1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Cairan & Elektrolit
Oleh :
Ns. SASMIYANTO, S.Kep.,
M.Kes
Fakultas Ilmu Kesehatan
05/28/12
Universitas Muhammadiyah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. METABOLISME CAIRAN
Fungsi cairan :
2. Pengatur suhu tubuh
3. Transport nutrisi dan elektrolit
4. Mempertahankan volume darah
5. Untuk metabolisme didalam sel
6. Pelarut hormon.
7. Pelarut vitamin dll.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. CAIRAN TUBUH
ICF (40%)
INTRA VASCULER
CAIRAN
TUBUH (60 %)
ECF (20%) INTERSTISIIL
TRANCELLULAIR
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
4. KOMPARTEMEN
CAIRAN TUBUH
Cairan Tubuh orang normal
± 60% berat badan
a. 20% cairan extraseluler
b. 40% cairan intraseluler
c. 1-2 liter cairan transeluler
Tergantung : umur, jenis kelamin, dan
derajat kegemukan
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
5. CAIRAN TUBUH
ELEKTROLIT
TBW (TOTAL BODY WATER)
BAYI (BARU LAHIR) 75%
DEWASA:
PRIA (20-40 TAHUN) 60%
WANITA (20-40 TAHUN) 50%
LANSIA 45 – 50%
(MAXWELL DAN KLEEMAN, 1987)
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
6. Prosentase Rata – Rata Cairan Tubuh
Kompartemen Bayi Pria dws Wanita dws Lansia
cairan
(%) (%) (%) (%)
Intra sel 48 45 35 25
Ekstra sel
Intravaskul 4 4 5 5
er
25 11 10 15
Intertisial
77 60 55 45
Total
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
7. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
ELEKTROLIT
Kation (muatan positip)
Anion (muatan negatip)
Berfungsi mengatur neuromuskuler dan keseimbangan asam
basa
Satuan mEq/L
MINERAL
Logam, non logam, radikal, fosfat
Berfungsi sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot,
metabolisme zat gizi, keseimbangan elektrolit dan prsoduksi
hormon, menguatkan struktur tulang
SEL
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
SDM dan SDP
8. BODY FLUID
DISTRIBUTION
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
9. CAIRAN
EXTRASELULER
CAIRAN Protein rendah
INTERSTITIAL
¾ cairan extraseluler
Membran kapiler
CAIRAN PLASMA
¼ cairan extraseluler Protein tinggi
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
10. CAIRAN
EXTRASELULER
Efek Donan :
Konsentrasi Kation plasma sdkt > besar drpd
cairan interstitial, ok protein plasma (dg
muatan akhir negatif) cenderung mengikat
Kation ( Na+ & K+ ).
Sebaliknya konsentrasi Anion dlm C.interstitial
> tinggi ok.protein plasma menolak Anion
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
11. CAIRAN
INTRASELULER
Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion Ca
Mengandung sejumlah besar ion K, Fosfat
Mengandung sejumlah besar Protein ( 4x dlm plasma)
Mengandung sejumlah sedang ion Mg & Sulfat
( C. Extraseluler : rendah ion K, PO4, Mg & SO4 )
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
12. CAIRAN
TRANSELULER
• Dianggap sbg cairan extraseluler
khusus
• Jumlahnya 1-2 liter
• Terdapat :
– Rongga sinovial
– Peritoneum
– Pericardial
– Intraokular
– cerebrospinal
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
16. CAIRAN TUBUH
HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH
Menjaga agar volume cairan tubuh relatif
konstan & komposisi tetap stabil
CAIRAN CAIRAN
MASUK = KELUAR
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
18. CAIRAN MASUK
a. Larutan / cairan dari makanan yg dimakan
(2100 ml/hr)
b. Metabolisme tubuh (200 ml/hr)
Total : 2300 ml / hari
Tergantung : cuaca, kebiasaan & aktivitas
fisik
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
19. CAIRAN KELUAR
Prolonged Heavy
Normal
Exercise
1. Insensible fluid loss
a. Kulit 350 350
b. Paru-paru 350 650
Keringat 100 5000
