Formulir laporan investigasi kecelakaan digunakan untuk mengumpulkan data terkait kecelakaan dan usulan perbaikan untuk mencegah kejadian serupa. Laporan ini menjelaskan kecelakaan yang menimpa mahasiswa akibat mengoperasikan mesin bubut tanpa menggunakan APD dan dalam keadaan mengantuk serta kelelahan, yang menyebabkan luka di mata. Untuk mencegah kejadian serupa, diperlukan pelatihan K3 dan pener
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan kerja atau higiene perusahaan, yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan agar tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi. Tahapan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan untuk mengetahui faktor bahaya, penilaian lingkungan untuk mengetahui tingkat bahaya secara kuantitatif, dan
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk definisi, tujuan, prinsip, jenis kecelakaan, penyebab, dan upaya pencegahan kecelakaan di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi tujuan, prinsip, pencegahan kecelakaan, pembinaan, dan penanganan darurat. Terdapat penjelasan mengenai pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan dan meminimalkan risiko bagi pekerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi tujuan, prinsip, pencegahan kecelakaan, pembinaan, dan penanganan darurat. Terdapat penjelasan mengenai upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang uji kompetensi untuk sertifikasi Ahli Muda K3 Konstruksi yang mencakup penjelasan mengenai:
1. Penggunaan APD dan poster keselamatan di lokasi proyek
2. Dasar hukum K3 konstruksi di Indonesia
3. Sistem komunikasi K3 konstruksi kepada supervisor dan pengunjung lokasi
Formulir laporan investigasi kecelakaan digunakan untuk mengumpulkan data terkait kecelakaan dan usulan perbaikan untuk mencegah kejadian serupa. Laporan ini menjelaskan kecelakaan yang menimpa mahasiswa akibat mengoperasikan mesin bubut tanpa menggunakan APD dan dalam keadaan mengantuk serta kelelahan, yang menyebabkan luka di mata. Untuk mencegah kejadian serupa, diperlukan pelatihan K3 dan pener
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan kerja atau higiene perusahaan, yang meliputi pengenalan, penilaian, dan pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan agar tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi. Tahapan kegiatannya adalah pengenalan lingkungan untuk mengetahui faktor bahaya, penilaian lingkungan untuk mengetahui tingkat bahaya secara kuantitatif, dan
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk definisi, tujuan, prinsip, jenis kecelakaan, penyebab, dan upaya pencegahan kecelakaan di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi tujuan, prinsip, pencegahan kecelakaan, pembinaan, dan penanganan darurat. Terdapat penjelasan mengenai pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan dan meminimalkan risiko bagi pekerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi tujuan, prinsip, pencegahan kecelakaan, pembinaan, dan penanganan darurat. Terdapat penjelasan mengenai upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang uji kompetensi untuk sertifikasi Ahli Muda K3 Konstruksi yang mencakup penjelasan mengenai:
1. Penggunaan APD dan poster keselamatan di lokasi proyek
2. Dasar hukum K3 konstruksi di Indonesia
3. Sistem komunikasi K3 konstruksi kepada supervisor dan pengunjung lokasi
Pelatihan penurunan air tak berekening memberikan panduan untuk menerapkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelatihan ini membahas elemen kompetensi seperti penerapan ketentuan K3, pengelolaan lingkungan kerja, dan kepastian mutu. Pelatihan juga menjelaskan cara mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan risiko dalam pekerjaan penggalian dan perbaikan pipa.
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
Dokumen tersebut membahas penerapan Behavior Based Safety (BBS) dan observasi perilaku K3 di pertambangan. BBS adalah pendekatan yang bersifat proaktif untuk meningkatkan kinerja K3 dengan memberikan peringatan dini terhadap bahaya kecelakaan dan mengukur perilaku aman dan tidak aman di tempat kerja. Dokumen ini menjelaskan statistik kecelakaan tambang, faktor-faktor penentu perilaku, prinsip BBS, program dan prosesnya, serta
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk definisi, tujuan, prinsip, dan pentingnya K3 serta upaya-upaya pembinaan K3 seperti pelatihan, inspeksi, investigasi kecelakaan, dan rapat K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang aman.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting terkait uji kompetensi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi, yaitu: (1) penyediaan alat pelindung diri untuk tamu di lokasi pekerjaan, (2) brifing keselamatan sebelum memasuki area pekerjaan, (3) identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, dan (4) pelaksanaan inspeksi dan pelaporan kecelakaan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mulai dari pengertian K3, tujuan K3, prinsip-prinsip K3, pencegahan kecelakaan kerja, pembinaan K3, hingga penanggulangan keadaan darurat di tempat kerja.
This certificate acknowledges participation in an international webinar on enhancing occupational health and safety hospital preparedness to face the Omicron variant, held on April 20, 2022 in Jakarta. The webinar featured one moderator, one committee member, and two participants. It was organized by the Secretariat of the Indonesian Health Workforce Council and the Indonesian Health Profession Board.
Mais conteúdo relacionado
Semelhante a ,asdg,agbdavbabjssssssssjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
Pelatihan penurunan air tak berekening memberikan panduan untuk menerapkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelatihan ini membahas elemen kompetensi seperti penerapan ketentuan K3, pengelolaan lingkungan kerja, dan kepastian mutu. Pelatihan juga menjelaskan cara mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan mengendalikan risiko dalam pekerjaan penggalian dan perbaikan pipa.
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
Dokumen tersebut membahas penerapan Behavior Based Safety (BBS) dan observasi perilaku K3 di pertambangan. BBS adalah pendekatan yang bersifat proaktif untuk meningkatkan kinerja K3 dengan memberikan peringatan dini terhadap bahaya kecelakaan dan mengukur perilaku aman dan tidak aman di tempat kerja. Dokumen ini menjelaskan statistik kecelakaan tambang, faktor-faktor penentu perilaku, prinsip BBS, program dan prosesnya, serta
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), termasuk definisi, tujuan, prinsip, dan pentingnya K3 serta upaya-upaya pembinaan K3 seperti pelatihan, inspeksi, investigasi kecelakaan, dan rapat K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang aman.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting terkait uji kompetensi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi, yaitu: (1) penyediaan alat pelindung diri untuk tamu di lokasi pekerjaan, (2) brifing keselamatan sebelum memasuki area pekerjaan, (3) identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, dan (4) pelaksanaan inspeksi dan pelaporan kecelakaan kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mulai dari pengertian K3, tujuan K3, prinsip-prinsip K3, pencegahan kecelakaan kerja, pembinaan K3, hingga penanggulangan keadaan darurat di tempat kerja.
This certificate acknowledges participation in an international webinar on enhancing occupational health and safety hospital preparedness to face the Omicron variant, held on April 20, 2022 in Jakarta. The webinar featured one moderator, one committee member, and two participants. It was organized by the Secretariat of the Indonesian Health Workforce Council and the Indonesian Health Profession Board.
This document discusses physical fitness and its benefits. It defines physical fitness as the body's ability to function efficiently and be able to handle daily tasks as well as emergencies. Regular physical activity and exercise can improve physical fitness in areas like cardiovascular health, strength, flexibility, and body composition. This physical fitness leads to health benefits like reduced disease risk and improved mood and academic performance. The document also outlines the components of health-related and skill-related physical fitness.
This document discusses the harmful effects of substance abuse in the workplace. It notes that 10% of U.S. workers abuse drugs or alcohol, costing over $50 billion annually in lost productivity. Substance abusers are generally less productive, make more mistakes, have more accidents, and are responsible for 40-47% of industrial and occupational accidents. The document outlines company policies for addressing substance abuse, including written policies prohibiting drugs and alcohol in the workplace, awareness programs, disciplinary actions, and rehabilitation assistance. It describes signs of abuse for various substances and provides guidance on recognizing and handling problems.
This document discusses the definition and concepts of industrial hygiene and risk assessment. It defines industrial hygiene as focusing on anticipating, recognizing, evaluating, and controlling workplace hazards. It also discusses how risk assessment is an essential part of industrial hygiene and compares the terminology between industrial hygiene and environmental risk assessment. The document presents the risk assessment equation that determines probability of health effects from exposure and absorbed dose.
Ergonomics is the study of designing equipment and devices that fit the human body, its movements, and its cognitive abilities. The document discusses ergonomics in the context of work and defines it as the laws to be observed at work to ensure human factors are considered. It provides examples of how ergonomics principles apply to issues like workplace and equipment design, lighting, noise levels, and more. The overall goal of ergonomics is to optimize efficiency, health, safety, comfort and performance for humans.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran getaran (vibrasi) yang merupakan keadaan gerakan beraturan benda akibat proses industrialisasi. Terdapat dua jenis getaran yaitu getaran udara dan mekanis. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat intensitas getaran pada tubuh atau alat kerja dibandingkan dengan standar keselamatan kerja. Kontrol getaran dapat dilakukan secara teknis, administratif, dan medis.
2. SIFAT DASAR
DARI INVESTIGASI KECELAKAAN
UPAYA SISTIMATIS UNTUK :
1. MENCARI – MENEMUKAN – MENETAPKAN
SEMUA FAKTA YANG TERKAIT.
2. MENGINTERPRETASI/MENAFSIR – BAGAIMANA
DAN KENAPA KECELAKAAN TERJADI.
3. MENEMUKAN TINDAKAN KOREKSI YANG TEPAT
3. LANGKAH – LANGKAH
MELAKUKAN INVESTIGASI
1. Jelaskan kepada si pemberi informasi agar
tidak merubah kondisi apapun kecuali untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan (p3K)
2. Menuju lokasi kejadian (tidak tergesa-gesa)
3. Selamatkan korban jika ada, bagi tugas dengan
tim/personil lain
4. Amati apa yang telah terjadi
5. Lihat semua kondisi sekitar lokasi kejadian
termasuk peralatan
6. Catat dan photo semua hal yang ada pada
lokasi kejadian
4. MENGAPA
MENYELIDIKI KECELAKAAN ?
UNTUK :
1. MENEMUKAN SEMUA SEBAB
2. MENCEGAH KECELAKAAN SERUPA DENGAN
MELAKSANAKAN TINDAKAN KOREKTIF
3. MENGHIMPUN FAKTA DOKUMEN UNTUK
KOMPENSASI/GUGATAN
4. MENYEDIAKAN DATA BIAYA KECELAKAAN
5. MEMPERKUAT KOMITMEN PADA K3
5. ALASAN
KENAPA DILAKUKAN INVESTIGASI KECELAKAAN ?
1. Mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan tindakan
pencegahan agar kecelakaan yang sama tidak berulang;
2. Mengenali potensi bahaya, yang tidak diketahui
sebelumnya;
3. Memenuhi persyaratan peraturan perundangan yang ada;
4. Menentukan seberapa besar biaya yang ditimbulkan oleh
kejadian kecelakaan;
5. Menentukan tingkat pemenuhan terhadap penerapan
regulasi yang terkait;
6. Proses untuk mendapatkan kompensasi kecelakaan kerja.
6. SIAPA
YANG HRS MELAKUKAN PENYELIDIKAN ?
TIM PENYELIDIK HARUS BERAGAM,
TERLATIH DAN BERPENGALAMAN.
TIM PENYELIDIK TERDIRI DARI :
1. PENGAWAS LINI PERTAMA
2. KETERLIBATAN KARYAWAN
3. PETUGAS K3
4. P2K3 ATAU KOMITE KHUSUS LAINNYA
5. REKAYASA/PEMBELIAN
6. PIMPINAN PERUSAHAAN
7. DOKTER PERUSAHAAN
8. LAINNYA : SERIKAT PEKERJA, PEMERINTAH.
7. KAPAN
DILAKUKAN PENYELIDIKAN ?
APABILA TERJADI KECELAKAAN
SESEGERA MUNGKIN :
1. JIKA PERLU KARYAWAN HARUS TETAP
TINGGAL SETELAH GILIRAN BEKERJA.
2. PERHATIKAN PERATURAN PEMERINTAH
8. DIMANA
DILAKUKAN PENYELIDIKAN ?
DI TEMPAT LOKASI TERJADINYA KECELAKAAN
BILA PERLU LAKUKAN WAWANCARA DIMANA SAJA,
BERSIKAPLAH SENSITIF
9. APA
YANG DISELIDIKI ?
1. MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB :
a. Mencari fakta atas unsur berikut :
i. Peralatan/mesin
ii. Manusia
iii. Lingkungan
iv. Manajemen
b. Mengumpulkan data kecelakaan individual
c. Analisis kecelakaan serupa lainnya.
10. APA
YANG DISELIDIKI ?
2. MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN
TINDAKAN KOREKSI UNTUK MENCEGAH
TERULANGNYA KECELAKAAN :
a. Mendapatkan tindakan koreksi sebanyak mungkin.
b. Meminta saran dari karyawan.
c. Mengevaluasi tindakan koreksi sebelum
merekomendasikannya.
11. BUKTI-BUKTI FISIK
Posisi pekerja/korban yg
cidera
Peralatan yg digunakan
pada saat kejadian
Bahan kimia yg digunakan
Alat pengaman yg
digunakan
Posisi alat pengaman yg
layak
Posisi pengendali mesin
Kerusakan thd peralatan
Area lingkungan kerja/
house keeping
Kondisi cuaca
Tingkat penchayaan/
penerangan
Intensitas suara/ kebisingan
Waktu kejadiaan (bulan, tgl,
hari, pagi/siang/ malam,
jam)
12. BAGAIMANA
MELAKUKAN PENYELIDIKAN ?
1. MENYEDIAKAN TANGGAP KEADAAN DARURAT
2. MENGAMANKAN TEMPAT KEJADIAAN
3. MENGIDENTIFIKASI SAKSI POTENSIAL
4. MENGGUNAKAN PERANGKAT PENYELIDIKAN :
KAMERA
CAMCORDER/VIDEO CAMERA
FORMULIR
KUNCI PENGAMAN (LOCKOUT)
LABEL PERINGATAN (TAGOUT)
5. MENDAPATKAN BARANG BUKTI/FOTO/DATA
TERCATAT
6. MELAKUKAN WAWANCARA
13. BAGAIMANA
MELAKUKAN PENYELIDIKAN ?
7. MENGUJI/ MEMERIKSA DATA DARI BANYAK
SUMBER.
8. MENYIAPKAN LAPORAN PENYELIDIKAN.
9. MELAKSANAKAN TIDAKAN KOREKSI.
10. TINDAK LANJUT :
MENGELOMPOKKAN DATA
MENGALISA DATA
MENGKOMUNIKASIKAN INFORMASI HASIL
PENYELIDIKAN
14. LANGKAH-LANGKAH
PROSES INVESTIGASI KECELAKAAN
1. Segera berikan P3K,
perawatan dan upayakan
pencegahan agar cidera dan
kerusakan tidak berlanjut;
2. Isolasi tempat kejadian yg
memberikan kontribusi thd
kasus kecelakaan;
3. Laporkan kejadian kecelakaan
kepada penanggung jawab
4. Investigasi kejadian
kecelakaan;
5. Identifikasi kasus kecelakaan;
6. Laporan temuan;
7. Tetapkan rencana tindakan
koreksi;
8. Terapkan rencana tindakan
koreksi;
9. Evaluasi efektivitas penerapan
tindakan koreksi;
10. Lakukan perubahan untuk
perbaikan yang terus menerus.
15. KETERAMPILAN
DALAM MELAKUKAN WAWANCARA
1. DILAKUKAN SESEGERA MUNGKIN
2. MEMUTUSKAN KAPAN/BAGAIMANA
MEREKAM WAWANCARA :
KASET
BUKU CATATAN DSB
3. BILA LAYAK DILAKUKAN DI TEMPAT
KEJADIAAN
4. SATU PERSATU SECARA PRIBADI
5. BERSIKAP BERSAHABAT/ MENCARI FAKTA
16. KETERAMPILAN
DALAM MELAKUKAN WAWANCARA
6. MENANYAKAN VERSI MEREKA
7. MENDENGARKAN TANPA MENYELA
8. MERINGKAS HAL-HAL PENTING
9. MENANYAKAN SARAN UNTUK PENCEGAHAN
10. MENGAKHIRI SECARA POSITIF : UCAPAN
TERIMA KASIH
17. TEHNIK INVESTIGASI KECELAKAAN
Lakukan observasi personal;
Kumpulkan bukti-bukti fisik – periksa dan uji;
Interview saksi-saksi, petugas lain dan ahli yang
berkaitan dgn subjek permasalahan;
Mengkaji dan mengecek kembali peraturan
perundangan terkait;
Uji informasi dan data yang relevant, termasuk uji
laboratorium bukti-bukti fisik atau mendatang
penasehat ahli (engineer or equipment manufacturer);
Gunakan model investigasi kecelakan (accident
investigation model).
18. DO …
interview saksi
Mulai mengajukan series
pertanyaan dgn cara yang
sama kepada setiap saksi.
Selanjutnya diklarifikasi;
Tempatkan saksi dalam
keadaan tenang, tidak
tegang;
Berikan alasan yg jelas dan
tegas untuk menentukan :
apa yg terjadi dan kenapa;
Biarkan saksi berbicara, dan
jadilah pendengar yg baik;
Konfirmasikan bahwa
penyelidik memiliki
informasi yg benar;
Coba untuk memahami
perasaan saksi yang
mendasar;
Buat catatan singkat atau
tanyakan anggota team
lainnya utk melakukannya;
Minta ijin untuk merecord
dan mencatat hasil
wawancara
Tutup dengan suatu catatan
yang positif
19. DO Not …
interview saksi
Mengintimidasi saksi
Menginterupsi (menyela/memotong)
Cepat dan tergesa-gesa
Menanyakan pertanyaan dalam bentuk arahan,
bimbingan, nasihat;
Melompat kepada penetapan konklusi
20. KUNCI PERTANYAAN ?
Who ? Dapatkan nama setiap orang yang terlibat, dekat,
berada pada saat kejadian atau tahu faktor yang
memberikan kontribusi.
What ? Uraikan perincian bahan dan peralatan yang
digunakan, periksa kerusakan dan dapat MSDS bahan
kimia yang digunakan.
Where ? Uraikan lokasi kejadian yang pasti, catat semua
faktor- factor yang relevant seperti : petir, cuaca,
kondisi lantai dsb
When ? Catat waktu kejadian yg tepat dan pasti, tanggal,
hari, jam dan faktor lain seperti : pertukaran shift,
siklus kerja, periode istirahat dsb.
How ? Uraikan rangkaian kejadian yang biasa atau
rangkaian kejadian actual/sesungguhnya sebelum,
selama dan setelah kejadian
Why ? Tetapkan semua kemungkinan penyebab langsung
maupun tidak langsung (direct and indirect causes)
21. FAKTOR-FAKTOR
MEMPENGARUHI INTERVIEW
Hambatan berkomunikasi, seperti : bahasa,
pengetahuan tehnis dll
Budaya tempat kerja
Pekerja yang beraneka ragam (pendidikan,
pelatihan, skill, budaya, dll)
Struktur organisasi seperti : kerja shift, pengaturan
tentang supervisi
22. ANALISIS
KECELAKAAN KERJA
MANFAAT DAN KEGUNAAN ANALISIS :
1. MELIHAT POLA/KECENDERUNGAN UNTUK
MEMBEDAKAN ANTARA :
a. INSIDEN TERPISAH
b. KEJADIAAN BERULANG
2. MEMBUAT GRAFIK, GAMBAR, TABEL
STATISTIK KECELAKAAN
3. PENGGUNAAN KOMPUTER UNTUK
MEMPERMUDAH TUGAS
23. BIAYA KECELAKAAN KERJA
MANFAAT/KEGUNAAN DATA BIAYA
KECELAKAAN YANG AKURAT :
1. PIMPINAN PERUSAHAAN LEBIH MENG-
ALOKASIKAN DANA UNTUK BIAYA K3 DARI PADA
UNTUK BIAYA KECELAKAAN
2. DATA BIAYA KECELAKAAN YANG SEBENARNYA
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMOTIVASI DAN
MEMPROMOSIKAN K3
3. BERGUNA BAGI PERUSAHAAN ASURANSI
24. BIAYA KECELAKAAN KERJA
TERDIRI DARI :
1. BIAYA YANG DITANGGUNG ASURANSI
2. BIAYA YANG TIDAK DITANGGUNG ASURANSI
26. BIAYA
TIDAK DITANGGUNG ASURANSI
1. HILANGNYA WAKTU KERJA PEKERJA YANG
TIDAK CIDERA
2. BIAYA KERUSAKAN MATERIAL/
PERALATAN/MESIN/INSTALASI
3. HILANGNYA WAKTU KERJA PEKERJA YANG
CIDERA
4. BIAYA LEMBUR YANG BERKAITAN DENGAN
KECELAKAAN
5. WAKTU YANG DIGUNAKAN UNTUK
PENYELIDIKAN, PENYUSUNAN LAPORAN DAN
TINDAK LANJUT
27. BIAYA
TIDAK DITANGGUNG ASURANSI
6. MENURUNNYA KEMAMPUAN KERJA KORBAN
KECELAKAAN
7. SETELAH KEMBALI BEKERJA BIAYA PELATIHAN
KARYAWAN BARU/PENGGANTI SEMENTARA
TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN PEKERJAAN
8. BIAYA PENGOBATAN YANG TIDAK
DIASURANSIKAN
9. BIAYA LAIN SEPERTI :
SEWA PERALATAN
KEHILANGAN KONTRAK
KEHILANGAN BONUS
BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN TUNTUTAN HUKUM
28. MANFAAT YG DIPEROLEH
DARI HASIL PENYELIDIKAN KECELAKAAN
1. BELAJAR DAN MENGAMBIL SEBANYAK MUNGKIN
MANFAAT DARI KASUS KECELAKAAN;
Melalui :
Penetapan methode dan standar
Penetapan sistem pelaporan kecelakaan.
2. MENCEGAH BERULANGNYA KECELAKAAN
DENGAN PENYEBAB SAMA;
Melalui :
Segera laporkan, apabila kecelakaan terjadi
Segera lakukan investigasi
Komunikasikan rekomendasi hasil investigasi
29. MANFAAT YG DIPEROLEH
DARI HASIL PENYELIDIKAN KECELAKAAN
3. MEMPERBAIKI DAN MENINGKATKAN
PELAKSANAAN K3;
Melalui :
Penegasan K3 pada area tertentu
Modifikasi prosedur, penerapan dan pelatihan
Peningkatan kinerja K3.
4. MENUNJUKKAN KESUNGGUHAN DALAM
PELAKSANAAN K3;
Melalui :
Reaktif strategi dan tindak lanjut
30. MANFAAT YG DIPEROLEH
DARI HASIL PENYELIDIKAN KECELAKAAN
5. MERUBAH PERSEPSI PEKERJA TERHADAP
PELAKSANAAN K3;
Melalui :
Pekerja menjadi lebih :
o POSITIF
o TANGGAP
o MENGENAL POTENSI BAHAYA
o MENDUKUNG PELAKKSANAAN INVESTIGASI
31. LATIHAN MENGISI FORM
INVESTIGASI
Isilah form investigasi sesuai dengan kejadian berikut :
Pada tanggal 08 Januari pukul 13.00 Wib terjadi kecelakaan
di PIT Antareja, PT. Pardede Coal Mining . Pada saat Tejo
(Operat0r HD) mengangkut OB menuju disposal, tiba-tiba
HD yang dioperasikan masuk jurang, Tejo mengalami luka
lecet di dahi akibat benturan dengan pintu HD, sementar a
HD mengalamai kerusakan pada kaca lampu depan/pecah.
Cuaca pada saat kejadian sangat cerah, debu di jalan tidak
begitu banyak karena penyiraman oleh water truck (WT)
sangat efektif. Tejo memberi keterangan bahwa rem DT
(rem kaki) yang dioperasikannya tidak berfungsi, Tejo panik
dan akhirnya membanting DT ke arah jurang. Tanggul (safety
beam) di lokasi kejadian tidak ada. Supervisor Tejo adalah
Gami, dimana pada saat kejadian Gami sedang
mengoperasikan excavator untuk membuat slope di PIT
yang sama.