SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 1 : 1-8 (Halaman)

RANGSANGAN DAN KONTRAKSI OTOT JANTUNG, SISTEM SIRKULASI
DARAH, RANGSANGAN DAN AKSI INTEGRASI SARAF, DAN FUNGSI OTAK

M. Asfar Syafar*, Dhian Ramadhanty**
*

Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**
Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat sistem peredaran darah arteri dan vena
pada katak, melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang
diberikan, mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh katak dari pengaruh perlakuan yang
diberikan, dan mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.
Hasil yang diperoleh adalah kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 78 per menit,
setelah perikardiumnya dilepas maka denyut jantung meningkat menjadi 81 per menit, pada
ikatan Stanius I diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai 75 per menit, sedangkan pada ikatan
stanius II jantung kembali mengalami peningkatan kontraksi mencapai 85 per menit. Dari hasil
pengamatan sirkulasi darah katak diketahui bahwa pembuluh darah arteri berbentuk kecil serta
aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Selain itu, terlihat juga pembuluh darah
vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta
warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Katak yang normal sewaktu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak
diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut namun setelah
dirusak jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa respon yang
diberikan nyaris tidak ada meskipun katak masih memberikan gerakan spontan namun aspek
lainnya sudah tidak ada respon yang ditimbulkan.
Kata kunci : Katak, Jantung, Arteri, Vena, Spinal.

Jantung pada dasarnya adalah
suatu pompa ganda yang menghasilkan
tekanan pendorong agar darah mengalir
melalui sirkulasi paru dan sirkulasi
sistemik. Otak manusia adalah struktur
pusat pengaturan yang memiliki volume
sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel
saraf atau neuron. Otak manusia
bertanggung jawab terhadap pengaturan
seluruh badan dan pemikiran manusia.
Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai
dapat mempengaruhi kognisi manusia.
Atas dasar inilah dilakukan
praktikum mengenai sistem sirkulasi darah,

PENDAHULUAN
Sistem peredaran darah adalah
sistem yang mempunyai sangkut paut
dengan pergerakan darah di dalam
pembuluh darah dan juga perpindahan
darah dari satu tempat ke tempat lain.
Fungsi peredaran darah adalah mengangkut
zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke
seluruh jaringan tubuh, mengangkut O2
dari organ pernapasan ke seluruh jaringan
tubuh dan CO2 dari seluruh jaringan ke
organ pernapasan.

1
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

kontraksi otot jantung, aksi integrasi saraf,
dan fungsi otak untuk melihat secara
langsung sistem peredaran darah pada arteri
dan vena, respon jantung ketika diberikan
perlakuan, dan pengaruh yang timbul
ketika otak sebagai sistem saraf pusat
dirusak. .
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk melihat sistem peredaran darah arteri
dan vena pada katak, melihat bagaimana
kontraksi pada jantung katak terhadap
berbagi perlakuan yang diberikan,
mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh
katak dari pengaruh perlakuan yang
diberikan, dan mengetahui bagaimana
pengaruh yang timbul setelah otak katak
tersebut dirusak.

dengan cara mengikat longgar dengan
menggunakan benang antara sinus venosus
dan atrium kemudian memperhatikan
kontraksinya. Setelah itu kita membuat
ikatan stanius II dengan ikatan longgar
antara atrium dan ventrikel lalu
memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya
membuat kembali ikatan seperti tadi
dengan ikatan keras dan menghitung
frekuensi denyut jantung permenit.
b) Sistem Sirkulasi Darah
Merusak otak dan sumsum
belakang kodok dengan menusuk pada
bagian foramen occipitale kemudian
membentangkannya di atas papan preparat.
Setelah itu membentangkan selaput pada
salah satu kakinya dan melihatnya di
bawah mikroskop.
c) Aksi Integrasi Saraf
Mengamati reaksi-reaksi pada
katak normal, seperti keseimbangan, reaksi
terhadap pengangkatan papan tiba-tiba,
reaksi terhadap papan dengan kataknya,
kondisi kelopak mata, sikap badan,
gerakan-gerakan
spontan,
cara
mengembang dan berenang di air, dan
frekuensi nafas.
d) Fungsi Otak
Untuk aktivitas tubuh katak normal
kita mengamati reaksi-reaksi pada katak
normal, seperti sikap badan (postur),
gerakan-gerakan spontan, keseimbangan
badan (refleks bangkit), kemampuan
berenang, dan frekuensi nafas. Kemudian
mencatat hasil dari pengamatan tersebut.
Untuk katak spinal kita merusak
otak katak dengan menusuk foramen
occipitale dengan kawat penusuk otak kirakira ¾ cm ke belakang dari tempat
pemotongan terakhir, kemudian memutar
kawatnya untuk merusak tenunan
syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan
seperti pada keadaan normal tadi dan
mencatat hasil pengamatan tersebut.
Untuk decerebrasi, dengan menggunakan katak yang sama kita memotong
otak katak secara melintang menurut suatu
garsis yang menghubungkan tepi-tepi
anterior dan kedua gendang telinga
(membran tympani yang terletak di

