SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
1
Matematika Diskrit I
AljabarBoolean(1)
Program Studi Teknik Informatika
Institut Teknologi Garut
Pengantar 2
• Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 1854.
• Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang
serupa (terdapat kemiripan hukum-hukum aljabar logika dan hukum-hukum
aljabar himpunan).
• Dalam buku The Laws of Thought, Boole memaparkan aturan-aturan dasar logika.
• Aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika yang disebut aljabar
Boolean.
• Aplikasi: perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC
(integrated circuit) komputer
Peraga
digital
Integarted Circuit
(IC)
Jaringan saklar
3
DefinisiAljabarBoolean 4
DEFINISI. Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator
biner, + dan , dan sebuah operator uner, ’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari
B. Maka, tupel
<B, +, ,’, 0, 1>
disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c  B berlaku aksioma berikut:
1. Identitas
(i) a + 0 = a
(ii) a  1 = a
2. Komutatif
(i) a + b = b + a
(ii) a  b = b . a
3. Distributif
(i) a  (b + c) = (a  b) + (a  c)
(ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c)
4. Komplemen
Untuk setiap a  B terdapat elemen unik a‘ B sehingga
(i) a + a’ = 1
(ii) a  a’ = 0
5
• Berhubung elemen-elemen B tidak didefinisikan nilainya (kita
bebas menentukan anggota-anggota B), maka terdapat banyak
sekali aljabar boolean.
• Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang
harus memperlihatkan:
1. elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator
uner,
3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator
tersebut, memenuhi keempat aksioma di atas
6
• Aljabar himpunan dan aljabar logika proposisi juga merupakan aljabar
Boolean karena memenuhi empat aksioma di atas.
• Dengan kata lain, aljabar himpunan dan aljabar proposisi adalah
himpunan bagian (subset) dari aljabar Boolean.
• Pada aljabar proposisi misalnya:
- B berisi semua proposisi dengan n peubah.
- dua elemen unik berbeda dari B adalah T dan F,
- operator biner:  dan , operator uner: ~
- semua aksioma pada definisi di atas dipenuhi
Dengan kata lain <B, , , ~, F, T> adalah aljabar Booelan
Aljabar Boolean 2-Nilai 7
• Merupakan aljabar Boolean yang paling popular, karena aplikasinya luas.
• Pada aljabar 2-nilai:
(i) B = {0, 1},
(ii) operator biner: + dan , operator uner: ’
(iii) Kaidah untuk operator biner dan operator uner:
(iv) Keempat aksioma di atas dipenuhi
a b a  b
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
a b a + b
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
a a’
0 1
1 0
Ekspresi Boolean 8
• Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen-elemen B dan/atau peubah-peubah
yang dapat dikombinasikan satu sama lain dengan operator +, , dan ’.
• Contoh 1:
0
1
a b
a + b a  b
a’ (b + c)
a  b’ + a  b  c’ + b’, dan sebagainya
Hukum-hukum AljabarBoolean 9
1. Hukum identitas:
(i) a + 0 = a
(ii) a  1 = a
2. Hukum idempoten:
(i) a + a = a
(ii) a  a = a
3. Hukum komplemen:
(i) a + a’ = 1
(ii) aa’ = 0
4. Hukum dominansi:
(i) a  0 =0
(ii) a + 1 =1
5. Hukum involusi:
(i) (a’)’ = a
6. Hukum penyerapan:
(i) a + ab = a
(ii) a(a + b) = a
7. Hukum komutatif:
(i) a + b = b + a
(ii) ab = ba
8. Hukum asosiatif:
(i) a + (b + c) = (a + b) +c
(ii) a (b c) = (a b)c
9. Hukum distributif:
(i) a + (b c) = (a + b) (a + c)
(ii) a (b + c) = a b + a c
10. Hukum DeMorgan:
(i) (a + b)’ =a’b’
(ii) (ab)’ = a’ +b’
11. Hukum0/1
(i) 0’ = 1
(ii) 1’ = 0
10
Contoh 2: Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka
kesamaaan berikut:
a + a’b = a + b dan a(a’ + b) = ab
adalah benar.
Penyelesaian:
(i) a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum
Penyerapan)
= a + (ab + a’b) (Hukum Asosiatif)
= a + (a + a’)b
