SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
I. Konsep dan Definisi Fertilitas
1. Fertilitas dan Fekunditas
Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita untuk
melahirkan hidup seorang anak.
Fekunditas adalah potensi seorang wanita untuk
melahirkan disebut fekunditas.
2. Jumlah Kelahiran
Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup
yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.
3. Anak Lahir hidup (ALH-Children Ever Born)
Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam
kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal:
bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakangerakan otot (live birth).
Lahir mati: kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling
sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan (still
birth).
4. Anak Masih Hidup (AMH-Children Still Living)
Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat
wawancara dilakukan.
5.Abortus
Kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28
minggu.
+ disengaja (induced)
+ tidak disengaja (spontaneous)
6.Masa reproduksi (childbearing age)
Masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat menarche hingga
memasuki masa menapouse, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
III. Ukuran Fertilitas
Terdapat 2 macam pendekatan ukuran fertilitas:
a. Ukuran yang sifatnya “penampang lintang (cross sectional) dalam satu
tahunan (yearly performance), sering disebut sebagai current fertility.
Ukuran ini mencerminkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok
penduduk atau wanita pada jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
b. Ukuran longitudinal yang sifatnya mencerminkan riwayat kelahiran
atau riwayat reproduksi (reproductive history).
CBR: sifatnya sederhana karena tidak mempertimbangkan potensi penduduk
yang mampu melahirkan (WUS), yang menjadi penimbang adalah semua
penduduk (laki-laki, perempuan, anak-anak, dan penduduk lanjut usia).
Contoh:
Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 1970 adalah 182.880 orang bayi.
Banyaknya penduduk Jakarta pada pertengahan tahun sebesar 4.546.942 orang.
Maka:
182.880
CBR = ------------------- x 1000 = 40,2 per 1000 penduduk
4.546.942
Artinya, pada tahun 1970 terdapat 40 kelahiran per 1000 penduduk di Jakarta.
2. GFR (General Fertility Rate (Angka Kelahiran Umum)):
banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan usia 15-49
tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan periode yang sama.
B
Rumus: GFR = ------------ x k
Pf15-49
B
atau GFR = ------------ x k
Pf15-44
dimana: Pf15-49 = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun
Pf15-44 = jumlah penduduk perempuan umur 15-44 tahun.
Ukuran ini lebih cermat karena populasi yang dipertimbangkan
adalah penduduk yang berpotensi melahirkan (WUS).
Kelemahan:
yaitu belum mempertimbangkan potensi melahirkan yang berbeda
antar kelompok umur. Kesuburan wanita meningkat sejalan dengan
meningkatnya umur dan menurun kembali kira-kira pada usia 35
tahun (U terbalik).
Contoh:
Misal jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun di DKI Jakarta
pada tahun 1970 adalah 1.168.680 orang maka
182.880
GFR = ------------------ x 1000 = 156,9 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun
1.168.680

Artinya, pada tahun 1970 terdapat 157 kelahiran per 1000 penduduk
usia 15-49 tahun di Jakarta
c. ASFR (Age-Specific Fertility Rate (Angka Fertilitas Umur Tertentu):
banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu pada suatu periode
per 1000 penduduk perempuan pada kelompok umur yang sama pada pertengahan
periode yang sama.
bi
Rumus: ASFRi = ---------------- x k
(i=1, 2, …, 7)
Pfi
dimana:
bi = banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur i pada suatu periode
i=1 untuk kelompok umur 15-19
i=2 untuk kelompok umur 20-24
i=7 untuk kelompok umur 45-49
Pfi = jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i
Kebaikan ASFR:
Ukuran ASFR lebih cermat daripada GFR karena memperhitungkan jumlah wanita
menurut tingkat kesuburannya
Ukuran ASFR memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohort atau umur
tertentu
ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang selanjutnya (TFR, GRR
dan NRR).

