MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
pena pendidikan 14
1. MEngIntEgRaSIkan PaUd
Edisi Khusus PAUD/Tahun II/Juli-Agustus 2007/Rp 40.000,-
FoRMal dan nonFoRMal
REFERENSI TERPERCAYA DUNIA PENDIDIKAN
Inggris
dIbIkIn SIal
UJIan naSIonal
Ir. Hj. Umi Rosidah, MS
JUal RUMaH dan MobIl
UntUk bangUn PaUd
GELIAT PAUD
Di Sekujur Nusantara
COVER_PENA14_VOL02_EDISI PAUD.in1 1 7/14/2007 8:54:45 AM
2. Majalah PENA Pendidikan
Referensi Terpercaya Dunia Pendidikan
PT. REKA GAGAS CIPTA
Jl. Pengadegan Barat Raya 22 Jakarta 12710, T/F: +62 21 7973957 Email: rekagagascipta@yahoo.com
COVER_PENA14_VOL02_EDISI PAUD.in2 2 7/14/2007 8:55:50 AM
3. Telah Hadir BUNDEL PENA Pendidikan
12
M
aj a
Ha
ala R
ny
h p3
da 0
lam 0.
1
BU 0,-
00
ND
EL
Ingin mengoleksi Majalah PENA Pendidikan dari awal tapi sulit mencari edisi lama?
Telah tersedia Majalah PENA Pendidikan dalam bentuk Bundel.
Buruan!!! Hubungi:
021-7973957
Jl. Pengadegan Barat Raya 22 Jakarta 12710 T/F: +62 21 7973957
PT. REKA GAGAS CIPTA Email: rekagagascipta@yahoo.com
COVER_PENA14_VOL02_EDISI PAUD.in3 3 7/14/2007 8:56:31 AM
4. Jangan Remehkan
Taman Kanak-kanak
TAMAN YANG
PALING INDAH
Penulis : Saiful Anam
Penerbit : Wajatri
Cetakan : April 2007
Tebal : XX + 228 halaman k
ana
k-k
ana
nK
a
Tam
Siapapun mengakui bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
termasuk di dalamnya pendidikan taman kanak-kanak (TK),
merupakan layanan pendidikan yang sangat penting. Pendidikan
TK berperan besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
Bahkan, berbagai penelitian membuktikan bahwa anak-anak
yang mengenyam pendidikan TK pada umumnya memiliki prestasi
pendidikan yang lebih baik saat menempuh studi pada jenjang
pendidikan berikutnya. Selain itu, setelah dewasa mereka juga
memiliki pendapatan ekonomi yang lebih tinggi.
Sayangnya, hingga kini kondisi pendidikan TK kita masih harus
diperbaiki. Inilah tantangan serius yang dihadapi Direktorat
Pembinaan TK dan SD, Departemen Pendidikan Nasional,
yaitu bagaimana terus berupaya meningkatkan pemerataan
dan perluasan akses. Selain itu, Direktorat Pembinaan TK dan
SD juga mesti meningkatkan mutu dan relevansi, termasuk di
dalamnya meluruskan berbagai kekeliruan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran di TK, misalnya memaksakan pengajaran
baca-tulis-hitung secara klasikal.
Buku yang penulisannya menggunakan pendekatan jurnalistik
ini berusaha memeaparkan perjalanan pembangunan pendidikan
TK di Indonesia serta berbagai program yang telah dan akan
digulirkan Direktorat Pembinaan TK dan SD. Selain itu juga
dikemukakan pandangan dari akademisi, pengamat, anggota
legislatif, penyelenggara TK hingga guru.
COVER_PENA14_VOL02_EDISI PAUD.in4 4 7/14/2007 8:56:43 AM
5. Salam Pena
H
ARI Anak Nasional kembali diperingati pada 2 Juli. Tentunya
semua berharap peringatan HAN ini tak sekadar meriah di seremoni
belaka. Apalagi pemerintah sendiri menegaskan
visinya buat anak-anak, bahwa pada 2015 mendatang
mampu membikin seluruh anak Indonesia sehat, cerdas,
berakhlak mulia dan terlindungi.
Tentunya, pemerintah mematok target itu dengan
perhitungan sangat serius. Dari sisi perundangan, sejatinya anak
telah mendapat tempat. Sudah ada Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Lalu lahir UU Nomor
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Kemudian lahir pula
Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 1990 tentang Ratifikasi
Konvensi Hak Anak. Yang terakhir tentunya UU Nomor 2 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
PR besar memang masih mengelayuti dunia anak-anak kita.
Dari soal pendidikan, kesejahteraan, hingga maraknya eksploitasi
terhadap pekerja anak. Di bidang pendidikan, pemerintah
memang masih mengejar penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun. Juga
pemberantasan buta aksara. Yang tengah gencar dilaksanakan
belakangan ini adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Data Departemen Pendidikan Nasional mencatat, hingga akhir 2006 jumlah TK sebanyak 54.742, hanya 1,% atawa 708 TK milik
pemerintah. Jumlah ini tak sebanding bila disandingkan dengan jumlah SD yang sekira 150.000 sekolah, lebih dari 95% di antaranya
berstatus sekolah negeri.
Padahal jumlah anak usia 0-6 tahun yang terekam jumlahnya lebih dari 28 juta. Hanya .72.924 atau 2,78% yang mencicipi
pendidikan TK. Dalam istilah pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat Taman Kanak-kanak (TK) mencapai 2,78%. Jika ditambah
PAUD nonformal, total APK-nya menjadi 45,6%.
PAUD nonformal? Ya istilah itu dikukuhkan pada UU Nomor 20 Tahun 200 tentang Sistem Pendidikan Nasional. PAUD dijabarkan
sebagai pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Bentuknya terdiri dari PAUD formal (TK, Raudhatul Athfal, Bustanul Atfal), PAUD Nonformal
(Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis), dan PAUD Informal (keluarga).
Perkembangan PAUD yang demikian pesat mendorong kami menuliskannya dalam Edisi Khusus ini. Kami sengaja menerjunkan
wartawan ke sejumlah kota yang semoga bisa mewakili gambaran perkembangan PAUD. Meski tak terjun ke banyak kota di satu
provinsi yang kami kunjungi, namun setidaknya berusaha memotret gambaran di provinsi tersebut.
Provinsi yang kami rekam perkembangan PAUD nya adalah: Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Papua. Di komandoi langsung Saiful Anam, sang Pemimpin Redaksi yang
terjun sendiri ke Papua, Gorontalo, dan sejumlah kota di Jawa Timur.
Selain itu kami terjunkan Ayu N Andini ke Banten, dan juga meliput DKI Jakarta. Kemudian Fetty Shinta Lestari (Sumatera Barat dan
DKI Jakarta), Robi Sugara (Jawa Barat), Eva Rohilah (Sulawesi Selatan), dan Murnita Dian Kartini (DI Yogyakarta dan Jawa Tengah). Tak
terkecuali koresponden kami, Mukti Ali (Malang) dan Mochammad Fathoni Arief (Yogyakarta) kami kerahkan.
Kami berharap sajian kami tidak menjadi potret hitam putih perkembangan PAUD di Tanah Air. Kalaulah ada gambaran
menggembirakan semoga tidak menjadi kebanggaan semata. Sedangkan yang masih belum sesuai harapan tidak menjadi noda yang
mesti kita tutupi. Sebaliknya menjadi cambuk untuk membangun lebih baik lagi.
