SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
REFERAT
INTUSUSEPSI (INVAGINASI)
Disusun Oleh :
Cindy Aulia Maessy
1102011066
Pembimbing :
dr. Yeppy A. Nurzaman, Sp.B, FINaCS, MM
ANATOMI
ANATOMI
FISIOLOGI
• Terdapat dua fungsi utama yaitu pencernaan dan
absorbsi bahan-bahan nutrisi, air, elektrolit, dan
mineral
Usus Halus
• Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorbsi air dan elektrolit, yang sudah hampir
lengkap pada kolon bagian kanan
Usus Besar
DEFINISI
Invaginasi atau intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen
usus masuk ke dalam segmen lainnya, yang bisa berakibat
obstruksi/strangulasi. Umumnya bagian yang proksimal
(intususeptum) ke bagian distal (intususepien).
EPIDEMIOLOGI
Keadaan
Gawat Darurat
Sering pada
Usia 3 Bulan –
6 Tahun
60% pasien
berusia <1
tahun
Jarang terjadi
pada Neonatus
Prevalensi
Insiden 1-4 /
1.000 Kelahiran
Rasio Laki-laki
: Perempuan
4:1
ETIOLOGI DAN FAKTOR
PREDISPOSISI
Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang
mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebab. Misalnya; Diverticulum
Meckell, Polyp, Hemangioma. Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama
adanya tumor yang menyebabkannya.
Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah
ileocoecal, dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke
dalam caecum yang longgar.
Invaginasi kadang – kadang terjadi setelah/selama enteritis akut, sehingga
dicurigai akibat peningkatan peristaltik usus.
KLASIFIKASI
• usus halus ke usus halus
Enterik (6,7%)
• valvula ileosekalis mengalami invaginasi
prolapse ke sekum dan menarik ileum
dibelakangnya. Valvula tersebut
merupakan apex dari intususepsi.
Ileosekal (39%)
• Kolon ke kolon
Kolokolika (4,7%)
• ileum prolapse melalui valvula
ileosekalis ke kolon
Ileokolika (31,5%)
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Anak atau bayi
• menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke
atas,
• penderita tampak seperti kejang dan pucat menahan sakit
• muntah berisi cairan dan makanan yang ada di lambung.
• di luar serangan si penderita terlihat lelah dan lesu dan
tertidur
• BAB darah dan lendir (red currant jelly stool)
• teraba gumpalan usus sebagai suatu massa tumor
berbentuk curved sausage di dalam perut
• Peristaltik pada perut yang teraba kosong yang
disebut “dance’s sign
• perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang
jelas, muntah warna hijau dan dehidrasi
DIAGNOSIS
Gejala klinis yang menonjol dari intususepsi adalah
suatu trias gejala yang terdiri dari:
 Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri
bersifat hilang timbul. Nyeri menghilang selama 10-20
menit, kemudian timbul lagi serangan baru.
 Teraba massa tumor di perut bentuk curved
sausage pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas
tengah, kiri bawah atau kiri atas.
 Buang air besar campur darah dan lendir yang
disebut red currant jelly stool.
 Diagnosis klinis menurut The Brighton Collaboration
Intussuseption Working Group berasarkan kriteria mayor dan
minor :
DIAGNOSIS
Kriteria Mayor
• Adanya bukti dari obstruksi usus berupa
adanya
• riwayat muntah hijau, diikuti dengan
distensi abdomen dan
• bising usus yang abnormal atau tidak ada
sama sekali.
• Adanya gambaran dari invaginasi usus,
dimana setidaknya tercakup hal-hal berikut
ini:
• massa abdomen, massa rectum atau
prolaps rectum
• gambaran foto abdomen, USG maupun
CT Scan.
• Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus
• manifestasi perdarahan rectum atau
gambaran feses “red currant jelly” pada
pemeriksaan “Rectal Toucher“.
Kriteria Minor
• Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun
• Nyeri abdomen
• Muntah
• Lethargy
• Pucat
• Syok hipovolemi
• Foto abdomen yang menunjukkan
abnormalitas tidak spesifik.
• Tidak spesifik, abnormalitas elektrolit berhubungan
dengan dehidrasi, anemia dan peningkatan jumlah
leukosit (leukositosis>10.000/mm3)
Pemeriksaan Laboratorium
• Foto polos abdomen
• Barium Enema
• USG Abdomen
• CT Scan
Pemeriksaan Radiologi
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
FOTO POLOS ABDOMEN
DIAGNOSIS
CT Scan
BARIUM ENEMA
DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis
Divertikulum
Meckel
Disentri
amoeba
Enterokolitis
Prolapsus recti
atau Rectal
prolaps
TATALAKSANA
 Pemasangan NGT  Kompresi (Distensi)
 Rehidrasi Cairan
 Pemasangan selang kateter urin  menilai Output
Tindakan Non
Operatif
• Hydrostatic
Reduction
• Pneumatic
Reduction
Tindakan Operatif
• Insisi
• Diseksi
• Menutup
TEKNIK OPERASI
Insisi
 Antibioti IV preoperatif
 Pasien diposisikan telentang dansayatan
kulit disisi kanan perut melintang
TEKNIK OPERASI
Diseksi
 Pemisahan otot dimulai dari
eksternal, obliqus internus dan fascia
transversalis
 Usus dijangkau dan reduksi
dilakukan dengan lembut, meremas
usus distal ke apex bersamaan
dengan tarikan lembut dari usus
proksimal untuk membantu reduksi
 Menilai ileum terminal
 Reseksi usus segmental jika
diperlukan.
 Appendektomi standar dilakukan jika
dinding caecal berdekatan
TEKNIK OPERASI
Menutup
 Setelah reduksi tercapai, penutupan fascia
 Kulit di tutup dengan jahitan subcuticular
KOMPLIKASI
Intususepsi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi
usus. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah dehidrasi
dan aspirasi dari emesis yang terjadi. Iskemia dan
nekrosis usus dapat menyebabkan perforasi dan sepsis.
Nekrosis yang signifikan pada usus dapat menyebabkan
komplikasi yang berhubungan dengan “short bowel
syndrome”. Meskipun diterapi dengan reduksi operatif
maupun radiografik, striktur dapat muncul dalam 4-8
minggu pada usus yang terlibat.
PROGNOSIS
 Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada
bayi dan anak-anak sekarang jarang di negara maju.
Sebaliknya, kematian terkait dengan intususepsi tetap
tinggi di beberapa negara berkembang. Pasien di negara
berkembang cenderung untuk datang ke pusat kesehatan
terlambat, yaitu lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala,
dan memiliki tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan
mortalitas lebih tinggi.
 Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh
kali lipat dalam kebanyakan studi) pada bayi yang
ditangani 48 jam setelah timbulnya gejala daripada bayi
yang ditangani dalam waktu 24 jam setelah onset
pertama. Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi
nonoperatif dan operatif masing-masing rata-rata 5% dan
1-4%.
ALHAMDULILLAH…
Terimakasih 

