2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA
Pengkajian Umum
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah
sakit,
tanggal
pengkajian,
nomor
register,
diagnosa medik, dan alamat.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
alamat.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama : Merupakan keluhan yang di
rasakan
klien
Biasanya
saat
keluhan
di
lakukan
utama
pada
pengkajian.
klien
dengan
Asma Bronchiale adalah :Sesak napas, batuk
berdahak.
b) Riwayat Keluhan Utama
Menggambarkan
pengkajian
informasi
sampai
keluhan
yang
mencakup
tentang
saat
gejala-gejala
manifestasi
52
penyakit
dilakukan
pengumpulan
terakhir
juga
sebelumnya
3. dikembangkan
dengan
menggunakan
konsep
PQRST.
(1) Paliative/provokarif
(P)
:
apa
yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya
keluhan. Pada penderita asma bronchiale yang
menyebabkan
sesak
penumpukkan
napas
mukosa
adalah
dalam
adanya
saluran
pernapasannya sedangkan yang mempercepat
keluhan yaitu pada saat melakukan aktivitas
seperti bangun tidur dan yang meringankan
keluhan yaitu pada saat baring dengan posisi
semifowler
atau
duduk
(tergantung
dari
keluhan masing-masing klien).
(2) Qualitas/kuantitas
(Q)
:
bagaimana
bentuk
atau gambaran keluhan dan sejauh mana
tingkat
keluhan.
Pada
penderita
asma
bronchiale biasanya keluhan dirasakan hilang
timbul. Kualitas sesak yang dirasakan pada
umumnya
sedang
atau
tergantung
berat
penyakit.
(3) Region/Radiasi
(R)
:
lokasi
keluhan
yang
dirasakan dan penyebarannya. Pada penderita
asma bronchiale
daerah dada.
53
keluhan dirasakan pada
4. (4) Skala/Saverity (S) : intensitas keluhan apakah
sampai
mengganggu
penderita
asma
dirasakan
atau
bronchiale
sangat
tidak.
Pada
keluhan
yang
mengganggu
aktivitas
keseharian, dimana pernapasan cepat yaitu
lebih dari 24 kali / menit.
(5) Timing (T) : kapan waktu mulai terjadinya
keluhan dan sudah berapa lama kejadian ini
berlangsung. Pada saat serangan terjadi. Pada
penderita asma bronchiale keluhan dirasakan
pada saat melakukan aktivitas.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu, pernakah
klien menderita penyakit yang sama, apakah
klien pernah mengalami penyakit yang berat
atau
suatu
penyakit
memungkinkan
akan
tertentu
yang
berpengaruh
pada
kesehatannya sekarang, apakah klien mempunyai
riwayat riwayat alergi.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dengan menggunakan genogram tiga generasi,
apakah
dalam
keluarga
klien
ada
anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan kli
54
5. PENGKAJIAN PRIMER
1. AIRWAY
Terdapat sumbatan pada jalan nafas : secret /
lendir, pernafasan supra eksternal
2. BREATHING
Look : simetris kiri dan kanan , adanya
retraksi
pada
fosa
supraklavikula
menggunakan otot bantu nafas tambahan (
otot aksesori )
LISTEN : terdengar suara nafas tambahan
(whezing dan ronchi ), adanya secret yang
menumpuk pada rongga pernafasan
FEEL : terasa hembusan nafas . fase ekspirasi
memanjang,
3. CIRCULATION : TD : 130/80 mmHg, N : 120
x/m ,sianosis,konjungtiva anemis,
4. Disability : E4,V5,M6
55
6. PNGAJIAN SEKUNDER
a) Keadaan Umum
Yang
perlu
diperhatikan
pada
keadaan
umum pasien meliputi penampilan, postur tubuh
dan gaya bicara, karena pasien dengan asma
bronchiale biasanya akan mengalami kelemahan.
b) Kesadaran : pada umumnya compos mentis.
(1) Keadaan umum
: Klien nampak lemah
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda Vital
: TD : 130/80 mmHg
N : 120 x/menit
P
: 30 X/menit
S
: 36,6°C
(2) Sistem pernapasan
Inspeksi
:
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada secret tidak
ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung ,terpasang O2 5
ltr/mnt, bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan
cepat dengan frekuensi 30 x/mnt.
