha seperti bahan baku. Modal investasi adalah dana yang harus di
keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang seperti bangunan, peralatan usaha
dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.

Prospektif kelayakan usaha (analisis pasar, analisis sumber daya, dll) tetap menjadi pertimbangan
utama dalam penetapan persetujuan proposal kegiatan PPMK oleh UPK-BKM.

Adapun jenis KSM yang didanai BLM PPMK, antara lain sbb:

 i. KSM KUBE

 ii. KSM Usaha Sejenis

iii. KSM Aneka Usaha

Usaha yang dikembangkan dalam PPMK dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal
antara lain;

Usaha primer pertanian produktif dan kreatif diantaranya:

    Tanaman pangan
    Peternakan
    Perikanan
    Perkebunan

Usaha olahan/ home industri, diantaranya;

    Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan
    Usaha kerajinan dari kaleng/ botol bekas
    Usaha daur ulang kertas
    Usaha pengolahan daur ulang sampah
    Usaha kerajinan anyam bambu
    Usaha kerajinan pengolahan daun
    Usaha pengolahan ban bekas
    Usaha olahan bakau/ eceng gondok/ pelapah pisang/ dan sejenisnya
    Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong
    Usaha budidaya jamur merang
    Usaha produksi pangan
    Usaha produksi sabun
    Usaha pandai besi, dll




                      Pedoman Teknis PPMK       15
Usaha jasa produktif diantaranya;
    Sablon
    Multimedia
    Perbengkelan
    Las
    Pertukangan
    Rias pengantin
    Perawatan kesehatan, dll

D.   Negative List

Kegiatan PPMK tidak memperkenankan pemanfaatan BLM PPMK untuk kegiatan yang tidak
berkaitan langsung dengan upaya pengembangan penghidupan masyarakat miskin, kegiatan yang
bersifat hibah, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi
pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma, hukum
serta peraturan yang berlaku.

Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai (negative list) dengan dana BLM
PPMK, adalah sebagai berikut:

1.   Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll)

2.   Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya)

3.   Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank

4.   Kegiatan yang memanfaatkan BLM PPMK sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik
     yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya.

5.   Pembebasan lahan

6.   Pembangunan rumah ibadah

7.   Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM-UP-KSM

8.   Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan
     kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam safeguard dan

9.   Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta
     tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal

2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis

Kegiatan PPMK pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
masyarakat, yakni dari, oleh dan untuk masyarakat (swakelola). Sebagai pelaku utama kegiatan ini



                       Pedoman Teknis PPMK         16
adalah masyarakat miskin, KSM dan UPK peserta kegiatan yang difasilitasi oleh BKM beserta
relawan-relawan setempat yang berkoordinasi dengan perangkat pemerintah kelurahan.

Untuk memfasilitasi kegiatan PPMK di masyarakat dilakukan oleh seluruh tim fasilitator di wilayah
dampingan    yang     mendapatkan   kegiatan       PPMK,   dengan        dukungan   operasional   dan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.

Sedangkan untuk tingkat kota/kabupaten, pelaku utama adalah pemerintah kota/kabupaten itu
sendiri yang digerakkan oleh relawan-relawan kota/kab, pemandu nasional pemda, dan KBP serta
TKPK-D, yang difasilitasi oleh Askot MK beserta tim korkot dengan dukungan operasional dan
pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan.

                         Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK



          BKM - BKM                    KSM - KSM                  Warga Miskin Anggota KSM




                                 UPK
                                                      Relawan - Relawan


                                                       Tim Fasilitator

        Pemkot, KBP,
       TKPD,& Relawan                                      Tim Korkot
            Kota

                                    KMP                      KMW




                      Pedoman Teknis PPMK      17
BAB 3
     TAHAPAN PELAKSANAAN

3.1.      TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT

3.1.1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di tingkat Masyarakat

Prinsip utama pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat adalah proses penyadaran,
pemahaman, pembelajaran dan pelembagaan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat
miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif.

Siklus kegiatan masyarakat adalah siklusnya masyarakat, yang menempatkan masyarakat miskin,
KSM, relawan-relawan dan UPK-BKM sebagai pelaku utama atau subyek dari pelaksanaan
kegiatan. Posisi fasilitator bersama perangkat kelurahan setempat hanya ‘memfasilitasi’ untuk
mendorong dan menjamin masyarakat mampu melaksanakan kegiatannya sesuai kaidah
pembangunan partisipatif dan ketentuan pelaksanaan kegiatan PPMK.

Melalui upaya mendorong masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan, maka
diharapkan proses kegiatan PPMK tetap berjalan berkesinambungan setelah PNPM Mandiri
Perkotaan berakhir.

3.1.2. Tahapan Kegiatan di tingkat Masyarakat

Sejalan dengan prinsip di atas, tahapan kegiatan di tingkat masyarakat terdiri dari 4 (empat)
tahapan sbb:

a.     Tahapan Persiapan Program, serangkaian kegiatan mulai dari seleksi lokasi hingga
       sosialisasi PPMK tingkat kelurahan kepada seluruh lapisan masyarakat di lokasi terseleksi.

b.     Tahapan Perencanaan, serangkaian kegiatan pelatihan tentang orientasi dan perencanaan
       PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, relawan dan perangkat kelurahan, serta pelatihan
       keterampilan usaha bagi anggota KSM.

c.     Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM, serangkaian kegiatan mulai dari pencairan
       dana BLM PPMK ke rekening BKM sampai akad kredit UPK-BKM dengan KSM.




                        Pedoman Teknis PPMK       18
d.   Tahapan         Penguatan      dan     Pengembangan,             serangkaian       kegiatan     pelatihan    dan
     pendampingan yang mendukung penguatan dan pengembangan keberlanjutan KSM dan
     UPK-BKM serta penyiapan KSM untuk peserta PPMK selanjutnya.



                       Gambar 3.1. Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat


Tahap Persiapan              Tahap Perencanaan              Tahap Pencairan dan                Tahap Penguatan
   Program                                                   Pemanfaatan BLM                  dan Pengembangan

                                Penyusunan dan
  Seleksi BKM dan              penilaian kelayakan                 Pencairan dana BLM                Pengembangan
 KSM sesuai kriteria         Proposal KSM oleh UPK-                 PPMK ke Rek BKM                keberlanjutan KSM
                                       BKM                                                            dan UPK-BKM




                              Pelatihan Orientasi dan
                                Perencanaan PPMK
                                  bagi KSM, BKM,
  Sosialisasi PPMK                Pengawas, UPK,
                                                                                                     Pelatihan dan
                                                                  Akad Kredit UPK-BKM
 tingkat Kelurahan                                                                                 Pendampingan KSM
                               Relawan, Perangkat                     dengan KSM
                                                                                                     dan UPK-BKM
                                   Kelurahan, dll


                                                  Penyiapan KSM
                                                   peserta PPMK
                                                    selanjutnya




                           Pedoman Teknis PPMK           19
BAB 4
  MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN


4.1.    Manajemen Pendampingan

Tim Manajemen pelaksana kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas
(PPMK) secara berjenjang terdiri dari:



4.1.1. Tim Pusat

Tim Pusat terdiri dari; Project Management Unit (PMU), Satuan Kerja Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan, Advisory dan Konsultan Manajemen Pusat (KMP)

Tim Pusat bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan dan desain kegiatan serta pedoman
PPMK, KMP mendukung PMU dalam mengendalikan kegiatan PPMK secara Nasional, antara lain;
pengembangan kapasitas, pengendalian KMW, penyusunan KAK, pelaporan, manajemen data dll.
Dalam pelaksanaannya KMP berkoordinasi dengan Advisory.

4.1.2. Tingkat Provinsi

Tim Provinsi terdiri dari; Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan (Satker PBL), Pemerintah
Provinsi,   dan   Konsultan   Manajemen     Wilayah   (KMW).   KMW    bertanggungjawab    dalam
mengendalikan kegiatan PPMK di tingkat Provinsi, antara lain; pengembangan kapasitas
pendampingan, pengendalian Korkot, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya
KMW berkoordinasi dengan Satker PBL dan Pemerintah Provinsi serta bertanggungjawab kepada
PMU melalui KMP.

4.1.3. Tingkat Kota/ Kabupaten

Tim Kota/ Kabupaten terdiri dari; Pemerintah Kota/ Kabupaten dan Tim Koordinator Kota (Korkot).

Pemerintah Kota/ Kabupaten

Pemerintah Kota/ Kabupaten antara lain terdiri dari; Walikota/ Bupati, DPRD, SKPD, dan TKPKD
yang antara lain membantu dalam;

1. Memfasilitasi kemitraan pengembangan penghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif.


                      Pedoman Teknis PPMK       20
2. Memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui
     berbagai kegiatan, antara lain; bazar, web site, pasar malam, pameran, dsb.

3. Memfasilitasi monitoring kegiatan PPMK di tingkat masyarakat.

Tim Koordinator Kota (Tim Korkot)

Tim Korkot terdiri dari Koordinator Kota/ Kabupaten yang dibantu oleh beberapa asisten seperti:
Asisten Korkot CD, MK, Infrastruktur, Manajemen Data, Urban Planner, Kemitraan. Bilamana di
Kota/ Kabupaten tidak terdapat Korkot, maka Kota/ Kabupaten tersebut difasilitasi oleh Askot
Mandiri. Adapun ruang lingkup tugas Tim Korkot antara lain;

1.   Memperkuat kapasitas TKPKD, KBP, FKA BKM dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

2.   Memfasilitasi Pemerintah Kota/ Kabupaten di wilayahnya dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

3.   Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
     dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya.

4.   Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dalam pelaksanaan
     kegiatan PPMK di wilayahnya.

5.   Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
     tingkat Kota/ Kabupaten.

6.   Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.

7.   Menjamin akurasi data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

8.   Membantu dan memfasilitasi pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih
     luas.

9.   Menyusun best practice kegiatan PPMK.

10. Melakukan koordinasi dan mediasi (a.l. jejaring, kemitraan, bridging, maupun linkages)
     dengan para pemangku kepentingan di daerah, antara lain, Satuan Perangkat Kerja Daerah
     (SKPD), Lembaga perbankan dan non perbankan, Perguruan Tinggi,                swasta maupun
     BUMN/D dan Pemerintah Kelurahan, LSM serta masyarakat kelurahan lainnya termasuk
     potensi relawan setempat.

11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.




                       Pedoman Teknis PPMK      21
4.1.4. Tingkat Kelurahan

Tim Kelurahan terdiri dari; Pemerintah Kelurahan/ Desa dan Tim Fasilitator.


Pemerintah Kelurahan/ Desa

Pemerintah Kelurahan/ Desa antara lain terdiri dari; Lurah/ Kepala Desa, Perangkat Kelurahan/
Desa, kelembagaan, dan tokoh masyarakat, antara lain bertanggungjawab dalam;

1. Berkoordinasi secara intensif dengan BKM, UPK dalam rangka mendukung kegiatan PPMK

2. Mensosialisasikan kegiatan PPMK bersama BKM, UPK kepada masyarakat

3. Memfasilitasi BKM, UPK, dan KSM serta masyarakat untuk menjamin kelancaran kegiatan
     PPMK

4. Mensinergikan kegiatan kelurahan dengan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan
     pengembangan ekonomi lokal, usaha ekonomi produktif dan kreatif

5. Monitoring Partisipatif kegiatan PPMK di tingkat masyarakat bersama dengan BKM dan UPK

6. Pemerintah kelurahan memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta
     kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, pasar malam, pameran, dsb

7. Pemerintah Kelurahan/ Desa melaksanakan kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan
     penghidupan masyarakat


Tim Fasilitator

Pendampingan kegiatan PPMK dilakukan oleh Tim Fasilitator yang ada sebagai bagian dari
pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan secara menyeluruh. Tim Fasilitator terdiri dari senior
fasilitator, fasiltator ekonomi, fasilitator teknik dan fasilitator sosial serta fasilitator lainnya sesuai
dengan kebutuhan. Adapun ruang lingkup tugas Tim Fasiltator antara lain;

1.   Memfasiltasi BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan
     masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.

2.   Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi
     dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya

3.   Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM,
     Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di
     wilayah dampingannya.




                        Pedoman Teknis PPMK         22
4.     Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di
       tingkat masyarakat dampingan.

5.     Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program.

6.     Melakukan input data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

7.     Memperkuat kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa
       dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya.

8.     Membantu dan memfasilitasi BKM, Pengawas, UPK, KSM dalam pengembangan pasar usaha
       serta jaringan usaha yang lebih luas.

9.     Peningkatan Kapasitas KSM dan anggota KSM agar mampu membangun kemampuan dan
       implementasi akses modal usaha dari berbagai sumber daya dan mobilisasi tabungan dalam
       upaya meningkatkan produk dan produktivitasnya.

10. Melaksanakan pemetaan, analisis, dan pelaporan yang dibutuhkan untuk memperkuat
       implementasi UPK selaku lembaga keuangan mikro dan KSM selaku wadah pengembangan
       sosial ekonomi masyarakat         utamanya dalam mendukung pengembangan kegiatan
       penghidupan warga miskin sebagai usaha ekonomi produktif dan kreatif di kelurahan sasaran.

11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU.



4.2.      Pengembangan Kapasitas

Strategi Pengembangan Kapasitas dalam kegiatan PPMK dimaksudkan untuk memperkuat
kapasitas penerima manfaat di lokasi sasaran dan pendamping kegiatan PPMK, yang meliputi
pengembangan SDM, penguatan organisasi/ kelembagaan dan sistem.

Fokus orientasinya dititikberatkan pada penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
berhubungan       dengan    pengembangan       penghidupan   masyarakat   miskin,   pengembangan
kelembagaan masyarakat (UPK/ BKM dan KSM), peningkatan kapasitas pemda dan peningkatan
kapasitas pendamping. Peningkatan kapasitas bukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan bagi
individu, akan tetapi juga dilakukan peningkatan kapasitas bagi organisasi.

Pengembangan kapasitas di tingkat masyarakat miskin dan KSM diantaranya berupa pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan manajemen usaha, pelatihan keterampilan usaha,
pelatihan penguatan dan pengembangan KSM, promosi dan kemitraan usaha serta pendampingan
oleh fasilitator, relawan, UPK-BKM dan Pemerintah Daerah.

Pengembangan kapasitas di tingkat pengelola dan pengawas UPK antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, pelatihan pengelolaan keuangan dan analisis usaha, pelatihan penguatan dan



                        Pedoman Teknis PPMK       23
pengembangan UPK, kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, BKM, relawan dan
Pemerintah Daerah.

Pengembangan kapasitas di tingkat BKM, aparat kelurahan dan relawan antara lain kegiatan
pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan pengelolaan BKM, pelatihan penguatan dan
pengembangan BKM, pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah, Komunitas
Belajar Kelurahan (KBK) dan pertemuan Forum Relawan dan BKM.

Pengembangan kapasitas di tingkat fasilitator dan korkot antara lain kegiatan pelatihan dasar
PPMK, pelatihan lanjutan, Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) serta Komunitas Belajar
Perkotaan (KBP).

Pengembangan kapasitas di tingkat konsultan (KMP dan KMW) antara lain kegiatan pelatihan
orientasi PPMK, TOT PPMK, Expert Group Meeting (EGM), Komunitas Belajar Internal Konsultan
(KBIK), rapat koordinasi dan lokakarya serta monitoring supervisi.