= a + 1  b
(Hukum Distributif)
(Hukum
Komplemen)
= a + b (Hukum Identitas)
(ii) a(a’ + b) = a a’ + ab
= 0 + ab
= ab
(Hukum Distributif) (Hukum
Komplemen) (Hukum Identitas)
Fungsi Boolean 11
• Contoh-contoh fungsi Boolean:
f(x) = x
f(x, y) = x’y + xy’+ y’
f(x, y) = x’ y’
f(x, y) = (x + y)’
f(x, y, z) = xyz’
• Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut
literal.
• Fungsi h(x, y, z) = xyz’ terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’.
• Jika diberikan x = 1, y = 1, z = 0, maka nilai fungsinya:
h(1, 1, 0) = 1 1  0’ = (1  1)  1 = 1  1 =1
Bentuk Kanonik 12
• Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat
disajikan dalam dua bentuk berbeda.
• Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai
perkalian dari hasil jumlah.
• Contoh 3:
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
dan
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
adalah dua buah fungsi yang sama.
13
• Minterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang
lengkap dalam bentuk hasil kali
• Maxterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang
lengkap dalam bentuk hasil jumlah.
• Contoh 4:
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz 3 buah minterm: x’y’z, xy’z’, xyz
g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
 5 buah maxterm: (x + y + z), (x + y’ + z), (x + y’ + z’),
(x’ + y + z’), dan (x’ + y’ + z)
14
• Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z
Maka:
x’y  bukan minterm karena literal tidak l
en
g
k
a
p
y’z’  bukan minterm karena literal tidak l
e
n
g
k
a
p
xy’z, xyz’, x’y’z  minterm karena literal lengkap
(x + z)  bukan maxterm karena literal tidak lengkap
(x’ + y + z’)  maxterm karena literal l
e
n
g
k
a
p
(xy’ + y’ + z)  bukan maxterm
• Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm
atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik.
15
• Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1.Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2.Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
• Fungsif(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz dikatakan dalam bentuk SOP
• Fungsi g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)
dikatakan dalam bentuk POS
16
Cara membentuk minterm dan maxterm:
• Untuk minterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan dalam
bentuk komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1
dinyatakan tanpa komplemen.
• Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang bernilai 0
dinyatakan tanpa komplemen, sedangkan peubah yang bernilai
1 dinyatakan dalam bentuk komplemen.
17
• Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel
kebenaran untuk dua peubah:
x y
Minterm Maxterm
Suku Lambang Suku Lambang
0 0 x’y’ m0 x + y M0
0 1 x’y m1 x + y’ M1
1 0 xy’ m2 x’ + y M2
1 1 x y m3 x’ + y’ M3
18
• Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel
kebenaran untuk tiga peubah:
x y z
Minterm Maxterm
Suku Lambang Suku Lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x + y + z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x‘y z’ m2 x + y’+z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y’+z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’+ y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x’+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’+ y’+ z M6
1 1 1 x y z m7 x’+ y’+ z’ M7
19
• Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat membentuk fungsi
Boolean dalam bentuk kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut
dengan cara:
- mengambil minterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 1 (untuk SOP)
atau
- mengambil maxterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 0 (untuk POS).
Contoh 5: Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh Tabel di bawah ini. Nyatakan fungsi
