SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
DISFUNGSI SEKSUAL
Katagori ganggguan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gang hasrat seksual
Gang rangsang seksual
Gang Orgasme
Gang nyeri seksual
Disfungsi seksual krn kondisi medis
Disfungsi seksual akibat zat
Disfungsi seksual yang tidak ditentukan

1
Fase Siklus Respon Seksual dan
Disfungsi Seksual yang Menyertai
FASE
1. Hasrat/Dorongan
2.

Rangsangan (Excitement)

3.

Orgasme (Orgasm)

4.

Resolusi (Resolution)

Disfungsi
Gang dorongan seksual hipoaktif,
gang keengganan seksual, dll
Gang rangsangan seksual pada
wanita, gang erektil laki-laki
(impotensi),
Gang Orgasmik perempuan, gang
orgasmik laki-laki, ejakulasi
prematur, disfungsi seksual lain
karena kondisi medis umum/zat

Disforia pascasanggama, Nyeri
kepala pascasanggama

2
Gangguan Hasrat Seksual
•

Dibagi menjadi dua:
1. Hipoactive sexual Desire Disorder
– Defisiensi atau tidak adanya fantasi seksual
dan hasrat untuk aktivitas seksual

2. Sexual Aversion Disorder
– Keengganan terhadap atau menghindari
kontak seksual genital dengan pasangan
seksual

3
Gangguan Rangsang Seksual
1. Gang Rangsangan Seksual Wanita (Sexual Arousal
Disorder)
•

Ketidakmampuan menetap atau rekuren untuk
mencapai atau mempertahankan respon lubrikasipembengkakan yang adekuat dari rangsangan
seksual, sampai selesainya aktivitas seksual

2. Gangguan Erektil Laki-laki
•
•

Disebut juga disfungsi erektil dan impotensi
Ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang adekuat sampai
selesainya aktivitas seksual

4
Gangguan Orgasme
1. Gang orgasmik wanita
•

Keterlambatan atau tidak adanya orgasme
yang menetap atau rekuren setelah fase
rangsangan seksual yang normal

2. Gang orgasmik Laki-laki
3. Ejakulasi Prematur
– Ejakulasi yang persisten atau rekuren pada
stimulasi yang minimal sebelum, pada, atau
segera setelah penetrai dan sebelum pasien
menginginkan
5
Gang Nyeri Seksual
1. Dispareunia
– Nyeri genital yang menetap atau rekuren
yang berhub dg hubungan seksual baik pada
laki-laki ataupun perempuan

2. Vaginismus
– Kontraksi/kekakuan otot pada sepertiga
bagian luar vagina yang terjadi secara
involunter yang menghalangi insersi penis
dan hubungan seks
6
Parafilia
• Parafilia adalah gang seksual yang ditandai oleh
khayalan seksual yang khusus dan desakan serta
praktek seksual yang kuat yang biasanya berulang
kali dan menakutkan
• Jenis-jenis
1. Ekhibisionisme
• Adanya khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat
untuk memamerkan alat kelaminnya kepada orang yang
tidak dikenal atau tidak menduga
• Sekurangnya 6 bulan

7
2. Fetihisme
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat
berupa pemakaian benda-benda mati (mis. Pakaian dalam
wanita)
– Sekurangnya 6 bulan
– Objeknya bukan perlengkapan pakaian wanita yang
digunakan pada “cross dressing” (berpakaian lawab jenis)
3. Frotteurisme
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat
untuk menyentuh atau bersenggolan dengan orang yang
tidak menyetujuinya
– Sekurangnya 6 bulan
4. Pedofilia
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual,
dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat
berupa aktivitas seksual dengan anak prapuberitas atau
anak-anak (biasanya berusia 13 tahun atau kurang)
– Sekurangnya 6 bulan
8
5. Masokisme Seksual
– Mendapat kesenangan seksual karena disiksa atau didominasi
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan
seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan
(nyata atau distimulasi) sedang dihina, dipukuli, diikat, atau hal lain
yang membuat menderita
6. Sadisme Seksual
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan
seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan
(nyata atau distimulasi) di mana penderitaan korban secara fisik
atau psikologis (termasuk penghinaan) adalah mengembirakan
pelaku secara seksual
– Sekurangnya 6 bulan
7. Veyourisme
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan
seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa mengamati
orang yang telanjang yang tidak menaruh curiga, sedang membuka
pakaian, atau melakukan hubungan seksual
– Sekurangnya 6 bulan