Pengembangan kapasitas di tingkat aparat Pemda diantaranya kegiatan pelatihan aparat dan
pemandu Pemda, Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD dan reorientasi SPKD
serta lokakarya dan studi banding/tematik.


4.3.     Pengelolaan Pinjaman Modal Usaha PPMK Oleh UPK-BKM

Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan
khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat
miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif.

Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK,
meliputi antara lain;

4.3.1. Peminjam

Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah
memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat
dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut;

       a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan
         yang mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;

            Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang

            Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

            Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM

            Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif



                        Pedoman Teknis PPMK     24
    Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)

      Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

      Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

      Mendapat persetujuan keluarga

      Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

      Harus disepakati oleh seluruh anggota

      Usahanya tidak termasuk negatif list


b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha
  sejenis dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;

      Kelompok yang beranggotakan antara 5 - 15 orang

      Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

      Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM

      Fokus usaha yang dikelola adalah sama dan/ atau saling terkait diantara usaha
       masing-masing anggota KSM

      Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

      Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)

      Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

      Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

      Mendapat persetujuan keluarga

      Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

      Harus disepakati oleh seluruh anggota

      Usahanya tidak termasuk negatif list


c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai
  usaha beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;

      Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang

      Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2

      Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM

      Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM

      Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif

      Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi


                 Pedoman Teknis PPMK        25
   Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)

             Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman

             Mendapat persetujuan keluarga

             Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan

             Harus disepakati oleh seluruh anggota

             Usahanya tidak termasuk negatif list

Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM
PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis.

4.3.2. Tabungan

Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat
modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan
juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman
bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran
dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM.

KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus
KSM/ UPK atau di Bank.

Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain;

    a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung
          dalam suatu kelompok.
    b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM
    c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM
    d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll

Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi
dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap ada.
Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM masing -
masing.

4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan

Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana
pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan
ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk
setiap anggota KSM.




                       Pedoman Teknis PPMK       26
4.3.4. Jasa Pinjaman

Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta
memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3%
perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).

Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat
sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan tetapi
agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK dapat
memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa pinjaman
yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK mampu menutup
semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman,
memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang dapat digunakan
untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial dll.

Contoh :       Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman

              Insentif KSM                                     0,5%    per tahun
              Biaya dana (= suku bunga simpanan)                0%     per tahun
              Biaya operasional UPK                            5,5%    per tahun
              Biaya resiko pinjaman macet                       5%     per tahun
              Keuntungan yang diharapkan                       10%     per tahun
               Jumlah                                           21%     per tahun

Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus
ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-
mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya 10%,
maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%.

Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil
yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/
pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi
dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang
berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya.

Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan
secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha,
administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK tumbuh
dan berkembang secara berkelanjutan.




                        Pedoman Teknis PPMK    27
Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat
menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun
(Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan).

Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan
kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut-
turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan.


4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan
usaha dan kemampuan membayar kembali. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan proses
pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman
masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/BKM dengan mempertimbangkan perkembangan
usaha KSM dan keberlanjutan perguliran dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM
bisa menjalin kemitraan dengan pihak lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu
BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan
pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga Keuangan lainnya.

4.3.6. Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM,
yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti
peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman
juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar
50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan
penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran pinjaman
yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka
prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang
tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.




4.4. Monitoring dan Evaluasi

4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK

       Monitoring   dan   evaluasi   merupakan       bagian   penting   dalam   suatu   manajemen
       penyelenggaraan program. Monitoring pada dasarnya adalah upaya untuk menjamin agar
       seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, strategi dan metodologi yang telah
       ditetapkan sehingga akan menghasilkan kinerja, output dan outcome yang diharapkan.




                     Pedoman Teknis PPMK        28
Sedangkan evaluasi secara prinsip adalah mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai
      berdasarkan ketentuan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

      Untuk itu pelaksanaan monitoring kegiatan PPMK dilakukan oleh seluruh pelaku sesuai
      dengan fungsi dan tugas masing-masing, yaitu:

                Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah (Provinsi dan kota/kabupaten)
                Konsultan, baik di tingkat Pusat oleh KMP, tingkat KMW, Korkot, Askot, sampai
                 fasilitator
                Kelompok Peduli di tingkat Provinsi maupun Kota/ Kabupaten
                Lembaga Donor,dan
                Masyarakat.


4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK

      Dalam rangka menjamin kualitas mutu pelaksanaan program PPMK ini prinsip utama yang
      harus dipegang adalah monitoring harus dilaksanakan secara rutin dan terintegrasi
      bersama dengan seluruh pelaku sesuai dengan tugas pokok fungsi masing-masing.
      Monitoring dilakukan berdasarkan tahapan sebagai berikut :

      1.       Monitoring Tahap Persiapan Program

      Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah persiapan telah
      dilaksanakan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap persiapan kegiatan
      PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:

           a.    Proses seleksi ditingkat Kelurahan sampai dengan penetapan lokasi di tingkat
                 Pusat
           b.    Sosialisasi
                     Penyiapan pedoman, POB dll.
                     Diseminasi seluruh perangkat aturan dan kebijakan, pedoman, manual, POB
                         dan instrumen kepada pelaku terkait.

      2.       Monitoring Tahap Perencanaan

      Dilaksanakan        untuk   memastikan    bahwa   seluruh   langkah-langkah   pada   tahapan
      perencanaan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap perencanaan di
      kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

           a.    Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK,
                 Relawan, Perangkat Kelurahan, dll (TOR, pedoman, modul, peserta dsb).

           b.    Pendampingan KSM dalam penyusunan proposal usaha.


                         Pedoman Teknis PPMK      29
c.   Penilaian kelayakan proposal KSM oleh UPK-BKM.

      3.    Monitoring Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM

      Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan pencairan
      dan pemanfaatan BLM sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap pencairan
      dan pemanfaatan BLM di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

           a.   Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM.

           b.   Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM.

      4.    Monitoring Tahap Penguatan dan Pengembangan

      Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan penguatan
      dan pengembangan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap penguatan
      dan pengembangan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

           a.   Pelatihan dan Pendampingan KSM dan UPK-BKM.

           b.   Pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM.

4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK

      Monitoring yang dilakukan secara berkala dalam rangka mengidentifikasi perkembangan
      capaian indikator dampak dan hasil dari kegiatan PPMK. Monitoring dilakukan berdasarkan
      data-data SIM, laporan KMW atau sumber data sekunder lainnya.

4.4.4. Monitoring Lainnya

      Monitoring lainnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terkait dengan
      rencana, jadwal, personil, strategi dan metodologi pada setiap tahapan yang telah
      ditetapkan. Hal ini dilakukan guna menjamin terwujudnya kinerja penyelenggaraan
      program     yang   baik. Monitoring   pada     setiap   tahapan   PPMK   diharapkan   dapat
      menghasilkan antara lain:

           1.   Dapat diketahuinya apakah kebijakan, konsep, indikator di PPMK dalam
                pelaksanaannya sesuai di lapangan.

           2.   Kendala dan permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program.

           3.   Tindakan-tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja
                pelaksanaan.

      Monitoring pelaku dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi kinerja pelaku maupun
      stakeholders lain dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.




                      Pedoman Teknis PPMK     30
4.4.5. Mekanisme Evaluasi

      Evaluasi yang dilakukan meliputi kinerja akhir dari seluruh proses serta hasil dan dampak
      pelaksanaan kegiatan PPMK. Instrumen evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga
      memungkinkan untuk dilakukan secara individual maupun secara kolektif. Instrumen
      evaluasi disusun oleh KMP melalui proses need assesment dengan mempertimbangkan
      indikator output dan outcome Program PPMK.

      Hasil evaluasi selanjutnya akan dibahas oleh seluruh pelaku dalam suatu rapat koordinasi
      sebagai bahan dasar untuk melakukan tindakan korektif, perbaikan percepatan atau
      perubahan strategi dan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan.




                    Pedoman Teknis PPMK      31
LAMPIRAN 1

                      Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK

                                                                    Kegunaan dari Informasi
          Tujuan                    Indikator Dampak
                                                                             Dampak
Menguatkan “kelembagaan        a. Minimal 90% warga miskin       Menetapkan apakah kegiatan
dan kegiatan usaha KSM”           di      lokasi      kegiatan   PPMK memberikan dampak
secara      mandiri    dan        mengetahui         informasi   secara umum pada perbaikan
berkesinambungan yang ber-        kegiatan PPMK                  ekonomi    dan    penghidupan
orientasi pada peningkatan     b. Minimal 30% warga miskin       masyarakat miskin. Diukur 2
penghidupan     masyarakat        (PS-2) di lokasi kegiatan      tahun   setelah   pelaksanaan
miskin         (sustainable       PPMK dapat mengakses           PPMK di kelurahan tersebut.
livelihood)                       dana keuangan mikro
                                  untuk kegiatan PPMK
                               c. Penurunan jumlah warga
                                  miskin (PS-2) minimal 10%
                                  di 80% kelurahan sasaran
                                  kegiatan PPMK.
                               d. Volume perdagangan di          1 tahun setelah program selesai
                                  lokasi program meningkat
                                  10%
                               e. Tenaga kerja terampil dan      2 tahun setelah program selesai
                                  kegiatan usaha produktif
                                  meningkat 15%
           Keluaran                   Indikator Hasil             Kegunaan Pemantauan Hasil
1. Meningkatnya       jumlah   a. Minimal terdapat 5 KSM          Menetapkan          apakah
   KSM        yang     dapat      yang           mengusulkan       kemanfaatan kegiatan PPMK
   melaksanakan     kegiatan      kegiatan pengembangan            terhadap          KSM-KSM
   peningkatan penghidupan        kapasitas terkait PPMK           berkelanjutan
   masyarakat berorientasi     b. Minimal terdapat 5 KSM
   tridaya                        di     setiap     kelurahan
                                  peserta                 yang
                                  melaksanakan
                                  pengembangan kapasitas
                                  mengenai PPMK
                               c. Minimal       terdapat     5
                                  proposal kegiatan KSM
                                  untuk pengajuan kegiatan
                                  PPMK
                               d. Maksimal       5    proposal
                                  kegiatan KSM disetujui
                                  untuk         melaksanakan
                                  kegiatan PPMK
                               e. Minimal       90%       KSM
                                  penerima keuangan mikro
                                  PPMK                   dapat
                                  melaksanakan        kegiatan
                                  sesuai proposal


                    Pedoman Teknis PPMK        32
2. Meningkatnya       jumlah    a. Minimal    terdapat 50%       Menilai       akses   dan
   KSM yang dapat meng             KSM di setiap kelurahan        keberlanjutan KSM peserta
   akses serta bekerjasama         peserta               yang     kegiatan     PPMK   dalam
   dengan berbagai pihak           melaksanakan kerjasama         pengembangan usaha
   dalam berbagai program          pengembangan kapasitas
   tridaya untuk peningkatan       dalam kegiatan usaha
   penghidupan masyarakat      b. Minimal terdapat 50%
                                  KSM di setiap kelurahan
                                  mampu          mengakses
                                  program pengembangan
                                  usaha dengan pihak lain.
3. Meningkatnya      jumlah    a. Minimal 50% warga miskin       Menilai akses dan manfaat
   warga miskin     peserta       yang terdaftar di PS-2          masyarakat miskin dalam
   kegiatan PPMK                  menjadi anggota KSM-            KSM peserta kegiatan PPMK
                                  KSM yang melaksanakan          Menilai              dampak
                                  kegiatan PPMK .                 kesejahteraan    masyarakat
                               b. Minimal    50%      tingkat     miskin dalam KSM peserta
                                  kehadiran warga miskin          kegiatan PPMK
                                  yang menjadi anggota
                                  KSM dalam pertemuan-
                                  pertemuan perencanaan
                                  dan           pengambilan
                                  keputusan di KSM
                               c. Minimal 30% pengurus
                                  KSM peserta kegiatan
                                  PPMK      adalah     warga
                                  miskin yang terdaftar di
                                  PS-2
                               d. Minimal 30% pengurus
                                  KSM peserta kegiatan
                                  PPMK      adalah      kaum
                                  perempuan
                               e. Minimal 50% warga miskin
                                  yang menjadi anggota
                                  KSM peserta kegiatan
                                  memperoleh kredit mikro
                                  kegiatan PPMK
                               f. Minimal 35% anggota
                                  KSM penerima manfaat
                                  program PPMK adalah
                                  kaum perempuan
                               g. Meningkatnya pendapatan
                                  minimal 30% warga miskin
                                  yang menjadi anggota
                                  KSM di       minimal 70%
                                  KSM peserta kegiatan
                                  PPMK.
                               h. Minimal 10% warga miskin
                                  yang menjadi anggota


                   Pedoman Teknis PPMK        33
KSM di 80% kelurahan
            sasaran kegiatan PPMK.
            telah keluar dari data PS-
            2    setelah     2   tahun
            mengikuti kegiatan PPMK
            Minimal 70% anggota
            KSM memiliki tabungan




Pedoman Teknis PPMK     34
LAMPIRAN II

                      Tabel Output Dari Setiap Komponen Program

   Komponen           Pelaku           Jenis Kegiatan                  Output

                 •   Konsultan     • Sosialisasi             Teridentifikasi KSM Calon
                 •   Fasilitator   • Pendampingan             Peserta
                 •   BKM             tinjauan partisipatif.  Teridentifikasi Jenis Usaha
                 •   Relawan       • Penguatan kapasitas      KSM
                                     kelembagaan             Teridentifikasi lembaga
                                   • Penguatan                diklat, pasar dan asosiasi
                                     keterampilan usaha       usaha
                                                             Meningkatnya jumlah
Pemberdayaan
                                                              anggota BKM yang dilatih
Masyarakat
                                                             Meningkatnya jumlah
                                                              pengelola UPK yang dilatih
                                                              dan didampingi
                                                             Meningkatnya jumlah
                                                              anggota KSM yang
                                                              didampingi dan dilatih
                                                             Tersusunnya Proposal
                                                              KSM yang layak didanai
                                                             Cairnya dana BLM PPMK
Bantuan                                                       dalam 2 tahap (60% dan
                                   Usaha ekonomi produktif    40%)
Langsung         •   KSM
                                   dan kreatif               Tersalurkannya BLM ke
Masyarakat
                                                              KSM
                                                             Meningkatnya jumlah tim
                 •   Team Faskel                              pendamping yang dilatih.
                 •   Korkot                                  Teridentifkasinya kelompok
                                   Pendampingan         dan
Bantuan Teknis   •   Konsultan                                peduli dan perannya dalam
                                   Pelatihan
                 •   Kelompok                                 mendukung
                     peduli                                   pengembangan          usaha
                                                              KSM




                 Pedoman Teknis PPMK       35
LAMPIRAN III.

       Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas

          Sasaran
No.     Peningkatan                Tujuan                              Kegiatan
         kapasitas
 1    KSM                Terwujudnya        perubahan    1. Pelatihan orientasi PPMK
                          perilaku masyarakat miskin         a. Konsep dan implementasi
                          yang lebih produktif, kreatif          PPMK.
                          dan       inovatif     dalam       b. Pemetaan kelembagaan dan
                          mengembangkan                          usaha        KSM          (self
                          penghidupannya                         assessment)
                         Meningkatnya pengetahuan        2. Pelatihan perencanaan usaha
                          mengenai pengembangan              PPMK
                          penghidupan,           usaha       a. Manajemen                usaha
                          ekonomi      produktif   dan           (pembukuan             usaha,
                          kreatif                                kelayakan              usaha,
                         Meningkatnya keterampilan              perencanaan            usaha,
                          dan     kecakapan      dalam           produksi, pemasaran, dll)
                          pengelolaan usaha                  b. Teknis penyusunan proposal
                         Terwujudnya        perubahan           usaha.
                          perilaku dalam pengelolaan         c. Organisasi           kelompok
                          organisasi dan usaha KSM               (AD/ART,              struktur
                         Meningkatnya pengetahuan               kepengurusan, administrasi
                          dan keterampilan dalam                 kelompok dll)
                          pengelolaan             KSM     3. Pelatihan Keterampilan Khusus
                          berkelanjutan            dan       (vocational and on the job
                          pengelolaan usaha yang             training).
                          meningkatkan penghidupan        4. Pelatihan      Penguatan       dan
                          masyarakat                         Pengembangan KSM
                                                             a. Jaringan usaha
                                                             b. Kemitraan
                                                             c. Pengembangan              KSM
                                                                 berkelanjutan
                                                          5. Pendampingan oleh fasilitator,
                                                             relawan, UPK/ Pengawas/ BKM,
                                                             aparat pemerintah.
                                                          6. Komunitas Belajar Kelurahan
                                                             (KBK)
 2    Pengelola dan      Terwujudnya      perubahan      1.                                 P
      Pengawas UPK        perilaku dalam pengelolaan           elatihan orientasi PPMK
                          pelayanan             untuk          a. Konsep dan implementasi
                          meningkatkan penghidupan                PPMK.
                          masyarakat miskin.                   b. Pemetaan       kelembagaan
                         Meningkatnya pengetahuan                dan usaha UPK (self
                          pengelolaan pelayanan UPK               assessment)
                          yang berhubungan dengan          2. Pelatihan perencanaan usaha


                  Pedoman Teknis PPMK     36
Sasaran
No.     Peningkatan                    Tujuan                             Kegiatan
         kapasitas
                              peningkatan usaha ekonomi           PPMK
                              produktif dan kreatif               a. Manajemen          keuangan
                             Meningkatnya keterampilan               mikro (pembukuan layanan
                              dan    kecakapan      dalam             simpan               pinjam,
                              pengelolaan pelayanan UPK               perencanaan usaha UPK,
                              yang berhubungan dengan                 menilai kelayakan usaha
                              usaha ekonomi produktif                 KSM,      mekanisme      dan
                              dan kreatif                             prosedur            layanan
                                                                      keuangan mikro dll)
                                                                  b. Organisasi UPK (struktur
                                                                      dan     tupoksi   pengelola
                                                                      UPK, administrasi UPK)
                                                                  c. Sistem pengendalian UPK
                                                                      (monitoring, pelaporan dan
                                                                      system          penanganan
                                                                      kelalaian pinjaman)
                                                             3.   Pelatihan Penguatan dan
                                                                  Pengembangan UPK
                                                                  a. Jaringan usaha
                                                                  b. Kemitraan
                                                                  c. Pengembangan             UPK
                                                                      berkelanjutan
                                                             4.   Pendampingan oleh fasilitator,
                                                                  relawan,       BKM,       aparat
                                                                  pemerintah.
                                                             5.   Komunitas Belajar Kelurahan
                                                                  (KBK)
3     BKM, Aparat            Terwujudnya       perubahan    1.   Pelatihan orientasi PPMK
      Kelurahan dan           perilaku              dalam         a. Konsep dan implementasi
      Relawan                 mendampingi         kegiatan            PPMK.
                              peningkatan     penghidupan         b. Pemetaan potensi usaha
                              masyarakat miskin.                      dan         pengembangan
                             Meningkatnya pengetahuan                ekonomi lokal.
                              tentang kegiatan PPMK,         2.   Pelatihan Perencanaan
                              khususnya orientasi produk          a. Manajemen BKM
                              usaha ekonomi produktif             b. Review            PJM/Renta
                              dan kreatif, penguatan UPK               berorientasi PPMK
                              sebagai lembaga keuangan            c. Sistem          pengendalian
                              mikro dan penguatan KSM                  program        (monitoring,
                              sebagai wadah peningkatan                evaluasi,      pengaduan,
                              penghidupan                              penanganan       tatakelola
                             Meningkatnya keteampilan                 aset)
                              dan     kecakapan     dalam    3.   Pelatihan Penguatan dan
                              memotivasi               dan        Pengembangan BKM
                              memfasilitasi       kegiatan        a. Jaringan BKM



                      Pedoman Teknis PPMK     37
Sasaran
No.      Peningkatan                   Tujuan                             Kegiatan
          kapasitas
                             masyarakat               yang        b. Kemitraan
                             berhubungan            dengan        c. Pengembangan KSM dan
                             pelaksanaan           kegiatan           UPK berkelanjutan
                             PPMK                             4. Pendampingan oleh fasilitator,
                                                                  relawan       dan      aparat
                                                                  pemerintah
                                                              5. Komunitas Belajar Kelurahan
                                                                  (KBK)
                                                              6. Forum BKM
4     Fasilitator           Terwujudnya        perubahan     1. Pelatihan PPMK
                             perilaku dalam memfasilitasi     2. Coaching Tematik
                             dan mendampingi BKM/             3. Komunitas    Belajar   Internal
                             UPK/         KSM/       Aparat      Konsultan (KBIK)
                             Kelurahan dalam kegiatan
                             peningkatan      penghidupan
                             masyarakat miskin.
                            Meningkatnya pengetahuan
                             tentang usaha ekonomi
                             produktif dan kreatif
                            Meningkatnya ketrampilan
                             dan      kecakapan      dalam
                             memfasilitasi         kegiatan
                             masyarakat               yang
                             berhubungan dengan usaha
                             ekonomi       produktif    dan
                             kreatif
5     Korkot/Askot          Terwujudnya        perubahan     1. Pelatihan PPMK
                             perilaku dalam memfasilitasi     2. Komunitas     Belajar   Internal
                             dan mendampingi Pemda,              Konsultan (KBIK)
                             Fasilitator, BKM/ UPK/ KSM/      3. Komunitas Belajar Perkotaan
                             Aparat Kelurahan dalam              (KBP) dan Koordinasi TKPKD
                             kegiatan          peningkatan    4. Monitoring dan Supervisi PPMK
                             penghidupan       masyarakat
                             miskin.
                            Meningkatnya pengetahuan
                             tentang kaji tindak program
                             daerah, usaha ekonomi
                             produktif dan kreatif
                            Meningkatnya ketrampilan
                             dan      kecakapan      dalam
                             memfasilitasi pelaksanaan
                             kegiatan siklus kota yang
                             mendukung kegiatan PPMK
                             dan pengembangan usaha
                             ekonomi       produktif    dan


                     Pedoman Teknis PPMK      38
Sasaran
No.    Peningkatan                Tujuan                             Kegiatan
        kapasitas
                        kreatif.
6     KMW              Terwujudnya        perubahan     1. TOT PPMK
                        perilaku dalam memfasilitasi     2. Expert Group Meeting (EGM)
                        dan mendampingi Pemda,           3. Komunitas     Belajar   Internal
                        tim korkot dan kelompok             Konsultan (KBIK)
                        peduli,     dalam      kegitan   4. Lokakarya PPMK
                        peningkatan      penghidupan     5. Monitoring dan Supervisi PPMK
                        masyarakat miskin.
                       Meningkatnya pengetahuan
                        tentang usaha ekonomi
                        produktif dan kreatif di
                        tingkat Kota/ Kabupaten
                        serta Provinsi
                       Meningkatnya ketrampilan
                        dan      kecakapan      dalam
                        memfasilitasi pelaksanaan
                        kegiatan siklus kota yang
                        mendukung kegiatan PPMK
                        dan pengembangan usaha
                        ekonomi      produktif    dan
                        kreatif.
7     KMP              Terwujudnya        perubahan     1. Expert Group Meeting (EGM)
                        perilaku dalam memfasilitasi     2. Komunitas     Belajar   Internal
                        dan mendampingi KMW                 Konsultan (KBIK)
                        dalam kegiatan peningkatan       3. Lokakarya PPMK
                        penghidupan       masyarakat     4. Monitoring dan Supervisi PPMK
                        miskin
                       Meningkatnya pengetahuan
                        tentang         perencanaan,
                        pelaksanaan               dan
                        pengendalian            dalam
                        kegiatan PPMK serta usaha
                        ekonomi      produktif    dan
                        kreatif
                       Meningkatnya ketrampilan
                        dan      kecakapan      dalam
                        memfasilitasi perencanaan,
                        pelaksanaan               dan
                        pengendalian            dalam
                        kegiatan PPMK serta usaha
                        ekonomi      produktif    dan
                        kreatif.




                Pedoman Teknis PPMK      39
Sasaran
No.     Peningkatan                   Tujuan                             Kegiatan
         kapasitas
8     Aparat Pemda          Terwujudnya       perubahan     1. Lokakarya PPMK
                             perilaku dalam memfasilitasi    2. Komunitas Belajar Perkotaan
                             dan mengkoordinasi dalam           (KBP) dan siklus kota dalam
                             kegitan          peningkatan       pengembangan PPMK
                             penghidupan      masyarakat     3. Reorientasi    TKPK-D       dan
                             miskin.                            penyusunan SPKD – PJM
                            Meningkatnya pengetahuan           pronangkis      Kota/     Kab,
                             tentang       pengembangan         penguatan Musrenbang yang
                             regulasi dan perencanaan           mendukung PPMK
                             pembangunan            daerah   4. Studi Banding/ Studi Tematik
                             dalam kegiatan PPMK dan
                             pengembangan            usaha
                             ekonomi      produktif    dan
                             kreatif
                            Meningkatnya ketrampilan
                             dan      kecakapan      dalam
                             memfasilitasi KBP, TKPK-
                             D/SKPD dalam menyusun
                             SPKD yang mendukung
                             kegiatan      PPMK        dan
                             pengembangan            usaha
                             ekonomi      produktif    dan
                             kreatif.




                     Pedoman Teknis PPMK     40
LAMPIRAN IV

Tahapan kegiatan di tingkat masyarakat secara rinci sebagai berikut:



a.       Tahapan Persiapan Program
Siklus kegiatan pada tahapan persiapan program dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

 No.         Rincian Kegiatan          PJ & Peserta        Waktu                 Output

     1     Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK

 01        Penyusunan Pedoman        PMU, KMP dan        Bulan ke 1   Tersusunnya          Pedoman
           Seleksi Lokasi PPMK       Advisory                         Seleksi Lokasi PPMK dan
           dan Penetapan Kuota                           Minggu ke    Ditetapkannya Kuota Lokasi
           Lokasi PPMK                                   1-4          PPMK untuk masing-masing
                                                                      Provinsi.
 02        Sosialisasi Pedoman       Tim Seleksi         Bulan ke 2   Tersosialisasikannya
           Seleksi Lokasi PPMK       Tingkat Provinsi                 Pedoman      Seleksi   Lokasi
           kepada KMW, Tim                               Minggu ke    PPMK ke Tingkat Provinsi,
           Korkot, Tim Seleksi       Tim Korkot          1            Kab/Kota dan Kelurahan
           Tingkat Kelurahan dan     Tim Seleksi
           KSM                       Tingkat Kelurahan

 03        Proses Penilaian KSM      Tim Seleksi         Bulan ke 2   Diperolehnya daftar KSM
           di Tingkat Kelurahan      Tingkat Kelurahan                calon peserta PPMK dari tiap
                                                         Minggu ke    kelurahan/BKM sesuai format
                                                         1-2          yang berlaku
 04        Proses verifikasi dan     Tim Korkot          Bulan ke 2   Diperolehnya hasil verifkasi
           rekapitulasi Kelurahan                                     dan rekapitulasi kelurahan
           beserta KSM calon                             Minggu ke    beserta KSM calon peserta
           peserta     PPMK     di                       2-3          PPMK           dari       tiap
           Tingkat Kab/Kota                                           kabupaten/kota
 05        Proses verifikasi dan     Tim Seleksi         Bulan ke 2    Diperolehnya           Hasil
           penetapan Kelurahan       Tingkat Provinsi                    Verifikasi       Kelurahan
           beserta KSM peserta                           Minggu ke       beserta KSM calon peserta
           PPMK      di   Tingkat    Satker PBL          3-4             PPMK di tiap provinsi
           Provinsi                  Provinsi                          Terbitnya Surat Keputusan
                                                                         Penetapan        Kelurahan
                                                                         Peserta PPMK oleh Kepala
                                                                         Satker PBL Provinsi
                                                                       Adanya      laporan    Surat
                                                                         Keputusan        Penetapan
                                                                         Kelurahan Peserta PPMK
                                                                         kepada Direktur PBL dan
                                                                         Kepala PMU.




                         Pedoman Teknis PPMK        41
No.         Rincian Kegiatan            PJ & Peserta           Waktu                 Output

 06        Proses      sosialisasi    Satker PBL              Bulan ke 2   Tersosialisasikannya Surat
           Surat Keputusan atas       Provinsi                             Keputusan atas Penetapan
           Penetapan       Lokasi                             Minggu ke    Kelurahan Peserta PPMK ke
           PPMK kepada Tim                                    4            Tingkat Kab/Kota, Tingkat
           Korkot, Tim Seleksi                                             Kelurahan dan KSM yang
           Tingkat Kelurahan dan                                           menjadi lokasi PPMK
           KSM.
     2     Sosialisasi PPMK

 2.1.      Sosialisasi     tingkat    PJ : Tim                Bulan ke 3    Kegiatan              PPMK
           Kelurahan                  Fasilitator, BKM,                      tersosialisasikan di Aparat,
                                                              Minggu 1-
                                      Lurah                                  Kelurahan,             BKM,
                                                              2
                                                                             Pengawas, UPK, KSM,
                                      Peserta : BKM,
                                                                             Relawan dan PS-2.
                                      Pengawas, UP-
                                      UP, Aparat                            Rencana aksi tindak lanjut
                                      Kelurahan, KSM,                        pendalaman bagi KSM
                                      PS-2, Relawan,                         calon peserta PPMK
                                      Kelompok Peduli

Ketentuan seleksi lokasi/kelurahan PPMK akan diatur lebih rinci dalam Pedoman Seleksi dan
Penetapan Lokasi PPMK.

b.       Tahapan Perencanaan
Kegiatan pada tahapan perencanaan dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb:

 No.        Rincian Kegiatan          PJ & Peserta            Waktu                   Output

                         Peningkatan Kapasitas Masyarakat Miskin Kelurahan

 1         Pelatihan Orientasi       PJ: Fasilitator                  Paham tentang konsep
                                                             Bulan ke 3
           PPMK bagi BKM,                                              dasar dan implementasi
           Aparat    Kelurahan       Peserta:     BKM, minggu ke 2-3
                                                                       kegiatan PPMK
           dan Relawan               Aparat
                                     Kelurahan,                             Paham tentang pemetaan
                                     Relawan                                 potensi   usaha    dan
                                                                             pengembangan ekonomi
                                                                             lokal.

