SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
IDENTITAS BUKU POKOK RESUME
Judul buku : Dasar-Dasar Politik Hukum
Pengarang : Imam Syaukani dan A. Ahsin
Thohari
Tahun penerbitan : 2004
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Kota penerbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 141 halaman
A. Pengertian Politik Hukum
1. Perspektik Etimologi
Secara etimologis, istilah politik hokum merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari istilah
Hukum Belanda rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dari dua kata recht (hukum) dan
politiek (kebijakan). Menurut Utrecht hokum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah
dari masyarakat itu (Chainul, 2000: 21).
2. Perspektif Terminologis
a. Padmo Wahjono
Menurut Padmo Wahjono politik hukum adalah kebijakan penyelanggara Negara yang
bersifat mendasar dalam menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan
dibentuk dan tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu.
b. Soedarto
Politik hukum adalah kebijakan dari Negara melalui badan-badan Negara yang berwenang
untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki, yang diperkirakan akan digunakan
untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa
yang dicita-citakan.
c. Satjipto Raharjo
Politik hukum didefinisikan sebagai aktifitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk
mencapai suatu tujuan social dan hukum tertentu dalam masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa politik hukum adalah
kebijakan dasar penyelenggara Negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah
berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan
Negara yang dicita-citakan.
B. Ruang Lingkup Dan Manfaat Ilmu Politik Hukum
1. Ruang Lingkup Ilmu dan Manfaat Politik Hukum
Ruang lingkup atau wilayah kajian (domain) disiplin politik hokum adalah meliputi aspek
lembaga kenegaraan pembuat politik hokum, letah politik hokum dan factor (internal dan
eksternal) yang mempengaruhi pembentukan politik hokum suatu Negara. Politik hokum
menganut prinsip double movement, yaitu selain sebagai kerangka berfikir merumuskan
kebijakan dalam bidang hokum (legal policy) juga dipakai untik mengkritisi produk-produk
hukum yang telah diundangkan berdasarkan legal policy diatas. Berdasarkan uraian tersebut,
ruang lingkup atau wilayah kajian politik hukum adalah :
a. Proses penggalian nilai-nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat oleh
penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik hukum
b. Proses perdebatan dan perumusan nilai-nilai dan aspirasi tersebut dalam bentuk sebuah
rancangan peraturan berwenang merumuskan politik hukum
c. Penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik hukum
d. Peraturan perundang-undangan yang memuat politik hukum
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik yang akan,
sedang, dan telah ditetapkan
f. Pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang merupakan implementasi dari
politik hukum suatu Negara.
Secara umum politik hukum bermanfaat untuk mengetahui bagaimana proses-proses yang
tercakup dalam enam wilayah kajian itu dapat menghasilkan sebuah legal policy yang sesuai
dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat.
C. Hukum dan Politik
Politik dan hukum dalam konteks ilmu sosial dan humaniora adalah variabel-variabel yang
memiliki keterkaitan erat dalam sebuah hubungan kausalitas yang masing-masing
memberikan pengaruh. Secara konseptual, keduanya memiliki kekuatan untuk saling
mempengaruhi. Dengan demikian bilamana politik dan hukum dipisahkan dan berdiri sendiri,
maka keduanya tidak memiliki arti bagi pemakainya. Dalam melihat hubungan di antara
keduanya, maka akan muncul banyak asumsi yang digunakan demi medapatkan visi tertentu.
Asumsi-asumsi yang muncul adalah asumsi-asumsi yang menempatkan politik dan hukum
sebagai variabel yang saling bertumbukan.
Munculnya asumsi-asumsi dilatarbelakangi oleh pengenaan das sollen dan das sein dalam
melihat politik dan hukum. Apabila menggunakan pemikiran yang berlandaskan pada analisis
das sollen maka hukum akan menjadi dominan atas politik. Sementara itu, jika berlandaskan
pada das sein maka yang terjadi adalah hukum didominasi oleh politik. Karena hukum dan
politik adalah variabel, maka dengan landasan yang demikian, maka kedudukan sebagai
independent variable dan dependent variable akan sangat ditentukan olehnya. Pada kerangka
yang lain, das sollen-das sein menjadi perspektif-perspektif untuk memandang politik dan
hukum, yang terbagi atas beberapa pendapat, diantaranya :
1. Hukum determinan atas politik
Artinya bahwa sudut pandang yang dipakai adalah melihat hukum sebagai undang-undang,