56
7. Palpasi :
Suhu kulit lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Perkusi
: terdengar resonan
Auskultasi
: terdengar ronchi dan wheezing.
(3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi
:
Konjungtiva merah muda, mata nampak sayup, raut muka
pucat, sclera putih, tidak terdapat clubing finger tidak terdapat
peningkatan JVD.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, teraba denyutan pada apex jantung,
CRT kurang lebih 3 detik, akral teraba hangat, nadi 80 x/menit
Perkusi
: Redup pada area jantung
Auskultasi
:Terdengar bunyi jantung SI dan S2, irama
regular.
(4) Sistem pencernaan
Inspeksi
:
Mucosa bibir lembab, lidah dan gigi bersih, sebagian gigi
sudah tanggal, tidak terdapat caries, pergerakan lidah kesegala
arah, fungsi menyunyah dan menelan baik, bentuk abdomen
datar.
57
8. Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, massa tidak ada
Perkusi
: Terdengar tympani.
Auskultasi
: perilstatik usus 8 x/menit.
(5) Sistem perkemihan
Inspeksi :
Tidak ada oedema preorbital
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak nyeri tekan.
(6) Sistem indera
Inspeksi: Mata simetris kiri dan kanan, mata nampak sayu,
konjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil isokor diameter 2
mm, lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
tidak ada polip, telinga simetris kiri dan kanan, tida ada
serumen, lidah bersih, pergerakan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata, hidung, telinga dan
lidah.
(7) Sistem integumen
Inspeksi :
Distribusi rambut merata,warna rambut
hitam, warna kulit
sawo mataang, tekstur baik, tidak ada lesih, turgor kulit baik.
58
9. Palpasi : suhu tubuh hangat, kuku nampak bersih, tidak mudah
patah.
(8) Sistem muculoskeletal
Inspeksi
:
Tidak ada edema, ekstermitas atas dan bawah simetris,
pergerakan baik, kekuatan otot 5 5
5 5
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan massa
Perkusi
:
Refleks trisep +/+, bisep +/+
Patella +/+, tendon achiles +/+
Babinski -/(9) Sistem endokkrin
Tidak terdapat thyroid dan parathyroid, tidak terdapat tanda –
tanda gangguan hpertiroid.
(10) Sistem reproduksi
Tidak dilakukan.
(11) Sistem imun
Tidak alergi terhadap obat – obatan maupun makanan
(12) Sistem persarafan
a. Fungsi serebral
59
10. 1) Status mental
a) Klien dapat berorientasi terhadap
orang, tempat
dan waktu
b) Bahasa jelas
2) Kesadaran : Composmentis (Glasgow scala : 15)
a) Eyes dapat membuka mata dengan spontan (4)
b) Motorik dapat berespon terhadap perintah dengan
baik (6)
c) Verbal dapat berkomunikasi dengan baik (5)
3) Bicara
a) Dapat berbicara
b) Klien dapat mengikuti ucapan yang diperintahkan
(reseptive)
c) Bicara jelas (reseditif)
b.
Fungsi cranial
N.I. (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau
N.II. (Optikus): Visus 6/6, klien dapat membaca papan
nama perawat.
N.III (Okulamotorius) : Pupil ishokor (refleks pupil saat
kena cahaya mengecil).
60
11. N. IV (Troclearis) : Mata dapat digerakkan ke atas dan ke
bawah dengan mengikuti obyek.
N.V. (Trigeminus)
1) Sensorik : Klien dapat merasakan sentuhan kertas pada
pipi sambil mata klien tertutup.
2) Motorik : Klien dapat mengatupkan rahang dan
mengunyah dengan baik
N. VI (Abdusen) : Mata dapat digerakkan ke lateral kiri
dan kanan dengan mengikuti objek.
