Dokumen tersebut membahas konsep nafs dalam Al-Quran melalui tafsir beberapa ayat. Nafs dapat bermakna totalitas manusia, jiwa, diri, pribadi, hati, akal, nafsu, dan ruh. Konsep nafs menjelaskan sisi baik dan buruk dalam diri manusia.
1. I.
PENDAHULUAN
Seruan Allah mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya menganalisis diri pribadi (anfus)
manusia. Di dalam al-Qur’an telah cukup banyak diterangkan tentang konsep manusia. Salah satu yang
diterangkan dalam al-Qur’an adalah tentang rahasia-rahasia yang ada dalam diri manusia (anfus). Namun,
secara umum dapat dikatakan bahwa nafs dalam konteks pembicaraan manusia, menunjuk kepada sisi
dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk.1 Berdasarkan hal inilah, maka perlu dibahas suatu
konsep tentang hakekat manusia yang tertera dalam ayat-ayat al-Qur’an yang berbunyi nafs .
Pembahasan tentang nafs sangat menarik untuk dikaji, karena di dalam al-Qur’an cukup banyak
menyebutnya. Hal ini menandakan bahwa pribadi manusia atau nafs itu sangat penting untuk
dibahasdan dianalisis.
II.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
a. Tafsir surat Al-Baqarah ayat 44 dan 155
b. Tafsir surat Yusuf ayat 18
c. Tafsir surat Ar-Rum ayat 21
d. Tafsir surat Al-Hijrah ayat 11
e. Tafsir surat Ash-Shaff ayat 11
III.
PEMBAHASAN
a. Surat Al-Baqarah ayat 44 dan 155
1
M. Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai PersoalanUmat , (Bandung: Mizan, 1996), 285-
286.
2. Ayat ini mengecam pemuka-pemuka agama yahudi, yang seringkali memberi
tuntunan tetapi melakukan sebaliknya. Demikian al-biqa’i.
Dalam riwayat dikemukakan, bahwa ada orang yahudi yang menyuruh
keluarganya yang telah memeluk islam agar mempertahankan keyakinan mereka
dan terus mengikuti Nabi Muhammad saw. Terhadap merekalah ayat ini turun,
demikian menurut satu pendapat. Ayat ini dapat juga mencakup kasus lain,yakni
bahwa diantara bani israil ada yang menyuruh berbuat aneka kebajikan, seperti
taat kepada Allah, jujur, membantu orang lain, dan sebagainya, tetapi mereka
sendiri durhaka, menganiaya, dan khianat. Terhadap mereka juga kecaman ayat
ini ditujukan.
Kata () anfusakum bentuk jamak dari kata ( ) nafs. Ia mempunyai banyak arti,
antara lain totalitas diri manusia, sisi dalam manusia atau jiwanya. Yang
dimaksud disini adalah diri manusia sendiri.2
Ayat ini mengandung kecaman kepada setiap penganjur agama yang melakukan
hal yang bertentangan dengan apa yang dianjurkanya. Ada dua hal yang disebut
dalam ayat ini yang seharusnya megnhalangi pemuka-pemuka agama itu
melupakan diri mereka. Pertama karena mereka menyuruh orang lain berbuat
baik. Seseorang yang memerintahkan sesuatu pastilah dia mengingatnya. Sungguh
aneh bila mereka melupakanya. Yang kedua adalah karena mereka membaca
kitab suci. Bacaan tersebut seharusnya mengingatkan mereka. Tetapi ternyata
keduanya tidak mereka hiraukan sehingga sungguh wajar mereka dikecam.
b. Surat Yusuf ayat 18
2
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan keserasian Al-Qur’an vol 1. Jakarta : Lentera Hati
3. Sebenarnya diri kamu telah memperindah bagi kamu satu perbuatan terhadap
yusuf. Aku tidak tahu persis apa yang kalian perbuat, tetapi pasti itu adalah
sesuatu yang buruk maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku. Aku tidak akan
mengadu kecuali kepadanya sambil menerima ketetapan-Nya. Dan Allah swt
sajalah yang dimohon pertolongan-Nya tentang apa yang kamu ceritakan bahwa
yusuf dimakan serigala. Aku berserah diri kepada Allah, semoga Dia yang Maha
Kuasa itu membantu aku berkenaan apa yang disampaikan anak-anakku serta
menampakkan kenyataan, dan kiranya suatu ketika aku dapat bertemu lagi
denganya.3
c. Surat Ar-Rum ayat 21
Ayat sebelum ini berbicara tentang kejadian manusia hingga mencapai tahap
basyariat yang mengahntarnya berkembang biak sehingga menjadikan mereka
bersama anak cucunya berkeliaran di persada bumi ini.
