SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
PENGANTAR
PENDIDIKAN
ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
[PDGK4407]
MODUL 1 :
HAKIKAT PENDIDIKAN
KHUSUS
MODUL 1
HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS
KB 1
DEFINISI JENIS KEBUTUHAN KHUSUS
KB 2
PENYEBAB DAN DAMPAK
MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS
KB 3
KEBUTUHAN SERTA HAK DAN
KEWAJIBAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
KEGIATAN BELAJAR 1
DEFINISI DAN JENIS
KEBUTUHAN KHUSUS
A. DEFINISI BERBAGAI ISTILAH
Sebelum terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas), istilah yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus
(ABK) adalah anak luar biasa, dan pendidikan bagi anak-anak ini disebut sebagai pendidikan luar biasa (PLB),
yaitu pendidikan bagi anak yang memiliki keluarbiasaan.
Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan khusus, yang
menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki Potensi
kecerdasan dan bakat istimewa”.
Sesuai dengan UU No.20/2003 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai anak
yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa
memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
Kategori anak/peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus berdasarkan jenis penyimpangan,
menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri dari anak yang
luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau yang disebut
tunagrahita.
2. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena hambatan sensoris atau
indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu.
3. Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan kemunikasi.
4. Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang
gangguan emosi, termasuk autis.
5. Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat dan sering disebut sebagai
tunaganda.
Jenis-jenis
kelainan dibawah
normal
Tunanetra
Tunarungu
Gangguan
Komunikasi
Tunagrahita
Tunadaksa
Tunalaras
Anak
Berkesulitan
Belajar
Tunaganda
KEGIATAN BELAJAR 2
PENYEBAB DAN DAMPAK MUNCULNYA
KEBUTUHAN KHUSUS
A. PENYEBAB MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS
Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori seperti
berikut:
1. Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran
2. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran,
seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan
penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir
premature.
3.Penyebab Postnatal, penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya kecelakaan, jatuh,
atau kena penyakit tertentu.
FAKTOR PENYEBAB ABK
1.
Heriditer
2.
Inveksi
3.
Keracunan
4.
Trauma
4.
Kekuranga
n Gizi
B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS
Dari pengamatan Anda terhadap ABK, baik yang ada di sekolah maupun yang mungkin berada di sekitar
lingkungan anda, barangkali Anda menemukan bahwa kelainan mempunyai dampak yang bervariasi bagi
anak itu sendiri, bagi keluarga, dan tentu saja bagi masyarakat sekitar.
Dampak bagi Anak itu sendiri
Dampak bagi Keluarga
Dampak bagi Masyarakat
KEGIATAN BELAJAR 3
KEBUTUHAN SERTA HAK DAN KEWAJIBAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. KEBUTUHAN ANAK BERKELAINAN (BERKEBUTUHAN KHUSUS)
Setiap makhluk mempunyai kebutuhan. Sebagai makhluk Tuhan yang dianggap mempunyai
derajat tertinggi di antara makhluk lainnya, manusia mempunyai kebutuhan yang barangkali
paling banyak dan kompleks.
Sebagaimana dikemukakan oleh Maslow (dalam Kolesnik, 1984) manusia sebagai makhluk
tertinggi memang mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks, mulai dari kebutuhan yang
sangat mendasar (basic needs), seperti makan, tempat tinggal, dan rasa aman, sampai dengan
kebutuhan yang tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Tidak berbeda dengan orang-orang normal, para
penyandang kelainan juga mempunyai kebutuhan yang sama. Untuk memudahkan pemahaman
terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini, kita akan mengelompokannya menjadi kebutuhan
fisik/kesehatan, kebutuhan sosial/emosional, dan kebutuhan pendidikan.ketiga kelompok
kebutuhan ini akan mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi kelainan.
B. HAK PENYANDANG KELAINAN
Sebagai warga negara, para penyandang kelainan mempunyai hak yang sama dengan warga
negara lainnya. Dalam pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa seua warga negara berhak
mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari Bab IV tersebut, ada empat ayat yang
dapat dijadikan acuan dalam menentukan hak para penyandang kelainan.
Pasal 6
Yang dikutip
dari Bab IV
No.20 Tahun
2003
Ayat (1)
Ayat (2)
Ayat (3)
Ayat (4)
Setiap warga negaramempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus.
Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
Pada tanggal 7-10 Juni 1994, diselenggarakan Konferensi Dunia tentang Pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) di Salamanca, Spanyol yang dihadiri oleh 92 negara dan 25 organisasi
internasional. Dalam konferensi tersebut dimantapkan komitmen tentang Education for All, dan
dikeluarkan kerangka kerja untuk Pendidikan ABK yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi
setiap negara dalam penyelanggaraan Pendidikan Khusus.
Kerangka kerja tersebut dilandasi oleh kepercayaan tentang hak anak atas pendidikan, yang anatara lain
menyebutkan bahwa:
1. Setiap anak punya hak yang fundamental untuk mendapat pendidikan
2. Setiap anak punya karakteristik, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar yang unik.
3. Sistem pendidikan harus dirancang dan program pendidikan diimplementasikan dengan
mempertimbangkan perbedaan yang besar dalam karakteristik dan kebutuhan anak.
4. Mereka yang mempunyai kebutuhan belajar khusus (ABK) harus mempunyai akses ke sekolah biasa
yang seyogianya menerima mereka dalam suasana pendidikan yang berfokus pada anak sehingga
mampu memenuhi kebutuhan mereka.
5. Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling efektif untuk melawan
sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK.
C. KEWAJIBAN PENYANDANG KELAINAN
Sebagai warga negara para penyandang kelainan juga mempunyai kewajiban yang harus
dipenuhi. Undang-undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Bab IV Pasal 6 menetapkan
bahwa:
1. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar;
2. Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan
pendidikan.
PENGANTAR
PENDIDIKAN
ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
[PDGK4407]
MODUL 2 :
HAKIKAT PENDIDIKAN
BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS ( ABK )
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian pelayanan pendidikan dan sejarah
perkembangan pendidikan khusus di Indonesia
A.Makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK
Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut dapat
mengembangkanpotensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan
kesehatan, kebutuhan yang berkaitan dengan emosional-sosial dan kebutuhan
pendidikan. Tersedianya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
merupakan faktor kunci bagi perkembangan ABK.
Penyediaan layanan pendidikan bagi ABK di Indonesia tidak semaju di Negara
lain. Namun, perhatian masyarakat dan pemerintah makin lama makin besar
sehingga berbagai sekolah untuk ABK mulai didirikan.perkembangan yang
menggembirakan dari jumlah sekolah dan jumlah siswa merupakan pertanda
meningkatkan pelayanan pendidikan bagi ABK.
B. Sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus
Keberadaan para penyandang kelainan dapat ditandai sejak zaman purba yang
masih prmitif, sampai zaman yang paling mutakhir, yang ditandai dengan
kecanggihan teknologi. Pada awalnya, perlakuan terhadap para penyandang
kelaianan sangat menyedihkan.oleh karena pengaruh mistik dan berbagai
