SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh 
kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan 
oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan 
meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk 
mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009). 
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), 
merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), 
sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, 
infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease. 
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) 
dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi 
lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan 
lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan 
menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan 
Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia 
(KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah 
terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini 
mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia 
menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. 
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut 
kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman 
di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang 
dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, 
dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) 
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam 
lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa 
juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada 
tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan 
menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic 
ulcer. 
ii
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ? 
2. Bagaimana penyebab dari gastritis ? 
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ? 
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ? 
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ? 
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ? 
1.3 Tujuan Penulisan 
1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis 
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis) 
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis 
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik 
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis 
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut. 
ii
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Definisi Gastritis 
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang 
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan 
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan 
peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh 
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung 
yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara 
terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. 
Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut 
didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 
127). 
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer) dan dapat 
meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah 
penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan. 
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa 
penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah. 
Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa 
dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik 
karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. 
Jenis-jenis Gastritis 
a. Gastritis Akut 
Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang 
ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127). 
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit sembrono (Brunner dan 
Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis 
superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh 
sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. 
b. Gastritis Kronik 
Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus 
benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Brunner dan 
Suddart 2001 : 1062) 
ii
Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa Gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel 
radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama terdiri atas sel-sel 
radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma. 
2.2 Penyebab Gastritis 
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat 
dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan 
dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila 
lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika 
lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka. 
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam 
usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada 
sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan 
membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. 
Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di 
lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang 
sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan 
cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan 
makanan tersebut. 
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif 
sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh 
mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate 
secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari 
sifat korosif asam hidroklorida. 
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan 
rusak dan meradangnya dinding lambung. 
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain : 
a) Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. 
Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. 
Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun 
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau 
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa 
kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. 
pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab 
tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan 
peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung 
dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana 
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan 
ii
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan 
oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung 
sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar 
orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai 
gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian 
orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak. 
b) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti 
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan 
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi 
dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan 
terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus 
menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. 
c) Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis 
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam 
lambung walaupun pada kondisi normal. 
d) Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan 
dangastritis. 
e) Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau 
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. 
f) Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem 
kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini 
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, 
menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi 
faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). 
Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius 
yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune 
atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. 
g) Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis 
pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada 
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's 
disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada 
gejala-gejalagastritis. 
h) Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi 
dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang 
menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan 
yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan 
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar 
ii 
penghasil asam lambung.
i) Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak 
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan 
melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah 
ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir 
balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan 
masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis. 
j) Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya 
seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal. 
2.3 Gejala Gastritis 
Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda 
penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : 
a) Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik 
atau lebih buruk ketika makan 
b) Mual 
c) Muntah 
d) Kehilangan selera 
e) Kembung 
f) Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan 
g) Kehilangan berat badan 
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut 
bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya 
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau 
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun. 
Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi 
parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada 
lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan 
perawatan segera. 
Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala 
- gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah 
dianggap sebagai penyakit lainnya seperti : 
a. Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi 
akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, 
juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu 
atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus. 
b. Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya 
terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam 
esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat 
ii
juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah 
dicerna kembali ke mulut. 
c. Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, 
maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach 
(peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala 
yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau 
lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang 
sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan 
begitu juga sebaliknya. 
d. Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit 
tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak 
mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat 
mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual. 
2.4 Patofisiologi 
1. Gastritis Akut 
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan 
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan 
terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi 
asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan 
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. 
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang 
berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu 
fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa 
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa 
gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) 
dan pembuluh darah. 
Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga 
dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan 
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa 
eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel 
mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan. 
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti 
sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah 
pendarahan. 
ii
2. Gastritis Kronik 
Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini 
(helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan 
dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri 
Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 
persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau 
usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di 
lambung. 
Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat 
cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori 
berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat 
gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara 
berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk. 
Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka 
Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi 
antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-sel 
epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka 
adalah melalui produksi racun VacA. 
Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara, 
diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas 
parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri 
sel). 
Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan 
hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. 
Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung 
dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak 
lebih besar di usus duabelas jari. 
Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila 
kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya 
mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung 
merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia. 
Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa 
(lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (mucosa associated 
lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir). Infeksi Helicobacter pylori 
berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat 
bakteri-bakteri itu dibasmi dengan antibiotik. 
Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan 
lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi penyakit lambung. 
ii
Bakteri Helicobacter pylori sendiri sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak 
hal, seperti perekatan ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan. 
Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak identik, dan 
selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap perubahankondisi-kondisi di 
lambung. 
Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan produksi asam 
lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan peradangan kronis 
lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung 
itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik. 
Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan masalah serius, 
yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik 
melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan 
usus duabelas jari harus dibatasi. 
2.5 Pengobatan Gastritis 
Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam 
banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika 
terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama seminggu atau lebih, 
segera temui dokter. Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan 
terutama bila anda merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau 
yang lainnya. 
Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter untuk 
menemukan penyebabnya. 
Screening dan diagnosa 
Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan 
tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi : 
a. Pemeriksaan darah. 
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang 
positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam 
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat 
juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung 
akibat gastritis. 
b. Pemeriksaan pernapasan 
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH. pylori atau tidak. 
ii
c. Pemeriksaan feces 
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat 
mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah 
dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung. 
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas 
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang 
mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah 
selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, 
lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan 
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman 
menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter 
akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan 
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 
menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus 
menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir 
tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada 
tenggorokan akibat menelan endoskop. 
e. Rongent saluran cerna bagian atas 
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya 
akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini 
akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen. 
Komplikasi 
Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan 
pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, 
terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan 
pada sel-sel di dinding lambung. 
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar 
dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker 
jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated 
lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem 
kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada 
tahap awal. 
Terapi 
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan 
perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk 
mengobatinya. 
ii
Terapi terhadap asam lambung 
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit 
dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, 
terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti : 
a. Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan 
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir 
asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. 
b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, 
dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau 
famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. 
c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung 
adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. 
Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” 
ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole 
dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. 
d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan 
yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah 
sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu 
sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan 
ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat 
aktivitas H. pylori. 
Terapi terhadap H. Pylori 
Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan 
adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan 
pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat 
pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan 
meningkatkan efektifitas antibiotik. 
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. 
pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari 
tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu 
yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya 
meningkatkan efektifitas. 
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah 
terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis 
pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. 
Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan 
lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang 
ii
2.6 Pencegahan Gastritis 
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat 
mengurangi resiko terkena gastritis : 
a. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan 
yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis 
makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan 
jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. 
b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan 
mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan. 
c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat 
lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam 
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama 
terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama 
bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu 
untuk berhenti merokok. 
d. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan 
pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu 
mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat. 
e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, 
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress 
juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena 
stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya 
secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan 
relaksasi yang cukup. 
f. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat 
golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan 
yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung 
acetaminophen. 
g. Ikuti rekomendasi dokter. 
ii
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang 
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan 
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan 
peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh 
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung 
yaitu Helicobacter pylori. 
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan 
rusak dan meradangnya dinding lambung. 
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut 
bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya 
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau 
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun. 
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa 
lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter 
pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, 
dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). 
ii 
3.2 Saran 
1. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang 
masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang 
lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka 
produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi 
asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak 
menyepelekan stres tersebut. 
2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati 
terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan 
lambung.
DAFTAR PUSTAKA 
 http://healthlink.mcw.edu, Gastritis, David A. Severance, MD 
ii 
 http://en.wikipedia.org, Gastritis 
 http://www.gicare.com, Gastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterology 
 http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information 
Clearinghouse 
 http://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/ 
 Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta: 
 EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 
Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, 
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna 
memenuhi tugas dari dosen. 
Makalah ini membahas tentang “GASTRITIS”, semoga dengan makalah yang kami susun 
ini kita sebagai mahasiswa Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. 
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari 
itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen 
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun 
kami dari yang salah menjadi benar. 
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir 
ii 
kata kami mengucapkan terima kasih. 
Raha, April 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i 
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1 
B. Rumusan masalah............................................................................................. 2 
C. Tujuan................................................................................................................ 2 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Definisi Gastritis............................................................................................... 3 
2.2 Penyebab Gastritis........................................................................................... 4 
2.3 Gejala Gastritis............................................................................................... 6 
2.4 Patofisiologi............................................................................................... 7 
2.5 Pengobatan Gastritis....................................................................................... 9 
2.6 Pencegahan Gastritis....................................................................................... 12 
BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 13 
3.2 Saran................................................................................................................... 13 
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14 
ii
GASTRITIS 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : WA ODE ASMI 
NIM : 11.11.939 
TINGKAT : III.B 
AKADEMI KEPERAWATAN 
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 
2014 
ii

