Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu bedah khususnya karsinoma mammae (kanker payudara). Mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, stadium, tipe-tipe, komplikasi, pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, dan penatalaksanaan kanker payudara.
1. ILMU BEDAH
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
1.
SALRIA TAMBORI
PK.M. 07. 031
2.
ST. HARSANTI SULEMAN
PK.M. 07. 032
3.
ST. MARLINA
PK.M. 07. 033
4.
ST. MULIANA
PK.M. 07. 034
5.
ST. NURFIAH
PK.M. 07. 035
6.
ST. ROSDIANA GAFAR
PK.M. 07. 036
7.
ST. SALMINA
PK.M. 07. 037
8.
SUBARNI
PK.M. 07. 038
9.
SUDARSONO
PK.M. 07. 039
10. SUDIRMAN
PK.M. 07. 040
PROGRAM KHUSUS AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
T.A 2009
1
2. KARSINOMA MAMMAE
1. Pengertian
Ca. mammae adalah kanker yang paling sering pada perempuan (diluar kanker kulit)
walaupun kanker ini sangat jarang pada laki-laki (Seer, 2001).
Ca. Mammae adalah salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia,
biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 - 70 tahun dan letak terbanyak di kuadran
lateral atas (Mansjoer, 2000).
2. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara dan sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang
terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan
genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan
genetik masih belum diketahui. Perubahan genetic ini pengaruh protein baik yang
menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon
ovarium utama – estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan
seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti
telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Faktor ini penting dalam membantu
mengembangan program pencegahan. Hal yang harus selalu diingat adalah bahwa hampir
60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang
teridentifikasi keculai hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian, semua
wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan
mereka. Namuan demikian, mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk
mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang terus
meningkat dan pengobatan dini. Selain itu, riset lebih jauh tentang faktor resiko akan
membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah atau
memodifikasi kanker payudara dimasa mendatang.
2
3. 3. Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal yang menyalurkan getah kelenjar, mula-mula terjadi pembentukan jaringan secara
berlebihan karena bertambahnya jumlah sel, sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
dan menginfasi jaringan yang merupakan zat dasar. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun
unutk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapaat teraba kira-kira berdiameter 1 cm, pada ukuran itu kira-kira seperempat dari kanker
payudara telah bermetastase.
4. Manifestasi Klinis
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara terdapat.
Kanker payudara umumnya terjadi pada payudara sebalah kiri. Umumnya, lesi tidak
terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang
menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakitpayudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Dengan meningkatnya penggunaan mammografi, lebih banyak wanita yang mencari
bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita ini bisa saja tidak mempunyai gejala dan
tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi abdormal dapat terdeteksi pada
pemeriksaan mammografi. Sayangnya, banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari
bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan. Sebagai contoh mereka akan
baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling atau peau d,orange pada kulit
payudaranya yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan
dermal. Retraksi putting susu dan lesi yang terfiksasi pada dinding dada dapat juga
merupakan bukti. Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang klasik ini jelas
mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun, indeks kecurigaan yang
tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus
dilakukan (Brunner & Suddarth, 2001).
3
4. 5. Diagnosis
Teknik untuk menentukan diagnosis histologist dan jaringan dari kanker payudara
mencakup aspirasi jarum halus, biopsi eksisi (atau terbuka), biopsi inti dan lokalisasi
jarum
6. Stadium Pada Carsinoma Mammae
Stadium I
Tumor yang kuran dari 2 cm tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya
metastase
Stadium II
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus
limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastase
Stadium IIIa
Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran
yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area
klaviluar, dan tanpa bukti adanya metastase.
Stadium IV
Tumor dalam sembarang ukuran, dengan adanya nodus limfe normal atau kankerosa
dan adanya metastase jauh.
7. Tipe-tipe kanker payudara
Selain criteria pentahapan, gambaran patologi lainnya dan tes prognostik digunakan
untuk mngidentifikasi kelompok pasien yang berbeda yang mungkin diuntungkan oleh
pengobatan ajufan. Pemeriksaan histologis sel kanker membantu menentukan prognosis
dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penyakit berkembang.
Karsinoma duktal menginfiltasi adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan
75% dari semua jenis kanker paydara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat
dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetastasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih
buruk dibanding dengan tipe kanker lainnya.
Karsinoma medular menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam
kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan
lambat, sehingga prognosisnya seringkali lebih baik
4
5. Kanker musinus menempt sekitar 3 % dari kanker payudara. Penghasil lendir juga
tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari
lainnya
Kanker duktal-tubular jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2 % dari kanker.
Karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya sangat
baik
Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2 %) dan
menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor
setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara secara abnormal keras dan
membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan
retraksi putting susu. Gejala ini dengan cepat berkembang memburuk dan biasanya
mendorong pasien mencari bantuan medis lebih cepat dibanding pasien wanita lainnya
dengan massa kecil pada payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada
bagian tubuh lainnya, preparat kemoterapi berperan penting dalam pengendalian
kemajuan penyakit ini. Rediasi dan pembedsaran biasanya juga digunakan untuk
mengontrol penyebaran (Brunner & Suddarth, 2001).
8. Komplikasi
Komplikasi kanker payudara metastatik yang meliputi metastase tulang, jika metastase itu
ke tulang mungkin terjadi kompresi medulla spinalis, ini merupakan masalah krisis modis
yang harus segera ditangnani, metastse otak terjadi pada kira-kira 30% wanita dengan
penyakit metastatik yang dapat mengganggu baik secara fisik ataupun secara psikologis,
limfedema kronis menjadi masalah jika tumor kambuh lagi pada aksila atau sebagai
komplikasi dari diseksi limfa aksila dan terapi radiasi pada aksila (Gale, 2000).
9. Pemeriksaan penunjang
Pada kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan :
Mamografi
Memperlihatkan struktur internal payudara dapat mendeteksi kanker yang tidak teraba
atau tumor yang terjadi pada tahap awal
5
6. Galaktografi
Memogram dengan kotras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras ke dalam
aliran duktus
Ultrasound
Untuk membedakan antara massa padat dan kista pada wanita yang jaringan
payudaranya keras
Xeroradiografi
Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor
Termografi
Mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi
CT Scan
Dapat mendeteksi penyakit payudara khususnya massa yang lebih besar atau tumor
kecil payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi
Biopsi payudara
Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi
histologik pentahapan dan seleksi terapi yang tepat
Asai hormol reseptor
Menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi mengandung reseptor hormon
atau tidak.
10. Diagnosis banding
Fibriadenoma mammae merupakan tumor jinak payudar yang biasa terdapat pada usia
muda (15-30 tahun) dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri.
Kelainan fibrokistik merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar biasanya
bilateral/multipel.
Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar berbentuk bulat lonjong berbatas
tegas dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.
Galaktokel merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya
saluran/duktus laktiferus. Umumnya pada ibu yang baru/sedang menyusui.
6
7. Mastitis yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap bahkan dapat
berkembang menjadi abses biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
11. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kanker payudara yaitu :
1. Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal.
Bila ada metastases lanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan.
2. Pada stadium IIIa yaitu lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi ajuvan atau
mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.
3. Pada stadium IIIb lakukan biopsi insisi lanjutkan dengan radiasi, bila residu tidak ada,
tunggu dan bila relaps tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi
4. Pada stadium IV
Bila pada pasien premenopause dilukakn Ooferektomi bilateral, bila respon positif
berikan Aminoglutetimid atau Tamofen, bila respon negatif berikan kemoterapi
CMF/CAF.
Pada pasen sudah 1-5 tahun menopause, periksa efek estrogen dapat diperiksa
dengan estrogen/progesteron reseptor
Pada pasien pasca menopause berikan obat-obat hormonal seperti Tamoksefen,
estrogen progesteron atau kortikosteroid.
5. Mastektomi
Merupakan pembedahan atau amputasi pada payudara (Pamoenjak, 2005).
Tipe pembedahan secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga kategori:
Mastektomi radikal yaitu pengangkatan seluruh payudara kulit otot pektoralis
mayor dan minor, nodus limfe ketiak, kadang-kadang nodus limfe mammary
internal atau supraklavikular.
Mastektomi total (sederhana) yaitu mengangkat semua jaringan payudara tetapi
kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
Prosedur terbatas (lumpektomi) yaitu hanya dapat dilakukan pada pasien rawat
jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat
(Doenges dkk, 2000).
7