SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 110
1 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGROTEKNOLOGI 
PENGAMATAN PERTUMBUHAN PADA TANAMAN KEDELAI 
( Glycine max ) 
Oleh : 
Kelompok K2III 
1. Agus Abudharin 
2. Hari Suantra 
3. Helmy Adi Setiawan 
4. Petrus Heriyanto 
PRODI AGROTEKNOLOGI 
FAKULTAS AGROINDUSTRI 
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 
2013
2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Dasar Teori 
Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah 
salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak 
makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan 
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun 
yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh 
pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, 
sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk 
setempat.kedelai mempunyai klasifikasi sebagai berikut : 
Kingdom : Plantae 
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh ) 
Divisio : Spermatophyta 
Classis : Dicotyledoneae 
Ordo : Rosales 
Familia : Papilionaceae 
Genus : Glycine 
Species : Glycine max (L.) Merill 
B. Morfologi Tanaman Kedelai 
 BIJI 
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung 
jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit 
biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas 
biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat 
lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak 
pipih. biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 
7-9 g/100 biji), sedang (10-13g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). 
Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak 
gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk 
bulat telur, Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah 
prosespembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun 
demikian, biji tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%. 
 Kecambah 
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang 
cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul 
diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah 
kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai
yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau 
berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran. 
 Akar 
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar 
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari 
permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang 
lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke 
samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. 
Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat 
pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan 
tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni 
dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang 
bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah 
mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari 
setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari 
udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai 
setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3). 
 Batang dan Cabang 
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian 
batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua 
keeping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos 
ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas 
kotiledon tersebut dinamakan epikotil. 
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 
3sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi 
berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang 
dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas 
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas 
memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan 
meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama 
besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun 
batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap 
dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur 
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe 
setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya. 
 Bunga 
Sebagian besar kedelai mulai berbunga pada umur antara 5-7 
minggu. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga 
mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat 
mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami 
amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau 
putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi 
penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum 
membentuk polong. 
3
Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada 
suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada 
ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan 
bunga. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang 
diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun 
sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh 
dan varietas kedelai. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama 
yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, 
seperti di Indonesia. 
 Daun 
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, 
yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh 
dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku 
di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun 
tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai 
agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna 
hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas 
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, 
daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian 
bawah batang. 
4 
 Buah atau Polong 
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari 
setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. 
Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat 
beragam, antara 1-10 buah dalam setiapkelompok. Pada setiap tanaman, 
jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. 
Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akansemakin cepat 
setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong 
menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini 
kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi 
kuningkecoklatan pada saat masak. 
C. Syarat Pertumbuhan 
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan 
tumbuh yangberpengaruh dan pada pertumbuhan tanaman kedelai. 
Pertumbuhan kedelai tidak bisaoptimal bila hanya ada satu komponen 
lingkungan tumbuh optimal. Hal inidikarenakan kedua komponen ini 
harus saling mendukung satu sama lain sehinggapertumbuhan kedelai bisa 
optimal. 
 Tanah 
a) Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak 
terlalu basah,tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator 
yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula 
ditanami kedelai.
b) Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai 
suatu persyaratantumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur 
dan agak asam punkedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang 
air yang akanmenyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik 
pada berbagai jenistanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. 
c) Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol 
dan andosol.Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang 
mengandung banyakpasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, 
kecuali bila diberi tambahanpupuk organik atau kompos dalam jumlah 
cukup. 
d) Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu 
diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna 
sinensis(kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau 
bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya 
masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal. 
e) Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau 
bahan organik.Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki 
daya olah dan jugamerupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang 
akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. 
f) Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman 
untukpertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya 
diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan 
oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, 
bahan organik sangat penting artinya. 
g) Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8- 
7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 
5,5pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. 
Pertumbuhanbakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi 
nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik. 
h) Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang 
5 
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. 
i) Ketinggian Tempat juga berpengaruh, varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok 
ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai 
berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai 
biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl. 
2.4.2 Iklim 
a. Panjang hari (photoperiode) 
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama 
penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. 
Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas 
kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi 
tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah 
tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan 
mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari 
umur 50 -60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang 
tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga 
lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelaiyang
ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada 
tanamankedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi 
(>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah 
dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang 
ditanam didatarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman 
tahunan,seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang 
lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 
30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari 
olehtanaman kedelai. 
6 
b. Suhu 
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah 
yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu 
tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa 
mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada 
kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak 
biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping 
suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan 
tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman 
berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan 
biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu 
rendah(10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses 
pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk 
pembungaan bunga yaitu 24 -25°C. 
c. Distribusi curah hujan 
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata 
sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang 
digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, 
system pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada 
umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama 
masa pertumbuhan kedelai. 
Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan 
berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring 
dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat 
masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis 
pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan 
polong. 
Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada 
stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang 
tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan. 
Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi 
di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman 
kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi 
cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisitanah yang 
optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelaimemerlukan kondisi 
lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan
yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk 
biji yang seragam. 
D. Tujuan Praktikum 
1. Mempelajari cara menanam tanaman jagung serta melakukan 
7 
pemeliharaannya. 
2. Mengamati dan mempelajari penentuan indeks luas daun pada tanaman 
jagung tersebut. 
3. Mengamati dan mempelajari penentuan intensitas cahaya pada 
tanaman jagung tersebut. 
4. Mengamati dan menentukan bobot basah dan bobot kering pada 
tanaman jagung. 
BAB II 
METODOLOGI PRAKTIKUM 
A. Waktu dan Tempat 
Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dilaksanakan selama 2 
bulan, yaitu pada bulan Novemer 2012 sampai dengan bulan Januari 
2013. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas
Mercu Buana Yogyakarta dan di Kebun Percobaan Universitas Mercu 
Buana Yogyakarta yang bertempat di Desa Gunung Bulu. 
8 
B. Alat dan Bahan 
 Alat 
1. Cangkul 
2. Sekop 
3. Penggaris 
4. Meteran 
5. Luxmeter 
6. Milimeter block 
7. Hand counter 
8. Timbangan Ohaus 
9. Gunting 
10. Sabit 
11. Gembor 
 Bahan 
1. Benih kedelai 
2. Pupuk Urea 
3. Pupuk TSP 
4. Pupuk KCl 
5. Sampel daun kedelai 
C. Cara Kerja 
1. Penanaman 
a. Disiapkan lahan tanam, setiap petak berukuran 2 m x 3 m. 
b. Dibuat bedengan pada setiap bedengan tersebut. 
c. Dibuat lubang tanam, dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 
20 cm, dan 30 cm x 30 cm.Masing-masing jarak tanam tersebut, 
dibuat pada 3 petak lahan. 
d. Ditanam benih kedelai pada lubang tanam yang telah tersedia.
e. Pada setiap lubang tanam berisi 2 benih kedelai. 
f. Dilakukan pemupukan dasar pada tiap petakdengn ppuk kandang 
dengan kebutuhan pupuk 3 kg/6푚2.dan diberi pupuk anorganik 
Masing-masing bedeng dengan dosis Urea 30 gram/푚2, KCL 60 
gram/푚2, dan TSP 120 gram/푚2 
g. Dilakukan pengamatan secara periodic setiap minggu sekali. 
h. Dilakukan pemupukan susulan. 
i. Dilakukan perhitungan dan pengukuran terhadap Indeks Luas 
Daun, Intensitas Cahaya, serta penimbangan bobot basah dan bobot 
kering. 
9 
2. Pengukuran Indeks Luas Daun secara Gravimetri 
a. Diambil sampel daun yang akan diukur. 
b. Diplotkan sampel daun tersebut pada kertas milimeterblock. 
c. Dipotong plot dari sampel tersebut. 
d. Ditimbang plot tersebut dengan timbangan Ohaus. 
e. Dihitung luas daun pada plot tersebut, dengan cara menghitung 
jumlah kotak-kotak pada kertas milimeterblock yang digunakan. 
f. Dibuat potongan dari kertas millimeter block dengan ukuran 10 cm 
x 10 cm sebanyak 3 lembar. 
g. Ditimbang potongan kertas tersebut dengan timbangan Ohaus. 
h. Dihitung Indeks Luas Daunnya. 
3. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung 
a. Disiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti meteran atau 
penggaris, pensil, dan kertas. 
b. Ditentukan 5 sampel tanaman pada masing-masing petak. 
c. Dari masing-masing tanaman tersebut, ditentukan 5 sampel contoh 
sebagai sampel. 
d. Diukur panjang dan lebarnya dari tiap helai daun. 
e. Ditandai daun yang menjadi sampel tersebut. 
f. Diakumulasikan data-data dari petak yang lain, dengan jarak tanam 
yang berbeda.
g. Dihitung Indeks Luas Daunnya berdasarkan dari data-data diatas. 
h. Dilakukan pengamatan secara periodik dengan menggunakan 
10 
sampel daun dan tanaman yang sama. 
4. Pengukuran Intensitas Cahaya 
a. Disiapkan alat-alat yang akan digunakan. 
b. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi. 
c. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di bawah kanopi. 
d. Dihitung persentase intensitas cahaya pada tiap petak lahan. 
5. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering 
a. Diambil semua tanaman yang menjadi sampel pada tiap 
pengamatan, sampai ke akar-akarnya. 
b. Ditimbang tanaman tersebut dengan timbangan Ohaus, untuk 
menentukan bobot basah dari tanaman tersebut. 
c. Dijemur tanaman di bawah sinar matahari langsung tersebut 
sampai kering. 
d. Dilakukan pengovenan pada tanaman yang telah kering tersebut. 
e. Ditentukan bobot keringnya, dengan menimbang menggunakan 
timbangan Ohaus. 
f. Dihitung rata-ratanya pada tiap petak lahan. 
BAB III 
HASIL PENGAMATAN 
A. TINGGI TANAMAN 
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I 17,16 31,3 52,83 76,17 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III
11 
8 K2 III 
9 K3 III 20,6 56,5 66,16 
B. JUMLAH DAUN 
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I 4 6 8,5 11,25 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III 
8 K2 III 
9 K3 III 4 6,6 9,6 12,3 
C.CAHAYA DATANG 
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I 726 180,3 206,67 1027,3 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III 
8 K2 III 
9 K3 III 492 157,6 163 1120 
D.CAHAYA YANG DI TERUSKAN 
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I
12 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III 
8 K2 III 
9 K3 III 
E.BOBOT SEGAR 
NO PETAK 3 MST 5 MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III 
8 K2 III 
9 K3 III 
F.BOBOT KERING 
NO PETAK 3 MST 5 MST 
1 K1 I 
2 K2 I 
3 K3 I 
4 K1 II 
5 K2 II 
6 K3 II 
7 K1 III 
8 K2 III 
9 K3 III
13 
A. Pengukuran Intensitas Cahaya 
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm 
 Pengamatan 1 
PETAK TANAMAN A B 
1 1 1070 259 
2 1050 125 
3 1052 468 
2 1 1063 942 
2 1082 109 
3 1124 905 
3 1 1075 218 
2 1115 112 
3 1136 774 
 Pengamatan 2 
PETAK TANAMAN A B 
1 1 183 167 
2 799 133 
3 363 142 
2 1 360 199 
2 348 94 
3 311 74 
3 1 270 66 
2 284 81 
3 271 68 
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 
PETAK TANAMAN A B 
1 1 10,78 0,88 
2 8,48 0,81 
3 8,69 0,91 
2 1 11,18 8,50 
2 11,29 8,04 
3 10,29 8,14 
3 1 8,78 0,47 
2 6,95 0,62
14 
3 8,51 1,06 
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm 
 Pengamatan 1 
PETAK TANAMAN A B 
1 1 1125 86 
2 309 69 
3 299 66 
2 1 281 80 
2 761 64 
3 1132 56 
3 1 1126 71 
2 982 73 
3 924 70 
 Pengamatan 2 
PETAK TANAMAN A B 
1 1 1068 752 
2 1122 690 
3 1091 706 
2 1 1087 67 
2 1050 227 
3 917 81 
3 1 1067 59 
2 1095 73 
3 1076 62 
B. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering
15 
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 603,3 gram 
2) Bobot basah = 571,5 gram 
3) Bobot basah = 765,6 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 471 gram 
2) Bobot basah = 578,5 gram 
3) Bobot basah = 585 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 756,4 gram 
2) Bobot basah = 485,3 gram 
3) Bobot basah = 802,2 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 156 gram 
2) Bobot kering = 128 gram 
3) Bobot kering = 225 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 176 gram 
2) Bobot kering = 158 gram 
3) Bobot kering = 87 gram
16 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 280 gram 
2) Bobot kering = 117 gram 
3) Bobot kering = 226 gram 
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 521 gram 
2) Bobot basah = 479 gram 
3) Bobot basah = 357,6 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 689 gram 
2) Bobot basah = 426 gram 
3) Bobot basah = 564 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 707,5 gram 
2) Bobot basah = 570 gram 
3) Bobot basah = 539,4 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 418,8 gram 
2) Bobot kering = 184 gram 
3) Bobot kering = 173 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 224,5 gram
17 
2) Bobot kering = 172,5 gram 
3) Bobot kering = 163 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 296 gram 
2) Bobot kering = 173 gram 
3) Bobot kering = 135,5 gram 
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 330 gram 
2) Bobot basah = 283,8 gram 
3) Bobot basah = 547,3 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 279,8gram 
2) Bobot basah = 700,7 gram 
3) Bobot basah = 301 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 654,1 gram 
2) Bobot basah = 609,6 gram 
3) Bobot basah = 659,8 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 80 gram 
2) Bobot kering = 100 gram 
3) Bobot kering = 190 gram
18 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 30 gram 
2) Bobot kering = 260gram 
3) Bobot kering = 80 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 190 gram 
2) Bobot kering = 230 gram 
3) Bobot kering = 200 gram
19 
BAB IV 
PERHITUNGAN 
A. Pengukuran Indeks Luas Daun secara Gravimetri 
1. Sampel Daun jambu 
 Mencari / menghitung x 
1. Penimbangan p (kertas millimeter block ukuran 10 cm x 10 cm) 
P1 = 0,57 
P2 = 0,57 
P3 = 0,59 
-------------- + 
Σ = 1,73 
Rata-rata = 0,57 
2. Penimbangan daun 
X1 = 1,23 
X2 = 1,12 
X3 = 1,49 
X4 = 1,66 
X5 = 0,67 
3. Menghitung 
 
