SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Karsinoma tulang
Pasien Tn.G umur 44 tahun , tanggal 12 oktober 2013 dirawat diruang orthopedic RSCM Jakarta.
Riwayat kesehatan sekarang : pasien post op amputasi hari ke 4 atas indikasi osteosarcoma
proximal tibia. Mengeluh nyeri pada kaki kiri sekitar daerah luka post amputasi, nyeri bertambah
jika digerakkan .
Pengkajian :
Pemeriksaan fisik : BB 69kg, sebelum sakit 73kg, TB 165 cm, TD 110/80 mmHg, nadi
104x/menit, RR 20X/menit, suhu 36,2o
C, keadaan umum tampak lemah dan kesakitan. Luka
post op amputasi pada kaki kiri, terpasang drain terisi cairan berwarna merah ±30 cc.
Riwayat kesehatan dahulu :
tidak ada riwayat hipertensi, maupun diabetes mellitus. 1 tahun yang lalu pernah dirawat karena
ada benjolan kaki kiri, dan dilakukan biopsy selanjutnya disarankan operasi. Pasien tidak
memiliki riwayat alegi obat maupun makanan. Memiliki kebiasan merokok sejak umur 17 tahun.
1 bungkus sehari.
Riwayat social : tinggal bersama istri, telah memiliki 3 orang anak. Bekerja sebagai pedagang.
Data penunjang :
Laboratorium : Hb : 15, 4 g/Dl, Ht :43 %, Leukosit : 11 Ribu/il, Trombosit : 203 Ribu /ul, PT :
13,5 %, APTT 33,9%.
Therapy : cairan : NaCL O,9% 500 cc : 20 tetes / menit, Cefazolin 3 x 1 gram, ketorolac 3x 30
mb, ranitidine 2x 50 mg.
Diit : TKTP
Pertanyaan :
1. Identifikasi dan jelaskan secara singkat, istilah istilah pada kasus diatas yang belum
diketahui oleh kelompok ?
Jawab :
2. Jelaskan pengertian dan bagaimana patofisiologi osteosarcoma pada kasus diatas ?
Jawab :
a. Pengertian osteosarcoma
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut
(Price. 1998: 1213).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang
paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke
paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah
menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat (Smeltzer. 2001: 2347).
Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal
dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna,
vertebra, mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki.
Lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut (Otto.2003: 72).
Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma) merupakan tumor tulang primer maligna
yang paling sering dabn berakibat fatal. Tumor ini menyebabkan metastasis awal
pada paru (Smeltzer Suzanne, 2001: 2347)
b. Patofisiologi
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan
menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya herediter. Dikatakan beberapa
virusonkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi
ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir ini
dikatakan ada 2 tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan terhadap
tumorigenesis pada osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb
(kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang
memunculkan perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai
tumbuh bisa didalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada
jaringan lunak sekitar tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier
pertumbuhan tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara
hematogen paling sering keparu atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-
20% telah mengalami metastase pada saat diagnosis ditegakkan (Salter, robert:
2006).Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons
osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak
menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada
ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor
terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring
dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau
kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor
ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;
garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka
terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga
terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
3. Bagaimana penatalaksanaan medisosteosarkoma diatas ?
Jawab :
Belakangan ini Osteosarkoma mempunyai prognosis yang lebih baik, disebabkan
oleh prosedur penegakkan diagnosis dan staging dari tumor yang lebih baik, begitu juga
dengan adanya pengobatan yang lebih canggih. Dalam penanganan osteosarkoma
modalitas pengobatannya dapat dibagi atas dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan
dengan operasi.
a. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma, terbukti
dalam 30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah melakukan
prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan
meningkatkan survival rate dari penderita. Kemoterapi juga mengurangi metastase ke
paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada metastase
tersebut. Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan
osteosarkoma adalah kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang
disebut juga dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan
kemoterapi postoperatif (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan
adjuvant chemotherapy.
b. Operasi
Saat ini prosedur Limb Salvage (penyelamatan ekstremitas) merupakan tujuan yang
diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma.
c. Follow-up Post-operasi
Post operasi dilanjutkan pemberian kemoterapi obat multiagent seperti pada sebelum
operasi. Setelah pemberian kemoterapinya selesai maka dilakukan pengawasan
terhadap kekambuhan tumor secara lokal maupun adanya metastase, dan komplikasi
terhadap proses rekonstruksinya. Biasanya komplikasi yang terjadi terhadap
rekonstruksinya adalah: longgarnya prostesis, infeksi, kegagalan mekanik
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan
kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin
(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX)
dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi. Bila
terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal
intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau
kortikosteroid. ( Gale. 1999: 245 ).
4. Mengapa pasien memerlukan pemeriksaan biopsy?
Meurut ( Muttaqin Arif , 2008 ) Karena dengan dilakukannya biopsy dapat membantu
menetapkan diagnosis serta grading tumor. Waktu pelaksanaan biopsy sangat penting
sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksan radiologi yang dipergunakan pada grading.
Apabila pemeriksaan CT-Scan dilakukan setelah biopsy, akan tampak perdarahan pada
jaringan lumak yang memberikan gambaran suatu keganasan pada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu biopsy secara tertutup dan secara terbuka.
Biopsy tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration , FNA )
dengan melakukan sitodiagnosis,merupakan salah satu cara biopsy untuk melakukan
diagnosis pada tumor. Keuntungan dari FNA adalah sebagai berikut.
 Tidak perlu perawatan klien
 Risiko komplikasi seperti perdarahan dan infeksi, dapat dihindarkan
 Mencegah penyebaran tumor
 Dibandingkan dengan biopsy terbuka, biopsy jarum dapat mengambil material
dari beberapa bagian tumor
 Hasil awal dapat diketahui dalam 15-20 menit setelah biopsy
 Dapat ditentukkan rencana pemeriksaan selanjutnya serta anjuran terapi sesaat
setelah hasil biopsy yang diketahui dengan cepat.
Biopsy tertutup dilakukan pada :
 Tumor sumsum tulang, misalnya pada myeloma multiple
 Untuk konfirmasi metastasis suatu tumor
 Untuk mendiagnosis suatu kista tulang yang sederhana
 Membedakan infeksi dan penyakit granuloma eosinofilik
 Konfirmasi penemuan histologis sarcoma
 Konfirmasi rekurens local.
Pemeriksaan biopsy tertutup dengan jarum tidak dianjurkan pada tumor ganas
tulang primer lainnya.
Biopsy terbuka . biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulan biopsy terbuka dibandingkan dengan biopsy tertutup, yaitu dapat
mengambil jaringan yang lebih besaruntuk pemeriksaan histologis dan pemeriksaan
ultramikrokopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan, dan mengurangi
kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor ganas .
Biopsy terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada
prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block. Untuk itu, biopsy
terbuka dilakukan dnegan cara, yaitu :
 Sekecil mungkin, tetapi jaringan yang diambil tepat.
 Diambil secaralongitudinal dan tidak secara horizontal
 Menghindaris struktur neurovaskuler yang besar
Biopsy terbuka dapat dilakukan dngan beberpa cara , yaitu :
 Biopsy insisional. Biopsy insisional dilakukan melalui pegambilan sebagian
jaringan tumor
 Biopsy eksisional. Dilakukan dengan mengeluarkan seluruh tumor, baik hanya
seluruh jaringan tumor saja ataupun dikeluarkan bersama sama dengan anggota
gerak. ( amputasi ).
5. Mengapa pasien memerlukan obat-obatan dan diet seperti diatas, jelaskan alasannya?
NaCL O,9% :
Cefazolin 3 x 1 gr : untuk mencegah terjadinya infeksi ( antibiotic )
ketorolac 3x 30 mg : untuk mengurangi nyeri ( analgetik )
ranitidine 2x 50 mg. :sebagai pencegah naiknya asam lambung sebagai efek samping
pemberian ketorolac ( antiemetic )
6. Berdasarkan data diatas, tentukan 4 diagnosa keperawatan dan jelaskan kemungkinan
penyebab ( etiologi) atau dampaknya ?
7. Tentukan rencana keperawatan ( dx, tujuan , intervensi, rasional serta evaluasi yang
diharapkan)?
8. Bagaimanakah pendidikan kesehatan yang harus diinformasikan terkait mobilisasi pasca
perawatan ). Buat SAP dan medianya ?