kepercayaan parapenyandang kelainan dikucilkan, bahkan ada yang dimusnahkan
ketika masih bayi. Layanan pendidikan terhadap penyandang kelainan dapat
ditelusuri mulai abad ke-16 ketika di syanyol seoranh anak tunarungu sejak lahir
berhasil dididik. Di amerika layanan pendidikan ini baru mulai pada tahun 1817
KEGIATAN BELAJAR 2
Berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK )
A. Pelayanan pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusi
1. Layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Alasan para pendukung pelayanan
pendidikan terpisah ini antara lain:
a. ABK akan mendapat perlakuan/perhatian yang lebih intensif karena para guru memang disiapkan khusus untuk
melayani mereka
b. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab
c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi karena para ABK merasa mempunyai
kemampuan setara sehingga kesempatan untuk unggul akan semakin terbuka
2 .Layanan pendidikan integrasi menyediakan pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama dengan anak
normal.
Para ABK dapat menghayati dunia yang sama dengan anak normal, demikian pula anak normal akan mendapat kesempatan
untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup
3. Layanan pendidikan inklusi setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada dalam satu
sekolah.
Pada praktiknya ABK disekolahkan di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya, terlepas dari tingkat kelainan yang
disandang.
B. Jenis pelayanan pendidikan khusus
1. Layanan di sekolah biasa
2. Sekolah biasa dengan guru konsultan
3. Sekolah biasa dengan guru kunjung
4. Model ruang sumber
5. Model kelas khusus
6. Model sekolah khusus siang hari
7. Model sekolah dalam Panti Asuhan atau rumah sakit
C. Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK.
Pelayanan pendidikan untuk ABK merupakan satu kegiatan atau proses yang sangat kompleks yang
memerlukan kerja sama dari berbagai pakar/personel yang terkait dengan ABK. Kerja sama atau
kolaborasi diwujudkan dalam pertemuan bersama yang membahas kasus yang ditangani. Setiap
anggota tim akan membahas kasus dari bidang keahliannya masing-masing, dan berdasarkan
pembahasan tersebut, tim akan mengambil keputusan yang akan ditindaklanjuti oleh seluruh
anggota tim.
Mereka yang terlibat sebagai anggota tim pelayanan pendidikan bagi ABK berasal dari berbagai
bidang keahlian yang relevan dengan kebutuhan ABK yang ditangani. Secara umum, anggota tim mencakup
para pakar/personel berikut:
1. Guru sekolah biasa
2. Guru pendidikan khusus
3. Pengawas sekolah
4. Kepala sekolah
5. Orang tua ABK
6. ABK sendiri
7. Psikolog sekolah
8. Guru bina wicara dan persepsi bunyi
9. Dokter dari berbagai keahlian (dokter spesialis)
10. Perawat sekolah
11. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk menangani ABK
12. Ahli terapi fisik (physical therapist)
13. Pekerja sosial dan konselor
14. Personel lain, sesuai dengan keperluan
KESIMPULAN
• Istilah yang lebih halus digunakan untuk menggambarkan kondisi setiap jenis penyimpangan, terutama
yang penyimpangannya berada dibawah normal, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan
tunalaras
• Untuk memudahkan pemahaman terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini, kita akan
mengelompokannya menjadi kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan sosial/emosional, dan kebutuhan
pendidikan.
• Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling efektif untuk melawan sikap
diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK.
• Para penyandang kelainan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya, yaitu
hak untuk mendapat pendidikan, jaminan sosial, menggunakan fasilitas umum, serta mendapat pekerjaan.
• Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para
ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya.
Title text addition