Feces 100 100
Urine 1400 500
TOTAL 2300 6600
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
20. Water Intake and
Output
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.4
23. Faktor yang
mempengaruhi
Usia
Bayi
Anak – anak
Remaja
Lansia
Ukuran tubuh
Gaya hidup
Diet
Stress
Olah raga
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
25. Regulation
of Water
Intake:
Thirst
Mechanism
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.5
26. Haluaran cairan
Ginjal menyaring 125 ml/menit
Urin 40-80 ml/jam atau 1,5 L /hari
Dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron
IWL = 15 ml/kg/24 jam (Horne et al,
1991)
Paru 400 ml/hr
Pencernaan 100 ml/hr
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
27. Hormon
1. ADH
Reabsorpsi air di tubulus ginjal
2. Aldosteron
Ekskresi K dan absorpsi Na di tubulus
ginjal
3. Glukokortikoid
Menahan natrium
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
28. Mechanisms
and
Consequences
of ADH Release
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.6
29. Pengaturan Elektrolit
Natrium : 135 – 145 mEq/L
Kalium : 3,5 – 5,3 mEq/L
Kalsium : 4 - 5 mEq/L
Ion K+ dapat ditukar dengan ion H+
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
30. Bikarbonat
Bufer dasar kimia yang utama dalam
tubuh
Di atur ginjal, Normal : 24 – 30 mEq/L
Butuh basa, bikarbonat di reabsorpsi
Ion bikarbonat dalam ekstrasel
sebagai penyeimbang asam-basa
yang paling penting.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
31. CATATAN
1. Cara menentukan WM (Water Metabolisme)
dan IWL (Insensible Water Loss)
a. Berdasarkan Luas Badan (lihat table Du Bois)
- WM : luas permukaan badan x 350
- IWL : luas permukaan badan x 700
b. Berdasarkan berat badan :
- WM : BB x 5 cc
- IWL : BB x 15 cc
2. Setiap kenaikan suhu 10 C (Suhu 38 0 C)
IWL + 10 % (IWL)
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
32. Contoh kasus :
Tn. A dirawat di R. ICU dg gagal
jantung masuk melalui IGD tgl 20
AGST 06 jam 23.00 WIB. Klien
mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500
cc, Meylon 25 meq, neurobion 1 amp,
lasix 1 amp. Selama perawatan klien
muntah 100 cc, makan/minum 400 cc,
UP s/d 07.00 500 cc, diketahui TB 150
cm, BB 60 kg Hitung Balance Cairan
Tn A
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
33. PERGERAKAN CAIRAN
TUBUH
DIFUSI
Perpindahan molekul suatu substansi dari
daerah yang konsentrasi tinggi ke rendah
OSMOSIS
Perpindahan pelarut murni seperti air melalui
membran semipermiabel yang memiliki solut
(zat terlarut) konsentrasi rendah ke tinggi
Membran permeable terhadap xat pelarut dan
tidak permeabel terhadap solut (zat terlarut).
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
34. DIFUSI
Pergerakan molekul-2 satu sama lain
yg terus menerus dlm cairan atau dlm
gas.
Terjadi karena perbedaan
konsentrasi, biasanya dari
konsentrasi tinggi → rendah
Kecepatan difusi meningkat apabila :
1) makin besar selisih konsentrasi
2) makin besar suhu
3) makin besar ∅ ruang tempat difusi
4) makin kecil ∅ molekul
05/28/12 5) makin pendek jarak
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
35. DIFUSI MELALUI
MEMBRAN SEL LIPID
BILAYER
Terdapat 2 cara:
2. dg larut dlm lipid → berdifusi
biasa
3. berdifusi melalui pori-2 kecil
yg tdpt dlm membran
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
37. OSMOSIS
Kecepatan osmosis tergantung pada
konsentrasi larutan dalam solut, suhu larutan,
muatan listrik solut, perbedaan tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan
Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk
menarik air. Tekanan osmotik larutan disebut
osmolalitas.
