Bahan ajar ini membahas tentang manusia dan lingkungan hidup, termasuk pengertian ekosistem, komponen ekosistem, dan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan. Topik lain yang dibahas adalah sampah, jenis dan sumber sampah, serta dampak sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
1. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan sosial, lingkungan fisik dan ekosistem
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan pengertian manusia sebagai makhluk sosial
1.2 Mengidentifikasi bentuk hubungan sosial antar manusia
1.3 Menyebutkan komponen ekositem dan saling hubungan antar
komponen
1.4 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup
dalam pelestarian ekosistem
Indikator : Siswa dapat
- Menjelaskan pengertian manusia sebagai makhluk sosial
- Mengidentifikasi bentuk hubungan sosial antar manusia
- Menyebutkan komponen ekositem dan saling hubungan antar
komponen
- Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk
hidup dalam pelestarian ekosistem
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang manusia dan lingkungan
BAB I
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tak langsung
B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan keberadaan manusia untuk dapat
menyelenggarakan hidupnya dengan baik.
Bentuk-bentuk hubungan sosial antar manusia:
1. Antara individu dengan individu lainnya
Contoh: antara seorang pedagang dengan seorang pembeli
2. Antara individu dengan kelompok manusia atau sebaliknya
Contoh: antara seorang guru dengan murid-muridnya
3. Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Contoh: antara sekelompok nelayan dengan sekelompok pelelang ikan.
Bentuk hubungan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya:
Dalam melangsungkan hidupnya manusia sangat bergantung kepada makhluk hidup lain yaitu
tumbuhan dan hewan untuk memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal, alat
transportasi dan kebutuhan lainnya.
Gambar 1.1 Bentuk hubungan sosial antar manusia dan antara manusia dengan alam
C. Pengertian Ekosistem
1. Menurut Clapham dalam suatu ekosistem antara makhluk hidup dengan lingkungannya
terjadi hubungan satu sama lain sebagai suatu unit.
2. Athur Tansley, seorang ahli lingkungan Inggris pada tahun 1935 menggunakan istilah
ekosistem untuk menggambarkan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan
komponen abiotik.
2. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
3. Ekosistem merupakan kumpulan makhluk hidup (tumbuhan, hewan, organisme mikro) yang
tinggal bersama-sama dalam suatu wilayah, saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang komplek dan dinamis.
4. Menurut Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup No.23 th 1997: Ekosistem adalah
tatanan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
5. Jadi ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.
D. Komponen Ekosistem
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen ekosistem berupa makhluk hidup yang dapat
dikelompokkan berdasarkan perannya dalam rantai makanan meliputi produsen, konsumen, dan
decomposer (pengurai).
a. Produsen yaitu tumbuhan yang memiliki zat hijau daun dan mampu menangkap energi
matahari melalui fotosintesis dan menyerap nutrisi dari tanah, menyimpan energi untuk
digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan oleh organisme lain. Contoh: Rumput, semak,
pohon, lumut, dan beberapa bakteri autotrof..
b. Konsumen adalah organisme yang tidak memiliki kemampuan untuk menangkap energi
matahari, tetapi mengkonsumsi tanaman dan/atau hewan untuk memperoleh energi yang
digunakan untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.
Konsumen dibagi tiga jenis berdasarkan pada kemampuan mereka untuk mencerna bahan
tanaman dan hewan:
Herbivora hanya makan tumbuh-tumbuhan, seperti seperti rusa yang merumput di padang
rumput lembah Columbia, atau serangga menggigit daun geranium yang lengket.
Omnivora makan baik tumbuhan dan binatang, seperti beruang hitam.
Karnivora hanya makan binatang, seperti elang ekor merah atau barat ular berbisa.
c. Dekomposer (pengurai), yaitu organisme yang memperoleh energi dengan cara menguraikan
bahan organik mati (detritus), menyerap sebagian hasil penguraian dan melepaskan unsur-
unsur dan senyawa yang pada gilirannya diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan. Organisme
yang termasuk dekomposer yaitu jamur, alga dan bakteri.
2. Komponen Abiotik
Faktor-faktor tersebut adalah Iklim (cahaya, temperatur, air, udara atau gas-gas di atmosfer) dan
faktor-faktor edafik (tanah).
a. Iklim
Iklim ditentukan oleh berbagai faktor yang berinteraksi seperti cahaya matahari, curah hujan,
suhu dan pola angin yang terjadi di suatu daerah. Iklim menentukan bentuk suatu ekosistem.
b. Cahaya
Energi cahaya (cahaya matahari) adalah sumber energi utama dari hampir semua ekosistem
termasuk ekosistem air tawar.
c. Suhu
Suhu mempengaruhi jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu daerah. Suhu juga
mempengaruhi aktivitas tumbuhan dan hewan.
d. Air
Air merupakan bahan dasar yang diperlukan semua makhluk hidup dan merupakan habitat
bagi tumbuhan dan hewan akuatik.
e. Udara di atmosfer
Udara yang paling penting yang digunakan oleh mahluk hidup adalah oksigen, gas CO2 dan
Nitrogen.
f. Tanah (faktor edafik)
Tanah memiliki banyak fungsi penting dalam ekosistem. Tanah menyediakan unsur hara
bagi tumbuhan, dan menyediakan habitat bagi organisme tanah.
E. Hubungan Timbal Balik Mahluk Hidup dan Lingkungannya
Keberlangsungan hidup suatu organisme bergantung pada lingkungannya. Makhluk hidup
mendapatkan materi dan energi dari lingkungannya. Tumbuhan memerlukan materi (garam-
garam mineral, air, oksigen, karbondioksida), dan cahaya matahari (energi) dari lingkungan.
3. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Materi dan energi dari tumbuhan akan diteruskan ke hewan melalui rantai makanan lalu diuraikan
oleh dekomposer dan dikembalikan ke lingkungan.
F. Keanekaragaman Hayati
Para ahli biologi mendefinisikan keanekaragaman hayati atau biodiversitas sebagai
keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem suatu wilayah.
Bruce A. Wilcox mendefinisikan keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan
di semua tingkat sistem biologis, yaitu molekul (gen), organisme, populasi, spesies, dan
ekosistem.
PBB dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai
variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk antara lain darat, laut,
dan ekosistem perairan. Keanekaragaman organisme ini termasuk keragaman spesies dalam
ekosistem.
Menurut Emil Salim keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keadaan beragamnya
ekosistem, jenis, dan variabilitas genetika.
keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan di semua tingkat biologi.
Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:
1) keanekaragaman hayati primer, yaitu kemungkinan terlestarikannya keanekaragaman hayati
di hutan primer alamiah, cagar alam, dan tanaman suaka/kebun botani, kebun binatang dan
sejenisnya,
2) keanekaragaman hayati sekunder adalah keanekaragaman spesies/ jenis yang dibudidayakan
oleh manusia yang secara regular di tanam, dipelihara, dipanen, dibongkar untuk diganti
dengan yang baru, baik spesies yang sama atau spesies lain.
G. Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
1. Keseimbangan Alam
Keanekaragaman hayati juga mendukung sejumlah proses-proses ekosistem alam seperti
menjaga stabilitas iklim (mempertahankan persentase CO2, Oksigen, mencegah erosi,
mempertahankan siklus air).
2. Pertanian
Keanekaragaman gen merupakan sumber plasma nutfah (sumber bibit dan genetis) dalam
bentuk varietas liar yang hidup secara alamiah di alam.
Keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan bagi manusia. Manusia
menggunakan setidaknya 40.000 jenis tanaman dan hewan sebagai sumber makanan, tempat
tinggal dan pakaian.
3. Kesehatan
Masalah kesehatan utama yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati adalah penemuan
obat dan ketersediaan sumber daya obat; keanekaragaman spesies liar telah diselidiki
berpotensi sebagai sumber-sumber baru obat-obatan.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wncAijlPrGwASXXLQwx.?p=m
anusia%20dan%20lingkungan%20hidup&fr=chr-greentree_gc&fr2=piv-web
4. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sampah, jenis dan sumber sampah, serta dampak
sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan pengertian sampah.
2.2 Mengidentifikasi jenis sampah.
2.3 Menjelaskan dampak sampah terhadap kesehatan manusia.
2.4 Menjelaskan dampak sampah terhadap lingkungan hidup.
2.5 Mengidentifikasi jenis sampah B3
Indikator : Siswa dapat
- Mendeskripsikan pengertian sampah.
- Mengidentifikasi jenis sampah.
- Menjelaskan dampak sampah terhadap kesehatan manusia.
- Menjelaskan dampak sampah terhadap lingkungan hidup.
- Mengidentifikasi jenis sampah B3
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sampah dan kebersihan
lingkungan
BAB II
MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
A. Pengertian Sampah
1. Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian.
2. Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.
3. Sampah adalah bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh manusia.
B. Jenis Sampah
1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara
alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan.
2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah
plastik dan styrofoam.
Gambar 2.1 Sampah organik dan sampah anorganik
C. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Timbunan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat, tikus, kecoa, jamur, bakteri dan virus
yang dapat mendorong penularan infeksi suatu penyakit.
D. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
1. Menurunnya kualitas lingkungan
Terjadi pencemaran tanah dan pencemaran udara.
2. Menurunnya estetika lingkungan
Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah
untuk dipandang mata;
3. Terhambatnya pembangunan negara.
5. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
E. Jenis Sampah B3
Sampah yang berbahaya atau beracun biasanya disebut limbah beracun (sering disebut bahan
beracun berbahaya atau B3) dan mengandung unsur-unsur kimia yang membahayakan serperti
merkuri, arsen, timbal dll. Contoh sampah B3: batu baterai, botol kaleng aerosol, limbah cair
dari pabrik, partikel beracun dan sebagainya.
F. Cara Pengelolaan Sampah B3
Sampah/ limbah cair B3 diolah dengan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sedangkan
sampah padat B3 harus dimusnahkan dengan menggunakan Insinerator. Insinerator adalah
perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang
baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan
pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar.
Isinerator yang baik adalah yang memenuhi Baku Mutu DRE (Destruction Reduction Efisience)
dan Baku Mutu Emisi Udara.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=jenis+sampah&um=1&ie=UTF-
8&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=0aA5T-
2mJYHYrQeu393lCA&sout=0&ved=0CDAQxxQ&biw=1366&bih=675&sei
6. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami pengertian, jenis dan pemanfaatan, serta
kerusakan sumber daya alam
Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan pengertian sumber daya alam terbarui
(renewable) dan tidak terbarui (nonrenewable).
1.2 Mengidentifikasi jenis sumber daya alam terbarui dan tidak
terbarui.
1.3 Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam terbarui dan
tidak terbarui
Indikator : Siswa dapat
- Menjelaskan pengertian sumber daya alam terbarui
(renewable) dan tidak terbarui.
- Mengidentifikasi jenis sumber daya alam terbarui dan tidak
terbarui.
- Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam terbarui dan
tidak terbarui
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sumber daya alam
BAB III
SUMBER DAYA ALAM
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua benda di bumi, baik benda hidup maupun benda mati
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia. Daya
dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk
hidup.
B. Pengertian dan Jenis Sumberdaya Alam Terbarui (Renewable) dan Tidak Terbarui
(Nonrenewable)
Macam-macam Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi dan jenisnya.
1. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
a) Sumberdaya alam yang terbarukan (renewable), sumber daya alam yang dapat diusahakan
kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, misalnya: hewan,
tumbuhan dan mikroba. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki
daya regenerasi (pulih kembali).
b) Sumberdaya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), sumber daya alam yang apabila
digunakan secara terus-menerus akan habis, misalnya: minyak tanah, gas bumi, batu bara, dan
bahan tambang lainnya.
c) Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, air, tanah, udara, matahari, energi pasang surut,
dan energi laut.
2. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain
sebagai berikut.
a) Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk
fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
b) Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya.
Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut,
kincir angin, dan lain-lain.
c) Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
7. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
3. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut:
a) Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumberdaya
alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya: bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
b) Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup.
Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
(a) (b)
Gambar 3.1.(a) SDA hayati (b) SDA nonhayati
C. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pemanfatan Sumber daya alam yang tidak habis
a) Air
1. Sumber air minum
2. Sarana MCK
3. Sebagai sarana transportasi
4. Sebagai sarana wisata/rekreasi
5. Sebagai sarana irigasi/pengairan
6. sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
b) Udara
1. Gas oksigen diperlukan untuk pernafasan makhluk hidup.
2. Udara yang bergerak/ angin dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik.
3. Lapisan Ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
matahari.
c) Tanah
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan
bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam atau
sumber daya alam pertanian.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui
a) Hewan
1. sebagai sumber bahan makanan (hewan ternak)
2. sebagai hiasan/ hiburan (hewan piaraan)
3. sebagai alat transportasi
b) Tumbuhan
Dalam bentuk Hutan
Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam pepohonan. Dilihat dari
jenis pohonnya, hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hutan Homogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis pohon/tanaman, misal: hutan jati,
hutan pinus, hutan cemara dll.
2. Hutan Heterogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon/tanaman.
Dilihat dari arealnya, hutan dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut:
1. Hutan lindung ialah hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi, banjir dan tanah
longsor.
2. Hutan produksi ialah hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai produk industri dan
bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis, mebel, bahan bangunan dan kerajinan
tangan.
8. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
3. Hutan wisata ialah hutan yang ditujukan khusus untuk menarik para wisatawan domestik
(dalam negeri) maupun wisatawan mancanegara.
4. Hutan suaka alam ialah hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi flora (tumbuhan)
dan fauna (hewan).
5. Hutan mangrove ialah hutan bakau di tepi pantai yang berfungsi untuk menghindari daratan
dari abrasi.
Dalam bentuk tanaman pertanian dan perkebunan
Hasil pertanian dan perkebunan dimanfaatkan sebagai:
1. Sumber bahan makanan
2. Sumber bahan pakaian
3. Sumber bahan baku perabotan rumah tangga
4. Sumber bahan obat-obatan
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
Batubara
Batubara berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Batubara
banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri dan rumah tangga.
Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang telah mati berjuta-juta
tahun. Dari minyak bumi dapat dibuat antara lain:
Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
Kerosin untuk bahan baku lampu minyak;
Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar industri;
Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)
Emas dan perak untuk perhiasan
Besi dan timah digunakan untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
Tembaga digunakan sebagai konduktor dan perhiasan.
Bauksit sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
Marmer untuk bahan bangunan rumah atau gedung
Belerang untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
Yodium untuk obat dan peramu garam dapur beryodium
Nikel untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
Gas Alam untuk bahan bakar kompor gas
Mangaan untuk pembuatan pembuatan besi baja
Grafit bermanfaat untuk membuat isi pensil
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wmWyjDlP.HoAENXLQwx.?p=
sumber%20daya%20alam&fr=chr-greentree_gc&fr2=piv-web
9. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 4. Mengenal jenis-jenis air, siklus hidrologi dan pencemaran air.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi perbedaan sifat air bersih dan air kotor.
4.2 Menjelaskan peristiwa terjadinya siklus hidrologi di bumi.
4.3 Menjelaskan pentingnya siklus hidrologi bagi kehidupan di
bumi.
4.4 Mendefinisikan pencemaran air menurut peraturan
perundang-undangan.
4.5 Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran air.
4.6 Menyebutkan dampak pencemaran air terhadap
lingkungan hidup.
4.7 Menyebutkan dampak pencemaran terhadap kesehatan
manusia
Indikator : Siswa dapat:
Mengidentifikasi perbedaan sifat air bersih dan air kotor.
Menjelaskan peristiwa terjadinya siklus hidrologi di bumi.
Menjelaskan pentingnya siklus hidrologi bagi kehidupan di
bumi.
Mendefinisikan pencemaran air menurut peraturan
perundang-undangan.
Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran air.
Menyebutkan dampak pencemaran air terhadap lingkungan
Menyebutkan dampak pencemaran terhadap kesehatan
manusia
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang air
BAB IV
A I R
A. Pengertian Air
Air, dalam hal ini adalah semua air yang terdapat di atas, maupun di bawah permukaan
tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
dimanfaatkan di darat.