Kelemahan ASFR:
Diperlukan data rinci akan jumlah kelahiran menurut kelompok umur wanita, data
ini kadang tidak tersedia, terutama untuk negara berkembang dimana kualitas
sumber datanya belum baik.
Tabel 1. Jumlah perempuan usia 15-49 tahun, jumlah kelahiran dan ASFR, DKI Jakarta, 1970.
--------------------------------------------------------------------------------------Umur perempuan
Pfi
bi
ASFRi
(1)
(2)
(3)
(4) = 1000 x (3)/(2)
-------------------------------------------------------------------------------------15-19
264.960
15.840
60
20-24
208.080
41.040
197
25-29
200.880
50.400
251
30-34
163.440
49.680
304
35-39
151.200
18.000
119
40-44
110.660
7.200
65
45-49
66.960
720
11
---------------------------------------------------------------------------------------

ASFR untuk perempuan umur 25-29 tahun adalah 251. Artinya, pada tahun 1970
terdapat 252 kelahiran per 1000 penduduk perempuan usia 25-29 tahun di DKI
Jakarta.
Age Specific Fertility Rate (ASFR), Indonesia,
Data SP 2000

140

114

120

122
95

100
80
60

56
44
26

40

12

20
0
15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49
d. TFR (Total Fertility Rate/Angka Fertilitas Total):
rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu pada akhir masa
reproduksinya jika ibu tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
Rumus: TFR = 5 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 + …. + ASFR7)
Misal:
Dari tabel di atas: TFR = 5 x (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11)
= 5035 per 1000 perempuan
= 5,035 per ibu
Artinya: setiap wanita Jakarta yang mampu menyelesaikan masa reproduksinya (1549 tahun) secara rata-rata akan mempunyai lima anak.
Kebaikan TFR:
Dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seluruh wanita usia respoduksi (15-49
tahun), yang telah memperhitungakn tingkat kesuburan wanita masing-masing
kelompok usia.
B. Reproductive History (cumulative fertility)
Cumulative fertility: data kelahiran yang dikumpulkan merupakan data kelahiran
dari awal masa reproduksi sampai saat wawancara dilakukan (retrospektif).
1.CEB (children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup (ALH))
Mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok
perempuan selama masa reproduksinya (disebut juga paritas).
CEBi
Rumus: Rata-rata ALH = ----------------

Pfi

dimana: CEBi = banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh perempuan kelompok
umur i.
Kelebihan ALH:
Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)
Tidak ada referensi waktu, karena menyetakan jumlah ALH sejak wanita tersebut
mulai masa rerpoduksinya sampai saat wawancara terjadi.
Kelemahan ALH:
Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu.
Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecenderungan dalam melaporkan jumlah
kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua.
Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH , karena tidak tau apakah kelahiran yang
dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiran hidup.
2. CWR (Child Woman Ratio):
rasio antara jumlah anak berusia dibawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah
penduduk perempuan usia reproduksi.
P0-4
Rumus: CWR = ------------ x k
Pf15-49

atau

P0-4
CWR = ------------ x k
Pf15-44
dimana P0-4 = jumlah penduduk usia 0-4 tahun.
Kelebihan CWR:
Data mudah diperoleh, karena publikasi sensus/survei umumnya dalam bentuk
kelompok umur.
Rasio ini berguna untuk indikasi fertilitas pada luas area yang kecil.
Kelemahan CWR:
Kualitas pelaporannya dipengaruhi oleh keakuratan pelaporan baik mengenai
jumlah anak umur 0-4 tahun maupun umur ibu.
Dipengaruhi oleh tingkat mortalitas wanita dan kematian anak. Perlu diingat bahwa
tingkat mortalitas anak lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitas dewasa.
Tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.
Beberapa Angka Fertilitas Indonesia menurut SDKI 20022003:

TFR = 2.6 per 1000 perempuan
GFR = 89 per 1000 perempuan
CBR = 21,9 per 1000 penduduk
Permasalahan dalam Pengukuran Fertilitas:
1. Tidak seluruh penduduk mempunyai resiko melahirkan.
2. Kelahiran melibatkan orang tuanya, namun informasi yang dikumpulkan biasanya
hanya berhubungan dengan si ibu sehingga, pengukuran fertilitas ini berdasarkan
sifat si-ibu saja.
3. Penentuan jumlah penduduk yang terpapar resiko melahirkan (exposed to risk)
dalam pengukuran fertilitas sukar. Idak semua wanita berumur 15-49 tahun
menanggung resiko melahirkan.
4. Sulit membedakan lahir hidup dan lahir mati.
5. Melahirkan lebih dari satu kali merupakan pilihan, yang tergantung pada
pendidikan, jumlah anak yang sudah dimiliki dll.
c.Ukuran-ukuran reproduksi
Angka reproduksi: ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk
untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung hanyalah bayi
perempuan saja.
1. GRR (Gross Reproduction Rate (Angka Reproduksi Kotor)):
banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor perempuan.
1a. Melalui perhitungan TFR
Jika diasumsikan bahwa rasio jenis kelamin pada saat dilahirkan oleh setiap
kelompok umur perempuan misal: 103 (103 bayi laki-laki dibandingkan 100 bayi
perempuan) maka:
100
Rumus: GRR = ---------- x TFR
203
Contoh:
GRR DKI Jakarta pada tahun 1970 jika RJKo = 103 adalah:
100
GRR = --------- x 5035 = 2480,3 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun
203

GRR=2480 per 1000 perempuan atau terdapat 2,4 anak perempuan per perempuan.
Artinya tanpa memperhatikan kematian yang mungkin dialami anak sesudah kelahiran,
akan terdapat 2 anak perempuan ayang akan menggantikan ibunya melahirkan.
1b.GRR melalui perhitungan ASFR
Apabila diketahui jumlah bayi perempuan yang lahir pada setiap kelompok umur
perempuan (bfi) maka:
Rumus: GRR = 5 x (ASFRf1 + ASFRf2 + ASFRf3 + …. + ASFRf7)
dimana
ASFRfi = banyaknya bayi perempuan dari perempuan pada kelompok umur i per
1000 perempuan kelompok umur i.
GRR = 5(496)x1000 wanita = 2480 per 1000 wanita atau 2,4 per wanita
Artinya:
setiap wanita akan digantikan oleh 2,4 orang anak perempuan yang akan
menggantikan ibunya melahirkan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa
banyak bayi lahir ada yang meninggal dan tidak sempat mengalami usia
reproduksi.
Kelemahan: tidak memperhitungkan kemungkinan meninggal dari bayi
perempuan sebelum masa reproduksinya.
2. NRR (Net Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih)):
Angka ini memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum
masa reproduksinya.
Asumsi: bayi perempuan mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya.
Perhitungan:
NRR = 5 x (1,558 + 53,192 + 95,686 + …. + 0,074)
= 1006,23 per 1000 perempuan
= 1,00623 per ibu
Artinya: rata-rata banyaknya anak perempuan yang dimiliki oleh suatu kohor perempuan
yang akan tetap hidup hingga masa reproduksinya adalah antara satu dan dua orang.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05robin2dompas
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Demografi
DemografiDemografi
DemografiEdy CLa
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Muhammad Luthfan
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Az'End Love
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalhidayatulfitri
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Arthur Semseviera Rontini
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1Darnah Andi Nohe
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 

Mais procurados (20)

Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
Sampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampelSampling dan-besar-sampel
Sampling dan-besar-sampel
 
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan dataskala pengukuran dan teknik pengumpulan data
skala pengukuran dan teknik pengumpulan data
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Pengantar Statistika Inferensial
Pengantar Statistika InferensialPengantar Statistika Inferensial
Pengantar Statistika Inferensial
 
Mortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditasMortalitas dan morbiditas
Mortalitas dan morbiditas
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Uji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi squareUji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi square
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 

Semelhante a Fertilitas

dem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptdem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptYulitalt
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4riyan
 
Kelahiran
KelahiranKelahiran
KelahiranGIS3s
 
FERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxFERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxRani267816
 
Lengkap makalah household economics and fertility
Lengkap makalah household economics and fertilityLengkap makalah household economics and fertility
Lengkap makalah household economics and fertilityRiika Sukmawaty
 
2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning 2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning PusdiklatKKB
 
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)Pusdiklat KKB
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Fertilitas dalam geografi
Fertilitas dalam geografiFertilitas dalam geografi
Fertilitas dalam geografiSurya Ardi
 