tersebut dalam bentuk kanonik SOP dan POS
 Penyelesaian:
• SOP
 Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan
111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah
 f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
 atau (dengan menggunakan lambang minterm),
f(x, y, z) = m1+ m4 + m7 =  (1, 4, 7)
20
x y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
21
• POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010, 011,
101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z) atau
dalam bentuk lain,
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)
x y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
22
Contoh 6: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + y’z dalam bentuk kanonik SOP dan POS.
Penyelesaian:
(a) SOP
Lengkapi terlebih dahulu literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama.
x = x(y + y’)
= xy + xy’
= xy (z + z’) + xy’(z + z’)
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’
dan
y’z = y’z (x + x’) = xy’z + x’y’z
Jadi f(x, y, z) = x + y’z
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z
= x’y’z + xy’z’ + xy’z + xyz’ + xyz
atau f(x, y, z)= m1 + m4 + m5 + m6 + m7 = (1,4,5,6,7)
f(x, y, z) = x + y’z
= (x + y’)(x + z)
23
(b) POS
Lengkapi terlebih dahulu literal pada setiap suku agar jumlahnya sama:
x + y’ = x + y’ + zz’
= (x + y’ + z)(x + y’ + z’)
x + z = x + z + yy’
= (x + y + z)(x + y’ + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)
24
Contoh 7: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = xy + x’z dalam bentuk kanonik POS.
Penyelesaian:
f(x, y, z) = xy + x’z
= (xy + x’) (xy + z)
= (x + x’) (y + x’) (x + z) (y + z)
= (x’ + y) (x + z) (y + z)
Lengkapi literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama:
x’ + y = x’ + y + zz’ = (x’ + y + z) (x’ + y + z’) x + z = x + z
+ yy’ = (x + y + z) (x + y’+ z) y + z = y + z + xx’= (x + y +
z) (x’ + y + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y + z) (x + y’+ z) (x’+ y + z) (x’ + y + z’)
atau f(x, y, z) = M0 M2M4 M5 =  (0,2,4,5)
KonversiAntar BentukKanonik 25
Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan tiga peubah:
f(x, y, z) =  (1, 4, 5, 6, 7)
dan f ’adalah fungsi komplemen dari f,
f ’(x, y, z) =  (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3
Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk POS:
f (x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3)’ = m0’ . m2’ . m3’
= (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’
= (x + y + z) (x + y’ + z) (x + y’ + z’)
= M0 M2 M3 =  (0,2,3) Jadi, f(x,
y, z) =  (1, 4, 5, 6, 7) =  (0,2,3).
Kesimpulan: mj’ = Mj
RangkaianLogika 26
• Fungsi Boolean dapat juag direpresentasikan dalam bentuk rangkaian logika.
• Ada tiga gerbang logika dasar: gerbang AND, gerbang OR, dan gerbang NOT
Gerbang AND dua-masukan Gerbang OR dua-masukan Gerbang NOT (inverter)
x
y
xy
x
y
x+ y x'
x
Contoh 8: Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam
rangkaian logika. Penyelesaian: Ada beberapa cara
penggambaran
27
x'
x
y
xy
x
y
x'y
xy+x'y
xy
x'
x'y
x
y
xy+x'y
xy
x'
x'y
x y
xy+x'y
Cara
pertama:
Cara
kedua:
Cara
ketiga:
• Gerbang logika turunan: NAND, NOR, XOR, dan
XNOR
x
y (xy)'
Gerbang N A N D
x
y (x+ y)'
Gerbang N O R
x
y
x  y
Gerbang X O R
x
(x  y)'
y
Gerbang X N O R
x'
y'
x'y'
ekivalen
dengan
x
y
(x+y)'
x
y
(x + y)' (x + y)'
ekivalen x x + y
dengan y
Keempat gerbang di atas merupakan kombinasi dari gerbang-gerbang dasar,
misalnya gerbang NOR disusun oleh kombinasi gerbang OR dan gerbang NOT:
Selain itu, dengan menggunakan hukum De Morgan, kita juga dapat membuat
gerbang logika yang ekivalen dengan gerbang NOR dan NAND di atas:
28
Transistor untuk gerbang
logika
29
AND OR NAND
Sumber gambar: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electronic/trangate.html#c3
NOT

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a 1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx

5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx
5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx
5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptxQuintiJela
 
Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1JulianGultom2
 
Aljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptxAljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptxbeyourSelf31
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritriyana fairuz kholisa
 
Aljabar boolean
Aljabar booleanAljabar boolean
Aljabar booleanfarhan2000
 
Aljabar Boolean dan fungsi Boolean
Aljabar Boolean dan fungsi BooleanAljabar Boolean dan fungsi Boolean
Aljabar Boolean dan fungsi Booleanfebry720466
 
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdfZeay
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar boleanzxmuadz
 
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika DiskritAljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika DiskritAditya Gunawan
 
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikRangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikradar radius
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean100610303
 
Logika biner (2nd update)
Logika biner (2nd update)Logika biner (2nd update)
Logika biner (2nd update)Aravir Rose
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasionalopekdoank
 
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptx
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptxAljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptx
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptxAdiJaya41
 

Semelhante a 1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx (20)

5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx
5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx
5.%20penyederhanaan%20rangkaian%20logika.pptx
 
Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1
 
Aljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptxAljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptx
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
 
Aljabar boolean
Aljabar booleanAljabar boolean
Aljabar boolean
 
Aljabar Boolean dan fungsi Boolean
Aljabar Boolean dan fungsi BooleanAljabar Boolean dan fungsi Boolean
Aljabar Boolean dan fungsi Boolean
 
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean
 
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika DiskritAljabar Boolean - Matematika Diskrit
Aljabar Boolean - Matematika Diskrit
 
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikRangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
 
Aljabar boolean
Aljabar booleanAljabar boolean
Aljabar boolean
 
Aljabar boolean
Aljabar booleanAljabar boolean
Aljabar boolean
 
Pertemuan 3 orkom
Pertemuan 3 orkomPertemuan 3 orkom
Pertemuan 3 orkom
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean
 
Logika biner (2nd update)
Logika biner (2nd update)Logika biner (2nd update)
Logika biner (2nd update)
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasional
 
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptx
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptxAljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptx
Aljabar Boolean - penyederhanaan persamaan dan tabelnya.pptx
 

Último

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 

Último (11)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 

1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx

  • 1. 1 Matematika Diskrit I AljabarBoolean(1) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Garut
  • 2. Pengantar 2 • Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 1854. • Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa (terdapat kemiripan hukum-hukum aljabar logika dan hukum-hukum aljabar himpunan). • Dalam buku The Laws of Thought, Boole memaparkan aturan-aturan dasar logika. • Aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika yang disebut aljabar Boolean. • Aplikasi: perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated circuit) komputer
  • 4. DefinisiAljabarBoolean 4 DEFINISI. Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan , dan sebuah operator uner, ’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel <B, +, ,’, 0, 1> disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c  B berlaku aksioma berikut: 1. Identitas (i) a + 0 = a (ii) a  1 = a 2. Komutatif (i) a + b = b + a (ii) a  b = b . a 3. Distributif (i) a  (b + c) = (a  b) + (a  c) (ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c) 4. Komplemen Untuk setiap a  B terdapat elemen unik a‘ B sehingga (i) a + a’ = 1 (ii) a  a’ = 0
  • 5. 5 • Berhubung elemen-elemen B tidak didefinisikan nilainya (kita bebas menentukan anggota-anggota B), maka terdapat banyak sekali aljabar boolean. • Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang harus memperlihatkan: 1. elemen-elemen himpunan B, 2. kaidah/aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner, 3. himpunan B, bersama-sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat aksioma di atas
  • 6. 6 • Aljabar himpunan dan aljabar logika proposisi juga merupakan aljabar Boolean karena memenuhi empat aksioma di atas. • Dengan kata lain, aljabar himpunan dan aljabar proposisi adalah himpunan bagian (subset) dari aljabar Boolean. • Pada aljabar proposisi misalnya: - B berisi semua proposisi dengan n peubah. - dua elemen unik berbeda dari B adalah T dan F, - operator biner:  dan , operator uner: ~ - semua aksioma pada definisi di atas dipenuhi Dengan kata lain <B, , , ~, F, T> adalah aljabar Booelan
  • 7. Aljabar Boolean 2-Nilai 7 • Merupakan aljabar Boolean yang paling popular, karena aplikasinya luas. • Pada aljabar 2-nilai: (i) B = {0, 1}, (ii) operator biner: + dan , operator uner: ’ (iii) Kaidah untuk operator biner dan operator uner: (iv) Keempat aksioma di atas dipenuhi a b a  b 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 a b a + b 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 a a’ 0 1 1 0
  • 8. Ekspresi Boolean 8 • Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen-elemen B dan/atau peubah-peubah yang dapat dikombinasikan satu sama lain dengan operator +, , dan ’. • Contoh 1: 0 1 a b a + b a  b a’ (b + c) a  b’ + a  b  c’ + b’, dan sebagainya
  • 9. Hukum-hukum AljabarBoolean 9 1. Hukum identitas: (i) a + 0 = a (ii) a  1 = a 2. Hukum idempoten: (i) a + a = a (ii) a  a = a 3. Hukum komplemen: (i) a + a’ = 1 (ii) aa’ = 0 4. Hukum dominansi: (i) a  0 =0 (ii) a + 1 =1 5. Hukum involusi: (i) (a’)’ = a 6. Hukum penyerapan: (i) a + ab = a (ii) a(a + b) = a 7. Hukum komutatif: (i) a + b = b + a (ii) ab = ba 8. Hukum asosiatif: (i) a + (b + c) = (a + b) +c (ii) a (b c) = (a b)c 9. Hukum distributif: (i) a + (b c) = (a + b) (a + c) (ii) a (b + c) = a b + a c 10. Hukum DeMorgan: (i) (a + b)’ =a’b’ (ii) (ab)’ = a’ +b’ 11. Hukum0/1 (i) 0’ = 1 (ii) 1’ = 0
  • 10. 10 Contoh 2: Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaaan berikut: a + a’b = a + b dan a(a’ + b) = ab adalah benar. Penyelesaian: (i) a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum Penyerapan) = a + (ab + a’b) (Hukum Asosiatif) = a + (a + a’)b = a + 1  b (Hukum Distributif) (Hukum Komplemen) = a + b (Hukum Identitas) (ii) a(a’ + b) = a a’ + ab = 0 + ab = ab (Hukum Distributif) (Hukum Komplemen) (Hukum Identitas)
  • 11. Fungsi Boolean 11 • Contoh-contoh fungsi Boolean: f(x) = x f(x, y) = x’y + xy’+ y’ f(x, y) = x’ y’ f(x, y) = (x + y)’ f(x, y, z) = xyz’ • Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal. • Fungsi h(x, y, z) = xyz’ terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’. • Jika diberikan x = 1, y = 1, z = 0, maka nilai fungsinya: h(1, 1, 0) = 1 1  0’ = (1  1)  1 = 1  1 =1
  • 12. Bentuk Kanonik 12 • Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda. • Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari hasil jumlah. • Contoh 3: f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz dan g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) adalah dua buah fungsi yang sama.
  • 13. 13 • Minterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk hasil kali • Maxterm: suku (term) di dalam ekspresi boolean mengandung literal yang lengkap dalam bentuk hasil jumlah. • Contoh 4: f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz 3 buah minterm: x’y’z, xy’z’, xyz g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)  5 buah maxterm: (x + y + z), (x + y’ + z), (x + y’ + z’), (x’ + y + z’), dan (x’ + y’ + z)
  • 14. 14 • Misalkan peubah (variable) fungsi Boolean adalah x, y, dan z Maka: x’y  bukan minterm karena literal tidak l en g k a p y’z’  bukan minterm karena literal tidak l e n g k a p xy’z, xyz’, x’y’z  minterm karena literal lengkap (x + z)  bukan maxterm karena literal tidak lengkap (x’ + y + z’)  maxterm karena literal l e n g k a p (xy’ + y’ + z)  bukan maxterm • Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik.