8. Fetihisme Transvestik
– Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan
seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa “cross
dressing”
– Sekurangnya 6 bulan
9
Parafilia yang Tidak Tergolongkan
•
•
•
•
•
•
•

Skatologia Telepon
Nekrofilia
Parsialisme
Zoofilia
Koprofilia dan Klismafilia
Urofilia
Masturbasi

10
Gangguan Seksual yang Tidak
Tergolongkan
• Don Juanisme
– Hiperseksualitas, kecanduan seks pada lakilaki

• Nimfomania
– Nafsu yang berlebihan atau patologis untuk
coitus pada wanita

11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitisPradasary
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileusrakkas
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusregiregene
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaitachi0805
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI Erlina Wati
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGZakiah dr
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAAyu Insafi Mulyantari
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTqurratuakyun
 

Mais procurados (20)

6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Infeksi perinatal
Infeksi perinatalInfeksi perinatal
Infeksi perinatal
 
Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2Tumor otak 3.2
Tumor otak 3.2
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Hiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benignaHiperplasia prostat benigna
Hiperplasia prostat benigna
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
 
PCOS.pptx
PCOS.pptxPCOS.pptx
PCOS.pptx
 

Semelhante a Disfungsi seksual

(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx
(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx
(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptxDestriani9
 
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptxMASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptxpuskesmassukadami
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualCahya
 
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarMencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarmralfiyan
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Desi Ardhina
 
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualJenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualSulistia Rini
 
Askep pada disfngsi seksual
Askep pada disfngsi seksualAskep pada disfngsi seksual
Askep pada disfngsi seksualmysweety92
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksualSulistia Rini
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Idayu Buntoro
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptx
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptxKESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptx
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptxrisma978776
 
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptx
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptxMelihat Gender Perspektif Psikologi.pptx
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptxazmimustaqim2
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanrsd kol abundjani
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual ShendiFlat
 

Semelhante a Disfungsi seksual (20)

Gangguan seksual
Gangguan seksualGangguan seksual
Gangguan seksual
 
Paraphilic Disorder
Paraphilic DisorderParaphilic Disorder
Paraphilic Disorder
 
(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx
(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx
(D)_Kelompok 8_Gender Dysphoria dan Paraphilic Disorder.pptx
 
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptxMASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx
MASALAH_KESEHATAN_REPRODUKSI_pptx.pptx
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasarMencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
Mencegah Kekerasan Seksual sekolah dasar
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
 
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualJenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
 
Askep pada disfngsi seksual
Askep pada disfngsi seksualAskep pada disfngsi seksual
Askep pada disfngsi seksual
 
012 aneruksia seksual
012 aneruksia seksual012 aneruksia seksual
012 aneruksia seksual
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksual
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
 
Adiksi seksual
Adiksi seksualAdiksi seksual
Adiksi seksual
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptx
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptxKESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptx
KESPRO BAGI CATIN KAK SARI.pptx
 
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptx
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptxMelihat Gender Perspektif Psikologi.pptx
Melihat Gender Perspektif Psikologi.pptx
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual
 
Phedofilia ppt
Phedofilia pptPhedofilia ppt
Phedofilia ppt
 
Fasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitasFasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitas
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Disfungsi seksual

