2. Definisi HaditsDefinisi Hadits
• Hadist secara bahasa bermakna berita dan baru
• Hadits menurut ulama Hadits adalah sinonim
dari sunnah, yakni segala hal yang berasal dari
Rasulullah saw, baik sebelum masa kenabian
maupun setelah kenabian
• Hadits, mayoritas didefinisikan sebagai segala
hal yang diriwayatkan dari Nabi saw setelah
kenabian baik berupa ucapan, perbuatan
maupun keputusan (taqrir)
3. Macam HaditsMacam Hadits
• Pembagian Hadits dapat ditinjau dari sisi
periwayatannya dan dari sisi diterima dan
tidaknya
• Hadits ditinjau dari sisi periwayatannya terbagi
kepada tiga:
– Hadits Mutawatir ( )متواتر
– Hadits Masyhur ( )مشهور
– Hadits Ahad (آحاد )
• Hadits diinjau dari sisi diterima dan ditolaknya
terbagi kepada dua:
– Hadits Shahih ( )صحيح
– Hadits Hasan ( )حسن
– Hadits Dho’if ( )ضعيف
4. Mutawatir, Masyhur dan AhadMutawatir, Masyhur dan Ahad
• Hadits Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan
banyak orang yang secara kebiasaan mustahil mereka
bersekongkol untuk berdusta, kemudian diriwayatkan
dari banyak orang seperti mereka, mulai dari sanad
pertama hingga terakhir, dan tidak ada kekurangan di
setiap tingkatan sanadnya.
• Hadits Mutawatir ada dua macam:
– Mutawatir Lafdzi()لفظي : Hadits yang seluruh perawinya sepakat
tentang bunyi redaksi hadits.
– Mutawatir Maknawi ()معنوي : Hadits yang seluruh perawinya
sepakat tentang isi kandungan hadits meskipun secara redaksi
berbeda.
• Hukum hadits Mutawatir: wajib mengamalkan isi hadits
tersebut, tidak perlu meninjau kembali kekurangan
perawinya. Karena hadits ini mengandung keyakinan
(tidak diragukan).
5. Mutawatir, Masyhur dan AhadMutawatir, Masyhur dan Ahad
• Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan
oleh sedikitnya dua perawi, namun belum
sampai pada batas mutawatir
• Sebagian ulama Ushul Fiqh mendefinisikan:
hadits yang diriwayatkan dari sahabat oleh
beberapa perawi yang tidak mencapai batas
mutawatir, kemudian setelah mereka, mencapai
mutawatir.
• Hukum hadits Masyhur: wajib mengamalkan isi
hadits tersebut karena mengandung zhan
(mendekati keyakinan).
6. Mutawatir, Masyhur dan AhadMutawatir, Masyhur dan Ahad
• Hadits Ahad: Hadits yang tidak memenuhi persyaratan
yang terdapat pada hadits Mutawatir dan hadits
Masyhur, dimana jumlah perawinya tidak mencapai
jumlah perawi pada hadits Mutawatir dan Masyhur
• Hukum Hadits Ahad: Wajib mengamalkan isi hadits
tersebut jika memenuhi persyaratan diterimanya hadits
tersebut (akan dibahas saat membahas hadist Shahih
dan hadits Dhaif)
• Sebagian ulama (seperti ulama Hanafi) memasukkan
hadits Masyhur ke dalam hadits Ahad, sehingga
pembagian hadits ditinjau dari sisi periwayatan terbagi
hanya dua: Mutawatir dan Ahad
7. Hadits ShahihHadits Shahih
• Hadits Shahih adalah adalah hadits yang sanad (rantai) perawinya
bersambung, dan mereka itu adil dan kuat hafalan, mereka
meriwayatkan dari perawi yang sama kualitasnya, dan hadits itu
tidak bertentangan dengan hadits lain dan tidak ada celanya.