Satuan osmol atau miliosmol per Kg (mOsm/
Kg)
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Osmolalitas serum normal : 280 -296 mOsm/
38. OSMOSIS
Isotonik : larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah,
eks NaCl 0,9%, RL
Hipotonik : konsentrasi solut lebih rendah dari plasma yang
menyebabkan air berpindah ke dalam sel. Eks Salin 0,45%,
Dekstrosa 2,5%
Hipertonik : konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma sehingga air
keluar dari dalam sel, eks Dekstrosa 5% dalam 0,45% Salin,D5%
dalam RL, D5% dalam Ns Normal
Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein plasma (albumin). Albumin
menghasilkan tekanan onkotik yang cenderung menjaga cairan tetap
dalam kompartemen intravaskuler
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
39. TEKANAN OSMOTIK
Tekanan Osmotik
• Besarnya tekanan yg dibutuhkan utk
mencegah osmosis dan / difusi akhir melalui
membran.
• Merupakan tekanan yg berlawanan arah (dg
osmosis) untuk menghambat / mencegah
osmosis
• Merupakan pengukuran tidak langsung air &
konsentrasi zat terlarut pada larutan → makin
tinggi tekanan osmotik larutan → konsentrasi
air makin rendah tapi konsentrasi zat terlarut
makin tinggi.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
40. TEKANAN OSMOTIK
• Tekanan osmotik suatu larutan sebanding
dengan osmolaritasnya.
• Untuk setiap gradien konsentrasi mili osmol
yg melintasi membran sel, perlu tekanan
osmotik : 19,3 mmHg
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
41. FILTRASI
Proses perpindahan air dan substansi yang
dapat larut secara bersamaan sebagai respon
terhadap adanya tekanan cairan.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dihasilkan oleh likuid di dalam sebuah ruangan
TRANSPOR AKTIF
Memerlukan aktivitas metabolik dan
pengeluaran energi
Pompa Natrium Kalium
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
43. Disorders of Water Balance:
Dehydration
1 Excessive loss of H2O from 2 ECF osmotic 3 Cells lose H2O
ECF pressure rises to ECF by
osmosis; cells
shrink
(a) Mechanism of dehydration
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.7a
44. Disorders of Water
Balance:
Hypotonic Hydration
1 2 ECF osmotic 3 H2O moves into
Excessive H2O enters the
ECF pressure falls cells by osmosis;
cells swell
(b) Mechanism of hypotonic hydration
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes Figure 26.7b
45. EDEMA
− kelebihan cairan dlm jaringan
− > banyak terjadi pd kompartemen c.e.s
− dpt juga melibatkan c.i.s
Edema intra seluler
Penyebab : 1) Depresi sistem metabolik jar.
2) tidak adanya nutrisi sel yg adekuat
misal : aliran darah jaringan ↓↓→pengiriman O2 & nutrien <<
pompa ion membran sel metabolisme jar. N ↓↓
tertekan
ion Na yg biasa masuk sel, tidak dpt lagi dipompa
keluar sel
ion Na dlm sel >>
osmosis air kedlm sel
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
volume intra seluler jar ↑
46. Jaringan yang meradang
permeabilitas membran sel ↑
Na & ion-2 lain berdifusi masuk sel
diikuti osmosis air kedlm sel
Oedem ekstra seluler : ada akumulasi cairan berlebihan
dlm ruang ekstraseluler dg penyebab :
1) kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang
interstitial
2) kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari
interstitium kedalam darah
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
47. CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
Kekuatan larutan tgt pd kons.zat terlarut
impermeabel → perub.volume ? → Isotonik,
hipotonik, hipertonik ?