N.VII (Fasialis)
a) Sensorik
:
Fungsi
pengecapan
baik,
dapat
membedakan rasa manis, asam dan asin.
b) Mororik : Klien dapat mengangkat alis secara
bersamaan
N.VIII (Akustik) : Klien dapat mendengar gesekan tangan
perawat dengan jarak 10 cm
N.IX. (Glosa pherengeal) : Refleks muntah baik
N.X. (Vagus) : Refleks menelan dan muntah (+)
N.XI. (Asesorys) : Dapat mengangkat kedua bahu dan
menggerakkan leher kesemua arah
61
12. N.XII. (Hipoglosus) : Gerakan lidah baik simetris kiri dan
kanan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL
1. Laboratorium
a. Lekositosis
dengan
neutrofil
yang
meningkat
menunjukkan adanya infeksi
b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah
eosinofil
ini
menurun
dengan
pemberian
kortikosteroid.
2. Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan
asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini
dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis
respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2
normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan
terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat
PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat
dan terjadi asidosis respiratorik.
3. Radiologi
Pada
serangan
asma
62
yang
ringan,
gambaran
13. radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya
kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang
khas
untuk
asma
adanya
hiperinflasi,
penebalan
dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.]
4. Uji kulit:
Untuk menunjukkan adanya alergi
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal
dan
menghindari
factor
yang
dapat
mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun
keluarganya
mengenai
pengobatannya
penyakitnya,
penyakit
maupun
sehingga
tentang
penderita
asma,
baik
perjalanan
mengerti
tujuan
pengobatan yang diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
Memberikan penyuluhan
Menghindari factor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Beri O2 bila perlu
b. Pengobatan farmakologik
1.
Salbutamol 2 mg 3x1
63
14. 2. Amoxicilin 500 mg 3x1
3. Amboroxol 30 mg 3x1
4. Dexametason 1 amp / jam IV
5. Ventolis Nebulizer 1 kali
6. O2 5 ltr/mnt.
KLASIFIKASI DATA
Data subyektif
-
Klien mengatakan sesak nafas.
-
Klien mengatakan batuk berlendir.
-
Klien mengatakan susah tidur.
-
Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.
-
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data obyektif
-
Klien nampak sesak.
-
Klien nampak batuk berlendir.
-
Klien nampak gelisah.
-
KU lemah
-
Muka pucat
-
Mata nampak sayu
-
Ronchi (+), Whezing (+).
64
15. -
Pernapasan 30 x / mnt.
-
Irama pernapasan cepat.
-
Terpasang O2 5 ltr/mnt.
-
Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
a. Analisa data
Tabel 3.4. Analisa Data
Data
Etiologi
1
Masalah
Reaksi
antigen/antibo
dy
↓
Reaksi
inflamasi
saluran nafas
↓
Radang/oedem
a pada jalan
nafas
↓
Sekresi
meningkat
↓
Peningkatan
mukus/sekret
pada jalan
nafas
↓
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
2
Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak
nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
- Klien
nampak
batuk
berlendir.
- Ronchi (+), wheezing (+).
65
3
16. Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
- Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.
Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien mengatakan sering
terbangun saat tidur.
Data Objektif :
- Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu
66
Obstruksi
saluran nafas
pada bronchus
↓
Bronchospasme
↓
Penyempitan
jalan nafas
secara periodic
dan reversible
↓
Sesak nafas
↓
Pola nafas
tidak efektif
Rangsangan
peningkatan
respon
bronchus dan
trachea
↓
Manifestasi
dari
penyempitan
↓
Sesak dan
batuk
↓
Mempengaruhi
ssistem saraf
pusat dan
korteks cerebri
↓
Merangsang
sirkulasi pusat
jaga
↓
Pola nafas
tidak efektif
Gangguan
pola tidur
17. Gangguan pola
istrahat dan
tidur
Data Subjektif :
Perubahan
Klien mengatakan cemas status
terhadap penyakitnya.
kesehatan
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
Kurang
- Klien
sering
bertanya terpapar
tentang penyakitnya.
informasi
Kecemasan
Kurang
pengetahuan
↓
Koping in
efektif
Kecemasan
b. Prioritas masalah
1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi secret.
2. Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
penumpukan secret.
3. Gangguan
pemenuhan
istrahat
berhubungan dengan sesak dan batuk.
67
dan
tidur
18. 4. Kecemasan
berhubungan
dengan
kurang
berhubungan
dengan
terpaparnya informasi.
1. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan
jalan
tidak
efektif
peningkatan produksi secret ditandai dengan :
Data Subyetif :
- Klien mengatakan sesak nafas.
- Klien mengatakan batuk
berlendir.
Data Obyetif :
-
Klien nampak batuk berlendir.
- Ronchi (+), wheezing (+).
b. Pola
nafas
tidak
efektif
berhubungan
penumpukan secret ditandai dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
68
dengan
19. - Pernapasan 30 x/mnt.
- Irama pernapasan cepat.
- Terpasang O2 5 ltr / mnt.
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan
dengan sesak dan batuk ditandai dengan :
Data Subjektif :
-
Keluarga klien mengatakan klien susah tidur
-
Klien mengatakan sering terbangun saat tidur.
Data Objektif :
-
Klien nampak lemah
-
Mata nampak sayu
d. Kecemasan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
- Klien nampak gelisah.
- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.
69
21. 2. Perencanaan
Nama
: Tn. A
Tgl masuk RS
: 20 Agustus
2010
Umur
: 51 tahun
Tgl Pengkajia
: 20 Agustus 2010
Jenis kelamin
: Laki-laki
No. Register
: 091232
Alamat
: Jln. Rambutan No. 4 D Kec. Katobu
Diagnosa medic : Asma Bronchiale
Table 3.5 Perencanaan
Rencana Tindakan Keperawatan
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Bersihan jalan nafas tidak Tupan :
1. Asukultasi
1. Beberapa
efektif berhubuungan
Setelah diberikan
bunyi nafas.
derajat spasme
dengan peningikatan
tindakan keperawatan
bronchus terjadi
produksi sekret ditandai
selama 3 hari bersihan
dengan
dengan :
jalan nafas kembali
obstruksi jalan
DS :
efektif.
nafas dan dapat
Data Subyetif :
Tupen:
dimanifestasika
- Klien
mengatakan Setelah diberikan
n dengan
sesak nafas.
tindakan keperawatan
2. Observasi
adanya bunyi
- Klien
mengatakan selama 1 hari
karakteristik
nafas.
batuk
penumpukan secret
batuk
2. Batuk sebagai
berlendir.
saluran nafas berkurang
variabel adanya
Data Obyetif :
dengan kriteria :
sumbatan jalan
- Klien nampak batuk - Batuk berkurang.
3. Berikan posisi
nafas bagian
berlendir.
- Sesak berkurang.
yang nyaman.
bawah.
71
22. - Ronchi (+), wheezing - Ronchi (-), wheezing (-).
(+).
2
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
ditandai dengan
Data subyektif :
Klien mengatakan sesak
nafas
Data obyektif :
- Klien nampak sesak.
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari pola nafas
kembali efektif.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari
72
4. Pertahankan
masukan
cairan sesuai
indikasi.
5. Berikan obat
sesuai indikasi.
1. Kaji frekuensi
kedalaman
pernafasan
dan ekspansi
dada.
2. Tinggikan
kepala dan
bantu
mengubah
3. Peninggian
kepala tempat
tidur
mempermudah
fungsi
pernafasan.
4. Hidrasi
membantu
mengencerkan
secret.
5. Pengobatan
yang akurat
mengurangi /
menghilangkan
gejala.
1. Dispnoe terjadi
karena
peningkatan
kerja keras.
2. Posisi yang
tinggi
memungkinkan
ekspansi paru
23. - Pernapasan 30 x/mnt. penumpukan secret
- Terpasang O2 5 ltr / saluran nafas berkurang
mnt.
dengan kriteria :
Sesak berkurang.
Jalan nafas bersih.
Pernafasan normal
(14-16 x/mnt)
3
Gangguan pemenuhan
istrahat dan tidur
berhubungan dengan
sesak dan batuk ditandai
dengan :
Data Subjektif :
- Keluarga
klien
mengatakan klien susah
tidur
- Klien
mengatakan
sering terbangun saat
tidur.
Data Objektif :
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari kebutuhan
istrahat dan tidur klien
terpenuhi.
Tupen :
Setelah di berikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari waktu klien
tidur meningkat dengan
criteria :
- Klien dapat tidur
73
posisi.
3. Anjurkan
pasien untuk
nafas dalam
dan batuk.
4. Berikan
oksigen
tambahan.
1. Kaji factor
pencetus
timbulnya
gangguan
istrahat dan
tidur.
2. Batasi
aktivitas
3. Ciptakan
lingkungan
dan
memudahkan
pernafasan.
3. Dapat
meningkatkan
banyaknya
sputum.
4. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan
sesak nafas.
1. Factor pencetus
sedapat
mungkin
dihindari.
2. Akan memberi
kesempatan
untuk lebih
banyak
beritsrahat.
3. Memberikan
rasa aman dan
nyaman untuk
beristraahat.
24. - Klien nampak lemah
- Mata nampak sayu
nyenyak.
- Mata tidak sayup.
Kecemasan berhungan
dengan kurang
terpaparnya informasi
ditandai dengan :
Data Subjektif :
Klien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya.
Data Objektif :
Klien nampak gelisah.
Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 3 hari klien tidak
cemas.
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari kecemasan
berkurang dengan kriteia
;
Klien tenang.
yang tenang
dan nyaman.
4. Batasi
pengunjung
dan penunggu
pasien.
1. Jelaskan
tentang proses
penyakit
individu.
2. Diskusikan
tentang
penggunaan
obat.
3. Diskusikan
factor
lingkungan
yang
meningkatkan
74
4. Menciptakaan
lingkungan
yang nyaman
dan tenang.
1. Menurunkan
ancietas dan
dapat
menimbulkan
perbaikan
2. Pemahaman
tentang
penggunaan
obat dapat
mengurangi
ancietas dan
menimbulkan
huubngan aling
percaya.
3. Factor
lingkungan
dapat
menimbulkan
peningkatan
26. 4. Implementasi Dan Evaluasi
Table 3.6 Implementasi dan Evaluasi
NO
DX
Kep
1
1
Hari/
Tanggal
Jam
Implementasi
Jam
Evaluasi
07.3
0
1. Mengasukultasi
bunyi nafas.
Hasil :
Terdengar bunyi
nafas tambahan
ronchi dan wheezing.
2. Mengobservasi
karakteristik batuk
Hasil :
Klien masih batuk
berlendir.
3. Memberikan posisi
yang nyaman.
Hasil :
Klien nampak
istrahat dengan
posisi terlentang
dengan kepala
dditinggikan.
4. Mempertahankan
masukan cairan
sesuai indikasi.
Hasil :
Klien dapat minum
air hangat sedikit
demi sedikit.
5. Penatalaksaanpembe
rian obat sesuai
indikasi.
Hasil :
- Salbutamol 2 mg 1
13.0
0
S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
Klien
mengatakan
masih
berlendir.
O:
Klien nampak
sesak
Klien nampak
batuk
berlendir.
Terdengar
ronchi dan
wheezing.
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4,5.
07.4
0
07.4
5
07.5
0
11.30
76
27. 2
II
08.2
0
1.
08.3
0
2.
08.3
5
3.
08.4
0
4.
3
III
Ju
08.4
5
1.
tab/oral
- Amoxicillin 500 mg
1 tab
- Amboroxol 30 mg 1
tab.
- Dexametason 1 amp
/ jam IV
- Ventolin Nebulizer
1 kali.
Mengkaji frekuensi
kedalaman
pernafasan dan
ekspansi dada.
Hasil :
Ekspansi dada tidak
ada, ferkuensi nafas
28 x/mnt.
Meninggikan kepala
dan bantu mengubah
posisi.
Hasil :
Klien dalam posisi
semi fowler.
Menganjurkan
pasien untuk nafas
dalam dan batuk.
Klien dapat
melakukan nafas
nafas dalam batuk.
Memberikan oksigen
tambahan.
Hasil ;
Oksigen tetap
terpasang 5 ltr/mnt.
Mengkaji factor
pencetus timbulnya
77
13.3
0
S:
Klien
mengatakan
masih sesak.
O:
Klien nampak
sesak.
Frekuensi
nafas 28
x/mnt.
KU lemah.
A:
Tujuan belum
tercapai.
P;
Lanjutkan
intervensi no
1,2,3,4.
13.0
0
S:
Klien
28. 08.5
5
2.
09.0
0
3.
10.0
0
4.
4
IV
1.
2.
gangguan istrahat
dan tidur.
Hasil :
Klein tidak tidur
karena sesak dan
batuk.
Membatasi aktivitas
Hasil :
Klien tetap istrahat
ditempat tanpa
aktivitas.
Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan nyaman.
Hasil :
Lingkungan dalan
keadaann yang
nyaman dan tenang.
Membatasi
pengunjung dan
penunggu pasien.
Hasil : Nampak
pembesuk masuk
secara bergantian.
Menjelaskan tentang
proses penyakit
individu.
Hasil :
Nampak klien
memahami
penjelasan yang
diberikan.
Mendiskusikan
tentang penggunaan
obat.
Hasil :
78
mengatakan
susah tidur.
O:
KUmasih
lemah.
Mata sayu
A:
Tujuan belum
tercapai.
P:
Lanjutkan
intervensi
1,2,3,4.
13.3
0.
S:
Klien
mengatakan
sudah
mengerti dan
memahami
tentang
penyakitnya.
O:
Klien nampak
tenang.
A:
29. Klien mengerti
tentang manfaat
penggunaan obat.
3. Mendiskusikan
factor lingkungan
yang meningkatkan
kondisi.
Hasil :
Klien mengerti
tentang pentingnya
lingkungan dalam
menghilangkan
kecemasan.
4. Memberikan
informasi tentang
pembatasan istrahat.
Hasil :
Klien nampak
mengerti tentang
informasi yang
diberikan.
Tujuan
tercapai.
P:
Pertahankan
intervensi.
5. Catatan Perkembangan
Table 3.7 Catatan Perkembangan
No
Hari/
No
Jam
Catatan Perkembangan
DX
Tanggal
1
I
Sabtu,
07.30 S :
21
- Klien mengatakan sesak
Agustus
berkurang.
2010
- Klien mengatakan batuk
berlendir berkurang.
O:
- Klien nampak sesak
- Klien nampak batuk
79
30. 2
II
Sabtu,
21
Agustus
2010
berlendir.
07.35 - Terdengar ronchi dan
08.00
wheezing.
08,15 A : Tujuan belum tercapai
08.30 P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.
08.45 I : 1. Mengasukultasi bunyi
nafas
2. Mengobservasi karakteristik
13.00
batuk
3. Memberikan posisi yang
nyaman
4. Mempertahankan masukan
cairan sesuai indikasi
5. Penatalaksaanpemberian
obat sesuai indikasi
E: Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5.
08.00 S :
Klien mengatakan sesak
berkurang.
O:
- Frekuensi nafas 26 x/mnt.
08.15
- KU lemah.
A:
Tujuan belum tercapai.
P;
0820. Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4.
I:
1. Mengkaji frekuensi
08.30
kedalaman pernafasan dan
ekspansi dada.
08.45 2. Meninggikan kepala dan
bantu mengubah posisi.
09.00 3. Menganjurkan pasien untuk
nafas dalam dan batuk.
80
31. 3
III
Sabtu,
21
Agustus
2010
4
I
Minggu,
21
Agustus
2010
3. Klien dapat melakukan nafas
13.15
nafas dalam batuk.
4. Memberikan oksigen
tambahan.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.00 S :
Klien mengatakan tidur sedikit
demi sedikit.
O:
- KUmasih lemah.
- Mata sayu
A:
Tujuan belum tercapai.
10.15 P :
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4.
10.30 I :
1. Mengkaji factor pencetus
timbulnya gangguan istrahat
dan tidur.
2. Membatasi aktivitas
3. Menciptakan lingkungan
yang tenang dan nyaman.
4. Membatasi pengunjung dan
13.30
penunggu pasien.
E:
Tujuan belum tercapai,
lanjutkan intervensi 1,2,3,4..
08.00 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
Klien mengatakan sudah tidak
batuk.
O:
Ronchi dan wheezing (-).
81
32. 5
II
Minggu,
21
Agustus
2010
6
III
Minggu,
21
Agustus
2010
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
08.30 S :
Klien mengatakan sudah tidak
sesak.
O:
- Frekuensi nafas 16 x/mnt
- KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P ; Pertahankan intervensi.
09.00 S : Klien mengatakan sudah
dapat tidur.
O : KU baik.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
82
33. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC;
Jakarta.
Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta
Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com
Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta
Roger,
W.
2000.
Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat.
Gramedia; Jakarta
83