Kardiotokografi (KTG) digunakan untuk memantau keadaan janin selama kehamilan dan bersalin melalui pencatatan denyut jantung janin. Terdapat beberapa parameter yang dinilai dalam KTG seperti denyut jantung basal, variabilitas, akselerasi, dan deselerasi. Interpretasi KTG dapat menghasilkan gambaran normal, mencurigakan, atau patologis yang menunjukkan tingkat risiko hipoksia janin. Meski KTG bermanfaat, has
3.
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
(Antepartum Risk)
• IUGR (Intra Uterine
Growth Restriction)
• Abnormal CTG saat
kehamilan, abnormal
dopler usg
• Oligohidramnion dan
Polihydramnion
• Preeklampsia
• Perdarahan antepartum
atau intrapartum
• Korioamnionitis
• Kehamilan serotinus
• Ketuban pecah dini
• Kehamilan multipel
• Kehamilan sungsang/
malpresentasi
• Korioamnionitis
• Kehamilan dengan
diabetes
• HDK
• VBAC
4.
PERSALINAN RISIKO TINGGI
• Induksi / augmentasi oksitosin/prostaglandin
• Auskultasi yang abnormal (takikardi,
bradikardi atau deselerasi pada pemantauan
intermiten)
• Anaestesi epidural
• Perdarahan intrapartum yang tidak diketahui
sebabnya
• Ibu demam
• Cairan ketuban mekoneal
• Setelah amniotomi
• Persalinan prematur
5.
INTERPRETASI KTG
• Evaluasi hasil rekaman (adekuat untuk
dilakukan pembacaan)
• Identifikasi frekuensi DJJ basal
• Identifikasi variability
• Tentukan ada tidaknya akselerasi
• Tentukan ada tidaknya deselerasi
• Identifikasi dan evaluasi kontraksi rahim (his)
• Korelasikan gambaran DJJ dengan his,
EVALUASI
• Tentukan apakah normal, mencurigakan atau
patologis.
9.
Penyebab Bradikardi
• Hipoksia janin yang berat/akut
• Hipotermi janin.
• Bradiaritmia janin
• Pemberian obat-obatan pada ibu
(propanolol, obat anesthesia lokal).
• Janin dengan kelainan jantung
bawaan
10.
ARTI KLINIK BRADIKARDI
DJJ 100-110 dengan variabilitas normal:
hipoksia ringan
masih mampu mengadakan kompensasi
DJJ < 100 dpmdengan penurunan
variabilitas yang abnormal
hipoksia berat
11.
TAKHIKARDI
Takhikardi ringan 161-180 bpm
Takhikardi abnormal >180 bpm
• Biasanya gambaran takhikardi tidak
berdiri sendiri.
• Bila takhikardi disertai gambaran
variabilitas DJJ yang masih normal,
biasanya kondisi janin baik.
12.
TAKHIKARDI
Takhikardi dapat terjadi pada keadaan :
• Hipoksia janin (ringan / kronik).
• Kehamilan kurang bulan (< 30 minggu)
• Infeksi ibu atau janin.
• Ibu febris atau gelisah.
• Ibu hipertiroid/ tirotoksikosis
• Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).
14.
Variabilitas Basal (Amplitudo)
Fluktuasi amplitudo antar DJJ
1. Variabilitas jangka pendek
interval antar denyut (2-3 dpm)
Arti klinis belum diketahui
menghilang pada janin yang akan
IUFD
2. Variabilitas jangka panjang (long term
variability)
15.
Variabilitas Jangka Panjang
(long term variability)
Variabilitas ini lebih jelas tampak pada
rekaman KTG
Rata-rata mempunyai siklus 3-5 kali
permenit.
Diukur dengan menentukan puncak
fluktuasi frekuensi DJJ tertinggi dan
terendah dalam satu menit segmen
pencatatan KTG.
17.
Non-reassuring baseline variability
Variabilitas basal yang meragukan
variabiliti < 5 dpm selama > 40 menit
tetapi < 90 menit.
Variabilitas basal abnormal bila amplitudo
< 5 dpm selama > 90 menit.
18.
Klasifikasi Variabilitas
basal yang meragukan (Non-reassuring baseline variability) yakni bila variabiliti < 5 dpm selama 40 menit atau lebih, tetapi kurang dari
Variabilitas basal abnormal bila amplitudo kurang dari 5 dpm selama 90 menit atau lebih.
22.
Akselerasi
Kenaikan sementara DJJ > 15 dpm
selama > 15 detik.
Akselerasi terjadi akibat respons simpatis
yang merupakan keadaan fisiologis yang
baik (reaktif).
23.
Akselerasi
Terjadi akibat pergerakan janin atau his.
Normal bila > 2 kali dalam 20 menit
Dampak tidak adanya akselerasi saja
pada gambaran KTG yang normal belum
diketahui.
24.
Deselerasi
Terjadi sebagai respons parasimpatis
melalui baroreseptor dan kemoreseptor
sehinga terjadi perlambatan DJJ.
Penurunan frekuensi DJJ sementara
>15 dpm di bawah DJJ basal
Berlangsung > 15 detik
25.