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-pendudukvena supartini
 
Dasar dasar-demografi
Dasar dasar-demografiDasar dasar-demografi
Dasar dasar-demografiDani Ibrahim
 
Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik KependudukanDokter Kota
 

Semelhante a Fertilitas (20)

dem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptdem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).ppt
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4
 
Kelahiran
KelahiranKelahiran
Kelahiran
 
FERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxFERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptx
 
Lengkap makalah household economics and fertility
Lengkap makalah household economics and fertilityLengkap makalah household economics and fertility
Lengkap makalah household economics and fertility
 
Demog das
Demog dasDemog das
Demog das
 
dasar-dasar-demografi.ppt
dasar-dasar-demografi.pptdasar-dasar-demografi.ppt
dasar-dasar-demografi.ppt
 
Dasar-Dasar Demografi
Dasar-Dasar DemografiDasar-Dasar Demografi
Dasar-Dasar Demografi
 
4.fertilitas (kelahiran)
4.fertilitas (kelahiran)4.fertilitas (kelahiran)
4.fertilitas (kelahiran)
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning 2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning
 
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Antroposfer
AntroposferAntroposfer
Antroposfer
 
Fertilitas dalam geografi
Fertilitas dalam geografiFertilitas dalam geografi
Fertilitas dalam geografi
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
1 kependudukan-dan-dinamika-penduduk
 
Dasar dasar-demografi
Dasar dasar-demografiDasar dasar-demografi
Dasar dasar-demografi
 
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidupPendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
 
Statistik Kependudukan
Statistik KependudukanStatistik Kependudukan
Statistik Kependudukan
 