-C. Isotonik :
• C. yg tdk menimbulkan pengerutan / pembeng-kakan
sel
• Kons.air dlm C.I.S & C.E.S sama → zat terlarut tdk
dpt masuk / keluar dr sel
Contoh :
Lar.Nacl 0,9 % atau lar.Glukosa 5 % → infus →
tanpa bahaya keseimbangan osmotik atr CIS & CES.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
48. CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
- C. hipotonik
• Menyebabkan sel membengkak
• Kons. zat terlarut impermeabel > rendah drpd air
→ air berdifusi kedlm sel → CIS > encer & CES >
pekat
→ sp osmolaritas kedua larutan sama
mis.larutan NaCL kons. < 0,9 %
- C. hipertonik :
• Menyebabkan sel mengkerut o.k air mengalir dr sel
kedalam C.E.S
mis. lar NaCL kons. > 0,9 %
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
49. CAIRAN ISOSMOTIK,
HIPEROSMOTIK &
HIPOOSMOTIK
o C. Isosmotik :
Lar. dg osmolaritas sama dg C.E.S normal, tanpa
memperhatikan apakah zat terlarut dpt/tidak menembus
membran sel
o C. Hiperosmotik : osmolaritas > tinggi drpd CES
o C. Hipo-osmotik : osmolaritas > rendah
Keseimbangan osmotik atr CES & CIS dicapai dlm waktu
cepat.
− waktu yg diperlukan untuk : perjalanan intake mell usus →
darah → jaringan → tercapai keseimbangan osmotik
lengkap.
− Normal setelah minum air → tercapai keseimbangan dlm
05/28/12 waktu 30 ‘ Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
50. EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
• Saline isotonik → C.E.S → osmolaritas C.E.S
tetap, → osmosis mell.membran sel (-)
• Efeknya : hanya pe → vol. C.E.S
Na+ & CL sebag.besar tetap di
C.E.S (membran sel impermeabel
thd Na & CL)
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
51. EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
• Saline hipertonik → osmolaritas c.e.s ↑ → osmosis air
keluar dr sel kedlm c.e.s & NaCL tetap berada pada c.e.s,
cairan berdifusi dr sel ke c.e.s → keseimbangan osmotik.
Efek akhir : Volume c.e.s ↑ , volume C.I.S ↓ & pe ↑
osmolaritas pd kedua kompartemen
• Saline hipotonik → c.e.s → osmolaritas ce.s ↓ & air dr
c.e.s berdifusi kedalam sel sampai osmolaritas kedua
kompartemen sama
- Volume intra & extra seluler ↑ ( Vol.inta me ↑ >
besar )
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
53. KEGUNAAN
Cairan I :
Diberikan untuk :
Klien dengan dehidrasi berat > 3 Bulan.
Klien Shock.
Nutrisi parenteral.
Spolling transfusi.( Cairan dengan komposisi
murni )
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
54. Cairan II :
C1 : 1 = Digunakan untuk klien > 5 Tahun.
• Non migas
• B.P
• D.P.E
• Dehidrasi ringan
C1 : 2 = Digunakan untuk klien umur 3 s/d 5 Tahun
(non diare).
C1 : 4 = Digunakan untuk klien umur 1 Bulan s/d 3
Tahun (non diare).
C1 : 5 = Digunakan untuk klien umur 3 Hari s/d 3
Bulan ( B.P, D.P.E, Dehidrasi ringan.
HSD / KAEN 3 B = Digunakan untuk klien umur > 3
Bulan ( Klien diare / dehidrasi sedang ).
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
55. Keseimbangan Asam
basa
1. Pengaturan Kimiawi
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat
adalah yang utama, terbanyak dan
tercepat.
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3
H+ + HCO3 H2CO3
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
56. 2. Pengaturan Biologis
H+ tinggi masuk sel Kalium
terlempar ke ekstrasel.