sehingga asumsinya adalah politik merupakan produk hukum. Alasannya adalah hukum
menjadi dominan atas politik. Disinilah politik menjadi variabel yang terpengaruh (dependent
variable) oleh hukum (independent variable). Perspektif yang dipakai dalam melihat asumsi
ini adalah perspektif das sollen (keharusan), dimana berpegang teguh pada hukum harus
merupakan pedoman dalam segala tingkat hubungan anggota masyarakat termasuk dalam
kegiatan politik.
2. Politik determinan atas hukum
Artinya bahwa politik dilihat sebagai kekuasaan yang mempengaruhi terbentuknya hukum,
sehingga diasumsikan bahwa hukum adalah sebagai produk politik. Karena dominasi
kekuasaan, hukum menjadi produk politik., hukum menjadi produk politik. Disinilah hukum
menjadi variabel yang terpengaruh (dependent variable) oleh politik (independent variable).
Dalam asumsi ini yang dipakai adalah perspektif das sein dimana para penganut paham
empiris memandang bahwa secara realistis, politik sangat mempengaruhi produk hukum,
tidak hanya pada konteks pembuatannya saja, namun juga sampai pada kenyataan-kenyataan
empirisnya. Kegiatan pembuatan undang-undang dalam kenyataannya lebih kental dengan
pembuatan keputusan-keputusan politis yang kemudian dibakukan dalam bentuk undang-
undang.
3. Politik dan hukum determinasinya seimbang
Dalam pendapat ini, kedudukan hukum dan politik sebagai subsistem kemasyarakatan berada
pada posisi yang derajatnya seimbang antara satu dengan yang lainnya. Artinya adalah
meskipun hukum merupakan produk keputusan politik, namun begitu hukum diberlakukan
maka semua kegiatan politik harus tunduk pada hukum tersebut. Mahfud MD dalam bukunya
ini, menggunakan asumsi bahwa hukum merupakan produk politik. Hal ini berarti bahwa
politik sebagai independent variable menjadi variabel yang berpengaruh bagi terbentuknya
hukum, dimana hukum diletakkan sebagai dependent variable. Hukum dalam tulisannya
Mahfud tersebut adalah merupakan peraturan perundang-undangan yang dibentuk secara
politis.
Realitas bahwa hukum di Indonesia tergantung atas politik yang berkembang, yakni politik
determinan atas hukum, dapat dilihat dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi
dan bersaing satu dengan yang lainnya, kemudian mengkristalisasi membentuk peraturan-
peraturan yang abstrak (pasal-pasal yang imperatif). Pernyataan bahwa hukum merupakan
produk politik dikarenakan di Indonesia peraturan perundangan merupakan hasil dari
kontestasi kepentingan dan aspirasi politik dari pihak-pihak yang secara bersama-sama
membentuk undang-undang. Undang-undang yang terbentuk merupakan hasil dari upaya
akomodasi dari kekuatan politik dan aspirasi politik. Maka dengan demikian hukum sendiri
adalah produk politik.
Di dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kebenaran yang ada adalah kebenaran relatif.
Artinya bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak yang ditemukan secara ilmiah dalam ilmu-
ilmu sosial dan humaniora. Kedua asumsi di atas, menemukan tujuannya masing-masing.
Asumsi pertama politik adalah produk hukum, bukanlah kesimpulan yang salah mengingat
landasan asumsi yang dipergunakan secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Demikian
sebaliknya, bilamana hukum merupakan produk politik, maka secara ilmiah kesimpulan itu
dapat dipertanggung jawabkan pula (http://kunmunawir.blogspot. com/2012/01/politik-
hukum-sebuah-urgensitas.html).
D. Konfigurasi politik
Konfigurasi politik diartikan sebagai susunan atau konstelasi kekuatan politik yang secara
dikotomis dibagi menjadi dua konsep yang bertentangan secara diametral yaitu konfigurasi
politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter.
Konfigurasi politik demokratis Konfigurasi politik otoriter
- Sistem politik yang membuka
kesempatan bagi partisipasi rakyat secara
penuh untuk ikut aktif menentukan
kebijaksanakan umum.
- Partisipasi ini ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakli rakyat dalam
pemilihan yang berkala yang didasarkan
pada prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana
terjadinya kebebasan politik.
- Terdapat pluralitas organisasi dimana
organisasi-organisasi yang penting
relative otonom.
- Terdapat kebebasan bagi rakyat
melalui wakil-wakilnya untuk
melancarkan kritik bagi pemerintah.
- Susunan sistem politik yang lebih
memungkinkan negara beperan secara
aktif serta mengambil hampir seluruh
inisiatif dalam pembuatan
kebijaksanakan negara.
- Ditandai oleh dorongan elit
kekuasaan untuk memaksakan persatuan,
penghapusan oposisi terbuka, dominasi
pimpinan negara untuk menentukan
kebijaksanakan negara.
- Dominasi kekuasaan politik oleh elit
politik yang kekal
- Doktrin yang membenarkan
konsentrasi kekuasaan.