x 
x1 = 
X 1 . 100 cm2 
p 
= 
23, 1 
57, 0 
. 100 cm2 
= 215,78 cm2 
x2 = 
X 2 . 100 cm2 
p 
= 
1,12 
0,57 
. 100 cm2 
= 196,49 cm2
20 
x3 = 
X 3 . 100 cm2 
p 
= 
49 ,1 
57,0 
. 100 cm2 
= 261,40 cm2 
x4 = 
X 4 . 100 cm2 
p 
= 
66,1 
57,0 
. 100 cm2 
= 291,22 cm2 
x5 = 
X 5 . 100 cm2 
p 
= 
0,67 
0,57 
. 100 cm2 
= 117,54 cm2 
x rata-rata = 
1 2 3 4 5 X  X  X  X  X 
5 
= 
215,78  196,49  261,4  291,22  117,54 
5 
= 
1082,43 
5 
= 216,486 cm2 
4. Menghitung Σ (xi - 
 
x ) 
x1- x = 1,23 – 216,48 
= - 215,25 
x2 - x = 1,12 – 216,48
21 
= - 215,36 
x3 - x = 1,49 – 216,48 
= - 214,99 
x4 - x = 1,66 – 216,48 
= - 214,82 
x5 - x = 0,67 – 216,48 
= - 215,81 
---------------------------------- + 
Σ (xi - x ) = - 1076,23 
 Mencari / menghitung y 
1. Perhitungan luas daun 
y1 = 200 
y2 = 157 
y3 = 106 
y4 = 251 
y5 = 184 
--------------------- + 
Σ = 898 
y = 
898 
5 
= 179,6 
2. Menghitung Σ (yi - 
 
y ) 
y1 = y1 - y 
= 200 – 179,6 
= 20,4 
y2 = y2 - y 
= 157 – 179,6 
= - 22,6
22 
y3 = y3 - y 
= 106 – 179,6 
= - 73,6 
y4 = y4 - y 
= 251 – 179,6 
= 71,4 
y5 = y5 - y 
= 184 – 179,6 
= 4,4 
--------------------------------- + 
Σ (yi - 
 
y ) = 0,2 
 Penentuan Rumus Regresi 
b = 
x x y y 
( ) ( ) 
i i 
 
 
  
( x  
x 
) 
2 i 
1076 ,23 . 0,2 
 
 
= 2 ( 1076 ,23) 
= 
 215,246 
1158271 
= - 0,0001858 
a = y - b x 
= 179,6 – ( - 0,0001858 . 216,48) 
= 179,6 + 0,040222 
= 179,64022 
y = a + bx 
= 179,64 – 0,0001858 x 
2. Sampel Daun Jagung 
a) Penimbangan Kertas Milimeter 
P1 = 0,60 gram
23 
P2 = 0,58 gram 
P3 = 0,60 gram 
--------------------- + 
Σ = 1,78 gram 
Rata-rata = 
78,1 
3 
= 0,59 gram 
b) Penimbangan ( x ) 
x1 = 0,62 gram 
x2 = 0,86 gram 
x3 = 0,75 gram 
x4 = 0,79 gram 
x5 = 0,89 gram 
------------------- + 
Σ = 3,91 gram 
x = 0,782 
x1 = 
x1 . 100 cm2 
p 
= 
62, 0 
59, 0 
. 100 cm2 
= 105,085 cm2 
x2 = 
x2 . 100 cm2 
p 
= 
0,86 
0,59 
. 100 cm2 
= 145,763 cm2 
x3 = 
x3 . 100 cm2 
p
24 
= 
75,0 
59,0 
. 100 cm2 
= 127,119 cm2 
x4 = 
x4 . 100 cm2 
p 
= 
79,0 
59,0 
. 100 cm2 
= 133,898 cm2 
x5 = 
x5 . 100 cm2 
p 
= 
89,0 
59,0 
. 100 cm2 
= 150,847 cm2 
x rata-rata = 
1 2 3 4 5 x  x  x  x  x 
5 
= 
105,085  145,763  127,119  133,898  150,847 
5 
= 
662,712 
5 
= 132,542 cm2 
Menghitung Σ (xi - 
 
x ) 
x1- x = 105,085 – 132,542 
= - 27,457 
x2 - x = 145,763 – 132,542 
= 13,221 
x3 - x = 127,119 – 132,542
25 
= - 5,423 
x4 - x = 133,898 – 132,542 
= 1,356 
x5 - x = 150,847 – 132,542 
= 18,305 
---------------------------------- + 
Σ (xi - x ) = 0,002 
c) Perhitungan luas daun ( y ) 
y1 = 106 
y2 = 150,5 
y3 = 154,5 
y4 = 136 
y5 = 138,5 
----------- + 
Σ = 685,5 
y = 
137,1 
5 
= 137,1 
Menghitung Σ (yi - 
 
y ) 
y1 = y1 - y 
= 106 – 137,1 
= - 31,1 
y2 = y2 - y 
= 150,5 – 137,1
26 
= 13,4 
y3 = y3 - y 
= 154,5 – 137,1 
= 17,4 
y4 = y4 - y 
= 136 – 137,1 
= - 1,1 
y5 = y5 - y 
= 138,5 – 137,1 
= 1,4 
--------------------------------- + 
Σ (yi - 
 
