2. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
• Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah.
• Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan
merupakan syarat keharusan ( necessary condition) bagi penurunan
pengangguran . Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan
ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya,
pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan
pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal
ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana
penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat
karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup
efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan
dari sektor modern seperti jasa yang padat modal.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
• Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi
Indonesia, menulis bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara umum, adalah:
1. faktor produksi
2. faktor investasi
3. faktor perdagangan luar negeri dan neraca
pembayaran
4. faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. faktor keuangan negara
4. • Sedangkan Tambunan, dalam bukunya
Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi
sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas
dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital,
teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi.
Akan tetapi, faktor penentu tersebut untuk
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan
pertumbuhan jangka pendek.
• Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk
dari tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor-
faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat
dikelompokkan ke dalam faktor internal dan
eksternal.
• Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor
ekonomi, seperti perdagangan internasional dan
pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
5. 1 . Faktor internal
a) . Faktor ekonomi, antara lain:
Buruknya fundamental ekonomi nasional
Cadangan devisa
Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
Sektor perbankan
Pengeluaran konsumsi
b) . Faktor non ekonomi, antara lain:
Kondisi politik, sosial dan keamanan
Pelarian modal ke luar negeri
Nilai tukar rupiah
2. Faktor eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau
dunia
6. Teori Pertumbuhan Ekonomi
• Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor
yang menentukan pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam
jangka panjang, penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor itu
berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan
terjadinya proses pertumbuhan (Arsyad, 1992 : 191). Secara umum,
pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam
kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang
dan jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk
pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitatif change) dan
biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto
(PDB) atau pendapatan output perkapita. Produk domestik bruto
(PDB) adalah total nilai pasar (total market value) dari barang-
barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang
dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada
suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil
pada tahun sebelumnya (Nanga, 2001: 273-274).
7. TEORI PERTUMBUHAN KLASIK
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal ,
luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walau
menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada banyak aktor, ahli-ahli
ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dan teori pertumbuhan
mereka , dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan
tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisalan ini
selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat
produksi nasional dan pendapatan.
Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
1) Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire)
artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara
otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar bebas dalam mencapai keseimbangan
sehingga terjadi “full employment” atau kesempatan kerja penuh (tidak ada
pengangguran).
2) Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah
penegakan hukum, menjaga keamanan serta pembangunan infrastrukt
3) Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.
4) Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila
kelebihan tenaga kerja maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan
tenaga kerja maka akan meningkatkan upah.
8. TEORI SCHUMPETER
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan
teori pembangunannya yaitu keyakinannya bahwa system
kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter
meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang system
kapitalisme akan mengalami kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama
yang menyebabkan perkembangan ekonomi adalah proses inovasi
dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur
(wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur. Dalam
membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan
pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya
jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu
sendiri. pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang
disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta.
Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar, miasalnya
penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dsb.
9. Teori Adam Smith
Adam Smith menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis
ada tiga aspek, yaitu (Arsyad, 1992 : 42) :
1. Pertumbuhan Output Total
Sumber alam yang tersedia (masih diwujudkan sebagai faktor produksi tanah).
Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan
produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maya bagi
pertumbuhan perekonomian, maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka
jumlah penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.
2. Stok barang modal
Stok modal menurut Smith merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output.
Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output, sehingga jumlah dan tingkat
pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok pengaruh stok modal terhadap tingkat
output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung, maksudnya adalah karena
pertambahan modal akan langsung meningkatkan output, sedangkan pengaruh tidak langsung
maksudnya adalah peningkatan produktifitas perkapita yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi
dan pembagian kerja yang semakin tinggi.
3. Pertumbuhan Penduduk.
Menurut Smith yang sangat menentukan jumlah penduduk pada suatu masa tertentu adalah tingkat
upah pada saat itu. Jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari pada tingkat upah subsisten (tingkat
upah yang hanya cukup untuk hidup pas-pasan), maka jumlah penduduk akan meningkat. Smith juga
menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh stok kapital dan tingkat pertumbuhan output. Oleh
karena itu jumlah penduduk akan meningkat atau menurun tergantung pada stok modal dan tingkat
pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu.
10. Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia 2011-2014
A. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2011
Sepanjang 2011 lalu Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus,
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 lalu sebesar
6,5%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan pembentukan produk
domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.931,3 triliun. Secara kumulatif, PDB
Indonesia pada 2011 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan sebesar Rp 2.463,2 triliun. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor ekonomi.
Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 10,7%, sektor
perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 9,2%, sedangkan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
tumbuh 6,8%.
B. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2012
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang
2012 sebesar 6,23 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2011 sebesar 6,5 persen.
Penurunan ini disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06 persen
karena siklus musiman. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen dan terendah di sektor pertambangan dan
penggalian 1,49 persen. Sementara PDB tanpa migas tahun 2012 sebesar 6,81 persen. Jumlah total produk
domestik bruto (PDB) sepanjang 2012 adalah Rp 8.241,9 triliun, sementara Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) adalah Rp 2.618,1 triliun. Dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi di 2012 adalah konsumsi
tumbuh 5,28 persen, belanja pemerintah 1,25 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh
9,8 persen, ekspor tumbuh 2,01 persen dan impor 6,65 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut juga
dipengaruhi oleh adanya moratorium PNS, sehingga belanja pemerintah tidak terlalu tinggi. Ekspor
memang rendah sehingga terjadi defisit. Jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari
konsumsi dan investasi.
11. C. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2013
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Setelah mencapai
pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012,
pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013
sebesar hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang
2013 sebesar 6,23 persen. Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan
terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4
triliun. Berturut-turut disusul sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai Rp 272,1
triliun. Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah
konstruksi, di mana mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp
182,1 triliun. Sementara itu pertumbuhan sektor pertambangan dan
penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen dengan nilai Rp 195,7
triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2014, dengan tahun dasar 2010 sebesar 5,02 persen. Hal itu
tidak sesuai dengan target pemerintah, yang mematok pertumbuhan
ekonomi sepanjang 2014 mencapai 5,5 persen. Pertumbuhan pertanian
dibanding 2013 sedikit menurun tapi masih stabil, dipicu subsektor
perkebunan, di mana masih ada permintaan tinggi meski harga CPO turun.
Perikanan dan hortikultura masih cukup bagus, sehingga masih stabil.
12. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
1) Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada
sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun
demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2) Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan,
pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses
pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku
subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangun.
3) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh
mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian
13. 4). Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis,egois, boros, KKN, dan sebagainya
5). Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-
barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.