Fertilitas

  • 1. I. Konsep dan Definisi Fertilitas 1. Fertilitas dan Fekunditas Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. Fekunditas adalah potensi seorang wanita untuk melahirkan disebut fekunditas. 2. Jumlah Kelahiran Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.
  • 2. 3. Anak Lahir hidup (ALH-Children Ever Born) Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakangerakan otot (live birth). Lahir mati: kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan (still birth).
  • 3. 4. Anak Masih Hidup (AMH-Children Still Living) Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara dilakukan. 5.Abortus Kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. + disengaja (induced) + tidak disengaja (spontaneous) 6.Masa reproduksi (childbearing age) Masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat menarche hingga memasuki masa menapouse, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
  • 4. III. Ukuran Fertilitas Terdapat 2 macam pendekatan ukuran fertilitas: a. Ukuran yang sifatnya “penampang lintang (cross sectional) dalam satu tahunan (yearly performance), sering disebut sebagai current fertility. Ukuran ini mencerminkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau wanita pada jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. b. Ukuran longitudinal yang sifatnya mencerminkan riwayat kelahiran atau riwayat reproduksi (reproductive history).
  • 5. CBR: sifatnya sederhana karena tidak mempertimbangkan potensi penduduk yang mampu melahirkan (WUS), yang menjadi penimbang adalah semua penduduk (laki-laki, perempuan, anak-anak, dan penduduk lanjut usia). Contoh: Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 1970 adalah 182.880 orang bayi. Banyaknya penduduk Jakarta pada pertengahan tahun sebesar 4.546.942 orang. Maka: 182.880 CBR = ------------------- x 1000 = 40,2 per 1000 penduduk 4.546.942 Artinya, pada tahun 1970 terdapat 40 kelahiran per 1000 penduduk di Jakarta.
  • 6. 2. GFR (General Fertility Rate (Angka Kelahiran Umum)): banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan usia 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan periode yang sama. B Rumus: GFR = ------------ x k Pf15-49 B atau GFR = ------------ x k Pf15-44 dimana: Pf15-49 = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun Pf15-44 = jumlah penduduk perempuan umur 15-44 tahun.
  • 7. Ukuran ini lebih cermat karena populasi yang dipertimbangkan adalah penduduk yang berpotensi melahirkan (WUS). Kelemahan: yaitu belum mempertimbangkan potensi melahirkan yang berbeda antar kelompok umur. Kesuburan wanita meningkat sejalan dengan meningkatnya umur dan menurun kembali kira-kira pada usia 35 tahun (U terbalik).
  • 8. Contoh: Misal jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun di DKI Jakarta pada tahun 1970 adalah 1.168.680 orang maka 182.880 GFR = ------------------ x 1000 = 156,9 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun 1.168.680 Artinya, pada tahun 1970 terdapat 157 kelahiran per 1000 penduduk usia 15-49 tahun di Jakarta
  • 9. c. ASFR (Age-Specific Fertility Rate (Angka Fertilitas Umur Tertentu): banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan pada kelompok umur yang sama pada pertengahan periode yang sama. bi Rumus: ASFRi = ---------------- x k (i=1, 2, …, 7) Pfi dimana: bi = banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur i pada suatu periode i=1 untuk kelompok umur 15-19 i=2 untuk kelompok umur 20-24 i=7 untuk kelompok umur 45-49 Pfi = jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i
  • 10. Kebaikan ASFR: Ukuran ASFR lebih cermat daripada GFR karena memperhitungkan jumlah wanita menurut tingkat kesuburannya Ukuran ASFR memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohort atau umur tertentu ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang selanjutnya (TFR, GRR dan NRR). Kelemahan ASFR: Diperlukan data rinci akan jumlah kelahiran menurut kelompok umur wanita, data ini kadang tidak tersedia, terutama untuk negara berkembang dimana kualitas sumber datanya belum baik.
  • 11. Tabel 1. Jumlah perempuan usia 15-49 tahun, jumlah kelahiran dan ASFR, DKI Jakarta, 1970. --------------------------------------------------------------------------------------Umur perempuan Pfi bi ASFRi (1) (2) (3) (4) = 1000 x (3)/(2) -------------------------------------------------------------------------------------15-19 264.960 15.840 60 20-24 208.080 41.040 197 25-29 200.880 50.400 251 30-34 163.440 49.680 304 35-39 151.200 18.000 119 40-44 110.660 7.200 65 45-49 66.960 720 11 --------------------------------------------------------------------------------------- ASFR untuk perempuan umur 25-29 tahun adalah 251. Artinya, pada tahun 1970 terdapat 252 kelahiran per 1000 penduduk perempuan usia 25-29 tahun di DKI Jakarta.
  • 12. Age Specific Fertility Rate (ASFR), Indonesia, Data SP 2000 140 114 120 122 95 100 80 60 56 44 26 40 12 20 0 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
  • 13. d. TFR (Total Fertility Rate/Angka Fertilitas Total): rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu pada akhir masa reproduksinya jika ibu tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung. Rumus: TFR = 5 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 + …. + ASFR7) Misal: Dari tabel di atas: TFR = 5 x (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11) = 5035 per 1000 perempuan = 5,035 per ibu