y ) = 0 
3. Sampel Daun Ketela Pohon 
Penimbangan ( x ) 
x1 = 0,97 gram 
x2 = 0,97 gram 
x3 = 0,93 gram 
x4 = 1,27 gram 
x5 = 0,94 gram 
------------------- + 
Σ = 5,08 gram 
x = 1,016 
x1 = 
x1 . 100 cm2 
p
27 
= 
97, 0 
1,016 
. 100 cm2 
= 95,472 cm2 
x2 = 
x2 . 100 cm2 
p 
= 
97, 0 
1,016 
. 100 cm2 
= 95,472 cm2 
x3 = 
x3 . 100 cm2 
p 
= 
93, 0 
1,016 
. 100 cm2 
= 91,535 cm2 
x4 = 
x4 . 100 cm2 
p 
= 
1,27 
1,016 
. 100 cm2 
= 125 cm2 
x5 = 
x5 . 100 cm2 
p 
= 
94, 0 
1,016 
. 100 cm2 
= 92,519 cm2 
x rata-rata = 
1 2 3 4 5 x  x  x  x  x 
5 
= 
95,472  95,472  91,535  125  92,519 
5
28 
= 
998, 499 
5 
= 99,9996 cm2 
B. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung 
a. Jarak tanam 40 cm x 35 cm. 
Σ tanaman / petak : 10 tanaman 
 Pengamatan 1 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 22,3 cm x 2,5 cm = 55,75 cm2 
Luas daun 2 : 75,3 cm x 6,8 cm = 512,04 cm2 
Luas daun 3 : 50,5 cm x 4 cm = 202 cm2 
------------------- + 
Σ = 769,79 cm2 
Rata-rata = 
769,79 
3 
= 256,5967 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 256,5967 
= 123,8075 – 0,9237 
= 122,8838 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,8838 x 8 
= 983,0704 
2) Σ daun : 10 daun
29 
Luas daun 1 : 30,5 cm x 3 cm = 91,5 cm2 
Luas daun 2 : 68,1 cm x 5,4 cm = 367,74 cm2 
Luas daun 3 : 79 cm x 6,7 cm = 529,3 cm2 
------------------- + 
Σ = 988,54 cm2 
Rata-rata = 
54, 988 
3 
= 329,5133 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 329,5133 
= 123,8075 – 1,1862 
= 122,6213 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,6213 x 10 
= 1226,213 
3) Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 24,4 cm x 2,8 cm = 68,32 cm2 
Luas daun 2 : 62 cm x 5 cm = 310 cm2 
Luas daun 3 : 76,8 cm x 7,5 cm = 576 cm2 
------------------- + 
Σ = 954,32 cm2 
Rata-rata = 
32, 954 
3 
= 318,1067 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 318,1067 
= 123,8075 – 1,1452 
= 122,6623 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,6623 x 11 
= 1349,2853
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 983,0704 + 1226,213 + 1349,2853 
= 3558,5687 cm2 
30 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3558,5687 
3 
= 1186,1896 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / 
petak 
= 1186,1896 x 10 
= 11861,896 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
11861 ,896 2 
cm 
20000 2 
= 0,5931 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 36,2 cm x 3,4 cm = 123,08 cm2 
Luas daun 2 : 58 cm x 7 cm = 406 cm2 
Luas daun 3 : 72 cm x 8 cm = 576 cm2 
------------------- + 
Σ = 1105,08 cm2 
Rata-rata = 
1105,08 
3 
= 368,36 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X
31 
= 123,8075 – 0,0036 x 368,3 
= 123,8075 – 1,3261 
= 122,4814 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,4814 x 10 
= 1224,814 
2) Σ daun : 9 daun 
Luas daun 1 : 37,5 cm x 3 cm = 112,5 cm2 
Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2 
Luas daun 3 : 66 cm x 8 cm = 528 cm2 
------------------- + 
Σ = 1031 cm2 
Rata-rata = 
1031 
3 
= 343,6667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 343,6667 
= 123,8075 – 1,2372 
= 122,5703 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,5703 x 9 
= 1103,1327 
3) Σ daun : 9 daun 
Luas daun 1 : 24 cm x 3 cm = 72 cm2 
Luas daun 2 : 60 cm x 5 cm = 300 cm2 
Luas daun 3 : 80 cm x 9 cm = 720 cm2 
------------------- + 
Σ = 1092 cm2 
Rata-rata = 
1092 
3 
= 364 cm2
32 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 364 
= 123,8075 – 1,3104 
= 122,4971 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,4971 x 9 
= 1102,4739 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas 
daun / tanaman 2 + luas 
daun / tanaman 3 
= 1224,814 + 1103,1327 + 
1102,4739 
= 3430,4206 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3430,4206 
3 
= 1143,4735 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1143,4735 x 10 
= 11434,735 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
11434 ,735 2 
cm 
20000 2 
= 0,5717 
c) Petak 3
33 
Tanaman : 
1) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 36 cm x 3,5 cm = 126 cm2 
Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2 
Luas daun 3 : 90 cm x 8 cm = 720 cm2 
------------------- + 
Σ = 1236,5 cm2 
Rata-rata = 
1236,5 
3 
= 412,1667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 412,1667 
= 123,8075 – 1,4838 
= 122,3237 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,3237 x 8 
= 978,5896 
2) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 34 cm x 3,5 cm = 119 cm2 
Luas daun 2 : 64 cm x 5 cm = 320 cm2 
Luas daun 3 : 90 cm x 7,5 cm = 675 cm2 
------------------- + 
Σ = 1114 cm2 
Rata-rata = 
1114 
3 
= 371,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 371,3333 
= 123,8075 – 1,3368 
= 122,4707 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,4707 x 10 
= 1224,707
34 
3) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2 
Luas daun 2 : 57 cm x 5 cm = 285 cm2 
Luas daun 3 : 69 cm x 7 cm = 483 cm2 
------------------- + 
Σ = 897,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 897 
3 
= 299,1667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 299,1667 
= 123,8075 – 1,0770 
= 122,7305 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,7305 x 8 
= 981,844 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 
3 
= 978,5896 + 1224,707 + 981,844 
= 3185,1406 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3185,1406 
3 
= 1061,7135 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
35 
tanaman / petak 
= 1061,7135 x 10 
= 10617,135 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 7135, 1061 
cm 
2 20000 
= 0,5308 
 Pengamatan 2 
1. Petak 1 
Tanaman : 
a. Σ daun : 9 daun 
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 
Luas daun 2 : 76cm x 7cm = 523 cm2 
Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2 
------------------- + 
Σ = 1587 cm2 
Rata-rata = 
1587 
3 
= 529 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 529 
= 123,8075 – 1,9044 
= 121,9031 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,9031 x 9 
= 1097,1279 
b. Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 56 cm x 4 cm = 224 cm2 
Luas daun 2 : 78 cm x 6,5 cm = 507 cm2 
Luas daun 3 : 92 cm x 8 cm = 736 cm2
36 
------------------- + 
Σ = 1467 cm2 
Rata-rata = 
1467 
3 
= 489 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 489 
= 123,8075 – 1,7604 
= 122,0471 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,0471 x 11 
= 1342,5181 
c. Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 54 cm x 4 cm = 216 cm2 
Luas daun 2 : 75 cm x 7,5 cm = 562,5 cm2 
Luas daun 3 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2 
------------------- + 
Σ = 1570,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1570 
3 
= 523,5 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 523,5 
= 123,8075 – 1,8846 
= 121,9229 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,9229 x 12 
= 1463,0748
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1097,1279 + 1342,5181 + 
1463,0748 
= 3902,7208 cm2 
37 
Rata-rata luas daun / tanaman= 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3902,7208 
3 
= 1300,9069 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1300,9069 x 10 
= 13009,069 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
13000 ,069 2 
cm 
20000 2 
= 0,6504 
2. Petak 2 
Tanaman : 
a. Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 43 cm x 4 cm = 172 cm2 
Luas daun 2 : 66 cm x 7 cm = 462 cm2 
Luas daun 3 : 75 cm x 8 cm = 600 cm2 
------------------- + 
Σ = 1234 cm2 
Rata-rata = 
1234 
3 
= 411,3333 cm2
38 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 411,3333 
= 123,8075 – 1,4808 
= 122,3267 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,3267 x 13 
= 1590,2471 cm2 
b. Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 37 cm x 3 cm = 111 cm2 
Luas daun 2 : 73 cm x 6 cm = 438 cm2 
Luas daun 3 : 89 cm x 8 cm = 712 cm2 
------------------- + 
Σ = 1261 cm2 
Rata-rata = 
1261 
3 
= 420,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 420,3333 
= 123,8075 – 1,5132 
= 122,2943 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,2943 x 13 
= 1589,8259 cm2 
c. Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 48 cm x 3,5 cm = 168 cm2 
Luas daun 2 : 80 cm x 7 cm = 560 cm2 
Luas daun 3 : 92 cm x 9,5 cm = 874 cm2
39 
------------------ + 
Σ = 1602 cm2 
Rata-rata = 
1602 
3 
= 534 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 534 
= 123,8075 – 1,9224 
= 121,8851 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,8851 x 14 
= 1706,3914 cm2 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1590,2471 + 1589,8259 + 
1706,3914 
= 4886,4644 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
4886,4644 
3 
= 1628,8215 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1628,4644 x 10 
= 16284,644 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak
40 
= 
cm 
2 215, 16288 
cm 
20000 2 
= 0,8144 
3. Petak 3 
Tanaman : 
1) Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2 
Luas daun 2 : 71 cm x 5 cm = 355 cm2 
Luas daun 3 : 96 cm x 9,5 cm = 912 cm2 
------------------- + 
Σ = 1447 cm2 
Rata-rata = 
1447 
3 
= 482,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 482,3333 
= 123,8075 – 1,7364 
= 122,0711 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,0711 x 11 
= 1342,7821 cm2 
2) Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 55 cm x 5 cm = 275 cm2 
Luas daun 2 : 79 cm x 6,5 cm = 513,5 cm2 
Luas daun 3 : 96 cm x 9 cm = 864 cm2 
------------------- + 
Σ = 1652,5 cm2 
Rata-rata = 
1652,5 
3 
= 550,8333 cm2
41 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 550,8333 
= 123,8075 – 1,9830 
= 121,8245 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,8245 x 13 
= 1583,7185 cm2 
3) Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 45 cm x 3,5 cm = 157,5 cm2 
Luas daun 2 : 68 cm x 6 cm = 408 cm2 
Luas daun 3 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2 
------------------- + 
Σ = 1245,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1245 
3 
= 415,1667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 415,1667 
= 123,8075 – 1,4946 
= 122,3129 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,3129 x 12 
= 1467,7548 cm2
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1342,7821 + 1583,7185 + 
1467,7548 
= 4394,2554 cm2 
42 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
4394,2554 
3 
= 1494,7518 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1494,7518 x 10 
= 14947,518 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
14947 ,518 2 
cm 
20000 2 
= 0,7324 
 Pengamatan 3 
 Petak 1 
Tanaman : 
1) Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 61 cm x 5 cm = 305 cm2 
Luas daun 2 : 94 cm x 9 cm = 846 cm2 
Luas daun 3 : 102 cm x 10 cm = 1020 cm2 
------------------- + 
Σ = 2171 cm2
43 
Rata-rata = 
2171 
3 
= 723,6667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 723,6667 
= 123,8075 – 2,6052 
= 121,2023 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,2023 x 12 
= 1454, 4276 
2) Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 77 cm x 6,5 cm = 500,5 cm2 
Luas daun 2 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2 
Luas daun 3 : 98 cm x 9,5 cm = 931 cm2 
------------------- + 
Σ = 2111,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 2111 
3 
= 703,8333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 703,8333 
= 123,8075 – 2,5338 
= 121,2737 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,2737 x 13 
= 1576,5581 cm2
44 
3) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 53 cm x 5 cm = 265 cm2 
Luas daun 2 : 77 cm x 8 cm = 616 cm2 
Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2 