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lama150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lamaElla Meilani
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Yolly Finolla
 
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs IndonesiaStroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs IndonesiaSholihul Muhibbi
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI Erlina Wati
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Janin akhir khmiln
Janin akhir khmilnJanin akhir khmiln
Janin akhir khmilnfikri asyura
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 

Mais procurados (20)

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Otopsi
OtopsiOtopsi
Otopsi
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lama150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lama
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs IndonesiaStroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Kista ovarium
Kista ovariumKista ovarium
Kista ovarium
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Fimosis
FimosisFimosis
Fimosis
 
Janin akhir khmiln
Janin akhir khmilnJanin akhir khmiln
Janin akhir khmiln
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 

Semelhante a Karsinoma tulang

Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017basuki-ortho
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulangpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulangpjj_kemenkes
 
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerakTeknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerakIbnu_Saifani_Hakim
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxratnaamelia07
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsismutisav
 
Apakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituApakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituReski Amaliyah
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
PPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptxPPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptxnataleko
 

Semelhante a Karsinoma tulang (20)

Translate 2
Translate 2Translate 2
Translate 2
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
STT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdfSTT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdf
 
kanker tulang
kanker tulangkanker tulang
kanker tulang
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerakTeknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
Teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
 
ASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdfASKEP KANKER new.pdf
ASKEP KANKER new.pdf
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptx
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
 
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang212226087 tugas-kmb-ca-tulang
212226087 tugas-kmb-ca-tulang
 
Apakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituApakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal itu
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Askep tumor mata
Askep tumor mataAskep tumor mata
Askep tumor mata
 
PPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptxPPT ASKEP STT Tn. F.pptx
PPT ASKEP STT Tn. F.pptx
 