Selamat Hari Anak Nasional. Songsong anak Indonesia yang berkualitas, calon pemimpin negeri ini.
PEMIMPIN UMUM: Iwan Qodar Himawan PEMIMPIN REDAKSI/PEMIMPIN PERUSAHAAN: Saiful
Edisi Khusus/Tahun II/Juli-Agustus 2007
Anam REDAKTUR PELAKSANA: Dipo Handoko SIDANG REDAKSI: Iwan Qodar Himawan, Saiful
Anam, Dipo Handoko, Ayu N. Andini, Eva Rohilah, Fetty Shinta Lestari, Murnita Dian Kartini, Robi
Sugara KORESPONDEN DALAM NEGERI: Suhartono (Balikpapan), Mukti Ali (Malang), M. Arief
Fathoni (Jogjakarta), Jatmiko (Surabaya), R. L. Hakim (Bandung) KORESPONDEN LUAR NEGERI:
Miranti Hirschmann (Jerman), Asmayani Kusrini (Belgia), Jenni Wang (Spanyol), Frieska Evita
Ayurananda (Thailand), Alfian (Belanda) ARTISTIK DESAIN KOM. VISUAL: Prambudi, Sugiyono
FOTOGRAPHER: Arien T.W. SEKRETARIAT REDAKSI: Yuli Lestari IKLAN: Sari Hidayat KEUANGAN: Ahadian Febrie PENERBIT: PT Reka Gagas Cipta
DIREKTUR UTAMA: Iwan Qodar Himawan DIREKTUR: Saiful Anam GENERAL MANAJER OPERASIONAL: Dipo Handoko BANK PT REKA GAGAS
CIPTA: Bank Niaga cab.Edisi 13/Tahun II/Mei 064.01.6285.006 Surat untuk seluruh bagian dialamatkan: Pena Pendidikan Jl Pengadegan Barat Raya
BEJ Jakarta Rek. 2007
22 JAKARTA 12770, Telp/Faks: +6221 797 957, E-mail: rekagagascipta@yahoo.com ISSN 1907 - 429
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 3 7/14/2007 10:42:18 AM
6. Suara Pembaca
USUL RUBRIK (1)
S
aya mengikuti perkembangan majalah Pena Pendidikan sejak edisi Narkoba,
sejauh ini dari segi konten dan pengemasan sudah cukup bagus. Sayangnya, dari
edisi itu saya tidak menemukan adanya rubrik konsultasi pendidikan. Semacam
rubrik khusus yang memberikan wadah komunikasi bagi pembaca dengan redaksi
atau dengan instansi yang terkait, dalam hal ini Depdiknas.
Ruang konsultasi ini saya rasa cukup penting karena dengan narasumber yang
tersedia, pembaca bisa bertanya segala sesuatu hal menyangkut dunia pendidikan
dan mendapat jawaban yang berimbang dari narasumber yang berkompeten.
Sekadar usul untuk kemajuan dunia pendidikan Indonesia, semoga sukses
selalu!
Nurrohman Zainurry, S.Pd
Peminat Pendidikan
Jl. Daan Mogot
Kalideres, Jakarta Barat
Edisi Khusus/Tahun II *) Terimakasih atas usulan Bapak. Kami memang sudah mempertimbangkan akan
Juli - Agustus 2007
menambah halaman, di antaranya untuk rubrik Konsultasi. Namun saat ini masih
dalam proses pembahasan.
Cover : Prambudi
Foto : Saiful Anam
SAYA INGIN BERLANGGANAN MAJALAH PENA PENDIDIKAN.
Majalah PENA Pendidikan adalah majalah dengan content berita-
berita dunia pendidikan yang sangat menarik untuk dijadikan
Referensi Terpercaya Dunia Pendidikan dan collectible item
* Formulir ini boleh di perbanyak (fotokopi). Berikan kesempatan kepada saudara atau
kolega Anda. Beri tanda pada pilihan Anda
METODE PEMBAYARAN:
Nama lengkap :
Tempat/tanggal lahir : Transfer Bank
Alamat rumah : BANK NIAGA KANTOR
CABANG BEJ JAKARTA
No. A/C: 064.01.63285.006
Telpon/fax :
a/n PT. REKA GAGAS CIPTA
Ponsel :
Bayar di tempat (cash)
Email :
khusus untuk DKI JAKARTA
ONGKOS KIRIM PER EDISI:
PAKET LANGGANAN:
Jabodetabek Rp 2.000,-
Edisi : Harga Normal :
06 Rp 120.000,-
Jawa
P. Rp 5.000,-
Rp 110.000,-
Harga Khusus :
P. Jawa Rp 7.000,-
Luar
Edisi : Harga Normal :
12 Rp 240.000,-
Rp 200.000,-
Harga Khusus :
Berlangganan Mulai Edisi
Kirim formulir ini (beserta bukti pembayaran untuk berlangganan) ke alamat redaksi PENA Pendidikan:
Jl. Pengadegan Barat Raya 22 Jakarta 12770, Tel/Fax: (021) 797 3957 atau Email: redaksipena@rekacipta.com
4 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 4 7/14/2007 10:42:25 AM
7. Suara Pembaca
USUL RUBRIK (2) menikmati pendidikan secara layak. Ketika
pertimbangkan bisa direalisasikan untuk
sebagian dari mereka duduk nyaman di
edisi mendatang.
B
ruang kelas dan mendapat pendidikan
eberapa kali saya membaca usulan
bagus, sebagian lainnya terpaksa menerima
mengenai perbaikan rubrik resensi
HALO BAHASA DAERAH nasib menghabiskan waktu mereka memeras
yang hanya menghadirkan buku-
keringat mencari sesuap nasi. Pendidikan
buku formal selama ini. Memang untuk
A
hanya tinggal kenangan dan masa depan
beberapa edisi terakhir ada perbaikan, buku pakah masih ada pelajaran bahasa
hanya menyisakan impian.
lebih variatif dan luwes. Sepertinya tidak ada daerah? Kalaupun masih ada, saya
Mohon Pena Pendidikan meliput nasib
salahnya jika mencoba mengulas buku-buku kira penerapannya masih jauh dari
anak jalanan. Rasanya sangat menarik.
sejarah lama, atau novel-novel karya sastra level “dipakai” dengan benar. Anak-anak lebih
Harapannya semoga semakin banyak
lama yang tentunya sangat memegang andil tertarik memakai bahasa Indonesia yang gaul
orang, terutama pemerintah, peduli dan
dalam kelahiran sastra-sastra baru atau ilmu- seperti di sinetron-sinetron. Bahkan salah
memikirkan solusi bagi mereka. Mereka juga
ilmu pengetahuan baru di Indonesia seperti seorang teman saya mengambil S Bahasa
bagian dari warga Indonesia yang berhak
pernah diusulkan beberapa pembaca. Dan Jawa malah di luar negeri. Ironis sekali.
mendapat pendidikan layak.
sepertinya lebih menarik jika ditambahkan Bahasa daerah sebaiknya tidak diajarkan
Achmad Azis Bisri
rubrik yang mengulas film-film/ pertunjukan sebagai sebuah wacana saja, artinya mulai
Kraton Blumbangan, Sinduadi
teater/ drama yang berkaitan dengan digerakkan sebagai sebuah kewajiban dan
Sleman
dunia pendidikan dan sekaligus budaya unsur dalam acara-acara sekolah. Jadi anak-
kita. Karena mengandalkan pendidikan anak juga semakin terbiasa memakai bahasa
PENDIDIKAN PULAU TERLUAR
dari media televisi rupanya sudah tidak daerah dengan benar.