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-pptZulfikar Fikar
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asMuhammad Nugroho
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copyAzis Aimaduddin
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalAris Rahmanda
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 

Mais procurados (20)

119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copy
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Inguinal Hernia
Inguinal HerniaInguinal Hernia
Inguinal Hernia
 
Ileus obstruktif
Ileus obstruktifIleus obstruktif
Ileus obstruktif
 

Semelhante a 304906675 referat-intususepsi

Semelhante a 304906675 referat-intususepsi (20)

Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
116773009 invaginasi
116773009 invaginasi116773009 invaginasi
116773009 invaginasi
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Presentation1 kel
Presentation1 kelPresentation1 kel
Presentation1 kel
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
 
Lp megacolon pa amin
Lp megacolon pa aminLp megacolon pa amin
Lp megacolon pa amin
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)Makalah hisprong (2)
Makalah hisprong (2)
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDFASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS PDF
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptxTRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
TRAUMA_NONTRAUMA_MEI_2020.pptx
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 

Último

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 

Último (20)

Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

304906675 referat-intususepsi

  • 1. REFERAT INTUSUSEPSI (INVAGINASI) Disusun Oleh : Cindy Aulia Maessy 1102011066 Pembimbing : dr. Yeppy A. Nurzaman, Sp.B, FINaCS, MM
  • 4. FISIOLOGI • Terdapat dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi, air, elektrolit, dan mineral Usus Halus • Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan Usus Besar
  • 5. DEFINISI Invaginasi atau intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya, yang bisa berakibat obstruksi/strangulasi. Umumnya bagian yang proksimal (intususeptum) ke bagian distal (intususepien).
  • 6. EPIDEMIOLOGI Keadaan Gawat Darurat Sering pada Usia 3 Bulan – 6 Tahun 60% pasien berusia <1 tahun Jarang terjadi pada Neonatus Prevalensi Insiden 1-4 / 1.000 Kelahiran Rasio Laki-laki : Perempuan 4:1
  • 7. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI Pada anak-anak 95% penyebabnya tidak diketahui, hanya 5% yang mempunyai kelainan pada ususnya sebagai penyebab. Misalnya; Diverticulum Meckell, Polyp, Hemangioma. Sedangkan invaginasi pada dewasa terutama adanya tumor yang menyebabkannya. Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah ileocoecal, dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke dalam caecum yang longgar. Invaginasi kadang – kadang terjadi setelah/selama enteritis akut, sehingga dicurigai akibat peningkatan peristaltik usus.
  • 8.
  • 9. KLASIFIKASI • usus halus ke usus halus Enterik (6,7%) • valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolapse ke sekum dan menarik ileum dibelakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi. Ileosekal (39%) • Kolon ke kolon Kolokolika (4,7%) • ileum prolapse melalui valvula ileosekalis ke kolon Ileokolika (31,5%)
  • 11. GEJALA KLINIS Anak atau bayi • menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, • penderita tampak seperti kejang dan pucat menahan sakit • muntah berisi cairan dan makanan yang ada di lambung. • di luar serangan si penderita terlihat lelah dan lesu dan tertidur • BAB darah dan lendir (red currant jelly stool) • teraba gumpalan usus sebagai suatu massa tumor berbentuk curved sausage di dalam perut • Peristaltik pada perut yang teraba kosong yang disebut “dance’s sign • perut kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan dehidrasi
  • 12. DIAGNOSIS Gejala klinis yang menonjol dari intususepsi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari:  Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri bersifat hilang timbul. Nyeri menghilang selama 10-20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.  Teraba massa tumor di perut bentuk curved sausage pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.  Buang air besar campur darah dan lendir yang disebut red currant jelly stool.
  • 13.  Diagnosis klinis menurut The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group berasarkan kriteria mayor dan minor : DIAGNOSIS Kriteria Mayor • Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya • riwayat muntah hijau, diikuti dengan distensi abdomen dan • bising usus yang abnormal atau tidak ada sama sekali. • Adanya gambaran dari invaginasi usus, dimana setidaknya tercakup hal-hal berikut ini: • massa abdomen, massa rectum atau prolaps rectum • gambaran foto abdomen, USG maupun CT Scan. • Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus • manifestasi perdarahan rectum atau gambaran feses “red currant jelly” pada pemeriksaan “Rectal Toucher“. Kriteria Minor • Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun • Nyeri abdomen • Muntah • Lethargy • Pucat • Syok hipovolemi • Foto abdomen yang menunjukkan abnormalitas tidak spesifik.
  • 14. • Tidak spesifik, abnormalitas elektrolit berhubungan dengan dehidrasi, anemia dan peningkatan jumlah leukosit (leukositosis>10.000/mm3) Pemeriksaan Laboratorium • Foto polos abdomen • Barium Enema • USG Abdomen • CT Scan Pemeriksaan Radiologi DIAGNOSIS
  • 18. TATALAKSANA  Pemasangan NGT  Kompresi (Distensi)  Rehidrasi Cairan  Pemasangan selang kateter urin  menilai Output Tindakan Non Operatif • Hydrostatic Reduction • Pneumatic Reduction Tindakan Operatif • Insisi • Diseksi • Menutup
  • 19. TEKNIK OPERASI Insisi  Antibioti IV preoperatif  Pasien diposisikan telentang dansayatan kulit disisi kanan perut melintang
  • 20. TEKNIK OPERASI Diseksi  Pemisahan otot dimulai dari eksternal, obliqus internus dan fascia transversalis  Usus dijangkau dan reduksi dilakukan dengan lembut, meremas usus distal ke apex bersamaan dengan tarikan lembut dari usus proksimal untuk membantu reduksi  Menilai ileum terminal  Reseksi usus segmental jika diperlukan.  Appendektomi standar dilakukan jika dinding caecal berdekatan
  • 21. TEKNIK OPERASI Menutup  Setelah reduksi tercapai, penutupan fascia  Kulit di tutup dengan jahitan subcuticular
  • 22. KOMPLIKASI Intususepsi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah dehidrasi dan aspirasi dari emesis yang terjadi. Iskemia dan nekrosis usus dapat menyebabkan perforasi dan sepsis. Nekrosis yang signifikan pada usus dapat menyebabkan komplikasi yang berhubungan dengan “short bowel syndrome”. Meskipun diterapi dengan reduksi operatif maupun radiografik, striktur dapat muncul dalam 4-8 minggu pada usus yang terlibat.
  • 23. PROGNOSIS  Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada bayi dan anak-anak sekarang jarang di negara maju. Sebaliknya, kematian terkait dengan intususepsi tetap tinggi di beberapa negara berkembang. Pasien di negara berkembang cenderung untuk datang ke pusat kesehatan terlambat, yaitu lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala, dan memiliki tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan mortalitas lebih tinggi.  Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh kali lipat dalam kebanyakan studi) pada bayi yang ditangani 48 jam setelah timbulnya gejala daripada bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam setelah onset pertama. Angka rekurensi dari intususepsi untuk reduksi nonoperatif dan operatif masing-masing rata-rata 5% dan 1-4%.