Untuk mengkualifikasikan apakah konfigurasi itu demokratis atau otoriter, indikatornya
adalah tiga pilar demokrasi :
1. Peranan partai politik dan badan perwakilan
2. Kebebasan pers
3. Peranan eksekutif
E. Karakter produk hukum
a. Produk hukum responsive/populistik adalah produk hukum yang mencerminkan rasa
keadilan dan memenuhi harapan masyarakat. Dalam proses pembuatannya memberikan
peranan besar dan partisipasi penuh leh kelompok-kelompok social dan individu di dalam
masyarakat. Hasilnya bersifat responsive terhadap tuntutan-tuntutan kelompok social atau
individu dalam masyarakat.
b. Produk hukum konservatif/ortodoks/elitis adalah produk hukum yang isinya lebih
mencerminkan visi social elit politik, keinginan pemerintah, bersifat positivistis-
instrumentalis, yakni sebagai alat pelaksanakan ideology dan program negara. Berlawanan
hukum responsive, hukum ortodoks lebih tertutup terhadap ketentuan-ketentuan kelompok
atau individu di dalam masyrakat. Dalam pembuatannya peranan dan partisipasi masyarakat
lebih kecil. Positivis-instrumentalis adalah substansinya memuat materi-materi demi
mewujudkan keinginan dan kepentingan program pemerintah saja.
Indicator apakah sebuah prosuk hukum responsive atau konservatif, indikatornya adalah:
1) Proses pembuatan hukum
2) Sifat fungsi hukum
3) Kemungkinan penafsiran atas sebuah produk hukum
Untuk mengkalkulasikan apakah produk hukum tersebut responsif atau konservatif, ada
indikator yang bisa dipakai dalam penilaian sebuah produk hukum tersebut. Penilaian yang
dipakai adalah proses pembuatannya, sifat hukumnya, fungsi hukum dan kemungkinan
penafsiran terhadap pasal-pasal dari produk hukum tersebut. Produk hukum yang berkarakter
responsif proses pembuatannya bersifat pertisipasif, yakni mengundang sebanyak-banyaknya
partisipasi semua elemen masyarakat, baik dari segi individu, ataupun kelompok masyarakat.
Kemudian dilihat dari fungsi hukum yang berkarakter responsive tersebut harus bersifat
aspiratif yang bersumber dari keinginan atau kehendak dari masyarakat, produk hukum
tersebut bukan kehendak dari penguasa untuk melegitimasikan kekuasaannya. Sehingga
fungsi hukum bisa menjadi nilai yang telah terkristal dalam masyarakat.
F. Sistem Hukum Nasional
Sistem hukum nasional terbentuk dari dua istilah, yaitu sistem dan hukum nasional. System
diadaptasi dari bahasa yunani systema yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari
sekian banyak bagian (whole coumpounded of several parts), atau hubungan yang
berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Sistem
merupakan sehimpunan unsur yang melakukan suatu kegiatan atau menyusun skema atau
tatacara melakukan sesuatu kegiatan memproses, untuk mencapai sesuatu atau beberapa
tujuan.
Adapun hukum nasional adalah hukum atau peraturan perundang-undangan yang didasarkan
kepada landasan ideology dan konstitusional Negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 atau
hukum yang dibangun atas kreatifitas atau aktifitas yang didasarkan atas cita rasa dan
rekayasa bangsa sendiri. Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
system hokum nasional adalah sebuah system hokum (meliputi materiil dan formil; pokok
dan sektoral) yang dibangun berdasarkan ideology pancasila dan UUD 1945, serta berlaku di
seluruh Indonesia.
Perspektif hukum nasional pertama-tama dapat ditemukan didalam kunci pokok pertama
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia yang tertuang dalam penjelasan UUD 1945. Disana
disebutkan bahwa “Negara Indonesia berdasarkan atas hokum (rechtsstaat) tidak berdasarkan
kekuasaan belaka. Dengan demikian Indonesia adalah Negara hokum, sehingga hokum harus
memainkan peranan yang menentukan atau menjadi sentral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Mahfud, 1999:30). Menurut Dr. Sunaryati Hartono, SH hukum itu
bukan merupakan tujuan, akan tetapi hanya merupakan jembatan, yang akan membawa kita
kepada ide yang dicita-citakan. Factor yang akan menentukan politik hokum nasional itu
tidaklah semata-mata apa yang kita cita-citakan, atau tergantung pada kehendak pembentuk
hokum, praktis atau para teoritisi belaka, akan tetapi ikut ditentukan oleh perkembangan
hokum Negara lain serta perkembangan hokum internasional. (Artidjo dan Soleh, 1986: 2)
SUMBER PELENGKAP
Alkostar, Artidjo dan M. Soleh Amin. 1986. Pembangunan Hukum dalam Perspektif Politik
Hukum Nasional. Jakarta: CV.Rajawali
Arrasjid, Chainur. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Mahfud, Muhammad. 1999. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Jakarta: Gama
Media
Munawir (2012). Politik Hukum sebuah Urgensitas. Diakses dari http://kunmunawir.
blogspot.com/2012/01/politik-hukum-sebuah-urgensitas.html pada 1 April 2012

