1. BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek
yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui
dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit
(meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian
terluar adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan tiga dari lima planet kerdil itu
dikelilingi oleh satelit alami yang biasa disebut dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing
planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
Itulah sedikit gambaran tentang Tata Surya. Tetapi, Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang?
Bagaimana awal mula terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata Surya? Pertanyaan-pertanyaan ini
sering muncul di sekitar kita dan saya akan mencoba menjawab lewat laporan ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis membuat makalah yang berjudul “Tata Surya dan Semua Benda Langit yang Terikat
dengan Gravitasi” dengan harapan dapat membantu para pembaca. Dengan adanya laporan ini bukan berarti benda
langit hanya itu saja tetapi masih ada banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh indera manusia sehingga kita
harus banyak belajar agar dapat menemukan benda langit yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alam semesta ?
2. Apa saja teori yang melatarbelakangi terbentuknya alam semesta ?
3. Bagaimana asal mula tata surya?
4. Apa saja teori – teori yang berkaitan tentang terjadinya tata surya?
5. Bagaimana Struktur Tata Surya?
6. Apa saja yang termasuk anggota tata surya ?
7. Bagaimana Konteks Galaksi Tata Surya?
8. Bagaimana peredaran bulan mengelilingi bumi dan bersama-sama bumi mengelilingi matahari ?
9. Bagaimana gravitasi sebagai gaya tarik antara matahari, bumi sehubungan dengan jarak ?
10. Bagaimana orbit planet mengitari matahari berdasarkan model tata surya ?
11. Bagaimana perbandingan antara planet ditinjau massa, jari-jari, jarak rata-rata matahari dan sebagainya dengan
menggunakan table ?
12. Bagaimana bunyi Hukum Kepler I, II dan III ?
13. Bagaimana proses terjadinya gerhana matahari dan bulan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian alam semesta
2.
Mengetahui teori yang melatarbelakangi terbentuknya alam semesta
3.
Untuk mengetahui teori – teori yang berkaitan tentang terjadinya tata surya.
4.
Mengetahui Struktur Tata Surya.
5. Mengetahui yang termasuk anggota tata surya
6.
Konteks Galaksi Tata Surya?
7.
Mengetahui peredaran bulan mengelilingi bumi dan bersama-sama bumi mengelilingi matahari
8. Mengetahui perbandingan antara planet ditinjau massa, jari-jari, jarak rata-rata matahari dan sebagainya dengan
menggunakan table ?
1
2. 9. Mengetahui bunyi Hukum Kepler I, II dan III
10.
Mengetahui proses terjadinya gerhana matahari dan bulan
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang maha besar, di mana di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia.
2.2 Teori terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan dengan adanya letusan-letusan besar. Ada
beberapa teori yang menyatakan tentang terbetuknya alam semesta, antara lain sebagai berikut :
a.Teori Big Bang
Gambar 2.2.1 Teori Big bang
Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah
primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang sangat padat.
Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya saling
bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya
tersebut gaya kosmis lebih dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
b. Teori Creatio Continua
Gambar 2.2.2 Teori Creatio Contanua
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat
diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain
alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada
yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih besar dari yang lenyap, sehingga mengakibatkan
jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai
titik batas kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut
teori ini 90 % materi alam semesta adalah hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat
lainnya.
c.Teori Ekspansi dan Kontraksi
Gambar 2.2.3 teori ekspansi dan kontraksi
2
3. Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga
siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi
serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti
hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.
Pada masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang
terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sanga tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi
menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada
zaman dahulu.
2.3 Teori Terbentuknya Tata Surya
a.Teor Nebulae ( Kant dan Laplace)
Gambar 2.3.1 Teori Nebulae
Immanuel Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotensis tentang terjadinya tata surya.
Dikatakan bahwa dijagad raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu
lama-kelamaan berunah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya
menjadi planet-planet dan satelit.