  • 1. DISFUNGSI SEKSUAL Katagori ganggguan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gang hasrat seksual Gang rangsang seksual Gang Orgasme Gang nyeri seksual Disfungsi seksual krn kondisi medis Disfungsi seksual akibat zat Disfungsi seksual yang tidak ditentukan 1
  • 2. Fase Siklus Respon Seksual dan Disfungsi Seksual yang Menyertai FASE 1. Hasrat/Dorongan 2. Rangsangan (Excitement) 3. Orgasme (Orgasm) 4. Resolusi (Resolution) Disfungsi Gang dorongan seksual hipoaktif, gang keengganan seksual, dll Gang rangsangan seksual pada wanita, gang erektil laki-laki (impotensi), Gang Orgasmik perempuan, gang orgasmik laki-laki, ejakulasi prematur, disfungsi seksual lain karena kondisi medis umum/zat Disforia pascasanggama, Nyeri kepala pascasanggama 2
  • 3. Gangguan Hasrat Seksual • Dibagi menjadi dua: 1. Hipoactive sexual Desire Disorder – Defisiensi atau tidak adanya fantasi seksual dan hasrat untuk aktivitas seksual 2. Sexual Aversion Disorder – Keengganan terhadap atau menghindari kontak seksual genital dengan pasangan seksual 3
  • 4. Gangguan Rangsang Seksual 1. Gang Rangsangan Seksual Wanita (Sexual Arousal Disorder) • Ketidakmampuan menetap atau rekuren untuk mencapai atau mempertahankan respon lubrikasipembengkakan yang adekuat dari rangsangan seksual, sampai selesainya aktivitas seksual 2. Gangguan Erektil Laki-laki • • Disebut juga disfungsi erektil dan impotensi Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang adekuat sampai selesainya aktivitas seksual 4
  • 5. Gangguan Orgasme 1. Gang orgasmik wanita • Keterlambatan atau tidak adanya orgasme yang menetap atau rekuren setelah fase rangsangan seksual yang normal 2. Gang orgasmik Laki-laki 3. Ejakulasi Prematur – Ejakulasi yang persisten atau rekuren pada stimulasi yang minimal sebelum, pada, atau segera setelah penetrai dan sebelum pasien menginginkan 5
  • 6. Gang Nyeri Seksual 1. Dispareunia – Nyeri genital yang menetap atau rekuren yang berhub dg hubungan seksual baik pada laki-laki ataupun perempuan 2. Vaginismus – Kontraksi/kekakuan otot pada sepertiga bagian luar vagina yang terjadi secara involunter yang menghalangi insersi penis dan hubungan seks 6
  • 7. Parafilia • Parafilia adalah gang seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat yang biasanya berulang kali dan menakutkan • Jenis-jenis 1. Ekhibisionisme • Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat untuk memamerkan alat kelaminnya kepada orang yang tidak dikenal atau tidak menduga • Sekurangnya 6 bulan 7
  • 8. 2. Fetihisme – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa pemakaian benda-benda mati (mis. Pakaian dalam wanita) – Sekurangnya 6 bulan – Objeknya bukan perlengkapan pakaian wanita yang digunakan pada “cross dressing” (berpakaian lawab jenis) 3. Frotteurisme – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat untuk menyentuh atau bersenggolan dengan orang yang tidak menyetujuinya – Sekurangnya 6 bulan 4. Pedofilia – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa aktivitas seksual dengan anak prapuberitas atau anak-anak (biasanya berusia 13 tahun atau kurang) – Sekurangnya 6 bulan 8
  • 9. 5. Masokisme Seksual – Mendapat kesenangan seksual karena disiksa atau didominasi – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata atau distimulasi) sedang dihina, dipukuli, diikat, atau hal lain yang membuat menderita 6. Sadisme Seksual – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa tindakan (nyata atau distimulasi) di mana penderitaan korban secara fisik atau psikologis (termasuk penghinaan) adalah mengembirakan pelaku secara seksual – Sekurangnya 6 bulan 7. Veyourisme – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa mengamati orang yang telanjang yang tidak menaruh curiga, sedang membuka pakaian, atau melakukan hubungan seksual – Sekurangnya 6 bulan 8. Fetihisme Transvestik – Adanya khayalan yang merangsang secara seksual, dorongan seksual, atau perilaku yang berulang dan kuat berupa “cross dressing” – Sekurangnya 6 bulan 9
  • 10. Parafilia yang Tidak Tergolongkan • • • • • • • Skatologia Telepon Nekrofilia Parsialisme Zoofilia Koprofilia dan Klismafilia Urofilia Masturbasi 10
  • 11. Gangguan Seksual yang Tidak Tergolongkan • Don Juanisme – Hiperseksualitas, kecanduan seks pada lakilaki • Nimfomania – Nafsu yang berlebihan atau patologis untuk coitus pada wanita 11