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisHaryani Nuravindari
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptxBerlianPriliska
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahStrategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanChanica Aninditya
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifSri Nala
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Hepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointHepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointyoel pramana
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power PointEncepal Cere
 

Mais procurados (20)

Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahStrategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Komunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatanKomunikasi efektif dalam keperawatan
Komunikasi efektif dalam keperawatan
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Hepatitis powerpoint
Hepatitis powerpointHepatitis powerpoint
Hepatitis powerpoint
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
Makalah konsep dasar keperawatan keluarga
Makalah konsep dasar  keperawatan  keluargaMakalah konsep dasar  keperawatan  keluarga
Makalah konsep dasar keperawatan keluarga
 

Semelhante a Makalah gastritis (20)

Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Paper gastritis
Paper gastritisPaper gastritis
Paper gastritis
 
gastritis (magh)
gastritis (magh) gastritis (magh)
gastritis (magh)
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
Laporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritisLaporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritis
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritisAsuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
 
MAKALAH.docx
MAKALAH.docxMAKALAH.docx
MAKALAH.docx
 

Mais de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Último

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Último (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Makalah gastritis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009). Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease. Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer. ii
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ? 2. Bagaimana penyebab dari gastritis ? 3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ? 4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ? 5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ? 6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis) 3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis 4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik 5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis 6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut. ii
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Gastritis Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127). Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan. Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah. Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Jenis-jenis Gastritis a. Gastritis Akut Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit sembrono (Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. b. Gastritis Kronik Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Brunner dan Suddart 2001 : 1062) ii
  • 4. Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa Gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma. 2.2 Penyebab Gastritis Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka. Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut. Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain : a) Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan ii
  • 5. bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak. b) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. c) Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. d) Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dangastritis. e) Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. f) Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. g) Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejalagastritis. h) Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar ii penghasil asam lambung.
  • 6. i) Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis. j) Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal. 2.3 Gejala Gastritis Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : a) Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan b) Mual c) Muntah d) Kehilangan selera e) Kembung f) Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan g) Kehilangan berat badan Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun. Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera. Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit lainnya seperti : a. Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus. b. Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat ii
  • 7. juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali ke mulut. c. Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya. d. Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual. 2.4 Patofisiologi 1. Gastritis Akut Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan. ii
  • 8. 2. Gastritis Kronik Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di lambung. Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk. Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA. Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel). Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari. Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia. Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (mucosa associated lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir). Infeksi Helicobacter pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu dibasmi dengan antibiotik. Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi penyakit lambung. ii
  • 9. Bakteri Helicobacter pylori sendiri sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan. Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap perubahankondisi-kondisi di lambung. Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan peradangan kronis lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi. 2.5 Pengobatan Gastritis Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama seminggu atau lebih, segera temui dokter. Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila anda merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau yang lainnya. Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter untuk menemukan penyebabnya. Screening dan diagnosa Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi : a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis. b. Pemeriksaan pernapasan Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH. pylori atau tidak. ii
  • 10. c. Pemeriksaan feces Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung. d. Endoskopi saluran cerna bagian atas Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. e. Rongent saluran cerna bagian atas Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen. Komplikasi Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal. Terapi Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya. ii
  • 11. Terapi terhadap asam lambung Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti : a. Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori. Terapi terhadap H. Pylori Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang ii
  • 12. 2.6 Pencegahan Gastritis Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis : a. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan. c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok. d. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat. e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup. f. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen. g. Ikuti rekomendasi dokter. ii
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun. Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). ii 3.2 Saran 1. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut. 2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA  http://healthlink.mcw.edu, Gastritis, David A. Severance, MD ii  http://en.wikipedia.org, Gastritis  http://www.gicare.com, Gastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterology  http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse  http://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/  Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:  EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.
  • 15. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “GASTRITIS”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir ii kata kami mengucapkan terima kasih. Raha, April 2014 Penyusun
  • 16. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1 B. Rumusan masalah............................................................................................. 2 C. Tujuan................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Gastritis............................................................................................... 3 2.2 Penyebab Gastritis........................................................................................... 4 2.3 Gejala Gastritis............................................................................................... 6 2.4 Patofisiologi............................................................................................... 7 2.5 Pengobatan Gastritis....................................................................................... 9 2.6 Pencegahan Gastritis....................................................................................... 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 13 3.2 Saran................................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14 ii
  • 17. GASTRITIS DISUSUN OLEH : NAMA : WA ODE ASMI NIM : 11.11.939 TINGKAT : III.B AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2014 ii