SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Penyimpangan KDM
Pencetus :
Allergen
Olahraga
Cuaca
Emosi

Penghambat
kortikosteroid

Imun
respon
menjadi
aktif

Pelepasan mediator
humoral
Histamine
SRS-A
Serotonin
Kinin

bersihan jalan napas
inefektif

Bronkospasme
Edema mukosa
Sekresi
meningkat
inflamasi

Nyeri pada
saluran napas.

Gangguan pertukaran gas
( Sesak napas )
BB
menurun

Kelemahan
fisik

Gangguan pemenuruhan
kebutuhan istrahat dan
tidur

51
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA
 Pengkajian Umum
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah
sakit,

tanggal

pengkajian,

nomor

register,

diagnosa medik, dan alamat.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
alamat.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama : Merupakan keluhan yang di
rasakan

klien

Biasanya

saat

keluhan

di

lakukan

utama

pada

pengkajian.

klien

dengan

Asma Bronchiale adalah :Sesak napas, batuk
berdahak.
b) Riwayat Keluhan Utama
Menggambarkan
pengkajian
informasi
sampai

keluhan

yang

mencakup

tentang

saat

gejala-gejala

manifestasi
52

penyakit

dilakukan

pengumpulan
terakhir

juga

sebelumnya
dikembangkan

dengan

menggunakan

konsep

PQRST.
(1) Paliative/provokarif

(P)

:

apa

yang

menyebabkan bertambah atau berkurangnya
keluhan. Pada penderita asma bronchiale yang
menyebabkan

sesak

penumpukkan

napas

mukosa

adalah
dalam

adanya
saluran

pernapasannya sedangkan yang mempercepat
keluhan yaitu pada saat melakukan aktivitas
seperti bangun tidur dan yang meringankan
keluhan yaitu pada saat baring dengan posisi
semifowler

atau

duduk

(tergantung

dari

keluhan masing-masing klien).
(2) Qualitas/kuantitas

(Q)

:

bagaimana

bentuk

atau gambaran keluhan dan sejauh mana
tingkat

keluhan.

Pada

penderita

asma

bronchiale biasanya keluhan dirasakan hilang
timbul. Kualitas sesak yang dirasakan pada
umumnya

sedang

atau

tergantung

berat

penyakit.
(3) Region/Radiasi

(R)

:

lokasi

keluhan

yang

dirasakan dan penyebarannya. Pada penderita
asma bronchiale
daerah dada.
53

keluhan dirasakan pada
(4) Skala/Saverity (S) : intensitas keluhan apakah
sampai

mengganggu

penderita

asma

dirasakan

atau

bronchiale

sangat

tidak.

Pada

keluhan

yang

mengganggu

aktivitas

keseharian, dimana pernapasan cepat yaitu
lebih dari 24 kali / menit.
(5) Timing (T) : kapan waktu mulai terjadinya
keluhan dan sudah berapa lama kejadian ini
berlangsung. Pada saat serangan terjadi. Pada
penderita asma bronchiale keluhan dirasakan
pada saat melakukan aktivitas.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu, pernakah
klien menderita penyakit yang sama, apakah
klien pernah mengalami penyakit yang berat
atau

suatu

penyakit

memungkinkan

akan

tertentu

yang

berpengaruh

pada

kesehatannya sekarang, apakah klien mempunyai
riwayat riwayat alergi.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dengan menggunakan genogram tiga generasi,
apakah

dalam

keluarga

klien

ada

anggota

keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan kli
54
 PENGKAJIAN PRIMER
1. AIRWAY
Terdapat sumbatan pada jalan nafas : secret /
lendir, pernafasan supra eksternal
2. BREATHING
Look : simetris kiri dan kanan , adanya
retraksi

pada

fosa

supraklavikula

menggunakan otot bantu nafas tambahan (
otot aksesori )
LISTEN : terdengar suara nafas tambahan
(whezing dan ronchi ), adanya secret yang
menumpuk pada rongga pernafasan
FEEL : terasa hembusan nafas . fase ekspirasi
memanjang,
3. CIRCULATION : TD : 130/80 mmHg, N : 120
x/m ,sianosis,konjungtiva anemis,
4. Disability : E4,V5,M6

55
 PNGAJIAN SEKUNDER

a) Keadaan Umum
Yang

perlu

diperhatikan

pada

keadaan

umum pasien meliputi penampilan, postur tubuh
dan gaya bicara, karena pasien dengan asma
bronchiale biasanya akan mengalami kelemahan.
b) Kesadaran : pada umumnya compos mentis.

(1) Keadaan umum

: Klien nampak lemah

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-tanda Vital

: TD : 130/80 mmHg
N : 120 x/menit
P

: 30 X/menit

S

: 36,6°C

(2) Sistem pernapasan
Inspeksi

:

Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada secret tidak
ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,terpasang O2 5
ltr/mnt, bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan
cepat dengan frekuensi 30 x/mnt.

56
Palpasi :
Suhu kulit lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Perkusi

: terdengar resonan

Auskultasi

: terdengar ronchi dan wheezing.

(3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi

:

Konjungtiva merah muda, mata nampak sayup, raut muka
pucat, sclera putih, tidak terdapat clubing finger tidak terdapat
peningkatan JVD.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, teraba denyutan pada apex jantung,
CRT kurang lebih 3 detik, akral teraba hangat, nadi 80 x/menit
Perkusi

: Redup pada area jantung

Auskultasi

:Terdengar bunyi jantung SI dan S2, irama

regular.
(4) Sistem pencernaan
Inspeksi

:

Mucosa bibir lembab, lidah dan gigi bersih, sebagian gigi
sudah tanggal, tidak terdapat caries, pergerakan lidah kesegala
arah, fungsi menyunyah dan menelan baik, bentuk abdomen
datar.
57
Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, massa tidak ada

Perkusi

: Terdengar tympani.

Auskultasi

: perilstatik usus 8 x/menit.