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Warnet Raha
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaFerri Lee
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaRatri nia
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanFenti Anita Sari
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Perkembangan pemikiran-ham
Perkembangan pemikiran-hamPerkembangan pemikiran-ham
Perkembangan pemikiran-hamAwis Mirad
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikJoseph Sitepu
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 

Mais procurados (20)

Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di Indonesia
 
Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Perkembangan pemikiran-ham
Perkembangan pemikiran-hamPerkembangan pemikiran-ham
Perkembangan pemikiran-ham
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Teknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademikTeknik penyusunan naskah akademik
Teknik penyusunan naskah akademik
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 

Semelhante a OPTIMALKAN HUKUM POLITIK

Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.henrifayol2
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruairlangga03
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxNdodIswahyudi
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiatowetoe
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxSabridah
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxAmaliaMutiara1
 
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptx
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptxPertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptx
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptxCandraAdikurnia1
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMUnivers
 

Semelhante a OPTIMALKAN HUKUM POLITIK (20)

Politik hukum
Politik hukumPolitik hukum
Politik hukum
 
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Materi Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptxMateri Politik Hukum.pptx
Materi Politik Hukum.pptx
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesia
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptx
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptxPertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptx
Pertemuan VI Aktor Kewirausahaan Sektor Publik.pptx
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUMSOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM MENGENAI SUBSTANSI HUKUM
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Último

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 

Último (20)

PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 

OPTIMALKAN HUKUM POLITIK

  • 1. IDENTITAS BUKU POKOK RESUME Judul buku : Dasar-Dasar Politik Hukum Pengarang : Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari Tahun penerbitan : 2004 Penerbit : PT Raja Grafindo Persada Kota penerbit : Jakarta Jumlah Halaman : 141 halaman A. Pengertian Politik Hukum 1. Perspektik Etimologi Secara etimologis, istilah politik hokum merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari istilah Hukum Belanda rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dari dua kata recht (hukum) dan politiek (kebijakan). Menurut Utrecht hokum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu (Chainul, 2000: 21). 2. Perspektif Terminologis a. Padmo Wahjono Menurut Padmo Wahjono politik hukum adalah kebijakan penyelanggara Negara yang bersifat mendasar dalam menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk dan tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. b. Soedarto Politik hukum adalah kebijakan dari Negara melalui badan-badan Negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki, yang diperkirakan akan digunakan untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. c. Satjipto Raharjo Politik hukum didefinisikan sebagai aktifitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan social dan hukum tertentu dalam masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara Negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan Negara yang dicita-citakan. B. Ruang Lingkup Dan Manfaat Ilmu Politik Hukum 1. Ruang Lingkup Ilmu dan Manfaat Politik Hukum Ruang lingkup atau wilayah kajian (domain) disiplin politik hokum adalah meliputi aspek lembaga kenegaraan pembuat politik hokum, letah politik hokum dan factor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi pembentukan politik hokum suatu Negara. Politik hokum menganut prinsip double movement, yaitu selain sebagai kerangka berfikir merumuskan kebijakan dalam bidang hokum (legal policy) juga dipakai untik mengkritisi produk-produk hukum yang telah diundangkan berdasarkan legal policy diatas. Berdasarkan uraian tersebut, ruang lingkup atau wilayah kajian politik hukum adalah : a. Proses penggalian nilai-nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat oleh penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik hukum b. Proses perdebatan dan perumusan nilai-nilai dan aspirasi tersebut dalam bentuk sebuah rancangan peraturan berwenang merumuskan politik hukum c. Penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik hukum d. Peraturan perundang-undangan yang memuat politik hukum
  • 2. e. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik yang akan, sedang, dan telah ditetapkan f. Pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang merupakan implementasi dari politik hukum suatu Negara. Secara umum politik hukum bermanfaat untuk mengetahui bagaimana proses-proses yang tercakup dalam enam wilayah kajian itu dapat menghasilkan sebuah legal policy yang sesuai dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat. C. Hukum dan Politik Politik dan hukum dalam konteks ilmu sosial dan humaniora adalah variabel-variabel yang memiliki keterkaitan erat dalam sebuah hubungan kausalitas yang masing-masing memberikan pengaruh. Secara konseptual, keduanya memiliki kekuatan untuk saling mempengaruhi. Dengan demikian bilamana politik dan hukum dipisahkan dan berdiri sendiri, maka keduanya tidak memiliki arti bagi pemakainya. Dalam melihat hubungan di antara keduanya, maka akan muncul banyak asumsi yang digunakan demi medapatkan visi tertentu. Asumsi-asumsi yang muncul adalah asumsi-asumsi yang menempatkan politik dan hukum sebagai variabel yang saling bertumbukan. Munculnya asumsi-asumsi dilatarbelakangi oleh pengenaan das sollen dan das sein dalam melihat politik dan hukum. Apabila menggunakan pemikiran yang berlandaskan pada analisis das sollen maka hukum akan menjadi dominan atas politik. Sementara itu, jika berlandaskan pada das sein maka yang terjadi adalah hukum didominasi oleh politik. Karena hukum dan politik adalah variabel, maka dengan landasan yang demikian, maka kedudukan sebagai independent variable dan dependent variable akan sangat ditentukan olehnya. Pada kerangka yang lain, das sollen-das sein menjadi perspektif-perspektif untuk memandang politik dan hukum, yang terbagi atas beberapa pendapat, diantaranya : 1. Hukum determinan atas politik Artinya bahwa sudut pandang yang dipakai adalah melihat hukum sebagai undang-undang, sehingga asumsinya adalah politik merupakan produk hukum. Alasannya adalah hukum menjadi dominan atas politik. Disinilah politik menjadi variabel yang terpengaruh (dependent variable) oleh hukum (independent variable). Perspektif yang dipakai dalam melihat asumsi ini adalah perspektif das sollen (keharusan), dimana berpegang teguh pada hukum harus merupakan pedoman dalam segala tingkat hubungan anggota masyarakat termasuk dalam kegiatan politik. 