modul ini berisikan tentang studi kelayakan ekonomi dan finansial yang terjadi di Indonesia, modul ini berkaitan dengan materi kuliah jurusan teknik sipil D3 yang mengenai perkembangan ekonomi dan finansial serta berhubungan dengan keadaan keuangan didalam suatu proyek dan tentunya menjadi patokan atau tolak ukur suatu proyek dalam mengelola dana berdasarkan studi kelayakan ekonomi dan finansial suatu proyek atau di suatu daerah dimana proyek tersebut dikerjakan atau di bangun
2. STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
JALAN TOL
• Dalam perencanaan jalan tol diperlukan pertimbangan ekonomi dan
finansial sebagai acuan dalam investasi agar jalan tol tersebut merupakan
perencanaan yang efisien. Oleh karena itu perlu dilaksanakan STUDI
KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL JALAN TOL .
• Dengan dilaksanakannya studi tersebut didapatkan berapa besar
penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu (time
value) dengan adanya jalan tol . Sehingga akan diketahui kelayakan jalan
tol dari segi analisis ekonomi dan finansial.
• Metodologi untuk menganalisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan
nilai waktu (time value) menggunakan metode Jasa Marga. Untuk
menganalisis aspek kelayakan ekonomi menggunakan parameter BCR dan
NPV sebagai acuan kelayakan. Sedangkan untuk menganalisis aspek
kelayakan finansial menggunakan parameter BCR, NPV, dan IRR sebagai
acuan kelayakan.
3. Dari analisis aspek finansial, terdapat dua kriteria berdasarkan volume
kendaraan yang melalui jalan tol.
• Kriteria pertama adalah volume dari hasil perhitungan trip
assignment metode Smock.
• Sedangkan kriteria kedua adalah volume dari data yang didapat dari
investor. Nilai keuntungan pembangunan jalan tol didapatkan dari
volume lalu lintas tersebut dikalikan dengan tarif tol tiap golongan
kendaraan
4. Beberapa parameter yang diperlukan antara lain:
1. Bagaimana kondisi lalu lintas jalan eksisting sebelum ada jalan tol ?
(tidak dibahas karena dibahas pada mata kuliah lain)
2. Berapa persentase perpindahan kendaraan dari jalan nasional dan
jalan provinsi menuju jalan tol ? (tidak dibahas karena dibahas pada
mata kuliah lain)
3. Berapakah penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan
nilai waktu (time value) akibat adanya jalan tol ?
4. Bagaimana kelayakan jalan tol apabila ditinjau dari segi analisis
ekonomi dan finansial?
5. Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari satu
titik ke titik yang lain. Biaya operasional kendaraan yang digunakan dalam studi ini adalah dengan
menggunakan metode Jasa Marga. Dalam metode Jasa Marga komponen BOK dibagi menjadi 7 kategori
1. KONSUMSI BAHAN BAKAR
Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar [1 + (kk + kl + kr)]
Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km, sesuai golongan:
• Gol I = 0,0284V2 – 3,0644V + 141,68
• Gol IIa = 2.26533 * Konsumsi bahan bakar dasar Gol I
• Gol IIb = 2.90805 * Konsumsi bahan bakar dasar Gol I
Keterangan:
kk koreksi akibat kelandaian
kl koreksi akibat kondisi lalu lintas
kr koreksi akibat kerataan permukaan jalan (roughness).
6. 2. KONSUMSI MINYAK PELUMAS
Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar * faktor koreksi
7. 3. KONSUMSI BAN
• Golongan I → Y = 0,0008848V – 0,0045333
• Golongan IIa → Y = 0,0012356V – 0,0064667
• Golongan IIb → Y = 0,0015553V – 0,0059333
Dimana:
Y Pemakaian ban per 1000km
4. ASURANSI
• Golongan I → Y = 38 / (500V)
• Golongan IIa → Y = 60 / (2571,42857V)
• Golongan IIb → Y = 61 / (1714,28571V)
Dimana:
Y Asuransi per 1000 km
Y’ Y*nilai kendaraan (Rp/1000km)
8. 5. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan terdiri dari dua komponen yang meliputi biaya suku cadang dang biaya jam
kerja mekanik.
ii. Pemeliharaan (jam kerja mekanik)
• Golongan I → Y = 0,00362V + 0,36267
• Golongan IIa → Y = 0,02311V + 1,97733
• Golongan IIb → Y = 0,01511V + 1,21200
Dimana:
Y jam montir per 1000km
Y’ Y*upah kerja per jam (Rp/1000km)
i. Pemeliharaan (suku cadang)
• Golongan I → Y = 0,0000064V + 0,0005567
• Golongan IIa → Y = 0,0000332V + 0,0020891
• Golongan IIb → Y = 0,0000191V + 0,0015400
Dimana:
Y Pemeliharaan suku cadang per 1000km
Y’ Y* harga kendaraan (Rp/1000km)
9. 6. DEPRESIASI
• Golongan I → Y = 1/ (2,5V + 125)
• Golongan IIa → Y = 1/ (9,0V + 450)
• Golongan IIb → Y = 1/ (6,0V + 300)
Dimana:
Y depresiasi per 1000 km
Y’ Y*setengah nilai kendaraan (Rp./1000km)
7. BUNGA MODAL
Formula yang digunakan:
INT = AINT / AKM
INT = 0,22% * Harga kendaraan baru
(Rp/1000km)
• Dimana:
• AINT Rata-rata bunga modal tahunan dari
kendaraan yang diekspresikan sebagai fraksi
dari harga kendaraan baru = 0,01 * (AINV/2)
• AINV Bunga modal tahunan dari harga
kendaraan baru
• AKM Rata-rata jarak tempuh tahunan
(kilometer) kendaraan
10. Analisis Nilai Waktu (Time Value)
• Nilai waktu dihitung bedasarkan formula Jasa Marga dengan mempertimbangkan
studi-studi tentang nilai waktu yang pernah ada. Nilai waktu minimimum
bedasarkan tabel 2.19 dan nilai waktu dasar bedasarkan tabel 2.20
• Nilai Waktu = Max {(K * Nilai Waktu Dasar); Nilai Waktu Minimum}
11.
12. Studi Kelayakan
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
Analisis Kelayakan ekonomi pada pengembangan suatu jaringan jalan
dipandang dari sisi pemerintah harus tetap memberikan sisi manfaat kepada
masyarakat. Dalam perencanaan alternatif transportasi yang baik perlu
dipertimbangkan apakah memberikan sumbangan atau dampak positif dalam
pembangunan ekonomi serta peranannya apakah cukup besar sehingga dana yang
dialokasikan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas. Merujuk pada studi
yang pernah ada sebelumnya oleh Prakoso (2011) analisis kelayakan ekonomi
dilihat dari beberapa parameter yang bisa menunjukkan suatu investasi dikatakan
layak atau tidak.
13. i. Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini pada prinsipnya membandingkan semua pemasukan yang diterima (dihitung
pada kondisi saat ini) dengan semua pengeluaran yang telah dilakukan (dihitung pada
kondisi saat ini). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐵/𝐶=𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 (𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡)/ 𝐶𝑜𝑠𝑡 (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎)>1 ,
Dimana:
• Benefit : User cost existing – User cost kondisi baru, yang merupakan Saving /
penghematan User cost dari nilai waktu dan BOK
• Cost :Biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan
Fungsi Logic nilai BCR yang mungkin:
• B/C > 1 Maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih besar dari biaya yang diperlukan,
proyek layak dilaksanakan.
• B/C = 1 Maka manfaat yang ditimbulkan sama dengan biaya yang diperlukan, proyek
tetap layak dilaksanakan.
• B/C < 1 Maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih kecil dari biaya yang diperlukan,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
14. i. Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini pada prinsipnya membandingkan semua pemasukan yang diterima (dihitung
pada kondisi saat ini) dengan semua pengeluaran yang telah dilakukan (dihitung pada
kondisi saat ini). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐵/𝐶=𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 (𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡)/ 𝐶𝑜𝑠𝑡 (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎)>1 ,
Dimana:
• Benefit : User cost existing – User cost kondisi baru, yang merupakan Saving /
penghematan User cost dari nilai waktu dan BOK
• Cost :Biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan
Fungsi Logic nilai BCR yang mungkin:
• B/C > 1 Maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih besar dari biaya yang diperlukan,
proyek layak dilaksanakan.
• B/C = 1 Maka manfaat yang ditimbulkan sama dengan biaya yang diperlukan, proyek
tetap layak dilaksanakan.
• B/C < 1 Maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih kecil dari biaya yang diperlukan,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
15. ii. Nett Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan parameter kelayakan yang diperoleh dengan
perumusan dari selisih semua manfaat dengan semua biaya pengeluaran setelah dikonversi
dengan nilai uang yang sama. Hal yang paling penting dalam metoda ini adalah nilai
opportunity cost dari uang tergantung pada waktu, yang dapat juga diartikan besaran
moneter dari suatu cash-flow componen biaya dan manfaat dalam waktu tertentu tidak
dapat dianggap sama persepsinya. Pada metode ini yang digunakan adalah besaran netto
saat ini, atau Net Present Value. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV = Benefit – Cost
Fungsi Logic nilai NPV yang mungkin:
• NPV > 0 Maka proyek layak karena nilai manfaat lebih besar dari biaya pembangunan.
• NPV < 0 Maka proyek tidak layak dibangun karena
16. Studi Kelayakan
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
Analisis kelayakan finansial proyek dilakukan berdasarkan penglihatan dari sudut
pandang lembaga atau individu yang menanamkan modalnya dalam proyek atau
yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis ini yang diperhatikan
adalah hasil yang harus diterima oleh investor atau siapa saja yang berkepentingan
dalam pembangunan proyek tersebut. Komponen komponen manfaat dan biaya
yang diperhitungkan adalah yang secara finansial berpengaruh langsung bagi
kepentingan investor. Dengan demikian semua komponen biaya akan
diperhitungkan, sedangkan komponen manfaat yang bersifat langsung saja yang
diperhitungkan. Merujuk pada studi yang pernah ada sebelumnya oleh Prakoso
(2011) analisis kelayakan finansial dilihat dari beberapa parameter yang bisa
menunjukkan suatu investasi dikatakan layak atau tidak.
17. i. Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan semua manfaat (Benefit) dengan biaya
(Cost) total yang dibutuhkan sepanjang lama konsesi 45 tahun. Dalam Analisis Finansial ini
nilai manfaat didapatkan dari pendapatan (income) harga tarif tol, sedangkan untuk biaya
total nya melingkupi biaya investasi pembangunan, biaya pelebaran jalan dan biaya
operasional Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo ini sendiri. Semua parameter diatas
dikonversikan kedalam nilai uang sekarang (present value) dengan perumusan sama seperti
BCR dalam analisis kelayakan ekonomi.
18. ii. Nett Present Value (NPV)
Sama seperti perhitungan NPV pada analisis kelayakan ekonomi, hanya saja nilai income
didapat dari harga tarif tol. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV = Income – Outcome
Fungsi Logic nilai NPV yang mungkin:
• NPV > 0 ,Maka proyek layak karena pendapatan (income) lebih besar dari biaya yang
diinvestasikan (outcome)
• NPV < 0 ,Maka proyek tidak layak dibangun karena pendapatan (income) lebih (income)
lebih kecil dari biaya yang diinvestasikan (outcome).
19. iii. Internal Rate of Return (IRR)
Yang dimaksud dengan Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga
discount rate pada saat NPV sama dengan nol. Internal Rate of Return sering disebut
sebagai laju pengembalian modal. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga
relevan (tingkat bunga yang disyaratkan) atau MARR (Minimum Attractive Rate of Return)
maka investasi dikatakan layak, apabila lebih kecil dinilai tidak layak. Metode ini
menggunakan indeks IRR, Indeks IRR sendiri adalah besaran yang menunjukkan harga
discount rate pada saat besaran NPV = 0. IRR ini dapat juga dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih untuk suatu proyek. IRR akan layak apabila lebih besar
dari i (tingkat pengembalian) saat ini. Semakin besar nilai IRR maka investasi dinilai layak.
Dimana semua keuntungan di ekuivalensikan ke nilai sekarang (present worth) sama
dengan biaya kapital.
Fungsi Logic nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR) yang mungkin:
• IRR > MARR, Maka investasi proyek dikatakan layak karena tingkat pengembalian
investasi tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyimpan uang (modal) di
bank.
• IRR < MARR, Maka investasi proyek dikatakan tidak layak karena lebih baik menyimpan
uang (modal) di
20. iv. Pay Back Period
Analisis Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui berapa lama periode
investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi paling pokok (BEP).
Dengan kata lain PP adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai NPV = 0.
Dikatakan layak jika PP < Umur Rencana Investasi.