(5) Sistem perkemihan
Inspeksi :
Tidak ada oedema preorbital
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak nyeri tekan.
(6) Sistem indera
Inspeksi: Mata simetris kiri dan kanan, mata nampak sayu,
konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil isokor diameter 2
mm, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
tidak ada polip, telinga simetris kiri dan kanan, tida ada
serumen, lidah bersih, pergerakan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, hidung, telinga dan
lidah.
(7) Sistem integumen
Inspeksi :
Distribusi rambut merata,warna rambut

hitam, warna kulit

sawo mataang, tekstur baik, tidak ada lesih, turgor kulit baik.

58
Palpasi : suhu tubuh hangat, kuku nampak bersih, tidak mudah
patah.

(8) Sistem muculoskeletal
Inspeksi

:

Tidak ada edema, ekstermitas atas dan bawah simetris,
pergerakan baik, kekuatan otot 5 5
5 5
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa
Perkusi

:

Refleks trisep +/+, bisep +/+
Patella +/+, tendon achiles +/+
Babinski -/(9) Sistem endokkrin
Tidak terdapat thyroid dan parathyroid, tidak terdapat tanda –
tanda gangguan hpertiroid.
(10) Sistem reproduksi
Tidak dilakukan.
(11) Sistem imun
Tidak alergi terhadap obat – obatan maupun makanan
(12) Sistem persarafan
a. Fungsi serebral
59
1) Status mental
a) Klien dapat berorientasi terhadap

orang, tempat

dan waktu
b) Bahasa jelas
2) Kesadaran : Composmentis (Glasgow scala : 15)
a) Eyes dapat membuka mata dengan spontan (4)
b) Motorik dapat berespon terhadap perintah dengan
baik (6)
c) Verbal dapat berkomunikasi dengan baik (5)
3) Bicara
a) Dapat berbicara
b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan
(reseptive)
c) Bicara jelas (reseditif)
b.

Fungsi cranial
N.I. (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau
N.II. (Optikus): Visus 6/6, klien dapat membaca papan
nama perawat.
N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat
kena cahaya mengecil).

60
N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke
bawah dengan mengikuti obyek.
N.V. (Trigeminus)
1) Sensorik : Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada
pipi sambil mata klien tertutup.
2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan
mengunyah dengan baik
N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri
dan kanan dengan mengikuti objek.
N.VII (Fasialis)
a) Sensorik

:

Fungsi

pengecapan

baik,

dapat

membedakan rasa manis, asam dan asin.
b) Mororik : Klien dapat mengangkat alis secara
bersamaan
N.VIII (Akustik) : Klien dapat mendengar gesekan tangan
perawat dengan jarak 10 cm
N.IX. (Glosa pherengeal) : Refleks muntah baik
N.X. (Vagus) : Refleks menelan dan muntah (+)
N.XI. (Asesorys) : Dapat mengangkat kedua bahu dan
menggerakkan leher kesemua arah

61
N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik simetris kiri dan
kanan

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL
1. Laboratorium
a. Lekositosis

dengan

neutrofil

yang

meningkat

menunjukkan adanya infeksi
b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah

eosinofil

ini

menurun

dengan

pemberian

kortikosteroid.
2. Analisa gas darah

Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan
asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini
dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis
respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2
normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan
terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat
PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat
dan terjadi asidosis respiratorik.
3. Radiologi

Pada

serangan

asma
62

yang

ringan,

gambaran
radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya
kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang
khas

untuk

asma

adanya

hiperinflasi,

penebalan

dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.]
4. Uji kulit:

Untuk menunjukkan adanya alergi
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal

dan

menghindari

factor

yang

dapat

mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun
keluarganya

mengenai

pengobatannya
penyakitnya,

penyakit

maupun

sehingga

tentang

penderita

asma,

baik

perjalanan

mengerti

tujuan

pengobatan yang diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari factor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu
b. Pengobatan farmakologik
1.

Salbutamol 2 mg 3x1
63
2. Amoxicilin 500 mg 3x1
3. Amboroxol 30 mg 3x1
4. Dexametason 1 amp / jam IV
5. Ventolis Nebulizer 1 kali
6. O2 5 ltr/mnt.
KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
-

Klien mengatakan sesak nafas.

-

Klien mengatakan batuk berlendir.

-

Klien mengatakan susah tidur.

-

Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.

-

Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.

Data obyektif
-

Klien nampak sesak.

-

Klien nampak batuk berlendir.

-

Klien nampak gelisah.

-

KU lemah

-

Muka pucat

-

Mata nampak sayu

-

Ronchi (+), Whezing (+).
64
-

Pernapasan 30 x / mnt.

-

Irama pernapasan cepat.

-

Terpasang O2 5 ltr/mnt.

-

Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

a. Analisa data
Tabel 3.4. Analisa Data
Data

Etiologi

1

Masalah

Reaksi
antigen/antibo
dy
↓
Reaksi
inflamasi
saluran nafas
↓
Radang/oedem
a pada jalan
nafas
↓
Sekresi
meningkat
↓
Peningkatan
mukus/sekret
pada jalan
nafas
↓
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif

Bersihan
jalan nafas
tidak efektif

2

Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak
nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
- Klien
nampak
batuk
berlendir.
- Ronchi (+), wheezing (+).

65

3
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
- Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.

Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien mengatakan sering
terbangun saat tidur.
Data Objektif :
- Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu

66

Obstruksi
saluran nafas
pada bronchus
↓
Bronchospasme
↓
Penyempitan
jalan nafas
secara periodic
dan reversible
↓
Sesak nafas
↓
Pola nafas
tidak efektif
Rangsangan
peningkatan
respon
bronchus dan
trachea
↓
Manifestasi
dari
penyempitan
↓
Sesak dan
batuk
↓
Mempengaruhi
ssistem saraf
pusat dan
korteks cerebri
↓
Merangsang
sirkulasi pusat
jaga
↓

Pola nafas
tidak efektif

Gangguan
pola tidur
Gangguan pola
istrahat dan
tidur
Data Subjektif :
Perubahan
Klien mengatakan cemas status
terhadap penyakitnya.
kesehatan
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
Kurang
- Klien
sering
bertanya terpapar
tentang penyakitnya.
informasi

Kecemasan

Kurang
pengetahuan
↓
Koping in
efektif
Kecemasan
b. Prioritas masalah
1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi secret.
2. Pola

nafas

tidak

efektif

berhubungan

dengan

penumpukan secret.
3. Gangguan

pemenuhan

istrahat

berhubungan dengan sesak dan batuk.

