1. Pengaruh Tayangan Infotainment “Cek & Ricek” Terhadap Tingkat Konsumerisme Mahasiswa FISIP UPN “V” Yogyakarta Rengga Oktabiantora 153070211 Vrananda Diah K 153070401 Nanda Setyorini 153070362 Lilian Sinta D 153070065 Gilang Gaviasa 153070400 Yuniar Dian S 153070108
2. Abstrak Masyarakat Indonesia yang terbiasa menjadi trend followers dan juga masyarakat konsumer banyak mengikuti gaya hidup para selebrity yang banyak mereka saksikan di televisi, dalam kasus ini, dalam tayangan infoteiment “cek & ricek” yang merupakan infotaiment pertama yang sukses di Indonesia.
3. Konsumerisme di kalangan masyarakatpun otomatis bertambah, terutama di kalangan mahasiswa yang kuotasinya sangat cepat mengikuti trend yang beredar. Dalam masyarakat konsumer, muncul kecenderungan umum ke arah konsentrasi kapital yang massif dan luar biasa yang memungkinkan penyelubungan operasi pasar bebas demi keuntungan produksi massa yang dimonopoli dari barang-barang yang distandarisasi.
6. Cek&ricek ditayangkan pertama kali di RCTI pada 24 Agustus 1997. Satu tahun kemudian, tabloid Cek & Ricek terbit. Cek & Ricek terbukti mampu bertahan lebih 10 tahun. Enam tahun berturut-turut Cek & Ricek masuk dalam perhelatan Panasonic Award. Cek & Ricek adalah infotainment pertama yang sukses di Indonesia.
7. Mahasiswa&konsumerisme Mahasiswa sebagai bagian dari kalangan muda dan terpelajar pada umumnya dianggap memiliki akses terhadap media lebih banyak dibandingkan masyarakat biasa. Rendahnya minat baca di Indonesia membuat masyarakat,khususnya mahasiswa lebih dekat dengan media elektronik ketimbang media cetak. Menurut teori uses and gratification, dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya
8. Tinjauan Pustaka Pada makalah ini,kami menggunakan teori uses and gratifications ( teori kegunaan dan kepuasan ) Teori Uses and Gratifications ini bertujuan untuk menjawab atau menjelaskan bagaimana pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan media, atau lebih khusus lagi informasi yang terdapat dalam media, terutama media massa. Asumsi dasar dari teori ini tetap berkisar pada keberadaan kebutuhan sosial seseorang dengan fungsi informasi yang tersaji pada media.
9. Konsumerisme Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya. Selain itu, arti kata ini adalah pemakaian barang dan jasa. Tendensi yang ada dalam diri manusia untuk selalu tak pernah puas (never-ending-discontentment) ditambah dengan dorongan kuat ambisi pribadi dan semangat kompetisi untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada tetangga sebelah membuat pola hidup konsumerisme (dibaca : konsumtivisme) semakin subur dan berkembang amat cepat
10. Masyarakat Konsumer Dalam ranah masyarakat konsumer hasrat direproduksi lewat ide-ide yang terbentuk lewat proses sosial. Baudrillard melihat bahwa struktur nilai yang tercipta secara diskursif menentukan kehadiran hasrat. Dalam nalar Freudian hasrat untuk mengonsumsi secara mendasar adalah sesuatu yang bersifat instingtual Haruki Murakami seorang penulis Jepang yang paling berhasil menangkap kombinasi unik antara konsumerisme (dibaca : konsumtivisme) yang akut sekaligus kekosongan spiritual yang telah menjadi karakteristik kehidupan masyarakat Jepang selama 25 tahun terakhir. Masyarakat konsumer disebut Jean Braudillard dengan masyarakat kapitalis mutakhir (Jean Braudillard, 2005) dan Adorno dengan “masyarakat komoditas” (commodity society) (Ibrahim dalam Ibrahim, hal. 1997, hal. 24).
11. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan disini ialah metode survey dengan pendekatan kuantitatif, yaitu survey yang digunakan dalam penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini ditujukan kepada mahasiswa FISIP UPN”V” Yogyakarta angkatan 2007. Data yang dikumpulkan meliputi (1) Karakteristik personal (2) Pola menonton tayangan infotaiment “cek&ricek” (3) Gaya hidup dan tingkat konsumerisme mahasiswa. Validitas dan reabilitas dalam penelitian kuantitatif diuji dengan melihat korelasi antar item dengan skor total / disebut juga teknik “single test double trial”
12. Hipotesis Ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan infotaiment ”cek & Ricek” dengan tingkat konsumerisme mahasiswa FISIP UPN”V” Yogyakarta
13. Pembahasan Konsumerisme itu sendiri merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Mahasiswa FISIP UPN”V” Yogyakarta yang notabennya lebih dekat dengan media cenderung lebih sering menonton tayangan televisi yaitu tayangan infotaiment, khususnya para mahasiswi Tetapi dari hasil penelitian yang kami peroleh, ternyata TIDAK ada hubungan yang signifikan antara tayangan infotaiment “cek&ricek” dengan tingkat konsumerisme mahasiswa FISIP UPN”V” Yogyakarta
14. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh tayanga infotainment dengan tingkat konsumerisme mahasiswa. Tingkat konsumerisme mahasiswa tidak hanya dipengaruhi oleh tayangan infotaiment saja, tetapi juga tingkat kebutuhan mahasiswa yang berbeda.