• Dari definisi tersebut, suatu hadits dapat dikatakan shahih jika
memenuhi syarat:
– Sanad perawinya bersambung, tidak terputus
– Perawinya adil: yakni istiqomah dalam agamanya, baik akhlaknya dan
bebas dari sifat fasik dan segala yang mengurangi muru’ah
(kewibaannya)
– Perawinya dhabit: yakni sadar dan hafal saat menerima hadits,
memahami apa yang didengarnya, hafal saat mendapatkan hingga
meriwayatkannya kembali
– Haditsnya tidak Syadz: maksudnya periwayatan hadits itu bertentangan
dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang lebih baik
– Bebas dari illat (cela) seperti mamarfu’kan hadits yang sebenarnya
mauquf
8. Hadits ShahihHadits Shahih
• Hadist Shahih terbagi kepada dua bagian:
– Shahih li Dzatihi( لذاته )صحيح : hadist yang
mengandung kriteria ideal diterimanya hadits,
seperti definisi yang disebutkan di atas
– Shahih li Ghoirihi (لغيره )صحيح : Hadits yang
tidak mengandung kriteria ideal diterimanya
hadits, namun posisinya menjadi kuat
dikarenakan faktor lain. Seperti kondisi
perawinya yang kurang dhabit. Seperti juga
hadits hasan jika terdapat riwayat lain yang
menguatkan sehingga naik ke derajat hadist
shahih
9. Hadits ShahihHadits Shahih
• Hadits shahih berbeda-beda dalam hal derajat
keshahihannya, tergantung kekuatan kedhabitannya,
keterkenalan ilmu perawinya dan lainnya.
• Ulama berbeda pendapat tentang riwayat siapa yang
paling shahih dalam periwayatan hadits:
– Sebagian berpendapat bahwa hadts yang paling shahih adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Syihab al-Zuhri, dari Salim bin
Abdullah bin Umar, dari Ibnu Umar
– Sebagian lagi berpendapat: riawayat yang paling shahih adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Sulaiman al-A’masy, dari Ibrahim
al-Nakho’i, dari ‘Alqomah bin Qois, dari Abdullah bin Mas’ud
– Imam Bukhori dan lainnya berpendapat: riwayat yang paling
shahih adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin
Anas, dari Nafi’ Maula Ibnu Umar. Ini yang sering disebut para
ulama sebagai “rantai emas” (Silsilah al-Dzahab)
10. Hadits HasanHadits Hasan
• Hadits Hasan adalah hadist yang memenuhi syarat
hadits shahih, akan tetapi terdapat kekurangan dalam
hal kedhabitan (kurang hafalan) perawinya.
• Hukum hadist hasan bisa diterima dan wajib diamalkan
isi hadits tersebut, karena pada dasarnya kedhabitan itu
masih ada pada diri perawi, hanya saja kedhabitannya
kurang sempurna.
• Perbedaan antara hadits Shahih dan Hadits Hasan
terletak pada kedhabitan perawi, dimana dalam hadits
shahih kedhabitannya sempurna, sedangkan pada
hadits hasan kedhabitannya kurang sempurna.
• Hadits Hasan terbagi kepada dua bagian:
– Hadits Hasan li DZatihi (لذاته )حسن
– Hadist Hasan li Ghairihi (لغيره )حسن
11. Hadits HasanHadits Hasan
• Hadits Hasan li Dzatihi adalah seperti defini hadits hasan
di atas
• Hadits Hasan li Ghoirihi adalah hadits yang terpenuhi
syarat hadits Hasan, dengan demikian kedhabitannya
lemah, akan tetapi dikuatkan oleh faktor lain sehingga
derajatnya naik menjadi hadist hasan, seperti sanadnya
yang tidak diketahui, sering salah namun tidak terindikasi
berbohong, juga bukan karena kefasikan
• Hadits Hasan li Ghoiri dapat dijadikan hujjah (dalil)
seperti halnya hadist hasan li dzatihi, dapat diterima dan
diamalkan isi haditsnya.