------------------- + 
Σ = 1664 
Rata-rata = 
1664 
3 
= 554,6667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 554,6667 
= 123,8075 – 1,9968 
= 121,8107 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,8107 x 14 
= 1705,3498 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1454,4276 + 1576,5581 + 
1705,3498 
= 4736,3355 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman
45 
= 
3355, 4736 
3 
= 1578,7785 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1578,7785 x 10 
= 15787,785 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 785, 15787 
cm 
20000 2 
= 0,7894 
 Petak 2 
Tanaman : 
1) Σ daun : 15 daun 
Luas daun 1 : 54 cm x 6 cm = 324 cm2 
Luas daun 2 : 65 cm x 10 cm = 650 cm2 
Luas daun 3 :67 cm x 11 cm = 737 cm2 
------------------- + 
Σ = 1711 cm2 
Rata-rata = 
1771 
3 
= 570,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 570,3333 
= 123,8075 – 2,0532 
= 121,7543 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,7543 x 15 
= 1826,3145
46 
2) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 
Luas daun 2 : 77 cm x 7 cm = 539 cm2 
Luas daun 3 : 76 cm x 9 cm = 684 cm2 
------------------- + 
Σ = 1423 cm2 
Rata-rata = 
1423 
3 
= 474,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 474,3333 
= 123,8075 – 1,7076 
= 121,7543 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 121,7543 x 14 
= 1709,3986 cm2 
3) Σ daun : 15 daun 
Luas daun 1 : 53 cm x 4 cm = 212 cm2 
Luas daun 2 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2 
Luas daun 3 : 75 cm x 11,5 cm = 862,5 cm2 
------------------ + 
Σ = 1866,5 cm2 
Rata-rata = 
1866,5 
3 
= 622,1667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 622,1667 
= 123,8075 – 2,2398 
= 121,567 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
47 
= 121,5677 x 15 
= 1823,5155 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1826,3145 + 1709,3986 + 
1823,5155 
= 5359,3386 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
5359,2286 
3 
= 1786,4095 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1786,4095 x 10 
= 17864,095 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
17864 ,095 2 
cm 
20000 2 
= 0,08 
 Petak 3 
Tanaman : 
1) Σ daun : 15 daun
48 
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 
Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2 
Luas daun 3 : 95 cm x 10 cm = 950 cm2 
------------------- + 
Σ = 1630 cm2 
Rata-rata = 
1630 
3 
= 543,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 543,3333 
= 123,8075 – 1,9560 
= 121,8515 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,8515 x 15 
= 1827,7725 cm2 
2) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 75 cm x 6 cm = 450 cm2 
Luas daun 2 : 100 cm x 9 cm = 900 cm2 
Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2 
------------------- + 
Σ = 2450 cm2 
Rata-rata = 
2450 
3 
= 816,6667 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 816,6667 
= 123,8075 – 2,9400 
= 120,8675
49 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 120,8675 x 14 
= 1692,145 
3) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2 
Luas daun 2 : 68 cm x 5,5 cm = 374 cm2 
Luas daun 3 : 94 cm x 9,5 cm = 893 cm2 
------------------- + 
Σ = 1447 cm2 
Rata-rata = 
1447 
3 
= 482,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,0036 X 
= 123,8075 – 0,0036 x 482,3333 
= 123,8075 – 1,7364 
= 122,0711 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 122,0711 x 14 
= 1708,9954 cm2 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1827,7725 + 1692,145 + 
1708,9954 
= 5228,9129 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman
50 
= 
9129, 5228 
3 
= 1742,971 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1742,971 x 10 
= 17429,71 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 71, 17429 
cm 
20000 2 
= 0,8715 
E. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 
Σ tanaman / petak : 12 tanaman 
 Pengamatan 1 
1. Petak 1 
Tanaman : 
a. Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 88 cm x 9,3 cm = 818,4 cm2 
Luas daun 2 : 82,5 cm x 10 cm = 825 cm2 
Luas daun 3 : 61 cm x 6,5 cm = 396,5 cm2 
------------------- +
51 
Σ = 2039,9 cm2 
Rata-rata = 
9, 2039 
3 
= 679,967 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 679,967 
= 123,8075 – 24,4788 
= 99,3287 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 99,3297 x 12 
= 1191,944 
b. Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 54 cm x 5 cm = 270 cm2 
Luas daun 2 : 70 cm x 7,5 cm = 525 cm2 
Luas daun 3 : 80 cm x 10 cm = 800 cm2 
------------------- + 
Σ = 1320 cm2 
Rata-rata = 
1320 
3 
= 440 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 440 
= 123,8075 – 15,840 
= 107,9675 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 107,9675 x 13 
= 1403,5775 
c. Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2 
Luas daun 2 : 83 cm x 8 cm = 664 cm2
52 
Luas daun 3 : 96 cm x 10 cm = 960 cm2 
------------------- + 
Σ = 1753,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1753 
3 
= 584,5 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 584,5 
= 123,8075 – 21,042 
= 102,7155 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 102,7155 x 13 
= 1335,9515 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1191,944 + 1403,5775 + 
1335,9515 
= 3931,473 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3931,473 
3 
= 1310,491 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1310,491 x 12 
= 15725,892 cm2
53 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 892, 15725 
cm 
20000 2 
= 0,7862 
2. Petak 2 
Tanaman : 
a. Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 30 cm x 3 cm = 90 cm2 
Luas daun 2 : 73 cm x 7 cm = 511 cm2 
Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2 
------------------- + 
Σ = 1384 cm2 
Rata-rata = 
1384 
3 
= 461,333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 461,333 
= 123,8075 – 16,6079 
= 107,1996 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 107,1996 x 11
54 
= 1179,1956 
b. Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 25 cm x 2 cm = 50 cm2 
Luas daun 2 : 78 cm x 5 cm = 390 cm2 
Luas daun 3 : 86 cm x 8,5 cm = 731 cm2 
------------------- + 
Σ = 1171 cm2 
Rata-rata = 
1171 
3 
= 390,333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 390,333 
= 123,8075 – 14,0520 
= 109,7555 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 109,7555 x 11 
= 1207,3105 
c. Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 30 cm x 2,5 cm = 75 cm2 
Luas daun 2 : 60 cm x 4 cm = 240 cm2 
Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2 
------------------- + 
Σ = 1170 cm2 
Rata-rata = 
1170 
3 
= 390 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 390
55 
= 123,8075 – 14,04 
= 109,7675 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 109,7675 x 12 
= 1317,21 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1179,1956 + 1207,3105 + 1317,21 
= 3703,7161 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
3703,7161 
3 
= 1234,572 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1234,572 x 12 
= 14814,864 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
14814 ,864 2 
cm 
20000 2 
= 0,7407 
3. Petak 3 
Tanaman : 
a. Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 36 cm x 2,5 cm = 90 cm2 
Luas daun 2 : 87 cm x 5 cm = 435 cm2
56 
Luas daun 3 : 81 cm x 8 cm = 648 cm2 
------------------- + 
Σ = 1173 cm2 
Rata-rata = 
1173 
3 
= 391 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 391 
= 123,8075 – 14,076 
= 109,2315 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 109,2315 x 13 
= 1426,5095 
b. Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 20 cm x 2 cm = 40 cm2 
Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2 
Luas daun 3 : 89 cm x 9 cm = 801 cm2 
------------------- + 
Σ = 1321 cm2 
Rata-rata = 
1321 
3 
= 440,33 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 440,33 
= 123,8075 – 15,8519 
= 107,9556 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 107,9556 x 11 
= 1187,5116 cm2 
c. Σ daun : 13 daun
57 
Luas daun 1 : 31 cm x 2 cm = 62 cm2 
Luas daun 2 : 76 cm x 5 cm = 380 cm2 
Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2 
------------------- + 
Σ = 1315 cm2 
Rata-rata = 
1315 
3 
= 438,33 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 438,33 
= 123,8075 – 15,7799 
= 108,095 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 108,095 x 13 
= 1405,235 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1426,5095 + 1187,5116 + 
1405,235 
= 4019,2561 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
4019,2561 
3 
= 1139,752 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1139,752 x 12 
= 16077,024 cm2
58 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 024, 16077 
cm 
20000 2 
= 0,8038 
 Pengamatan 2 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Σ daun : 12 daun 
Luas daun 1 : 37 cm x 4 cm = 148 cm2 
Luas daun 2 : 90cm x 9,5 cm = 855 cm2 
Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2 
------------------- + 
Σ = 1876 cm2 
Rata-rata = 
1876 
3 
= 625,33 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 625,33 
= 123,8075 – 22,5118 
= 101,3631 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 101,3631 x 12 
= 1216,357 
2) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 41 cm x 3,5 cm = 143,5 cm2 
Luas daun 2 : 86 cm x 10 cm = 860 cm2 
Luas daun 3 : 81,5 cm x 11 cm = 895,5 cm2 
------------------- + 
Σ = 1900 cm2 
Rata-rata = 
1900 
3 
= 633 cm2
59 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 633 
= 123,8075 – 22,788 
= 101,087 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 101,087 x 14 
= 1415,218 
3) Σ daun : 15 daun 
Luas daun 1 : 47,5 cm x 4,5 cm = 211,5 cm2 
Luas daun 2 : 81,5 cm x 4,5 cm = 366,75 cm2 
Luas daun 3 : 102 cm x 11 cm = 1122 cm2 
------------------- + 
Σ = 1700,25 cm2 
Rata-rata = 
1700,25 
3 
= 566,75 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 566,75 
= 123,8075 – 20,403 
= 103,4045 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 103,4045 x 15 
= 1551,0675 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1216,357 + 1415,218 + 1551,0675
60 
= 4182,6425 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
6425, 4182 
3 
= 1394,2142 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1394,6425 x 12 
= 16730,57 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 57, 16730 
cm 
20000 2 
= 0,8365 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 38,5 cm x 4,5 cm = 173,25 cm2 
Luas daun 2 : 89 cm x 9,5 cm = 845,5 cm2 
Luas daun 3 : 84 cm x 11 cm = 924 cm2 
------------------- + 
Σ = 1942,75 cm2 
Rata-rata = 
1945,75 
3 
= 647,5833 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 647,5833 
= 123,8075 – 23,313 
= 100,4945 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
61 
= 100,4945 x 13 
= 1306,4285 cm2 
2) Σ daun : 13 daun 
Luas daun 1 : 48 cm x 4 cm = 192 cm2 
Luas daun 2 : 88,5 cm x 7 cm = 619,5 cm2 
Luas daun 3 : 100 cm x 10 cm = 1000 cm2 
------------------- + 
Σ = 1811,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1811 
3 
= 603,8333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 603,8333 
= 123,8075 – 21,738 
= 102,0695 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 102,0695 x 13 
= 1326,9035 cm2 
3) Σ daun : 14 daun 
Luas daun 1 : 38 cm x 4 cm = 152 cm2 
Luas daun 2 : 94 cm x 7 cm = 658 cm2 
Luas daun 3 : 113 cm x 9,5 cm = 1073,5 cm2 
------------------ + 
Σ = 1883,5 cm2 
Rata-rata = 
1883,5 
3 
= 627,8333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 627,8333 
= 123,8075 – 22,9619
62 
= 101,273 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 101,273 x 14 