  • 15. 15 • Jadi, ada dua macam bentuk kanonik: 1.Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP) 2.Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS) • Fungsif(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz dikatakan dalam bentuk SOP • Fungsi g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) dikatakan dalam bentuk POS
  • 16. 16 Cara membentuk minterm dan maxterm: • Untuk minterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan tanpa komplemen. • Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang bernilai 0 dinyatakan tanpa komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan dalam bentuk komplemen.
  • 17. 17 • Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran untuk dua peubah: x y Minterm Maxterm Suku Lambang Suku Lambang 0 0 x’y’ m0 x + y M0 0 1 x’y m1 x + y’ M1 1 0 xy’ m2 x’ + y M2 1 1 x y m3 x’ + y’ M3
  • 18. 18 • Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran untuk tiga peubah: x y z Minterm Maxterm Suku Lambang Suku Lambang 0 0 0 x’y’z’ m0 x + y + z M0 0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1 0 1 0 x‘y z’ m2 x + y’+z M2 0 1 1 x’y z m3 x + y’+z’ M3 1 0 0 x y’z’ m4 x’+ y + z M4 1 0 1 x y’z m5 x’+ y + z’ M5 1 1 0 x y z’ m6 x’+ y’+ z M6 1 1 1 x y z m7 x’+ y’+ z’ M7
  • 19. 19 • Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat membentuk fungsi Boolean dalam bentuk kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut dengan cara: - mengambil minterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 1 (untuk SOP) atau - mengambil maxterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 0 (untuk POS).
  • 20. Contoh 5: Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh Tabel di bawah ini. Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk kanonik SOP dan POS  Penyelesaian: • SOP  Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah  f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz  atau (dengan menggunakan lambang minterm), f(x, y, z) = m1+ m4 + m7 =  (1, 4, 7) 20 x y z f(x, y, z) 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
  • 21. 21 • POS Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z) atau dalam bentuk lain, f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6) x y z f(x, y, z) 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
  • 22. 22 Contoh 6: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + y’z dalam bentuk kanonik SOP dan POS. Penyelesaian: (a) SOP Lengkapi terlebih dahulu literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama. x = x(y + y’) = xy + xy’ = xy (z + z’) + xy’(z + z’) = xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ dan y’z = y’z (x + x’) = xy’z + x’y’z Jadi f(x, y, z) = x + y’z = xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z = x’y’z + xy’z’ + xy’z + xyz’ + xyz atau f(x, y, z)= m1 + m4 + m5 + m6 + m7 = (1,4,5,6,7)
  • 23. f(x, y, z) = x + y’z = (x + y’)(x + z) 23 (b) POS Lengkapi terlebih dahulu literal pada setiap suku agar jumlahnya sama: x + y’ = x + y’ + zz’ = (x + y’ + z)(x + y’ + z’) x + z = x + z + yy’ = (x + y + z)(x + y’ + z) Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’) atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)
  • 24. 24 Contoh 7: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = xy + x’z dalam bentuk kanonik POS. Penyelesaian: f(x, y, z) = xy + x’z = (xy + x’) (xy + z) = (x + x’) (y + x’) (x + z) (y + z) = (x’ + y) (x + z) (y + z) Lengkapi literal untuk setiap suku agar jumlahnya sama: x’ + y = x’ + y + zz’ = (x’ + y + z) (x’ + y + z’) x + z = x + z + yy’ = (x + y + z) (x + y’+ z) y + z = y + z + xx’= (x + y + z) (x’ + y + z) Jadi, f(x, y, z) = (x + y + z) (x + y’+ z) (x’+ y + z) (x’ + y + z’) atau f(x, y, z) = M0 M2M4 M5 =  (0,2,4,5)
  • 25. KonversiAntar BentukKanonik 25 Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan tiga peubah: f(x, y, z) =  (1, 4, 5, 6, 7) dan f ’adalah fungsi komplemen dari f, f ’(x, y, z) =  (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3 Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk POS: f (x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3)’ = m0’ . m2’ . m3’ = (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’ = (x + y + z) (x + y’ + z) (x + y’ + z’) = M0 M2 M3 =  (0,2,3) Jadi, f(x, y, z) =  (1, 4, 5, 6, 7) =  (0,2,3). Kesimpulan: mj’ = Mj
  • 26. RangkaianLogika 26 • Fungsi Boolean dapat juag direpresentasikan dalam bentuk rangkaian logika. • Ada tiga gerbang logika dasar: gerbang AND, gerbang OR, dan gerbang NOT Gerbang AND dua-masukan Gerbang OR dua-masukan Gerbang NOT (inverter) x y xy x y x+ y x' x
  • 27. Contoh 8: Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika. Penyelesaian: Ada beberapa cara penggambaran 27 x' x y xy x y x'y xy+x'y xy x' x'y x y xy+x'y xy x' x'y x y xy+x'y Cara pertama: Cara kedua: Cara ketiga:
  • 28. • Gerbang logika turunan: NAND, NOR, XOR, dan XNOR x y (xy)' Gerbang N A N D x y (x+ y)' Gerbang N O R x y x  y Gerbang X O R x (x  y)' y Gerbang X N O R x' y' x'y' ekivalen dengan x y (x+y)' x y (x + y)' (x + y)' ekivalen x x + y dengan y Keempat gerbang di atas merupakan kombinasi dari gerbang-gerbang dasar, misalnya gerbang NOR disusun oleh kombinasi gerbang OR dan gerbang NOT: Selain itu, dengan menggunakan hukum De Morgan, kita juga dapat membuat gerbang logika yang ekivalen dengan gerbang NOR dan NAND di atas: 28
  • 29. Transistor untuk gerbang logika 29 AND OR NAND Sumber gambar: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electronic/trangate.html#c3 NOT