Ir. Arief Muhammad
bisa lagi, di mana sinetron-sinetron yang
Pogung Lor, Yogyakarta
tidak mendidik dan cenderung meracuni
S
generasi muda kita berhamburan di semua aya mendapatkan Majalah PENA
stasiun televisi. PENDIDIKAN dari teman. Ternyata
UJIAN KESETARAAN APA
Mungkin usulan ini sedikit repetitif, tapi susah mencarinya di pasaran. Ternyata,
FUNGSINYA?
tak ada maksud lain selain perbaikan dan setelah membaca edisi-edisi sebelumnya,
pencerahan. Sebagai catatan saja, edisi saya nilai majalah ini termasuk langka dan
D
khusus Pena Pendidikan kemarin menarik, perlu didukung agar tetap terbit. Salut
ulu, sebelum ramai kontroversi
dari segi isi sangat rapat dan padat, tapi tidak hingga PENA bisa melalui masa satu tahun
ujian nasional (UN), ujian kesetaraan
membosankan. penerbitan.
dilaksanakan sekitar bulan
Kinara Harasthri Meski telat, saya sempatkan membaca
September, jauh setelah UN dilaksanakan.
Mahasiswi, pendidik nonformal edisi-edisi sebelumnya. Ternyata banyak
Tapi yang ada sekarang, pelaksanaan ujian
Menteng Atas, Jakarta Pusat persoalan pendidikan nasional belum
kesetaraan malah dimajukan. Dengan kesan
*) Terima kasih usulan Anda juga pujiannya. juga membaik. Misalnya, pendidikan di
agar mereka yang gagal di UN bisa tetap
Semoga dalam waktu dekat kami bisa pulau-pulau terluar republik ini yang masih
lanjut sekolah.
menulis tema-tema yang nyastra. terpinggirkan. Saya bahkan belum pernah
Ini tidak adil mengingat jeda waktu yang
membaca artikel panjang yang khusus
ditetapkan untuk ujian kesetaraan hanya
mengupas nasib pendidikan di pulau-pulau
berselang setengah bulan saja. Bagaimana
USUL RUBRIK (3) terpencil.
fungsinya kemudian? Kalau fungsinya sama
Memang, artikel tentang pulau-pulau
lebih baik ditiadakan, toh hanya mengulur
S
terluar pernah saya baca di satu media
waktu saja.
aya membayangkan bila Catatan
Kristian S. Gijono cetak. Ada satu hal yang cukup ironi ketika
Pena tidak dimonopoli penulis dari
Palur, Karanganyar penduduk yang tinggal di daerah perbatasan
redaksi PENA PENDIDIKAN. Misalnya
lebih mengenal mata uang ringgit ataupun
menerima tulisan dari para guru, pendidik
peso daripada rupiah.
dan tenaga kependidikan yang berkutat
PENDIDIKAN ANAK JALANAN B a g a i m a n a k a l a u m a j a l a h Pe n a
langsung di dunia pendidikan. Gaya
Pendidikan mengulas secara mendalam
penulisannya sih sebaiknya ala “Saiful Anam”.
S
perkembangan sektor pendidikan di daerah-
Biar senada dengan gaya PENA PENDIDIKAN. alut buat Majalah Pena Pendidikan.
daerah seperti itu. Sebenarnya seperti apa
Bisa juga tulisan yang dimuat adalah opini Beberapa nomor terak hir saya
sebenarnya yang terjadi? Tentunya selain
terbaik dari pembaca. termasuk pembaca setia. Dari situ
saya ada banyak dari para pembaca yang
Saya rasa menarik. Sebab saya pun sangat saya baru tahu masalah pendidikan ternyata
ingin tahu juga. Sebenarnya seperti apa
tertarik menulisnya. tak sesederhana yang saya bayangkan. Ada
Retno Inti Triasti kondisi pendidikan disana?
banyak hal yang hingga kini mengusik bathin
Heru Martono
Wartawan media cetak lokal saya yaitu berkaitan dengan pemerataan
Jalan Gejayan, Soropadan
Tinggal di Surakarta pendidikan.
Yogyakarta
*) Bagus juga usulan Anda. Kami akan Selama ini masih banyak anak belum
5
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 5 7/14/2007 10:42:25 AM
8. Daftar Isi
PENA PENDIDIKAN JULI-AGUSTUS 2007
10
108
BAHASAN UTAMA INTERNASIONAL
KETIKA MUSIM PAUD NONFORMAL BERSEMI... DIBIKIN SIAL UJIAN NASIONAL
PAUD nonformal berkembang dalam satu dekade terakhir. Para penjaga gawang kualitas pendidikan di Inggris sedang
Namun baru digalakkan di daerah sejak kehadiran Direktorat resah. Dua bulan terakhir, negeri dengan tradisi pendidikan
PAUD Depdiknas pada 2001. Kini PAUD nonformal mulai diterima formal berusia ribuan tahun itu terus-menerus bertanya: apakah
masyarakat luas. Meski belum menjangkau sekujur pelosok negeri. ujian nasional bagi para murid SD memang diperlukan. Banyak
Setidaknya, gairah itu nampak di mana-mana. Dari yang berbentuk pemerhati pendidikan, guru, juga orangtua murid merasakan
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Posyandu, dan Satuan ujian nasional tak juga mendongkrak kualitas pendidikan. Ada
PAUD Sejenis. Perlu sinergi antara PAUD Formal dan Nonformal. desakan ujian untuk anak-anak di bawah 16 tahun dihapuskan.