• Hadits-hadits hasan banyak terdapat di kitab-kitab
“Sunan”. Meskipun terdapat pula hadits shahih, hasan,
dhoif
12. Hadits Dho’ifHadits Dho’if
• Hadist Dho’if adalah hadits yang tidak terpenuhi keriteria
diterimanya hadist. Atau sebagian ulama berkata: adalah
hadits yang tidak terdapat kriteria hadits shahih dan
hasan
• Macam-macam hadits dhaif:
• Hadits Mursal ()مرسل :
– Hadits Mursal: Hadits yang disandarkan oleh Tabiin kepada
Nabi saw, baik tabiin itu senior (kabir) maupun junior (shagir).
Disebut mursal (lepas) karena tidak melibatkan sahabat
– Hukum hadits mursal:
• Abu Hanifah, Imam Malik berpendapat hadits mursal dapat dijadikan
dasar (hujjah)
• Imam Nawawi, Imam Syafi’I berpendapat hadits mursal tidak dapat
dijadikan dasar (hujjaj)
• Sebagian ulama berpendapat hadits mursal dapat dijadikan dasar
(hujjah) bila ada hadits lain yang menguatkannya, seperti sebagain
sahabat pernah mengamalkannya
13. Macam-macam Hadits Dho’ifMacam-macam Hadits Dho’if
• Hadits Munqoti’ ()منقطع
– Yaitu hadist yang sanadnya terputus salah satu atau lebih
perawinya, atau perawinya tidak dikenal. Baik terputusnya di
awal sanad, ditengahnya, atau di akhirnya
– Seperti hadits:
– ”ان :مرفوعا حذيفة عن يثيع بي زيد عن اسحاق أبي عن الثوري عن الرزاق عبد عن
أمين فقوي بكر أبا “وليتموها pada sanadnya ada terputus di dua hal:
Abdurrozak tidak pernah mendengar dari al-Tasuri, dan al-
Tsauri tidak pernah mendengar dari Abi Ishaq, tapi
mendengarnya dari Syuarik
• Hadits Mu’adhol ()معضل
– Yaitu hadits yang sanadnya terputus dua perawi atau lebih.
Seperti ucapan seorang yang hidup di abad 2 H: “Rasulullah
saw bersabda:….. Karena antara mereka dan Rasulullah
terdapat para perawi yang tidak disebutkan
14. Macam-macam Hadits Dho’ifMacam-macam Hadits Dho’if
• Hadits Mudallas ()مدلس
– Yaitu hadits yang dalam sanadnya terdapat ketidakjelasan atau
ditutup-tutupi.
– Hadits Mudallas ada dua macam:
• Tadlis Isnad: yaitu seorang perawi meriwayatkan hadits dari
seseorang yang hidup sezaman dengannya namun belum pernah
bertemu, atau bertemu namun belum pernah mendengar hadits
darinya, yang diragukan dia mendengar darinya. Sperti ucapan لاقال
فلن عن ,فلن dsb
• Tadlis al-Syuyukh: Perawi tidak menyebut nama perawi di atasnya,
namun menyebut dengan gelar atau kunyah yang tidak dikenal.
Seperti داود ابو ) عبدال أبو لاقال ,الشيخ )لاقال
• Hadits Mu’allal ()معلل
– Yaitu hadits tekuak padanya cela yang parah, meskipun
zahirnya nampak baik, seperti menyebut hadit munqoti’ sebagai
hadits maushul, hadits mauquf disebut sebagai hadits marfu’
15. Macam-macam Hadits Dho’ifMacam-macam Hadits Dho’if
• Hadits Mudhtorrib ()مضطرب
– Yakni hadits yang diriwayatkan banyak dari segala sisi, namun
saling bertentangan satu sama lainnya, serta tidak mungkin
dilakukan tarjih (metode mencari mana yang benar)
• Hadits Maqlub ()مقلوب
– Yakni hadist yang perawinya salah terbalik dalam menyebut
matan hadits. Seperti hadit tentang tujuh golongan yang
mendapat naungan Allah, disebutkan salah satunya: “Seorang
yang bersedekah secara diam-diam hingga tangan kanannya
tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kirinya”, padahal
yang benar adalah “hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan tangan kanannya”. Seperti juga saat menyebut
nama perawinya dengan “Murroh bin Ka’ab” dan “Ka’ab bin
Murroh”
16. Macam-macam Hadits Dho’ifMacam-macam Hadits Dho’if
• Hadits Syadz ()شاذ
– Yakni hadits yang diriwayatkan perawi yang dapat diterima,
akan tetapi haditsnya bertentangan dengan hadits yang
diriwayatkan oleh perawi yang lebih dipercaya dan lebih
diterima, karena kedhabitanya lebih atau karena perawinya lebih
banyak.