67

dan

tidur
4. Kecemasan

berhubungan

dengan

kurang

berhubungan

dengan

terpaparnya informasi.
1. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan

jalan

tidak

efektif

peningkatan produksi secret ditandai dengan :
Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
-

Klien nampak batuk berlendir.

- Ronchi (+), wheezing (+).
b. Pola

nafas

tidak

efektif

berhubungan

penumpukan secret ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
68

dengan
- Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan
dengan sesak dan batuk ditandai dengan :
Data Subjektif :
-

Keluarga klien mengatakan klien susah tidur

-

Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.

Data Objektif :
-

Klien nampak lemah

-

Mata nampak sayu

d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
69
70
2. Perencanaan
Nama
: Tn. A
Tgl masuk RS
: 20 Agustus
2010
Umur
: 51 tahun
Tgl Pengkajia
: 20 Agustus 2010
Jenis kelamin
: Laki-laki
No. Register
: 091232
Alamat
: Jln. Rambutan No. 4 D Kec. Katobu
Diagnosa medic : Asma Bronchiale
Table 3.5 Perencanaan
Rencana Tindakan Keperawatan
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Bersihan jalan nafas tidak Tupan :
1. Asukultasi
1. Beberapa
efektif berhubuungan
Setelah diberikan
bunyi nafas.
derajat spasme
dengan peningikatan
tindakan keperawatan
bronchus terjadi
produksi sekret ditandai
selama 3 hari bersihan
dengan
dengan :
jalan nafas kembali
obstruksi jalan
DS :
efektif.
nafas dan dapat
Data Subyetif :
Tupen:
dimanifestasika
- Klien
mengatakan Setelah diberikan
n dengan
sesak nafas.
tindakan keperawatan
2. Observasi
adanya bunyi
- Klien
mengatakan selama 1 hari
karakteristik
nafas.
batuk
penumpukan secret
batuk
2. Batuk sebagai
berlendir.
saluran nafas berkurang
variabel adanya
Data Obyetif :
dengan kriteria :
sumbatan jalan
- Klien nampak batuk - Batuk berkurang.
3. Berikan posisi
nafas bagian
berlendir.
- Sesak berkurang.
yang nyaman.
bawah.
71
- Ronchi (+), wheezing - Ronchi (-), wheezing (-).
(+).

2

Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
ditandai dengan
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari pola nafas
kembali efektif.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari
72

4. Pertahankan
masukan
cairan sesuai
indikasi.
5. Berikan obat
sesuai indikasi.

1. Kaji frekuensi
kedalaman
pernafasan
dan ekspansi
dada.
2. Tinggikan
kepala dan
bantu
mengubah

3. Peninggian
kepala tempat
tidur
mempermudah
fungsi
pernafasan.
4. Hidrasi
membantu
mengencerkan
secret.
5. Pengobatan
yang akurat
mengurangi /
menghilangkan
gejala.
1. Dispnoe terjadi
karena
peningkatan
kerja keras.
2. Posisi yang
tinggi
memungkinkan
ekspansi paru
- Pernapasan 30 x/mnt. penumpukan secret
- Terpasang O2 5 ltr / saluran nafas berkurang
mnt.
dengan kriteria :
Sesak berkurang.
Jalan nafas bersih.
Pernafasan normal
(14-16 x/mnt)

3

Gangguan pemenuhan
istrahat dan tidur
berhubungan dengan
sesak dan batuk ditandai
dengan :
Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien
mengatakan
sering terbangun saat
tidur.
Data Objektif :

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari kebutuhan
istrahat dan tidur klien
terpenuhi.
Tupen :
Setelah di berikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari waktu klien
tidur meningkat dengan
criteria :
- Klien dapat tidur
73

posisi.

3. Anjurkan
pasien untuk
nafas dalam
dan batuk.
4. Berikan
oksigen
tambahan.

1. Kaji factor
pencetus
timbulnya
gangguan
istrahat dan
tidur.
2. Batasi
aktivitas

3. Ciptakan
lingkungan

dan
memudahkan
pernafasan.
3. Dapat
meningkatkan
banyaknya
sputum.
4. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan
sesak nafas.
1. Factor pencetus
sedapat
mungkin
dihindari.
2. Akan memberi
kesempatan
untuk lebih
banyak
beritsrahat.
3. Memberikan
rasa aman dan
nyaman untuk
beristraahat.
- Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu

nyenyak.
- Mata tidak sayup.

Kecemasan berhungan
dengan kurang
terpaparnya informasi
ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
Klien nampak gelisah.
Klien sering bertanya
tentang penyakitnya

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari klien tidak
cemas.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari kecemasan
berkurang dengan kriteia
;
Klien tenang.

yang tenang
dan nyaman.
4. Batasi
pengunjung
dan penunggu
pasien.
1. Jelaskan
tentang proses
penyakit
individu.
2. Diskusikan
tentang
penggunaan
obat.

3. Diskusikan
factor
lingkungan
yang
meningkatkan
74

4. Menciptakaan
lingkungan
yang nyaman
dan tenang.

1. Menurunkan
ancietas dan
dapat
menimbulkan
perbaikan
2. Pemahaman
tentang
penggunaan
obat dapat
mengurangi
ancietas dan
menimbulkan
huubngan aling
percaya.
3. Factor
lingkungan
dapat
menimbulkan
peningkatan
kondisi.
4. Berikan
informasi
tentang
pembatasan
istrahat.