3 SALAM Timur
4 SUARA • Bondowoso: Merangsek Hingga
8 TEKNOLOGI Dusun
• Kontes Robot: G-Rush Taklukkan • Surabaya: Sertifikat Kepesertaan
104
Laba-laba PAUD
• Brain Trainner Bikin Cerdas • Lumajang: Gerbang Mas Berlipat
• Pulpen Pintar Teman Belajar 00
• Malang: Menanti Insentif PAUD
10 BAHASAN UTAMA Nonformal
WAWANCARA • Ketika PAUD Nonformal Bersemi.. • Ngawi: Menggenjot Target Setiap
• Awal Menentukan Sang Buah Hati Desa
Ace Sur yadi PhD, Direktur Jenderal
• Ikhlas Menjaga Fitrah Anak
Pendidikan Nonformal dan Informal
36 PAPUA
MENGENTASKAN ANAK KANDUNG YANG • Mengajar dengan Sentra dan
DIANAKTIRIKAN Lingkaran • Memperkokoh Fondasi NKRI Melalui
Penuntasan buta huruf dengan enam • Peletak Dasar PAUD PAUD
strategi. Dari sistem blok di kecamatan • Tancap Gas Himpaudi • Gairah PAUD Bumi Cenderawasih
hingga Kuliah Kerja Nyata tematik di • Aisyiyah: Setiap Tahun Menolak
26 JAWA TIMUR
kampus-kampus. Pendidikan Anak Usia Dini Murid
menjadi kunci pendidikan berkelanjutan. • Menyinergikan PAUD Formal dan • Yayasan Pendidikan Kristen-
Sistem pendidikan matapelajaran sebaiknya Nonformal Katholik: Ujung Tombak Pendidikan
• Wawancara Ketua Himpaudi Jawa
6 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 6 7/14/2007 10:42:29 AM
9. DAFTAR ISI
PENA PENDIDIKAN JULI-AGUSTUS 2007
100
26
JAWA TIMUR FIGUR
Menyinergikan PAUD Formal dan Nonformal Hj. Nibras binti Oedin Rahmani Salim
PERJALANAN HIDUP YANG MENGINSPIRASI
Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang perkembangan PAUD-
nya paling pesat. Untuk memperluas akses, Dinas Pendidikan Sejak usia 2 tahun terpisah dari orangtuanya. Tergerak
Provinsi Jawa Timur kini menyinergikan program PAUD formal menggeluti pendidikan anak lantaran prihatin melihat anak
dan nonformal. Realisasinya, ribuan TK yang sudah ada didorong SMA tak hafal kalimat syahadat. Pada 1958 ia merintis TK Islam
agar membuka Kelompok Bermain (KB), yang merupakan bagian yang mengenalkan pendekatan bermain sambil belajar, selalu
dari PAUD nonformal. Sedangkan bagi PAUD nonformal yang bertaut dengan nafas Islam. TK Istiqlal yang dipimpinnya
sudah mapan, diminta membuka TK. menjadi rujukan model PAUD tingkat nasional.
44 DKI JAKARTA • Wawancara Kepala Dinas Pendidikan • Kolaborasi Kuat Jadi yang Tercepat
• Golden Age di Lahan Sempit Gorontalo • Dari Setting Kelas Hingga Manajemen
• Memilih PAUD Terbaik Lewat Lomba • Wawancara Ketua Himpaudi
94 NONFORMAL
• Mangga Ubi Punya Profesor Gorontalo
• Dua Bulan Melek Aksara
50 BANTEN 76 SULAWESI SELATAN • Memperkuat Kiprah PAUD Nonformal
• Mengikis Sikap Kolot dengan PAUD • Menyonsong Generasi Cerdas, Kuat • Yang Cerdas, Berakhlak, dan
• Pelangi PAUD dari Banten dan Berkualitas Nasionalis
• Wawancara Ketua Forum PAUD
56 JAWA BARAT 100 FIGUR
Sulawesi Selatan
• Ketika Si Kakak Iri Pada Adiknya • Gowa: Konsisten Memajukan • Nibras binti OR Salim
• Bergerak untuk Sejuta Anak Pendidikan • Ir Umi Rosidah, MS
• Merintis dan Memahami Kearifan
62 SUMATERA BARAT 111 PERISTIWA
Lokal
• Tradisi Pendidikan Urang Awak • Dari Pelanggan Banjir ke Percontohan
82 DI YOGYAKARTA
• Duo Uni Pendekar PAUD • Tuntutan Isntitut Penyerap Devisa
• Mendirikan Sekolah Texas di Padang • Menebar Seribu Pos PAUD • Acara Membimbing SBI
• Sentuhan Imtak dan Kemitraan
118 CATATAN PENA
• Mengusung Orientasi Universal
70 GORONTALO
88 JAWA TENGAH
• Jurusan Ampuh Provinsi Muda
7
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 7 7/14/2007 10:42:33 AM
10. Teknologi
FOTO-FOTO: FETTY SHINTA LESTARI
G-RUSH PENAKLUK
LABA-LABA
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya mendominasi kontes
robot. Siap berlaga di ajang Asian Pacific Broadcasting Union
(ABU) Robocon 2007 di Vietnam.
P
”saudaranya,” karya mahasiswa PENS lainnya. menyala yang diletakkan acak di kamar-kamar.
AGI itu raut muka Satryo Soemantri
Selain juara, G-Rush meraih penghargaan Pemenangnya adalah robot yang paling cepat
Brodjonegoro, Direktur Jenderal
sebagai robot peraih poin terbanyak dan menemukan api, memadamkannya dan
Pendidikan Tinggi, Depdiknas
tim dengan Teknologi Informasi terbaik. kembali ke tempat semula.
sumringah. Ia bangga berbicara mengenai
Sedangkan penghargaan khusus diberikan Robot di KRCI juga memiliki sensor-
Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot
kepada Empu Gandring dari Politeknik Negeri sensor canggih. Sensor terbaru mampu
Cerdas Indonesia (KRCI). Ajang tahunan yang
Malang. Robot berpenampilan terbaik diraih mengatasi lampu kamera. “Peserta belajar
ia tunggu-tunggu itu dilaksanakan di Graha
Robot Bombastic dari Universitas Indonesia. dari pengalaman tahun lalu ketika robot tidak
Sepuluh November, Institut Teknologi Sepuluh
Robot-robot ditandingkan dalam berfungsi optimal karena terpengaruh cahaya
November, Surabaya, pada 9-10 Juni 2007.
memecahkan misteri pada susunan lapangan dan panas dari lampu kamera para wartawan
“Tujuan ajang kreasi mahasiswa ini agar
pertandingan berbentuk sarang laba-laba. dan pengunjung yang datang,” kata Endro.
dosen dan mahasiswa mampu menguasai
Sarang laba-labanya terbuat dari benang atau KRCI juga didominasi PENS. Dzi-Gear dan
teknologi. Semua perguruan tinggi diharapkan
jalur putih. Di persimpangan atau sambungan Mech-Robo menjadi jawara. Dua divisi lain
meningkat kualitasnya dalam bidang ilmu
tertentu terdapat pulau-pulau yang diibaratkan dimenangi robot Ababil dari Universitas
pengetahuan dan teknologi,” katanya.
sebagai kepulauan Komodo. Robot-robot Brawijaya Malang dan Tarantula-116 karya
KRI kesembilan diikuti 40 tim dari 5
harus mampu meletakkan objek berbentuk Universitas Komputer Indonesia Bandung.
perguruan tinggi di Indonesia. Sebenarnya yang
Penghargaan robot dengan ide terbaik
mengajukan proposal untuk bisa unjuk gigi silinder berdiameter 6 cm yang disebut pearl
disematkan kepada Q-Lan Teus karya
dalam kontes robot bejibun: 18 proposal dari (mutiara) di pulau yang sudah ditemukan dan
Universitas Surabaya. Kategori robot dengan
80 perguruan tinggi. Mereka yang bisa tampil dikuasai. Pemenangnya adalah robot yang
inovasi terbaik tak satu pun diraih kontestan.
adalah peserta yang bisa merangkai robot yang paling banyak menemukan dan meletakkan
Robot Indonesia pernah unjuk gigi dalam
diajukan di proposal. “Tidak seperti tahun lalu, mutiara di pulau-pulau tersebut.
ajang robotika dunia. Tim robot B-CAK dari
peserta hanya mampu mengajukan proposal, Sementara Kontes Robot Cerdas Indonesia
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
tapi tidak mampu mewujudkannya,” kata Endro (KRCI) diselenggarakan kali keempat. Proposal
menyabet Juara I ABU Robocon 2001 di Tokyo.