= 1417,822 cm2 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1306,4285 + 1326,9035 + 
1417,822 
= 4051,154 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
4051,154 
3 
= 1350,3847 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 1350,3847 x 12 
= 16204,616 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
16204 ,616 2 
cm 
20000 2 
= 0,8102 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Σ daun : 17 daun 
Luas daun 1 : 49,5 cm x 4 cm = 198 cm2 
Luas daun 2 : 94,5 cm x 8,5 cm = 803,25 cm2
63 
Luas daun 3 : 101,5 cm x 10 cm = 1015 cm2 
------------------- + 
Σ = 2016,25 cm2 
Rata-rata = 
25, 201 6 
3 
= 672,0833 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 672,0833 
= 123,8075 – 24,195 
= 99,6125 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 99,6125 x 17 
= 1693,4125 cm2 
2) Σ daun : 15 daun 
Luas daun 1 : 44 cm x 4 cm = 176 cm2 
Luas daun 2 : 94,5 cm x 8 cm = 756 cm2 
Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2 
------------------- + 
Σ = 2032 cm2 
Rata-rata = 
2032 
3 
= 677,3333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 677,3333 
= 123,8075 – 24,384 
= 99,4235 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 99,4235 x 15 
= 1491,3525 cm2
64 
3) Σ daun : 15 daun 
Luas daun 1 : 36,5 cm x 3 cm = 109,5 cm2 
Luas daun 2 : 87 cm x 6 cm = 522 cm2 
Luas daun 3 : 106 cm x 9 cm = 954 cm2 
------------------- + 
Σ = 1585,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1585 
3 
= 528,5 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 528,5 
= 123,8075 – 19,026 
= 104,7815 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 104,7815 x 15 
= 1571,7225 cm2 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1693,4125 + 1491,3525 + 
1571,7225 
= 4756,4875 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
4756,4875 
3 
= 1585,4958 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak
65 
= 1585,4958 x 12 
= 19025,95 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
19025 ,95 2 
cm 
20000 2 
= 0,952 
F. Jarak tanam 75 cm x 20 cm 
 Pengamatan 1 
Σ tanaman / petak : 12 tanaman 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Σ daun : 6 daun 
Luas daun 1 : 71 cm x 6 cm = 426 cm2 
Luas daun 2 : 86,5 cm x 7,1 cm = 614,15 cm2 
Luas daun 3 : 75,4 cm x 7,9 cm = 595,66 cm2 
------------------- + 
Σ = 1635,81 cm2
66 
Rata-rata = 
81, 1635 
3 
= 545,27 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 545,27 
= 123,8075 – 19,6297 
= 104,1778 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 104,1778 x 6 
= 625,0668 
2) Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 47 cm x 4 cm = 188 cm2 
Luas daun 2 : 86,5 cm x 8,6 cm = 743,9 cm2 
Luas daun 3 : 66 cm x 8,6 cm = 567,6 cm2 
------------------- + 
Σ = 1499,5 cm2 
Rata-rata = 
5, 1499 
3 
= 499,83 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 499,83 
= 123,8075 – 17,994 
= 105,8135 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 105,8135 x 11 
= 1163,9485 
3) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 74 cm x 5,5 cm = 407 cm2 
Luas daun 2 : 103 cm x 7,3 cm = 751,9 cm2 
Luas daun 3 : 78 cm x 8,8 cm = 686,4 cm2
67 
------------------- + 
Σ = 1845,3 cm2 
Rata-rata = 
3, 1845 
3 
= 615,1 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 615,1 
= 123,8075 – 22,1436 
= 101,6639 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 101,6639 x 10 
= 1016,639 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 625,0668 + 1163,9485 + 1016,639 
= 2805,6543 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
2805,6543 
3 
= 935,2181 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 935,2181 x 15 
= 14028,272 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak
68 
= 
cm 
2 272, 14028 
cm 
20000 2 
= 0,7014 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 67 cm x 5 cm = 335 cm2 
Luas daun 2 : 88 cm x 7 cm = 616 cm2 
Luas daun 3 : 77,8 cm x 9,6 cm = 746,88 cm2 
------------------- + 
Σ = 1697,88 cm2 
Rata-rata = 
88, 1697 
3 
= 565,96 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 565,96 
= 123,8075 – 20,3746 
= 103,4329 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 103,4329 x 8 
= 827,4632 
2) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 69,6 cm x 5 cm = 348 cm2 
Luas daun 2 : 87,8 cm x 7,1 cm = 623,38 cm2 
Luas daun 3 : 98 cm x 7,4 cm = 725,2 cm2 
------------------- + 
Σ = 1696,58 cm2 
Rata-rata = 
1696,58 
3 
= 565,5267 cm2
69 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 565,5267 
= 123,8075 – 20,3589 
= 103,4486 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 103,4486 x 8 
= 827,5888 
3) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 61,3 cm x 4,3 cm = 263,59 cm2 
Luas daun 2 : 87,9 cm x 7,2 cm = 632,88 cm2 
Luas daun 3 : 108,5 cm x 8,5 cm = 922,25 cm2 
------------------- + 
Σ = 1818,72 cm2 
Rata-rata = 
1818,72 
3 
= 606,24 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 606,24 
= 123,8075 – 21,8246 
= 101,9829 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 101,9829 x 10 
= 1019,829
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 827,4632 + 827,5888 + 1019,829 
= 2674,881 cm2 
70 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
2674,881 
3 
= 891,627 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 891,627 x 15 
= 13374,405 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
13374 ,405 2 
cm 
20000 2 
= 0,6687 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 60,5 cm x 3,9 cm = 235,95 cm2 
Luas daun 2 : 88,3 cm x 6,3 cm = 556,29 cm2 
Luas daun 3 : 98 cm x 7,3 cm = 715,4 cm2 
------------------- + 
Σ = 1507,64 cm2
71 
Rata-rata = 
64, 1507 
3 
= 502,5466 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 502,5466 
= 123,8075 – 18,0916 
= 105,7159 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 105,7159 x 10 
= 1057,159 
2) Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 64 cm x 4 cm = 256 cm2 
Luas daun 2 : 86 cm x 8,2 cm = 705,2 cm2 
Luas daun 3 : 61,3 cm x 10,9 cm = 668,17 cm2 
------------------- + 
Σ = 1629,37 cm2 
Rata-rata = 
1629,37 
3 
= 543,1233 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 543,1233 
= 123,8075 – 19,5524 
= 104,2551 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 104,2551 x 11 
= 1146,8061 cm2 
3) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 63,5 cm x 6,5 cm = 412,75 cm2 
Luas daun 2 : 78,5 cm x 9,5 cm = 745,75 cm2 
Luas daun 3 : 85 cm x 11,1 cm = 943,5 cm2
72 
------------------- + 
Σ = 2102 cm2 
Rata-rata = 
210 2 
3 
= 700,6667 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 700,6667 
= 123,8075 – 25,224 
= 98,5835 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 98,5835 x 8 
= 788,668 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 1057,159 + 1146,8061 + 788,668 
= 2992,6331 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
2992,6331 
3 
= 997,5444 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 997,5444 x 15 
= 14963,166 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
14963 ,166 2 
cm 
20000 2
73 
= 0,7481 
 Pengamatan 2 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 72 cm x 5,8 cm = 417,6 cm2 
Luas daun 2 : 88 cm x 7,1 cm = 624,8 cm2 
Luas daun 3 : 94 cm x 7,4 cm = 695,6 cm2 
------------------- + 
Σ = 1738 cm2 
Rata-rata = 
1738 
3 
= 579,333 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 579,333 
= 123,8075 – 20,856 
= 102,952 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 102,952 x 8 
= 823,616 
2) Σ daun : 9 daun 
Luas daun 1 : 83 cm x 6,7 cm = 556,1 cm2 
Luas daun 2 : 87,2 cm x 8,8 cm = 767,36 cm2 
Luas daun 3 : 87 cm x 8,5 cm = 739,5 cm2 
------------------- + 
Σ = 2062,96 cm2
74 
Rata-rata = 
96, 2062 
3 
= 687,653 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 687,653 
= 123,8075 – 24,755 
= 99,0525 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 99,0525 x 9 
= 891,4725 
3) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 87 cm x 5,4 cm = 469,8 cm2 
Luas daun 2 : 102,5 cm x 7,3 cm = 748,25 cm2 
Luas daun 3 : 97,7 cm x 8,9 cm = 869,53 cm2 
------------------- + 
Σ = 2087,58 cm2 
Rata-rata = 
2087,58 
3 
= 695,86 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 695,86 
= 123,8075 – 25,0509 
= 98,7565 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 98,7565 x 10 
= 987,565 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 823,616 + 891,4725 + 987,565
75 
= 2702,6535 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
6535, 2702 
3 
= 900,8845 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 900,8845 x 15 
= 13513,268 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
13513 ,268 2 
cm 
20000 2 
= 0,6757 
b) Petak 2 
Tanaman : 
a. Σ daun : 8 daun 
Luas daun 1 : 89,5 cm x 5,8 cm = 519,1 cm2 
Luas daun 2 : 85,5 cm x 7,9 cm = 675,45 cm2 
Luas daun 3 : 89,6 cm x 9,4 cm = 842,24 cm2 
------------------- + 
Σ = 2036,79 cm2 
Rata-rata = 
2036,79 
3 
= 678,93 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X
76 
= 123,8075 – 0,036 x 678,93 
= 123,8075 – 24,441 
= 99,367 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 99,367 x 8 
= 794,936 
b. Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 87,9 cm x 7 cm = 615,3 cm2 
Luas daun 2 : 97,9 cm x 8,2 cm = 802,78 cm2 
Luas daun 3 : 91 cm x 8,3 cm = 755,3 cm2 
------------------- + 
Σ = 2173,38 cm2 
Rata-rata = 
2173,38 
3 
= 724,46 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 724,46 
= 123,8075 – 26,081 
= 97,727 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 97,727 x 10 
= 977,27 
c. Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 90 cm x 7 cm = 630 cm2 
Luas daun 2 : 110,6 cm x 8,6 cm = 951,16 cm2
38, 2673 
77 
Luas daun 3 : 112,6 cm x 9,7 cm = 1092,22 cm2 
------------------- + 
Σ = 2673,38 cm2 
Rata-rata = 
3 
= 
891,127 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 891,127 
= 123,8075 – 32,081 
= 91,7265 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 91,7265 x 10 
= 917,265 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 794,936 + 977,27 + 917,265 
= 2689,471 cm2 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
2689,471 
3 
= 896,4903 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 896,4903 x 15 
= 13447,355 cm2
78 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 355, 13447 
cm 
20000 2 
= 0,6724 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 85,6 cm x 6 cm = 513,6 cm2 
Luas daun 2 : 108,3 cm x 9,1 cm = 985,53 cm2 
Luas daun 3 : 104,9 cm x 9,2 cm = 965,08 cm2 
------------------- + 
Σ = 2464,21 cm2 
Rata-rata = 
21, 2464 
3 
= 821,403 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 821,403 
= 123,8075 – 29,5704 
= 94,2371 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 94,2371 x 10 
= 942,371 
2) Σ daun : 11 daun 
Luas daun 1 : 97,7 cm x 8,3 cm = 810,91 cm2 
Luas daun 2 : 99,3 cm x 10,6 cm = 1052,58 cm2 
Luas daun 3 : 101,6 cm x 10,5 cm = 1066,8 cm2 
------------------- + 
Σ = 2930,29 cm2
79 
Rata-rata = 
29, 293 0 
3 
= 976,763 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 976,763 
= 123,8075 – 35,163 
= 88,6445 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 88,6445 x 11 
= 975,095 cm2 
3) Σ daun : 10 daun 
Luas daun 1 : 72,2 cm x 7 cm = 505,4 cm2 
Luas daun 2 : 83,2 cm x 10,6 cm = 881,92 cm2 
Luas daun 3 : 78,7 cm x 10,7 cm = 842,09 cm2 
------------------- + 
Σ = 2229,41 cm2 
Rata-rata = 
2229,41 
3 
= 743,137 cm2 
y = 123,8075 – 0,036 X 
= 123,8075 – 0,036 x 743,137 
= 123,8075 – 26,753 
= 97,0545 
Luas daun / tanaman = y x Σ daun 
= 97,0545 x 10 
= 970,545 
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / 
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 
= 942,371 + 975,095 + 970,545 
= 2888,011 cm2
80 
Rata-rata luas daun / tanaman = 
 