75

produksi secret
dan hambatan
jalan nafas.
4. Memberikan
pemahaman
kepada klien
tentang
pentingnya
pengaturan
kebutuhan
oksigen.
4. Implementasi Dan Evaluasi
Table 3.6 Implementasi dan Evaluasi
NO

DX
Kep

1

1

Hari/
Tanggal

Jam

Implementasi

Jam

Evaluasi

07.3
0

1. Mengasukultasi
bunyi nafas.
Hasil :
Terdengar bunyi
nafas tambahan
ronchi dan wheezing.
2. Mengobservasi
karakteristik batuk
Hasil :
Klien masih batuk
berlendir.
3. Memberikan posisi
yang nyaman.
Hasil :
Klien nampak
istrahat dengan
posisi terlentang
dengan kepala
dditinggikan.
4. Mempertahankan
masukan cairan
sesuai indikasi.
Hasil :
Klien dapat minum
air hangat sedikit
demi sedikit.
5. Penatalaksaanpembe
rian obat sesuai
indikasi.
Hasil :
- Salbutamol 2 mg 1

13.0
0

S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
Klien
mengatakan
masih
berlendir.
O:
Klien nampak
sesak
Klien nampak
batuk
berlendir.
Terdengar
ronchi dan
wheezing.
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4,5.

07.4
0

07.4
5

07.5
0

11.30

76
2

II

08.2
0

1.

08.3
0

2.

08.3
5

3.

08.4
0
4.

3

III

Ju

08.4
5

1.

tab/oral
- Amoxicillin 500 mg
1 tab
- Amboroxol 30 mg 1
tab.
- Dexametason 1 amp
/ jam IV
- Ventolin Nebulizer
1 kali.
Mengkaji frekuensi
kedalaman
pernafasan dan
ekspansi dada.
Hasil :
Ekspansi dada tidak
ada, ferkuensi nafas
28 x/mnt.
Meninggikan kepala
dan bantu mengubah
posisi.
Hasil :
Klien dalam posisi
semi fowler.
Menganjurkan
pasien untuk nafas
dalam dan batuk.
Klien dapat
melakukan nafas
nafas dalam batuk.
Memberikan oksigen
tambahan.
Hasil ;
Oksigen tetap
terpasang 5 ltr/mnt.
Mengkaji factor
pencetus timbulnya

77

13.3
0

S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
O:
Klien nampak
sesak.
Frekuensi
nafas 28
x/mnt.
KU lemah.
A:
Tujuan belum
tercapai.
P;
Lanjutkan
intervensi no
1,2,3,4.

13.0
0

S:
Klien
08.5
5

2.

09.0
0

3.

10.0
0
4.

4

IV

1.

2.

gangguan istrahat
dan tidur.
Hasil :
Klein tidak tidur
karena sesak dan
batuk.
Membatasi aktivitas
Hasil :
Klien tetap istrahat
ditempat tanpa
aktivitas.
Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan nyaman.
Hasil :
Lingkungan dalan
keadaann yang
nyaman dan tenang.
Membatasi
pengunjung dan
penunggu pasien.
Hasil : Nampak
pembesuk masuk
secara bergantian.
Menjelaskan tentang
proses penyakit
individu.
Hasil :
Nampak klien
memahami
penjelasan yang
diberikan.
Mendiskusikan
tentang penggunaan
obat.
Hasil :

78

mengatakan
susah tidur.
O:
KUmasih
lemah.
Mata sayu
A:
Tujuan belum
tercapai.
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4.

13.3
0.

S:
Klien
mengatakan
sudah
mengerti dan
memahami
tentang
penyakitnya.
O:
Klien nampak
tenang.
A:
Klien mengerti
tentang manfaat
penggunaan obat.
3. Mendiskusikan
factor lingkungan
yang meningkatkan
kondisi.
Hasil :
Klien mengerti
tentang pentingnya
lingkungan dalam
menghilangkan
kecemasan.
4. Memberikan
informasi tentang
pembatasan istrahat.
Hasil :
Klien nampak
mengerti tentang
informasi yang
diberikan.

Tujuan
tercapai.
P:
Pertahankan
intervensi.

5. Catatan Perkembangan
Table 3.7 Catatan Perkembangan
No
Hari/
No
Jam
Catatan Perkembangan
DX
Tanggal
1
I
Sabtu,
07.30 S :
21
- Klien mengatakan sesak
Agustus
berkurang.
2010
- Klien mengatakan batuk
berlendir berkurang.
O:
- Klien nampak sesak
- Klien nampak batuk

79
2

II

Sabtu,
21
Agustus
2010

berlendir.
07.35 - Terdengar ronchi dan
08.00
wheezing.
08,15 A : Tujuan belum tercapai
08.30 P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.
08.45 I : 1. Mengasukultasi bunyi
nafas
2. Mengobservasi karakteristik
13.00
batuk
3. Memberikan posisi yang
nyaman
4. Mempertahankan masukan
cairan sesuai indikasi
5. Penatalaksaanpemberian
obat sesuai indikasi
E: Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.
08.00 S :
Klien mengatakan sesak
berkurang.
O:
- Frekuensi nafas 26 x/mnt.
08.15
- KU lemah.
A:
Tujuan belum tercapai.
P;
0820. Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4.
I:
1. Mengkaji frekuensi
08.30
kedalaman pernafasan dan
ekspansi dada.
08.45 2. Meninggikan kepala dan
bantu mengubah posisi.
09.00 3. Menganjurkan pasien untuk
nafas dalam dan batuk.

80
3

III

Sabtu,
21
Agustus
2010

4

I

Minggu,
21
Agustus
2010

3. Klien dapat melakukan nafas
13.15
nafas dalam batuk.
4. Memberikan oksigen
tambahan.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.00 S :
Klien mengatakan tidur sedikit
demi sedikit.
O:
- KUmasih lemah.
- Mata sayu
A:
Tujuan belum tercapai.
10.15 P :
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.30 I :
1. Mengkaji factor pencetus
timbulnya gangguan istrahat
dan tidur.
2. Membatasi aktivitas
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman.
4. Membatasi pengunjung dan
13.30
penunggu pasien.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4..
08.00 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
Klien mengatakan sudah tidak
batuk.
O:
Ronchi dan wheezing (-).

81
5

II

Minggu,
21
Agustus
2010

6

III

Minggu,
21
Agustus
2010

A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
08.30 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
O:
- Frekuensi nafas 16 x/mnt
- KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P ; Pertahankan intervensi.
09.00 S : Klien mengatakan sudah
dapat tidur.
O : KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.

82
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC;
Jakarta.
Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta
Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com
Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta
Roger,

W.

2000.

Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat.