Pada waktu yang hampir bersamaan tanpa komunikasi, seorang ahli fisika Perancis bernama Pierre Simon De
Laplace, mengemukakan teori yang hampir sama dikatakan ; bahwa tata surya berasal dari kabut yang
membentuk bentukan bulat seperti bola yang besar, makin mengacil bola itu, makin cepatlah pilihannya.
Akibatnya, bentuk bola itu memepat pada tubuhnya dan melebar dibagian ekuatornya, bahkan kemudian
sebagian massa gas diekuatornya menjauh dari gumpalan intinya, membentuk gelang-gelang, lama-kelamaan
gelang itu berubah menjadi gumpalan planet, itulah planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut itu
tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat, sedangkan matahari yang kita lihat saat ini.
b. Teori Planetesimal (Moolton dan Chamberlin)
Gambar 2.3.2 Teori Planetesimal
Thomas C. Chamberlin (1848-1928) seorang ahli geologi dan Forest R. Moolton (1872-1952) seorang ahli
astronomi, keduanya ilmuwan Amerika dikenal dengan Teori Planetesimal (berarti planet kecil) karena planet
terbentuk dari benda padat yang memang telah ada.
Menurut teori ini matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada waktu bintang itu
menjauh, menurut Moolton dan Chamberlin, sebagai massa matahari jatuh kembali kepermukaan matahari dan
sebagian lagi yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya.
c.Teori Tidal/Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)
3
4. Gambar 2.3.3 Teori Pasang surut
Teori planetesimal itu hampir sama dengan teori pasang surut yang dikemikakan oleh Sir James (1877-1946)
dan Harold Jeffreys (1891) keduanya ilmuwan Inggris.
Jeans dan Jeffreys melukiskan bahwa setelah bintangitu berlalu, massa matahari yang lepas itu membentuk
bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang, kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini
menjelaskan, apa sebab planet-planet dibagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
merupakan planet raksasa, sedangkan dibagian ujungnya Merkurius dan Venus didekat matahari dan pluto
diujung lain merupakan planet yang lebih kecil.
d.Teori Bintang Kembar
Gambar 2.3.4 Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh Hoyle. Hoyle mengemukakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang
kembar yang berdekatan. Satu bintang meledak, sehingga pecahannya berputar mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Gravitasi bintang besar yang tidak meledak menimbulkan perputaran. Bintang yang tidak meledak
menjadi matahari, sedangkan pecahan bintang yang meledak menjadi planet-planet dan satelit
e. Teori Awan Debu (Van Weiz Saecker)
Gambar 2.3.5 Teori Awan Debu
Pada tahun 1940 seorang astronomi Jerman bernama Carl Van Weiz Saecker mengembangkan suatu teori yang
dikenal dengan tori awan debu (The dust cloud theory). teori ini kemudian dikembangkan lagi oleh ahli astronomi
lain yaitu Geerard P. Kuiper (1950), Subrah Manyan chandra Sekhar, dll.
Pada dasarnya teori ini mengemukakan, bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu pada
proses pemepatan partikel. Debu tertarik kebagian pussat awan itu, membentuk gumpalan gas itu memipih
menyerupai bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Partikel-partikel dibagian
tengah saluran itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah
yang kemudian menjadi matahari.
2.4 Sturktur Tata Surya
Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objekobjek tersebut termasuk sembilan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor,
asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami.
A. Planet dalam
4
5. Gambar 2.4.1 Planet Dalam
1. Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dari matahari, jaraknya sekitar 59 juta kilometer dari matahari. Merkurius
tidak mudah dilihat dengan mata telanjang. Merkurius tetapi sering terlihat disaat fajar dan senja hari,
sehingga dianggap sebagai bintang pagi dan bintang malam.
Merkurius merupakan planet terkecil kedua setelah planet Pluto, diameternya sekitar 4.862 km. merkurius
bergerak mengelilingi matahari sekali putaran dalam waktu 88 hari dan berotasi dengan periode 59 hari.
Merkurius tidak memiliki satelit.
2. Venus
Venus merupakan planet terdekat kedua dari matahari dalam tata surya kita.