2. Politik determinan atas hukum Artinya bahwa politik dilihat sebagai kekuasaan yang mempengaruhi terbentuknya hukum, sehingga diasumsikan bahwa hukum adalah sebagai produk politik. Karena dominasi kekuasaan, hukum menjadi produk politik., hukum menjadi produk politik. Disinilah hukum menjadi variabel yang terpengaruh (dependent variable) oleh politik (independent variable). Dalam asumsi ini yang dipakai adalah perspektif das sein dimana para penganut paham empiris memandang bahwa secara realistis, politik sangat mempengaruhi produk hukum, tidak hanya pada konteks pembuatannya saja, namun juga sampai pada kenyataan-kenyataan empirisnya. Kegiatan pembuatan undang-undang dalam kenyataannya lebih kental dengan pembuatan keputusan-keputusan politis yang kemudian dibakukan dalam bentuk undang- undang. 3. Politik dan hukum determinasinya seimbang Dalam pendapat ini, kedudukan hukum dan politik sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi yang derajatnya seimbang antara satu dengan yang lainnya. Artinya adalah meskipun hukum merupakan produk keputusan politik, namun begitu hukum diberlakukan maka semua kegiatan politik harus tunduk pada hukum tersebut. Mahfud MD dalam bukunya ini, menggunakan asumsi bahwa hukum merupakan produk politik. Hal ini berarti bahwa
  • 3. politik sebagai independent variable menjadi variabel yang berpengaruh bagi terbentuknya hukum, dimana hukum diletakkan sebagai dependent variable. Hukum dalam tulisannya Mahfud tersebut adalah merupakan peraturan perundang-undangan yang dibentuk secara politis. Realitas bahwa hukum di Indonesia tergantung atas politik yang berkembang, yakni politik determinan atas hukum, dapat dilihat dari kehendak-kehendak politik yang saling berinteraksi dan bersaing satu dengan yang lainnya, kemudian mengkristalisasi membentuk peraturan- peraturan yang abstrak (pasal-pasal yang imperatif). Pernyataan bahwa hukum merupakan produk politik dikarenakan di Indonesia peraturan perundangan merupakan hasil dari kontestasi kepentingan dan aspirasi politik dari pihak-pihak yang secara bersama-sama membentuk undang-undang. Undang-undang yang terbentuk merupakan hasil dari upaya akomodasi dari kekuatan politik dan aspirasi politik. Maka dengan demikian hukum sendiri adalah produk politik. Di dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kebenaran yang ada adalah kebenaran relatif. Artinya bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak yang ditemukan secara ilmiah dalam ilmu- ilmu sosial dan humaniora. Kedua asumsi di atas, menemukan tujuannya masing-masing. Asumsi pertama politik adalah produk hukum, bukanlah kesimpulan yang salah mengingat landasan asumsi yang dipergunakan secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Demikian sebaliknya, bilamana hukum merupakan produk politik, maka secara ilmiah kesimpulan itu dapat dipertanggung jawabkan pula (http://kunmunawir.blogspot. com/2012/01/politik- hukum-sebuah-urgensitas.html). D. Konfigurasi politik Konfigurasi politik diartikan sebagai susunan atau konstelasi kekuatan politik yang secara dikotomis dibagi menjadi dua konsep yang bertentangan secara diametral yaitu konfigurasi politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter. Konfigurasi politik demokratis Konfigurasi politik otoriter - Sistem politik yang membuka kesempatan bagi partisipasi rakyat secara penuh untuk ikut aktif menentukan kebijaksanakan umum. - Partisipasi ini ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakli rakyat dalam pemilihan yang berkala yang didasarkan pada prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjadinya kebebasan politik. - Terdapat pluralitas organisasi dimana organisasi-organisasi yang penting relative otonom. - Terdapat kebebasan bagi rakyat melalui wakil-wakilnya untuk melancarkan kritik bagi pemerintah. - Susunan sistem politik yang lebih memungkinkan negara beperan secara aktif serta mengambil hampir seluruh inisiatif dalam pembuatan kebijaksanakan negara. - Ditandai oleh dorongan elit kekuasaan untuk memaksakan persatuan, penghapusan oposisi terbuka, dominasi pimpinan negara untuk menentukan kebijaksanakan negara. - Dominasi kekuasaan politik oleh elit politik yang kekal - Doktrin yang membenarkan konsentrasi kekuasaan. Untuk mengkualifikasikan apakah konfigurasi itu demokratis atau otoriter, indikatornya adalah tiga pilar demokrasi : 1. Peranan partai politik dan badan perwakilan 2. Kebebasan pers
