Dokumen ini membahas tentang laporan penutup proyek "Membangun Sistem PPC Terintegrasi" di Politeknik Manufaktur Bandung. Laporan ini menjelaskan format database produksi, pemodelan sistem manufaktur, dan keterkaitan produksi dengan aktivitas pendidikan vokasi.
[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-PPI Polman-Bandung_Duddy Arisandi_29-07-2004
1. 1
PROYEK “MEMBANGUN SISTEM PPC TERINTEGRASI”
(Production Planning and Control System Integrated)
BERDASARKAN ISO 9001:2000
SUATU JALAN MENUJU CIM CENTER
(Pusat Computer Integrated Manufacturing)
Relevansi Sistem Manufaktur di Institusi Pendidikan
untuk menyongsong Era Revolusi Industri 4.0
[ BAGIAN 17 / 17 ]
LAPORAN PENUTUP
PPC TERINTEGRASI POLMAN BANDUNG
(29-Juli-2004)
1. Landasan Berfikir PPC Terintegrasi (Politeknik Manufaktur
Bandung)
2. Setting Nol Data Based Produksi
3. Pemodelan Sistem Manufaktur
4. Penghitungan dan Pengukuran Parameter Produksi
5. Keterkaitan Produksi dengan Aktivitas P2KR
6. Penutup
DISUSUN OLEH:
DUDDY ARISANDI, S.T.
DISUPERVISI OLEH:
M. ISKANDAR NATAAMIJAYA
KOKOK HAKSONO
IWAN HARIANTON
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG (PMS-ITB) / 2002-2004
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN BERPIKIR PPC TERINTEGRASI
(POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG)
Landasan berfikir utama yang akan dijadikan reference / datum merupakan apa
yang sudah dimiliki oleh kita, dan telah direncanakan oleh Para Mpu PMS-ITB
sejak awal berdirinya Institusi kita. Konsep Dasar yang akan direncanakan untuk
diimplementasikan dilandasi oleh SISTEM IDEAL yang dimiliki oleh kita (dan
sudah diakui oleh beberapa pakar di Bidang Manufaktur), dan mencari ZERO
SETTING atas terputus / terdeviasi-nya tujuan yang telah ditetapkan sejak awal
mengenai konsep PRODUCTION BASED EDUCATION.
Suatu kesempatan Dialog (dengan Bapak Hadi Waratama) yang tidak pernah
akan saya lupakan pada Tahun 1998 menjadikan semangat untuk membangun
sistem yang ada di POLMAN Bandung tercinta sampai kapanpun dan dimanapun
sebagai berikut:
“Bagaimana menurut Bapak mengenai konsep dan implementasi PBE di POLMAN Bandung?
PBE merupakan suatu KONSEP IDEAL sama seperti anda menjalankan kehidupan sehari-hari
yang tak pernah mungkin dapat dikuasai secara ideal, namun anda dapat mencari
pendekatannya dan suatu kepastian bahwa tingkatan-tingkatan tertentu harus anda lalui, dan
suatu hal yang pasti pula bahwa anda tidak pernah akan bisa melakukannya dengan suatu
lompatan jauh dalam sesaat”
“Kenapa PBE perlu kita laksanakan jika sudah diketahui sejak awal bahwa konsep yang
bersangkutan merupakan konsep yang ideal? Anda harus mengerti bahwa sejak dulu secara
eksplisit kita telah menerapkan PBE di dalam kesehariannya. PBE murni merupakan sistem
yang dihasilkan oleh kita, dan anda tahu pula bahwa untuk MENJALANKAN SISTEM
PENDIDIKAN yang kita jalankan sekarang akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan
menurut anda DARI MANA SUMBER DANA TERSEBUT BERASAL? Apakah kesejahteraan kita
dapat dipenuhi oleh SUBSIDI DARI PEMERINTAHAN?”
“Bagaimana Guideline untuk menjalankan PBE menurut hemat Bapak? Anda mengetahui
beberapa alat instrumentasi dalam dunia pengukuran? Apakah anda juga mengetahui bahwa
ada masa dimana alat yang bersangkutan perlu DIKALIBRASI? Apakah anda tahu bahwa ada
Reference / Datum / Gauge yang akan anda jadikan acuan untuk melakukan kalibrasi?
Pada tahap awal anda harus memiliki REFERENCE POINT, buat itu supaya segala sesuatunya
dapat terukur dahulu karena pada tahapan berikutnya anda akan melakukan pengukuran yang
dilakukan secara berkala sebelum anda melakukan analisis. Anda memerlukan suatu
3. 3
FORMULA yang nantinya akan anda gunakan untuk mengukur beberapa variabelitas yang
ada, apakah ada KORELASI diantara variable-variabel tersebut, seberapa jauh variable-
variabel tersebut TERKORELASI satu sama lainnya, bagaimana BENTUK FORMULA yang
menunjukkan korelasi diantara variable-variabel tersebut?”
“Pada tahap berikutnya anda melalukan pengukuran, jangan lupa tentukan DOMAIN dan
RANGE PENGUKURAN yang anda lakukan. Satu hal yang penting yang harus anda tentukan
dikarenakan PBE merupakan konsep yang Ideal adalah BOUNDARY CONDITION, tentukan
syarat batas berlakunya formula yang anda buat dan tentukan beberapa ASUMSI yang
diperlukan berdasarkan kondisi keseharian yang telah dan akan anda lakukan.”
“GAP antara STATUS PERENCANAAN dan STATUS AKTUAL sudah pasti terjadi, dan
sayangnya tidak bisa dipastikan berada dalam kondisi yang selalu berharga positif. Terjadinya
kondisi negative tidak akan menjadi masalah selama hal yang bersangkutan digunakan
sebagai reference untuk perbaikan di masa yang akan datang. ANDA JANGAN PERNAH
TAKUT UNTUK MELAKUKAN KESALAHAN SEBESAR APAPUN, tetapi SEKALI KESALAHAN
TERSEBUT ANDA BUAT MAKA PERKECIL ATAU BILA MEMUNGKINKAN TIADAKAN SECARA
SISTEMATIS dikemudian harinya.“
“Ada satu hal lagi Pak, yang perlu saya ketahui, apakah mungkin PBE benar-benar diterapkan
oleh kita? Bukan mungkin tapi BISA DAN HARUS ANDA LAKUKAN. Untuk melakukannya anda
harus melakukan INTEGRASI TERHADAP STRUKTUR, FUNGSI, TUGAS dan SEMUA UNIT yang
ada di POLMAN Bandung, dan KITA TELAH MERENCANAKANNYA JAUH HARI SEBELUMNYA
untuk memprediksi sepuluh-duapuluh tahun ke depan yang akan terjadi. Akhir kata dari saya,
coba anda baca makalah-makalah seminar yang telah dibuat oleh kami dan BUKTIKAN ITU
TERJADI DI MASA YANG AKAN DATANG, lakukan ANTISIPASI AWAL yang diperlukan jika
anda menghadapi masalah dikemudian hari. Ingat ANDA TIDAK AKAN BISA MELOMPAT JAUH
DALAM WAKTU SEKEJAP, namun jika anda lakukan SECARA BERKESINAMBUNGAN dan
anda JAGA DALAM KORIDOR yang telah ditentukan dan direncanakan sejak tahap awal maka
tidak mustahil dalam suatu saat anda akan MENEMUKAN FORMULASI PADA TINGKATAN
YANG OPTIMUM ”
Sesuai dengan apa yang telah dipesankan oleh beliau maka saya mencoba
untuk mencari beberapa literatur dan referensi sesuai yang telah dianjurkan oleh
beliau (dan semuanya dihasilkan oleh Putra-Putra terbaik POLMAN Bandung)
beberapa diantaranya adalah:
4. 4
Gambar 1.1 Rencana Rumah Masa depan POLMAN Bandung (Computer
Integrated Manufacturing)
Gambar 1.2 Rencana Jalur Kependidikan yang akan dijadikan Reference oleh
POLMAN Bandung
STANDARISASI, AKREDITASI dan SERTIFIKASI
SISTEM PENDIDIKAN dan PELATIHAN
INDONESIA
UU Sisdiknas tahun 2003 No. 20 & UU Ketenagakerjaan tahun 2003 No. 39
Badan ini adalah
auditor terhadap
sistem jaminan
mutu yang
diterapkan oleh
masing-masing
Lembaga
Pendidikan dan
Pelatihan sebagai
kendaraan untuk
melakukan
Continuous
Improvement (CI)
dalam pencapaian
mutu yang
ditetapkan secara
efektif dan efisien.
Lembaga ini
berbentuk :
BAN - PT
BAS
LAP
BADAN
AKREDITASI
NASIONAL
BNSP
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN PELATIHAN (?)
Dalamkategoriini,misalnyaScholasticAptitudeTestIlmuKimia,Fisika,
Matematika,Biologi,BahasaIndonesia,Bahasa-bahasalainnya,GRE
untukmelanjutkanstudidanlain-lainnya.
STANDAR
KOMPETENSI
Industri
9
7
5
2
8
6
3
4
1
Lainnya(?)
A
A A AA A A
Note :
SD SLP SMU
SMK VC
VTC ITC FITC
SP
- Elementary School, - Junior Secondary School, - Secondary
General School, - Secondary Vacational School, - Vocational Courses,
- Vocational Training Center, - Industrial Training Center, -Further
Industrial Training Center, - Specialist
Academic permeability
through bridging courses
Professional permeability
through bridging training
Formal/eligible pathway
9 Year Basic Education
Bridging requirements
Ref. Skills Towards 2020
Academic
Education
Stream
Univ.
Inst.
S.T.
SMU
F
I
T
C
SMK
Orientation
S L P
S D
V C V T C IT C
S3
S2
S1
Professional
Education
Stream
Industrial
Training
Stream
Mana-
gerial
Courses
Sp1
Sp2
D3
D2
D1
A
A B C
B
B
B
C
D4
5. 5
DOCTOR
MASTER
BACHELOR
TRAINING
TRAINING
(?)
(?)
SPESIALIST 2 (?)
PROF. ENGR.
DIPLOME III
DIPLOME II
DIPLOME I
TRADESMAN
JUNIOR TRADESMAN
SENIOR TECHNICIAN
LABOUR
JUNIOR TRADESMAN
TRADESMAN
JUNIOR TECHNICIAN
TECHNICIAN
ENGINEERING
ELEMENTARY
SCHOOL
JUNIOR VOC.
SENIOR VOC.
D I
D II
D III
D IV
ELEMENTARY
SCHOOL
JUNIOR HIGH
SENIOR HIGH
S 2 SP 1
SP 2
S 1
S 3
SPESIALIST 1 (?)
COURSE
COURSE
= R &D, ENGINEERING & DESIGN, INOVATION
= APLICATION & IMPLEMENTATIAN
Gambar 1.3 Piramida sumber daya manusia kebutuhan industri
KOMPETENSI
STANDAR
PENINJAUAN
KURIKULUM
UJIAN MASUK
PERENCANAAN
PROGRAM
IMPLEMENTASI
PROGRAM
EVALUASI
AKHIR
KEBUTUHAN
PEMESAN
ANALISA
PRODUK
PEMBUATAN
KONTRAK
PERENCANAAN
KUALITAS
PERANCANGAN
PERENCANAAN
PRODUKSI
PEMERIKSAAN
KUALITAS
PENYIMPANAN
LANJUT
PENGIRIMAN
PELAKSANAAN
PRODUKSI
PRODUKSI PENDIDIKAN
Gambar 1.4 Penggabungan sistem produksi dan pendidikan di POLMAN
6. 6
BAB II
SETTING NOL DATA BASE PRODUKSI
2.1 MENENTUKAN FORMAT DATA BASE
PRODUKSI (POLITEKNIK MANUFAKTUR
BANDUNG)
Saya diberi tugas untuk Proyek PPC Terintegrasi sejak Bulan Juni Tahun 2002.
Untuk melakukannya maka dibuat perencanaan dan beberapa meeting (untuk
melakukan klarifikasi terhadap permasalahan Produksi yang ada di POLMAN
Bandung). Sebagai luaran dihasilkan “MATRIKS MASALAH BERIKUT
PERBAIKAN” dan “RESUME PERMASALAHAN” & “USULAN” di Bidang
Produksi yang terjadi di POLMAN Bandung. (Soft File di Arsipkan di UPT
Multimedia).
Untuk melakukan Setting Data Base Produksi maka saya buatkan Formating
Isian “Historical Production Activity” dalam bentuk sebagai berikut:
Gambar 2.1 Format Isian Data Base Produksi POLMAN Bandung
JUMLAH
PEMBAYARAN
PELUNASAN [Rp]
HARGA CONFORM
[Rp]
TANGGAL &
NOMOR & JENIS
"PO" DARI
CUSTOMER
TANGGAL SELESAI
JURUSAN
NILAI KONTRAK
[Rp]
RENCANA
TANGGAL
PENAGIHAN DP 2
TERAKHIR
RENCANA
TANGGAL
PENAGIHAN
PELUNASAN
TERAKHIR
TANGGAL
PENAGIHAN BAG.
KEUANGAN &
REALISASI
PEMBAYARAN
PELUNASAN
PENAWARAN
DELIVERY DARI
CUSTOMER
CUSTOMER
[MINGGU]
PENAWARAN
PRICE DARI
CUSTOMER
[Rupiah]
TANGGAL "Q" KE
CUSTOMER
PRICE PT POLMAN
SWADAYA ke
POLMAN BANDUNG
/ ORDER PPN [Rp]
PRICE PT POLMAN
SWADAYA ke
CUSTOMER /
ORDER PPN [Rp]
TANGGAL
RESPONSE
CUSTOMER &
PELUNASAN ke PT
POLMAN
SWADAYA)
TANGGAL
"HDP&DELIVERY"
DISERAHKAN KE
MARKETING
BIAYA MATERIAL
PADA "HDP" [Rp]
BIAYA PROSES
PADA "HDP" [Rp]
BASIC PRICE PPC
[Rp]
DELIVERY PPC
[MINGGU]
PRICE MARKETING
[Rp]
KAPASITAS
DIPERLUKAN
UNTUK
MENYELESAIKAN
ORDER [jam] / [kg]
DELIVERY
MARKETING KE
CUSTOMER
[MINGGU]
JUMLAH TOTAL
ORDER BARANG
KE LOGISTIK [Rp]
TANGGAL ORDER
MATERIAL /
KOMPONEN
TERAKHIR
HASIL
PENGHITUNGAN
COST CENTER [Rp]
NOMOR
QUOTATION
TANGGAL "RFQ"
DARI CUSTOMER
TANGGAL
PERMINTAAN
"HDP&DELIVERY"
KE PPC
NAMA & JUMLAH
PESANAN PADA
"SPK"
NILAI KONTRAK
ITEM PESANAN [Rp]
STATUS
ORDER
KETERANGAN
TANGGAL
PENAGIHAN BAG.
KEUANGAN &
REALISASI
PEMBAYARAN DP 2
JUMLAH
PEMBAYARAN DP 2
[Rp]
TANGGAL
PESANAN MASUK
KE LOGISTIK
TANGGAL
PENGIRIMAN
PESANAN
NAMA DAN JUMLAH
PENGIRIMAN
PESANAN
RENCANA
TANGGAL
PENAGIHAN DP 1
TERAKHIR
TANGGAL
PENAGIHAN BAG.
KEUANGAN &
REALISASI
PEMBAYARAN DP 1
JUMLAH
PEMBAYARAN DP 1
[Rp]
SPK DIBUAT PADA
TANGGAL
TANGGAL SPK
DITERIMA OLEH
PPC
TANGGAL &
STATUS
RESCHEDULE
"PPC"
TANGGAL
RENCANA &
AKTUAL "QC"
TANGGAL
DELIVERY
CUSTOMER
TANGGAL
DELIVERY UPM
NAMA
PERUSAHAAN
JENIS TERM OF
PAYMENT
NO. URUT NO. ORDER
RENCANA
TANGGAL MULAI
"SPK"
RENCANA
TANGGAL SELESAI
"SPK"
7. 7
2.2 KLARIFIKASI & SETTING DATA ORDER
PRODUKSI POLMAN BANDUNG di DI UPM
Setting Data Base Produksi dilakukan untuk mengetahui Satus Order In
Process, Layak Tagih, Lunas dan Order bermasalah. Melalui Pencarian Data
yang bersumber di Bagian UPM, Bagian Keuangan, Bagian Logistik (berupa
arsip dokumen registrasi order dan buku manual regristrasi order, maka didapat
Status Data sebagai berikut (Lihat Lampiran A: 8 Lembar):
Tabel 2.1 Klarifikasi Status Order Produksi 1998 – 2001 POLMAN Bandung
Gambar 2.2 Klarifikasi Status Order Produksi 1998 – 2001 POLMAN Bandung
Sebagai acuan untuk melakukan Setting Nol, maka data yang akan digunakan
untuk order mulai tahun 2001 dengan pertimbangan kelengkapan data yang
paling mencukupi. Untuk Data Tahun 1998-2001, diputuskan tidak memadai dan
dapat diklarifikasi pada Buku Manual Regrister Order POLMAN Bandung yang
dimiliki oleh Bagian Keuangan.
1998 Rp0.00 Rp21,688,000.00 Rp13,000,000.00 Rp0.00
1999 Rp4,000,000.00 Rp207,180,000.00 Rp19,970,000.00 Rp20,000.00
2000 Rp1,800,000.00 Rp392,069,000.00 Rp38,299,530.00 Rp60,420,000.00
2001 Rp379,981,330.00 Rp120,432,040.00 Rp165,874,075.00 Rp754,683,400.00
TOTAL Rp385,781,330.00 Rp741,369,040.00 Rp237,143,605.00 Rp815,123,400.00
STATUS ORDER
LUNAS
STATUS
PELUNASAN
ORDER MULAI
TAHUN 2001 - 2004
ORDER
PRODUKSI
STATUS ORDER
CLOSED
STATUS ORDER
PERLU KLARIFIKASI
STATUS ORDER
BELUM LUNAS &
BELUM BAYAR
8. 8
BAB III
PEMODELAN
3.1. SYARAT BATAS & ASUMSI
Model tidak mengubah Rumah Masa Depan POLMAN Bandung yang telah
direncanakan sebelumnya. Model yang akan didekati dapat mengintegrasikan
Bagian Keuangan; Bagian Unit Pelayanan Masyarakat; Bagian Keuangan;
Bagian Logistik; Bagian Unit Kendali Mutu; Bagian Unit Pelayanan Teknis
Lainnya; dan Empat Jurusan yang ada di POLMAN Bandung.
Syarat batas yang sudah ada berupa Aktivitas Pendidikan; Produksi; Pelatihan;
Konsultasi dan Rekayasa. Perlu ditekankan bahwa semua aktivitas &
Pengembangan yang dilakukan bagi semua Unit di POLMAN Bandung memiliki
keterikatan fungsi & aktivitas terhadap “Quality”, “Cost” dan “Delivery” sesuai
dengan Tugasnya masing-masing, dan tidak mengasumsikan bahwa QCD
tersebut hanya diterapkan dan berlaku pada produk nyata.
Suatu bentuk Etos Kerja dan Ke-POLMAN-an yang tinggi didasari atas Rasa
kebersamaan dan tanggungjawab bersama, yang mana jika salah satu Unit
gagal menjalankan Fungsinya maka akan berdampak pada Unit lainnya. Tidak
ada suatu permasalahan yang diakibatkan dan ditimpakan oleh/kepada suatu
indidu tetapi hendaknya kita cermati bahwa kita adalah sebagai suatu kesatuan
yang jika salah satu bagian dari kita sakit maka kita secara keseluruhan akan
sakit pula. Demikian juga sebaliknya bahwa keberhasilan tidak ditentukan oleh
kontribusi seorang individu tetapi oleh keseluruhan individu / bagian yang ada.
Perlu dicermati bahwa aktivitas-aktivitas yang kita lakukan merupakan suatu
proses Iteratif yang memerlukan feedback / data umpan balik untuk koreksi
dan improvement yang diperlukan.
Gambar 3.1 Pelaksanaan Proses Secara Iteratif
+ / -
Miss-interpretation of
actual condition (cause
by poor databased &
information system
LOOPING PRODUCTION SYSTEM
MANUFACTURING ACTIVITIES
FOR GOAL SETTING
PLANNING STATUS ACTUAL STATUS
9. 9
3.2. KERANGKA BERFIKIR
Pada aktivitas Produksi maka kesatuan diantara Unit terkait digambarkan melalui
gambar 3.3. Yang mana semua bagian merupakan suatu kesatuan utuh yang
memiliki sasaran Quality, Cost dan Delivery yang utuh. Main Set terhadap tujuan
yang akan dicapai harus mengacu pada “Cash Flow System” dan “Margin
Profit”. Tujuan tambahan akan bermuara pada pengembangan semua Unit
terkait P3KR yang diperlukan untuk merealisasikan Rumah Masa Depan
POLMAN Bandung (yang tidak membedakan core & supporting unit).
Gambar 3.2 Keterkaitan diantara Unit Terkait Produksi
3.3. PENGORGANISASIAN DATA BASE
Mengintegrasikan seluruh aktivitas, fungsi dan struktur tidak mudah dilakukan
secara Manual (secara konvensional), sekarang sudah saatnya untuk
membuat Sentralisasi Data Base aktivitas P3KR. Perlu dicermati bahwa Data
tersebut akan digunakan untuk keperluan P3KR dikemudian hari (tidak hanya
untuk ruang lingkup produksi saja, melainkan Core Strengthening Program
Studi dan Unit lainnya). Seperti telah dikatakan pada awal penulisan bahwa
POLMAN Bandung memiliki Source Basis Data yang amat kuat sekali, dan
dapat dijadikan model manufaktur yang sangat ampuh dan untuk
membangun software sistem manufaktur, dan tidak hanya untuk keperluan
produksi saja. Sistem yang kita miliki memiliki nilai yang teramat tinggi jika kita
sanggup mengemas dan mengolahnya untuk menjadi suatu Software
Manufacturing / Enterprise Resource Planning khas POLMAN Bandung.
Permasalahan yang ada saat ini menurut hemat saya adalah:
1 2 3 4
Marketing
Order
Administrati-on
Material
Preparation
Processing Payment FINISH
Rupiah(determiningof
MARGINPROFIT)
Order 1
Time (determining of CASH FLOW)
Manufacturing Lead Time
Order 3
Order 4
Order
Conform Finish
Quality Control
Packaging &
Transportati-on
Order 2
10. 10
Seluruh Unit Terkait memiliki Source Data Base Individu yang dihasilkan
melalui beberapa Software. Untuk melakukan sentralisasi data akan
memerlukan effort khusus. Hati-Hati bahwa Data tersebut kadangkala
diperlukan dengan cepat, aktual dan lengkap untuk beberapa
kebutuhan tertentu. Untuk melakukan sentralisasi data akan
memerlukan effort khusus yang tidak mudah untuk dilakukan tetapi dapat
dilakukan oleh POLMAN Bandung.
Tidak seluruh Unit memiliki Software yang dapat merepresentasikan
kejadian aktual yang sedang terjadi di lapangan, bahkan sampai
kepada sorting otomatis untuk kebutuhan problem picture, analisa dan
alternative problem solving.
Data kunci statistic atau beberapa parameter lainnya tidak dapat
dihasilkan secara otomatis melalui software yang bersangkutan, tetapi
dilakukan secara manual yang memerlukan effort khusus juga.
Perlu dicermati bahwa penerapan ISO 9000 yang ada di POLMAN
Bandung baru direpresentasikan dalam bentuk Flowchart bagi semua
Unit yang ada (hal ini bukan merupakan suatu kesalahan). Perlu
dikembangkanlagi menjadi Model dalam bentuk IDEF Structure ;
Diagram Konteks, dan lain-lainnya. Hal ini sudah diterapkan pada
beberapa perusahaan besar (akan tergambar structure data based yang
diperlukan) sehingga akan mempermudah jika Sentralisir Data Base akan
diterapkan berikut penggunaannya).
Saya simpulkan bahwa untuk membangun Rumah Masa Depan POLMAN
Bandung dapat diawali dengan pengorganisasian data base secara
sentralistik dikarenakan Source Data Base yang multi variable akan
digunakan juga untuk tujuan yang multi purpose juga (Model dengan
Kompleksitas yang menjanjikan dan tidak terdapat pada semua Industri
Manufaktur).
Gambar 3.3 Salah Satu Model Pengorganisasian Data Base
Data
Data Data
Data
Data
Material
DATA
MANAGEMENT,
NETWORK
CONTROL
Cost Estimating
Data Collection
Job Shop Control
External Networks
PPC
Purchasing
Capacity Planning
Order Handling
Marketing
Information,
Customer Order
Engineering and
Product Design
(CAD / CAE)
CAD
Simulation
Quality Qontrol
Planning
Process Planning
Producti-on
(CAM)
Inventory
Control
Control of Conveyance System
Robot Control
Quality Control DNC, CNC Quality Control
Automatic
Stocking
Purchased
parts and
material
Shipping
All
Supporting
Unit
11. 11
BAB IV
PENGUKURAN & PENGITUNGAN
Pengukuran dan Penghitungan yang dilakukan meliputi Penggabungan Data-
Data yang terdapat di POLMAN Bandung baik secara manual ataupun
pencatatan elektronik, yang secara sistem tidak kekurangan satupun data yang
diperlukan (pre-request sebagai model manufaktur telah terpenuhi dan
semuanya tersedia; kesalahan yang terjadi terjadi berupa entry data / data
kosong). Satu hal yang masih belum tersosialisasikan dengan baik adalah
kebiasaan melakukan VALIDASI DATA sebelum melakukan pencatatan ataupun
data entry. Jika memungkinkan mulai saat ini KALIBRATOR seluruh STATUS
PESANAN P2KR mengacu pada CATATAN MANUAL REGISTER PESANAN
POLMAN Bandung yang ada di Bagian Keuangan. Walaupun ditulis tangan /
secara manual, tetapi Validitas sebagai Kalibrator dapat dipertanggung
jawabkan. Beberapa Source Data yang digunakan untuk penghitungan ini
mengacu pada:
Data Cost Center UPT Multimedia (sebagai entrance test tidak
menjadikan masalah apakah personal yang mengisi melakukan
kesalahan / tidak pada saat pengisiannya). Tujuan kita adalah melakukan
Proses Iteratif untuk perbaikan di masa yang akan datang. Jika semakin
lama Sosialisasi Cost Center tidak diperhatikan maka akan menjadikan
masalah serius bagi POLMAN Bandung berupa deviasi hasil akhir
penghitungan yang dilakukan terhadap aktivitas P3KR.
Data Pesanan Barang UPT Logistik. Sebagai Software harus memiliki
kemapanan dalam hal Validasi Kebenaran Pengisian Form Pesanan,
Tidak dapat berdiri sendiri tetapi sebagai sistem yang secure akan
memerlukan beberapa parameter validasi yang berasal dari Unit lain.
Data Register Order UPM. Perlu penyempurnaan lebih lanjut seperti yang
diusulkan pada halaman 5. Beberapa Blok Data Perlu disiapkan
sebagai Administration Order Handling. Software tersebut salah satu
software yang ampuh dan lebih awal berdirinya dibandingkan dengan
software lainnya yang pernah dibuat oleh POLMAN Bandung.
12. 12
Data Manual Register Pesanan POLMAN Bandung yang dimiliki oleh
Bagian Keuangan. Kelengkapan Data yang up to date menjadi masalah
yang serius dan dapat mengkaburkan Status Suatu Pesanan (P2KR).
Sebagai Pre-Request harus memiliki data berikut: Nomor, Tanggal dan
Jenis Dokumen “PO”; Nama & PIC Perusahaan; Harga, Kuantitas dan
Jenis Pesanan; Term of Payment; Tanggal Penagihan Dikirimkan ke
Customer; Tanggal dan Jumlah Pembayaran yang dilakukan oleh
Customer; Cap & Approval Status Pesanan berupa: Status “CLOSED”
(dapat diakibatkan karena faktor Internal dan Eksternal POLMAN
Bandung); “LUNAS”; “FINISH” (untuk pesanan dalam / Internal
POLMAN Bandung) & “SELESAI” (semua dokumen riwayat order
yang melingkupi aktivitas marketing sampai dengan pelunasan serta
dokumen yang menyertainya disentralisir di Bagian Keuangan
POLMAN Bandung). Untuk menyatakan Status Pesanan “LUNAS” dan
“SELESAI” perlu Validasi Data yang akurat dan dapat dipertanggung-
jawabkan, berikut Paraf & Tanggal Approval Personal yang melakukan
pencatatan pada Buku Register tersebut.
Satu hal yang perlu dicermati, bahwa Basis Data pada Catatan
Pengambilan Uang (Cash) berdasarkan software yang ada belum dapat
di-sorting dengan cepat (otomatis) berdasarkan Nomor Pesanan, sorting
dapat dilakukan dengan cepat berdasarkan Sistem Penomoran
Accounting yang berlaku di POLMAN Bandung. Sorting dapat
direncanakan juga berdasarkan jenis Bagian / Unit Pemesan, Personal,
Jenis Kebutuhan / Peruntukannya dan lain-lain.
Software PPC Jurusan yang mapan sampai saat ini baru PPC Jurusan
Teknik Manufaktur dan PPC Jurusan Teknik Pengecoran Logam. Perlu
dilakukan penyempurnaan untuk Validasi Data Awal sebelum Data Entry
dilakukan, Graphical Representation untuk menyatakan kondisi aktual
suatu pesanan dan Statistc Key Value. Progress Report dan Status
Reschedule suuatu order harus dapat dideteksi sedini mungkin untuk
kemudian disampaikan ke Customer dan dapat dihasilkan secara
otomatis dari software yang bersangkutan.
Dikarenakan Historical Document suatu Pesanan dalam jumlah yang
tidak sedikit maka penulis telah merancang Order & Quotation Data
Sheet, namun sampai dengan sekarang belum pernah tersosialisasikan
dengan serius karena keterbatasan waktu penulis. Jika memungkinkan
Status Pesanan Selesai dapat diresumekan kedalam Form yang
bersangkutan, dan tujuan akhirnya adalah Pengumpulan, Pengolahan
dan Perhitungan Data, Analisis dan masukan improvement untuk
Repeat Order dan Antisipasi Pesanan dikemudian hari (Lihat Lampiran
B: 2 lembar)
Penghitungan yang dilakukan oleh penulis menggunakan Tools Statistik
sederhana yang dilakukan secara manual (bukan dengan Software Statistic).
Ada suatu permasalahan yang perlu dilakukan penyelesaiannya dengan segera
berupa STANDARDISASI METODA PENGHITUNGAN yang dilakukan. Pada
13. 13
Buku Panduan ISO, pada suatu nomor Clausa tertentu dinyatakan bahwa untuk
melakukan perhitungan terhadap sekumpulan data harus dilakukan
menggunakan Metoda yang telah dibakukan semisal SEVEN TOOLS. Sudah
saatnya sekarang untuk melakukan penghitungan melalui Standard Metoda
Perhitungan yang baku untuk melakukan Reporting Berkala atas aktivitas yang
telah dilakukan terhadap pencapaian Sasaran Mutu di seluruh Unit / Bagian di
POLMAN Bandung. Standard Metoda Penghitungan tersebut akan dilengkapi
dengan Grafik, Bagan, tabel dan Formula. Satu hal yang penting adalah
Diagram Kontrol, yang telah penulis buktikan apakah suatu reporting dilakukan
tidak sesuai dengan kondisi aktualnya, atau suatu aktivitas berikut hasil yang
didapat telah dikerjakan tanpa adanya pengendalian yang telah direncanakan.
Beberapa penghitungan dan representasi data berikut dilakukan berdasarkan
KALIBRATOR / REFERENCE POINT berupa CATATAN REGISTER PESANAN
MANUAL yang ada di Bagian Keuanagan sampai dengan Tanggal 07-Juli-2004.
(SUATU HAL YANG PENTING UNTUK MELAKUKAN ZERO SETTING /
PEMBERIAN CAP STATUS PESANAN SETELAH REPORTING INI DIBUAT,
SEKALIGUS MELAKUKAN KLARIFIKASI TERHADAP STATUS PESANAN
YANG BERSANGKUTAN, dokumen pendukung ada di UPM). (Lihat
Lampiran C1 / 13 lembar dan Lampiran C2 / 7 lembar.)
4.1 RATA-RATA CASH FLOW PRODUKSI POLMAN
BANDUNG
Cash Flow secara sederhana saya ilustrasikan sebagai aliran masuk uang
(pembayaran yang dilakukan oleh customer yang meliputi Down Payment
ataupun Pelunasan), dan aliran keluar uang (pengeluaran atas pengerjaan
pesanan yang diasumsikan sama dengan nilai pesanan dan diperuntukkan bagi
status pesanan In Proses, Pesanan Siap Kirim dan Piutang Layak tagih). Cash
Flow memiliki sasaran mutu berupa RASIO aliran masuk terhadap aliran
keluar uang. Melalui data yang telah dikumpulkan oleh penulis, diperoleh Rata-
Rata Cash Flow sebagai berikut (Lihat Lampiran D / 7 lembar) :
RATA-RATA x
1000 [Rp]
RATIO CASH FLOW
PRODUKSI
Pesanan In Process
(PPC)
Rp1,346,966
Pesanan Siap Kirim
(UPM)
Rp330,550
Piutang Layak Tagih
(B. Keuangan)
Rp1,898,869
Total Aliran Keluar Rp3,576,385
Total Aliran Masuk
(Pembayaran Piutang)
Rp283,572
0.0793
Tabel 4.1 Tabel Rata-Rata Cash Flow Produksi POLMAN Bandung
14. 14
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Cash Flow Produksi POLMAN Bandung
4.2 STATUS PIUTANG PESANAN P2KR TAHUN
2001-2004
Data piutang diperoleh berdasarkan Status Pesanan pada Buku Catatan
Registrasi Pesanan Manual Bagian Keuangan sampai dengan Tanggal 07-Juli-
2004 (Belum ada Pengecapan Staus Pesanan). Data Ini perlu diklarifikasi dan
dilakukan Zero Setting berdasarlan Lampiran C1 & C2. Distribusi berdasarkan
Piutang Produksi, Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa Tahun 2001-2004 berikut:
Gambar 4.2 Gambar Distribusi Piutang P2KR 2001-2004
15. 15
4.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
CASH FLOW P2KR DI POLMAN BANDUNG
Cash Flow dibengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut meliputi rentetan
aktivitas yang melibatkan seluruh Unit terkait P2KR di POLMAN Bandung, dan
faktor eksternal di luar POLMAN Bandung dapat mempengaruhinya juga. Saya
secara pribadi mengklasifikasikannya menjadi beberapa faktor sebagai berikut:
4.3.1 CUSTOMER MAPPING
Customer mapping menjadi keharusan bagi setiap Industri yang melakukan
aktivitas manufaktur. Untuk kondisi POLMAN Bandung, data tersebut tidak hanya
digunakan untuk keperluan Produksi saja, melainkan untuk menjalankan
Aktivitas Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa. Customer
Behavior perlu dipelajari dan dibuat pengkelasannya. POLMAN Bandung harus
memiliki Rasio, Batas Kontrol Atas & Batas Kontrol Bawah atas nilai
pesanan dalam satuan rupiah (In Proses, Siap Kirim dan Piutang). Salah satu
bentuk customer mapping berkenaan dengan Piutang Layak tagih digambarkan
sebagai berikut (Lihat Lampiran E / 5 lembar)
KURVA PARETO MAPPING CUSTOMER (No Urut: 1 - 15)
Rp0
Rp500,000
Rp1,000,000
Rp1,500,000
Rp2,000,000
Rp2,500,000
P.SW
AD
AYA
CPI
PSUP.CEPER
DIKTI
DIKM
ENJURP.TIM
A
H
TO
NICAN
DR
A
NTC
SM
KN
JENA
NG
AN
BTUP3TKIM
DIKTIBA
KR
IE
P.SW
AK
ARSA
RUPIAHx1000
Gambar 4.3 Kurva Pareto untuk Customer Mapping
4.3.2 JENIS PENETAPAN PESANAN
Secara umum Jenis Penetapan Pesanan ke POLMAN Bandung (tanda jadinya
disepakati penetapan pesanan) terdiri atas: Conform melalui / secara “Lisan”,
“Tertulis”, “Dokumen Purchase Order”, “Kontrak Kerja”. Dapat dilihat
16. 16
distribusi Status Piutang P2KR 2001-2004 sebagai berikut (Lihat Lampiran F / 5
lembar):
Gambar 4.4 Gambar Grafik Jenis Penetapan Pesanan
4.3.3 JENIS TERM OF PAYMENT (PEMBAYARAN PESANAN)
Secara umum Jenis Pembayaran Pesanan ke POLMAN Bandung terdiri atas:
“Cash on Delivery”, “Down Payment”, “Konsinyasi” Dapat dilihat distribusi
Status Piutang P2KR 2001-2004 sebagai berikut (Lihat Lampiran F / 5 lembar):
Gambar 4.5 Gambar Grafik Jenis Pembayaran Pesanan
17. 17
4.3.4 PENAGIHAN YANG DILAKUKAN
Data ini perlu diklarifikasi lebih detail lagi berkenaan dengan salinan
tagihan yang ditembuskan ke UPM. Untuk melakukan Tagihan Pelunasan,
maka dolumen penyerta harus lengkap dan beberapa diantaranya adalah
Dokumen Penetapan Pesanan, Delivery Order, Faktur Pajak dan Data Customer
lainnya yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan Customer. Dapat dilihat
distribusi P2KR 2001-2004 mengenai Progress Penagihan sebagai berikut (Lihat
Lampiran F / 5 lembar):
Gambar 4.6 Gambar Grafik Status Penagihan Pesanan
4.3.5 KELENGKAPAN DOKUMEN “DELIVERY ORDER” ATAU
BUKTI PENERIMAAN PESANAN
Pada Jenis Pesanan Produksi (Pengujian Laboratorium), Pelatihan, Konsultasi
dan Rekayasa maka Luaran Pesanan Berupa DOKUMEN. Perlu diklarifikasi
dan dibicarakan lebih lanjut apakah Pengiriman Dokumen Pesanan tersebut
harus menggunakan format resmi dokumen Delivery Order atau Dokumen
Bukti Penerimaan Lainnya. Catatan Pengeluaran dan Pemasukan Pesanan
yang ada pada Bagian UPT Logistik layak dijadikan KALIBRATOR untuk Tracing
Pengiriman Pesanan. Dapat dilihat distribusi Status Kelengkapan Dokumen
Delivery Order Piutang P2KR 2001-2004 sebagai berikut (Lihat Lampiran F / 5
lembar):
18. 18
Gambar 4.7 Gambar Grafik Kelengkapan Dokumen Delivery Order
4.3.6 PROGRESS PENYELESAIAN PESANAN OLEH PPC
JURUSAN VS REALISASI PENCAPAIAN TARGET
MARKETING
Hal ini perlu dijadikan acuan pada saat melakukan Perencanaan di Bidang
P2KR, Rasio yang terjadi menunjukkan bahwa Rata-Rata Pemasukan Pesanan
oleh Bagian Marketing masih di atas Rata-Rata Penyelesaian Pesanan oleh
PPC. Penyelesaian dalam satuan Rupiah oleh PPC Jurusan akan
mempengaruhi Cash Flow POLMAN Bandung secara keseluruhan. Distribusi
perbandingan anrara PPC Jurusan digambarkan sebagai berikut (Lihat
Lampiran D / 6 lembar):
Gambar 4.8 Gambar Grafik Penyelesaian Pesanan vs Target Marketing
19. 19
4.3.7 KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PESANAN DAN
JUMLAH RESCHEDULE UNTUK MENYELESAIKAN
PESANAN
Keterlambatan Penyelesaian Pesanan akan berdampak pada Cash Flow, dan
Reschedule merupakan perpanjangan waktu pengerjaan pesanan oleh PPC
Jurusan dari yang telah disepakati sebelumnya. Distribusi perbandingan antara
PPC Jurusan digambarkan sebagai berikut (Lihat Lampiran D / 6 lembar):
RATA-RATA KETERLAMBATAN [MINGGU] & JUMLAH RESCHEDULEPENYELESAIAN
PESANAN [KALI]
9.65
8.37
4.11
9.99
8.03
1.71
1.80
1.37
2.79
1.92
0 .0 0
1.0 0
2 .0 0
3 .0 0
4 .0 0
5.0 0
6 .0 0
7.0 0
8 .0 0
9 .0 0
10 .0 0
11.0 0
12 .0 0
PPC "AE" PPC "DE" PPC "FE" PPC "ME" RATA-
RATA
TOTAL
[Minggu]&[kali]
RATA-RATA
KETERLAMBATAN
[MINGGU]
JUMLAH
RESCHEDULE
[KALI]
Gambar 4.9 Gambar Grafik Keterlambatan Penyelesaian Pesanan & Status Reschedule
4.3.8 UTILISASI PPC
Utilisasi PPC akan menggambarkan kemampuan PPC dalam hal menyelesaikan
Pesanan terhadap seluruh Pesanan In Proses (SATUAN RUPIAH). Utilisasi
yang rendah seringkali diakibatkan karena terjadinya Produk Rejek sehingga
harus mengalami re-proses lagi, Keterlambatan Penyelesaian, Pengaturan
Pemrosesan Pesanan. (Lihat Lampiran D / 6 lembar):
Gambar 4.10 Gambar Grafik Utilisasi PPC Jurusan
UTILISASI PPC JURUSAN
21.15
31.80
36.71
9.68
24.84
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
PPC "AE" PPC "DE" PPC "FE" PPC "ME" RATA-RATA
TOTAL
[%]
PPC "AE" PPC "DE" PPC "FE" PPC "ME" RATA-RATA TOTAL
20. 20
4.4 “MARGIN PROFIT” DAN “LOOSE
OPPORTUNITY INCOME”
Tidak semua Pesanan yang berasal dari Internal ataupun Eksternal POLMAN
Bandung kesemuanya diselesaikan dengan Tuntas. Ada beberapa jenis
pesanan yang dinyatakan dalam kondisi Status “CLOSED”, yang diakibatkan
berbagai hal yang terjadi seperti “Pesanan tidak berterima oleh pemesan”,
“Dibatalkannya pesanan oleh pemesan”, “Penetapan pesanan yang tidak
jelas”, “Pemesan tidak dapat dihubungi ketika Pesanan telah selesai
dikerjakan”, “Pesanan tidak dikerjakan oleh PPC”. Jenis pesanan dalam
status “CLOSED” harus diklarifikasi dan disertai dengan beberapa dokumen
pendukung yang menyertainya. Approval status pesanan tersebut dinyatakan
melalui pengejacapan berikut Approval pada Buku Register Pesanan yang
dimiliki oleh POLMAN Bandung (Lihat Lampiran C / 7 lembar). Hal tersebut
harus diantisipasi sejak awal untuk penanganan Pesanan dikemudian Hari.
Distribusi CLOSING ORDER mulai Tahun 1998-2004 sebagai berikut (Lihat
Lampiran A & G):
STATUS PESANAN "CLOSED"
Rp0
Rp4,000
Rp1,800
Rp379,981
Rp159,258
Rp139,271
Rp1,755
Rp686,066
R p0
R p10 0 ,0 0 0
R p2 0 0 ,0 0 0
R p3 0 0 ,0 0 0
R p4 0 0 ,0 0 0
R p50 0 ,0 0 0
R p6 0 0 ,0 0 0
R p70 0 ,0 0 0
R p8 0 0 ,0 0 0
R p9 0 0 ,0 0 0
R p1,0 0 0 ,0 0 0
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
TO
TA
L
[Rp]x1000
Gambar 4.11 Gambar Grafik Status Pesanan “CLOSED”
21. 21
4.4.1. MODEL PERHITUNGAN “POST CALCULATION”
Model Penghitungan berdasarkan data-data yang dimiliki oleh POLMAN
Bandung yang bersumber dari “Cost Center UPT Multimedia”, “Catatan
Elektronik Pengeluaran Barang UPT Logistik”, “Catatan Manual Pengambilan
Uang Cash di Bagian Keuangan”, “Form Harga Dasar Produk PPC”, “Dokumen
Penawaran Harga ke Pemesan”, “Dokumen Conform Pesanan dari Pemesan”,
“Dokumen Subkontrak UPT Logistik”, “Dokumen Reject Status UKM”. Perlu
dicermati bahwa Subkontrak TIDAK dilakukan melalui Pengambilan Uang
Cash ke Bagian Keuangan (lihat catatan pengambilan uang cash).
Mengingat Sumber Data beragam dan berasal dari beberapa Unit Terkait di
POLMAN Bandung, maka sudah dapat dipastikan mekanismenya akan sangat
sulit sekali. Namun dikarenakan Source Data Base POLMAN Bandung teramat
sangat kuat maka saya pastikan bahwa “POST CALCULATION” DAPAT
DILAKUKAN. Permasalahan berikutnya yang harus dipecahkan adalah
KEAKURASIAN HASIL PERHITUNGAN. Beberapa metode dan sumber data
lainnya harus ditentukan sebagai KALIBRATOR penyeimbang untuk
memperbaiki keakurasian data pada suatu saat.
Post Calculation dilakukan bukan hanya untuk memutuskan “Loose Opportunity
Income”, tetapi lebih diartikan kepada “What Kind of Improvement must be
done”. Hal tersebut dilakukan mengingat variabelitas yang sangat kompleks di
POLMAN Bandung yang bahkan harus berdampak pada Improvement
Strengthening Core Competency yang ada di Program Studi Jurusan (kemana
langkah pengembangan program studi harus dibawa).
Dilampirkan salah satu bentuk model aliran data sebagai berikut:
Gambar 4.12 Model Aliran Post Calculation
Keuangan
Logistik
UPT
Pemeliharaan &
Perbaikan
PPC Jurusan
Marketing /
UPM
Pusat Data
Produksi
2
5
1
3
4
Print Out :
1. Biaya Material Perencanaan & Aktual ( per Order)
2. Biaya & Waktu Proses Perencanaan & Aktual (per
proses)
3. Biaya Overhead Perencanaan & Aktual (per Order)
4. Waktu Delivery Perencanaan & Aktual (per Order)
5. Status Order (dalam proses / selesai [%])
6. Status Pembayaran (Lunas? [%])
22. 22
Keterangan dokumen-dokumen yang digunakan :
Bagian Marketing & UPM : quotation, kontrak kerja, SPK, dan order data
sheet.
PPC Jurusan : harga dasar produk, kartu proses, cost center, dan bon
pesanan material (untuk menyeimbangkan deviasi perhitungan yang
terjadi).
Logistik : pesanan barang stock dan non stock, serta PO Logistik.
Keuangan : delivery order, dokumen tagihan pelunasan, dokumen
pengambilan uang cash dan dokumen administrasi lainnya,.
UPT Multimedia: data Cost Center
UPT Pemeliharaan & Perbaikan : jadwal pemeliharaan tahunan dan
bulanan, serta jumlah penggunaan spare-part.
Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah Otorized Pelaksana Post Calculation
harus ditentukan (dianjurkan untuk Cost Monitoring, Controoling & Post
Calculation dibawah kendali Bagian Keuangan POLMAN Bandung). PPC
sebaiknya dapat melakukan Post Calculation dan data hasil perhitungannya
dibandingkan dengan hasil penghitungan yang dilakukan Bagian Keuangan.
Contoh kasus penghitungan berikut Form Standard yang digunakan dapat
dilihat pada (Lampiran H / 5 lembar) untuk PPC Jurusan Teknik Pengecoran
Logam & (Lampiran I / 11 lembar) untuk PPC Jurusan Teknik Perancangan
Manufaktur & PPC Jurusan Teknik Manufaktur.
Gambar 4.13 Pertimbangan dalam Menentukan Struktur Biaya
PERTIMBANGAN DALAM MENINJAU STRUKTUR COST
DI POLMAN BANDUNG
I. Sumber Wage Sistem PEGAWAI NEGRI (tidak semua karyawan POLMAN Bandung pegawai negri)
AKTIVITAS:
Produksi, Pelatihan, Konsultasi, Rekayasa, Proyek Pemerintahan
KONSEKWENSI:
Ada Karyawan yang disubsidi oleh Pemerintah dan/atau POLMAN Bandung
II. Aktivitas LEVEL TEKNISI: Direct Labour untuk aktivitas Produksi (di PPC Jurusan)
LEVEL SUPERVISOR (di PPC Jurusan):
Indirect Labour untuk aktivitas PPC untuk Work Center (di PPC Jurusan); Aktivitas
lainnya: Pendidikan dan Pelatihan
LEVEL KA. LAB (di PPC Jurusan):
Indirect Labour untuk aktivitas PPC untuk Laboratorium / terdiri atas beberapa Work
Center (di PPC Jurusan); Aktivitas lainnya: Pendidikan, Pelatihan, Rekayasa dan
Konsultasi
LEVEL STAFF PPC Jurusan:
Indirect Labour untuk aktivitas PPC untuk Jurusan / terdiri atas beberapa
Laboratorium di Jurusan); Aktivitas lainnya: Pendidikan, Pelatihan, Rekayasa dan
Konsultasi
LEVEL NON-PRODUKSI: Direct Labour dan/atau Indirect Labour untuk
aktivitas Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa (di Jurusan)
LEVEL SUPPORTING (NON-JURUSAN):
Indirect Labour dan/atau Direct Labour untuk aktivitas Pendidikan, Produksi,
Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa (sebagai fungsi struktur organisasi) dan (aset
Jurusan): UPM, LOGISTIK, UPT, Bagian Keuangan, Bagian Administrasi Pendidikan
LEVEL DIREKSI: Direct Labour dan/atau Indirect Labour untuk aktivitas
Produksi, Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa (sebagai fungsi
struktur organisasi) dan (aset Jurusan)
III. Masalah yang dihadapi POSTING OVERHEAD JURUSAN: Tidak proporsional untuk aktivitas
Pendidikan, Produksi, Pelatihan, Konsultasi, dan Rekayasa (re-
evaluasi jarang dilakukan)
POSTING OVERHEAD POLMAN BANDUNG: Tidak proporsional untuk
aktivitas Pendidikan, Produksi, Pelatihan, Konsultasi dan Rekayasa
(re-evaluasi jarang dilakukan)
COST MONITORING, CONTROL, CALCULATION: Belum merupakan
Fungsi yang ditugaskan untuk BEBERAPA BAGIAN TERKAIT; IDEF
System untuk Integrated Source Data POLMAN Bandung belum ada
(tiap unit memiliki sourcing sendiri untuk kebutuhan sendiri dan/atau
unit lainnya)
STANDARDISASI STRUCTURE COST MASIH BELUM SERAGAM untuk
semua unit terkait / Including Budgeting Planning (KEY POINT)
23. 23
BAB V
KETERKAITAN PRODUKSI DENGAN
AKTIVITAS P2KR
Seluruh Aktivitas P2KR yang telah dilakukan oleh POLMAN Bandung harus
dapat mengakomodir Kebutuhan Pengembangan Program Studi yang ada
sebagai CORE COMPETENCY STRENGTHENING atau Membuka Program
Studi Baru sesuai dengan Kebutuhan Industri yang ada (hati-hati bahwa
POLMAN Bandung memiliki dual system, sehingga permasalahan riil dunia
industri yang ada akan tercermin pula pada keseharian POLMAN Bandung
dalam menjalankan aktivitas P2KR. Contoh kasus berikut merupakan
Pemanfaatan data untuk aktivitas Pendidikan yang ada di POLMAN Bandung.
KAITAN PBE
Gambar 5.1 Penggunaan data produksi untuk Pengembangan Pendidikan
24. 24
Pemanfaatan data lengkap aktivitas P2KR akan mentriger Core Competency untuk Pengembangan sebagai berikut:
Gambar 5.2 Hubungan Aktivitas P2KR dangan Pengembangan Pendidikan
KEBUTUHAN
INDUSTRI
ORDER
KONSULTASI
ORDER
PRODUKSI
ORDER
PELATIHAN
ORDER
REKAYASA
PPL
(1 TAHUN)
KOMPETENSI MAHASISWA
POLMAN
SILABUS
PENDIDIKAN
BUKU PANDUAN
PENGAJARAN
MEDIA
PENDIDIKAN
27. 27
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan aktivitas P3KR bagi seorang
karyawan POLMAN Bandung adalah LOADING & POSITIONING yang telah
direncanakan sebelumnya, berikut Core Competency yang dimilikinya atau
dengan kata lain Penempatan sesuai dengan Kelompok Bidang Keahliannya.
Untuk menempatkan posisi seseorang dalam menjalankan tugas pada suatu
bagian harus memperhatikan Potret SDM yang bersangkutan dan dikaitkan
dengan Job Requirement yang diperlukan. Potret SDM harus disediakan untuk
semua karyawan POLMAN Bandung sehingga Pengembangan dan
Penempatannya akan selaras dengan kebutuhan Institusi POLMAN Bandung.
Saya berikan contoh kasus sebagai berikut:
Potret SDM di Bidang Pendidikan:
0
20
40
60
80
100
120
140
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1999
2000
2001
2002
2003
2004
TOTAL [SKS]
RATA-RATA 27,6 PER
TAHUN [SKS]
Potret SDM di Bidang Pengajaran Pelatihan:
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1999
2000
2001
2002
2003
2004
MENGAJAR [JAM]
RATA-RATA 438 [JAM] PER TAHUN
28. 28
Potret SDM di Bidang Produksi dan Rekayasa:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
199119921993199419951996199920002001200220032004
PROYEK [BUAH]
RATA-RATA 3,25 [BUAH]
Potret SDM di Bidang Konsultasi:
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1999
2000
2001
2002
2003
2004
KONSULTASI [BUAH]
RATA-RATA 0,2 [BUAH]
PER TAHUN
Potret SDM di Bidang Team Proyek:
0
2
4
6
8
10
12
1991199219931994199519961998199920002001200220032004
TOTAL [BUAH]
RATA-RATA 3 [BUAH] PER
TAHUN
29. 29
Potret SDM di Bidang Penulisan Buku, Hand Out dan Proposal:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1999
2000
2001
2002
2003
2004
TOTAL [BUAH]
RATA-RATA 2.25 [BUAH]
PER TAHUN
Potret SDM di Bidang Kunjungan Industri:
0
5
10
15
20
25
30
35
199119921993199419951996199920002001200220032004
LA M A [ HA R I]
R A TA - R A TA 3 .5
[ HA R I] PER TA HU N
Potret SDM di Bidang Jabatan Struktural dan Fungsional:
0
1
2
3
4
5
6
7
199119921993199419951996199920002001200220032004
TOTAL
[KALI]
RATA-RATA 0.7 [KALI]
30. 30
PENUTUP
Akhirul kata saya sampaikan Rasa Permohonan Maaf yang sebesar-besarnya
jika dalam Laporan Penutup Proyek PPC Terintegrasi ini belum sesuai dengan
apa yang ditugaskan kepada saya, dan masih banyak data yang perlu
diklarifikasi dengan model penyajian data yang lainnya.
Saya haturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan
bantuan yang telah Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian berikan yang menurut
saya tidak dapat diukur secara financial, dan semoga Allah SWT berkenan
membalas budi baiknya pada suatu saat nanti.
Saya beserta keluarga mengucapkan terimakasih pula atas fasilitas dan
kesempatan yang telah diberikan untuk keperluan pribadi maupun kepentingan
kedinasan selama mengabdi di POLMAN Bandung.
Sekali lagi saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dikarenakan
saya tidak bergabung bersama lagi dengan POLMAN Bandung, dikarenakan
suatu alasan keluarga besar kami. Tetapi komitmen untuk memajukan POLMAN
Bandung, Insyaallah akan saya emban terus sampai kapanpun dan dimanapun.
Saya informasikan alamat kepindahan saya dengan tujuan apabila masih ada
beberapa hal yang perlu diklarifikasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan mudah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, 29-Juli-2004
Duddy Arisandi
(MM-1988-1991)