MATERI DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Senin, 21 Oktober 2013 pukul 14.00
wita – selesai bertempat di Laboratorium
Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah mikroskop, papan
preparat kodok, jarum pentul, pinset, pipet
tetes, gunting bedah, ember, jarum
preparat, pisau bedah (scalpel), dan
stopwach. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah kodok, NaCl 0,6%,
air, dan benang.
Adapun metode kerja untuk
percobaan ini terdiri atas:
a) Rangsangan dan Kontraksi Otot
Jantung
Urutan rangsangan dan kontraksi
otot jantung dimulai dengan merusak otak
kodok dengan menusuk foramen occipitale
kemudian
membaringkannya
secara
terlentang di atas papan preparat dengan
menggunakan jarum pentul. Setelah itu,
membuka dadanya hingga jantungnya
terlihat. Kemudian menghitung frekuensi
jantung permenit serta mempelajari bagianbagian jantung.
Untuk percobaan ikatan-ikatan
stanius kita menggunakan jantung yang
sama tadi untuk membuat ikatan stanius I

2
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

belakang dan di bawah kedua mata).
Setelah itu memberikan perlakuan seperti
halnya prosedur sebelumnya dan mencatat
hasilnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Rangsangan dan Kontraksi Otot
Jantung
Berdasarkan hasil praktikum
tentang Rangsangan dan Kontraksi Otot
Jantung, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:

Tabel 1. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Kontraksi Jantung
Normal

Perikardium dilepas

Stanius I
75

78

Stanius II
85

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan maka diperoleh hasil
bahwa kontraksi denyut jantung pada katak
normal yaitu 78 per menit, selanjutnya
setelah perikardiumnya dilepas maka
denyut jantung meningkat menjadi 81 per
menit, hal ini disebabkan karena pada saat
diikat, jantung kekurangan ransangan atau
oksigen sehingga jantung itu berkontraksi
lebih cepat. Selanjutnya dilakukan ikatan
Stanius I dan diperoleh hasil kontraksi
jantung mencapai 75 per menit, terjadi
penurunan kontraksi hal itu disebabkan
karena jantung sudah terbiasa dengan
kondisi
yang
kekurangan
oksigen
meskipun pembuluh baliknya diikat.
Selanjutnya pada ikatan stanius II jantung
kembali mengalami peningkatan kontraksi
mencapai 85 per menit hal ini disebabkan
karena ikatan stanius II yang lebih rapat
dibanding stanius I sehingga kondisi
jantung kembali kritis dan memompa
secara keras. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ganong (2003) yang menyatakan
bahwa beberapa sifat-sifat jantung yaitu
eksitabilitas adalah kemampuan jantung
untuk berkontraksi
bila
mendapat

rangsangan dengan intensitas yang cukup
besar, daya hantar merupakan kemampuan
jantung untuk menghantarkan impuls, daya
kontraksi merupakan kemampuan jantung
untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk
berdenyut dengan sendirinya tanpa ada
impuls yang datang dari luar jantung,
hokum starling pada jantung yaitu otot
tidak
berkontraksi
bila
kekuatan
rangsangan tidak cukup kuat, tetapi akan
berkontraksi secara maksimum jika
kekuatan rangsangan cukup kuat.
Jantung katak mempunyai sistem
peredaran darah ganda, dimana jantung
katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi
kiri, serambi kanan dan bilik. Karena
jantung katak hanya mempunyai satu bilik,
darah yang banyak mengandung oksigen
dan karbon dioksida masih bercampur
dalam bilik jantung. Darah katak tersusun
dari plasma darah yang terang (cerah) dan
berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel
– sel darah merah, sel darah putih dan
keeping sel darah. Jantung katak terdiri dari
sebuah bilik yang berdinding tebal dan
letaknya disebelah posterior; dua buah