 2         Pelatihan Orientasi       PJ:          BKM,       Bulan ke 3     Paham tentang konsep
           PPMK bagi KSM,            Relawan,                                dasar dan implementasi
                                                            Minggu ke 3-
           Pengawas       dan        difasilitasi  oleh                      kegiatan PPMK
                                                                 4
           Pengelola UPK             Faskel
                                                                            Paham tentang Pemetaan
                                     Peserta:   KSM,                         kelembagaan dan usaha
                                     Pengawas dan                            UPK (self assessment).
                                     Pengelola UPK
                                                                            Paham tentang Pemetaan



                          Pedoman Teknis PPMK          42
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)
Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)
Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)Siti Farida
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanregirolan
 
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHYakup, Jecko Tamaka
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKALVisualBee.com
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015Dani Setiawan
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Fajar Jabrik
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategiknasruddien
 
Analisis Dalam Perencanaan Pembangunan
Analisis Dalam Perencanaan PembangunanAnalisis Dalam Perencanaan Pembangunan
Analisis Dalam Perencanaan PembangunanSiti Sahati
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAdi Aja
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritRidho Fitrah Hyzkia
 
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Martyn Rizal
 

Mais procurados (20)

Studi kasus msdm
Studi kasus msdmStudi kasus msdm
Studi kasus msdm
 
Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM  Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM
 
Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)
Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)
Contoh Ide Bisnis dan Bussines Model Canvas (BMC)
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
 
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAHCONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
CONTOH PROPOSAL TESIS MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Sistem informasi manajemen adidas
Sistem informasi manajemen adidasSistem informasi manajemen adidas
Sistem informasi manajemen adidas
 
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKALKONSEPPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Merger dan akuisisi
Merger dan akuisisiMerger dan akuisisi
Merger dan akuisisi
 
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015
SK Tim Kegiatan Diklat Barjas 2015
 
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]Makalah perencanaan strategis [lengkap]
Makalah perencanaan strategis [lengkap]
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategik
 
Keuangan Inklusif
Keuangan InklusifKeuangan Inklusif
Keuangan Inklusif
 
Analisis Dalam Perencanaan Pembangunan
Analisis Dalam Perencanaan PembangunanAnalisis Dalam Perencanaan Pembangunan
Analisis Dalam Perencanaan Pembangunan
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biaya
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1Tm 8 implementasi strategi bag 1
Tm 8 implementasi strategi bag 1
 

Semelhante a Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri Perkotaan
Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri PerkotaanSinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri Perkotaan
Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri PerkotaanBagus ardian
 
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisi
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisiBahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisi
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisiayi sugandhi
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Joy Irman
 
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-finalNoke Kiroyan
 

Semelhante a Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final (9)

Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri Perkotaan
Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri PerkotaanSinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri Perkotaan
Sinergi SPBM USRI - PNPM Mandiri Perkotaan
 
Comdev+dalam+proper
Comdev+dalam+properComdev+dalam+proper
Comdev+dalam+proper
 
Kuliah ke 7
Kuliah ke 7Kuliah ke 7
Kuliah ke 7
 
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisi
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisiBahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisi
Bahan sosialisasi pnpm mandiri perkotaan untuk tki di hongkong revisi
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility -CSR) di Se...
 
Paradigma baru PT
Paradigma baru  PT Paradigma baru  PT
Paradigma baru PT
 
Dsi
DsiDsi
Dsi
 
Pkbm baru
Pkbm baruPkbm baru
Pkbm baru
 
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final
121219 nk - corporate social responsibility - mm-csr trisakti-final
 

Mais de Suhardi Bae

Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Suhardi Bae
 
MAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATAMAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATASuhardi Bae
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
 
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)Suhardi Bae
 
Neraca upk update juli 2012
Neraca upk update juli 2012Neraca upk update juli 2012
Neraca upk update juli 2012Suhardi Bae
 
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012Suhardi Bae
 
Pembukuan sekre update juli 2012
Pembukuan sekre update juli 2012 Pembukuan sekre update juli 2012
Pembukuan sekre update juli 2012 Suhardi Bae
 

Mais de Suhardi Bae (7)

Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
Juknis & Proposal kegiatan infrastruktur 2014
 
MAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATAMAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATA
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
 
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)
Cover pedoman teknis ppmk(edit agustus 2012)
 
Neraca upk update juli 2012
Neraca upk update juli 2012Neraca upk update juli 2012
Neraca upk update juli 2012
 
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012
Pendapatan dan biaya upk sping bleu update juli 2012
 
Pembukuan sekre update juli 2012
Pembukuan sekre update juli 2012 Pembukuan sekre update juli 2012
Pembukuan sekre update juli 2012
 

Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan dengan tujuan mencapai keberlanjutan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin melalui proses pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan pengokohan kelembagaan masyarakat di tingkat basis yang disebut Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM). BKM/LKM tersebut diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya, sekaligus menjadi lokomotif upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Intervensi PNPM Perkotaan yang dilakukan terdiri dari transformasi sosial masyarakat dari Miskin menjadi Berdaya, kemudian menuju Mandiri dan pada akhirnya tercapai tatanan masyarakat Madani. Saat ini, PNPM Mandiri Perkotaan berhasil membangun pondasi masyarakat berdaya melalui perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai universal. Sejalan dengan kebijakan Tim Pengendali PNPM Mandiri Perkotaan, tahun 2012-2014 merupakan phase kemandirian, yang difokuskan pada upaya membangun kemandirian masyarakat. Strategi phase kemandirian meiliputi: (1) Memperkuat kelembagaan masyarakat (BKM & UP-UP), (2) Melaksanakan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK), dan (3) Mengembangkan Program Kawasan Permukiman Produktif, melalui Neighbourhood Development. Dengan demikian, PPMK merupakan salah satu komponen program PNPM Mandiri Perkotaan pada phase kemandirian. Kegiatan PPMK merupakan salah satu pengembangan konsep TRIDAYA khususnya melalui peningkatan penghidupan warga miskin dan perempuan yang terhimpun dalam KSM. Strategi pelaksanaan PPMK melalui proses pendampingan dan fasilitasi. Pendampingan dan fasilitasi KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses pembelajaran masyarakat dalam dinamika kelompok. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkokoh ikatan Pedoman Teknis PPMK 1
  • 2. kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Pedoman Teknis PPMK ini disusun sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) PNPM Mandiri Perkotaan dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK sebagai salah satu strategi penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan penghidupan masyarakat miskin berbasis komunitas. 1.2. Dasar Pemikiran Pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan mendorong proses transformasi sosial dari masyarakat TIDAK BERDAYA menuju BERDAYA, MANDIRI dan menuju MADANI. Kondisi sosial masyarakat hasil pendampingan sampai saat ini sudah pada tahap Berdaya menuju Mandiri. Kemitraan Replikasi KE G IATA N Penanggu- Program- Penyu- langan Kemis- Penyiapan Pemben- Pemanfaatan Kemitraan, PPMK: program sunan PJM kinan Terpadu Manajemen masyarakat tukan BKM dana BLM Replikasi dan Usaha KSM khusus yang Pronangkis komprehensif Mampu Perbaikan Mampu Mampu Mengakses Belajar Belajar Mengelola T U J U AN Sikap, Pelaksanaan bermitra mengakses SumberDaya Bersinergi membuat Pemba- Perilaku, rencana dengan PPMK: Sumber sumber diantara program Daya ngunan dan Cara kegiatan Pemerintah daya mendukung Masyarakat kegiatan Permukiman Pandang & lainnya potensial Manajemen dan Usaha KSM Peneladan- Lembaga Bermitra Komunitas yg an Nilai Program Sinergi Bermitra Masyarakat Dg Sumber Melembagakan Masyarakat yg Penanggulangan antara dengan H AS IL Universal & daya lain yang GG dan Prinsip Mencerminkan Kemiskinan Pemerintah Sumber PPMK: KSM Represen- bermitra dalam permukiman Kemasyara TRIDAYA , Masy. & Daya tatif meningkatkan yang tertata Lainnya lainnya manajemen - katan (BKM/LKM) dan Usaha Gambar 1.1. Proses Transformasi Sosial Melalui Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan Pedoman Teknis PPMK 2
  • 3. Tahap transformasi ini dicirikan oleh terjadinya kemitraan sinergis antara Pemerintah dengan Masyarakat, yang didukung oleh dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil lainnya (Public Private Partnership/PPP). Pengalaman berbagai program penanggulangan kemiskinan, diperoleh pembelajaran bahwa untuk dapat terjadinya suatu “gerakan bersama” dalam menanggulangi kemiskinan diperlukan keterlibatan semua komponen masyarakat dan pemerintah meliputi pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil. Intervensi program PNPM Mandiri Perkotaan dalam mewujudkan transformasi masyarakat dari berdaya menuju mandiri, setidaknya terdiri dari dua hal: a. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) yang merupakan kemitraan antara pemerintah daerah dengan masyarakat. b. Membangun kemitraan dan replikasi program, yang melibatkan berbagai program penanggulangan kemiskinan dibidang sosial (pendidikan, santunan, kesehatan, dll), program perbaikan/pembangunan sarana/prasarana lingkungan permukiman dan Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK). Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan intervensi pada pengembangan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara langsung dapat meningkatkan penghidupan masyarakat miskin dengan pendekatan pendampingan KSM. Oleh karena itu pendampingan difokuskan pada penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM. Strategi pendampingan penguatan kelembagaan dan pengembangan usaha KSM dalam PPMK dilakukan melalui prinsip pengembangan lima asset sumber penghidupan manusia, yakni : modal sumberdaya manusia (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital), sebagaimana gambar berikut: Pedoman Teknis PPMK 3
  • 4. Gambar 1.2. Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Penghidupan Strategi pelaksanaan pengelolaan sumber penghidupan tersebut, berorientasi pada penguatan “kapasitas kewirausahaan” masyarakat miskin agar mampu mengoptimalkan kreativitas dan inovasi serta semangat kewirausahaannya. Untuk itu dilakukan serangkaian kegiatan penyadaran maupun penguatan kapasitas anggota KSM, sehingga terbangun sumber daya manusia yang tangguh di KSM dampingan tersebut (Human Capital). Sumber Daya Manusia yang tangguh memerlukan dukungan modal sosial (social capital), melalui proses inklusi dan partisipasi masyarakat. Proses ini memerlukan dukungan stakeholders diantaranya BKM, Unit Pengelola, relawan serta pihak swasta dan pemerintah lokal, sehingga mampu mendukung pengembangan KSM. Asset sumberdaya fisik (phisical capital) merupakan bagian penting dalam peningkatan penghidupan masyarakat. Sumberdaya fisik dalam bentuk pengembangan infrastruktur produktif yang mendukung peningkatan penghidupan masyarakat, antara lain kios kerajinan, pasar, tempat pelelangan ikan, sandaran perahu, irigasi sederhana, jalan ke sentra produksi dan lain-lain. Pengelolaan asset sumber daya alam (natural capital) adalah kemampuan KSM dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai bahan baku, produksi, budidaya yang menunjang keberlanjutan kegiatan produktif untuk meningkatkan penghidupan warga miskin. Pengelolaan asset sumber daya keuangan (financial capital) pada hakekatnya mengelola kemampuan KSM dalam pemupukan modal sendiri serta memperluas akses terhadap pelayanan Pedoman Teknis PPMK 4
  • 5. berbagai lembaga keuangan diantaranya UPK-BKM, koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT), Lembaga Keuangan Mikro, Perbankan, Pemda, CSR dll. Melalui integrasi dan pengokohan pilar-pilar peningkatan penghidupan masyarakat di atas, diharapkan dapat menciptakan KSM-KSM Mandiri yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan usaha produktif dan kreatif yang berkelanjutan (sustainability) sehingga secara langsung KSM benar-benar berorientasi dan berperan sebagai peningkatan penghidupan masyarakat miskin yang menjadi anggota-anggota KSM tersebut. Apa itu PPMK ?  PPMK merupakan salah satu komponen PNPM Perkotaan, yang difokuskan pada penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan Masyarakat  Prinsip Dasar Pengembangan penghidupan masyarakat adalah Penguatan akses masyarakat miskin (KSM) kepada 5 asset sumber penghidupan manusia, yakni modal SDM (human capital), modal sosial (social capital), sumberdaya alam (natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan sumberdaya keuangan (financial capital).  Dalam pengelolaan sumber penghidupan tersebut, PPMK terkait dengan meningkatkan kemampuan KSM dalam mengakses berbagai sumber modal penghidupan.  Fokus pendampingan penguatan KSM, selain terkait dengan kelancaran modal keuangan, terutama juga berorientasi pada efektivitas kegiatan produktif yang dikembangkan KSM, sehingga dapat berkontribusi positif bagi peningkatan penghidupan anggotanya. 1.3. Tujuan Menguatkan “kelembagaan dan kegiatan usaha KSM” secara mandiri dan berkesinambungan yang berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin (sustainable livelihood)” 1.4. Prinsip Dasar Secara umum prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan PPMK mengacu pada prinsip-prinsip sebagaimana yang terdapat pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan secara khusus prinsip-prinsip dasar PPMK adalah sebagai berikut: Pedoman Teknis PPMK 5
  • 6. Kemitraan. Semua pihak yang berkepentingan dalam kegiatan PPMK didorong untuk mewujudkan kemitraan dan kerjasama sinergi antar pemangku kepentingan dalam rangka optimalisasi upaya dan manfaat kegiatan bagi warga miskin.  Kewirausahaan. Dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat memerlukan jiwa pelaku usaha yang kuat, kukuh, kreatif dan tidak mudah terguncang dalam menghadapi berbagai persoalan yang menghalangi usahanya, sehingga kegiatan peningkatan penghidupannya dapat lebih produktif, tumbuh dan berkelanjutan.  Kelembagaan. KSM menjadi wahana belajar mengukuhkan pranata social yang memperteguh kebersamaan dalam memperjuangkan tujuan dan kepentingan anggota- anggotanya serta memperkokoh kemandirian KSM dalam mengembangkan kapasitas sosial ekonomi anggotanya.  Kearifan Lokal. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat didasarkan optimalisasi sumber daya setempat yang ada di wilayahnya maupun sekitarnya, baik sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya produksi dan pasar, sumber daya pendanaan, dan sumber daya lainnya, dalam rangka mendukung usaha yang akan dikembangkannya.  Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 1.5. Keluaran Keluaran atau hasil yang diharapkan dari kegiatan PPMK adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat melaksanakan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat berorientasi tridaya 2. Meningkatnya jumlah KSM yang dapat mengakses serta bekerjasama dengan berbagai pihak dalam berbagai program tridaya untuk peningkatan penghidupan masyarakat; 3. Meningkatnya jumlah warga miskin peserta kegiatan PPMK 1.6. Strategi Dalam kerangka mencapai tujuan, PPMK menerapkan 3 (tiga) strategi dasar yang satu sama lain merupakan satu kesatuan, yaitu: Pedoman Teknis PPMK 6
  • 7. 1. Meningkatkan Kapasitas “Kelembagaan KSM” Kelembagaan KSM mencakup media (wadah) dan pranatanya (prinsip, nilai, aturan dan pengaturannya). KSM dalam PPMK merupakan media proses pembelajaran warga miskin (PS-2) dalam rangka memperkokoh dan mempertangguh nilai-nilai universal dan saling peduli antar anggotanya. KSM juga menjadi wahana belajar memperteguh nilai-nilai musyawarah mufakat dalam proses pengambilan keputusan kelompok, kemandirian dalam mengembangkan kapasitas sosial ekonomi anggota keluarganya serta memperkuat posisi tawar agar dalam mengembangkan penghidupan para anggota semakin meningkat sehingga kesejahteraan anggota KSM semakin meningkat dan berkesinambungan. Peningkatan kapasitas usaha warga miskin (PS-2) yang terhimpun dalam KSM, dilakukan melalui pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan KSM, mencakup aspek: manajemen organisasi dan administrasi KSM, tingkat keaktifan pengurus dan para anggotanya, tata kelola dalam mencapai tujuan, nilai dan prinsip dasar serta aturan dan pengaturan KSM. 2. Meningkatkan kapasitas “kelompok masyarakat miskin” dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat Kapasitas “kelompok masyarakat miskin” mencakup dimensi moral, intelektual, material dan manajerial. “Kelompok masyarakat miskin” yang terdiri dari kumpulan beberapa rumah tangga pada dasarnya telah memiliki asset berupa : asset keuangan, asset sosial (modal sosial/nilai-nilai kebajikan/jaringan sosial), asset fisik lingkungan, asset sumberdaya manusia maupun asset yang berkaitan dengan akses terhadap sumber daya alam dan informasi. Peningkatan kapasitas tersebut dimaksudkan untuk memperluas akses terhadap berbagai asset, diantaranya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi dalam proses pengambilan keputusan pembangunan guna kesinambungan kualitas kehidupan keluarga miskin. Akses pendukung peningkatan ekonomi (usaha) diantaranya berupa peningkatan kapasitas pengetahuan, keterampilan teknis usaha, manajemen ekonomi rumah tangga, perluasan pemasaran serta kemampuan menyampaikan aspirasi untuk mendorong perlindungan dalam berusaha agar tingkat resiko kerentanannya berkurang. 3. Meningkatkan pelayanan BKM melalui Unit-Unit Pelngelola untuk masyarakat miskin Keberadaan BKM serta Unit-Unit Pengelolanya (UPK, UPL dan UPS) dimaksudkan untuk memperluas dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses ekonomi, terutama dukungan dana bergulir untuk usaha produktif. Terkait pelaksanaan program PPMK, Pedoman Teknis PPMK 7
  • 8. maka orientasi pelayanan masing-masing unit pada prinsipnya diarahkan pada jenis-jenis kegiatan produktif yang dapat menunjang secara langsung peningkatan penghidupan masyarakat miskin secara berkesinambungan. Pedoman Teknis PPMK 8
  • 9. BAB 2 KETENTUAN UMUM 2.1. Jenis-Jenis Kegiatan dalam PPMK 2.1.1. Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial melalui pengembangan kapasitas KSM; Jenis-jenis kegiatan pelayanan social bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll. Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Sosial dalam Program PPMK  Kegiatan pelatihan KSM, antara lain melalui Pelatihan manajemen & organisasi kelompok, pelatihan entrepreneurship, pelatihan manajemen usaha, dll  Kegiatan sosialisasi dan pemasaran KSM, antara lain melalui sosialiasi, pemasaran usaha di media lokal, booklet produk usaha, bazzar hasil usaha, pameran/event, dll  Kegiatan Vocational & On the job training, antara lain praktek latihan usaha, magang, on the job training, dll);  Peralatan Produksi, peralatan2 yg menjadi praktek produksi atau kegiatan usaha, menjadi bagian dari kegiatan pelatihan dengan dana kegiatan sosial. Contoh peralatan, al. Mesin Tenun, Mesin Bubut, Alat Cetak Batako, dll.  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku 2.1.2. Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif melalui kegiatan prasarana pengembangan penghidupan masyarakat; Jenis-jenis kegiatan pelayanan Infrastruktur produktif bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK, antara lain meliputi prasarana produksi bata/ paving, showroom, pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya. Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Infrastruktur Produktif dalam Program PPMK  Kegiatan Infrastruktur Usaha Produktif, antara lain pembangunan showroom (ruang pamer produk) lokal, kios lokal, pasar lokal/tradisional, tempat pelelangan, jalan ke sentra produksi  Kegiatan Usaha Infrastruktur, antara lain melalui usaha cetak bata, usaha cetak batako, usaha pembuatan genteng, usaha bengkel, usaha sewa peralatan dll  Kegiatan Usaha Permukiman, antara lain Pengelolaan Sampah warga, Pengelolaan air minum, pengelolaan sanitasi warga, pengelolaan rumah sehat, Usaha kerajinan dari sampah atau limbahlimbah (kaleng/ botol bekas), Usaha daur ulang kertas dll);  Manajemen Infrastruktur, Bengkel kontruksi, relawan/ building controller, usaha penyusunan Maket, design, dll.  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku Pedoman Teknis PPMK 9