Jaraknya dari matahari sekitar 108 juta km. permukaan planet ini diselimuti awan tebal karbondioksida
sehingga sulit dilihat. Awan tersebut menahan energi matahari yang mengenai permukaan Venus sehingga
energi tetap terperangkap. Hal ini menyebabkan suhu permukaan planet Venus luar biasa tingginya, sekitar
480 C. suhu ini cukup panas untuk melebur logam.
Ukuran Venus hamper sama dengan Bumi, diameternya hanya berselisih sekitar 600 km lebih kecil dari bumi. Venus
mengelilingi matahari sekali putaran dalam 225 hari. Periode rotasinya 243 hari dengan arah rotasi
berlawanan dengan planet-plaenet lain. Venus juga tidak memiliki satelit.
B. Planet Luar
Gambar 2.4.2 Planet Luar
3. Bumi
Bumi sebenarnya bukan planet yang terbesar, namun bagi kita adalah
terpenting dari seluruh planet, karena inilah tempat tinggal kita. Bumi adalah planet kitiga dalam tata surya
kita. Keadaan permukaan planet bumi sangat berbeda dengan permukan planet Merkurius dan Venus. Suhu
dan tekanan di permukaan bumi memungkinkan air berada dalam wujud padat, cair, maupun gas.
Bumi berdiameter sekitar 12.700 km. rata-rata periode revolusinya 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar
24 jam. Bumi memiliki satu satelit, yaitu Bulan.
1) Rotasi Bumi
Gerak rotasi dapat mengakibatkan pergantian siang dan malam. Selain
pergantian siang dan malam, akibat lain rotasi bumi adalah sebagai berikut :
a) Gerak Semu Harian
b) Perbedaan Waktu Berdasarkan Garis Bujur
c)
d)
Batas Penanggalan Internasional
Kecepatan Bentuk Bumi
2) Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah gerak bumi mengelilingi matahari. Periode revolusi
bumi adalah 365,25 hari (1tahun). Dalam geraknya, sumbu bumi miring dengan arah yang sama, yaitu
membentuk sudut 66,5 terhadap ekliptika atau 23,5 terhadap garis yang tegal lurus terhadap ekliptika.
4. Mars
Mars merupakan planet keempat dari matahari. Mars berukuran lebih kecil
dari bumi, diameternya sekitar 6.800 km. jaraknya dari matahari sekitar 228 juta kilometer, dengan periode
revolusinya 687 hari, dan berotasi dengan periode sekitar 24,6 jam.
5
6. 4. Yupiter
Yupiter adalah planet kelima dalam tata surya kita dan merupakan planet Terbesar. Garis tengah Yupiter
142.860 km, volumenya sekitar 1.300 kali volume bumi. Meskipun letaknya jauh, yupiter lebih mudah dilihat
karena dua hal, yaitu ukurannya sangat besar dan memantulkan lebih dari 70% cahaya matahari yang
diterimanya. Yupiter memiliki 16 satelit empat diantaranya Io, Eropa, Ganymeda, dan Calisto.
5. Saturnus
Saturnus merupakan benda langit yang sangat mempesona karena cincinnya.
Cincin saturnus kelihatan lebih lebar dibandingkan cincin planet yang lain, karena terdiri atas ratusan cincincincin kecil.
Cincin kecil tersusun dari gas beku dan butiran-butiran debu. Keindahan saturnus ini tidak begitu menonjol karena
letaknya sangat jauh. Saturnus berjarak 1.428 juta km dari matahari, jarak ini hamper 10 kali jarak bumimatahari, dengan diameter 120.00 km. saturnus memiliki 21 satelit yang terbesar adalah Titan.
6. Uranus
Uranus berotasi pada sumbu yang sebidang edarnya mengelilingi mathari.
Ini berbeda dengan planet-planet yang lain. Uranus berotasi dalam waktu 11 jam dan berevolusi dalam waktu
sekitar 84 tahun.
Jarak Uranus dari matahari sekitar 2.870 juta km, dan diameter Uranus sekitar 50.100 km. Uranus memiliki 5
satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.