Bab 1 simple bone
Bab 1 simple boneBab 1 simple bone
Bab 1 simple bone
 
ppt ca rekti.pptx
ppt ca rekti.pptxppt ca rekti.pptx
ppt ca rekti.pptx
 

Karsinoma tulang

  • 1. Karsinoma tulang Pasien Tn.G umur 44 tahun , tanggal 12 oktober 2013 dirawat diruang orthopedic RSCM Jakarta. Riwayat kesehatan sekarang : pasien post op amputasi hari ke 4 atas indikasi osteosarcoma proximal tibia. Mengeluh nyeri pada kaki kiri sekitar daerah luka post amputasi, nyeri bertambah jika digerakkan . Pengkajian : Pemeriksaan fisik : BB 69kg, sebelum sakit 73kg, TB 165 cm, TD 110/80 mmHg, nadi 104x/menit, RR 20X/menit, suhu 36,2o C, keadaan umum tampak lemah dan kesakitan. Luka post op amputasi pada kaki kiri, terpasang drain terisi cairan berwarna merah ±30 cc. Riwayat kesehatan dahulu : tidak ada riwayat hipertensi, maupun diabetes mellitus. 1 tahun yang lalu pernah dirawat karena ada benjolan kaki kiri, dan dilakukan biopsy selanjutnya disarankan operasi. Pasien tidak memiliki riwayat alegi obat maupun makanan. Memiliki kebiasan merokok sejak umur 17 tahun. 1 bungkus sehari. Riwayat social : tinggal bersama istri, telah memiliki 3 orang anak. Bekerja sebagai pedagang. Data penunjang : Laboratorium : Hb : 15, 4 g/Dl, Ht :43 %, Leukosit : 11 Ribu/il, Trombosit : 203 Ribu /ul, PT : 13,5 %, APTT 33,9%. Therapy : cairan : NaCL O,9% 500 cc : 20 tetes / menit, Cefazolin 3 x 1 gram, ketorolac 3x 30 mb, ranitidine 2x 50 mg. Diit : TKTP Pertanyaan : 1. Identifikasi dan jelaskan secara singkat, istilah istilah pada kasus diatas yang belum diketahui oleh kelompok ? Jawab : 2. Jelaskan pengertian dan bagaimana patofisiologi osteosarcoma pada kasus diatas ? Jawab : a. Pengertian osteosarcoma Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut (Price. 1998: 1213).
  • 2. Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien pertama kali berobat (Smeltzer. 2001: 2347). Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna, vertebra, mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut (Otto.2003: 72). Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma) merupakan tumor tulang primer maligna yang paling sering dabn berakibat fatal. Tumor ini menyebabkan metastasis awal pada paru (Smeltzer Suzanne, 2001: 2347) b. Patofisiologi Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekeluargaan menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya herediter. Dikatakan beberapa virusonkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Radiasi ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma. Akhir-akhir ini dikatakan ada 2 tumor suppressor gene yang berperan secara signifikan terhadap tumorigenesis pada osteosarkoma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb (kromosom 13). Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuh bisa didalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak sekitar tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling sering keparu atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%- 20% telah mengalami metastase pada saat diagnosis ditegakkan (Salter, robert: 2006).Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan respons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor
  • 3. ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang. Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
  • 4.
  • 5. 3. Bagaimana penatalaksanaan medisosteosarkoma diatas ? Jawab : Belakangan ini Osteosarkoma mempunyai prognosis yang lebih baik, disebabkan oleh prosedur penegakkan diagnosis dan staging dari tumor yang lebih baik, begitu juga dengan adanya pengobatan yang lebih canggih. Dalam penanganan osteosarkoma modalitas pengobatannya dapat dibagi atas dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan dengan operasi. a. Kemoterapi Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma, terbukti dalam 30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah melakukan prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan meningkatkan survival rate dari penderita. Kemoterapi juga mengurangi metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, mempermudah melakukan eksisi pada metastase tersebut. Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan osteosarkoma adalah kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi postoperatif (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan adjuvant chemotherapy. b. Operasi Saat ini prosedur Limb Salvage (penyelamatan ekstremitas) merupakan tujuan yang diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma. c. Follow-up Post-operasi Post operasi dilanjutkan pemberian kemoterapi obat multiagent seperti pada sebelum operasi. Setelah pemberian kemoterapinya selesai maka dilakukan pengawasan terhadap kekambuhan tumor secara lokal maupun adanya metastase, dan komplikasi terhadap proses rekonstruksinya. Biasanya komplikasi yang terjadi terhadap rekonstruksinya adalah: longgarnya prostesis, infeksi, kegagalan mekanik Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid. ( Gale. 1999: 245 ). 4. Mengapa pasien memerlukan pemeriksaan biopsy?
  • 6. Meurut ( Muttaqin Arif , 2008 ) Karena dengan dilakukannya biopsy dapat membantu menetapkan diagnosis serta grading tumor. Waktu pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksan radiologi yang dipergunakan pada grading. Apabila pemeriksaan CT-Scan dilakukan setelah biopsy, akan tampak perdarahan pada jaringan lumak yang memberikan gambaran suatu keganasan pada jaringan lunak. Ada dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu biopsy secara tertutup dan secara terbuka. Biopsy tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle aspiration , FNA ) dengan melakukan sitodiagnosis,merupakan salah satu cara biopsy untuk melakukan diagnosis pada tumor. Keuntungan dari FNA adalah sebagai berikut.  Tidak perlu perawatan klien  Risiko komplikasi seperti perdarahan dan infeksi, dapat dihindarkan  Mencegah penyebaran tumor  Dibandingkan dengan biopsy terbuka, biopsy jarum dapat mengambil material dari beberapa bagian tumor  Hasil awal dapat diketahui dalam 15-20 menit setelah biopsy  Dapat ditentukkan rencana pemeriksaan selanjutnya serta anjuran terapi sesaat setelah hasil biopsy yang diketahui dengan cepat. Biopsy tertutup dilakukan pada :  Tumor sumsum tulang, misalnya pada myeloma multiple  Untuk konfirmasi metastasis suatu tumor  Untuk mendiagnosis suatu kista tulang yang sederhana  Membedakan infeksi dan penyakit granuloma eosinofilik  Konfirmasi penemuan histologis sarcoma  Konfirmasi rekurens local. Pemeriksaan biopsy tertutup dengan jarum tidak dianjurkan pada tumor ganas tulang primer lainnya. Biopsy terbuka . biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif. Keunggulan biopsy terbuka dibandingkan dengan biopsy tertutup, yaitu dapat mengambil jaringan yang lebih besaruntuk pemeriksaan histologis dan pemeriksaan ultramikrokopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan, dan mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor ganas . Biopsy terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada reseksi end-block. Untuk itu, biopsy terbuka dilakukan dnegan cara, yaitu :  Sekecil mungkin, tetapi jaringan yang diambil tepat.  Diambil secaralongitudinal dan tidak secara horizontal  Menghindaris struktur neurovaskuler yang besar Biopsy terbuka dapat dilakukan dngan beberpa cara , yaitu :
  • 7.  Biopsy insisional. Biopsy insisional dilakukan melalui pegambilan sebagian jaringan tumor  Biopsy eksisional. Dilakukan dengan mengeluarkan seluruh tumor, baik hanya seluruh jaringan tumor saja ataupun dikeluarkan bersama sama dengan anggota gerak. ( amputasi ). 5. Mengapa pasien memerlukan obat-obatan dan diet seperti diatas, jelaskan alasannya? NaCL O,9% : Cefazolin 3 x 1 gr : untuk mencegah terjadinya infeksi ( antibiotic ) ketorolac 3x 30 mg : untuk mengurangi nyeri ( analgetik ) ranitidine 2x 50 mg. :sebagai pencegah naiknya asam lambung sebagai efek samping pemberian ketorolac ( antiemetic ) 6. Berdasarkan data diatas, tentukan 4 diagnosa keperawatan dan jelaskan kemungkinan penyebab ( etiologi) atau dampaknya ? 7. Tentukan rencana keperawatan ( dx, tujuan , intervensi, rasional serta evaluasi yang diharapkan)? 8. Bagaimanakah pendidikan kesehatan yang harus diinformasikan terkait mobilisasi pasca perawatan ). Buat SAP dan medianya ?