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a ABK MODUL 1-2 KELOMPOK 3 rev.pptx

Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umumPenelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
iwan Alit
 
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan KhususLandasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
Desy Aryanti
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Tjoetnyak Izzatie
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Tjoetnyak Izzatie
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Warman Tateuteu
 
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
ZainulHasan13
 
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee KarengPendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
Tjoetnyak Izzatie
 
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Tjoetnyak Izzatie
 

Semelhante a ABK MODUL 1-2 KELOMPOK 3 rev.pptx (20)

Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umumPenelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
 
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan KhususLandasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
Landasan Yuridis Formal Anak Berkebutuhan Khusus
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 
PPT PPABK KELOMPOK 1.pptx
PPT PPABK KELOMPOK 1.pptxPPT PPABK KELOMPOK 1.pptx
PPT PPABK KELOMPOK 1.pptx
 
Pengertia pendidikan khusus 2021 oktober.pptx
Pengertia pendidikan khusus 2021 oktober.pptxPengertia pendidikan khusus 2021 oktober.pptx
Pengertia pendidikan khusus 2021 oktober.pptx
 
FORMAT IDENTIFIKASI PDBK 2022.pdf
FORMAT IDENTIFIKASI PDBK 2022.pdfFORMAT IDENTIFIKASI PDBK 2022.pdf
FORMAT IDENTIFIKASI PDBK 2022.pdf
 
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUDPendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
Pendidikan Inklusif: Materi Pengantar untuk Penerapan di PAUD
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-3 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
 
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee KarengPendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
Pendidikan ABK di Slb-AB Bukesra Ulee Kareng
 
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (abk) pada anak yang menderita tunagrahit...
 
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-2 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-2 SMP Ibrahimy Sukorejo ...Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-2 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-2 SMP Ibrahimy Sukorejo ...
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
PDM – 12 - DIKSUS.pptx
PDM – 12 - DIKSUS.pptxPDM – 12 - DIKSUS.pptx
PDM – 12 - DIKSUS.pptx
 
PDM – 12 - DIKSUS.pptx
PDM – 12 - DIKSUS.pptxPDM – 12 - DIKSUS.pptx
PDM – 12 - DIKSUS.pptx
 
Assignment PKU
Assignment PKUAssignment PKU
Assignment PKU
 
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxpendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
 