• Hadits Munkar ()منكر
– Yakni hadist yang perawinya lemah serta bertentangan dengan
hadist yang perawinya tsiqoh (bisa dipercaya)
• Hadits Mudho’af: ()مضعف
– Yakni hadits yang belum disepakati atas kedhaifannya, sebagian
ulama mendhaifkan dan sebagian lagi menguatkannya, tetapi
yang mendhaifkannya lebih kuat daripada yang menguatkannya,
dan tidak bisa dilakukan tarjih (mencari jalan keluar)
• Hadits Matruk ()متروك
– Yakni hadits yang diriwayatkan oleh orang yang dianggap
pendusta, baik pada hadits Nabi maupun dalam ucapannya,
atau dikenal kefasikannya
17. Hukum Hadits Dho’ifHukum Hadits Dho’if
• Para ulama berbeda pendapat tentang hukum
mengamalkan hadits dhoif
– Yahya bin Muin, Ibnul Arabi, Bukhori, Muslim dan ibnu Hazm
berpendapat: tidak boleh mengamalkan hadits dhoif secara
mutlak, termasuk dalam hal fadhoil ‘amal (keutamaan beramal)
dan hukum.
– Abu Daud dan Imam Ahmad berpendapat: Hadits dhoif boleh
diamalkan secara mutlak. Bahkan keduanya menganggap hal itu
lebih kuat dari pada pendapat orang-orang.
– Ibnu Hajar dan lainnya berpendapat: boleh mengamalkan hadits
dhoif dalam perkara fadhoil ‘amal (keutamaan beramal) dan
berisi nasehat, dengan syarat tertentu, yakni:
• Dhoifnya tidak sangat
• Masih dalam dasar yang masih boleh diamalkan
• Tidak diyakini itu suatu ketentuan/kepastian (tsubut) tapi lebih
karena sikap berhati-heti
18. Mengenal Kitab-kitabMengenal Kitab-kitab
HadistHadist Shahih al-BukhoriShahih al-Bukhori
Penulisnya adalah Abu Abdullah bin Muhammad binPenulisnya adalah Abu Abdullah bin Muhammad bin
Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh al-Ju’fi al-Bukhori,Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh al-Ju’fi al-Bukhori,
lahir di kota Bukhoro tahun 194 H,lahir di kota Bukhoro tahun 194 H,
Kitab ini oleh Imam Bukhori dinamakan “Al-jami’ al-Kitab ini oleh Imam Bukhori dinamakan “Al-jami’ al-
Shahih al-Musnid al-Muhktashar min UmurShahih al-Musnid al-Muhktashar min Umur
Rasululillah saw wa Sunanihi wa Ayyamihi”. DisusunRasululillah saw wa Sunanihi wa Ayyamihi”. Disusun
berdasarkan judul-judul. Buku ini memuat 9082berdasarkan judul-judul. Buku ini memuat 9082
hadits yang disaring dari 600.000 hadits.hadits yang disaring dari 600.000 hadits.
Penyusunannya memakan waktu 16 tahun, danPenyusunannya memakan waktu 16 tahun, dan
beliau tidak meletakkan hadits kecuali terlebih dahulubeliau tidak meletakkan hadits kecuali terlebih dahulu
melakukan shalat dua rakaat. Sebanyak 90.000 yangmelakukan shalat dua rakaat. Sebanyak 90.000 yang
pernah mendengar/belajar kitab ini di zamannya.pernah mendengar/belajar kitab ini di zamannya.
Kitab ini –oleh sebagian ulama- dianggap kitabKitab ini –oleh sebagian ulama- dianggap kitab
tershahih dalam hal hadits, bahkan tershahih setelahtershahih dalam hal hadits, bahkan tershahih setelah
al-Qur’anal-Qur’an
19. Mengenal Kitab-kitabMengenal Kitab-kitab
HadistHadist Shahih MuslimShahih Muslim
Penulisnya adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hujjaj al-Penulisnya adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hujjaj al-
Qusyairi al-Nisaburi, lahir pada tahun 204 H dan wafat padaQusyairi al-Nisaburi, lahir pada tahun 204 H dan wafat pada
261 H di Nashrabad desa Nisabur261 H di Nashrabad desa Nisabur
Beliau memiliki 20 karya, yang terkenal adalah “Shahih Muslim”.Beliau memiliki 20 karya, yang terkenal adalah “Shahih Muslim”.
Dalam kitab tersebut terdapat 10.000 hadits yang telahDalam kitab tersebut terdapat 10.000 hadits yang telah
dipilihnya dari 300.000 yang dia dengar. Disusun perjudul.dipilihnya dari 300.000 yang dia dengar. Disusun perjudul.
Penyusunannya memakan waktu 15 tahun. Dia berkata,Penyusunannya memakan waktu 15 tahun. Dia berkata,
“Tidaklah aku letakkn satu hadits di kitabku kecuali ada“Tidaklah aku letakkn satu hadits di kitabku kecuali ada
hujjahnya dan tidaklah aku gugurkan satu haditspun kecualihujjahnya dan tidaklah aku gugurkan satu haditspun kecuali
ada hujjahnya.”ada hujjahnya.”
Kedudukan Kitab Shahih Bukhori dan Shahih Muslim:Kedudukan Kitab Shahih Bukhori dan Shahih Muslim:
Ibnu Taimiyah berkata: “Tidak ada dibawah langit satu kitabpunIbnu Taimiyah berkata: “Tidak ada dibawah langit satu kitabpun
yang paling shahih dari Bukhori dan Muslim, setelah al-yang paling shahih dari Bukhori dan Muslim, setelah al-
Aqur’an”.Aqur’an”.
Imam al-Dahlawi berkata, “Adapun kedua kitab “Shahihani”Imam al-Dahlawi berkata, “Adapun kedua kitab “Shahihani”
(Shahih Bukhori-Shahih Muslim) maka para ulama hadits telah(Shahih Bukhori-Shahih Muslim) maka para ulama hadits telah
sepakat bahwa seluruh hadits yang terdapat pada kedua kitabsepakat bahwa seluruh hadits yang terdapat pada kedua kitab
itu adalah dari hadits yang bersambung dan sampai kepadaitu adalah dari hadits yang bersambung dan sampai kepada
Rasulullah saw, dan pasti shahih”.Rasulullah saw, dan pasti shahih”.
20. Mengenal Kitab-kitabMengenal Kitab-kitab
HadistHadist Sunan Abu DawudSunan Abu Dawud
Penulisnya adalah Abu Dawud Imam Sulaiman bin Asy’ast al-Penulisnya adalah Abu Dawud Imam Sulaiman bin Asy’ast al-
Sajistani, lahir tahun 202 H dan wafat tahun 275 H,Sajistani, lahir tahun 202 H dan wafat tahun 275 H,
Kitab ini disusun berdasarkan bab fiqih dan lebih fokus padaKitab ini disusun berdasarkan bab fiqih dan lebih fokus pada
masalah-masalah hukum, tidak ada kisah-kisah dan nasehatmasalah-masalah hukum, tidak ada kisah-kisah dan nasehat
dalam kitab inidalam kitab ini
Jumlah hadits dalam kitab ini sebanyak 5274 hadits, diJumlah hadits dalam kitab ini sebanyak 5274 hadits, di
dalamnya terdapat hadits shahih, hasan dan dhaifdalamnya terdapat hadits shahih, hasan dan dhaif
Sunan Turmudzi:Sunan Turmudzi:
Penulisnya adalah Abi ISa Muhammad bin Isa bin Saurah al-Penulisnya adalah Abi ISa Muhammad bin Isa bin Saurah al-
Turmudzi, lahir tahun 209 H dan wafat tahun 279. Dalam kitabTurmudzi, lahir tahun 209 H dan wafat tahun 279. Dalam kitab
terdapat hadits shahih, hasan, dhaif, gharib dn munkar. Beliauterdapat hadits shahih, hasan, dhaif, gharib dn munkar. Beliau
menggabungkan ilmu hadits dan fiqihmenggabungkan ilmu hadits dan fiqih
Imam Turmudzi berkata: “Aku telah menyusun kitab ini, dan akuImam Turmudzi berkata: “Aku telah menyusun kitab ini, dan aku
perlihatkan kepada para ulama di Hijaz, Irak, dan Khurrosan,perlihatkan kepada para ulama di Hijaz, Irak, dan Khurrosan,
mereka merestuinya, maka siapa yang di rumahnya terdapatmereka merestuinya, maka siapa yang di rumahnya terdapat
kitab ini maka rumahnya seperti ada Nabi yang berkata-kata.”kitab ini maka rumahnya seperti ada Nabi yang berkata-kata.”