B. Air Bersih dan Air Kotor
Air bersih secara fisik dapat dikenali bersifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Bila disyaratkan lebih rinci air bersih seharusnya juga harus memenuhi kriteria air parameter
kimiawi dan biologis. Sebaliknya air yang tidak mempunyai sifat salah satu parameter fisika sudah
dikategorikan air kotor. Air yang berwarna dapat disebabkan banyak faktor, seperti: terlarutnya
butiran tanah permukaan atau debu, adanya proses alam pelapukan bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada sumber air yang menggenang, atau masuknya bahan-bahan kimia sehingga
mengubah warna air. Air berbau menunjukkan adanya bahan-bahan lain yang larut dalam air, misal
bahan organik membusuk mengeluarkan gas ammonia sehingga berbau sengak, air yang tercampur
bahan organik, darah, sisa cucian daging atau ikan akan menghasilkan bau air anyir. Air murni tidak
berasa, bila dalam air terlarut bahan-bahan kimia lain bisa menjadi pahit atau masam sehingga air
tersebut tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
C. Hidrosfer dan Siklus Hidrologi
Hidrosfer adalah lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari
kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi
danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable), bukan berarti
air yang habis dapat dibuat air baru tetapi dapat diperbarui dalam kualitas dan adanya perubahan
10. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
wujud serta dapat mengalami perpindahan. Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi
yang disebut siklus air. Ilmu yang mempelajari tentang hidrosfer disebut hidrologi. Siklus air atau
siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (Gambar 4.1).
Proses siklus hidrologi:
1. Air laut menguap karena adanya radiasi matahari dan awan yang terjadi oleh uap air, bergerak di
atas daratan karena terdesak oleh angin. Presipitasi karena adanya tabrakan antara butir-butir uap
air akibat desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah yang membentuk
limpasan (runoff) yang mengalir kembali menuju laut. Beberapa diantaranya masuk ke dalam
tanah (infiltrasi) dan bergerak terus ke bawah (perlokasi) ke dalam daerah jenuh (saturated zone)
yang terdapat di bawah permukaan air tanah atau permukaan phreatik. Air dalam daerah ini
bergerak perlahan-lahan melewati akwifer masuk ke sungai atau kadang-kadang langsung ke
laut.
2. Air yang merembes ke dalam tanah (infiltrasi) memberi hidup kepada tumbuh-tumbuhan dan
beberapa diantaranya naik ke atas lewat akar dan batangnya, sehingga terjadi traanspirasi, yaitu
evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian bawah daun (stomata).
3. Air yang tertahan di permukaan tanah (surface detention) sebagian akan mengalir sebagai
overland flow yang kemudian mengalir menjadi limpasan permukaan (surface runoff) ke dalam
palung sungai, sedangkan yang lainnya akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan menguap.
4. Permukaan sungai dan danau juga mengalami penguapan (evaporasi), sehingga masih ada air
yang dipindahkan menjadi uap. Apabila kondisi tanah memungkinkan sebagian sisa air yang
tidak diinfiltrasikan atau tidak diuapkan akan mengalir secara horisontal sebagai interflow,
sebagian lagi akan tinggal di dalam massa tanah sebagai soil moisture content, dan sisanya akan
mengalir vertikal yang akan menjadi air tanah.Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya. Dengan
demikian seluruh daur telah dijalani dan akan berulang kembali secara terus-menerus.
Gambar 4.1 Siklus Hidrologi
D. Pentingnya Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi yang normal sangat penting untuk mempertahankan ketersediaan air dan
memperbarui sifat air yaitu sebagai filter alam untuk menjaga kualitas air. Lingkungan yang
rusak dapat mengganggu proses yang terjadi pada siklus hidrologi.
E. Pencemaran Air
Gambar 4.2 Pencemaran Air
11. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia sehingga kualitas air tersebut menurun.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
F. Penyebab Pencemaran Air
1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
Air dikatakan tercemar bilamana terjadi perubahan komposisi atau kondisi yang diakibatkan
oleh adanya kegiatan atau hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung
air menjadi tidak layak atau kurang layak untuk semua fungsi atau tujuan pemanfaatan sebagaimana
kewajaran air yang dalam keadaan alami.
Indikator air telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :
adanya perubahan suhu air,
perubahan pH,
perubahan warna, bau dan rasa,
timbulnya endapan, koloidal, bahan pelarut,
adanya mikroorganisme, dan
meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
(a) (b) (c)
Gambar 4.3 Pencemaran Air; (a) Limbah Industri, (b) Limbah Domestik, dan (c) Limbah Industri dan Domestik
ke Sungai.
G. Dampak Pencemaran Air
Dampak pencemaran air terhadap lingkungan hidup:
1. Air yang bersifat terlalu asam atau basa atau tercemar limbah B3 akan mematikan tanaman dan
hewan air.
2. Air tercemar yang meresap ke tanah akan mencemari tanah dan merusak kehidupan organisme
yang mendiaminya.
Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia:
5. Dapat menyebabkan penyakit menular. Contoh: infeksi jamur kulit, penyakit mata, diare,
tipes, kolera, disentri, hepatitis, schistosomiasis/ demam keong dan leptosirosis.
6. Dapat menyebabkan penyakit tidak menular. Contoh: keracunan bahan kimia, kanker, tekanan
darah tinggi, kerusakan ginjal, hati dan otak.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wmQdjzlPE1MAZErLQwx.?p=si
klus%20hidrologi&fr=chr-greentree_gc&fr2=piv-web
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wm4ZjTlPHEQAtKrLQwx.?p=p
encemaran%20air&fr=chr-greentree_gc&fr2=piv-web
12. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 6. Memahami fungsi udara, pencemaran, dan dampak yang
ditimbulkan, serta cara pengendaliannya
Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan pengertian udara.