Pitowarno, Ketua Dewan Juri KRCI 2007. robot cerdas yang masuk meja panitia ada 205.
Semoga kali ini G-Rush juga mampu berbicara
Juara KRI 2007 memperoleh piala bergilir Jumlah ini meningkat dibanding KRCI 2006
di ajang dunia.
Sambhawana Pratimacala dan berhak mewakili yang hanya menerima 90 usulan. Tema KRCI
Indonesia di kontes Asian Pacific Broadcasting “Robot Cerdas Pemedam Api” mengadopsi FETTY SHINTA LESTARI
Union (ABU) Robocon 2007 di Hanoi, Vietnam, tema kontes robot di
pada 26 Agustus nanti. Tema KRI “Pencarian Amerika Serikat.
Pulau Komodo.” Robot-robot yang berlaga tidak KRCI tahun ini
boleh lebih dari 50 kg. Dimensi robot tidak boleh mempertandingkan
lebih dari 1 meter x 1 meter x 1,5 meter. empat divisi: senior
G-Rush akhirnya menjadi pemenang KRI. beroda, berkaki,
expert dan expert
Robot itu karya tim Politeknik Elektronika
swarm. Semua
Negeri Surabaya (PENS). Mereka terdiri dari
Pramudya Airlangga, Marsudi Handoyo, robot harus mampu
Firdaus Nurdian Syah, Andik Hermawanto memadamkan api
dan Ali Murtadlo. G-Rush sempat bermasalah di sebuah model
menghadapi sinar terang di panggung. Namun lorong-lorong
menjelang kontes ABU di Hanoi, sensor G-Rush rumah dengan
mampu menantang sinar dua lampu 500 kamar di kiri-
berdaya 500 watt. kanan. Api diwakili
Di final, G-Rush mengalahkan Q-Numb-On, sebuah lilin
8 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 8 7/14/2007 10:42:38 AM
11. Teknologi
BRAIN TRAINER
otak dilakukan setiap hari. ”Kita dapat lebih
otak. Sebagian otak akan
cepat mengetahui sejauh mana peningkatan
mengontrol kreativitas, daya
kemampuan otak kita,” katanya.
ingat, kemampuan komunikasi,
Tahun lalu, Braine Trainer yang diproduksi
dan pengendalian diri.
BIKIN CERDAS besar-besaran meraih sukses di pasaran
Dalam kotak mungil
Jepang. Tahun ini produk ini mulai merambah
ciptaan Ryuta itu tersimpan
pasaran di Eropa dan Amerika Serikat. Di
100 bentukan puzzle dengan
Inggris harganya 9.95 Poundsterling atau
level penyelesaian dan
BENTUKNYA sekilas mirip kalkulator ukuran sekitar Rp 180.000.
tingkat kesulitan bervariatif.
Brain Trainer juga punya AYU N. ANDINI
buku saku, ada tombol-tombol angka dan
seri permainan berhitung,
layar LCD. Untuk pengoperasiannya pun cuma mengamati, dan
butuh dua baterai jenis AAA yang harganya penguji ingatan.
terjangkau. Sesuai namanya, The Brain Trainer, M a s i n g - m a s i n g
perangkat yang tampaknya sederhana ini punya skor yang
bisa disimpan
berfungsi untuk melatih otak Anda.
hingga satu tahun.
Dari berbagai tes
“Menggunakan Brain Trainer sangat kemampuan, Anda bisa melihat
membantu otak Anda memaksimalkan nilai kemampuan otak Anda.
fungsi,” kata Tony Buzan, pakar sohor dunia Peningkatan atau penurunan skor
yang sering melakukan riset dan pelatihan akan tercatat dan ditampilkan
kemampuan otak dan kemampuan berpikir dalam grafik nilai.
M e n u r u t To n y B u z a n ,
manusia.
Produk yang didesaian untuk segala usia melatih kemampuan kerja otak
ini karya Dr. Ryuta Kawashima, ahli saraf prinsipnya sama dengan proses
terkenal dari Jepang. Ryuta memang getol melatih tubuh dan kemampuan
menganalisi fungsi otak. Ia mengadakan fisik dengan olahraga. Mereka
berbagai riset, misalnya penelitian yang melatih otot dan tubuh
bagaimana otak berfunsgi ketika seseorang dengan olahraga ter tentu,
menjadikan tubuh sehat dan
sedang berpikir dan diuji kemampuannya.
Ryuta menyimpulkan bahwa latihan kuat. Begitu pula halnya dengan
berhitung matematis dan membaca proses melatih kemampuan kerja
nyaring (oral reading) adalah cara yang otak. Tony merekomendasikan
paling efektif untuk melatih kemampuan paling tidak, latihan kemampuan
Pulpen Pintar
I
memilih contoh lagu, sampai
NI bukan pulpen biasa. Sebab fungsinya
perangkat perekam suara.
bisa untuk penyimpan data dan memindai,
Teman Belajar
Pulpen ajaib juga dilengkapi
sekaligus mendengarkan musik format
program Fly Open Paper yang
mp. Namun pulpen jumbo ini tak bisa
dibuat agar anak-anak berani
dipakai untuk menulis di sembarang kertas. Ia
menuliskan ide-ide mereka.
butuh kertas khusus yang
Ada juga program
permukaannya berlapis
mungkin pada anak-anak.
kalkulator yang bisa membantu anak-
koordinat digital agar
Generasi terbaru Fly Pentop Computer
anak berhitung. Sebutkan saja oeprasi
bisa langsung memindai
dipasarkan pada Juli ini. Namanya Fly Fusion
perhitungan, Fly Pentop Computer
tulisan ke dalam bentuk file
Pentop Coumputing. Pulpen keluaran
segera mengkalkulasikannya. Bahkan
yang tersimpan dalam chip
Amerika Serikat ini dijual bebas di Toy “R”
membacakan hasilnya.
komputer.
Us dengan harga US$100 atau tak lebih
Pembuatnya, perusahaan
Pulpen canggih ini namanya
dari Rp1 juta.
LeapFrog, menargetkan produk
Fly Pentop Computer. Ketika pulpen
Sangat disarankan agar tidak dipakai
Fly Pentop Computer bisa
menunjuk sebuah negara dalam peta,
untuk menyontek. Para guru mesti waspada.
digunakan anak-anak usia
maka akan segera keluar data (berupa suara)
Jika musim ujian tiba, jangan-jangan pulpen
8 sampai 14 tahun. Ini akan
tentang ibu kota negaranya sampai lagu
canggih ini dipakai untuk menyontek.
menjadi sebuah langkah cerdas untuk
kebangsaan negara yang bersangkutan.
memperkenalkan teknologi komputer sedini
Ada tombol-tombol khusus untuk
9
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 9 7/14/2007 10:42:42 AM
12. Bahasan Utama
DOK. DEPDIKNAS
KETIKA MUSIM
PAUD NONFORMAL
BERSEMI...