Ekstrasel menjadi kurang asam
Ekstrasel menjadi hiperkalemia
Bufer Hemoglobin-oksihemoglobin
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
57. 3. Pengaturan Fisiologis
1. Paru
Alkalosis RR turun CO2 ditahan,
bereaksi menjadi asam karbonat
menghasilkan H+
Asidosis RR cepat, dalam
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
58. Lanjutan 3. …
2. Ginjal
Mekanisme mengatur H+
a. Absorpsi Bikarbonat
b. Ambil ion Pospat
c. Mengubah Amonia
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
59. Asidosis respiratorik
PaCO2 naik
HCO3 naik
H+ naik
PH turun
Disebabkan oleh Hipoventilasi
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
60. Alkalosis respiratorik
PaCO2 turun
H+ turun
PH naik
Disebabkan Hiperventilasi atau
pembuangan CO2 berlebihan
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
61. Asidosis Metabolik
H+ naik
PH turun
Bikarbonat turun
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
62. Alkalosis Metabolik
Kehilangan asam
Bikarbonat berlebih
Disebabkan muntah, Nabic berlebihan
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
63. KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
KALIUM
Normal : 3,5 – 5,5 meq/L
Fungsi : mempertahankan muatan
listrik membran potensial
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
65. HIPOKALEMIA
Syarat pemberian Kalium (KCl)
secara intravena :
Produksi urine 0.5 – 1 cc / kgBB/jam
Jangan > 20 meq / jam
Harus diencerkan
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
66. Gambaran EKG pada Hipokalemia
Bila kadar K+ makin menurun:
a. U prominen, T mendatar
b. Depresi ST, T terbalik, PR memanjang
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
67. HIPERKALEMIA
Penyebab :
- gangguan fungsi ginjal
- intake yang berlebihan
- keadaan asidosis
- kerusakan sel, mis : luka bakar
Gambaran Klinis :
- Kesemutan, kelemahan otot
- Aritmia : bradikardi blok
- EKG : tall T, PR memanjang, QRS melebar
- Diare
- Apatis, gangguan mental
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
68. Gambaran EKG pada Hiperkalemia.
Bila kadar K+ makin meningkat :
a. T meninggi dan lancip, R menjadi pendek
b. QRS melebar dan bersatu dengan T
c. P merendah dan hilang
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
69. KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
NATRIUM
Normal : 135 – 155 meq/L
Fungsi : pemelihara osmolaritas
darah, berperan dalam pengaturan
cairan ekstraselular
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
71. HIPERNATREMIA
Penyebab :
1. Ginjal normal
a. Osmotik diuresis
b. Pemberian Natrium Bicarbonas
c. Hipercalcemia, poliuria, dehidrasi
2. Ginjal Abnormal
a. Diabetes insipidus
b. GFR yang menurun merangsang
pelepasan aldosteron
Gambaran Klinis
1. Tanda-tanda edema : BB meningkat, Hipertensi,
gangguan mental
05/28/12
2. Tanda dehidrasi : takhikardia, mukosa kering,
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
72. KALSIUM
Normal : 8 – 10 meq/ L
Diperlukan tubuh untuk :
1. Kontraksi otot
2. Transmisi impuls syaraf
3. Sekresi hormon
4. Pembekuan darah
5. Penyembuhan luka
6. Pergerakan sel dan perbanyakan sel
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
74. HIPERKALSEMIA
Penyebab :
1. Keganasan
2. Tirah Hiperparathyroid
3. Baring lama
4. Kelebihan vitamin D
Gambaran klinis :
Merupakan manifestasi gangguan kardiovaskular
dan neuromuscular, meliputi :
1. Hipertensi
2. Aritmia
3. Kelemahan otot
4. Gangguan kesadaran
5. Kejang
05/28/12 6. Nyeri abdomen, obstipasi
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
7. Gagal ginjal
75. Gambaran EKG pada Hipo- dan
Hiperkalsemia
Hipokalsemia : QT memanjang terutama
karena perpanjangan ST
Hiperkalsemia : QT memendek, terutama
05/28/12 karena pemendekan ST
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
76. MAGNESIUM
NORMAL : 1,5 – 3 meq/L
Magnesium penting pada transfer
energi dan stabilitas listrik sel
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
78. HIPERMAGNESEMIA
Penyebab :
1. Penggantian magnesium yang terlalu cepat
2. Penurunan absorbsi kalsium/ penurunan
konsentrasi kalsium darah
3. Pengguanaan obat-obatan yang nmengandung
magnesium yang berlebih
Gambaran klinis :
1. Lemah, ngantuk, mual, muntah
2. hypotensi, nadi lemah irregular, bradicardia
3. Kesadaran menurun
4. Hypoventilasi dapat mengarah ke apnoe
5. EKG : perpanjangan P-R interval, elevasi
gelombang T, pelebaran QRS
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
79. MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume
cairan ekstraseluler (CES)
Hipovolemia adalah kekurangan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
81. Tanda-gejala Klinis
Pusing, kelemahan, Keletihan
Sinkope
anoreksia,mual, muntah, haus,
kekacauan mental
Konstipasi dan oliguria.
HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah kering,
mukosa mulut kering, mata cekung.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
82. Pengkajian Fisik
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
83. indikator Penurunan
berat badan
No Penurunan Keparahan Defisit
Berat Badan Akut
1 2– 5% Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
84. Perubahan pada
hipovolemia
Hipovolemia Ringan
Anoreksia
Keletihan
Kelemahan
Hipovolemia Sedang
Hipotensi ortostatik
Takikardia
Penurunan CVP
Penurunan haluaran urine
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
85. Hipovolemia Berat
Hipotensi berbaring
Nadi cepat dan lemah
Dingin, kulit kusam
Oliguria
Kacau mental, stupor, koma
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
86. Tindakan
Pemulihan volume cairan normal dan
koreksi gangguan penyerta asam-
basa dan elektrolit
Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
Rehidrasi oral pada diare pediatrik
Tindakan terhadap penyebab dasar
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
87. resiko
Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG,
diare, drainase intestinal
Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan
sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar,
fibrosis sistik
Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik),
insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM
takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke
interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar,
acites
Hemorragia
Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
88. Pedoman Penyuluhan
pasien-keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi
verbal dan tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
masukan adekuat, khususnya
pada anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
89. 2. Hipervolemia
2 Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan
volume (CES)
voHipervolemia adalah kelebihan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
90. Tanda-gejala Klinis
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
kelebihan retensi ginjal
tekanan vena yang tinggi
penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
hilangnya protein melalui hidung
hilangnya protein melalui kulit yang lepas
kagagalan roduksi protein
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
91. 3. Peningkatan permiabilitas kapiler
reaksi imun
toksin
infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
Cancer
Pembuluh limphatik yang abnormal
atau kelainan konginital
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
93. Odema Pitting
+1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
+2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
4 mm
+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
6 mm
+4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam
8 mm
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
94. Tindakan
Pembatasan natrium dan air
Diuretik
Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang
mengancam hidup
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
95. Tanggung jawab
Keperawatan
Memantau haluaran urine dengan
cermat
Mempertahankan pembatasan
pemberian cairan
Mempertahankan masukan dan
haluaran cairan akurat
Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
96. Riwayat dan faktor-
faktor resiko
Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguria
Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
97. Pedoman Penyuluhan pasien-
keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan
tertulis tentang hal berikut:
Tanda dan gejala hipervolemia
Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak
nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
pengganti garam; dan hindari makanan yang
mengandung natrium tinggi
Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek
samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien
mnggunakan diuretik.
Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
berlanjut
Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
05/28/12 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes