SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
Tarif pajak

Jenis-Jenis Tarif Pajak
1. Tarif progresif (meningkat)
Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang jika semakin tinggi objek pajaknya
maka semakin tinggi pula persentase tarif pajaknya. Tarif progresif juga dapat
didefinisikan sebagai tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin besar bila
jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga semakin besar. Tarif ini dipakai
dalam Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh).
Contoh:
Lapisan Penghasilan kena Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
(dua puluh lima juta rupiah)
Di atas Rp 25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah) s.d. Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) s.d Rp 100.000.000,00

Tarif Pajak
5%
(lima persen)

10 %
(sepuluh persen)

15%
(lima belas persen)

(seratus juta rupiah)
Di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah) s.d. Rp 200.000.000,00 (dua

25%
(dua puluh lima persen)

ratus juta rupiah)
35%
Di atas Rp 200.000.000,00 (dua ratus

(tiga puluh lima persen)

juta rupiah)
Tarif pajak di atas adalah tarif pajak penghasilan yang terdapat pada Undangundang No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) pasal 17 ayat [1] a. Di
dalam Undang-undang itu dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi penghasilan
kena pajak, maka akan semakin besar pula persentase tarif pajak yang dibebankan.
2. Tarif pajak degresif (menurun)
Tarif pajak degresif adalah tarif pajak yang apabila semakin tinggi objek pajaknya
maka semakin rendah tarif pajaknya. Tarif degresif juga dapat didefinisikan sebagai
tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil bila jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar. Meskipun persentasenya semakin
kecil, tidak berarti jumlah pajak yang terutang menjadi kecil, tetapi bisa menjadi
lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya juga semakin
besar. Tarif pajak ini tidak pernah dipergunakan dalam praktik perundang-undangan
perpajakan.
Contoh:
Lapisan Penghasilan kena Pajak
Sampai dengan Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah)
Di atas Rp 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) s.d. Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)

Tarif Pajak
30 %
(tiga puluh persen)

25 %
(dua puluh lima persen)

15%
Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh

(lima belas persen)

juta rupiah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin besar lapisan penghasilan
kena pajak, maka persentase tarif pajak yang digunakan akan semakin menurun. Hal
ini akan mengakibatkan jumlah pajak yang terutang juga akan bertambah menjadi
semakin besar seiring dengan meningkatnya jumlah penghasilan yang dijadikan
dasar pengenaan pajak.
3. Tarif proporsional (seimbang)
Tarif proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap walaupun jumlah
objek pajaknya berubah-ubah. Tarif proporsional juga dapat didefinisikan sebagai
tarif pajak yang menggunakan persentase tetap tanpa memperhatikan jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian semakin besar jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajak, akan semakin besar pula jumlah pajak terutang
(pajak yang harus dibayar).
Contoh:
a. Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap barang kena pajak dikenakan
tarif 10%
Jumlah Penjualan

Tarif

Rp. 500.000,-

10%

Rp. 1.000.000,-

10%

Rp. 5.000.000,-

10%

Rp. 10.000.000,-

10%

b. Untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengunakan tarif pajak sebesar 0,5%.
c. Tarif pajak untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah ditetapkan sebesar
minimal 10% dan maksimal 75%, seperti yang telah ditetapkan di dalam Pasal 8
ayat (1) Undang-undang No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
4. Tarif tetap
Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah pajaknya bersifat tetap walaupun objek
pajaknya jumlahnya berbeda-beda. Tarif tetap juga dapat didefinisikan sebagai tarif
pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap, tanpa memperhatikan jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif ini diterapkan dalam Undang-undang No.13
tahun 1985 tentang Bea Materai.
Contoh:
Di dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea Materai dijelaskan
mengenai jenis objek apa saja yang dikenakan materai Rp 6.000,- yaitu:
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang, dibuat dengan tujuan untuk
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan
yang bersifat perdata.
b. Akta-akta notaris termasuk salinannya.
c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk
rangkap rangkapnya.
d. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep; atau
e. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan,
yaitu:
1. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan.
2. Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya,
jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari
maksud semula.
f. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu:
1. Menyebutkan penerimaan uang.
2. Menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di
bank.
3. Berisi pemberitahuan saldo rekening di bank.
4. Berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah
dilunasi atau diperhitungkan; yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah).
g. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal
sampai dengan mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
h. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang tercantum dalam
surat kolektif yang mempunyai jumlah harga nominal lebih dari Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah).
5. Tarif Advalorem
Tarif ad valorem adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang ditetapkan/
dikenakan pada harga atau nilai suatu barang. Tarif ad valorem juga dapat didefinisikan sebagai Tarif yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari
harga barang yang diimpor. Besarnya tarif ad valorem ini harus dibayar oleh
importir dalam mata uang lokal, yang besarnya ditentukan oleh nilai tukar rupiah.
 Cara menghitung tarif advalorem
Jumlah penerimaan Negara bukan pajak yang terutang = Tarif Pajak x Volume
Tarif Pajak = Persentase x Dasar Pengenaan Pajak
Contoh:
Besaran persentase = 10%
Besarnya Dasar pengenaan Pajak = Rp 1.000.000/m3
Tarif Pajak

= 10% x 1.000.000/m3
= Rp 10.000.000,-

Volume = 100 m3
Jumlah penerimaan negara bukan pajak yang terutang =
(10% x Rp.1.000.000/m3) x 100 m3 = Rp 1.000.000.000,-
6. Tarif Spesifik
Tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis barang tertentu atau suatu satuan
jenis barang tertentu. Jumlah ini besarnya tetap dan tidak tergantung dari dasar
pengenaan pajak. Walaupun merupakan jumlah angka nominal tetap tanpa dipengaruhi besarnya dasar pengenaan pajak, tarif spesifik pada umumnya tidak hanya
terdiri dari satu tarif, melainkan lebih dari satu. Hal ini mengikuti suatu jumlah
lapisan dasar atas pengenaan pajak tertentu.
 Cara menghitung tarif spesifik
Jumlah penerimaan negara bukan pajak yang terutang = Tarif x Volume
Contoh:
Tarif = Rp 5.000.000/ m3
Volume = 100m3
Maka jumlah penerimaan bukan pajak yang terutang adalah = 50 x 1.000
= Rp 500.000.000,7. Tarif Marginal
Tarif pajak marginal ini berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak.
Contoh:
Untuk lapisan penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 50.000.000,- maka akan
dikenakan tarif pajak sebesar 10%. Kemudian, untuk lapisan penghasilan kena pajak
di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- akan dikenakan tarif pajak
15%. Perbedaan dalam tarif pajak yang dikenakan itu terjadi seiring dengan
meningkatnya lapisan penghasilan kena pajak, yaitu yang dari semula lapisan
penghasilan kena pajaknya hanya sampai dengan Rp 50.000.000,- kemudian
berubah menjadi sebesar di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,-

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (12)

Leaflet Tax Amnesti
Leaflet Tax AmnestiLeaflet Tax Amnesti
Leaflet Tax Amnesti
 
Tugas 2 tik safitri
Tugas 2 tik safitriTugas 2 tik safitri
Tugas 2 tik safitri
 
Jatuh Tempo SPT
Jatuh Tempo SPTJatuh Tempo SPT
Jatuh Tempo SPT
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
 
TENTANG PAJAK
TENTANG PAJAKTENTANG PAJAK
TENTANG PAJAK
 
PPT Perpajakan
PPT PerpajakanPPT Perpajakan
PPT Perpajakan
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Konsep Dasar Pajak
Konsep Dasar PajakKonsep Dasar Pajak
Konsep Dasar Pajak
 
05bx Pemeriksaan
05bx   Pemeriksaan05bx   Pemeriksaan
05bx Pemeriksaan
 
1.Pengantar Pajak
1.Pengantar Pajak1.Pengantar Pajak
1.Pengantar Pajak
 

Destaque

Undang-undang Pajak Penghasilan
Undang-undang Pajak PenghasilanUndang-undang Pajak Penghasilan
Undang-undang Pajak PenghasilanDudi Wahyudi
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakanisa93
 
Bab1 pengantar perpajakan
Bab1 pengantar perpajakanBab1 pengantar perpajakan
Bab1 pengantar perpajakanIke Hanisyah
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21Tobagus Makmun
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalYABES HULU
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Dudi Wahyudi
 
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 Tagulandang
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 TagulandangContoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 Tagulandang
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 TagulandangWidelman Taghulihi
 

Destaque (10)

Undang-undang Pajak Penghasilan
Undang-undang Pajak PenghasilanUndang-undang Pajak Penghasilan
Undang-undang Pajak Penghasilan
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajak
 
Bab1 pengantar perpajakan
Bab1 pengantar perpajakanBab1 pengantar perpajakan
Bab1 pengantar perpajakan
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
Pph 21.ppt
Pph 21.pptPph 21.ppt
Pph 21.ppt
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21Slide PPh Pasal 21
Slide PPh Pasal 21
 
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 Tagulandang
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 TagulandangContoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 Tagulandang
Contoh RPP MP ekonomi SMA kelas XI Kurikulum 2013 SMA Negeri 1 Tagulandang
 

Semelhante a Tarif pajak

Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATPajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATIrvan Desmal
 
MATERI 3.7 KELAS 11.pptx
MATERI 3.7 KELAS 11.pptxMATERI 3.7 KELAS 11.pptx
MATERI 3.7 KELAS 11.pptxfaridamaya2
 
Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax
Persediaan dan penyusutan -- Accounting TaxPersediaan dan penyusutan -- Accounting Tax
Persediaan dan penyusutan -- Accounting TaxFajri A
 
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...gracejocelynhalim
 
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptx
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptxPPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptx
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptxMeliRahmawati6
 
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...BillyReihan
 
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...Riki Ardoni
 
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.pptPrasetyaEka3
 
KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNDudi Wahyudi
 
perpajakan.ppt
perpajakan.pptperpajakan.ppt
perpajakan.pptlutfan2
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanYABES HULU
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Adillah Putri
 
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIAUNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIARoko Subagya
 

Semelhante a Tarif pajak (20)

Ekonomi sem 2
Ekonomi sem  2Ekonomi sem  2
Ekonomi sem 2
 
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VATPajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
Pajak pertambahan nilai (ppn)/VAT
 
MATERI 3.7 KELAS 11.pptx
MATERI 3.7 KELAS 11.pptxMATERI 3.7 KELAS 11.pptx
MATERI 3.7 KELAS 11.pptx
 
PPh BADAN
PPh BADANPPh BADAN
PPh BADAN
 
Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax
Persediaan dan penyusutan -- Accounting TaxPersediaan dan penyusutan -- Accounting Tax
Persediaan dan penyusutan -- Accounting Tax
 
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
Bab 7 Tugas IPS (Sekolah Kristen Ketapang 1) - Perpajakan dan Penawaran, Perm...
 
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptx
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptxPPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptx
PPT HARGA DAN EFISIENSI PAJAK.pptx
 
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
Hukum pajak internasional adalah suatu kesatuan hukum yang mengupas suatu per...
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Bab 5 Perpajakan
Bab 5 PerpajakanBab 5 Perpajakan
Bab 5 Perpajakan
 
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...
Perbedaan pengaturan sistem Pemotongan pajak dan Pemungutan pajak di UU PPh -...
 
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt
8._Pengantar_Ekonomi_Makro_Bab_VIII_azizah.ppt
 
KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPN
 
Dino
DinoDino
Dino
 
perpajakan.ppt
perpajakan.pptperpajakan.ppt
perpajakan.ppt
 
Pajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badanPajak penghasilan wp badan
Pajak penghasilan wp badan
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 
Uu tax amnesty
Uu tax amnestyUu tax amnesty
Uu tax amnesty
 
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIAUNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
 
Tm 1-dasar-dasar perpajakan
Tm 1-dasar-dasar perpajakanTm 1-dasar-dasar perpajakan
Tm 1-dasar-dasar perpajakan
 

Mais de sischayank

e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKI
e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKIe-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKI
e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKIsischayank
 
DESENTRALISASI
DESENTRALISASIDESENTRALISASI
DESENTRALISASIsischayank
 
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAANPENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAANsischayank
 
Ekonomi Manajerial Pendahuluan
 Ekonomi Manajerial Pendahuluan Ekonomi Manajerial Pendahuluan
Ekonomi Manajerial Pendahuluansischayank
 
Teori Produksi
Teori Produksi Teori Produksi
Teori Produksi sischayank
 
Teori Permintaan
Teori Permintaan Teori Permintaan
Teori Permintaan sischayank
 
Teori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku KonsumenTeori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku Konsumensischayank
 
Struktur Pasar
Struktur PasarStruktur Pasar
Struktur Pasarsischayank
 
OPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIOPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIsischayank
 
Penetapan Harga Dalam Praktik
Penetapan Harga Dalam PraktikPenetapan Harga Dalam Praktik
Penetapan Harga Dalam Praktiksischayank
 
Penaksiran dan Peramalan Biaya
Penaksiran dan Peramalan BiayaPenaksiran dan Peramalan Biaya
Penaksiran dan Peramalan Biayasischayank
 
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan KeputusanResiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusansischayank
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasisischayank
 
Surat Pernyataan
Surat Pernyataan Surat Pernyataan
Surat Pernyataan sischayank
 
Tugas NOV,IRR,PBP,PI
Tugas NOV,IRR,PBP,PITugas NOV,IRR,PBP,PI
Tugas NOV,IRR,PBP,PIsischayank
 
Pengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan IPengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan Isischayank
 
Putusan permohonan PK PT.Langgeng
Putusan permohonan PK PT.LanggengPutusan permohonan PK PT.Langgeng
Putusan permohonan PK PT.Langgengsischayank
 
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDINGPENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDINGsischayank
 
PAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAKPAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAKsischayank
 

Mais de sischayank (20)

e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKI
e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKIe-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKI
e-Piagam FAM: Lomba Cerpen TKI
 
DESENTRALISASI
DESENTRALISASIDESENTRALISASI
DESENTRALISASI
 
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAANPENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
 
Ekonomi Manajerial Pendahuluan
 Ekonomi Manajerial Pendahuluan Ekonomi Manajerial Pendahuluan
Ekonomi Manajerial Pendahuluan
 
Teori Produksi
Teori Produksi Teori Produksi
Teori Produksi
 
Teori Permintaan
Teori Permintaan Teori Permintaan
Teori Permintaan
 
Teori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku KonsumenTeori dan Perilaku Konsumen
Teori dan Perilaku Konsumen
 
Teori Biaya
Teori BiayaTeori Biaya
Teori Biaya
 
Struktur Pasar
Struktur PasarStruktur Pasar
Struktur Pasar
 
OPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMIOPTIMISASI EKONOMI
OPTIMISASI EKONOMI
 
Penetapan Harga Dalam Praktik
Penetapan Harga Dalam PraktikPenetapan Harga Dalam Praktik
Penetapan Harga Dalam Praktik
 
Penaksiran dan Peramalan Biaya
Penaksiran dan Peramalan BiayaPenaksiran dan Peramalan Biaya
Penaksiran dan Peramalan Biaya
 
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan KeputusanResiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan
Resiko, Ketidakpastian dan Pengambilan Keputusan
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Surat Pernyataan
Surat Pernyataan Surat Pernyataan
Surat Pernyataan
 
Tugas NOV,IRR,PBP,PI
Tugas NOV,IRR,PBP,PITugas NOV,IRR,PBP,PI
Tugas NOV,IRR,PBP,PI
 
Pengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan IPengantar Perpajakan pertemuan I
Pengantar Perpajakan pertemuan I
 
Putusan permohonan PK PT.Langgeng
Putusan permohonan PK PT.LanggengPutusan permohonan PK PT.Langgeng
Putusan permohonan PK PT.Langgeng
 
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDINGPENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
PENETAPAN PAJAK, KEBERATAN dan BANDING
 
PAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAKPAJAK dan HUKUM PAJAK
PAJAK dan HUKUM PAJAK
 

Último

PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxinichaneldhea
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketingsulhanpolisma
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 

Último (20)

PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 

Tarif pajak

  • 1. Tarif pajak Jenis-Jenis Tarif Pajak 1. Tarif progresif (meningkat) Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang jika semakin tinggi objek pajaknya maka semakin tinggi pula persentase tarif pajaknya. Tarif progresif juga dapat didefinisikan sebagai tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin besar bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga semakin besar. Tarif ini dipakai dalam Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh). Contoh: Lapisan Penghasilan kena Pajak Sampai dengan Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) Di atas Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) s.d. Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) s.d Rp 100.000.000,00 Tarif Pajak 5% (lima persen) 10 % (sepuluh persen) 15% (lima belas persen) (seratus juta rupiah) Di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) s.d. Rp 200.000.000,00 (dua 25% (dua puluh lima persen) ratus juta rupiah) 35% Di atas Rp 200.000.000,00 (dua ratus (tiga puluh lima persen) juta rupiah) Tarif pajak di atas adalah tarif pajak penghasilan yang terdapat pada Undangundang No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) pasal 17 ayat [1] a. Di dalam Undang-undang itu dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi penghasilan kena pajak, maka akan semakin besar pula persentase tarif pajak yang dibebankan.
  • 2. 2. Tarif pajak degresif (menurun) Tarif pajak degresif adalah tarif pajak yang apabila semakin tinggi objek pajaknya maka semakin rendah tarif pajaknya. Tarif degresif juga dapat didefinisikan sebagai tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar. Meskipun persentasenya semakin kecil, tidak berarti jumlah pajak yang terutang menjadi kecil, tetapi bisa menjadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya juga semakin besar. Tarif pajak ini tidak pernah dipergunakan dalam praktik perundang-undangan perpajakan. Contoh: Lapisan Penghasilan kena Pajak Sampai dengan Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) Di atas Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) s.d. Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Tarif Pajak 30 % (tiga puluh persen) 25 % (dua puluh lima persen) 15% Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh (lima belas persen) juta rupiah) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin besar lapisan penghasilan kena pajak, maka persentase tarif pajak yang digunakan akan semakin menurun. Hal ini akan mengakibatkan jumlah pajak yang terutang juga akan bertambah menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya jumlah penghasilan yang dijadikan dasar pengenaan pajak. 3. Tarif proporsional (seimbang) Tarif proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya tetap walaupun jumlah objek pajaknya berubah-ubah. Tarif proporsional juga dapat didefinisikan sebagai tarif pajak yang menggunakan persentase tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian semakin besar jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak, akan semakin besar pula jumlah pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Contoh:
  • 3. a. Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap barang kena pajak dikenakan tarif 10% Jumlah Penjualan Tarif Rp. 500.000,- 10% Rp. 1.000.000,- 10% Rp. 5.000.000,- 10% Rp. 10.000.000,- 10% b. Untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengunakan tarif pajak sebesar 0,5%. c. Tarif pajak untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah ditetapkan sebesar minimal 10% dan maksimal 75%, seperti yang telah ditetapkan di dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-undang No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 4. Tarif tetap Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah pajaknya bersifat tetap walaupun objek pajaknya jumlahnya berbeda-beda. Tarif tetap juga dapat didefinisikan sebagai tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap, tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif ini diterapkan dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea Materai. Contoh: Di dalam Undang-undang No.13 tahun 1985 tentang Bea Materai dijelaskan mengenai jenis objek apa saja yang dikenakan materai Rp 6.000,- yaitu: a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang, dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. b. Akta-akta notaris termasuk salinannya. c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap rangkapnya. d. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep; atau e. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan, yaitu: 1. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan.
  • 4. 2. Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari maksud semula. f. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu: 1. Menyebutkan penerimaan uang. 2. Menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank. 3. Berisi pemberitahuan saldo rekening di bank. 4. Berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan; yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). g. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal sampai dengan mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). h. Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang tercantum dalam surat kolektif yang mempunyai jumlah harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). 5. Tarif Advalorem Tarif ad valorem adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang ditetapkan/ dikenakan pada harga atau nilai suatu barang. Tarif ad valorem juga dapat didefinisikan sebagai Tarif yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Besarnya tarif ad valorem ini harus dibayar oleh importir dalam mata uang lokal, yang besarnya ditentukan oleh nilai tukar rupiah.  Cara menghitung tarif advalorem Jumlah penerimaan Negara bukan pajak yang terutang = Tarif Pajak x Volume Tarif Pajak = Persentase x Dasar Pengenaan Pajak Contoh: Besaran persentase = 10% Besarnya Dasar pengenaan Pajak = Rp 1.000.000/m3 Tarif Pajak = 10% x 1.000.000/m3 = Rp 10.000.000,- Volume = 100 m3 Jumlah penerimaan negara bukan pajak yang terutang = (10% x Rp.1.000.000/m3) x 100 m3 = Rp 1.000.000.000,-
  • 5. 6. Tarif Spesifik Tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis barang tertentu atau suatu satuan jenis barang tertentu. Jumlah ini besarnya tetap dan tidak tergantung dari dasar pengenaan pajak. Walaupun merupakan jumlah angka nominal tetap tanpa dipengaruhi besarnya dasar pengenaan pajak, tarif spesifik pada umumnya tidak hanya terdiri dari satu tarif, melainkan lebih dari satu. Hal ini mengikuti suatu jumlah lapisan dasar atas pengenaan pajak tertentu.  Cara menghitung tarif spesifik Jumlah penerimaan negara bukan pajak yang terutang = Tarif x Volume Contoh: Tarif = Rp 5.000.000/ m3 Volume = 100m3 Maka jumlah penerimaan bukan pajak yang terutang adalah = 50 x 1.000 = Rp 500.000.000,7. Tarif Marginal Tarif pajak marginal ini berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak. Contoh: Untuk lapisan penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 50.000.000,- maka akan dikenakan tarif pajak sebesar 10%. Kemudian, untuk lapisan penghasilan kena pajak di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- akan dikenakan tarif pajak 15%. Perbedaan dalam tarif pajak yang dikenakan itu terjadi seiring dengan meningkatnya lapisan penghasilan kena pajak, yaitu yang dari semula lapisan penghasilan kena pajaknya hanya sampai dengan Rp 50.000.000,- kemudian berubah menjadi sebesar di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,-