21. Mengenal Kitab-kitabMengenal Kitab-kitab
HadistHadist Sunan al-Nasa’iSunan al-Nasa’i
Penulisnya adalah Imam Abu Abdurrohman Ahmad bin Syuaib al-Penulisnya adalah Imam Abu Abdurrohman Ahmad bin Syuaib al-
Khurosani al-Nasai, lahir tahun 215 H dan wafat tahun 303 H. BeliauKhurosani al-Nasai, lahir tahun 215 H dan wafat tahun 303 H. Beliau
menyusun kitab ini menurut bab fiqih. Di dalamnya terdapat haditsmenyusun kitab ini menurut bab fiqih. Di dalamnya terdapat hadits
shahih, hasan dan dhaifshahih, hasan dan dhaif
Sunan Ibnu Majah:Sunan Ibnu Majah:
Penulisnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qozwaini.Penulisnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qozwaini.
Kata Majah adalah gelar ayahnya. Ibnu Majah dilahirkan pada tahunKata Majah adalah gelar ayahnya. Ibnu Majah dilahirkan pada tahun
209 H di Qozwain dan wafat pada 273 H. Beliau menyusun kitab ini209 H di Qozwain dan wafat pada 273 H. Beliau menyusun kitab ini
dalam beberapa bab, didalamnya terdapat shahih, hasan dan dhaifdalam beberapa bab, didalamnya terdapat shahih, hasan dan dhaif
Al-MuwathoAl-Muwatho
Penulisnya adalah Imam Malik bin Anas bin Malik, lahir di MadinahPenulisnya adalah Imam Malik bin Anas bin Malik, lahir di Madinah
pada 93 H dan wafat pada 179 H. Didalam kitabnya terdapat 10.000pada 93 H dan wafat pada 179 H. Didalam kitabnya terdapat 10.000
yang telah disaringnya dari 100.000 hadits yang dihafalnyayang telah disaringnya dari 100.000 hadits yang dihafalnya
Musnad Imam AhmadMusnad Imam Ahmad
Penulisnya Imam Ahmad bin Hanbal al-Syaibani al-Marwazi, lahir diPenulisnya Imam Ahmad bin Hanbal al-Syaibani al-Marwazi, lahir di
Baghdad tahun 174 H dan wafat tahun 241 H. Kitab ini disusunBaghdad tahun 174 H dan wafat tahun 241 H. Kitab ini disusun
berdasar nama para sahabat, dan pada tiap sahabat menyebut hadistberdasar nama para sahabat, dan pada tiap sahabat menyebut hadist
nya yang telah bersanad. Terdapat 30.000 hadit lebih, yang disaringnyanya yang telah bersanad. Terdapat 30.000 hadit lebih, yang disaringnya
dari 150.000 hadits yang diketahuinya. Tersebutnya nama sahabatdari 150.000 hadits yang diketahuinya. Tersebutnya nama sahabat
sebayak 800 sahabatsebayak 800 sahabat