Kata ( ) anfusakum adalah bentuk jamak dari kata nafs yang antara lain berarti
jenis atau diri atau totalitas sesuatu. Pernyataan bahwa manusia diciptakan dari
jenisnya menjadikan sementara ulama menyatakan bahwa Allah swt. Tidak
membolehkan manusia mengawini selain jenisnya, dan bahwa jenisnya itu adalah
yang merupakan pasanganya. Sengan demikian, perkawinan antara lain jenis, atau
pelampiasan nafsu seksual melalui makhluk lain, bahkan yang bukan pasangan,
sama sekali tidak dibenarkan Allah swt.4
d. Surat Al-Hijroh ayat 11
3
4
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Volume 7. Jakarta : Lentera Hati
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan keserasian Al-Qur’an Volume 11. Jakarta : Lentera Hati
4. Ayat tersebut mengatakan ( ) jangan kamu mencela diri kamu. Ini tidak berarti
satu sama lain saling mecela.5 Janganlah sebagian kalian menghina yang lain
dalam celaan bentuk apapun, karena kalian bagaikan satu tubuh, maka barang
siapa yang mencela saudaranya yang muslim seakan-akan ia mencela dirinya
sendiri, sebagai mana pula orang yang dicela itu akan membalas orang yang
mencelanya dengan menyebutkan aib yang ada pada diri orang yang mencelanya.
Dan inilah arti dari “janganlah kalian mencela diri kita sendiri”.6
e. Surat Ash-Shaff ayat 11
Dalam ayat ini Allah mendorong kaum muslimin agar melakukan amal
saleh dengan mengatakan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul yang diutus-Nya, apakah kamu sekalian mau Aku tunjukkan suatu
pandangan yang bermanfaat dan pasti mendatangkan keuntungan yang berlipat
ganda dan keberuntungan yang kekal atau melepaskan kamu dari api neraka.
Ungkapan ayat di atas memberikan pengertian kepada kaum muslimin agar
mereka suka memperhatikan dan melaksanakan perdagangan yang dimaksud
Allah itu, jika mereka benar-benar menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan
diakhirat
nanti.
Kemudian disebutkan bentuk-bentuk perdagangan yang memberikan keuntungan
yang besar itu, yaitu:
5
6
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-jaziri. Tafsir Al-Qur’an Al-aisar. Edi suwanto (jakarta timur : Darus sunnah press, 2009) hlm 913
Ahmad saiful islam hasan al-banna, op.cit. hlm 613
5. 1. Memperkuat iman di dada benar-benar percaya kepada yang wajib diimani,
yaitu iman kepada Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab-Nya,
kepada Rasul-rasul-Nya, kepada adanya Hari Kiamat serta kepada kada dan
kadar Allah.
2. Mengerjakan amal saleh semata-mata karena Allah bukan karena riya.
Mengerjakan amal saleh adalah perwujudan iman seseorang, karena ingin
melakukan segala sesuatu yang dituntut imannya itu.
3. Berjihad di jalan Allah. Berjihad ialah segala macam upaya dan usaha yang
dilakukan untuk menegakkan agama Allah. Ada dua macam jihad yang
disebut dalam ayat ini yaitu berjihad dengan jiwa raga dan berjihad dengan
harta. Berjihad dengan jiwa dan raga ialah berperang melawan musuh-musuh
agama yang menginginkan kehancuran Islam dan kaum muslimin. Berjihad
dengan harta yaitu membelanjakan harta benda untuk menegakkan kalimat
Allah, seperti untuk biaya berperang, mendirikan mesjid, rumah sekolah,
rumah sakit dan kepentingan umum yang lain.
Di samping itu ada bentuk-bentuk jihad yang lain, yaitu berjihad
menentang hawa nafsu, mengendalikan diri, berusaha membentuk budi pekerti
yang baik pada diri sendiri, menghilangkan rasa iri dan sebagainya. Jihadjihad yang terakhir inilah yang paling berat. Pada akhir ayat ini ditegaskan
bahwa iman dan jihad itu adalah perbuatan yang paling baik akibatnya, baik
untuk diri sendiri, anak-anak, keluarga, harta benda dan masyarakat, jika
manusia itu memahami dengan sebenar-benarnya.7
IV.
KESIMPULAN
Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa kata nafs dalam al-Qur’an itumenunjuk pada
totalitas manusia. Nafs dapat mengandung pengertian jiwa,tetapi juga sekaligus berarti diri, nafs
7
Ibid,tafsir depag.
6. dalam arti jiwa dipahami sebagai totalitasdaya-daya ruhani berikut internalisasi dan
aktualisasinya dalam kehidupanmanusia. Nafs juga berarti pribadi seseorang ( person), nafs
dapat juga berartihati yang memberikan komando guna mengatur seluruh potensi manusia, dan
nafs juga berarti “aku” manusia. Kata nafs juga berarti nafsu atau syahwat,namun nafs dalam
pengertian nafsu berbeda dengan syahwat yang pejoratif , nafs bersifat netral bisa baik maupun
buruk, tetapi pada dasarnya nafs berkecenderungan baik. Nafs juga diartikan ruh atau nyawa,
tapi berbeda al-ruh,nafs mempunyai pengertian umum, bersifat material sekaligus immaterial.
Darikonsep nafs inilah para filosof dan ahli tasawuf mengembangkan teorikepribadian manusia
dalam perspektif Islam.
V.
DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan keserasian Al-Qur’an vol 1.
Jakarta : Lentera Hati
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Volume 7. Jakarta : Lentera Hati
M. Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai PersoalanUmat ,
(Bandung: Mizan, 1996), 285-286.
M. Quraish shihab. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan keserasian Al-Qur’an
Volume 11. Jakarta : Lentera Hati
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-jaziri. Tafsir Al-Qur’an Al-aisar. Edi suwanto (jakarta timur :
Darus sunnah press, 2009) hlm 913
Ahmad saiful islam hasan al-banna, op.cit. hlm 613