DESELERASI
Terdapat 3 jenis deselerasi:
1.Deselerasi Dini (Early D.)
2.Deselerasi Variabel (Variable D.)
3.Deselerasi Lambat (Late D.)
26.
Deselerasi dini
Penurunan sementara DJJ yang seragam,
berulang dan periodik, mulai pada saat
kontraksi uterus dan berakhir pada saat
kontraksi uterus selesai.
Timbul dan menghilangnya sesuai dengan
his ( seperti cermin gambaran his).
Penurunan < 20 dpm dan lamanya < 90
detik.
Frekuensi DJJ dasar dan variabilitas
masih normal.
27.
Deselerasi variabel.
Penurunan DJJ bervariasi
Tidak seragam/ Tidak uniform (timbulnya,
lamanya, amplitudonya dan bentuknya).
Saat mulainya dan berakhirnya dapat
sangat cepat
Penurunan DJJ dapat mencapai 60 dpm.
Biasanya didahului dan diakhiri dengan
akselerasi (pra deselerasi dan pasca
deselerasi).
28.
Deselerasi variabel.
Terjadi akibat penekanan tali pusat
(dapat disebabkan o.k. lilitan tali pusat,
oligohidramnion atau tali pusat
menumbung).
Bila frekuensi DJJ basal dan variabilitas
normal, maka deselerasi ini tidak
mempunyai pengaruh berarti terhadap
hipoksia janin.
29.
Deselerasi variabel.
Deselerasi variabel berat
Apabila deselerasi mencapai > 60 dpm
DJJ basal turun sampai 60 dpm dan
Lamanya deselerasi > 60 detik
( rule of sixty).
Pada keadaan seperti ini diperlukan
pengakhiran persalinan.
32.
Deselerasi lambat.
Timbulnya sekitar 20-30 detik setelah
kontraksi uterus dimulai
Berakhir sekitar 20-30 detik setelah
kontraksi uterus menghilang.
Lamanya < 90 detik (40-60 detik)
Berulang pada setiap kontraksi
Beratnya sesuai dengan intensitas his
33.
Deselerasi lambat.
Baseline biasanya normal atau
takhikardi ringan
Pada keadaan hipoksia berat dapat
terjadi bradikardi
Umumnya patologis ( hipoksia )
Terjadi akibat penurunan aliran darah
uteroplasenta
34.
Deselerasi lambat.
Bila belum terjadi hipoksia otak dan
janin masih mampu mengadakan
kompensasi untuk mempertahankan
sirkulasi otak, variabilitas DJJ biasanya
normal.
Bila keadaan hipoksia makin berat /
lama terjadi hipoksi otak dan otot
jantung mengalami depresi sehingga
variabilitas menurun atau menghilang
(IUFD)
40.
Gambaran KTG normal
Ke empat komponen NORMAL
Kemungkinan kematian janin rendah
Denyut jantung janin 110 -160 per menit
Variabilitas antara 5 – 25 dpm
Terdapat akselerasi DJJ lebih dari 15 dpm
(dapat timbul spontan atau ditimbulkan
dengan melakukan pemeriksaan dalam )
Tidak ada deselerasi.
41.
Gambaran KTG mencurigakan
Takhikardi
Bradikardi
Variabilitas saltatori
Terdapat deselerasi variabel
bersamaan dengan keadaan
meragukan lainnya
Deselerasi lambat dengan variabiliti
yang normal
42.
Gambaran KTG yang patologis
Hilangnya variabiliti yang tidak
berhubungan dengan medikasi,
aktivitas janin atau obat-obatan.
Deselerasi lambat persisten
Keadaan yang mencurigakan disertai
dengan hilangnya variabiliti
Bradikardia yang memanjang
Gambaran sinusoidal
43.
KELEMAHAN KTG
Rasa percaya diri yang berlebihan pada
pembaca
Perbedaan interpretasi antar pembaca
maupun pada pembacaan ulangan.
Kesalahan pembacaan (false positif) sekitar
50 %
Meningkatkan seksio sesarea 1,41 kali
Meningkatkan partus buatan per vaginam
sebanyak 1,2 kali.
44.
KELEMAHAN KTG
Kesalahan pembacaan dapat dikoreksi dengan
menambahkan petunjuk asidosis lainnya yakni
dengan pemeriksaan pH darah janin (fetal blood
sampling/fbs) yang mempunyai false positif sekitar
6%.
Kejadian serebral palsi ternyata tidak berbeda,
demikian juga dengan nilai APGAR, namun
kejadian kejang pada neonatus berkurang sekitar
50%.
45.
KELEMAHAN KTG
Dalam mengambil kesimpulan adanya
gawat janin serta bagaimana
pengelolaan selanjutnya, perlu
dipertimbangkan macam-macam faktor
pada ibu (stress kehamilan, penyakit ibu,
demam, onat-obatan) faktor janin
(prematur, pertumbuhan janin terhambat,
cacat janin) serta data klinik lainnya
sehingga tindakan yang akan diambil
benar-benar merupakan tindakan yang
diperlukan.