Tiga kendala utama dalam mewujudkan Wawasan Nusantara adalah sentralisme pemerintahan, orientasi masyarakat yang terlalu daratan, dan kurangnya pemanfaatan ruang angkasa. Untuk mengatasinya, pemerintah perlu mendorong desentralisasi, meningkatkan kesadaran akan potensi laut, dan memajukan pendidikan serta penelitian kelautan. Peran serta swasta dan pemuda juga diperlukan dalam mewujudkan Indonesia sebag
1. Maritim Indonesia Sebagai Aset Kejayaan Bangsa
Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan
segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di
Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis. Ketika rakyat
Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan gerakan kemerdekaan bangsa
Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak
pihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka. Di
antara mereka tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi melihat
Indonesia merdeka, tetapi juga pakar ilmu sosial yang melihat persoalannya dari segi
ilmiah. Malahan ada pula orang Indonesia yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan
kolonial itu dan turut berpikir serta berbicara seperti pihak penjajah.
Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa
Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi
geopolitik dan geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang
meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh
penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-
keamanan. Agar bangsa Indonesia mencapai tujuan perjuangannya, yaitu terwujudnya
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara
harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai semboyan atau potensi belaka.
Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu :
Satu, Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang memungkinkan
perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para
Pendiri Negara telah mewanti-wanti agar Republik Indonesia sebagai negara kesatuan
memberikan otonomi luas kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan
sifatnya, namun dalam kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan
pemerintahan sentralisme yang ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-
lebih lagi Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia, mengalami kemajuan jauh
lebih banyak dan pesat ketimbang bagian lain Indonesia, khususnya Kawasan Timur
Indonesia.
Dua, meskipun segala perairan yang ada di Benua Maritim Indonesia
merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun dalam
kenyataan mayoritas bangsa Indonesia lebih berorientasi kepada daratan saja dan
kurang dekat kepada lautan.
Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah Nusantara untuk
kepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan nasional. Mayoritas rakyat
Indonesia belum cukup menyadari perubahan besar yang terjadi dalam umat manusia
2. sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar itu
terutama menyangkut teknologi angkutan dan komunikasi.
Kesatuan sistem politik nampaknya terjamin melalui sentralisme, tetapi dalam
kenyataan menimbulkan kerawanan yang berbahaya sebagaimana telah dibuktikan
dalam pemberontakan PRRI/Permesta.
Kesatuan sistem ekonomi jelas kurang terjamin oleh karena terjadi kesenjangan
yang lebar antara golongan kecil yang menguasai sekitar 70 persen produksi nasional
dengan mayoritas rakyat yang masih miskin, diperberat lagi oleh kesenjangan
kemajuan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa.
Apa yang Ingin Dicapai..?
Melihat kondisi dan sifat rakyat Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk
mengatasi kendala itu harus terutama bersumber pada pemerintah dan dunia swasta.
Pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang memungkinkan terwujudnya
desentralisasi dan otonomi daerah secara sukses. Pemerintah pula harus menjalankan
berbagai usaha untuk menarik lebih banyak perhatian rakyat kepada lautan dan perairan
pada umumnya. Kalau pemerintah dapat merekayasa sehingga sebagai permulaan
sekitar 5 persen penduduk Indonesia berusaha di laut atau dalam pekerjaan yang
bersangkutan dengan usaha laut, pasti keadaan kesejahteraan Indonesia akan berubah.
Lambat laun lebih banyak lagi rakyat yang tertarik ke faktor lautan. Selain itu
Pemerintah perlu menyelenggarakan siaran radio dan televisi yang menunjang
perkembangan budaya nasional Indonesia. Dan mendorong pihak swasta untuk
melakukan hal serupa melalui radio dan televisi swasta. Di samping itu pemerintah
harus memperhatikan penyelenggaraan pendidikan umum yang bermutu, terutama di
luar Jawa, agar semuanya dapat menjalankan desentralisasi dengan efektif dan
bermanfaat. Pendidikan itu juga membuka pandangan rakyat terhadap faktor perairan
Indonesia yang demikian luasnya.
Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan peluang timbulnya usaha
swasta yang bersangkutan dengan laut. Mengingat kondisi Kawasan Indonesia Timur,
maka perlu diberikan prioritas kepada perkembangan itu di wilayah tersebut. Apalagi
di wilayah tersebut luas laut dan kekayaan yang terkandung di dalamnya cukup besar.
Usaha di perairan, khususnya di lautan, beraneka ragam bentuknya. Banyak
negara di dunia telah menjadi kaya dan maju karena faktor kelautan. Malahan semua
imperium yang pernah menguasai dunia mendasarkan kekuasaannya atas kekuatannya
di laut. Itu dimulai oleh Spanyol yang pada abad ke 17 dapat mengatakan bahwa di
3. wilayah kekuasaannya matahari tidak pernah terbenam. Kemudian digantikan oleh
Inggeris yang bahkan mempunyai semboyan : Rule Brittania, Rule the Waves ! Setelah
Inggeris mundur pada tahun 1940-an, maka digantikan oleh AS yang juga merupakan
kekuatan maritim besar. Usaha di lautan menjadikan bangsa-bangsa itu pedagang besar
yang memiliki armada angkutan yang besar pula. Demikian pula armada perikanan
mereka besar dan turut menambah kekayaan bansganya. Malahan bangsa yang
sebenarnya di daratan tidak terlalu besar artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah
menjadi kaya dan cukup berkuasa karena mempunyai usaha yang luas di laut.
Pemerintah dan swasta harus memberikan perhatian kepada penelitian terhadap
berbagai kemungkinan yang dapat diolah dari wilayah Indonesia yang luas, baik
daratan maupun perairannya. Apabila kita kurang giat menjalankan itu, kita jangan
heran kalau justru bangsa lain lebih banyak mengetahui tentang kondisi wilayah kita.
Dan atas dasar pengetahuan itu mengambil kekayaan kita.
Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan
Nusantara sungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan
ekonomi, kesatuan sosial-budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi
kenyataan. Maka boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang
kokoh kuat, maju dan sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada
perkembangan pikiran dan perasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan
terwujudnya sikap kebangsaan adalah hasil perjuangan pemuda Indonesia, maka
hendaknya juga dalam membentuk kesadaran akan makna Benua Maritim Indonesia
bagi masa depan bangsa pemuda Indonesia memegang peran utama. Namun kalau dulu
pemuda Indonesia bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitan pemuda atas
prakarsa sendiri, sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesia
menuju ke kondisi yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadi
pengaruh terhadap pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik
perhatian pemuda ke arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.