Gramedia; Jakarta

83

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Pengkajian anemia
Pengkajian anemiaPengkajian anemia
Pengkajian anemia
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 

Semelhante a Asma bronchial Akper pemkab muna

Semelhante a Asma bronchial Akper pemkab muna (20)

Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
Asma bronchial AKPER PEMDA MUNA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii juli
Bab iii juliBab iii juli
Bab iii juli
 
Bab iii juli
Bab iii juliBab iii juli
Bab iii juli
 
Revisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsaiRevisi app kronik hal 17 slsai
Revisi app kronik hal 17 slsai
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
240142535 case-bismillah
240142535 case-bismillah240142535 case-bismillah
240142535 case-bismillah
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
167703317 tes-case
167703317 tes-case167703317 tes-case
167703317 tes-case
 
Case Report Session.pptx
Case Report Session.pptxCase Report Session.pptx
Case Report Session.pptx
 
CBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis LaringCBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis Laring
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
luka bakar.pptx
luka bakar.pptxluka bakar.pptx
luka bakar.pptx
 
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asma bronchial Akper pemkab muna

  • 1. Penyimpangan KDM Pencetus : Allergen Olahraga Cuaca Emosi Penghambat kortikosteroid Imun respon menjadi aktif Pelepasan mediator humoral Histamine SRS-A Serotonin Kinin bersihan jalan napas inefektif Bronkospasme Edema mukosa Sekresi meningkat inflamasi Nyeri pada saluran napas. Gangguan pertukaran gas ( Sesak napas ) BB menurun Kelemahan fisik Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan tidur 51
  • 2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA  Pengkajian Umum 1) Biodata a) Identitas Klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat. b) Identitas Penanggung Jawab Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat. 2) Riwayat Kesehatan Sekarang a) Keluhan utama : Merupakan keluhan yang di rasakan klien Biasanya saat keluhan di lakukan utama pada pengkajian. klien dengan Asma Bronchiale adalah :Sesak napas, batuk berdahak. b) Riwayat Keluhan Utama Menggambarkan pengkajian informasi sampai keluhan yang mencakup tentang saat gejala-gejala manifestasi 52 penyakit dilakukan pengumpulan terakhir juga sebelumnya
  • 3. dikembangkan dengan menggunakan konsep PQRST. (1) Paliative/provokarif (P) : apa yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya keluhan. Pada penderita asma bronchiale yang menyebabkan sesak penumpukkan napas mukosa adalah dalam adanya saluran pernapasannya sedangkan yang mempercepat keluhan yaitu pada saat melakukan aktivitas seperti bangun tidur dan yang meringankan keluhan yaitu pada saat baring dengan posisi semifowler atau duduk (tergantung dari keluhan masing-masing klien). (2) Qualitas/kuantitas (Q) : bagaimana bentuk atau gambaran keluhan dan sejauh mana tingkat keluhan. Pada penderita asma bronchiale biasanya keluhan dirasakan hilang timbul. Kualitas sesak yang dirasakan pada umumnya sedang atau tergantung berat penyakit. (3) Region/Radiasi (R) : lokasi keluhan yang dirasakan dan penyebarannya. Pada penderita asma bronchiale daerah dada. 53 keluhan dirasakan pada
  • 4. (4) Skala/Saverity (S) : intensitas keluhan apakah sampai mengganggu penderita asma dirasakan atau bronchiale sangat tidak. Pada keluhan yang mengganggu aktivitas keseharian, dimana pernapasan cepat yaitu lebih dari 24 kali / menit. (5) Timing (T) : kapan waktu mulai terjadinya keluhan dan sudah berapa lama kejadian ini berlangsung. Pada saat serangan terjadi. Pada penderita asma bronchiale keluhan dirasakan pada saat melakukan aktivitas. c) Riwayat Kesehatan Dahulu Pada riwayat kesehatan dahulu, pernakah klien menderita penyakit yang sama, apakah klien pernah mengalami penyakit yang berat atau suatu penyakit memungkinkan akan tertentu yang berpengaruh pada kesehatannya sekarang, apakah klien mempunyai riwayat riwayat alergi. d) Riwayat Kesehatan Keluarga Dengan menggunakan genogram tiga generasi, apakah dalam keluarga klien ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama dengan kli 54
  • 5.  PENGKAJIAN PRIMER 1. AIRWAY Terdapat sumbatan pada jalan nafas : secret / lendir, pernafasan supra eksternal 2. BREATHING Look : simetris kiri dan kanan , adanya retraksi pada fosa supraklavikula menggunakan otot bantu nafas tambahan ( otot aksesori ) LISTEN : terdengar suara nafas tambahan (whezing dan ronchi ), adanya secret yang menumpuk pada rongga pernafasan FEEL : terasa hembusan nafas . fase ekspirasi memanjang, 3. CIRCULATION : TD : 130/80 mmHg, N : 120 x/m ,sianosis,konjungtiva anemis, 4. Disability : E4,V5,M6 55
  • 6.  PNGAJIAN SEKUNDER a) Keadaan Umum Yang perlu diperhatikan pada keadaan umum pasien meliputi penampilan, postur tubuh dan gaya bicara, karena pasien dengan asma bronchiale biasanya akan mengalami kelemahan. b) Kesadaran : pada umumnya compos mentis. (1) Keadaan umum : Klien nampak lemah Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda Vital : TD : 130/80 mmHg N : 120 x/menit P : 30 X/menit S : 36,6°C (2) Sistem pernapasan Inspeksi : Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada secret tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,terpasang O2 5 ltr/mnt, bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan cepat dengan frekuensi 30 x/mnt. 56