Murid-murid TK-SD Satu Atap
Kembang Ringgit II Mojokerto
PAUD nonformal baru berkembang dalam berkembang bagus. Sementara (TK) tumbuh subur di banyak kota.
satu dekade terakhir. Namun jumlahnya sudah Seperempat abad setelah merdeka, TK di Indonesia jumlahnya
lebih dari 6.000 dengan murid lebih dari 4.000. Jumlahnya terus
puluhan ribu. Perlu sinergi antara PAUD Formal
bertambah. Hingga akhir Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I
dan Nonformal. pada 1974, TK membengkak menjadi 10.482 sekolah dengan
B
ulan Juli terasa istimewa bagi dunia anak. Maklum, setiap murid tak kurang dari 92.000 (Lima Puluh Tahun Perkembangan
tanggal 2 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional Pendidikan Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, 1995).
(HAN), yang diatur dalam Keppres RI No 44 Tahun 1984. Dalam dua dekade belakangan, persisnya pada Pelita IV
Peringatan HAN tahun ini dipusatkan di kawasan Ancol, Jakarta, (1984/1985), jumlah TK mencapai 25.72 buah dengan guru sekira
dihadiri Ibu Negara Ani Yudhoyono. 56.000 orang. Setahun berikutnya, jumlah TK bertambah menjadi
Terminonogi usia anak mencakup 0-18 tahun. Di 26.500. Jumlah itu hanya mampu menampung sekira 1,26 juta
dalamnya tercakup rentang anak usia dini, yaitu 0-6 tahun. anak atawa rata-rata satu TK berisi 50-an murid. Dari jumlah itu,
Memperbincangkan anak usia dini, sebenarnya sudah dipikirkan hanya 1% saja yang merupakan TK negeri.
sejak lama oleh Ki Hajar Dewantara. Persisnya, Bapak Pendidikan Di tahun 2000, jumlah TK ada 41.17. Bertambah banyak
Indonesia itu membatasi usia dini adalah anak-anak di bawah 7 memang, tapi jumlah TK negeri malahan berkurang menjadi 225
tahun. Ki Hajar menamai “sekolah anak-anak,” itu dengan Taman (0,54%). Jumlah guru TK sebanyak 95.000 untuk mendidik 1,6 juta
Indria. Taman Indria lahir di Yogyakarta pada Juli 1922. Label murid. Sayangnya, perkembangan TK itu tak sepadan dengan
”indria” dipakai karena Ki Hajar mencermati bahwa anak usia jumlah anak-anak usia dini yang ada. Hingga 2000 itu, TK yang
di bawah 7 tahun lebih dominan belajar menggunakan indera ada hanya menyerap 12,65% dari total anak usia 4-6 tahun atawa
(indria). sekira 12,6 juta anak.
Gagasan dan penamaannya kalau dicermati lebih pas Ki Hajar rasanya akan gundah menyaksikan jumlah TK yang
ketimbang lahirnya kindergarten yang dirintis Friedrich Wilhelm sudah banyak itu ternyata belum menjangkau sekujur pelosok
Frobel (1782-1852). Ahli pendidikan Jerman itu mendirikan negeri. Data Departemen Pendidikan Nasional hingga akhir 2006
mencatat jumlah TK sebanyak 54.742. Dari jumlah itu, hanya
Taman Kanak-kanak (TK) pertama di dunia pada 187. Memang,
penamaan kinder (anak-anak) dan garten (taman) pada akhirnya 1,% atawa 708 TK milik pemerintah. Selebihnya, 54.04 (98,7%)
yang diadopsi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan swasta. Tentu saja jumlah ini tak sebanding bila
menggunakan istilah TK. disandingkan dengan jumlah SD yang sekira 150.000 sekolah,
Sayangnya, perkembangan Taman Indria di lingkungan Taman lebih dari 95% di antaranya berstatus sekolah negeri.
Siswa, lembaga pendidikan yang digagas Ki Hajar Dewantara, tak Belum lagi bila bicara jumlah anak usia TK yang belum
10 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 10 7/14/2007 10:42:43 AM
13. DOK. DIT. PAUD
berdampak positif bagi peningkatan
kualitas pendidikan nasional. Selain
itu juga berpengaruh pada kenaikan
angka indeks pembangunan
manusia (HDI/Human Development
Index) Indonesia.
Mendiknas mengibaratkan
PAUD sebagai masa kecambah. ”Agar kecambah
itu tumbuh secara normal, pendidikan di usia ini lebih
mementingkan proses pembelajaran melalui bermain.
Setiap manusia itu pada dasarnya mempunyai keunikan
sendiri. Melalui pendidikan PAUD inilah keunikan
tersebut dapat digali,” katanya. Mendiknas berharap
pengembangan PAUD, khusus PAUD nonformal, selalu
mengacu pada Rencana dan Strategi Depdiknas 2005-
2009.
Berkembang Dari Bank Dunia
terlayani. Menurut data Depdiknas, hingga akhir 2006 dari jumlah
anak usia 4-6 tahun sebanyak 11.59.805, hanya .72.924 atau Dunia memang menghendaki semua negara memperhatikan
2,78% yang sudah mencicipi pendidikan di TK. Dalam istilah pendidikan anak usia dini. Setidaknya sejak pertemuan di Jomtien,
pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat Taman Kanak- Thailand, pada 1990. Forum itu melahirkan Deklarasi Jomtien
kanak (TK) mencapai 2,78%. “Jika ditambah pendidikan anak yang isinya antara lain menyatakan pentingnya pendidikan untuk
usia dini (PAUD) nonformal, total APK-nya menjadi 45,6%,” semua mulai dari kandungan sampai liang lahat. Riset dunia
kata Drs Mudjito Ak, Msi, Direktur Pembinaan TK-SD, Ditjen menyatakan perkembangan otak demikian pesatnya terlihat
sejak minggu ketiga embrio bayi hidup. (Lihat: Awal Menentukan
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.
Yang disebut PAUD nonformal adalah ”sekolah” yang Sang Buah Hati)
Konsep pendidikan untuk semua (education for all) lebih
dikenal masyarakat sebagai Kelompok Bermain (playgroup)
dan Taman Penitipan Anak (TPA). Sesuai Pasal 28 UU Nomor ditegaskan lagi dalam pertemuan Dakkar, Senegal pada 2000.
20 Tahun 200 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Deklarasi Dakkar antara lain menyatakan komitmen untuk
PAUD diselenggarakan melalui tiga jalur: formal, nonformal dan “memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan
informal. PAUD jalur formal diselenggarakan dalam bentuk TK dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat
raudlatul athfal alias TK Islam. Jalur nonformal khusus menangani rawan dan kurang beruntung.” Selain itu juga menekankan pada
anak-anak usia 2-4 tahun yang diserap Kelompok Bermain (Play program wajib belajar pendidikan dasar, life skills, pemberantasan
Group) dan Tempat Penitipan Anak. Sedangkan jalur informal buta aksara, kesetaraan jender, dan peningkatan mutu
adalah pendidikan di keluarga. pendidikan.
Kemudian muncul Deklarasi “A World Fit for Children” di New
Jumlah anak usia dini hingga akhir 2006 tercatat sebanyak
York, Amerika Serikat, pada 2002. Forum menekankan perlunya
28.64.00. Anak yang menikmati layanan pendidikan anak usia
dini, baik formal dan nonformal, jumlahnya mencapai 1.22.812. penyediaan pendidikan yang berkualitas, serta millennium
Dari angka-angka itu, nyata terlihat bahwa lebih dari separuh development goals yang di antaranya meliputi penekanan kepada
anak-anak belum terlayani pendidikannya. Tingkat APK TK pun pemberlakuan pendidikan dasar yang universal.
