2. Network Planning
• Network planning digunakan untuk menentukan
urutan aktivitas dalam sebuah proyek.
• Dapat digunakan untuk menentukan kegiatan atau
aktivitas mana yang harus dikerjakan sebagai
prioritas utama (critical path).
• Network Planining berbentuk diagram jaringan
seperti contoh berikut :
3. Simbol Diagram Jaringan
menyatakan kegiatan
menyatakan titik awal
atau akhir dari suatu
kegiatan
menyatakan kegiatan
semu atau dummy.
1. Anak panah
2. Lingkaran
3. Anak panah
dengan garis
putus-putus
4. Metode Pendekatan Jaringan
1. Pendekatan AON (activity on node) dimana
node atau titik menggambarkan kegiatan
2. Pendekatan AOA (activity on arrow) dimana
anak panah menggambarkan kegiatan
Contoh :
AON AOA
Kegiatan A mendahului
Kegiatan B dan C
5. Cara Menyusun Jaringan Kerja
1. Langkah Pertama
• Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek
• Menguraikan atau memecahkannya menjadi
kegiatan-kegiatan detail atau buat WBS.
2. Langkah kedua
• Menyusun urutan kegiatan atau hubungan kegiatan
yang satu dengan yang lain dalam proses
pembuatan jaringan kerja,
• Urutan kegiatan disusun berdasarkan logika
ketergantungan. Urutan ini dapat berbentuk pararel
atau seri.
6. 3. Langkah ketiga
• Tentukan durasi waktu bagi tiap kegiatan yang dihasilkan
dari penguraian lingkup proyek.
• Dengan menentukan durasi waktu ke analisis jaringan
kerja, berarti perencanaan telah memasuki taraf yang
lebih spesifik, yaitu membuat jadwal kegiatan proyek.
4. Langkah keempat
• Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada jaringan
kerja.
• Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian
kegiatan dari lingkup proyek, yang bila terlambat akan
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.
7. 5. langkah kelima
• Bila semua langkah-langkah diatas diselesaikan,
dilanjutkan dengan usaha-usaha meningkatkan daya
guna dan hasil guna pemakaian sumber daya, yang
meliputi kegiatan :
a. menentukan jadwal yang paling ekonomis
b. meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya
Setelah tersusun rencana dan jadwal proyek yang cukup
realistik, kemudian dapat dipakai sebagai tolak ukur
atau alat pembanding dalam kegiatan pengendalian
pada tahap implementasi fisik, yaitu dengan
memperbandingkan antara perencanaan atau jadwal
dengan hasil pelaksanaan nyata di lapangan.
8. • Tiap kegiatan diberi kode berupa huruf besar juga
diberi kode dengan simbol (i, j) ; i menyatakan nomor
kejadian awal kegiatan dan j menyatakan nomor
kejadian akhir kegiatan.
Pendekatan AOA (activity on arrow)
AOA • Nomor kejadian terkecil adalah
nomor dari kejadian awal dan
nomor kejadian terbesar
adalah nomor kejadian akhir.
Nomor kejadian ditulis di
dalam lingkaran kejadian.
9. Logika Ketergantungan Kegiatan
Kegiatan B hanya dapat dimulai
setelah kegiatan A selesai. Jadi
kegiatan B mulai dikerjakan ketika
kegiatan A telah selesai.
kegiatan C dan D dapat dimulai
setelah kegiatan A dan B selesai
dan selesai pada kejadian yang
berbeda.
10. Kegiatan E dan C saling
bergantung tanpa dihubungkan
dengan kegiatan, tapi
dihubungkan dengan dummy.
Kegiatan B dan C saling
bergantung tanpa dihubung kan
dengan kegiatan, tapi
dihubungkan dengan dummy.
11. Bila ada dua kegiatan berbeda
yang mulai pada kejadian yang
sama dan berakhir pada
kejadian yang sama pula,
maka pekerjaan tersebut tidak
boleh dibuat berimpit.
Dalam suatu jaringan kerja
tidak boleh terjadi suatu loop
atau arus putar
12. Jika ada 2 kegiatan dimulai pada titik yang berbeda
tetapi selesai pada titik yang sama maka ada dua
pertimbangan yaitu :
a. Kegiatan C tergantung pada selesainya seluruh
kegiatan A dan B.
b. Kegiatan C tergantung pada selesainya kegiatan
A dan sebagian kegiatan B atau sebaliknya.
Dalam hal seperti ini rangkaian kegiatan dapat
disusun dalam bentuk lain yaitu :
14. Usaha menyusun urutan kegiatan yang mengikuti
logika ketergantungan akan dipermudah dengan
menjawab pertanyaan berikut :
• Kegiatan apa yang dimulai terlebih dahulu?
• Mana kegiatan berikutnya yang akan dilakukan?
• Adakah kegiatan-kegiatan yang berlangsung
sejajar atau bersamaan?
• Perlukah memulai kegiatan tertentu sambil
menunggu kegiatan yang lain selesai?
17. Jalur Kritis (Critical Path)
1. Jalur kritis jalur dimana aktivitasnya tidak boleh
mengalami penundaan. Jika terjadi penundaan
maka akan mempengaruhi waktu penyelesaian
keseluruhan proyek.
2. Jalur kritis ditunjukan oleh waktu paling lama dalam
penyelesaian proyek
3. Sedang aktivitas di jalur tidak kritis memiliki waktu
yang dapat ditunda
4. Waktu yang dapat ditunda di dalam aktivitas tidak
kritis disebut dengan slack atau float.
18. ABDF = 3 + 2 + 4 + 6 = 15
ACEF = 3 + 4 + 5 + 6 = 18
Berarti jalur kritis adalah ACEF
19. 6. Jalur kritis mempunyai 2 alasan:
a. Waktu penyelesaian proyek tidak dapat dikurangi
tetapi aktivitas di jalur kritis dapat dipercepat
penyelesaiannya.
b. Penundaan aktivitas dijalur kritis akan menyebabkan
penundaan waktu penyelesaian dari proyek
7. Penundaan di jalur tidak kritis tidak akan menunda
waktu penyelesaian proyek, sejauh penundaan tidak
melebihi waktu slack untuk setiap aktivitas tidak kritis
8. Penentuan jalur kritis, ada dua cara:
a. Waktu terpanjang (terlama) dari setiap jalur
b. Nilai 0 (null) pada perhitungan slack