  • 14. Artinya: setiap wanita Jakarta yang mampu menyelesaikan masa reproduksinya (1549 tahun) secara rata-rata akan mempunyai lima anak. Kebaikan TFR: Dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seluruh wanita usia respoduksi (15-49 tahun), yang telah memperhitungakn tingkat kesuburan wanita masing-masing kelompok usia.
  • 15. B. Reproductive History (cumulative fertility) Cumulative fertility: data kelahiran yang dikumpulkan merupakan data kelahiran dari awal masa reproduksi sampai saat wawancara dilakukan (retrospektif). 1.CEB (children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup (ALH)) Mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya (disebut juga paritas). CEBi Rumus: Rata-rata ALH = ---------------- Pfi dimana: CEBi = banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh perempuan kelompok umur i.
  • 16. Kelebihan ALH: Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei) Tidak ada referensi waktu, karena menyetakan jumlah ALH sejak wanita tersebut mulai masa rerpoduksinya sampai saat wawancara terjadi. Kelemahan ALH: Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu. Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecenderungan dalam melaporkan jumlah kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua. Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH , karena tidak tau apakah kelahiran yang dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiran hidup.
  • 17. 2. CWR (Child Woman Ratio): rasio antara jumlah anak berusia dibawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia reproduksi. P0-4 Rumus: CWR = ------------ x k Pf15-49 atau P0-4 CWR = ------------ x k Pf15-44 dimana P0-4 = jumlah penduduk usia 0-4 tahun.
  • 18. Kelebihan CWR: Data mudah diperoleh, karena publikasi sensus/survei umumnya dalam bentuk kelompok umur. Rasio ini berguna untuk indikasi fertilitas pada luas area yang kecil. Kelemahan CWR: Kualitas pelaporannya dipengaruhi oleh keakuratan pelaporan baik mengenai jumlah anak umur 0-4 tahun maupun umur ibu. Dipengaruhi oleh tingkat mortalitas wanita dan kematian anak. Perlu diingat bahwa tingkat mortalitas anak lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitas dewasa. Tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.
  • 19. Beberapa Angka Fertilitas Indonesia menurut SDKI 20022003: TFR = 2.6 per 1000 perempuan GFR = 89 per 1000 perempuan CBR = 21,9 per 1000 penduduk
  • 20. Permasalahan dalam Pengukuran Fertilitas: 1. Tidak seluruh penduduk mempunyai resiko melahirkan. 2. Kelahiran melibatkan orang tuanya, namun informasi yang dikumpulkan biasanya hanya berhubungan dengan si ibu sehingga, pengukuran fertilitas ini berdasarkan sifat si-ibu saja. 3. Penentuan jumlah penduduk yang terpapar resiko melahirkan (exposed to risk) dalam pengukuran fertilitas sukar. Idak semua wanita berumur 15-49 tahun menanggung resiko melahirkan. 4. Sulit membedakan lahir hidup dan lahir mati. 5. Melahirkan lebih dari satu kali merupakan pilihan, yang tergantung pada pendidikan, jumlah anak yang sudah dimiliki dll.
  • 21. c.Ukuran-ukuran reproduksi Angka reproduksi: ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung hanyalah bayi perempuan saja. 1. GRR (Gross Reproduction Rate (Angka Reproduksi Kotor)): banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor perempuan. 1a. Melalui perhitungan TFR Jika diasumsikan bahwa rasio jenis kelamin pada saat dilahirkan oleh setiap kelompok umur perempuan misal: 103 (103 bayi laki-laki dibandingkan 100 bayi perempuan) maka: 100 Rumus: GRR = ---------- x TFR 203
  • 22. Contoh: GRR DKI Jakarta pada tahun 1970 jika RJKo = 103 adalah: 100 GRR = --------- x 5035 = 2480,3 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun 203 GRR=2480 per 1000 perempuan atau terdapat 2,4 anak perempuan per perempuan. Artinya tanpa memperhatikan kematian yang mungkin dialami anak sesudah kelahiran, akan terdapat 2 anak perempuan ayang akan menggantikan ibunya melahirkan.
  • 23. 1b.GRR melalui perhitungan ASFR Apabila diketahui jumlah bayi perempuan yang lahir pada setiap kelompok umur perempuan (bfi) maka: Rumus: GRR = 5 x (ASFRf1 + ASFRf2 + ASFRf3 + …. + ASFRf7) dimana ASFRfi = banyaknya bayi perempuan dari perempuan pada kelompok umur i per 1000 perempuan kelompok umur i.
  • 24. GRR = 5(496)x1000 wanita = 2480 per 1000 wanita atau 2,4 per wanita Artinya: setiap wanita akan digantikan oleh 2,4 orang anak perempuan yang akan menggantikan ibunya melahirkan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa banyak bayi lahir ada yang meninggal dan tidak sempat mengalami usia reproduksi. Kelemahan: tidak memperhitungkan kemungkinan meninggal dari bayi perempuan sebelum masa reproduksinya.
  • 25. 2. NRR (Net Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih)): Angka ini memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum masa reproduksinya. Asumsi: bayi perempuan mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya.
  • 26. Perhitungan: NRR = 5 x (1,558 + 53,192 + 95,686 + …. + 0,074) = 1006,23 per 1000 perempuan = 1,00623 per ibu Artinya: rata-rata banyaknya anak perempuan yang dimiliki oleh suatu kohor perempuan yang akan tetap hidup hingga masa reproduksinya adalah antara satu dan dua orang.

Notas do Editor

  1. {}