Di Indonesia, PAUD baru berkembang dalam satu dekade
terendah dibanding APK SD yang 115%, SMP (88,68%), dan SMA
terakhir. Bermula dari tawaran Bank Dunia melalui Badan
(55%).
Angka partisipasi PAUD Indonesia pun menurut laporan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 1996.
Unesco tahun 2005, terendah di dunia, baru sekitar 20% dari Perkembangan PAUD tak bisa dilepaskan dari peran sejumlah
sekitar 20 juta anak usia 0-8 tahun. Di dunia internasional, PAUD tokoh, di antaranya
didefinisikan sebagai pendidikan bagi anak usia
SAIFUL ANAm
Nina Sardjunani, M. Sc
0 sampai 8 tahun. Sedangkan Indonesia kategori
PAUD, untuk usia 0-6 tahun. Unesco mencatat
angka partisipasi PAUD di Indonesia lebih rendah
dari Thailand (86%), Malaysia (89%), bahkan
Filipina (27%) dan Vietnam (4%).
Prof. Dr. Bambang Sudibyo sejak menjabat
Menteri Pendidikan Nasional, Oktober 2004,
menyatakan komitmennya yang tinggi terhadap Prof. Dr. Bambang Sudibyo
program PAUD. Mendiknas meyakini PAUD
11
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 11 7/14/2007 10:42:49 AM
14. Bahasan Utama
ARIEN
dilakukan pada orang dewasa dalam bentuk
dr. Fasli Jalal, Ph. D Dr. Ace Suryadi
job training,” kata Nina pada diskusi tentang
PAUD yang digelar Forum Wartawan Peduli
Pendidikan (Fortadik) di Jakarta, awal
Januari lalu.
”Saya diperkenalkan PAUD pada tahun
2002 oleh Direktur PAUD Depdiknas,
Gutama. Kemudian saya mengikuti
presentasi tentang PAUD di Washington
oleh pakar ternama. Dari situ saya mulai
terbuka bahwa pentingnya masa emas
PAUD di usia 0-6 tahun,” kata Nina.
Menurut hitung-hitungan Nina, investasi
yang diberikan pada program PAUD
dibandingkan dengan investasi bagi
manusia dewasa dalam bentuk job trainning nilainya berbanding
dr. Fasli Jalal, Ph.D. Ketika itu, ahli gizi lulusan Universitas Cornell,
1:4. Artinya, ”Satu dolar yang diinvestasikan untuk pre school
Amerika Serikat, itu menjabat Kepala Biro Agama, Pendidikan,
menghasilkan tambahan nilai ekonomi hingga 8 poin. Sedangkan
Kebudayaan dan Olahraga Bappenas. Bank Dunia memberi
investasi dalam bentuk job training hanya menambah nilai
pinjaman senilai US$ 20 juta.
ekonomi 2 poin saja,” katanya.
Uji coba program PAUD melibatkan Departemen Kesehatan
dan Depdiknas. Kala itu, PAUD dikembangkan Direktorat
Pendidikan Masyarakat di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan
Hingga Basis Keluarga
Luar Sekolah dan Pemuda (Ditjen PLSP). Program awal PAUD itu
dilaksanakan di 12 kabupaten di provinsi Jawa Barat (sekarang PAUD nonformal tersebar dalam bentuk Taman Penitipan
plus Banten), Bali, dan Sulawesi Selatan. Proyek ini baru berakhir Anak, Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis. Kelompok
2006 lalu. Bermain dapat diikuti anak mulai usia dua tahun. Sedangkan
“Kalau dilihat dari jumlah nilai proyeknya memang sangat Taman Penitipan Anak dan Satuan PAUD Sejenis diikuti bayi.
kecil, hanya US$ 10 juta. Tapi itu berguna sekali karena kita bisa Satuan PAUD sejenis di antaranya berupa Bina Keluarga Balita,
mendatangkan pakar-pakar PAUD dari luar negeri dan melakukan Taman Pendidikan Quran (TPQ), dan Sekolah Minggu.
studi banding,” kata Gutama, Direktur PAUD Depdiknas. TPQ dan Sekolah Minggu adalah PAUD Nonformal yang
Selain itu, Indonesia juga diundang menghadiri pertemuan- dikembangkan oleh lembaga bernafaskan agama (Lihat: Ikhlas
pertemuan internasional. ”Dalam laporan akhir tahun 2006 Bank Menjaga Fitrah Anak). Jumlahnya tergolong banyak. TPQ
Dunia begitu bangga melihat perkembangan PAUD di Indonesia, diperkirakan mampu menyerap anak lebih dari 5,6 juta. Jauh
dan menyebutnya sebagai sebuah investasi yang lebih baik.” lebih banyak dari jumlah murid TK sekalipun yang baru sekira
Investasi yang lebih baik? Penilaian Bank Dunia itu diamini Nina 2,1 jutaan.
Sardjunani, staf ahli Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Sedangkan di jalur informal Direktorat PAUD juga tengah
Nasional Bidang SDM dan Kemiskinan. ”Investasi program merintisnya melalui PAUD berbasis keluarga. ”Prinsip PAUD
Prinsip
prasekolah jauh lebih menghasilkan dibanding investasi yang melalui keluarga adalah bentuk pendidikan nonformal yang
DOK. DIT. PAUD
SAIFUL ANAm
Dr. Gutama, Direktur PAUD, saat mengunjungi PAUD Papua Drs. Mudjito AK, M. Si,
saat mengunjungi TK di Malang
12 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 12 7/14/2007 10:42:58 AM
15. dapat mendorong kesiapan anak dalam proses belajar di usia PAUD nonformal. Misalnya, Eddy Susanto
sekolah,” kata Dr Ace Suryadi, Direktur Jenderal Pendidikan yang menitipkan anak mereka Celine Alifia ke
Formal dan Informal, Depdiknas, pada acara jumpa pers di Gerai TPA Kasih Ibu, milik Yayasan Bunga Bangsa,
Informasi dan Media, Depdiknas, Jakarta, awal April lalu. Semarang. ”Pengasuhan dan kesehatan
Menurut Ace, konsep dasar dirintisnya PAUD berbasis keluarga anak kami terlayani dengan baik karena
karena banyak orangtua mengeluh anak-anak mereka belum gizi dan nutrisi sangat diperhatikan di TPA.
memperoleh kesempatan mengirimkan anaknya ke lembaga Anak kami juga jadi lebih mandiri, mampu berkonsentrasi
PAUD yang ada, seperti TK, Playgrup dan Taman Penitipan Anak. dan bersosialisasi dengan baik. Stimulasi pendidikan di sini sesuai
“Melalui PAUD berbasis keluarga ini kami berikan pedoman dengan tahap perkembangan anak kami,” kata Eddy Susanto,
umum berisi prinsip-prinsip mendidik anak dengan baik dan seperti dikutip majalah Bunga Bangsa.
benar,” kata Ace. Beruntung bagi Yayasan Bunga Bangsa yang membuka PAUD
PAUD berbasis keluarga masih dalam proses pengembangan bukan cuma TK tapi sekaligus Play Group. Juga lembaga lain yang
konsep. Tahun 2008, baru diselenggarakan di beberapa daerah. membuka PAUD nonformal macam Kelompok Bermain dan TPA
Kemajuan luar biasa PAUD itu bukan semata melihat semakin sekaligus TK. Namun mereka yang cuma punya TK, meski dibagi
menjadi TK kecil (untuk anak usia di bawah 5 tahun) dan TK besar
banyak lembaga PAUD di daerah. Namun juga perkembangan
(untuk anak usia di atas 5 tahun), merasakan dampak tak sedap
sarana prasarana dan metode pembelajaran. Di semua PAUD
kehadiran PAUD nonformal.
benar-benar dipikirkan alat permaian edukatif, juga beraram
Sepak terjang PAUD yang sukses mendapat sambutan
metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, seperti
masyarakat itu menuai protes dari kalangan penyelenggara TK.