  • 7. Palpasi : Suhu kulit lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa. Perkusi : terdengar resonan Auskultasi : terdengar ronchi dan wheezing. (3) Sistem kardiovaskuler Inspeksi : Konjungtiva merah muda, mata nampak sayup, raut muka pucat, sclera putih, tidak terdapat clubing finger tidak terdapat peningkatan JVD. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba denyutan pada apex jantung, CRT kurang lebih 3 detik, akral teraba hangat, nadi 80 x/menit Perkusi : Redup pada area jantung Auskultasi :Terdengar bunyi jantung SI dan S2, irama regular. (4) Sistem pencernaan Inspeksi : Mucosa bibir lembab, lidah dan gigi bersih, sebagian gigi sudah tanggal, tidak terdapat caries, pergerakan lidah kesegala arah, fungsi menyunyah dan menelan baik, bentuk abdomen datar. 57
  • 8. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa tidak ada Perkusi : Terdengar tympani. Auskultasi : perilstatik usus 8 x/menit. (5) Sistem perkemihan Inspeksi : Tidak ada oedema preorbital Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak nyeri tekan. (6) Sistem indera Inspeksi: Mata simetris kiri dan kanan, mata nampak sayu, konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil isokor diameter 2 mm, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, tidak ada polip, telinga simetris kiri dan kanan, tida ada serumen, lidah bersih, pergerakan baik. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, hidung, telinga dan lidah. (7) Sistem integumen Inspeksi : Distribusi rambut merata,warna rambut hitam, warna kulit sawo mataang, tekstur baik, tidak ada lesih, turgor kulit baik. 58
  • 9. Palpasi : suhu tubuh hangat, kuku nampak bersih, tidak mudah patah. (8) Sistem muculoskeletal Inspeksi : Tidak ada edema, ekstermitas atas dan bawah simetris, pergerakan baik, kekuatan otot 5 5 5 5 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa Perkusi : Refleks trisep +/+, bisep +/+ Patella +/+, tendon achiles +/+ Babinski -/(9) Sistem endokkrin Tidak terdapat thyroid dan parathyroid, tidak terdapat tanda – tanda gangguan hpertiroid. (10) Sistem reproduksi Tidak dilakukan. (11) Sistem imun Tidak alergi terhadap obat – obatan maupun makanan (12) Sistem persarafan a. Fungsi serebral 59
  • 10. 1) Status mental a) Klien dapat berorientasi terhadap orang, tempat dan waktu b) Bahasa jelas 2) Kesadaran : Composmentis (Glasgow scala : 15) a) Eyes dapat membuka mata dengan spontan (4) b) Motorik dapat berespon terhadap perintah dengan baik (6) c) Verbal dapat berkomunikasi dengan baik (5) 3) Bicara a) Dapat berbicara b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan (reseptive) c) Bicara jelas (reseditif) b. Fungsi cranial N.I. (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau N.II. (Optikus): Visus 6/6, klien dapat membaca papan nama perawat. N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat kena cahaya mengecil). 60
  • 11. N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke bawah dengan mengikuti obyek. N.V. (Trigeminus) 1) Sensorik : Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada pipi sambil mata klien tertutup. 2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan mengunyah dengan baik N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri dan kanan dengan mengikuti objek. N.VII (Fasialis) a) Sensorik : Fungsi pengecapan baik, dapat membedakan rasa manis, asam dan asin. b) Mororik : Klien dapat mengangkat alis secara bersamaan N.VIII (Akustik) : Klien dapat mendengar gesekan tangan perawat dengan jarak 10 cm N.IX. (Glosa pherengeal) : Refleks muntah baik N.X. (Vagus) : Refleks menelan dan muntah (+) N.XI. (Asesorys) : Dapat mengangkat kedua bahu dan menggerakkan leher kesemua arah 61
  • 12. N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik simetris kiri dan kanan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL 1. Laboratorium a. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian kortikosteroid. 2. Analisa gas darah Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik. 3. Radiologi Pada serangan asma 62 yang ringan, gambaran
  • 13. radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.] 4. Uji kulit: Untuk menunjukkan adanya alergi Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai pengobatannya penyakitnya, penyakit maupun sehingga tentang penderita asma, baik perjalanan mengerti tujuan pengobatan yang diberikan. Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu : a. Pengobatan non farmakologik  Memberikan penyuluhan  Menghindari factor pencetus  Pemberian cairan  Fisiotherapy  Beri O2 bila perlu b. Pengobatan farmakologik 1. Salbutamol 2 mg 3x1 63
  • 14. 2. Amoxicilin 500 mg 3x1 3. Amboroxol 30 mg 3x1 4. Dexametason 1 amp / jam IV 5. Ventolis Nebulizer 1 kali 6. O2 5 ltr/mnt. KLASIFIKASI DATA Data subyektif - Klien mengatakan sesak nafas. - Klien mengatakan batuk berlendir. - Klien mengatakan susah tidur. - Klien mengatakan sering terbangun saat tidur. - Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Data obyektif - Klien nampak sesak. - Klien nampak batuk berlendir. - Klien nampak gelisah. - KU lemah - Muka pucat - Mata nampak sayu - Ronchi (+), Whezing (+). 64
  • 15. - Pernapasan 30 x / mnt. - Irama pernapasan cepat. - Terpasang O2 5 ltr/mnt. - Klien sering bertanya tentang penyakitnya. a. Analisa data Tabel 3.4. Analisa Data Data Etiologi 1 Masalah Reaksi antigen/antibo dy ↓ Reaksi inflamasi saluran nafas ↓ Radang/oedem a pada jalan nafas ↓ Sekresi meningkat ↓ Peningkatan mukus/sekret pada jalan nafas ↓ Bersihan jalan nafas tidak efektif Bersihan jalan nafas tidak efektif 2 Data Subyetif : - Klien mengatakan sesak nafas. - Klien mengatakan batuk berlendir. Data Obyetif : - Klien nampak batuk berlendir. - Ronchi (+), wheezing (+). 65 3