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

ABK MODUL 1-2 KELOMPOK 3 rev.pptx

  • 2. MODUL 1 HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS KB 1 DEFINISI JENIS KEBUTUHAN KHUSUS KB 2 PENYEBAB DAN DAMPAK MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS KB 3 KEBUTUHAN SERTA HAK DAN KEWAJIBAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
  • 3. KEGIATAN BELAJAR 1 DEFINISI DAN JENIS KEBUTUHAN KHUSUS A. DEFINISI BERBAGAI ISTILAH Sebelum terbitnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas), istilah yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak luar biasa, dan pendidikan bagi anak-anak ini disebut sebagai pendidikan luar biasa (PLB), yaitu pendidikan bagi anak yang memiliki keluarbiasaan. Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan khusus, yang menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki Potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Sesuai dengan UU No.20/2003 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
  • 4. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS Kategori anak/peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus berdasarkan jenis penyimpangan, menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran. Kategori tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau yang disebut tunagrahita. 2. Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu. 3. Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan kemunikasi. 4. Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang gangguan emosi, termasuk autis. 5. Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat dan sering disebut sebagai tunaganda.
  • 6. KEGIATAN BELAJAR 2 PENYEBAB DAN DAMPAK MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS A. PENYEBAB MUNCULNYA KEBUTUHAN KHUSUS Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab kelainan dapat dibagi menjadi tiga kategori seperti berikut: 1. Penyebab Prenatal, yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran 2. Penyebab Perinatal, yaitu penyebab yang muncul pada saat atau waktu proses kelahiran, seperti terjadinya benturan atau infeksi ketika melahirkan, proses kelahiran dengan penyedotan (di-vacuum), pemberian oksigen yang terlampau lama bagi anak yang lahir premature. 3.Penyebab Postnatal, penyebab yang muncul setelah kelahiran, misalnya kecelakaan, jatuh, atau kena penyakit tertentu.
  • 8. B. DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS Dari pengamatan Anda terhadap ABK, baik yang ada di sekolah maupun yang mungkin berada di sekitar lingkungan anda, barangkali Anda menemukan bahwa kelainan mempunyai dampak yang bervariasi bagi anak itu sendiri, bagi keluarga, dan tentu saja bagi masyarakat sekitar. Dampak bagi Anak itu sendiri
  • 9. Dampak bagi Keluarga Dampak bagi Masyarakat
  • 10. KEGIATAN BELAJAR 3 KEBUTUHAN SERTA HAK DAN KEWAJIBAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS A. KEBUTUHAN ANAK BERKELAINAN (BERKEBUTUHAN KHUSUS) Setiap makhluk mempunyai kebutuhan. Sebagai makhluk Tuhan yang dianggap mempunyai derajat tertinggi di antara makhluk lainnya, manusia mempunyai kebutuhan yang barangkali paling banyak dan kompleks. Sebagaimana dikemukakan oleh Maslow (dalam Kolesnik, 1984) manusia sebagai makhluk tertinggi memang mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks, mulai dari kebutuhan yang sangat mendasar (basic needs), seperti makan, tempat tinggal, dan rasa aman, sampai dengan kebutuhan yang tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Tidak berbeda dengan orang-orang normal, para penyandang kelainan juga mempunyai kebutuhan yang sama. Untuk memudahkan pemahaman terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini, kita akan mengelompokannya menjadi kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan sosial/emosional, dan kebutuhan pendidikan.ketiga kelompok kebutuhan ini akan mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi kelainan.
  • 11. B. HAK PENYANDANG KELAINAN Sebagai warga negara, para penyandang kelainan mempunyai hak yang sama dengan warga negara lainnya. Dalam pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa seua warga negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab IV Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari Bab IV tersebut, ada empat ayat yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan hak para penyandang kelainan. Pasal 6 Yang dikutip dari Bab IV No.20 Tahun 2003 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Setiap warga negaramempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
  • 12. Pada tanggal 7-10 Juni 1994, diselenggarakan Konferensi Dunia tentang Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Salamanca, Spanyol yang dihadiri oleh 92 negara dan 25 organisasi internasional. Dalam konferensi tersebut dimantapkan komitmen tentang Education for All, dan dikeluarkan kerangka kerja untuk Pendidikan ABK yang diharapkan dapat menjadi pegangan bagi setiap negara dalam penyelanggaraan Pendidikan Khusus. Kerangka kerja tersebut dilandasi oleh kepercayaan tentang hak anak atas pendidikan, yang anatara lain menyebutkan bahwa: 1. Setiap anak punya hak yang fundamental untuk mendapat pendidikan 2. Setiap anak punya karakteristik, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar yang unik. 3. Sistem pendidikan harus dirancang dan program pendidikan diimplementasikan dengan mempertimbangkan perbedaan yang besar dalam karakteristik dan kebutuhan anak. 4. Mereka yang mempunyai kebutuhan belajar khusus (ABK) harus mempunyai akses ke sekolah biasa yang seyogianya menerima mereka dalam suasana pendidikan yang berfokus pada anak sehingga mampu memenuhi kebutuhan mereka. 5. Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling efektif untuk melawan sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK.