luas daun aman 
 
/ tan 
sampel tan 
aman 
= 
2888,011 
3 
= 962,6703 cm2 
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 
tanaman / petak 
= 962,6703 x 15 
= 14440,055 cm2 
Indeks Luas Daun = 
luas daun / petak 
luas petak 
= 
cm 
2 055, 14440 
cm 
20000 2 
= 0,722 
C. Pengukuran Intensitas Cahaya 
Rumus : % naungan = 
B A  
A 
x 100 % 
Keterangan : 
A : intensitas cahaya diatas kanopi. 
B : intensitas cahaya dibawah kanopi. 
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm 
 Pengamatan 1 
a). Petak 1 
Tanaman :
81 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
259 1070  
1070 
x 100% 
= 
811 
1070 
x 100% 
= 0,7579 x 100% 
= 75,79% 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
125 1050  
1050 
x 100% 
= 
925 
1050 
x 100% 
= 0,8806 x 100% 
= 88,06 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1052  468 
1052 
x 100% 
= 
584 
1052 
x 100% 
= 0,5551 x 100% 
= 55,51 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 75, 79 % + 88,06 % + 55,51 % 
= 219,36 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3
82 
= 
% 36, 219 
3 
= 73,12 % 
b). Petak 2 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
942 1063 
1063 
x 100% 
= 
121 
1063 
x 100% 
= 0,1138 x 100% 
= 11,38 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1082 109 
1082 
x 100% 
= 
973 
1082 
x 100% 
= 0,8993 x 100% 
= 89,93 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1124  905 
1124 
x 100% 
= 
219 
1124 
x 100% 
= 0,1948 x 100% 
= 19,48 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
83 
= 11,38 % + 89,93 % + 19,48 % 
= 120,79 % 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 79, 120 
3 
= 40,26 % 
c). Petak 3 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1075  218 
1075 
x 100% 
= 
857 
1075 
x 100% 
= 0,7972 x 100% 
= 79,72 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1115 112 
1115 
x 100% 
= 
1003 
1115 
x 100% 
= 0,8995 x 100% 
= 89,95 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100%
84 
= 
774 1136  
1136 
x 100% 
= 
362 
1136 
x 100% 
= 0,3187 x 100% 
= 31,87 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 79,72 % + 89,95 % + 31,87 % 
= 201,54 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
201,54% 
3 
= 67,18 % 
 Pengamatan 2 
a). Petak 1 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
183  167 
183 
x 100% 
= 
16 
183 
x 100% 
= 0,087 x 100% 
= 8,7 %
85 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
133 799  
799 
x 100% 
= 
666 
799 
x 100% 
= 0,833 x 100% 
= 83,3 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
142 363  
363 
x 100% 
= 
221 
363 
x 100% 
= 0,609 x 100% 
= 60,9 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 8,7 % + 83,3 % + 60,9 % 
= 152,9 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
152,9 % 
3 
= 50,97 % 
b). Petak 2 
Tanaman : 
1) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
360  199 
360 
x 100%
86 
= 
161 
360 
x 100% 
= 0,447 x 100% 
= 44,7 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
94 348  
348 
x 100% 
= 
254 
348 
x 100% 
= 0,730 x 100% 
= 73 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
311 74 
311 
x 100% 
= 
237 
311 
x 100% 
= 0,7620 x 100% 
= 76,2 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 44,7 % + 73 % + 76,2 % 
= 193,9 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
193,9 % 
3 
= 64,63 %
87 
c). Petak 3 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
66 270  
270 
x 100% 
= 
204 
270 
x 100% 
= 0,7555 x 100% 
= 75,55 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
284  81 
284 
x 100% 
= 
203 
284 
x 100% 
= 0,7148 x 100% 
= 71,48 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
271 68 
271 
x 100% 
= 
203 
271 
x 100% 
= 0,7491 x 100% 
= 74,91 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 75,55 % + 71,48 % + 74,91 % 
= 221,94 %
88 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 94, 221 
3 
= 73,98 % 
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm 
 Pengamatan 1 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
88, 0 78, 10  
78, 10 
x 100% 
= 
9, 9 
78, 10 
x 100% 
= 0,9184 x 100% 
= 91,84 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
8,48  0,81 
8,48 
x 100% 
= 
67, 7 
48, 8 
x 100% 
= 0,9045 x 100% 
= 90,45 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
8,69  0,91 
8,69 
x 100%
89 
= 
78,7 
69,8 
x 100% 
= 0,8953 x 100% 
= 89,53 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 91,84 % + 90,45 % + 89,53 % 
= 271,82 % 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 82, 271 
3 
= 90,6067 % 
b). Petak 2 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
11,18  8,5 
11,18 
x 100% 
= 
68, 2 
18, 11 
x 100% 
= 0,2397 x 100% 
= 23,97 % 
2) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
11,29  8,04 
11,29 
x 100% 
= 
3,25 
11,29 
x 100% 
= 0,2878 x 100%
90 
= 28,78 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
14, 8 29 , 10  
29, 10 
x 100% 
= 
15, 2 
29, 10 
x 100% 
= 0,2089 x 100% 
= 20,89 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 23,97 % + 28,78 % + 20,89 % 
= 73,64 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
73,64 % 
3 
= 24,5467 % 
c). Petak 3 
Tanaman : 
1) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
8,78  0,47 
8,78 
x 100% 
= 
8,31 
8,78 
x 100% 
= 0,9464 x 100%
91 
= 94,64 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
62, 0 95, 6  
95, 6 
x 100% 
= 
33,6 
95,6 
x 100% 
= 0,9107 x 100% 
= 91,07 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
06, 1 51, 8  
51, 8 
x 100% 
= 
45, 7 
51, 8 
x 100% 
= 0,8754 x 100% 
= 87,54 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 94,64 % + 91,07 % + 87,54 % 
= 273,25 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
273,25 % 
3 
= 91,08 %
92 
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm 
 Pengamatan 1 
a). Petak 1 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
86 1125  
1125 
x 100% 
= 
1039 
1125 
x 100% 
= 0,9235 x 100% 
= 92,35 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
309  69 
309 
x 100% 
= 
240 
309 
x 100% 
= 0,7767 x 100% 
= 77,67 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
299  66 
299 
x 100% 
= 
233 
299 
x 100% 
= 0,7793 x 100% 
= 77,93 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 92,35 % + 77,67 % + 77,93 % 
= 247,95 %
93 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 95, 247 
3 
= 82,65 % 
b). Petak 2 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
28180 
281 
x 100% 
= 
201 
281 
x 100% 
= 0,7153 x 100% 
= 71,53 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
761 64 
761 
x 100% 
= 
697 
761 
x 100% 
= 0,9159 x 100% 
= 91,59 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
1132  56 
1132 
x 100% 
= 
1076 
1132 
x 100% 
= 0,9505 x 100% 
= 95,05 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
94 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 71,53 % + 91,59 % + 95,05 % 
= 258,17 % 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 17, 258 
3 
= 86,06 % 
c). Petak 3 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1126  71 
1126 
x 100% 
= 
1055 
1126 
x 100% 
= 0,9369 x 100% 
= 93,69 % 
2) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
982  73 
982 
x 100% 
= 
909 
982 
x 100% 
= 0,9257 x 100% 
= 92,57 %
95 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
70 924  
924 
x 100% 
= 
854 
924 
x 100% 
= 0,9242 x 100% 
= 92,42 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 93,69 % + 92,57 % + 92,42 % 
= 278,68 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
278,68 % 
3 
= 92,89 % 
 Pengamatan 2 
a). Petak 1 
Tanaman : 
1) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
1068  752 
1068 
x 100% 
= 
316 
1068 
x 100% 
= 0,2959 x 100% 
= 29,59 %
96 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
690 1122  
1122 
x 100% 
= 
432 
1122 
x 100% 
= 0,3850 x 100% 
= 38,50 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
706 1091  
1091 
x 100% 
= 
385 
1091 
x 100% 
= 0,3529 x 100% 
= 35,29 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 29,59 % + 38,50 % + 35,29 % 
= 103,38 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
103,38% 
3 
= 34,46 % 
b). Petak 2 
Tanaman : 
1) % naungan = 
A  B 
A 
x 100%
97 
= 
227 1050  
1050 
x 100% 
= 
823 
1050 
x 100% 
= 0,7838 x 100% 
= 78,38 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
67 1087  
1087 
x 100% 
= 
1020 
1087 
x 100% 
= 0,9384 x 100% 
= 93,84 % 
3) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
917  81 
917 
x 100% 
= 
836 
917 
x 100% 
= 0,9117 x 100% 
= 91,17 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3 
= 78,38 % + 93,84 % + 91,17 % 
= 263,39 % 
Rata-rata % naungan = 
% naungan 
3 
= 
263,39 % 
3 
= 87,8 %
98 
c). Petak 3 
Tanaman : 
1) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
59 1067  
1067 
x 100% 
= 
1008 
1067 
x 100% 
= 0,9447 x 100% 
= 94,47 % 
2) % naungan = 
B A  
A 
x 100% 
= 
1095  73 
1095 
x 100% 
= 
1022 
1095 
x 100% 
= 0,9333 x 100% 
= 93,33 % 
3) % naungan = 
A  B 
A 
x 100% 
= 
1076  62 
1076 
x 100% 
= 
1014 
1076 
x 100% 
= 0,9424 x 100% 
= 94,24 % 
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
99 
= 94,47 % + 93,33 % + 94,24 % 
= 282,04 % 
Rata-rata % naungan = 
%  naungan 
3 
= 
% 04, 282 
3 
= 94,01 % 
D. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering 
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 603,3 gram 
2) Bobot basah = 571,5 gram 
3) Bobot basah = 765,6 gram 
------------------ + 
Σ = 1940,4 gram 
Rata-rata = 
4 , 1940 
3 
= 646,8 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 471 gram 
2) Bobot basah = 578,5 gram 
3) Bobot basah = 585 gram 
------------------ + 
Σ = 1634,5 gram 
Rata-rata = 
1634,5 
3 
= 544,8333 gram 
c) Petak 3
100 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 756,4 gram 
2) Bobot basah = 485,3 gram 
3) Bobot basah = 802,2 gram 
------------------ + 
Σ = 2043,9 gram 
Rata-rata = 
9, 2043 
3 
= 681,3 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 156 gram 
2) Bobot kering = 128 gram 
3) Bobot kering = 225 gram 
------------------ + 
Σ = 509 gram 
Rata-rata = 
509 
3 
= 169,67 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 176 gram 
2) Bobot kering = 158 gram 
3) Bobot kering = 87 gram 
------------------ + 
Σ = 421 gram 
Rata-rata = 
421 
3 
= 140,33 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 280 gram 
2) Bobot kering = 117 gram
101 
3) Bobot kering = 226 gram 
------------------ + 
Σ = 623 gram 
Rata-rata = 
623 
3 
= 207,67 gram 
2. Jarak tanam 70 cm x 40 cm 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 521 gram 
2) Bobot basah = 479 gram 
3) Bobot basah = 357,6 gram 
------------------ + 
Σ = 1357,6 gram 
Rata-rata = 
6, 1357 
3 
= 452,53 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 689 gram 
2) Bobot basah = 426 gram 
3) Bobot basah = 564 gram 
------------------ + 
Σ = 1679 gram 
Rata-rata = 
1679 
3 
= 559,67 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 707,5 gram 
2) Bobot basah = 570 gram 
3) Bobot basah = 539,4 gram 
------------------ + 
Σ = 1816,9 gram
102 
Rata-rata = 
9, 1816 
3 
= 605,63 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 418,8 gram 
2) Bobot kering = 184 gram 
3) Bobot kering = 173 gram 
------------------ + 
Σ = 775,8 gram 
Rata-rata = 
8, 775 
3 
= 258,6 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 224,5 gram 
2) Bobot kering = 172,5 gram 
3) Bobot kering = 163 gram 
------------------ + 
Σ = 560 gram 
Rata-rata = 
560 
3 
= 186,67 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 296 gram 
2) Bobot kering = 173 gram 
3) Bobot kering = 135,5 gram 
------------------ + 
Σ = 604,5 gram 
Rata-rata = 
604,5 
3 
= 201,5 gram 
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm
103 
 Penimbangan Bobot Basah 
a) Petak 1 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 330 gram 
2) Bobot basah = 283,8 gram 
3) Bobot basah = 547,3 gram 
------------------ + 
Σ = 1161,1 gram 
Rata-rata = 
1, 1161 
3 
= 387,03 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 279,8gram 
2) Bobot basah = 700,7 gram 
3) Bobot basah = 301 gram 
------------------ + 
Σ = 1281,5 gram 
Rata-rata = 
5, 1281 
3 
= 427,17 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot basah = 654,1 gram 
2) Bobot basah = 609,6 gram 
3) Bobot basah = 659,8 gram 
------------------ + 
Σ = 1923,5 gram 
Rata-rata = 
1923,5 
3 
= 641,17 gram 
 Penimbangan Bobot Kering 
a) Petak 1 
Tanaman :
104 
1) Bobot kering = 80 gram 
2) Bobot kering = 100 gram 
3) Bobot kering = 190 gram 
------------------ + 
Σ = 370 gram 
Rata-rata = 
370 
3 
= 123,33 gram 
b) Petak 2 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 30 gram 
2) Bobot kering = 260gram 
3) Bobot kering = 80 gram 
------------------ + 
Σ = 370 gram 
Rata-rata = 
370 
3 
= 123,33 gram 
c) Petak 3 
Tanaman : 
1) Bobot kering = 190 gram 
2) Bobot kering = 230 gram 
3) Bobot kering = 200 gram 
------------------ + 
Σ = 620 gram 
Rata-rata = 
620 
3 
= 206,67 gram
105 
BAB V 
PEMBAHASAN 
Dalam praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini, kita akan mempelajari 
cara menanam jagung, mulai dari penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan. 
Selainitu, akan dipelajari juga cara menghitung indeks luas daun,baik secara 
langsung menggunakan daun dari tanaman yang diamati, ataupun secara 
gravimetri dengan menggambar daun yang diamati tersebut pada kertas millimeter 
block yang kemudian dilakukan perhitungan terhadap kertas millimeter block 
tersebut. Selain mempelajari cara menghitung indeks luas daun, juga dipelajari 
cara mengukur dan menghitung intensitas cahaya yang terjadi di atas kanopi 
tanaman, maupun yang terjadi di bawah kanopi tanaman, serta menimbang bobot 
basah dan bobot kering dari tanaman yang menjadi objek pengamatan tersebut. 
Pengukuran indeks luas daun secara langsung, dilakukan dengan 
mengukur panjang dan lebar dari beberapa sampel daun pada tanaman jagung 
yang diamati. Data-data dari masing-masing daun yang diamati tersebut, 
kemudian diolah dandilakukan perhitungan dengan rumus yang telah tersedia, 
sehingga dapat diperoleh hasil indeks luas daun yang sebenarnya. Pengamatan ini 
tidak hanya dilakukan 1 kali, tetapi perlu dilakukan beberapa kali pengamatan, 
sehinga dapat dilihat dan diketahui laju pertumbuhan tanaman jagung ini. 
Sedangkan pengukuran indeks luas daun secara gravimetri hanya 
dilakukan 1 kali saja. Metode gravimetri ini digunakan untuk menentukan rumus
regresi yang akan digunakan pada penghitungan indeks luas daun secara langsung. 
Adapun rumus regresi yang digunakan pada penghitungan indeks luas daun pada 
tanaman jagung adalah y = 123,8075 – 0,0036 x. 
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan suatu alat 
yang disebut luxmeter. Luxmeter ini mempunyai dua satuan, yaitu footcandle dan 
lux. Dalam praktikum kali ini, digunakan satuan footcandle, karena lebih mudah 
dalam melakukan perhitungannya. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan agar 
dapat diketahui dan dihitung berapa banyak sinar matahari yang masuk ke dalam 
tanaman. Dari hasil pengukuran dan perhitungan tersebut, dapat diperoleh 
persentase naungan pada tiap petak lahan. 
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada dua tempat yang berbeda, 
yaitu di atas kanopi dan di bawah kanopi. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan 
sebagai perbandingan. Pada pengukuran diatas kanopi, intensitas cahaya yang 
muncul akan lebih besar daripada di bawah kanopi, karena terkena sinar matahari 
langsung. Sedangkan pengukuran di bawah kanopi, hasil intensitas cahaya yang 
didapat akan lebih sedikit, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Hasil dari 
pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi dan di bawah kanopi tersebut, 
kemudian dihitung agar mendapatkan persentase naungan pada tiap petak lahan. 
Penimbangan bobot basah dan bobot kering dilakukan untuk mengetahui 
bobot segar tanaman, dan bobot tanaman setelah dikeringkan. Bobot basah dari 
suatu tanaman diperoleh dari berat tanaman tersebut yang ditimbang dalam 
keadaan segar dan baru saja dicabut. Sedangkan bobot kering suatu tanaman, 
diperoleh setelah dilakukan pengeringan pada tanaman yang diamati tersebut. 
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari 
langsung, ataupun dengan melakukan pengovenan, atau bisa juga jika 
menggunakan ke dua cara tersebut. Penjemuran di bawah sinar matahari langsung, 
dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada suatu tanaman. 
Karena, tanaman segar mempunyai kandungan kadar air yang sangat besar. 
Setelah kadar airnya berkurang, kemudian dilakukan pengovenan untuk dapat 
lebih memperoleh kekeringan yang optimal. 
Jarak tanam suatu tanaman, sangat berpengaruh terhasap pertumbuhan dan 
perkembangan tanaman tersebut. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam yang 
tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak terlalu lebar. Yang perlu diperhatikan adalah 
106
intensitas cahaya yang terserap oleh tanaman tersebut. Jarak tanam yang terlalu 
sempit, mengakibatkan suatu tanaman tidak dapat bertumbuh dan berkembang 
dengan baik karena cahaya yang diserap oleh tanaman tersebut tidak dapat sesuai 
dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Hal ini terjadi karena 
cahaya yang seharusnya masuk dan diserap oleh tanaman, terhalang oleh 
naungan-naungan disekitarnya dan oleh lebatnya daun pada tanaman disekitarnya. 
Selain itu, jarak tanam yang terlalu sempit menyebabkan tanaman-tanaman 
tersebut saling berebut makanan (unsure hara) yang terkandung di dalam tanah, 
sehingga menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Sedangkan 
jika jarak tanam suatu tanaman terlalu lebar, intensitas cahaya yang diserap oleh 
suatu tanaman akan melebihi kebutuhan tanaman tersebut, hal ini dapat 
menyebabkan tanaman menjadi mati, hangus, maupun layu. Dari segi ekonomis, 
penanaman dengan jarak tanam yang terlalu lebar, sangat merugikan. Karena, 
pupuk dan unsure hara dalam tanah menjadi percuma, hal ini disebabkan karena 
pupuk dan unsure hara tersebut telah melebihi kebutuhan tanaman. 
Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap Indeks Luas 
Daun(ILD) tanaman tersebut. Pernyataan ini telah dibuktikan pada pengamatan 
yang dilakukan pada praktikum Dasar Agroteknologi ini. Pada praktikum ini, 
dilakukan penanaman tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda-beda, 
yaitu 40 cm x 35 cm, 75 cm x 40 cm, dan 75 cm x 20 cm. berdasarkan 
pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan ILD dari masing-masing 
jarak tanam tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diambil 
kesimpulan, bahwa dari ketiga jarak tanam tersebut, yang paling baik adalah pada 
jarak tanam 75 cm x 20 cm dengan penanaman 1 biji pada tiap lubang tanamnya. 
Hal ini dapat terjadi karena jarak tanam tersebut merupakan jarak tanam yang 
proposional dalam penanaman tanaman jagung ini, sehingga kebutuhan pupuk 
pada tanaman jagung yang ditanamnya dapat terpenuhi. 
Selain berpengaruh terhadap ILD, jarak tanam juga sangat berpengaruh 
terhadap intensitas cahaya dan bobot basah serta bobot kering dari tanaman yang 
ditanam. Intensitas cahaya yang diserap oleh tanaman jagung dengan jarak tanam 
75 cm x 20 cm, relative lebih baik dibandingkan dengan cahaya yang diserap oleh 
tanaman jagung pada jarak tanam 40 cm x 35 cm dan 75 cm x 40 cm. Hal ini 
terjadi karena pada jarak tanam 40 cm x 35 cm, cahaya yang diserap relative lebih 
107
sedikit yang disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu sempit, sehingga 
pertumbuhan tanamannya juga terhambat. Sedangkan pada penanaman jagung 
dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, sebenarnya intensitas cahaya yang diserap 
relative lebih baik, tetapi yang menjadi penghambat adalah karena tiap lubang 
tanam pada petak lahan ini ditanami dengan 2 benih jagung, sehingga tanaman 
saling berebut cahaya dan juga makanan (unsure hara) dalam tanah. 
Tanaman dengan jarak tanam yang kurang sesuai, mengakibatkan 
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat. Selain ILDnya yang 
lebih sedikit, cahaya yang diserap juga tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman 
tersebut. Selain itu bobot dari tanaman tersebut juga kurang mencukupi. 
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil 
bahwa bobot basah yang paling besar juga terdapat pada tanaman jagung dengan 
jarak tanam 75 cm x 20 cm. Hal ini membuktikan bahwa jarak tanam sangat 
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. 
108
109 
BAB VI 
KESIMPULAN 
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada 
praktikum Dasar-Dasar Agoteknoligi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, 
antara lain : 
1. Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan 
perkembangan tanaman tersebut. 
2. Rumus regresi yang diperoleh pada tanaman jagung adalah y = 123,8075 – 
0,0036. 
3. Antara jarak tanam, indeks luas daun, intensitas cahaya serta bobot basah dan 
bobot kering, sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan 
perkembangan tanaman.
110 
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim,2003. Petunjuk Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. 
Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta. 
Asparno Mardjuki. 1994, Pertanian dan masalahnya, Andi Ofset. 
Yogyakarta. 
Citrosoepomo Gembong. 2000. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada 
University. Yogyakarta. 
Harjadi.2000.ReaksiFotosintesis. Semarang press.Semarang. 
Malcom B. wilkins. 1992. Fisiologi Tumbuhan . Bumi aksara. 
Jakarta. 
Mardjuki.2004.EnergiMatahari. UGM Yogyakarta. 
Prawirohartono.2003. PertaniandanMasalahnya. Angkasa Bandung.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayatipandirambo900
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaNovayanti Simamora
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorTidar University
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)f' yagami
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROSMPN 4 Kerinci
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanamanAli Babang
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 

Mais procurados (20)

Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Makalah padi
Makalah padiMakalah padi
Makalah padi
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6Backcross Padi Kelompok 6
Backcross Padi Kelompok 6
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Agroklimatologi
AgroklimatologiAgroklimatologi
Agroklimatologi
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 

Semelhante a Pertumbuhan Kedelai

138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelaiahmadjumadi8
 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatAbi Hutomo
 
Budidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungBudidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungCaraKerja
 
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 145454567
 
Morphology of soybean
Morphology of soybeanMorphology of soybean
Morphology of soybeansahrul93
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainasefahmiganteng
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Yadhi Muqsith
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipFebrina Tentaka
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 

Semelhante a Pertumbuhan Kedelai (20)

138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai
 
Tanaman kakao
Tanaman kakaoTanaman kakao
Tanaman kakao
 
Tanaman kakao
Tanaman kakaoTanaman kakao
Tanaman kakao
 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
 
Budidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungBudidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagung
 
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1
Laporan Agronomi Tanaman Makanan 1
 
Morphology of soybean
Morphology of soybeanMorphology of soybean
Morphology of soybean
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainase
 
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuhBudidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
 
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuhBudidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Aspen ryus, Sp
Aspen ryus, SpAspen ryus, Sp
Aspen ryus, Sp
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Budidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipisBudidaya jeruk nipis
Budidaya jeruk nipis
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 

Último

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Último (10)