7. Neptunus
Neptunus merupakan planet kedelapan dalam tata surya kita. Jaraknya dari
matahari sekitar 4.500 juta km. untuk sekali putaran mengelilingi matahari, Neptunus membutuhkan waktu
165 tahun. Periode rotasinya 16 jam. Diameter Neptunus hampir empat kali siameter bumi, yaitu sekitar
48.600 km. neptunus memiliki delapan satelit, dua diantaranya adalah Triton dan Nereid.
Tabel 1.1 Perbandingan antara Planet
Merkurius
Garis tengah
Massa
(km)
(10 kg)
4 878
Nama
Kala rotasi
Kala revolusi
0,33
59
224,7 hari
108
24
Jarak rata-rata ke
6
matahari (10 km)
hari
88
hari
58
Venus
12 102
4,88
243 hari
Bumi
12 758
5,98
23,9 jam
365,3 hari
150
Mars
6 787
0,64
24,6 jam
687
228
1 899
9,9 jam
11,9 tahun
778
10,7 jam
29,5 tahun
1 427
86,9
17.2 jam
84
2 870
102,4
161 jam
Jupiter
142 800
Saturnus
120 540
Uranus
51 200
Neptunus
49 500
568,5
C.Satelit
Gambar 2.4.3 satelit alam dan satelit buatan
6
hari
tahun
164,8 tahun
4 497
7. Satelit adalah benda langit yang mengelilingi planet sehingga sering disebut pengiring planet. Akan tetapi, tidak
semua planet memiliki satelit. Planet yang tidak memiliki satelit adalah Merkurius dan Venus.
Satelit dibedakan menjadi dua macam, yaitu satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah satelit yang
bukan buatan manusia. Satelit ini memang sudah ada dalam tata surya. Sebaliknya, satelit buatan dibuat
manusia untuk kepentingan tertentu. Satelit buatan diluncurkan dengan roket. Apakah nama satelit buatan yang
dimiliki negara Indonesia? Satelit ini bernama satelit Palapa yang diluncurkan tangal 1 Februari 1996. Fungsinya
untuk keperluan komunikasi. Satelit alam yang dimiliki Bumi adalah Bulan. Bulan tidak memiliki sinar sendiri.
Bulan kelihatan bersinar pada malam hari karena memantulkan cahaya Matahari yang diterimanya. Manusia
pertama yang menjejakkan kakinya ke Bulan adalah astronot Amerika. Ia berangkat dengan pesawat Apollo 11
pada tahun 1969. Ia bernama Neil Amstrong.
Permukaan Bulan tidak rata karena terdiri atas kawah-kawah dan gunung-gunung. Jari-jari Bulan sekitar ¼ kali
jari-jari Bumi. Jarak Bulan ke Bumi sekitar 384.000 kilometer. Suhu permukaan Bulan yang terkena sinar
Matahari mencapai 110ºC. Bagian permukaan Bulan yang tidak terkena sinar Matahari suhunya mencapai –173°C. Gaya
gravitasi Bulan memengaruhi keadaan Bumi. Misalnya, peristiwa pasang naik dan pasang surut air laut
.
D . Asteroid
Gambar 2.4.4 Asteroid
Di antara Mars dan Yupiter terdapat benda-benda langit. Kumpulan benda langit itu terdiri atas gumpalan batu
dan logam yang mengapung di angkasa. Benda langit tersebut adalah asteroid. Diperkirakan terdapat kurang
lebih 5.000 asteroid di dalam tata surya. Seperti planet, asteroid juga beredar mengelilingi matahari. Permukaan
asteroid penuh dengan kawah. Ukuran asteroid berbeda-beda. Asteroid paling besar adalah Ceres dengan
diameter 785 km. Asteroid lainnya, antara lain Dallas berdiameter 560 km, Vesta berdiameter 390 km, dan Juno
berdiameter 190 km.
E . Meteor dan Meteorid
Gambar 2.4.5 Meteor
Meteroid merupakan benda-benda langit yang bergerak di angkasa dengan kecepatan tinggi. Jumlah meteroid di
langit sangat banyak dan mempunyai lintasan yang tidak tetap.
Meteroid sering masuk ke atmosfer Bumi karena tertarik oleh gravitasi Bumi. Meteroid yang bergesekan dengan
atmosfer Bumi akan berpijar. Oleh karena itu, meteor juga sering disebut bintang jatuh. Meteroid berwujud seperti
batu serta tersusun oleh besi dan nikel.
Meteroid yang tertarik oleh gravitasi Bumi akan masuk ke atmosfer, kemudian habis terbakar. Meteroid besar
yang jatuh ke Bumi akan menimbulkan kawah yang cukup besar. Kawah ini disebut kawah meteor.
Meteor yang jatuh ke permukaan Bumi sering disebut meteorit. Meteorit dengan berat sekitar 50.000 ton pernah
jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Ada juga meteorit yang disimpan di Museum Geologi Bandung.
F . Komet
7
8. Gambar 2.4.6 Komet
Komet juga merupakan benda langit yang mengelilingi Matahari. Orbit komet berbentuk sangat lonjong. Komet
tersusun atas debu dan gas yang membeku. Selain memancarkan cahaya sendiri, komet juga memantulkan
cahaya Matahari.
Komet disebut bintang berekor karena saat mendekati Matahari komet terdorong oleh semburan partikel
matahari. Akibatnya, komet menguap dan membentuk awan yang terurai ke arah belakang seperti ekor. Ekor
komet selalu menjauhi Matahari. Panjang ekor komet dapat mencapai 161 juta kilometer. Ekor komet akan
semakin panjang jika semakin dekat dengan matahari.
Beberapa contoh komet yang sudah dikenal orang adalah
1.Komet Halley
Komet Halley muncul setiap 72 tahun sekali. Komet Halley ditemukan oleh Edmund Halley pada tahun 1682.
2.Komet Encke
Komet Encke muncul setiap 3 tahun sekali.
3.Komet West
Komet West muncul pada tahun 1976.
4.Komet Ikeya-Seki
Komet Ikeya-Seki terlihat pada akhir tahun 1965. Pada saat berjarak 32 juta kilometer dari Matahari. Suhu
komet ini mencapai 650oC. Komet ini adalah komet pertama yang telah diukur suhunya.
5.Komet Kohoutek
Komet ini terlihat dari bumi setiap 75 tahun sekali. Komet Kohoutek ini muncul pada tahun 1973.
6.Komet Howard-Koomen-Michel
Komet ini muncul pada tahun 1979.
7.Komet Sheemaker-Levy
Komet ini muncul pada tahun 1993.
G. Matahari
Gambar 2.4.7 Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang
menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga
sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
2.5 Konteks Galaksi
8
9. Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti yaitu sebuah galaksi spiral yang berdiameter sekitar 100.000 tahun
cahaya dan memiliki sekitar 200 milyar bintang. Matahari berlokasi di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut
Lengan Orion. Letak Matahari berjarak antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi dengan
kecepatan orbit mengelilingi pusat galaksi sekitar 2.200 kilometer per detik. Setiap revolusinya berjangka 225-250
juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal sebagai tahun galaksi Tata Surya.
Gambar 2.5.1 Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti
Lokasi Tata Surya di dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan di Bumi. Bentuk orbit bumi adalah
mirip lingkaran dengan kecepatan hampir sama dengan lengan spiral galaksi sehingga bumi sangat jarang
menerobos jalur lengan. Lengan spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya
sangat besar terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang yang
memungkinkan evolusi kehidupan.
Di daerah pusat, tarikan gravitasi bintang-bintang yang berdekatan bisa menggoyang benda-benda di Awan Oort
dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini bisa menghasilkan potensi tabrakan yang
merusak kehidupan di Bumi. Intensitas radiasi dari pusat galaksi juga mempengaruhi perkembangan bentuk hidup
tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesis bahwa pada lokasi Tata Surya sekarang ini
supernova telah mempengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000 tahun terakhir dengan melemparkan pecahanpecahan inti bintang ke arah matahari dalam bentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti
berbagai benda mirip komet.