Beyond Center and Circle Time (BCCT).
Ketika ada pertemuan guru TK yang tergabung dalam Ikatan Guru
Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTK) dan pengelola TK dalam
PAUD Menghimpit TK wadah Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak
Indonesia (GOPKTI) di kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Pelan tapi pasti orangtua semakin banyak melirik ke lembaga
www.GOOGLE.cOm
TABEL ANGKA PARTISIPASI KASAR PAUD (2004-2006)
KETERANGAN 2004 2005 2006
Anak usia 0-6 tahun 28.116.000 (100%) 28.171.000 (100%) 28.64.00 (100%)
Anak yang mendapat layanan
7.814.181 (27,8%) 7.984.214 (28,%) 1.22.812 (46,6%)
PAUD
a. TK/BA/RA 2.215.92 1.826.84 201780875
b. Playgroup 94.076 1.106.456 1.117.629
c. Posyandu 15.08 17.865 20.206
d. Satuan PAUD Sejenis 2.847.60 2.91.797 1.546.907
e. TPQ -- -- 5.651.066
f. Prasekolah 2.641.262 2.641.262 2.709.129
Anak yang belum dapat
20.01.819 (72.2%) 20.186.786 (71.7%) 15.140.488 (5,4%)
layanan PAUD
1
Juli - Agustus 2007 Pena Pendidikan
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 13 7/14/2007 10:42:59 AM
16. Bahasan Utama
dengan perkembangan pendidikan terhadap anak
DOK. DIT. PAUD
Kegiatan PAUD di Aceh
memang bisa tergerus oleh lembaga PAUD baru.
Biasanya lembaga PAUD yang bermunculan hadir
dengan banyak kelebihan. Dari sarana dan prasarana
yang oke, pengasuhan dan layanan kesehatan, hingga
metode pembelajaran yang sesuai perkembangan
usia anak. Sementara sebagian TK yang berjalan ala
kadarnya tergerus kehadiran PAUD nonformal.
Mudjito mengakui nasib TK memang belum
menggembirakan. ”Kondisi sarana dan prasarana TK
masih memprihatinkan. Maklum, sebagian besar TK
diusahakan swasta,” kata Mudjito.
Selain itu, kata Mudjito, dari sisi proses pembelajaran,
juga marak terjadi praktik kekeliruan lantaran
rendahnya kompetensi guru TK. Guru TK justru
berlomba-lomba memaksakan pengajaran baca-tulis-
hitung secara klasikal, yang secara psikologis justru
bertentangan dengan kodrat anak itu sendiri yakni
bermain sambil belajar.
Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta,
Barat, 19 Juni 2007, yang dipantau wartawan PENA Pendidikan,
Profesor Dr. Conny Semiawan buruknya penyelenggaraan
tumpah ruahlah keluhan para guru dan pengelola TK.
pendidikan TK selama ini bukan semata-mata disebabkan
Delegasi dari IGTKI Sukabumi, misalnya, menilai Gerakan
kurang pahamnya masyarakat terhadap hakikat dan pentingnya
Sejuta PAUD menimbulkan bentrok di lapangan dengan TK.
pendidikan TK. “Pemerintah kurang memiliki senses yang tinggi
“Banyak masyarakat yang semula akan memasukkan anaknya
untuk melayani pendidikan anak-anak usia dini. Padahal,
ke TK akhirnya tersedot ke PAUD,” katanya. Gerakan Sejuta PAUD
pendidikan bagi anak usia dini sangat menentukan bagi
memang diluncurkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
pembentukan karakter, kepribadian, dan perilaku manusia
memperluas akses PAUD.
setelah dewasa,” kata mantan Kepala Pusat Kurikululum
Orangtua lebih memilih memasukkan anaknya ke PAUD
Departemen Pendidikan Nasional itu, seperti dikutip buku Taman
karena gratis, ketimbang TK yang mesti keluar biaya. PAUD
Yang Paling Indah, Jangan Remehkan Taman Kanak-kanak (2007)
nonformal yang digalakkan dalam Gerakan Sejuta PAUD
yang ditulis Saiful Anam.
memang tak memungut biaya sepeser pun alias cuma-cuma.
Persinggungan PAUD dan TK juga terjadi di sejumlah daerah
Padahal anak-anak juga mendapat beragam pendidikan yang
yang lembaga PAUD-nya mulai banyak dikembangkan. Namun,
juga diajarkan di TK.
sebenarnya tidak semua daerah bisa mengembangkan PAUD
Mereka juga menyoal anggaran yang timpang. “TK hanya
sepesat Jawa Barat dengan Gerakan Sejuta PAUD, atau Jawa
kebagian Rp juta untuk tahun ini. Sementara PAUD mendapat
Tengah dan Yogyakarta dengan Seribu Pos PAUD. Apalagi semaju
Rp 12 juta. Padahal TK sudah lebih lama beroperasi daripada
Jawa Timur yang dikenal sebagai daerah yang paling cepat
PAUD,” kata guru asal Sukabumi itu bersungut.
mengembangkan PAUD.
Yang lebih parah, masih menurut guru TK asal Sumedang, ada
Seperti Sumatera Barat misalnya. APK PAUD di sana memang
beberapa TK gulung tikar karena terhimpit Gerakan Sejuta PAUD.
naik pesat dalam dua terakhir. Namun angkanya masih
(Lihat: Ketika Kakak Iri pada Adiknya)
sangat rendah. Dari 21% pada awal tahun 2006, menjadi
TK yang tidak tanggap
29% pada awal 2007 ini. Menurut data Dinas Pendidikan
Sumbar, jumlah lembaga PAUD nonformal di sana 425
buah yang menjangkau 10.000-an anak. Sedangkan
TK jumlahnya 1.585 sekolah. Jumlah ini tidak sepadan
dengan anak usia 0-6 tahun yang mencapai 69.57.
Lambatnya perkembangan PAUD karena masyarakat
Urang Awak sendiri menilai PAUD adalah “pendidikan
luar sekolah”. ”Sebagian besar masyarakat beranggapan
pendidikan anak baru dimulai pada umur 6 tahun.
Mereka menganggap pendidikan di bawah umur itu
tidak penting,” kata Dr. Ir. Rahmat Syahni, M.Sc, Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
Masyarakat Minang sendiri sejak zaman lampau
A
DOK. PEN
sebenarnya tergolong masyarakat yang melek
14 Pena Pendidikan Juli - Agustus 2007
LO_PENA14_VOL02_PAUD_3-64.indd 14 7/14/2007 10:43:03 AM