  • 10. 2.1.3. Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi melalui dana bergulir bagi KSM; Jenis-jenis kegiatan pelayanan ekonomi bagi KSM dalam pelaksanaan program PPMK dilakukan melalui penyediaan dana bergulir bagi KSM-KSM Unggulan (yang telah terseleksi) untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk peningkatan penghidupan masyarakat miskin. Contoh Jenis Kegiatan Pelayanan Ekonomi dalam Program PPMK  Kegiatan Usaha primer pertanian produktif dan kreatif, antara lain usaha terkait Tanaman pangan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, dll  Kegiatan ‘usaha pengolahan’ produktif dan kreatif oleh Home bisnis/industri, antara lain melalui Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan , Usaha kerajinan anyam bambu, Usaha kerajinan pengolahan daun, Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong, Usaha budidaya jamur merang, Usaha pandai besi, dll  Kegiatan ‘Usaha jasa’ produktif, antara lain Sablon, Multimedia, Perbengkelan, Las, Rias pengantin, Perawatan kesehatan, dll  Dll sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku 2.2. Sasaran 2.2.1. Sasaran Penerima Manfaat Penerima manfaat program PPMK adalah KSM-KSM dengan kriteria sbb : 1. Memiliki kegiatan produktif yang berpotensi dikembangkan (prospektif).  Bagi KSM Ekonomi: Jenis Usaha sektor Jasa maupun produksi, yang prospektif pemasaran tinggi dan melibatkan warga miskin  Bagi KSM Lingkungan: Memiliki kegiatan produktif seperti pembuatan batu bata/batako. Berpengalaman membangun sarana produksi atau instalasi lingkungan yang mendukung produksi/ penghidupan (pasar lokal/kios, prasarana limbah usaha, dan prasarana lainnya).  Bagi KSM Sosial: Pernah melakukan pelatihan kerja, magang dan tindaklanjut usahanya berkelanjutan 2. Jumlah anggota minimal 5 orang, 3. Minimal 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (terdaftar dalam PS-2) 4. Memiliki perangkat organisasi dan administrasi sederhana. 5. Bagi KSM yang memiliki kegiatan dana bergulir pernah mendapat pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lain dengan tingkat pengembalian pinjaman > 90%. 6. Bagi KSM bentukan baru dari warga miskin yang berasal dari beberapa KSM yang memiliki usaha sejenis, aneka usaha atau memiliki potensi untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Pedoman Teknis PPMK 10
  • 11. 2.2.2. Sasaran Lokasi Sasaran lokasi kegiatan PPMK harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kinerja kelembagaan BKM minimal “Berdaya” 2. Opini audit tahun buku sebelumnya “Wajar Tanpa Pengecualian” 3. Kinerja sekretariat BKM minimal “memadai” selama 3 bulan terakhir. 2.3. Komponen Program Kegiatan PPMK terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai berikut: 1. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM 2. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK 3. Bantuan Teknis 2.3.1. Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM Komponen Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM dilakukan dalam kerangka penguatan siklus program di tingkat masyarakat, seperti tergambar dalam siklus berikut ini: Pedoman Teknis PPMK 11
  • 12. Gambar 2.1. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kerangka Memperkuat Siklus Program di Tingkat Masyarakat MUSRENBANG KECAMATAN PJM dan RENTA yang sudah disesuaikan diajukan ke Musrenbang Kecamatan PJM/ RENTA REVIEW RENTA, KINERJA KSM LKM dan KEUANGAN Penguatan dan pengembangan KSM dalam meningkatkan penghidupan masyarakat miskin (PPMK) KSM merupakan bagian dari siklus pembelajaran di tingkat masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan. PPMK adalah salah satu komponen PNPM Mandiri Perkotaan yang difokuskan pada penguatan kapasitas kelembagaan dan usaha KSM. 2.3.2. Komponen Kegiatan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PPMK Bantuan dana diberikan dalam bentuk dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PPMK. BLM PPMK bersifat stimulan dan disediakan untuk memberi akses kepada masyarakat miskin yang tergabung dalam KSM peserta kegiatan PPMK. BLM PPMK dapat digunakan untuk modal kerja, investasi dan penguatan kapasitas untuk mendukung usaha produktif yang layak berdasarkan penilaian UPK dan mendapat persetujuan BKM yang dinyatakan dalam Berita Acara Penetapan KSM Peserta Kegiatan PPMK. KSM yang berhak menerima pinjaman BLM PPMK adalah KSM yang sudah tidak memiliki pinjaman dari UPK atau lembaga keuangan lainnya. Pedoman Teknis PPMK 12
  • 13. A. Alokasi Pagu BLM PPMK Besarnya pagu BLM PPMK tiap kelurahan terseleksi adalah maksimal sebesar Rp 100 juta/ BKM. Jumlah realisasi untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan proposal masing- masing KSM. BLM PPMK dialokasi untuk membiayai modal kerja, investasi dan pengembangan kapasitas yang dikelola oleh UPK dan BKM, khusus untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin. BLM PPMK digulirkan dan dimanfaatkan hanya untuk anggota KSM yang masuk kategori miskin (PS-2) setelah mendapat persetujuan BKM. Pada tahap awal, maksimal 5 (lima) KSM peserta PPMK terseleksi memperoleh dana BLM PPMK dengan jumlah dana yang diterima setiap KSM harus ‘sesuai kebutuhan yang tercantum dalam proposal kegiatan’ yang disetujui BKM. Pada tahap berikutnya, minimal 2 (dua) KSM baru peserta PPMK menerima perguliran dana BLM PPMK setiap tahunnya. Jumlah dana BLM PPMK yang telah ada di rekening BKM harus diinformasikan secara luas dan transparan kepada semua warga kelurahan dan perangkat kelurahan setempat. Demikian pula jumlah dana BLM PPMK yang telah diterima dan ada di rekening KSM harus diinformasikan secara transparan kepada seluruh anggotanya. Penyampaian informasi perkembangan perguliran dana BLM PPMK secara berkala disampaikan BKM kepada masyarakat dan perangkat kelurahan setempat, serta disampaikan KSM kepada anggota-anggotanya secara transparan dan akuntabel. B. Persyaratan Penyaluran dan Pencairan Dana BLM PPMK Dana BLM disalurkan langsung kepada BKM/LKM melalui dua tahap, yakni tahap I 60% dan tahap II 40%, dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2.1 Persyaratan Pencairan dan Pemanfaatan BLM PPMK Tahap Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM Pencairan  Hasil Seleksi dan Penetapan Lokasi  Proposal/usulan KSM peserta PPMK (Berita Acara Hasil Seleksi kegiatan PPMK telah dinyatakan layak Lokasi PPMK dan SK Penetapan oleh UPK dan disetujui oleh Rapat Tahap I Lokasi PPMK). BKM/LKM. (60%)  BKM/LKM telah melaksanakan  Melampirkan rencana penggunaan sosialisasi PPMK di Tingkat dana / RPD BLM tahap I yang telah Kelurahan (Berita Acara Sosialisasi) diverifikasi dan ditandatangani  BKM/LKM menandatangani Surat fasilitator. Pedoman Teknis PPMK 13
  • 14. Tahap Syarat Pencairan ke BKM Syarat Pemanfaatan ke KSM Pencairan Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)  KSM menandatangani akad dengan pihak pemerintah yang diwakili kredit/SPP (surat perjanjian pinjaman) Satker setempat dan diverifikasi oleh dengan UPK dan diketahui oleh BKM Senior Fasilitator. serta perangkat kelurahan atau  Melengkapi form dokumen pencairan fasilitator (PP-BLM, Kwitansi, Copy Rek.  Melengkapi form dokumen pencairan BKM/LKM) (Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)  Disalurkan melalui mekanisme rembug KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM, relawan, perangkat kelurahan dan fasilitator  Melampirkan rencana penggunaan  Proposal/usulan KSM untuk dana BLM PPMK tahap II yang telah penggunaan dana BLM tahap II telah diverifikasi dan ditandatangani dinyatakan layak oleh UPK dan fasilitator disetujui oleh Rapat BKM/LKM  Melengkapi form dokumen pencairan  Administrasi keuangan, organisasi dan (Kwitansi, Copy Rek. BKM/LKM, manajemen KSM telah diverifikasi oleh Resume Akad Kredit pemanfaatan Fasilitator dengan hasil minimal BLM Tahap 1 ke rekening KSM) memadai Tahap II  Dana tahap I di KSM telah (40%) dimanfaatkan dan dipertanggung- jawabkan secara teknis dan administrasi minimal 50%  Melengkapi form dokumen pencairan (Kwitansi, Copy Rek. KSM, dll)  Disalurkan melalui mekanisme rembug KSM dihadiri UPK, Pengawas, BKM, relawan, perangkat kelurahan dan fasilitator. C. Penggunaan Dana BLM PPMK Penggunaan dana BLM PPMK diperuntukkan untuk modal kerja, modal investasi dan peningkatan kapasitas bagi pengembangan usaha produktif dan kreatif masyarakat miskin (PS-2) yang menjadi anggota KSM peserta kegiatan PPMK. Pedoman Teknis PPMK 14
  • 15. Modal kerja yang dimaksud dalam pedoman ini adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional usaha seperti bahan baku. Modal investasi adalah dana yang harus di keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang seperti bangunan, peralatan usaha dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang. Prospektif kelayakan usaha (analisis pasar, analisis sumber daya, dll) tetap menjadi pertimbangan utama dalam penetapan persetujuan proposal kegiatan PPMK oleh UPK-BKM. Adapun jenis KSM yang didanai BLM PPMK, antara lain sbb: i. KSM KUBE ii. KSM Usaha Sejenis iii. KSM Aneka Usaha Usaha yang dikembangkan dalam PPMK dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal antara lain; Usaha primer pertanian produktif dan kreatif diantaranya:  Tanaman pangan  Peternakan  Perikanan  Perkebunan Usaha olahan/ home industri, diantaranya;  Usaha kerajinan akar rotan tumbuhan  Usaha kerajinan dari kaleng/ botol bekas  Usaha daur ulang kertas  Usaha pengolahan daur ulang sampah  Usaha kerajinan anyam bambu  Usaha kerajinan pengolahan daun  Usaha pengolahan ban bekas  Usaha olahan bakau/ eceng gondok/ pelapah pisang/ dan sejenisnya  Usaha pengolahan keripik singkong atau kulit singkong  Usaha budidaya jamur merang  Usaha produksi pangan  Usaha produksi sabun  Usaha pandai besi, dll Pedoman Teknis PPMK 15
  • 16. Usaha jasa produktif diantaranya;  Sablon  Multimedia  Perbengkelan  Las  Pertukangan  Rias pengantin  Perawatan kesehatan, dll D. Negative List Kegiatan PPMK tidak memperkenankan pemanfaatan BLM PPMK untuk kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan upaya pengembangan penghidupan masyarakat miskin, kegiatan yang bersifat hibah, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma-norma, hukum serta peraturan yang berlaku. Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai (negative list) dengan dana BLM PPMK, adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll) 2. Kegiatan militer atau semi-militer (pembelian senjata dan sejenisnya) 3. Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga bank 4. Kegiatan yang memanfaatkan BLM PPMK sebagai jaminan atau agunan atau garansi, baik yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan maupun pihak ketiga lainnya. 5. Pembebasan lahan 6. Pembangunan rumah ibadah 7. Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM-UP-KSM 8. Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan kelestarian budaya lokal dan lain-lain yang dilarang dalam safeguard dan 9. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan kemanusiaan serta tidak sejalan dengan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai universal 2.3.3. Komponen Kegiatan Bantuan Teknis Kegiatan PPMK pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat, yakni dari, oleh dan untuk masyarakat (swakelola). Sebagai pelaku utama kegiatan ini Pedoman Teknis PPMK 16
  • 17. adalah masyarakat miskin, KSM dan UPK peserta kegiatan yang difasilitasi oleh BKM beserta relawan-relawan setempat yang berkoordinasi dengan perangkat pemerintah kelurahan. Untuk memfasilitasi kegiatan PPMK di masyarakat dilakukan oleh seluruh tim fasilitator di wilayah dampingan yang mendapatkan kegiatan PPMK, dengan dukungan operasional dan pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk tingkat kota/kabupaten, pelaku utama adalah pemerintah kota/kabupaten itu sendiri yang digerakkan oleh relawan-relawan kota/kab, pemandu nasional pemda, dan KBP serta TKPK-D, yang difasilitasi oleh Askot MK beserta tim korkot dengan dukungan operasional dan pengembangan kapasitas sesuai kebutuhan. Gambar 2.2 Bantuan Teknis Kegiatan PPMK BKM - BKM KSM - KSM Warga Miskin Anggota KSM UPK Relawan - Relawan Tim Fasilitator Pemkot, KBP, TKPD,& Relawan Tim Korkot Kota KMP KMW Pedoman Teknis PPMK 17
  • 18. BAB 3 TAHAPAN PELAKSANAAN 3.1. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT MASYARAKAT 3.1.1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan di tingkat Masyarakat Prinsip utama pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat adalah proses penyadaran, pemahaman, pembelajaran dan pelembagaan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif. Siklus kegiatan masyarakat adalah siklusnya masyarakat, yang menempatkan masyarakat miskin, KSM, relawan-relawan dan UPK-BKM sebagai pelaku utama atau subyek dari pelaksanaan kegiatan. Posisi fasilitator bersama perangkat kelurahan setempat hanya ‘memfasilitasi’ untuk mendorong dan menjamin masyarakat mampu melaksanakan kegiatannya sesuai kaidah pembangunan partisipatif dan ketentuan pelaksanaan kegiatan PPMK. Melalui upaya mendorong masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan kegiatan, maka diharapkan proses kegiatan PPMK tetap berjalan berkesinambungan setelah PNPM Mandiri Perkotaan berakhir. 3.1.2. Tahapan Kegiatan di tingkat Masyarakat Sejalan dengan prinsip di atas, tahapan kegiatan di tingkat masyarakat terdiri dari 4 (empat) tahapan sbb: a. Tahapan Persiapan Program, serangkaian kegiatan mulai dari seleksi lokasi hingga sosialisasi PPMK tingkat kelurahan kepada seluruh lapisan masyarakat di lokasi terseleksi. b. Tahapan Perencanaan, serangkaian kegiatan pelatihan tentang orientasi dan perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, relawan dan perangkat kelurahan, serta pelatihan keterampilan usaha bagi anggota KSM. c. Tahapan Pencairan dan Pemanfaatan BLM, serangkaian kegiatan mulai dari pencairan dana BLM PPMK ke rekening BKM sampai akad kredit UPK-BKM dengan KSM. Pedoman Teknis PPMK 18
  • 19. d. Tahapan Penguatan dan Pengembangan, serangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan yang mendukung penguatan dan pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM serta penyiapan KSM untuk peserta PPMK selanjutnya. Gambar 3.1. Tahapan Kegiatan PPMK di Tingkat Masyarakat Tahap Persiapan Tahap Perencanaan Tahap Pencairan dan Tahap Penguatan Program Pemanfaatan BLM dan Pengembangan Penyusunan dan Seleksi BKM dan penilaian kelayakan Pencairan dana BLM Pengembangan KSM sesuai kriteria Proposal KSM oleh UPK- PPMK ke Rek BKM keberlanjutan KSM BKM dan UPK-BKM Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Sosialisasi PPMK Pengawas, UPK, Pelatihan dan Akad Kredit UPK-BKM tingkat Kelurahan Pendampingan KSM Relawan, Perangkat dengan KSM dan UPK-BKM Kelurahan, dll Penyiapan KSM peserta PPMK selanjutnya Pedoman Teknis PPMK 19
  • 20. BAB 4 MANAJEMEN DAN PENGORGANISASIAN 4.1. Manajemen Pendampingan Tim Manajemen pelaksana kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) secara berjenjang terdiri dari: 4.1.1. Tim Pusat Tim Pusat terdiri dari; Project Management Unit (PMU), Satuan Kerja Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Advisory dan Konsultan Manajemen Pusat (KMP) Tim Pusat bertanggungjawab dalam merumuskan kebijakan dan desain kegiatan serta pedoman PPMK, KMP mendukung PMU dalam mengendalikan kegiatan PPMK secara Nasional, antara lain; pengembangan kapasitas, pengendalian KMW, penyusunan KAK, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya KMP berkoordinasi dengan Advisory. 4.1.2. Tingkat Provinsi Tim Provinsi terdiri dari; Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan (Satker PBL), Pemerintah Provinsi, dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). KMW bertanggungjawab dalam mengendalikan kegiatan PPMK di tingkat Provinsi, antara lain; pengembangan kapasitas pendampingan, pengendalian Korkot, pelaporan, manajemen data dll. Dalam pelaksanaannya KMW berkoordinasi dengan Satker PBL dan Pemerintah Provinsi serta bertanggungjawab kepada PMU melalui KMP. 4.1.3. Tingkat Kota/ Kabupaten Tim Kota/ Kabupaten terdiri dari; Pemerintah Kota/ Kabupaten dan Tim Koordinator Kota (Korkot). Pemerintah Kota/ Kabupaten Pemerintah Kota/ Kabupaten antara lain terdiri dari; Walikota/ Bupati, DPRD, SKPD, dan TKPKD yang antara lain membantu dalam; 1. Memfasilitasi kemitraan pengembangan penghidupan, usaha ekonomi produktif dan kreatif. Pedoman Teknis PPMK 20
  • 21. 2. Memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, web site, pasar malam, pameran, dsb. 3. Memfasilitasi monitoring kegiatan PPMK di tingkat masyarakat. Tim Koordinator Kota (Tim Korkot) Tim Korkot terdiri dari Koordinator Kota/ Kabupaten yang dibantu oleh beberapa asisten seperti: Asisten Korkot CD, MK, Infrastruktur, Manajemen Data, Urban Planner, Kemitraan. Bilamana di Kota/ Kabupaten tidak terdapat Korkot, maka Kota/ Kabupaten tersebut difasilitasi oleh Askot Mandiri. Adapun ruang lingkup tugas Tim Korkot antara lain; 1. Memperkuat kapasitas TKPKD, KBP, FKA BKM dalam pelaksanaan kegiatan PPMK. 2. Memfasilitasi Pemerintah Kota/ Kabupaten di wilayahnya dalam pelaksanaan kegiatan PPMK. 3. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya. 4. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayahnya. 5. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di tingkat Kota/ Kabupaten. 6. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program. 7. Menjamin akurasi data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK. 8. Membantu dan memfasilitasi pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih luas. 9. Menyusun best practice kegiatan PPMK. 10. Melakukan koordinasi dan mediasi (a.l. jejaring, kemitraan, bridging, maupun linkages) dengan para pemangku kepentingan di daerah, antara lain, Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), Lembaga perbankan dan non perbankan, Perguruan Tinggi, swasta maupun BUMN/D dan Pemerintah Kelurahan, LSM serta masyarakat kelurahan lainnya termasuk potensi relawan setempat. 11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU. Pedoman Teknis PPMK 21