  • 4. 3. Peranan eksekutif E. Karakter produk hukum a. Produk hukum responsive/populistik adalah produk hukum yang mencerminkan rasa keadilan dan memenuhi harapan masyarakat. Dalam proses pembuatannya memberikan peranan besar dan partisipasi penuh leh kelompok-kelompok social dan individu di dalam masyarakat. Hasilnya bersifat responsive terhadap tuntutan-tuntutan kelompok social atau individu dalam masyarakat. b. Produk hukum konservatif/ortodoks/elitis adalah produk hukum yang isinya lebih mencerminkan visi social elit politik, keinginan pemerintah, bersifat positivistis- instrumentalis, yakni sebagai alat pelaksanakan ideology dan program negara. Berlawanan hukum responsive, hukum ortodoks lebih tertutup terhadap ketentuan-ketentuan kelompok atau individu di dalam masyrakat. Dalam pembuatannya peranan dan partisipasi masyarakat lebih kecil. Positivis-instrumentalis adalah substansinya memuat materi-materi demi mewujudkan keinginan dan kepentingan program pemerintah saja. Indicator apakah sebuah prosuk hukum responsive atau konservatif, indikatornya adalah: 1) Proses pembuatan hukum 2) Sifat fungsi hukum 3) Kemungkinan penafsiran atas sebuah produk hukum Untuk mengkalkulasikan apakah produk hukum tersebut responsif atau konservatif, ada indikator yang bisa dipakai dalam penilaian sebuah produk hukum tersebut. Penilaian yang dipakai adalah proses pembuatannya, sifat hukumnya, fungsi hukum dan kemungkinan penafsiran terhadap pasal-pasal dari produk hukum tersebut. Produk hukum yang berkarakter responsif proses pembuatannya bersifat pertisipasif, yakni mengundang sebanyak-banyaknya partisipasi semua elemen masyarakat, baik dari segi individu, ataupun kelompok masyarakat. Kemudian dilihat dari fungsi hukum yang berkarakter responsive tersebut harus bersifat aspiratif yang bersumber dari keinginan atau kehendak dari masyarakat, produk hukum tersebut bukan kehendak dari penguasa untuk melegitimasikan kekuasaannya. Sehingga fungsi hukum bisa menjadi nilai yang telah terkristal dalam masyarakat. F. Sistem Hukum Nasional Sistem hukum nasional terbentuk dari dua istilah, yaitu sistem dan hukum nasional. System diadaptasi dari bahasa yunani systema yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (whole coumpounded of several parts), atau hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Sistem merupakan sehimpunan unsur yang melakukan suatu kegiatan atau menyusun skema atau tatacara melakukan sesuatu kegiatan memproses, untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan. Adapun hukum nasional adalah hukum atau peraturan perundang-undangan yang didasarkan kepada landasan ideology dan konstitusional Negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 atau hukum yang dibangun atas kreatifitas atau aktifitas yang didasarkan atas cita rasa dan rekayasa bangsa sendiri. Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa system hokum nasional adalah sebuah system hokum (meliputi materiil dan formil; pokok dan sektoral) yang dibangun berdasarkan ideology pancasila dan UUD 1945, serta berlaku di seluruh Indonesia. Perspektif hukum nasional pertama-tama dapat ditemukan didalam kunci pokok pertama Sistem Pemerintahan Negara Indonesia yang tertuang dalam penjelasan UUD 1945. Disana disebutkan bahwa “Negara Indonesia berdasarkan atas hokum (rechtsstaat) tidak berdasarkan kekuasaan belaka. Dengan demikian Indonesia adalah Negara hokum, sehingga hokum harus memainkan peranan yang menentukan atau menjadi sentral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Mahfud, 1999:30). Menurut Dr. Sunaryati Hartono, SH hukum itu bukan merupakan tujuan, akan tetapi hanya merupakan jembatan, yang akan membawa kita
  • 5. kepada ide yang dicita-citakan. Factor yang akan menentukan politik hokum nasional itu tidaklah semata-mata apa yang kita cita-citakan, atau tergantung pada kehendak pembentuk hokum, praktis atau para teoritisi belaka, akan tetapi ikut ditentukan oleh perkembangan hokum Negara lain serta perkembangan hokum internasional. (Artidjo dan Soleh, 1986: 2) SUMBER PELENGKAP Alkostar, Artidjo dan M. Soleh Amin. 1986. Pembangunan Hukum dalam Perspektif Politik Hukum Nasional. Jakarta: CV.Rajawali Arrasjid, Chainur. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika Mahfud, Muhammad. 1999. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Jakarta: Gama Media Munawir (2012). Politik Hukum sebuah Urgensitas. Diakses dari http://kunmunawir. blogspot.com/2012/01/politik-hukum-sebuah-urgensitas.html pada 1 April 2012