  • 13. C. KEWAJIBAN PENYANDANG KELAINAN Sebagai warga negara para penyandang kelainan juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi. Undang-undang No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Bab IV Pasal 6 menetapkan bahwa: 1. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar; 2. Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.
  • 14. PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS [PDGK4407] MODUL 2 : HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( ABK )
  • 15. KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian pelayanan pendidikan dan sejarah perkembangan pendidikan khusus di Indonesia A.Makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkanpotensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan yang berkaitan dengan emosional-sosial dan kebutuhan pendidikan. Tersedianya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan merupakan faktor kunci bagi perkembangan ABK. Penyediaan layanan pendidikan bagi ABK di Indonesia tidak semaju di Negara lain. Namun, perhatian masyarakat dan pemerintah makin lama makin besar sehingga berbagai sekolah untuk ABK mulai didirikan.perkembangan yang menggembirakan dari jumlah sekolah dan jumlah siswa merupakan pertanda meningkatkan pelayanan pendidikan bagi ABK.
  • 16. B. Sejarah perkembangan layanan pendidikan khusus Keberadaan para penyandang kelainan dapat ditandai sejak zaman purba yang masih prmitif, sampai zaman yang paling mutakhir, yang ditandai dengan kecanggihan teknologi. Pada awalnya, perlakuan terhadap para penyandang kelaianan sangat menyedihkan.oleh karena pengaruh mistik dan berbagai kepercayaan parapenyandang kelainan dikucilkan, bahkan ada yang dimusnahkan ketika masih bayi. Layanan pendidikan terhadap penyandang kelainan dapat ditelusuri mulai abad ke-16 ketika di syanyol seoranh anak tunarungu sejak lahir berhasil dididik. Di amerika layanan pendidikan ini baru mulai pada tahun 1817
  • 17. KEGIATAN BELAJAR 2 Berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ) A. Pelayanan pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusi 1. Layanan pendidikan segregasi memisahkan ABK dari anak normal. Alasan para pendukung pelayanan pendidikan terpisah ini antara lain: a. ABK akan mendapat perlakuan/perhatian yang lebih intensif karena para guru memang disiapkan khusus untuk melayani mereka b. Para ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab c. Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi karena para ABK merasa mempunyai kemampuan setara sehingga kesempatan untuk unggul akan semakin terbuka 2 .Layanan pendidikan integrasi menyediakan pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama dengan anak normal. Para ABK dapat menghayati dunia yang sama dengan anak normal, demikian pula anak normal akan mendapat kesempatan untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup 3. Layanan pendidikan inklusi setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada dalam satu sekolah. Pada praktiknya ABK disekolahkan di sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya, terlepas dari tingkat kelainan yang disandang.
  • 18. B. Jenis pelayanan pendidikan khusus 1. Layanan di sekolah biasa 2. Sekolah biasa dengan guru konsultan 3. Sekolah biasa dengan guru kunjung 4. Model ruang sumber 5. Model kelas khusus 6. Model sekolah khusus siang hari 7. Model sekolah dalam Panti Asuhan atau rumah sakit
  • 19. C. Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK. Pelayanan pendidikan untuk ABK merupakan satu kegiatan atau proses yang sangat kompleks yang memerlukan kerja sama dari berbagai pakar/personel yang terkait dengan ABK. Kerja sama atau kolaborasi diwujudkan dalam pertemuan bersama yang membahas kasus yang ditangani. Setiap anggota tim akan membahas kasus dari bidang keahliannya masing-masing, dan berdasarkan pembahasan tersebut, tim akan mengambil keputusan yang akan ditindaklanjuti oleh seluruh anggota tim.
  • 20. Mereka yang terlibat sebagai anggota tim pelayanan pendidikan bagi ABK berasal dari berbagai bidang keahlian yang relevan dengan kebutuhan ABK yang ditangani. Secara umum, anggota tim mencakup para pakar/personel berikut: 1. Guru sekolah biasa 2. Guru pendidikan khusus 3. Pengawas sekolah 4. Kepala sekolah 5. Orang tua ABK 6. ABK sendiri 7. Psikolog sekolah 8. Guru bina wicara dan persepsi bunyi 9. Dokter dari berbagai keahlian (dokter spesialis) 10. Perawat sekolah 11. Guru pendidikan jasmani yang sudah mendapat pelatihan khusus untuk menangani ABK 12. Ahli terapi fisik (physical therapist) 13. Pekerja sosial dan konselor 14. Personel lain, sesuai dengan keperluan
  • 21. KESIMPULAN • Istilah yang lebih halus digunakan untuk menggambarkan kondisi setiap jenis penyimpangan, terutama yang penyimpangannya berada dibawah normal, seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan tunalaras • Untuk memudahkan pemahaman terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini, kita akan mengelompokannya menjadi kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan sosial/emosional, dan kebutuhan pendidikan. • Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling efektif untuk melawan sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang mau menerima kedatangan ABK. • Para penyandang kelainan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya, yaitu hak untuk mendapat pendidikan, jaminan sosial, menggunakan fasilitas umum, serta mendapat pekerjaan. • Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK tersebut dapat mengembangkan potensinya.