  • 22. 4.1.4. Tingkat Kelurahan Tim Kelurahan terdiri dari; Pemerintah Kelurahan/ Desa dan Tim Fasilitator. Pemerintah Kelurahan/ Desa Pemerintah Kelurahan/ Desa antara lain terdiri dari; Lurah/ Kepala Desa, Perangkat Kelurahan/ Desa, kelembagaan, dan tokoh masyarakat, antara lain bertanggungjawab dalam; 1. Berkoordinasi secara intensif dengan BKM, UPK dalam rangka mendukung kegiatan PPMK 2. Mensosialisasikan kegiatan PPMK bersama BKM, UPK kepada masyarakat 3. Memfasilitasi BKM, UPK, dan KSM serta masyarakat untuk menjamin kelancaran kegiatan PPMK 4. Mensinergikan kegiatan kelurahan dengan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengembangan ekonomi lokal, usaha ekonomi produktif dan kreatif 5. Monitoring Partisipatif kegiatan PPMK di tingkat masyarakat bersama dengan BKM dan UPK 6. Pemerintah kelurahan memfasilitasi kegiatan promosi produk-produk usaha KSM peserta kegiatan PPMK melalui berbagai kegiatan, antara lain; bazar, pasar malam, pameran, dsb 7. Pemerintah Kelurahan/ Desa melaksanakan kegiatan lainnya yang mendukung kegiatan penghidupan masyarakat Tim Fasilitator Pendampingan kegiatan PPMK dilakukan oleh Tim Fasilitator yang ada sebagai bagian dari pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan secara menyeluruh. Tim Fasilitator terdiri dari senior fasilitator, fasiltator ekonomi, fasilitator teknik dan fasilitator sosial serta fasilitator lainnya sesuai dengan kebutuhan. Adapun ruang lingkup tugas Tim Fasiltator antara lain; 1. Memfasiltasi BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya. 2. Bertanggungjawab terhadap pengendalian dan pencapaian tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya 3. Pengendalian, pendampingan dan peningkatan kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya. Pedoman Teknis PPMK 22
  • 23. 4. Menjamin tercapainya tujuan, keluaran, serta substansi dari pelaksanaan kegiatan PPMK di tingkat masyarakat dampingan. 5. Melaksanakan monitoring, supervisi, dan evaluasi program. 6. Melakukan input data SIM tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan PPMK. 7. Memperkuat kapasitas BKM, Pengawas, UPK, KSM, Relawan, pemerintah Kelurahan/ Desa dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPMK di wilayah dampingannya. 8. Membantu dan memfasilitasi BKM, Pengawas, UPK, KSM dalam pengembangan pasar usaha serta jaringan usaha yang lebih luas. 9. Peningkatan Kapasitas KSM dan anggota KSM agar mampu membangun kemampuan dan implementasi akses modal usaha dari berbagai sumber daya dan mobilisasi tabungan dalam upaya meningkatkan produk dan produktivitasnya. 10. Melaksanakan pemetaan, analisis, dan pelaporan yang dibutuhkan untuk memperkuat implementasi UPK selaku lembaga keuangan mikro dan KSM selaku wadah pengembangan sosial ekonomi masyarakat utamanya dalam mendukung pengembangan kegiatan penghidupan warga miskin sebagai usaha ekonomi produktif dan kreatif di kelurahan sasaran. 11. Tugas-tugas lainnya yang ditetapkan PMU. 4.2. Pengembangan Kapasitas Strategi Pengembangan Kapasitas dalam kegiatan PPMK dimaksudkan untuk memperkuat kapasitas penerima manfaat di lokasi sasaran dan pendamping kegiatan PPMK, yang meliputi pengembangan SDM, penguatan organisasi/ kelembagaan dan sistem. Fokus orientasinya dititikberatkan pada penguatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan penghidupan masyarakat miskin, pengembangan kelembagaan masyarakat (UPK/ BKM dan KSM), peningkatan kapasitas pemda dan peningkatan kapasitas pendamping. Peningkatan kapasitas bukan hanya melalui pendidikan dan pelatihan bagi individu, akan tetapi juga dilakukan peningkatan kapasitas bagi organisasi. Pengembangan kapasitas di tingkat masyarakat miskin dan KSM diantaranya berupa pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan manajemen usaha, pelatihan keterampilan usaha, pelatihan penguatan dan pengembangan KSM, promosi dan kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, relawan, UPK-BKM dan Pemerintah Daerah. Pengembangan kapasitas di tingkat pengelola dan pengawas UPK antara lain kegiatan pelatihan orientasi PPMK, pelatihan pengelolaan keuangan dan analisis usaha, pelatihan penguatan dan Pedoman Teknis PPMK 23
  • 24. pengembangan UPK, kemitraan usaha serta pendampingan oleh fasilitator, BKM, relawan dan Pemerintah Daerah. Pengembangan kapasitas di tingkat BKM, aparat kelurahan dan relawan antara lain kegiatan pelatihan orientasi PPMK, pelatihan perencanaan dan pengelolaan BKM, pelatihan penguatan dan pengembangan BKM, pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah, Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) dan pertemuan Forum Relawan dan BKM. Pengembangan kapasitas di tingkat fasilitator dan korkot antara lain kegiatan pelatihan dasar PPMK, pelatihan lanjutan, Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK) serta Komunitas Belajar Perkotaan (KBP). Pengembangan kapasitas di tingkat konsultan (KMP dan KMW) antara lain kegiatan pelatihan orientasi PPMK, TOT PPMK, Expert Group Meeting (EGM), Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK), rapat koordinasi dan lokakarya serta monitoring supervisi. Pengembangan kapasitas di tingkat aparat Pemda diantaranya kegiatan pelatihan aparat dan pemandu Pemda, Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD dan reorientasi SPKD serta lokakarya dan studi banding/tematik. 4.3. Pengelolaan Pinjaman Modal Usaha PPMK Oleh UPK-BKM Pengertian pelayanan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK adalah pelayanan khusus kepada KSM-KSM yang berorientasi pada pengembangan penghidupan masyarakat miskin melalui kegiatan ekonomi produktif dan kreatif. Ketentuan-ketentuan pelaksanaan pengelolan pinjaman modal usaha di kegiatan PPMK, meliputi antara lain; 4.3.1. Peminjam Penerima manfaat atau peminjam adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah memenuhi kriteria peserta kegiatan PPMK. Adapun jenis-jenis KSM kegiatan PPMK yang dapat dikembangkan sebagai penerima manfaat atau peminjam adalah sebagi berikut; a. KSM KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai satu usaha dan dikelola secara bersama, dengan kriteria antara lain;  Kelompok usaha yang beranggotakan antara 5 - 15 orang  Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2  Usaha dikelola bersama diantara anggota KSM  Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif Pedoman Teknis PPMK 24
  • 25. Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)  Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)  Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman  Mendapat persetujuan keluarga  Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan  Harus disepakati oleh seluruh anggota  Usahanya tidak termasuk negatif list b. KSM Sejenis yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha sejenis dan/ atau saling terkait dengan kriteria antara lain;  Kelompok yang beranggotakan antara 5 - 15 orang  Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2  Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM  Fokus usaha yang dikelola adalah sama dan/ atau saling terkait diantara usaha masing-masing anggota KSM  Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif  Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi)  Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)  Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman  Mendapat persetujuan keluarga  Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan  Harus disepakati oleh seluruh anggota  Usahanya tidak termasuk negatif list c. KSM Aneka Usaha yaitu kumpulan para peminjam/ wirausahawan yang mempunyai usaha beraneka ragam dalam satu kelompok dengan kriteria antara lain;  Kelompok yang beranggotakan minimal 5 – 15 orang  Penerima manfaat adalah warga miskin berdasarkan PS-2  Usaha dikelola oleh masing-masing anggota KSM  Fokus usaha yang dikelola beraneka ragam diantara anggota KSM  Fokus usaha adalah ekonomi produktif dan kreatif  Memenuhi kelayakan usaha 5P (harga, produk, pasar, tempat, promosi Pedoman Teknis PPMK 25
  • 26. Membutuhkan tambahan modal (modal kerja dan/ atau investasi)  Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman  Mendapat persetujuan keluarga  Anggota kelompok tidak diperkenankan satu keluarga dalam 2 tingkatan  Harus disepakati oleh seluruh anggota  Usahanya tidak termasuk negatif list Dari 3 (tiga) jenis pengembangan KSM di atas, prioritas yang diutamakan untuk difasilitasi BLM PPMK adalah KSM KUBE dan KSM sejenis. 4.3.2. Tabungan Tabungan merupakan salah satu kegiatan ekonomi KSM maupun UPK dalam rangka memperkuat modal sendiri menuju keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat maupun lembaga. Tabungan juga menjadi salah satu bagian skim yang dikembangkan dalam pengelolaan dana pinjaman bergulir. Adapun besaran tabungan KSM dalam skim PPMK ditentukan sebesar 15% dari besaran dana pinjaman bergulir yang akan diterima KSM. KSM wajib membuka rekening bank dan tabungan anggota KSM dapat dititipkan ke pengurus KSM/ UPK atau di Bank. Selanjutnya jenis tabungan KSM yang dikembangkan dalam skim PPMK, antara lain; a. Tabungan Visi adalah tabungan yang disimpan pada saat anggota KSM mulai bergabung dalam suatu kelompok. b. Tabungan Wajib adalah tabungan yang wajib disimpan secara rutin oleh anggota KSM c. Tabungan Sukarela adalah tabungan yang disimpan secara sukarela oleh anggota KSM d. Tabungan Pendidikan, Hari Raya, dll Dari berbagai jenis tabungan di atas, maka jenis tabungan yang harus ada minimal tabungan visi dan tabungan wajib, sedangkan tabungan sukarela, pendidikan, hari raya dll disarankan tetap ada. Adapun besaran tabungan dan mekanismenya dapat disepakati diantara anggota KSM masing - masing. 4.3.3. Besar Pinjaman/ Pembiayaan Mempertimbangkan keterbatasan dana BLM PPMK, UPK dalam memberikan pelayanan dana pinjaman bergulir PPMK adalah sesuai dengan kelayakan proposal yang diajukan KSM dengan ketentuan maksimum Rp 30.000.000,- untuk setiap KSM dan maksimum Rp 5.000.000,- untuk setiap anggota KSM. Pedoman Teknis PPMK 26
  • 27. 4.3.4. Jasa Pinjaman Guna mendorong pertumbuhan KSM di kegiatan PPMK, maka penerapan jasa pinjaman PPMK sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan insentif yang diberikan kepada KSM oleh UPK serta memperhitungkan tingkat kesehatan UPK. Adapun jasa pinjaman PPMK sebesar 1% - 3% perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima). Penentuan besaran jasa BLM PPMK berdasarkan musyawarah BKM/ LKM dengan masyarakat sedangkan UPK melaksanakan kebijakan/ keputusan yang sudah disepakati bersama akan tetapi agar besaran jasa yang ditentukan tidak salah perhitungan, maka Pengawas dan UPK dapat memberikan masukan kepada BKM/ LKM serta masyarakat, dengan harapan agar jasa pinjaman yang ditetapkan minimal harus dapat meningkatkan penghidupan KSM dan UPK mampu menutup semua biayanya seperti biaya dana (kalau ada), biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman, memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat keuntungan tertentu yang dapat digunakan untuk : Pemupukan modal, BOP BKM/ LKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial dll. Contoh : Perhitungan untuk menentukan besarnya jasa pinjaman  Insentif KSM 0,5% per tahun  Biaya dana (= suku bunga simpanan) 0% per tahun  Biaya operasional UPK 5,5% per tahun  Biaya resiko pinjaman macet 5% per tahun  Keuntungan yang diharapkan 10% per tahun Jumlah 21% per tahun Agar bisa menutup biaya-biaya yang mencapai 21% tersebut, maka jasa pinjaman harus ditentukan minimal sebesar 24% setahun atau 2 % perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula- mula. Mengingat dalam pembayarannya kemungkinan akan terjadi tunggakan misalnya 10%, maka jasa 24% tersebut hanya akan diterima riil sebesar 90% x 24 % = 21,6%. Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil yang diperoleh UPK. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil, dan akumulasi/ pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustainable). Demikian sebaliknya. Untuk itu senantiasa relawan, UPK, Pengawas, LKM bersama fasilitator melakukan dampingan secara intensif kepada para KSM dalam kegiatan PPMK, baik dari sisi organisasi, usaha, administrasi, pembukuan dsb agar para KSM yang menjadi sasaran dalam kegiatan PPMK tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Pedoman Teknis PPMK 27
  • 28. Penentuan besar dan perlakuan jasa pinjaman dalam pengelolaan dana PPMK dapat menggunakan 3 cara, yaitu berdasarkan Jasa Pinjaman Tetap (Flat), Jasa Pinjaman Menurun (Efektif), dan Jasa Pinjaman Annuitas (Tahunan). Khusus bagi UPK yang akan menerapkan pinjaman menurun (efektif) maka perlu dipastikan kinerja UPK Tanpa PAR (Portfolio at Risk) masuk kategori “Sangat Baik” selama 6 bulan berturut- turut serta sudah teruji kemampuan dan keterampilannya dalam pembukuan. 4.3.5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman Jangka waktu pinjaman KSM disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam berdasarkan kelayakan usaha dan kemampuan membayar kembali. Dengan jangka waktu tersebut diharapkan proses pembelajaran kepada KSM dalam kegiatan PPMK dapat tercapai. Adapun frekuensi pinjaman masing-masing peminjam ditetapkan oleh UPK/BKM dengan mempertimbangkan perkembangan usaha KSM dan keberlanjutan perguliran dana BLM PPMK. Untuk selanjutnya diharapkan KSM bisa menjalin kemitraan dengan pihak lain atau dengan Lembaga Keuangan lain. Disamping itu BKM/ LKM diharapkan memfasilitasi KSM dengan mengupayakan channelling atau mencarikan pinjaman/ pembiayaan ke Lembaga Keuangan lainnya. 4.3.6. Angsuran Pinjaman Angsuran pinjaman KSM dapat dilakukan berdasarkan perputaran dan kemampuan usaha KSM, yaitu pembayaran angsurannya dengan cara harian, mingguan, bulanan, atau musiman seperti peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dsb. Meskipun pembayaran angsuran pinjaman juga diperkenankan musiman namun penggunaan dana BLM PPMK tersebut maksimal sebesar 50% dari modal awal dengan tujuan agar kebutuhan KSM terlayani dalam meningkatkan penghidupannya dan UPK tetap hidup sehat/survive. Apabila terjadi jumlah pembayaran pinjaman yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutannya: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran. 4.4. Monitoring dan Evaluasi 4.4.1. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi PPMK Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam suatu manajemen penyelenggaraan program. Monitoring pada dasarnya adalah upaya untuk menjamin agar seluruh kegiatan dapat terlaksana sesuai rencana, strategi dan metodologi yang telah ditetapkan sehingga akan menghasilkan kinerja, output dan outcome yang diharapkan. Pedoman Teknis PPMK 28
  • 29. Sedangkan evaluasi secara prinsip adalah mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai berdasarkan ketentuan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Untuk itu pelaksanaan monitoring kegiatan PPMK dilakukan oleh seluruh pelaku sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, yaitu:  Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah (Provinsi dan kota/kabupaten)  Konsultan, baik di tingkat Pusat oleh KMP, tingkat KMW, Korkot, Askot, sampai fasilitator  Kelompok Peduli di tingkat Provinsi maupun Kota/ Kabupaten  Lembaga Donor,dan  Masyarakat. 4.4.2. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan PPMK Dalam rangka menjamin kualitas mutu pelaksanaan program PPMK ini prinsip utama yang harus dipegang adalah monitoring harus dilaksanakan secara rutin dan terintegrasi bersama dengan seluruh pelaku sesuai dengan tugas pokok fungsi masing-masing. Monitoring dilakukan berdasarkan tahapan sebagai berikut : 1. Monitoring Tahap Persiapan Program Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah persiapan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap persiapan kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut: a. Proses seleksi ditingkat Kelurahan sampai dengan penetapan lokasi di tingkat Pusat b. Sosialisasi  Penyiapan pedoman, POB dll.  Diseminasi seluruh perangkat aturan dan kebijakan, pedoman, manual, POB dan instrumen kepada pelaku terkait. 2. Monitoring Tahap Perencanaan Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan perencanaan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap perencanaan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut : a. Pelatihan Orientasi dan Perencanaan PPMK bagi KSM, BKM, Pengawas, UPK, Relawan, Perangkat Kelurahan, dll (TOR, pedoman, modul, peserta dsb). b. Pendampingan KSM dalam penyusunan proposal usaha. Pedoman Teknis PPMK 29
  • 30. c. Penilaian kelayakan proposal KSM oleh UPK-BKM. 3. Monitoring Tahap Pencairan dan Pemanfaatan BLM Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan pencairan dan pemanfaatan BLM sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap pencairan dan pemanfaatan BLM di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut : a. Pencairan dana BLM PPMK ke Rek BKM. b. Akad Kredit UPK-BKM dengan KSM. 4. Monitoring Tahap Penguatan dan Pengembangan Dilaksanakan untuk memastikan bahwa seluruh langkah-langkah pada tahapan penguatan dan pengembangan sesuai dengan pedoman PPMK. Monitoring pada tahap penguatan dan pengembangan di kegiatan PPMK dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut : a. Pelatihan dan Pendampingan KSM dan UPK-BKM. b. Pengembangan keberlanjutan KSM dan UPK-BKM. 4.4.3. Monitoring Capaian Indikator Dampak dan Hasil Kegiatan PPMK Monitoring yang dilakukan secara berkala dalam rangka mengidentifikasi perkembangan capaian indikator dampak dan hasil dari kegiatan PPMK. Monitoring dilakukan berdasarkan data-data SIM, laporan KMW atau sumber data sekunder lainnya. 4.4.4. Monitoring Lainnya Monitoring lainnya dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terkait dengan rencana, jadwal, personil, strategi dan metodologi pada setiap tahapan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan guna menjamin terwujudnya kinerja penyelenggaraan program yang baik. Monitoring pada setiap tahapan PPMK diharapkan dapat menghasilkan antara lain: 1. Dapat diketahuinya apakah kebijakan, konsep, indikator di PPMK dalam pelaksanaannya sesuai di lapangan. 2. Kendala dan permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan program. 3. Tindakan-tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan. Monitoring pelaku dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi kinerja pelaku maupun stakeholders lain dalam pelaksanaan kegiatan PPMK. Pedoman Teknis PPMK 30
  • 31. 4.4.5. Mekanisme Evaluasi Evaluasi yang dilakukan meliputi kinerja akhir dari seluruh proses serta hasil dan dampak pelaksanaan kegiatan PPMK. Instrumen evaluasi disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dilakukan secara individual maupun secara kolektif. Instrumen evaluasi disusun oleh KMP melalui proses need assesment dengan mempertimbangkan indikator output dan outcome Program PPMK. Hasil evaluasi selanjutnya akan dibahas oleh seluruh pelaku dalam suatu rapat koordinasi sebagai bahan dasar untuk melakukan tindakan korektif, perbaikan percepatan atau perubahan strategi dan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk dilakukan. Pedoman Teknis PPMK 31
  • 32. LAMPIRAN 1 Tabel Indikator Capaian Hasil Kegiatan PPMK Kegunaan dari Informasi Tujuan Indikator Dampak Dampak Menguatkan “kelembagaan a. Minimal 90% warga miskin Menetapkan apakah kegiatan dan kegiatan usaha KSM” di lokasi kegiatan PPMK memberikan dampak secara mandiri dan mengetahui informasi secara umum pada perbaikan berkesinambungan yang ber- kegiatan PPMK ekonomi dan penghidupan orientasi pada peningkatan b. Minimal 30% warga miskin masyarakat miskin. Diukur 2 penghidupan masyarakat (PS-2) di lokasi kegiatan tahun setelah pelaksanaan miskin (sustainable PPMK dapat mengakses PPMK di kelurahan tersebut. livelihood) dana keuangan mikro untuk kegiatan PPMK c. Penurunan jumlah warga miskin (PS-2) minimal 10% di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK. d. Volume perdagangan di 1 tahun setelah program selesai lokasi program meningkat 10% e. Tenaga kerja terampil dan 2 tahun setelah program selesai kegiatan usaha produktif meningkat 15% Keluaran Indikator Hasil Kegunaan Pemantauan Hasil 1. Meningkatnya jumlah a. Minimal terdapat 5 KSM  Menetapkan apakah KSM yang dapat yang mengusulkan kemanfaatan kegiatan PPMK melaksanakan kegiatan kegiatan pengembangan terhadap KSM-KSM peningkatan penghidupan kapasitas terkait PPMK berkelanjutan masyarakat berorientasi b. Minimal terdapat 5 KSM tridaya di setiap kelurahan peserta yang melaksanakan pengembangan kapasitas mengenai PPMK c. Minimal terdapat 5 proposal kegiatan KSM untuk pengajuan kegiatan PPMK d. Maksimal 5 proposal kegiatan KSM disetujui untuk melaksanakan kegiatan PPMK e. Minimal 90% KSM penerima keuangan mikro PPMK dapat melaksanakan kegiatan sesuai proposal Pedoman Teknis PPMK 32
  • 33. 2. Meningkatnya jumlah a. Minimal terdapat 50%  Menilai akses dan KSM yang dapat meng KSM di setiap kelurahan keberlanjutan KSM peserta akses serta bekerjasama peserta yang kegiatan PPMK dalam dengan berbagai pihak melaksanakan kerjasama pengembangan usaha dalam berbagai program pengembangan kapasitas tridaya untuk peningkatan dalam kegiatan usaha penghidupan masyarakat b. Minimal terdapat 50% KSM di setiap kelurahan mampu mengakses program pengembangan usaha dengan pihak lain. 3. Meningkatnya jumlah a. Minimal 50% warga miskin  Menilai akses dan manfaat warga miskin peserta yang terdaftar di PS-2 masyarakat miskin dalam kegiatan PPMK menjadi anggota KSM- KSM peserta kegiatan PPMK KSM yang melaksanakan  Menilai dampak kegiatan PPMK . kesejahteraan masyarakat b. Minimal 50% tingkat miskin dalam KSM peserta kehadiran warga miskin kegiatan PPMK yang menjadi anggota KSM dalam pertemuan- pertemuan perencanaan dan pengambilan keputusan di KSM c. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah warga miskin yang terdaftar di PS-2 d. Minimal 30% pengurus KSM peserta kegiatan PPMK adalah kaum perempuan e. Minimal 50% warga miskin yang menjadi anggota KSM peserta kegiatan memperoleh kredit mikro kegiatan PPMK f. Minimal 35% anggota KSM penerima manfaat program PPMK adalah kaum perempuan g. Meningkatnya pendapatan minimal 30% warga miskin yang menjadi anggota KSM di minimal 70% KSM peserta kegiatan PPMK. h. Minimal 10% warga miskin yang menjadi anggota Pedoman Teknis PPMK 33
  • 34. KSM di 80% kelurahan sasaran kegiatan PPMK. telah keluar dari data PS- 2 setelah 2 tahun mengikuti kegiatan PPMK Minimal 70% anggota KSM memiliki tabungan Pedoman Teknis PPMK 34
  • 35. LAMPIRAN II Tabel Output Dari Setiap Komponen Program Komponen Pelaku Jenis Kegiatan Output • Konsultan • Sosialisasi  Teridentifikasi KSM Calon • Fasilitator • Pendampingan Peserta • BKM tinjauan partisipatif.  Teridentifikasi Jenis Usaha • Relawan • Penguatan kapasitas KSM kelembagaan  Teridentifikasi lembaga • Penguatan diklat, pasar dan asosiasi keterampilan usaha usaha  Meningkatnya jumlah Pemberdayaan anggota BKM yang dilatih Masyarakat  Meningkatnya jumlah pengelola UPK yang dilatih dan didampingi  Meningkatnya jumlah anggota KSM yang didampingi dan dilatih  Tersusunnya Proposal KSM yang layak didanai  Cairnya dana BLM PPMK Bantuan dalam 2 tahap (60% dan Usaha ekonomi produktif 40%) Langsung • KSM dan kreatif  Tersalurkannya BLM ke Masyarakat KSM  Meningkatnya jumlah tim • Team Faskel pendamping yang dilatih. • Korkot  Teridentifkasinya kelompok Pendampingan dan Bantuan Teknis • Konsultan peduli dan perannya dalam Pelatihan • Kelompok mendukung peduli pengembangan usaha KSM Pedoman Teknis PPMK 35
  • 36. LAMPIRAN III. Tabel Sasaran, Tujuan dan Kegiatan Pengembangan Kapasitas Sasaran No. Peningkatan Tujuan Kegiatan kapasitas 1 KSM  Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan orientasi PPMK perilaku masyarakat miskin a. Konsep dan implementasi yang lebih produktif, kreatif PPMK. dan inovatif dalam b. Pemetaan kelembagaan dan mengembangkan usaha KSM (self penghidupannya assessment)  Meningkatnya pengetahuan 2. Pelatihan perencanaan usaha mengenai pengembangan PPMK penghidupan, usaha a. Manajemen usaha ekonomi produktif dan (pembukuan usaha, kreatif kelayakan usaha,  Meningkatnya keterampilan perencanaan usaha, dan kecakapan dalam produksi, pemasaran, dll) pengelolaan usaha b. Teknis penyusunan proposal  Terwujudnya perubahan usaha. perilaku dalam pengelolaan c. Organisasi kelompok organisasi dan usaha KSM (AD/ART, struktur  Meningkatnya pengetahuan kepengurusan, administrasi dan keterampilan dalam kelompok dll) pengelolaan KSM 3. Pelatihan Keterampilan Khusus berkelanjutan dan (vocational and on the job pengelolaan usaha yang training). meningkatkan penghidupan 4. Pelatihan Penguatan dan masyarakat Pengembangan KSM a. Jaringan usaha b. Kemitraan c. Pengembangan KSM berkelanjutan 5. Pendampingan oleh fasilitator, relawan, UPK/ Pengawas/ BKM, aparat pemerintah. 6. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) 2 Pengelola dan  Terwujudnya perubahan 1. P Pengawas UPK perilaku dalam pengelolaan elatihan orientasi PPMK pelayanan untuk a. Konsep dan implementasi meningkatkan penghidupan PPMK. masyarakat miskin. b. Pemetaan kelembagaan  Meningkatnya pengetahuan dan usaha UPK (self pengelolaan pelayanan UPK assessment) yang berhubungan dengan 2. Pelatihan perencanaan usaha Pedoman Teknis PPMK 36
  • 37. Sasaran No. Peningkatan Tujuan Kegiatan kapasitas peningkatan usaha ekonomi PPMK produktif dan kreatif a. Manajemen keuangan  Meningkatnya keterampilan mikro (pembukuan layanan dan kecakapan dalam simpan pinjam, pengelolaan pelayanan UPK perencanaan usaha UPK, yang berhubungan dengan menilai kelayakan usaha usaha ekonomi produktif KSM, mekanisme dan dan kreatif prosedur layanan keuangan mikro dll) b. Organisasi UPK (struktur dan tupoksi pengelola UPK, administrasi UPK) c. Sistem pengendalian UPK (monitoring, pelaporan dan system penanganan kelalaian pinjaman) 3. Pelatihan Penguatan dan Pengembangan UPK a. Jaringan usaha b. Kemitraan c. Pengembangan UPK berkelanjutan 4. Pendampingan oleh fasilitator, relawan, BKM, aparat pemerintah. 5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) 3 BKM, Aparat  Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan orientasi PPMK Kelurahan dan perilaku dalam a. Konsep dan implementasi Relawan mendampingi kegiatan PPMK. peningkatan penghidupan b. Pemetaan potensi usaha masyarakat miskin. dan pengembangan  Meningkatnya pengetahuan ekonomi lokal. tentang kegiatan PPMK, 2. Pelatihan Perencanaan khususnya orientasi produk a. Manajemen BKM usaha ekonomi produktif b. Review PJM/Renta dan kreatif, penguatan UPK berorientasi PPMK sebagai lembaga keuangan c. Sistem pengendalian mikro dan penguatan KSM program (monitoring, sebagai wadah peningkatan evaluasi, pengaduan, penghidupan penanganan tatakelola  Meningkatnya keteampilan aset) dan kecakapan dalam 3. Pelatihan Penguatan dan memotivasi dan Pengembangan BKM memfasilitasi kegiatan a. Jaringan BKM Pedoman Teknis PPMK 37
  • 38. Sasaran No. Peningkatan Tujuan Kegiatan kapasitas masyarakat yang b. Kemitraan berhubungan dengan c. Pengembangan KSM dan pelaksanaan kegiatan UPK berkelanjutan PPMK 4. Pendampingan oleh fasilitator, relawan dan aparat pemerintah 5. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) 6. Forum BKM 4 Fasilitator  Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan PPMK perilaku dalam memfasilitasi 2. Coaching Tematik dan mendampingi BKM/ 3. Komunitas Belajar Internal UPK/ KSM/ Aparat Konsultan (KBIK) Kelurahan dalam kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat miskin.  Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif  Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan usaha ekonomi produktif dan kreatif 5 Korkot/Askot  Terwujudnya perubahan 1. Pelatihan PPMK perilaku dalam memfasilitasi 2. Komunitas Belajar Internal dan mendampingi Pemda, Konsultan (KBIK) Fasilitator, BKM/ UPK/ KSM/ 3. Komunitas Belajar Perkotaan Aparat Kelurahan dalam (KBP) dan Koordinasi TKPKD kegiatan peningkatan 4. Monitoring dan Supervisi PPMK penghidupan masyarakat miskin.  Meningkatnya pengetahuan tentang kaji tindak program daerah, usaha ekonomi produktif dan kreatif  Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan Pedoman Teknis PPMK 38
  • 39. Sasaran No. Peningkatan Tujuan Kegiatan kapasitas kreatif. 6 KMW  Terwujudnya perubahan 1. TOT PPMK perilaku dalam memfasilitasi 2. Expert Group Meeting (EGM) dan mendampingi Pemda, 3. Komunitas Belajar Internal tim korkot dan kelompok Konsultan (KBIK) peduli, dalam kegitan 4. Lokakarya PPMK peningkatan penghidupan 5. Monitoring dan Supervisi PPMK masyarakat miskin.  Meningkatnya pengetahuan tentang usaha ekonomi produktif dan kreatif di tingkat Kota/ Kabupaten serta Provinsi  Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan siklus kota yang mendukung kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif. 7 KMP  Terwujudnya perubahan 1. Expert Group Meeting (EGM) perilaku dalam memfasilitasi 2. Komunitas Belajar Internal dan mendampingi KMW Konsultan (KBIK) dalam kegiatan peningkatan 3. Lokakarya PPMK penghidupan masyarakat 4. Monitoring dan Supervisi PPMK miskin  Meningkatnya pengetahuan tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif  Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan PPMK serta usaha ekonomi produktif dan kreatif. Pedoman Teknis PPMK 39
  • 40. Sasaran No. Peningkatan Tujuan Kegiatan kapasitas 8 Aparat Pemda  Terwujudnya perubahan 1. Lokakarya PPMK perilaku dalam memfasilitasi 2. Komunitas Belajar Perkotaan dan mengkoordinasi dalam (KBP) dan siklus kota dalam kegitan peningkatan pengembangan PPMK penghidupan masyarakat 3. Reorientasi TKPK-D dan miskin. penyusunan SPKD – PJM  Meningkatnya pengetahuan pronangkis Kota/ Kab, tentang pengembangan penguatan Musrenbang yang regulasi dan perencanaan mendukung PPMK pembangunan daerah 4. Studi Banding/ Studi Tematik dalam kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif  Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan dalam memfasilitasi KBP, TKPK- D/SKPD dalam menyusun SPKD yang mendukung kegiatan PPMK dan pengembangan usaha ekonomi produktif dan kreatif. Pedoman Teknis PPMK 40
  • 41. LAMPIRAN IV Tahapan kegiatan di tingkat masyarakat secara rinci sebagai berikut: a. Tahapan Persiapan Program Siklus kegiatan pada tahapan persiapan program dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb: No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output 1 Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK 01 Penyusunan Pedoman PMU, KMP dan Bulan ke 1 Tersusunnya Pedoman Seleksi Lokasi PPMK Advisory Seleksi Lokasi PPMK dan dan Penetapan Kuota Minggu ke Ditetapkannya Kuota Lokasi Lokasi PPMK 1-4 PPMK untuk masing-masing Provinsi. 02 Sosialisasi Pedoman Tim Seleksi Bulan ke 2 Tersosialisasikannya Seleksi Lokasi PPMK Tingkat Provinsi Pedoman Seleksi Lokasi kepada KMW, Tim Minggu ke PPMK ke Tingkat Provinsi, Korkot, Tim Seleksi Tim Korkot 1 Kab/Kota dan Kelurahan Tingkat Kelurahan dan Tim Seleksi KSM Tingkat Kelurahan 03 Proses Penilaian KSM Tim Seleksi Bulan ke 2 Diperolehnya daftar KSM di Tingkat Kelurahan Tingkat Kelurahan calon peserta PPMK dari tiap Minggu ke kelurahan/BKM sesuai format 1-2 yang berlaku 04 Proses verifikasi dan Tim Korkot Bulan ke 2 Diperolehnya hasil verifkasi rekapitulasi Kelurahan dan rekapitulasi kelurahan beserta KSM calon Minggu ke beserta KSM calon peserta peserta PPMK di 2-3 PPMK dari tiap Tingkat Kab/Kota kabupaten/kota 05 Proses verifikasi dan Tim Seleksi Bulan ke 2  Diperolehnya Hasil penetapan Kelurahan Tingkat Provinsi Verifikasi Kelurahan beserta KSM peserta Minggu ke beserta KSM calon peserta PPMK di Tingkat Satker PBL 3-4 PPMK di tiap provinsi Provinsi Provinsi  Terbitnya Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMK oleh Kepala Satker PBL Provinsi  Adanya laporan Surat Keputusan Penetapan Kelurahan Peserta PPMK kepada Direktur PBL dan Kepala PMU. Pedoman Teknis PPMK 41
  • 42. No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output 06 Proses sosialisasi Satker PBL Bulan ke 2 Tersosialisasikannya Surat Surat Keputusan atas Provinsi Keputusan atas Penetapan Penetapan Lokasi Minggu ke Kelurahan Peserta PPMK ke PPMK kepada Tim 4 Tingkat Kab/Kota, Tingkat Korkot, Tim Seleksi Kelurahan dan KSM yang Tingkat Kelurahan dan menjadi lokasi PPMK KSM. 2 Sosialisasi PPMK 2.1. Sosialisasi tingkat PJ : Tim Bulan ke 3  Kegiatan PPMK Kelurahan Fasilitator, BKM, tersosialisasikan di Aparat, Minggu 1- Lurah Kelurahan, BKM, 2 Pengawas, UPK, KSM, Peserta : BKM, Relawan dan PS-2. Pengawas, UP- UP, Aparat  Rencana aksi tindak lanjut Kelurahan, KSM, pendalaman bagi KSM PS-2, Relawan, calon peserta PPMK Kelompok Peduli Ketentuan seleksi lokasi/kelurahan PPMK akan diatur lebih rinci dalam Pedoman Seleksi dan Penetapan Lokasi PPMK. b. Tahapan Perencanaan Kegiatan pada tahapan perencanaan dilaksanakan dengan rincian kegiatan sbb: No. Rincian Kegiatan PJ & Peserta Waktu Output Peningkatan Kapasitas Masyarakat Miskin Kelurahan 1 Pelatihan Orientasi PJ: Fasilitator  Paham tentang konsep Bulan ke 3 PPMK bagi BKM, dasar dan implementasi Aparat Kelurahan Peserta: BKM, minggu ke 2-3 kegiatan PPMK dan Relawan Aparat Kelurahan,  Paham tentang pemetaan Relawan potensi usaha dan pengembangan ekonomi lokal. 2 Pelatihan Orientasi PJ: BKM, Bulan ke 3  Paham tentang konsep PPMK bagi KSM, Relawan, dasar dan implementasi Minggu ke 3- Pengawas dan difasilitasi oleh kegiatan PPMK 4 Pengelola UPK Faskel  Paham tentang Pemetaan Peserta: KSM, kelembagaan dan usaha Pengawas dan UPK (self assessment). Pengelola UPK  Paham tentang Pemetaan Pedoman Teknis PPMK 42