  • 16. Data subyektif : Klien mengatakan sesak nafas Data obyektif : - Klien nampak sesak. - Pernapasan 30 x/mnt. - Irama pernapasan cepat. - Terpasang O2 5 ltr / mnt. Data Subjektif : - Keluarga klien mengatakan klien susah tidur - Klien mengatakan sering terbangun saat tidur. Data Objektif : - Klien nampak lemah - Mata nampak sayu 66 Obstruksi saluran nafas pada bronchus ↓ Bronchospasme ↓ Penyempitan jalan nafas secara periodic dan reversible ↓ Sesak nafas ↓ Pola nafas tidak efektif Rangsangan peningkatan respon bronchus dan trachea ↓ Manifestasi dari penyempitan ↓ Sesak dan batuk ↓ Mempengaruhi ssistem saraf pusat dan korteks cerebri ↓ Merangsang sirkulasi pusat jaga ↓ Pola nafas tidak efektif Gangguan pola tidur
  • 17. Gangguan pola istrahat dan tidur Data Subjektif : Perubahan Klien mengatakan cemas status terhadap penyakitnya. kesehatan Data Objektif : - Klien nampak gelisah. Kurang - Klien sering bertanya terpapar tentang penyakitnya. informasi Kecemasan Kurang pengetahuan ↓ Koping in efektif Kecemasan b. Prioritas masalah 1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret. 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret. 3. Gangguan pemenuhan istrahat berhubungan dengan sesak dan batuk. 67 dan tidur
  • 18. 4. Kecemasan berhubungan dengan kurang berhubungan dengan terpaparnya informasi. 1. Diagnosa Keperawatan a. Bersihan jalan tidak efektif peningkatan produksi secret ditandai dengan : Data Subyetif : - Klien mengatakan sesak nafas. - Klien mengatakan batuk berlendir. Data Obyetif : - Klien nampak batuk berlendir. - Ronchi (+), wheezing (+). b. Pola nafas tidak efektif berhubungan penumpukan secret ditandai dengan : Data subyektif : Klien mengatakan sesak nafas Data obyektif : - Klien nampak sesak. 68 dengan
  • 19. - Pernapasan 30 x/mnt. - Irama pernapasan cepat. - Terpasang O2 5 ltr / mnt. c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan sesak dan batuk ditandai dengan : Data Subjektif : - Keluarga klien mengatakan klien susah tidur - Klien mengatakan sering terbangun saat tidur. Data Objektif : - Klien nampak lemah - Mata nampak sayu d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan : Data Subjektif : Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Data Objektif : - Klien nampak gelisah. - Klien sering bertanya tentang penyakitnya. 69
  • 20. 70
  • 21. 2. Perencanaan Nama : Tn. A Tgl masuk RS : 20 Agustus 2010 Umur : 51 tahun Tgl Pengkajia : 20 Agustus 2010 Jenis kelamin : Laki-laki No. Register : 091232 Alamat : Jln. Rambutan No. 4 D Kec. Katobu Diagnosa medic : Asma Bronchiale Table 3.5 Perencanaan Rencana Tindakan Keperawatan NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 Bersihan jalan nafas tidak Tupan : 1. Asukultasi 1. Beberapa efektif berhubuungan Setelah diberikan bunyi nafas. derajat spasme dengan peningikatan tindakan keperawatan bronchus terjadi produksi sekret ditandai selama 3 hari bersihan dengan dengan : jalan nafas kembali obstruksi jalan DS : efektif. nafas dan dapat Data Subyetif : Tupen: dimanifestasika - Klien mengatakan Setelah diberikan n dengan sesak nafas. tindakan keperawatan 2. Observasi adanya bunyi - Klien mengatakan selama 1 hari karakteristik nafas. batuk penumpukan secret batuk 2. Batuk sebagai berlendir. saluran nafas berkurang variabel adanya Data Obyetif : dengan kriteria : sumbatan jalan - Klien nampak batuk - Batuk berkurang. 3. Berikan posisi nafas bagian berlendir. - Sesak berkurang. yang nyaman. bawah. 71
  • 22. - Ronchi (+), wheezing - Ronchi (-), wheezing (-). (+). 2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret ditandai dengan Data subyektif : Klien mengatakan sesak nafas Data obyektif : - Klien nampak sesak. Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari pola nafas kembali efektif. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari 72 4. Pertahankan masukan cairan sesuai indikasi. 5. Berikan obat sesuai indikasi. 1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. 2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah 3. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan. 4. Hidrasi membantu mengencerkan secret. 5. Pengobatan yang akurat mengurangi / menghilangkan gejala. 1. Dispnoe terjadi karena peningkatan kerja keras. 2. Posisi yang tinggi memungkinkan ekspansi paru
  • 23. - Pernapasan 30 x/mnt. penumpukan secret - Terpasang O2 5 ltr / saluran nafas berkurang mnt. dengan kriteria : Sesak berkurang. Jalan nafas bersih. Pernafasan normal (14-16 x/mnt) 3 Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan sesak dan batuk ditandai dengan : Data Subjektif : - Keluarga klien mengatakan klien susah tidur - Klien mengatakan sering terbangun saat tidur. Data Objektif : Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan istrahat dan tidur klien terpenuhi. Tupen : Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 1 hari waktu klien tidur meningkat dengan criteria : - Klien dapat tidur 73 posisi. 3. Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk. 4. Berikan oksigen tambahan. 1. Kaji factor pencetus timbulnya gangguan istrahat dan tidur. 2. Batasi aktivitas 3. Ciptakan lingkungan dan memudahkan pernafasan. 3. Dapat meningkatkan banyaknya sputum. 4. Memaksimalkan bernafas dan menurunkan sesak nafas. 1. Factor pencetus sedapat mungkin dihindari. 2. Akan memberi kesempatan untuk lebih banyak beritsrahat. 3. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk beristraahat.
  • 24. - Klien nampak lemah - Mata nampak sayu nyenyak. - Mata tidak sayup. Kecemasan berhungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan : Data Subjektif : Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Data Objektif : Klien nampak gelisah. Klien sering bertanya tentang penyakitnya Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien tidak cemas. Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kecemasan berkurang dengan kriteia ; Klien tenang. yang tenang dan nyaman. 4. Batasi pengunjung dan penunggu pasien. 1. Jelaskan tentang proses penyakit individu. 2. Diskusikan tentang penggunaan obat. 3. Diskusikan factor lingkungan yang meningkatkan 74 4. Menciptakaan lingkungan yang nyaman dan tenang. 1. Menurunkan ancietas dan dapat menimbulkan perbaikan 2. Pemahaman tentang penggunaan obat dapat mengurangi ancietas dan menimbulkan huubngan aling percaya. 3. Factor lingkungan dapat menimbulkan peningkatan