6.2 Menjelaskan fungsi udara.
6.3 Menjelaskan pengertian pencemaran udara.
6.4 Menjelaskan tempat terjadinya pencemaran udara.
6.5 Mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat
pencemarnya
Indikator : Siswa dapat:
Menjelaskan pengertian udara
Menjelaskan fungsi udara.
Menjelaskan pengertian pencemaran udara.
Menjelaskan tempat terjadinya pencemaran udara.
Mengidentifikasi sumber pencemaran udara dan jenis zat
pencemarnya
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang udara
BAB VI
UDARA
A. Pengertian dan Fungsi Udara
Udara merupakan campuran beberapa gas dan partikel yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup.
Fungsi udara:
1. Gas oksigen yang digunakan untuk pernafasan makhluk hidup
2. Gas karbondioksida untuk bahan fotosintesis
3. Lapisan ozon untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari.
4. Udara yang bergerak/ angin dimanfaatkan sebagai energi untuk pembangkit istrik.
B. Pencemaran Udara
Pencemaran udara/ polusi udara adalah proses masuknya polutan (bahan pencemar) ke dalam
lapisan udara (atmosfer) sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan udara tersebut. Pada
dasarnya, secara alamiah alam mampu mengurangi polutan yang masuk ke lingkungannya untuk
diubah menjadi suatu zat yang tidak berbahaya dan diperlukan untuk kehidupan di bumi ini. Namun,
apabila jumlah zat polutan yang masuk ke dalam lingkungan telah melebihi batas normal yang dapat
ditolerir oleh lingkungan maka terjadilah peristiwa yang disebut dengan pencemaran.
C. Tempat Terjadinya Pencemaran Udara
1. Pencemaran yang terjadi di dalam ruang (indoor pollution).
Contoh: bau tak sedap dalam WC dan asap rokok dalam ruang.
2. Pencemaran yang terjadi di luar ruangan (outdoor pollution).
Contoh: asap dari kendaraan di jalan dan asap dari pembakaran sampah.
13. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Gambar 6.1. Sumber pencemaran udara
D. Sumber Pencemaran Udara
1. Faktor alam
Contoh: letusan gunung berapi, pembusukan zat secara alami, serta kebakaran hutan yang
tidak disengaja
2. Aktivitas manusia
Contoh: aktivitas industri, kendaraan bermotor, pembakaran lahan, pembakaran sampah,
ledakan di lokasi tambang, ledakan di lokasi perang, ledakan nuklir, merokok, alat elektronik
ber-CFC (AC, lemari pendingin) dan aerosol atau gas pendorong pada spray.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPB9jjlPPmEAVX7NQwx.?p=p
encemaran+udara&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari
14. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami tanah longsor dan pencemaran tanah
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan pengertian tanah longsor.
7.2 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat menyebabkan
tanah longsor.
7.3 Mendeskripsikan upaya manusia dalam mencegah tanah
longsor.
7.4 Mengidentifikasi sumber pencemaran tanah bagi ekosistem
darat.
7.5 Menjelaskan dampak pencemaran tanah bagi ekosistem darat.
7.6 Mengidentifikasi dampak pencemaran tanah bagi manusia
Indikator : Siswa dapat
Menjelaskan pengertian tanah longsor.
Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat menyebabkan
tanah longsor.
Mendeskripsikan upaya manusia dalam mencegah tanah longsor.
Mengidentifikasi sumber pencemaran tanah bagi ekosistem darat.
Menjelaskan dampak pencemaran tanah bagi ekosistem darat.
Mengidentifikasi dampak pencemaran tanah bagi manusia
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang tanah dan lahan
BAB VII
TANAH DAN LAHAN
A. Pengertian Tanah dan Lahan
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan
organik yang hancur oleh proses alamiah. Sedangkan lahan adalah bagian dari bentang alam yang
ada di permukaan bumi yang mencakup keseluruhan dari fisik permukaan bumi mencakup udara,
tanah, air, tumbuhan serta aktivitas manusia terhadapnya.
B. Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor/ landslide adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut:
air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah
pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng sehingga terjadi tanah
longsor.
Gambar 7.1. Tanah longsor
C. Jenis-jenis Tanah Longsor
1. Longsoran Translasi
15. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata
atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung.
3. Pergerakan Blok/ Longsoran translasi blok batu.
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan
cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama di daerah
pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar
dan halus. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang
telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di
sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
D. Upaya Pencegahan Tanah Longsor
1. Reboisasi
2. Membuat jalur aliran air
E. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah proses masuknya zat pencemar ke dalam tanah sehingga
menurunkan kualitas tanah.
Penyebab Pencemaran Tanah:
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk, pasar, hotel, kantor-
kantor dan tempat wisata. Macam-macam limbah domestik:
a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya plastik, logam, kaca, kertas dsb.
b. Limbah cair berupa: tinja, deterjen, minyak, oli, cat, jika meresap ke dalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah industri berasal dari pembuangan yang dilakukan oleh kegiatan industri.
a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging, dll.
b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya limbah
yang mengandung merkuri, tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik dan pestisida (DDT).
F. Dampak Pencemaran Tanah
1. Lindi (air sampah) mennimbulkan bau dan mengurangi estetika. Timbulan sampah juga
menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.
2. Timbunan sampah dapat menghasilkan senyawa racun.
Gambar 7.2 Mekanisme
Terjadinya Tanah Lonsor
Jenis Aliran Bahan
Rombakan
16. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Limbah detergen dan minyak, Gas nitrogen dan asam sulfida, zat merkuri, khrom dan arsen
pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak
struktur permukaan dan tekstur tanah.
3. Sampah anorganik tidak terbiodegradasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh
akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan
tanah hilang.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPDMjDlPvQ0AmDvNQwx.?p
=tanah+longsor&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari
17. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 8. Memahami pengertian, pemanfaatan dan dampak pemakaian
energi terhadap lingkungan
Kompetensi Dasar : 8.1 Menjelaskan pengertian energi.
8.2 Mengidentifikasi sumber-sumber dan bentuk-bentuk energi.
8.3 Mendeskripsikan pemanfaatan energi
Indikator : Siswa dapat
Menjelaskan pengertian energi.
Mengidentifikasi sumber-sumber dan bentuk-bentuk energi.
Mendeskripsikan pemanfaatan energi
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menggali informasi tentang energi
BAB VIII
E N E R G I
A. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
B. Sumber-sumber Energi
1. Cahaya matahari adalah sumber energi utama pada makhluk hidup terutama tumbuhan.
2. Unsur hara/ mineral adalah sumber energi pada tumbuhan.
3. Bahan makanan adalah sumber energi bagi manusia. Di dalam pencernaan kita, sari-sari makanan
diangkut oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, makanan dibakar
sehingga kita memiliki energi.
4. Bahan bakar (minyak bumi, batu bara dan gas) adalah sumber energi pada mesin.
C. Macam-macam bentuk energi
1. Energi Panas
Energi panas atau kalor adalah energi yang berasal dari panas yang terjadi dari sinar energi matahari atau
berasal dari nyala api.
2. Energi Gerak (kinetik)
Energi gerak atau kinetik adalah energi yang dimiliki benda untuk bergerak. Contohnya air yang mengalir
dan angin yang bertiup.
3. Energi Cahaya
Energi cahaya adalah energi yang ditimbulkan oleh cahaya. Contohnya cahaya matahari
4. Energi Bunyi
Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh bunyi atau suara. Contohnya bunyi alat musik, bunyi
halilintar, dan bunyi petasan.
5. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda. Contohnya energi yang terdapat dalam
katapel, per atau busur panah yang terenggang.
6. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam senyawa-senyawa kimia organik dan anorganik.
Contohnya aki, baterai dan zat makanan.
7. Energi Atom
Energi atom adalah energi yang timbul pada reaksi atom saat inti atom dipecah menjadi partikel-partikel
lainnya. Contohnya: energi pada atom Hidrogen.
8. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam atom dari unsur-unsur radioaktif. Contohnya energi
pada unsur Uranium.
9. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang dihasilkan oleh arus listrik. Contohnya pada generator dan dinamo.
D. Pemanfaatan Energi
1. Untuk proses fisiologis makhluk hidup.
2. Untuk menggerakkan mesin/ peralatan.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
18. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 9. Mengenal kerusakan hutan, penyebab terjadinya kerusakan hutan
dan upaya mengatasinya
Kompetensi Dasar : 9.1 Mendeskripsikan kerusakan hutan.
9.2 Mengidentifikasi berbagai kegiatan manusia yang
menyebabkan kerusakan hutan
Indikator : Siswa dapat
Mendeskripsikan kerusakan hutan.
Mengidentifikasi berbagai kegiatan manusia yang
menyebabkan kerusakan hutan
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menggali informasi tentang hutan
BAB IX
H U T A N
A. Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga tanaman kecil
lainnya seperti, lumut, semak belukar, dan bunga liar. Ditambah dengan beberapa jenis burung,
serangga, dan binatang lainnya yang menghuni hutan tersebut. Berjuta-juta makhluk hidup yang
hanya dapat dilihat dibawah microskop juga menghuni hutan.
Gambar 9.1 hutan tropis
B. Kerusakan Hutan dan Penyebabnya
Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak
terhadap kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada.
Kerusakan hutan Indonesia dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu,
meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak
rakyat dalam pengelolaan hutan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan antara lain :
a. Perbuatan manusia secara sengaja.
b. Faktor alam.
Kerusakan hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan hilangnya
lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting bagi pertumbuhan
tegakan. Terbukanya tajuk/ kanopi ikut menunjang segara habisnya lapisan atas tanah yang subur
dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan hara sebelum terjadinya dekomposisi
oleh organisme tanah.
C. Berbagai Kegiatan Manusia yang Menyebabkan Kerusakan Hutan
1. Penebangan hutan tanpa perhitungan
Akibatnya :
Daya dukung hutan menjadi berkurang.
Kelangsungan daur hidrologi terganggu.
Kemampuan tanah untuk menyimpan air berkurang.
Terjadi erosi dan banjir.
Menyebabkan humus cepat hilang.
Binatang buas/liar menuju ke permukiman manusia.
Terjadinya pemanasan global. Tanaman sangat berperan dalam penyerapan karbon dioksida
di udara. Jika pohon-pohon telah ditebangi, maka jumlah karbon dioksida diudara akan
semakin meningkat yang menyebabkan meningkatnya suhu udara.
19. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
Gambar 9.2 Penebangan Hutan
2. Kebakaran hutan
Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran rumput, atau
kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat juga
memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian.
Gambar 9.3 Kebakaran hutan
Penyebab kebakaran hutan, antara lain:
Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau
rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu
daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat
musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat
sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan
puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
6. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker
paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak.
Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
3. Penambangan liar
Aktivitas penambangan dapat menimbulkan kerusakan permanen, tidak hanya pada kawasan
penambangan tapi juga wilayah disekitarnya, termasuk wilayah hilir dan pesisir dimana limbah
penambangan dialirkan.
4. Perburuan liar
Perburuan, meskipun hanya mengancam sebagian kecil dari spesies yang ada, sangat
berpengaruh kepada keberadaan spesies-spesies yang langka dan mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Contoh: Gajah, kijang kuning (Muntiacus muntjak) dan rusa (Cervus unicolor)
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Axt7wm1mkjlP9XEAsIjLQwx.?p=hutan&fr=chr-
greentree_gc&fr2=piv-web
20. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Genap
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 10. Memahami bencana alam dan penyebab terjadinya bencana
alam
Kompetensi Dasar : 10.1 Mengidentifikasi bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia
Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang bencana alam
BAB X
BENCANA ALAM
A. Pengertian dan Jenis Bencana Alam
Bencana alam adalah peristiwa alam yang menimbulkan resiko dan bahaya terhadap
kehidupan manusia.
Jenis bencana alam yang pernah melanda Indonesia antara lain:
1. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah sebuah
ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman
meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Tsunami bisa menyebabkan kerusakan, erosi, korban jiwa pada kawasan pesisir pantai dan
kepulauan dan pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer
per jam.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi (tubrukan lempeng tektonik), dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua.
(Sumber: Maulana, http//:maul4n4.multiply.com/journal/item) Diakses 14 Oktober 2009 jam 09.00.
Gambar 10.1 Hantaman Gelombang Laut ke Daratan karena Tsunami
2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). (Sumber: wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas, http//: id.wikipedia.org/ wiki/Gempa_bumi). Diakses 14 Oktober 2009.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran
lempeng tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang
21. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
daerah dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut
begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27
Mei 2006 pagi hari, pukul 05.54 WIB.
Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempeng tektonik yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi (dikenal
sebagai gempa volkanik). Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia (gempa seperti ini jarang terjadi), Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para
ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Gambar 10.2 Gedung Beton Luluh Lantak Terkena Gempa Tektonik
3. Letusan Gunung Api
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
“erupsi”. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng tektonik. Pada batas lempeng tektonik inilah terjadi perubahan
tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi/menerobos batuan atau lapisan bahan
lain di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi.
Bahaya letusan gunung api dibagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu:
a) Bahaya Utama (Primer)
1) Awan panas (neuu ardante), merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan
(segala ukuran) terdorong ke bawah lereng akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan
yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain
suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70
km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2) Lontaran material (berupa bom, lapili, debu pijar), terjadi ketika letusan berlangsung. Jauh
lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter
jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10
cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim
juga disebut sebagai “bom vulkanik”
3) Hujan abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran
halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya
tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya
22. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
bagi pernafasan, mata, mencemari air tanah, merusak tumbuh-tumbuhan dan mengandung
unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan
mesin pesawat.
4) Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya cair/liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 – 1200ºC. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi
batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batuan beku.
5) Gas racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama
yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang sering menyebabkan
kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung api yang memiliki karakteristik letusan gas beracun
adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api
Papandayan.
6) Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-
material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga
terjadi gelombang tsunami. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
b) Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai
ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut
akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan,
banjir tersebut disebut lahar.
Gambar 10.3 Aliran Lava Pijar dari Gunungapi
Gambar 10.4 Erupsi Gunungapi di Laut
Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Mitigasi bencana gunung berapi ialah upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian
harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan:
a) Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB.
Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
b) Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas
gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat,
mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
c) Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan
pos penanggulangan bencana.
d) Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
23. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
e) Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama
yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi
kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat. (Sumber: Panduan Pengenalan
Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Set BAKORNAS PBP; Leaflet Set. BAKORNAS PBP
dan Gunung Api. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 2006.
Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
Mempersiapkan kebutuhan dasar.
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi:
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran-lahar.
Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya.
Jangan memakai lensa kontak.
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPCPkjlPMlkALC7NQwx.?p=b
encana+alam&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari
24. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5.A. Mengenal ekosistem pesisir dan laut, pencemaran dan
dampak yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya
Kompetensi Dasar : 5.A.1 Menjelaskan pengertian dan komponen ekosistem pesisir
dan laut serta perbedaannya.
5.A.2 Menjelaskan interaksi hubungan antar lingkungan pesisir
dan laut
Indikator : Siswa dapat
menjelaskan pengertian dan komponen ekosistem pesisir dan
laut serta perbedaannya.
menjelaskan interaksi hubungan antar lingkungan pesisir dan
laut.
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang pesisir dan laut
BAB V.A
PESISIR DAN LAUT
A. Ekosistem Laut dan Pesisir
Gambar 5.A.1. Wilayah Pesisir dan hutan bakau
Menurut kesepakatan internasional terakhir, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah
peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh
dinamika air laut atau pasang surut dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Dalam hasil
rapat kerja nasional proyek MREP di Manado 1994, telah di tetapkan bahwa batas ke arah laut suatu
wilayah pesisir adalah sesuai dengan batas laut yang terdapat dalam Peta Lingkungan Pantai
Indonesia (PLPI) dengan skala 1:50.000 yang telah diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Sedangkan batas ke arah darat adalah mencakup batas
administratif seluruh desa pantai yang termasuk ke dalam wilayah Pesisir.
Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan. Ekosistem alami yang terdapat di
wilayah pesisir antara lain adalah: terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, pantai berpasir,
formasi pescaprea, formasi baringtonia, estuaria, laguna, dan delta. Sedangkan ekosistem buatan
antara lain berupa: tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan
agroindustri dan kawasan pemukiman.
Sumberdaya di wilayah pesisir terdiri dari sumber daya alam yang dapat pulih dan tidak
dapat pulih, sumberdaya alam yang dapat pulih seperti: perikanan, rumput laut, padang lamun, hutan
mangrove dan terumbu karang, sedangkan sumberdaya tak dapat pulih antara lain: minyak dan gas,
bijih besi, pasir, timah, bauksit, dan mineral serta bahan tambang lainnya.
B. Hubungan antara Lingkungan Pesisir dan Laut
Hutan bakau yang terdapat di pesisir merupakan ekosistem peralihan antara pesisir dan laut.
Hutan bakau menjadi habitat beberapa hewan laut seperti rajungan, kepiting, ular laut, udang dan
ikan. Hutan bakau selain berfungsi sebagai pembentuk ekosistem, juga melindungi daratan dari
aberasi oleh air laut.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian Lingkungan Hidup,
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uPByjzlPAlYAT7DNQwx.?p=laut+dan+pesisir,+h
utan+bakau&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari
25. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup ( PLH )
Kelas / Semester : VII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi : 5.B. Mengenal ekosistem sungai dan danau, pencemaran dan
dampak yang ditimbulkan, serta cara pemeliharaannya
Kompetensi Dasar : 5.B.1 Menjelaskan pengertian ekosistem sungai dan danau,
serta perbedaannya.
5.B.2 Menjelaskan hubungan interaksi antar lingkungan
sungai dan danau.
Indikator : Siswa dapat
Menjelaskan pengertian ekosistem sungai dan danau, serta
perbedaannya.
Menjelaskan hubungan interaksi antar lingkungan sungai dan
danau.
Tujuan : Siswa dapat menggali informasi tentang sungai dan danau
BAB V.B
SUNGAI DAN DANAU
A. Ekosistem Sungai dan Danau
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi
ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan. Danau merupakan suatu badan air yang menggenang
dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai
dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai.
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu
atau lebih daerah pengaliran sungai.
Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari
tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam.
Bangunan sungai adalah bangunan yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan,
penggunaan dan pengendalian sungai.
Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai.
B. Manfaat Sungai dan Danau
Sungai dimanfaatkan sebagai sumber air, PLTA, perikanan, pertanian, sarana transportasi,
dan rekreasi.
Beberapa fungsi danau secara ekosistem antara lain :
a. sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik;
b. sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting,
c. sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumah tangga,
industri dan pertanian);
d. sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-
sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah;
e. memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaman
dan tingkat curah hujan setempat;
26. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
f. sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat
lainnya;
g. sebagai penghasil energi melalui PLTA;
h. sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.
C. Hubungan Antara Lingkungan Sungai dan Danau
Suatu daerah aliran sungai (DAS) dibatasi oleh topografi alami berupa punggung-
punggung bukit/gunung, dimana presipitasi yang jatuh di atasnya mengalir melalui titik keluar
tertentu (outlet) yang akhirnya bermuara ke danau atau laut. Wilayah DAS terdiri dari komponen
sumberdaya biotik, abiotik dan lingkungan lainnya yang saling berinteraksi membentuk kesatuan
ekosistem.
Ekosistem DAS sebagai unit pengelolaan sumberdaya alam terdiri dari sistem fisik, sistem
biologis dan sistem manusia serta masing-masing komponen dalam sistem dan subsistem-
subsistemnya saling berinteraksi. Wilayah DAS menjadi integrator beragam interaksi komponen
ekosistem, sehingga batas DAS sering dijadikan batas ekologis. Batas ekologis menjadi sangat
penting dalam pembangunan berkelanjutan yang menjamin fungsi ekologis dan ekonomi.
Sementara itu, kondisi ekosistem danau tidak lepas dari pengaruh kondisi sungai-sungai yang
mengalir masuk (inlet) bagi danau. Ekosistem DAS yang bermuara ke danau turut mendistribusikan
air, mineral, tumbuhan air tawar dan hewan air tawar yang bermigrasi dari sungai ke danau maupun
sebaliknya.
Dari beberapa hasil penelitian, beberapa daerah aliran sungai (DAS) telah mengalami
degradasi lingkungan, akibat kegiatan-kegiatan pembangunan pada sektor pertanian, kehutanan,
perikanan, pariwisata dan industri di DAS. Hal ini mengakibatkan perubahan penggunaan lahan
yang selain memberikan manfaat juga menimbulkan dampak negatif terhadap fungsi ekologi,
ekonomi, dan estetika ekosistem danau. Sehingga seringkali terjadi pemanfaatan danau dan
konservasi danau yang tidak berimbang, dimana pemanfaatan danau lebih mendominasi sumberdaya
alam danau dan kawasan daerah aliran sungai (watershed). Hal ini mengakibatkan danau berada
pada kondisi suksesi, yaitu berubah dari ekosistem perairan ke bentuk ekosistem daratan.
Daftar Pustaka:
Buku Paket PLH Jilid 1 Karangan Drs. Rudi Hartono, Msi dkk, Penerbit Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang, 2009.
http://karimin-saryam.blogspot.com/2010/06/ekosistem-danau.html
http://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=A0S0uD4fijlPMUUAouHNQwx.?p=s
ungai+dan+danau&fr=chr-greentree_gc&ei=utf-8&n=30&x=wrt&y=Cari
27. Bahan Ajar PLH Janti Respati Ekoyani, S.Pd
BAHAN AJAR
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
SEBAGAI MUATAN LOKAL
SMPN 5 MUARA ENIM
KELAS VII, VIII & IX
DISUSUN OLEH
JANTI RESPATI EKOYANI, S.Pd
NIP. 19780119 200801 2 003