2.6 Hukum Kepler
Karya Kepler sebagian dihasilkan dari data-data hasil pengamatan yang dikumpulkan Ticho Brahe mengenai posisi
planet-planet dalam geraknya di luar angkasa. Hukum ini telah dicetuskan Kepler setengah abad sebelum Newton
mengajukan ketiga Hukum-nya tentang gerak dan hukum gravitasi universal. Di antara hasil karya Kepler, terdapat
tiga penemuan yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Kepler mengenai gerak planet.
a.Hukum Kepler I
Hukum Kepler I : Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips, di mana matahari terletak
pada salah satu fokusnya.
b.Hukum Kepler II
Hukum Kepler II : Planet-planet bergerak sepanjang lintasannya dengan kecepatan sedemikian, sehingga dalam
waktu-waktu yang sama garis-garis sinar matahari dan planet membentuk petak-petak yang sama luasnya.
c.Hukum Kepler III
Hukum Kepler III : Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding
dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari matahari.
9
10. 2.7 Gerhana
a.Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi jika matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus atau bila bumi terletak di
antara bulan dan matahari, atau bulan berada di antara bumi dan matahari. Di suatu tempat di bumi jika bulan
tampak menghalangi matahari sepenuhnya, maka terjadilah gerhana matahari total, sedangkan di tempat yang
lain bila bulan hanya melintasi titik tengah matahari, maka yang terjadi gerhana matahari sebagian.
b.Gerhana Bulan
Gerhana bulan dapat terjadi jika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus atau bila bumi terletak di
antara bulan dan matahari. Pada saat itu bulan menyilang bayangan bumi. Gerhana bulan sempurna
berlangsung jika bulan lewat tepat pada ujung kerucut bayangan pusat(umbra), tetapi kalau bulan hanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1)Bulan beredar mengelilingi bumi karena massas bulan jauh lebih kecil dibandingkan dengan bumi. Massa bulan
kira-kira seperdelapan puluh satu massa bumi. Antara bumi dan bulan ada gaya tarik-menarik (gaya gravitasi).
2)Matahari dan Bumi memiliki gaya gravitasi masing-masing, namun gerak grafitasi Matahari lebih besar daripada
gaya grafitasi Bumi sehingga umi ikut berputus mengelilingi gaya yang memiliki grafitasi besar yaitu Matahari.
10
11. 3)Matahari merupakan pusat dan system tata surya. Matahari dikelilingi oleh pusat-pusat karena matahari mempunyai
gaya gravitasi (gaya tarik) yang sangat besar. Sehingga benda-benda langit yang ada disekelilingnya ikut berputar
mengelilingi matahari sesuai dengan lintasannya dank ala revolusinya (jarak).
3.2 Saran
Sebaiknya semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu
berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting
agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan.
3.3 Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Planets2008-id.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
Endarto, Danang, dkk. 2009. Geografi 1: untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
http://rahma-cliquers.blogspot.com/2010/10/fisika-hukum-kepler.html
Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga.
3.4 Lampiran Gambar
Gambar 2.2.1 Teori Big Bang
Gambar 2.2.2 Teori Creatio Contanua
Gambar 2.2.3 Teori Ekspansi dan Kontraksi
Gambar 2.3.1 Teori Nebulae
Gambar 2.3.2 Teori Planetesimal
Gambar 2.3.3 Teori Pasang surut
Gambar 2.3.4 Teori Bintang Kembar
Gambar 2.3.5 Teori Awan Debu
Gambar 2.4.1 Planet Dalam
Gambar 2.4.2 Planet Luar
Gambar 2.4.3 satelit alam dan satelit buatan
Gambar 2.4.4 Asteroid
Gambar 2.4.5 Meteor
Gambar 2.4.6 Komet
Gambar 2.4.7 Matahari
Gambar 2.5.1 Lokasi Tata Surya di dalam galaksi Bima Sakti
Gambar 1.5 Terjadinya Gerhana Matahari
Gambar 1.2 Gerhana Bulan
3.5 Lampiran Tabel
Gambar 1.1 Tabel Perbandingan antara Planet
11