3
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

serambi , yakni serambi kanan (atrium
dekster) dan serambi kiri (atrium sinister);
sinus venosus yang berbentuk segitiga dan
terletak disebelah dorsal dari jantung; dan
Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat
yang keluar dari bagian dasar anterior bilik
(Anonim, 2009).

b) Sistem Sirkulasi Darah
Hasil pengamatan sistem sirkulasi
darah katak dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 1. Hasil Praktikum Sistem Sirkulasi Darah pada Katak
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Keterangan:
A.
Pembuluh darah Arteri
B.
Pembuluh darah Vena

A

B
Preparat
: Selaput Renang pada Katak
Pembesaran : 40 x
Sumber
: http://www.crayonpedia.org
Berdasarkan hasil praktikum
terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah
arteri yang berbentuk kecil serta aliran
darah lebih terang dan aliran keluarnya
jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sonjaya (2013), yang menyatakan bahwa
arteri adalah pembuluh darah yang keluar
dari jantung menuju kapiler. Bentuk
bercabang-cabang dan mempunyai ciri-ciri
yaitu ukurannya lebih kecil dari vena,
cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen
tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya
lebih terang.
Selain pembuluh darah arteri,
terlihat juga pembuluh darah vena yang

berukuran lebih besar daripada arteri,
alirannya lambat menuju jantung, serta
warnanya lebih gelap karena mengandung
CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai
dengan pendapat Guyton (1995), yang
menyatakan bahwa bentuk vena yaitu
bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena
selalu berkurang dan besar bila
dibandingkan dengan arteri, jumlahnya
lebih dari areteri dan merupakan darah
yang miskin oksigen dan kaya CO2.
Sistem peredaran darah pada katak
merupakan sistem peredaran darah tertutup
karena organ sirkulasi darahnya sudah
kompleks dimana darah mengalir dari

4
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

jantung ke seluruh tubuh melalui arteri dan
kembali lagi ke jantung melalui vena. Hal
ini sesuai dengan pendapat Budhisetiawan
(2009), bahwa sistem peredaran darah
tertutup adalah sistem peredaran darah
dimana darah mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh melalui pembuluh arteri dan
dari seluruh tubuh darah kembali ke
jantung melalui pembuluh vena.
Lebih lanjut Budhisetiawan (2009)
menambahkan bahwa, dalam sistem
peredaran darah dikenal ada dua jenis
peredaran darah, yaitu sistem peredaran
darah terbuka dan sistem peredaran darah
tertutup. Sistem peredaran darah terbuka
yaitu system peredaran darah yang dapat
langsung masuk ke dalam jaringan tubuh
dan masuk kedalam pembuluh getah
bening dengan ujung yang terbuka.
Sedangkan system peradaran darah tertutup
yaitu sistem peredaran darah yang selalu
berada/melalui pembuluh darah, tidak
pernah langsung masuk ke dalam jaringan
tubuh. Contohnya : semua golongan
vertebrata, termasuk manusia.
Menurut Sari (2009) system peredaran darah pada katak, dimulai pada saat
darah mula – mula berkumpul di sinus
venosus, dan kemudian karena adanya

kontraksi maka darah akan masuk serambi
kanan. pada saat itu, darah yang
mengandung O2, yang berasal dari paruparu masuk ke serambi kiri. Bila kedua
serambi berkontraksi maka darah akan
terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik
terjadi sedikit percampuran darah yang
kaya O2 dan miskin O2
Untuk selanjutnya, darah yang
kaya O2 dalam bilik dipompa melalui
trunkus arteriosus menuju arteri hingga
akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil
(kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari
seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali
ke jantung melewati pembuluh balik yang
kecil (venula) dan kemudian ke vena dan
akhirnya ke jantung, sementara itu, darah
yang miskin dipompa keluar melewati
arteri konus tubular. Pada katak dikenal
adanya sistem porta , yaitu suatu sistem
yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena )
saja (Sari, 2009).
c) Rangsangan dan Aksi Integrasi
Syaraf
Berdasarkan hasil praktikum
tentang Rangsangan dan Aksi Integrasi
Syaraf, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:

Tabel 2. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Perlakuan
Normal
Sikap badan (posture)
Gerakan- gerakan spontan
Keseimbangan badan (reflek bangkit)
Kemampuan berenang
Frekuensi napas
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, maka diperoleh hasil
bahwa katak yang normal sewaktu
diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat

katak diberikan beberapa perlakuan
memperlihatkan pengaruh yang sangat
kuat, hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh dari gerakan sadar yang
ditimbulkan oleh katak tersebut. Hal ini

5
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

sesuai dengan pendapat Ganong (2003)
yang menyatakan bahwa gerakan
merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran
impuls oleh saraf, dimana gerakan pada
umumnya terjadi secara sadar yang
terkontrol oleh saraf.
Lebih lanjut Ganong (2003)
menambahkan bahwa mekanisme jalannya
rangsangan pada gerak sadar dimulai dari
adanya impuls yang melalui jalan panjang
yaitu dari reseptor ke saraf sensori dibawa
ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil dari olahan oleh otak
berupa tanggapan dibawa oleh saraf

motorik
sebagai
perintah
harus
dilaksanakan oleh reseptor.
Pada Ampibi, sistem saraf sadar
disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf
sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10
pasang yaitu tiga pasang saraf sensori, lima
pasang saraf motor, dan empat pasang saraf
gabungan sensori dan motor (Iqbal, 2007).
d) Fungsi Otak
Berdasarkan hasil praktikum
tentang fungsi otak, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Perlakuan
Normal
Spinal
Sikap badan (posture)
Gerakan- gerakan spontan
Keseimbangan badan (reflek bangkit)
Kemampuan berenang
Frekuensi napas
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, maka diperoleh hasil
bahwa katak normal sewaktu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik,
sedangkan pada katak spinal masih
memperlihatkan respon perlakuan yang
cukup baik meskipun pada respon
keseimbangan badannya sudah menurun,
sedangkan pada katak decebrasi, dimana
yang dirusak adalah jaringan serebelum
dan medulla oblongata, tampak terlihat
bahwa respon yang diberikan nyaris tidak
ada meskipun katak masih memberikan
gerakan spontan namun aspek lainnya
sudah tidak ada respon yang ditimbulkan.
Hal ini disebabkan karena fungsi dari
serebelum dan medulla oblongata telah
dirusak sehingga kontrol terhadap gerak

+
+
+

Decerebrasi
+
-

dan keseimbangan lainnya tidak berjalan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Iqbal (2007) yang menyatakan
bahwa, serebelum mempunyai fungsi
utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan. Serebelum pada amphibi
mereduksi, karena aktifitas otot relative
berkurang. Sedangkan medulla oblongata
(sumsum lanjutan) berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga
mempengaruhi refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,

6
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu,
sumsum lanjutan juga mengatur gerak
refleks yang lain
Lebih lanjut Iqbal (2007)
menambahkan bahwa, otak dan medulla
spinalis pada amphibi (katak), selain
dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, juga dilindungi oleh 2
lapisan selaput meninges. Dua lapisan
meninges pada amphibi dari luar ke dalam
adalah duramatar (yang berupa jaringan
ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di
antara dua lapisan tersebut terdapat spatium
subdurale. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Pada otak amphibi (katak) terdapat
bagian-bagian Lobus olfaktorius pada
amphibi memiliki trunckus bulbus
olfaktorius); Otak besar yang terdiri atas
sepasang hemispermiun serebri; Otak
tengah (mesensefalon) dimana thalamus
amphibi terletak di bagian dorsal otak dan
merupakan jembatan antara serebrum dan
mesenshefalon; Otak kecil pada amphibi
mereduksi, karena aktifitas otot relative
berkurang; Sumsum lanjutan (medulla
oblongata) yang berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak; dan Sumsum tulang
belakang (medulla spinalis) yang berfungsi
menghantarkan impuls sensori dari saraf
perifer ke otak dan menyampaikan impuls
motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu
juga merupakan pusat dari refleks (Iqbal,
2007).

darah katak diketahui bahwa pembuluh
darah arteri berbentuk kecil serta aliran
darah lebih terang dan aliran keluarnya
jantung. Selain itu, terlihat juga pembuluh
darah vena yang berukuran lebih besar
daripada arteri, alirannya lambat menuju
jantung, serta warnanya lebih gelap karena
mengandung CO2 dan miskin oksigen. Kat
ak yang normal sewaktu diberikan perlakua
n memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak diberikan
beberapa perlakuan memperlihatkan penga
ruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh dari gerakan sadar
yang ditimbulkan oleh katak tersebut
namun setelah dirusak jaringan serebelum
dan medulla oblongata, tampak terlihat
bahwa respon yang diberikan nyaris tidak
ada meskipun katak masih memberikan
gerakan spontan namun aspek lainnya
sudah tidak ada respon yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Sistem Peredaran Darah Pa
da Vertebrata. http://www.crayonp
edia.org/mw/6._Sistem_Peredaran
_Darah_pada_Vertebrata_11.2.
Diakses pada 22 Oktober 2013
Budhisetiawan, Marjam. 2009. Mendayakan Fungsi Belahan Otak Kanan.
The National University of Singapore. Http://fungsi-otak
kanan_html. Diakses pada 22
Oktober 2013

KESIMPULAN

Ganong, William. 2003. Fisiologi Kedokter
an Edisi 20. Penerbit:Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Berdasarkan hasil praktikum maka
dapat disimpulkan bahwa bahwa kontraksi
denyut jantung pada katak normal yaitu 78
per menit, setelah perikardiumnya dilepas
maka denyut jantung meningkat menjadi
81 per menit, pada ikatan Stanius I
diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai
75 per menit, sedangkan pada ikatan
stanius II jantung kembali mengalami
peningkatan kontraksi mencapai 85 per
menit. Dari hasil pengamatan sirkulasi

Guyton, C. R. 1995. Fisiologi Manusia
Edisi
Revisi.
Penerbit:Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Iqbal. 2007. System Syaraf. http://iqbalali.c
om.htm. Diakses pada 22 Oktober
2013

7
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Sari, 2009. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. http://panji1102.blogspo
t.com/2008/03/pem-buluh-darahdan-tekanan-darah.html. Diakses
pada 22 Oktober 2013
Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar Fisiologi
Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

8

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Nor Hidayati
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
Juliah Bioedu
 

Mais procurados (20)

Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Stomata
StomataStomata
Stomata
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 

Semelhante a Katak

Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Klara Tri Meiyana
 
JARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNGJARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNG
Firdika Arini
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
Gunk Arie'sti
 

Semelhante a Katak (20)

Kardiovaskuler 01
Kardiovaskuler 01 Kardiovaskuler 01
Kardiovaskuler 01
 
Sistem Organ bagian 2
Sistem Organ bagian 2Sistem Organ bagian 2
Sistem Organ bagian 2
 
Bahan ajar organ peredaran darah
Bahan ajar organ peredaran darahBahan ajar organ peredaran darah
Bahan ajar organ peredaran darah
 
PPT Biologi Manusia.pptx
PPT Biologi Manusia.pptxPPT Biologi Manusia.pptx
PPT Biologi Manusia.pptx
 
SISTEM SARAF
SISTEM SARAFSISTEM SARAF
SISTEM SARAF
 
pompa jantung
pompa jantungpompa jantung
pompa jantung
 
Fisiologi Kardiovaskuler
Fisiologi KardiovaskulerFisiologi Kardiovaskuler
Fisiologi Kardiovaskuler
 
Syaraf Cell
Syaraf CellSyaraf Cell
Syaraf Cell
 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
 
Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04 Sistem kardiovaskuler 04
Sistem kardiovaskuler 04
 
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIALaporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
Laporan praktikum biologi GERAK REFLEKS PADA MANUSIA
 
Otot jantung
Otot jantungOtot jantung
Otot jantung
 
SISTEM KOORDINASI 1B.ppt
SISTEM KOORDINASI 1B.pptSISTEM KOORDINASI 1B.ppt
SISTEM KOORDINASI 1B.ppt
 
Sistem Otot
Sistem OtotSistem Otot
Sistem Otot
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptxBAB 9 sistem koordinasi.pptx
BAB 9 sistem koordinasi.pptx
 
JARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNGJARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNG
 
Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler Kardio Vaskuler
Kardio Vaskuler
 
Anatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantungAnatomi dan fisiologi jantung
Anatomi dan fisiologi jantung
 
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularLaporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascular
 

Mais de Asfar Syafar

Klasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodasKlasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodas
Asfar Syafar
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasi
Asfar Syafar
 
Menelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasiMenelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasi
Asfar Syafar
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
Asfar Syafar
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hb
Asfar Syafar
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
Asfar Syafar
 

Mais de Asfar Syafar (6)

Klasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodasKlasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodas
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasi
 
Menelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasiMenelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasi
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hb
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Katak

  • 1. Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 1 : 1-8 (Halaman) RANGSANGAN DAN KONTRAKSI OTOT JANTUNG, SISTEM SIRKULASI DARAH, RANGSANGAN DAN AKSI INTEGRASI SARAF, DAN FUNGSI OTAK M. Asfar Syafar*, Dhian Ramadhanty** * Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ** Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ABSTRAK Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat sistem peredaran darah arteri dan vena pada katak, melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang diberikan, mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh katak dari pengaruh perlakuan yang diberikan, dan mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak. Hasil yang diperoleh adalah kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 78 per menit, setelah perikardiumnya dilepas maka denyut jantung meningkat menjadi 81 per menit, pada ikatan Stanius I diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai 75 per menit, sedangkan pada ikatan stanius II jantung kembali mengalami peningkatan kontraksi mencapai 85 per menit. Dari hasil pengamatan sirkulasi darah katak diketahui bahwa pembuluh darah arteri berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Selain itu, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Katak yang normal sewaktu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut namun setelah dirusak jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa respon yang diberikan nyaris tidak ada meskipun katak masih memberikan gerakan spontan namun aspek lainnya sudah tidak ada respon yang ditimbulkan. Kata kunci : Katak, Jantung, Arteri, Vena, Spinal. Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Atas dasar inilah dilakukan praktikum mengenai sistem sirkulasi darah, PENDAHULUAN Sistem peredaran darah adalah sistem yang mempunyai sangkut paut dengan pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu tempat ke tempat lain. Fungsi peredaran darah adalah mengangkut zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut O2 dari organ pernapasan ke seluruh jaringan tubuh dan CO2 dari seluruh jaringan ke organ pernapasan. 1
  • 2. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 kontraksi otot jantung, aksi integrasi saraf, dan fungsi otak untuk melihat secara langsung sistem peredaran darah pada arteri dan vena, respon jantung ketika diberikan perlakuan, dan pengaruh yang timbul ketika otak sebagai sistem saraf pusat dirusak. . Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat sistem peredaran darah arteri dan vena pada katak, melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang diberikan, mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh katak dari pengaruh perlakuan yang diberikan, dan mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak. dengan cara mengikat longgar dengan menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium kemudian memperhatikan kontraksinya. Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan longgar antara atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat kembali ikatan seperti tadi dengan ikatan keras dan menghitung frekuensi denyut jantung permenit. b) Sistem Sirkulasi Darah Merusak otak dan sumsum belakang kodok dengan menusuk pada bagian foramen occipitale kemudian membentangkannya di atas papan preparat. Setelah itu membentangkan selaput pada salah satu kakinya dan melihatnya di bawah mikroskop. c) Aksi Integrasi Saraf Mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti keseimbangan, reaksi terhadap pengangkatan papan tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi kelopak mata, sikap badan, gerakan-gerakan spontan, cara mengembang dan berenang di air, dan frekuensi nafas. d) Fungsi Otak Untuk aktivitas tubuh katak normal kita mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti sikap badan (postur), gerakan-gerakan spontan, keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan berenang, dan frekuensi nafas. Kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut. Untuk katak spinal kita merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale dengan kawat penusuk otak kirakira ¾ cm ke belakang dari tempat pemotongan terakhir, kemudian memutar kawatnya untuk merusak tenunan syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan seperti pada keadaan normal tadi dan mencatat hasil pengamatan tersebut. Untuk decerebrasi, dengan menggunakan katak yang sama kita memotong otak katak secara melintang menurut suatu garsis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dan kedua gendang telinga (membran tympani yang terletak di MATERI DAN METODE Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2013 pukul 14.00 wita – selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, papan preparat kodok, jarum pentul, pinset, pipet tetes, gunting bedah, ember, jarum preparat, pisau bedah (scalpel), dan stopwach. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kodok, NaCl 0,6%, air, dan benang. Adapun metode kerja untuk percobaan ini terdiri atas: a) Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung Urutan rangsangan dan kontraksi otot jantung dimulai dengan merusak otak kodok dengan menusuk foramen occipitale kemudian membaringkannya secara terlentang di atas papan preparat dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu, membuka dadanya hingga jantungnya terlihat. Kemudian menghitung frekuensi jantung permenit serta mempelajari bagianbagian jantung. Untuk percobaan ikatan-ikatan stanius kita menggunakan jantung yang sama tadi untuk membuat ikatan stanius I 2
  • 3. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 belakang dan di bawah kedua mata). Setelah itu memberikan perlakuan seperti halnya prosedur sebelumnya dan mencatat hasilnya. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung Berdasarkan hasil praktikum tentang Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 Kontraksi Jantung Normal Perikardium dilepas Stanius I 75 78 Stanius II 85 Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013 Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 78 per menit, selanjutnya setelah perikardiumnya dilepas maka denyut jantung meningkat menjadi 81 per menit, hal ini disebabkan karena pada saat diikat, jantung kekurangan ransangan atau oksigen sehingga jantung itu berkontraksi lebih cepat. Selanjutnya dilakukan ikatan Stanius I dan diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai 75 per menit, terjadi penurunan kontraksi hal itu disebabkan karena jantung sudah terbiasa dengan kondisi yang kekurangan oksigen meskipun pembuluh baliknya diikat. Selanjutnya pada ikatan stanius II jantung kembali mengalami peningkatan kontraksi mencapai 85 per menit hal ini disebabkan karena ikatan stanius II yang lebih rapat dibanding stanius I sehingga kondisi jantung kembali kritis dan memompa secara keras. Hal ini sesuai dengan pendapat Ganong (2003) yang menyatakan bahwa beberapa sifat-sifat jantung yaitu eksitabilitas adalah kemampuan jantung untuk berkontraksi bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar merupakan kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, daya kontraksi merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut/berkontraksi. Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung, hokum starling pada jantung yaitu otot tidak berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak cukup kuat, tetapi akan berkontraksi secara maksimum jika kekuatan rangsangan cukup kuat. Jantung katak mempunyai sistem peredaran darah ganda, dimana jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik, darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung. Darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel – sel darah merah, sel darah putih dan keeping sel darah. Jantung katak terdiri dari sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior; dua buah 3
  • 4. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister); sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung; dan Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik (Anonim, 2009). b) Sistem Sirkulasi Darah Hasil pengamatan sistem sirkulasi darah katak dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Hasil Praktikum Sistem Sirkulasi Darah pada Katak LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 Keterangan: A. Pembuluh darah Arteri B. Pembuluh darah Vena A B Preparat : Selaput Renang pada Katak Pembesaran : 40 x Sumber : http://www.crayonpedia.org Berdasarkan hasil praktikum terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2013), yang menyatakan bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai ciri-ciri yaitu ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya lebih terang. Selain pembuluh darah arteri, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1995), yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena selalu berkurang dan besar bila dibandingkan dengan arteri, jumlahnya lebih dari areteri dan merupakan darah yang miskin oksigen dan kaya CO2. Sistem peredaran darah pada katak merupakan sistem peredaran darah tertutup karena organ sirkulasi darahnya sudah kompleks dimana darah mengalir dari 4
  • 5. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 jantung ke seluruh tubuh melalui arteri dan kembali lagi ke jantung melalui vena. Hal ini sesuai dengan pendapat Budhisetiawan (2009), bahwa sistem peredaran darah tertutup adalah sistem peredaran darah dimana darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh arteri dan dari seluruh tubuh darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena. Lebih lanjut Budhisetiawan (2009) menambahkan bahwa, dalam sistem peredaran darah dikenal ada dua jenis peredaran darah, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah terbuka yaitu system peredaran darah yang dapat langsung masuk ke dalam jaringan tubuh dan masuk kedalam pembuluh getah bening dengan ujung yang terbuka. Sedangkan system peradaran darah tertutup yaitu sistem peredaran darah yang selalu berada/melalui pembuluh darah, tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan tubuh. Contohnya : semua golongan vertebrata, termasuk manusia. Menurut Sari (2009) system peredaran darah pada katak, dimulai pada saat darah mula – mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paruparu masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2 Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular. Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja (Sari, 2009). c) Rangsangan dan Aksi Integrasi Syaraf Berdasarkan hasil praktikum tentang Rangsangan dan Aksi Integrasi Syaraf, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 Perlakuan Normal Sikap badan (posture) Gerakan- gerakan spontan Keseimbangan badan (reflek bangkit) Kemampuan berenang Frekuensi napas Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2013 Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa katak yang normal sewaktu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut. Hal ini 5
  • 6. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 sesuai dengan pendapat Ganong (2003) yang menyatakan bahwa gerakan merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf, dimana gerakan pada umumnya terjadi secara sadar yang terkontrol oleh saraf. Lebih lanjut Ganong (2003) menambahkan bahwa mekanisme jalannya rangsangan pada gerak sadar dimulai dari adanya impuls yang melalui jalan panjang yaitu dari reseptor ke saraf sensori dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil dari olahan oleh otak berupa tanggapan dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah harus dilaksanakan oleh reseptor. Pada Ampibi, sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang yaitu tiga pasang saraf sensori, lima pasang saraf motor, dan empat pasang saraf gabungan sensori dan motor (Iqbal, 2007). d) Fungsi Otak Berdasarkan hasil praktikum tentang fungsi otak, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Praktikum Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 Perlakuan Normal Spinal Sikap badan (posture) Gerakan- gerakan spontan Keseimbangan badan (reflek bangkit) Kemampuan berenang Frekuensi napas Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013 Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa katak normal sewaktu diberikan perlakuan memperlihatkan respon yang baik, sedangkan pada katak spinal masih memperlihatkan respon perlakuan yang cukup baik meskipun pada respon keseimbangan badannya sudah menurun, sedangkan pada katak decebrasi, dimana yang dirusak adalah jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa respon yang diberikan nyaris tidak ada meskipun katak masih memberikan gerakan spontan namun aspek lainnya sudah tidak ada respon yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan karena fungsi dari serebelum dan medulla oblongata telah dirusak sehingga kontrol terhadap gerak + + + Decerebrasi + - dan keseimbangan lainnya tidak berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Iqbal (2007) yang menyatakan bahwa, serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang. Sedangkan medulla oblongata (sumsum lanjutan) berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, 6
  • 7. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain Lebih lanjut Iqbal (2007) menambahkan bahwa, otak dan medulla spinalis pada amphibi (katak), selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Pada otak amphibi (katak) terdapat bagian-bagian Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius); Otak besar yang terdiri atas sepasang hemispermiun serebri; Otak tengah (mesensefalon) dimana thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon; Otak kecil pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang; Sumsum lanjutan (medulla oblongata) yang berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak; dan Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks (Iqbal, 2007). darah katak diketahui bahwa pembuluh darah arteri berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Selain itu, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Kat ak yang normal sewaktu diberikan perlakua n memperlihatkan respon yang baik. Dengan kata lain, pada saat katak diberikan beberapa perlakuan memperlihatkan penga ruh yang sangat kuat, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari gerakan sadar yang ditimbulkan oleh katak tersebut namun setelah dirusak jaringan serebelum dan medulla oblongata, tampak terlihat bahwa respon yang diberikan nyaris tidak ada meskipun katak masih memberikan gerakan spontan namun aspek lainnya sudah tidak ada respon yang ditimbulkan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Sistem Peredaran Darah Pa da Vertebrata. http://www.crayonp edia.org/mw/6._Sistem_Peredaran _Darah_pada_Vertebrata_11.2. Diakses pada 22 Oktober 2013 Budhisetiawan, Marjam. 2009. Mendayakan Fungsi Belahan Otak Kanan. The National University of Singapore. Http://fungsi-otak kanan_html. Diakses pada 22 Oktober 2013 KESIMPULAN Ganong, William. 2003. Fisiologi Kedokter an Edisi 20. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa bahwa kontraksi denyut jantung pada katak normal yaitu 78 per menit, setelah perikardiumnya dilepas maka denyut jantung meningkat menjadi 81 per menit, pada ikatan Stanius I diperoleh hasil kontraksi jantung mencapai 75 per menit, sedangkan pada ikatan stanius II jantung kembali mengalami peningkatan kontraksi mencapai 85 per menit. Dari hasil pengamatan sirkulasi Guyton, C. R. 1995. Fisiologi Manusia Edisi Revisi. Penerbit:Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Iqbal. 2007. System Syaraf. http://iqbalali.c om.htm. Diakses pada 22 Oktober 2013 7
  • 8. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 Sari, 2009. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. http://panji1102.blogspo t.com/2008/03/pem-buluh-darahdan-tekanan-darah.html. Diakses pada 22 Oktober 2013 Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. 8