  • 25. kondisi. 4. Berikan informasi tentang pembatasan istrahat. 75 produksi secret dan hambatan jalan nafas. 4. Memberikan pemahaman kepada klien tentang pentingnya pengaturan kebutuhan oksigen.
  • 26. 4. Implementasi Dan Evaluasi Table 3.6 Implementasi dan Evaluasi NO DX Kep 1 1 Hari/ Tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi 07.3 0 1. Mengasukultasi bunyi nafas. Hasil : Terdengar bunyi nafas tambahan ronchi dan wheezing. 2. Mengobservasi karakteristik batuk Hasil : Klien masih batuk berlendir. 3. Memberikan posisi yang nyaman. Hasil : Klien nampak istrahat dengan posisi terlentang dengan kepala dditinggikan. 4. Mempertahankan masukan cairan sesuai indikasi. Hasil : Klien dapat minum air hangat sedikit demi sedikit. 5. Penatalaksaanpembe rian obat sesuai indikasi. Hasil : - Salbutamol 2 mg 1 13.0 0 S: Klien mengatakan masih sesak. Klien mengatakan masih berlendir. O: Klien nampak sesak Klien nampak batuk berlendir. Terdengar ronchi dan wheezing. A: Tujuan belum tercapai P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5. 07.4 0 07.4 5 07.5 0 11.30 76
  • 27. 2 II 08.2 0 1. 08.3 0 2. 08.3 5 3. 08.4 0 4. 3 III Ju 08.4 5 1. tab/oral - Amoxicillin 500 mg 1 tab - Amboroxol 30 mg 1 tab. - Dexametason 1 amp / jam IV - Ventolin Nebulizer 1 kali. Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Hasil : Ekspansi dada tidak ada, ferkuensi nafas 28 x/mnt. Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Hasil : Klien dalam posisi semi fowler. Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk. Klien dapat melakukan nafas nafas dalam batuk. Memberikan oksigen tambahan. Hasil ; Oksigen tetap terpasang 5 ltr/mnt. Mengkaji factor pencetus timbulnya 77 13.3 0 S: Klien mengatakan masih sesak. O: Klien nampak sesak. Frekuensi nafas 28 x/mnt. KU lemah. A: Tujuan belum tercapai. P; Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4. 13.0 0 S: Klien
  • 28. 08.5 5 2. 09.0 0 3. 10.0 0 4. 4 IV 1. 2. gangguan istrahat dan tidur. Hasil : Klein tidak tidur karena sesak dan batuk. Membatasi aktivitas Hasil : Klien tetap istrahat ditempat tanpa aktivitas. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. Hasil : Lingkungan dalan keadaann yang nyaman dan tenang. Membatasi pengunjung dan penunggu pasien. Hasil : Nampak pembesuk masuk secara bergantian. Menjelaskan tentang proses penyakit individu. Hasil : Nampak klien memahami penjelasan yang diberikan. Mendiskusikan tentang penggunaan obat. Hasil : 78 mengatakan susah tidur. O: KUmasih lemah. Mata sayu A: Tujuan belum tercapai. P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4. 13.3 0. S: Klien mengatakan sudah mengerti dan memahami tentang penyakitnya. O: Klien nampak tenang. A:
  • 29. Klien mengerti tentang manfaat penggunaan obat. 3. Mendiskusikan factor lingkungan yang meningkatkan kondisi. Hasil : Klien mengerti tentang pentingnya lingkungan dalam menghilangkan kecemasan. 4. Memberikan informasi tentang pembatasan istrahat. Hasil : Klien nampak mengerti tentang informasi yang diberikan. Tujuan tercapai. P: Pertahankan intervensi. 5. Catatan Perkembangan Table 3.7 Catatan Perkembangan No Hari/ No Jam Catatan Perkembangan DX Tanggal 1 I Sabtu, 07.30 S : 21 - Klien mengatakan sesak Agustus berkurang. 2010 - Klien mengatakan batuk berlendir berkurang. O: - Klien nampak sesak - Klien nampak batuk 79
  • 30. 2 II Sabtu, 21 Agustus 2010 berlendir. 07.35 - Terdengar ronchi dan 08.00 wheezing. 08,15 A : Tujuan belum tercapai 08.30 P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5. 08.45 I : 1. Mengasukultasi bunyi nafas 2. Mengobservasi karakteristik 13.00 batuk 3. Memberikan posisi yang nyaman 4. Mempertahankan masukan cairan sesuai indikasi 5. Penatalaksaanpemberian obat sesuai indikasi E: Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5. 08.00 S : Klien mengatakan sesak berkurang. O: - Frekuensi nafas 26 x/mnt. 08.15 - KU lemah. A: Tujuan belum tercapai. P; 0820. Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4. I: 1. Mengkaji frekuensi 08.30 kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. 08.45 2. Meninggikan kepala dan bantu mengubah posisi. 09.00 3. Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk. 80
  • 31. 3 III Sabtu, 21 Agustus 2010 4 I Minggu, 21 Agustus 2010 3. Klien dapat melakukan nafas 13.15 nafas dalam batuk. 4. Memberikan oksigen tambahan. E: Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. 10.00 S : Klien mengatakan tidur sedikit demi sedikit. O: - KUmasih lemah. - Mata sayu A: Tujuan belum tercapai. 10.15 P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4. 10.30 I : 1. Mengkaji factor pencetus timbulnya gangguan istrahat dan tidur. 2. Membatasi aktivitas 3. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. 4. Membatasi pengunjung dan 13.30 penunggu pasien. E: Tujuan belum tercapai, lanjutkan intervensi 1,2,3,4.. 08.00 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak. Klien mengatakan sudah tidak batuk. O: Ronchi dan wheezing (-). 81
  • 32. 5 II Minggu, 21 Agustus 2010 6 III Minggu, 21 Agustus 2010 A : Tujuan tercapai. P : Pertahankan intervensi. 08.30 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak. O: - Frekuensi nafas 16 x/mnt - KU baik. A : Tujuan tercapai. P ; Pertahankan intervensi. 09.00 S : Klien mengatakan sudah dapat tidur. O : KU baik. A : Tujuan tercapai. P : Pertahankan intervensi. 82
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC; Jakarta. Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta Roger, W. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Gramedia; Jakarta 83