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

Pertumbuhan Kedelai

  • 1. 1 LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGROTEKNOLOGI PENGAMATAN PERTUMBUHAN PADA TANAMAN KEDELAI ( Glycine max ) Oleh : Kelompok K2III 1. Agus Abudharin 2. Hari Suantra 3. Helmy Adi Setiawan 4. Petrus Heriyanto PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2013
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Teori Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat.kedelai mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh ) Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotyledoneae Ordo : Rosales Familia : Papilionaceae Genus : Glycine Species : Glycine max (L.) Merill B. Morfologi Tanaman Kedelai  BIJI Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih. biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur, Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah prosespembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%.  Kecambah Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai
  • 3. yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran.  Akar Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).  Batang dan Cabang Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua keeping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut dinamakan epikotil. Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.  Bunga Sebagian besar kedelai mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. 3
  • 4. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan bunga. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia.  Daun Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang. 4  Buah atau Polong Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam setiapkelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akansemakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuningkecoklatan pada saat masak. C. Syarat Pertumbuhan Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yangberpengaruh dan pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisaoptimal bila hanya ada satu komponen lingkungan tumbuh optimal. Hal inidikarenakan kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehinggapertumbuhan kedelai bisa optimal.  Tanah a) Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah,tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
  • 5. b) Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratantumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam punkedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akanmenyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenistanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. c) Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol.Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyakpasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahanpupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup. d) Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis(kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal. e) Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik.Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan jugamerupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. f) Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untukpertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya. g) Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8- 7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhanbakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik. h) Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang 5 topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. i) Ketinggian Tempat juga berpengaruh, varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl. 2.4.2 Iklim a. Panjang hari (photoperiode) Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 -60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelaiyang
  • 6. ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tanamankedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam didatarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman tahunan,seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari olehtanaman kedelai. 6 b. Suhu Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah(10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C. c. Distribusi curah hujan Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, system pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai. Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong. Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan. Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisitanah yang optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelaimemerlukan kondisi lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan
  • 7. yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam. D. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara menanam tanaman jagung serta melakukan 7 pemeliharaannya. 2. Mengamati dan mempelajari penentuan indeks luas daun pada tanaman jagung tersebut. 3. Mengamati dan mempelajari penentuan intensitas cahaya pada tanaman jagung tersebut. 4. Mengamati dan menentukan bobot basah dan bobot kering pada tanaman jagung. BAB II METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Novemer 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas
  • 8. Mercu Buana Yogyakarta dan di Kebun Percobaan Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang bertempat di Desa Gunung Bulu. 8 B. Alat dan Bahan  Alat 1. Cangkul 2. Sekop 3. Penggaris 4. Meteran 5. Luxmeter 6. Milimeter block 7. Hand counter 8. Timbangan Ohaus 9. Gunting 10. Sabit 11. Gembor  Bahan 1. Benih kedelai 2. Pupuk Urea 3. Pupuk TSP 4. Pupuk KCl 5. Sampel daun kedelai C. Cara Kerja 1. Penanaman a. Disiapkan lahan tanam, setiap petak berukuran 2 m x 3 m. b. Dibuat bedengan pada setiap bedengan tersebut. c. Dibuat lubang tanam, dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm, dan 30 cm x 30 cm.Masing-masing jarak tanam tersebut, dibuat pada 3 petak lahan. d. Ditanam benih kedelai pada lubang tanam yang telah tersedia.
  • 9. e. Pada setiap lubang tanam berisi 2 benih kedelai. f. Dilakukan pemupukan dasar pada tiap petakdengn ppuk kandang dengan kebutuhan pupuk 3 kg/6푚2.dan diberi pupuk anorganik Masing-masing bedeng dengan dosis Urea 30 gram/푚2, KCL 60 gram/푚2, dan TSP 120 gram/푚2 g. Dilakukan pengamatan secara periodic setiap minggu sekali. h. Dilakukan pemupukan susulan. i. Dilakukan perhitungan dan pengukuran terhadap Indeks Luas Daun, Intensitas Cahaya, serta penimbangan bobot basah dan bobot kering. 9 2. Pengukuran Indeks Luas Daun secara Gravimetri a. Diambil sampel daun yang akan diukur. b. Diplotkan sampel daun tersebut pada kertas milimeterblock. c. Dipotong plot dari sampel tersebut. d. Ditimbang plot tersebut dengan timbangan Ohaus. e. Dihitung luas daun pada plot tersebut, dengan cara menghitung jumlah kotak-kotak pada kertas milimeterblock yang digunakan. f. Dibuat potongan dari kertas millimeter block dengan ukuran 10 cm x 10 cm sebanyak 3 lembar. g. Ditimbang potongan kertas tersebut dengan timbangan Ohaus. h. Dihitung Indeks Luas Daunnya. 3. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung a. Disiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti meteran atau penggaris, pensil, dan kertas. b. Ditentukan 5 sampel tanaman pada masing-masing petak. c. Dari masing-masing tanaman tersebut, ditentukan 5 sampel contoh sebagai sampel. d. Diukur panjang dan lebarnya dari tiap helai daun. e. Ditandai daun yang menjadi sampel tersebut. f. Diakumulasikan data-data dari petak yang lain, dengan jarak tanam yang berbeda.
  • 10. g. Dihitung Indeks Luas Daunnya berdasarkan dari data-data diatas. h. Dilakukan pengamatan secara periodik dengan menggunakan 10 sampel daun dan tanaman yang sama. 4. Pengukuran Intensitas Cahaya a. Disiapkan alat-alat yang akan digunakan. b. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi. c. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di bawah kanopi. d. Dihitung persentase intensitas cahaya pada tiap petak lahan. 5. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering a. Diambil semua tanaman yang menjadi sampel pada tiap pengamatan, sampai ke akar-akarnya. b. Ditimbang tanaman tersebut dengan timbangan Ohaus, untuk menentukan bobot basah dari tanaman tersebut. c. Dijemur tanaman di bawah sinar matahari langsung tersebut sampai kering. d. Dilakukan pengovenan pada tanaman yang telah kering tersebut. e. Ditentukan bobot keringnya, dengan menimbang menggunakan timbangan Ohaus. f. Dihitung rata-ratanya pada tiap petak lahan. BAB III HASIL PENGAMATAN A. TINGGI TANAMAN NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I 17,16 31,3 52,83 76,17 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III
  • 11. 11 8 K2 III 9 K3 III 20,6 56,5 66,16 B. JUMLAH DAUN NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I 4 6 8,5 11,25 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III 8 K2 III 9 K3 III 4 6,6 9,6 12,3 C.CAHAYA DATANG NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I 726 180,3 206,67 1027,3 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III 8 K2 III 9 K3 III 492 157,6 163 1120 D.CAHAYA YANG DI TERUSKAN NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I
  • 12. 12 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III 8 K2 III 9 K3 III E.BOBOT SEGAR NO PETAK 3 MST 5 MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III 8 K2 III 9 K3 III F.BOBOT KERING NO PETAK 3 MST 5 MST 1 K1 I 2 K2 I 3 K3 I 4 K1 II 5 K2 II 6 K3 II 7 K1 III 8 K2 III 9 K3 III
  • 13. 13 A. Pengukuran Intensitas Cahaya 1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm  Pengamatan 1 PETAK TANAMAN A B 1 1 1070 259 2 1050 125 3 1052 468 2 1 1063 942 2 1082 109 3 1124 905 3 1 1075 218 2 1115 112 3 1136 774  Pengamatan 2 PETAK TANAMAN A B 1 1 183 167 2 799 133 3 363 142 2 1 360 199 2 348 94 3 311 74 3 1 270 66 2 284 81 3 271 68 2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm PETAK TANAMAN A B 1 1 10,78 0,88 2 8,48 0,81 3 8,69 0,91 2 1 11,18 8,50 2 11,29 8,04 3 10,29 8,14 3 1 8,78 0,47 2 6,95 0,62
  • 14. 14 3 8,51 1,06 3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm  Pengamatan 1 PETAK TANAMAN A B 1 1 1125 86 2 309 69 3 299 66 2 1 281 80 2 761 64 3 1132 56 3 1 1126 71 2 982 73 3 924 70  Pengamatan 2 PETAK TANAMAN A B 1 1 1068 752 2 1122 690 3 1091 706 2 1 1087 67 2 1050 227 3 917 81 3 1 1067 59 2 1095 73 3 1076 62 B. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering
  • 15. 15 1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 603,3 gram 2) Bobot basah = 571,5 gram 3) Bobot basah = 765,6 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 471 gram 2) Bobot basah = 578,5 gram 3) Bobot basah = 585 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot basah = 756,4 gram 2) Bobot basah = 485,3 gram 3) Bobot basah = 802,2 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot kering = 156 gram 2) Bobot kering = 128 gram 3) Bobot kering = 225 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 176 gram 2) Bobot kering = 158 gram 3) Bobot kering = 87 gram
  • 16. 16 c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 280 gram 2) Bobot kering = 117 gram 3) Bobot kering = 226 gram 2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 521 gram 2) Bobot basah = 479 gram 3) Bobot basah = 357,6 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 689 gram 2) Bobot basah = 426 gram 3) Bobot basah = 564 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot basah = 707,5 gram 2) Bobot basah = 570 gram 3) Bobot basah = 539,4 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot kering = 418,8 gram 2) Bobot kering = 184 gram 3) Bobot kering = 173 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 224,5 gram
  • 17. 17 2) Bobot kering = 172,5 gram 3) Bobot kering = 163 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 296 gram 2) Bobot kering = 173 gram 3) Bobot kering = 135,5 gram 3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 330 gram 2) Bobot basah = 283,8 gram 3) Bobot basah = 547,3 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 279,8gram 2) Bobot basah = 700,7 gram 3) Bobot basah = 301 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot basah = 654,1 gram 2) Bobot basah = 609,6 gram 3) Bobot basah = 659,8 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot kering = 80 gram 2) Bobot kering = 100 gram 3) Bobot kering = 190 gram
  • 18. 18 b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 30 gram 2) Bobot kering = 260gram 3) Bobot kering = 80 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 190 gram 2) Bobot kering = 230 gram 3) Bobot kering = 200 gram
  • 19. 19 BAB IV PERHITUNGAN A. Pengukuran Indeks Luas Daun secara Gravimetri 1. Sampel Daun jambu  Mencari / menghitung x 1. Penimbangan p (kertas millimeter block ukuran 10 cm x 10 cm) P1 = 0,57 P2 = 0,57 P3 = 0,59 -------------- + Σ = 1,73 Rata-rata = 0,57 2. Penimbangan daun X1 = 1,23 X2 = 1,12 X3 = 1,49 X4 = 1,66 X5 = 0,67 3. Menghitung  x x1 = X 1 . 100 cm2 p = 23, 1 57, 0 . 100 cm2 = 215,78 cm2 x2 = X 2 . 100 cm2 p = 1,12 0,57 . 100 cm2 = 196,49 cm2
  • 20. 20 x3 = X 3 . 100 cm2 p = 49 ,1 57,0 . 100 cm2 = 261,40 cm2 x4 = X 4 . 100 cm2 p = 66,1 57,0 . 100 cm2 = 291,22 cm2 x5 = X 5 . 100 cm2 p = 0,67 0,57 . 100 cm2 = 117,54 cm2 x rata-rata = 1 2 3 4 5 X  X  X  X  X 5 = 215,78  196,49  261,4  291,22  117,54 5 = 1082,43 5 = 216,486 cm2 4. Menghitung Σ (xi -  x ) x1- x = 1,23 – 216,48 = - 215,25 x2 - x = 1,12 – 216,48
  • 21. 21 = - 215,36 x3 - x = 1,49 – 216,48 = - 214,99 x4 - x = 1,66 – 216,48 = - 214,82 x5 - x = 0,67 – 216,48 = - 215,81 ---------------------------------- + Σ (xi - x ) = - 1076,23  Mencari / menghitung y 1. Perhitungan luas daun y1 = 200 y2 = 157 y3 = 106 y4 = 251 y5 = 184 --------------------- + Σ = 898 y = 898 5 = 179,6 2. Menghitung Σ (yi -  y ) y1 = y1 - y = 200 – 179,6 = 20,4 y2 = y2 - y = 157 – 179,6 = - 22,6
  • 22. 22 y3 = y3 - y = 106 – 179,6 = - 73,6 y4 = y4 - y = 251 – 179,6 = 71,4 y5 = y5 - y = 184 – 179,6 = 4,4 --------------------------------- + Σ (yi -  y ) = 0,2  Penentuan Rumus Regresi b = x x y y ( ) ( ) i i     ( x  x ) 2 i 1076 ,23 . 0,2   = 2 ( 1076 ,23) =  215,246 1158271 = - 0,0001858 a = y - b x = 179,6 – ( - 0,0001858 . 216,48) = 179,6 + 0,040222 = 179,64022 y = a + bx = 179,64 – 0,0001858 x 2. Sampel Daun Jagung a) Penimbangan Kertas Milimeter P1 = 0,60 gram
  • 23. 23 P2 = 0,58 gram P3 = 0,60 gram --------------------- + Σ = 1,78 gram Rata-rata = 78,1 3 = 0,59 gram b) Penimbangan ( x ) x1 = 0,62 gram x2 = 0,86 gram x3 = 0,75 gram x4 = 0,79 gram x5 = 0,89 gram ------------------- + Σ = 3,91 gram x = 0,782 x1 = x1 . 100 cm2 p = 62, 0 59, 0 . 100 cm2 = 105,085 cm2 x2 = x2 . 100 cm2 p = 0,86 0,59 . 100 cm2 = 145,763 cm2 x3 = x3 . 100 cm2 p
  • 24. 24 = 75,0 59,0 . 100 cm2 = 127,119 cm2 x4 = x4 . 100 cm2 p = 79,0 59,0 . 100 cm2 = 133,898 cm2 x5 = x5 . 100 cm2 p = 89,0 59,0 . 100 cm2 = 150,847 cm2 x rata-rata = 1 2 3 4 5 x  x  x  x  x 5 = 105,085  145,763  127,119  133,898  150,847 5 = 662,712 5 = 132,542 cm2 Menghitung Σ (xi -  x ) x1- x = 105,085 – 132,542 = - 27,457 x2 - x = 145,763 – 132,542 = 13,221 x3 - x = 127,119 – 132,542
  • 25. 25 = - 5,423 x4 - x = 133,898 – 132,542 = 1,356 x5 - x = 150,847 – 132,542 = 18,305 ---------------------------------- + Σ (xi - x ) = 0,002 c) Perhitungan luas daun ( y ) y1 = 106 y2 = 150,5 y3 = 154,5 y4 = 136 y5 = 138,5 ----------- + Σ = 685,5 y = 137,1 5 = 137,1 Menghitung Σ (yi -  y ) y1 = y1 - y = 106 – 137,1 = - 31,1 y2 = y2 - y = 150,5 – 137,1
  • 26. 26 = 13,4 y3 = y3 - y = 154,5 – 137,1 = 17,4 y4 = y4 - y = 136 – 137,1 = - 1,1 y5 = y5 - y = 138,5 – 137,1 = 1,4 --------------------------------- + Σ (yi -  y ) = 0 3. Sampel Daun Ketela Pohon Penimbangan ( x ) x1 = 0,97 gram x2 = 0,97 gram x3 = 0,93 gram x4 = 1,27 gram x5 = 0,94 gram ------------------- + Σ = 5,08 gram x = 1,016 x1 = x1 . 100 cm2 p
  • 27. 27 = 97, 0 1,016 . 100 cm2 = 95,472 cm2 x2 = x2 . 100 cm2 p = 97, 0 1,016 . 100 cm2 = 95,472 cm2 x3 = x3 . 100 cm2 p = 93, 0 1,016 . 100 cm2 = 91,535 cm2 x4 = x4 . 100 cm2 p = 1,27 1,016 . 100 cm2 = 125 cm2 x5 = x5 . 100 cm2 p = 94, 0 1,016 . 100 cm2 = 92,519 cm2 x rata-rata = 1 2 3 4 5 x  x  x  x  x 5 = 95,472  95,472  91,535  125  92,519 5
  • 28. 28 = 998, 499 5 = 99,9996 cm2 B. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung a. Jarak tanam 40 cm x 35 cm. Σ tanaman / petak : 10 tanaman  Pengamatan 1 a) Petak 1 Tanaman : 1) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 22,3 cm x 2,5 cm = 55,75 cm2 Luas daun 2 : 75,3 cm x 6,8 cm = 512,04 cm2 Luas daun 3 : 50,5 cm x 4 cm = 202 cm2 ------------------- + Σ = 769,79 cm2 Rata-rata = 769,79 3 = 256,5967 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 256,5967 = 123,8075 – 0,9237 = 122,8838 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,8838 x 8 = 983,0704 2) Σ daun : 10 daun
  • 29. 29 Luas daun 1 : 30,5 cm x 3 cm = 91,5 cm2 Luas daun 2 : 68,1 cm x 5,4 cm = 367,74 cm2 Luas daun 3 : 79 cm x 6,7 cm = 529,3 cm2 ------------------- + Σ = 988,54 cm2 Rata-rata = 54, 988 3 = 329,5133 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 329,5133 = 123,8075 – 1,1862 = 122,6213 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,6213 x 10 = 1226,213 3) Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 24,4 cm x 2,8 cm = 68,32 cm2 Luas daun 2 : 62 cm x 5 cm = 310 cm2 Luas daun 3 : 76,8 cm x 7,5 cm = 576 cm2 ------------------- + Σ = 954,32 cm2 Rata-rata = 32, 954 3 = 318,1067 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 318,1067 = 123,8075 – 1,1452 = 122,6623 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,6623 x 11 = 1349,2853
  • 30. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 983,0704 + 1226,213 + 1349,2853 = 3558,5687 cm2 30 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3558,5687 3 = 1186,1896 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1186,1896 x 10 = 11861,896 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 11861 ,896 2 cm 20000 2 = 0,5931 b) Petak 2 Tanaman : 1) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 36,2 cm x 3,4 cm = 123,08 cm2 Luas daun 2 : 58 cm x 7 cm = 406 cm2 Luas daun 3 : 72 cm x 8 cm = 576 cm2 ------------------- + Σ = 1105,08 cm2 Rata-rata = 1105,08 3 = 368,36 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X
  • 31. 31 = 123,8075 – 0,0036 x 368,3 = 123,8075 – 1,3261 = 122,4814 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,4814 x 10 = 1224,814 2) Σ daun : 9 daun Luas daun 1 : 37,5 cm x 3 cm = 112,5 cm2 Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2 Luas daun 3 : 66 cm x 8 cm = 528 cm2 ------------------- + Σ = 1031 cm2 Rata-rata = 1031 3 = 343,6667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 343,6667 = 123,8075 – 1,2372 = 122,5703 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,5703 x 9 = 1103,1327 3) Σ daun : 9 daun Luas daun 1 : 24 cm x 3 cm = 72 cm2 Luas daun 2 : 60 cm x 5 cm = 300 cm2 Luas daun 3 : 80 cm x 9 cm = 720 cm2 ------------------- + Σ = 1092 cm2 Rata-rata = 1092 3 = 364 cm2
  • 32. 32 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 364 = 123,8075 – 1,3104 = 122,4971 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,4971 x 9 = 1102,4739 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1224,814 + 1103,1327 + 1102,4739 = 3430,4206 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3430,4206 3 = 1143,4735 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1143,4735 x 10 = 11434,735 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 11434 ,735 2 cm 20000 2 = 0,5717 c) Petak 3
  • 33. 33 Tanaman : 1) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 36 cm x 3,5 cm = 126 cm2 Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2 Luas daun 3 : 90 cm x 8 cm = 720 cm2 ------------------- + Σ = 1236,5 cm2 Rata-rata = 1236,5 3 = 412,1667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 412,1667 = 123,8075 – 1,4838 = 122,3237 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,3237 x 8 = 978,5896 2) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 34 cm x 3,5 cm = 119 cm2 Luas daun 2 : 64 cm x 5 cm = 320 cm2 Luas daun 3 : 90 cm x 7,5 cm = 675 cm2 ------------------- + Σ = 1114 cm2 Rata-rata = 1114 3 = 371,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 371,3333 = 123,8075 – 1,3368 = 122,4707 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,4707 x 10 = 1224,707
  • 34. 34 3) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2 Luas daun 2 : 57 cm x 5 cm = 285 cm2 Luas daun 3 : 69 cm x 7 cm = 483 cm2 ------------------- + Σ = 897,5 cm2 Rata-rata = 5, 897 3 = 299,1667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 299,1667 = 123,8075 – 1,0770 = 122,7305 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,7305 x 8 = 981,844 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 978,5896 + 1224,707 + 981,844 = 3185,1406 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3185,1406 3 = 1061,7135 cm2
  • 35. Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ 35 tanaman / petak = 1061,7135 x 10 = 10617,135 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 7135, 1061 cm 2 20000 = 0,5308  Pengamatan 2 1. Petak 1 Tanaman : a. Σ daun : 9 daun Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 Luas daun 2 : 76cm x 7cm = 523 cm2 Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2 ------------------- + Σ = 1587 cm2 Rata-rata = 1587 3 = 529 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 529 = 123,8075 – 1,9044 = 121,9031 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,9031 x 9 = 1097,1279 b. Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 56 cm x 4 cm = 224 cm2 Luas daun 2 : 78 cm x 6,5 cm = 507 cm2 Luas daun 3 : 92 cm x 8 cm = 736 cm2
  • 36. 36 ------------------- + Σ = 1467 cm2 Rata-rata = 1467 3 = 489 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 489 = 123,8075 – 1,7604 = 122,0471 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,0471 x 11 = 1342,5181 c. Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 54 cm x 4 cm = 216 cm2 Luas daun 2 : 75 cm x 7,5 cm = 562,5 cm2 Luas daun 3 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2 ------------------- + Σ = 1570,5 cm2 Rata-rata = 5, 1570 3 = 523,5 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 523,5 = 123,8075 – 1,8846 = 121,9229 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,9229 x 12 = 1463,0748
  • 37. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1097,1279 + 1342,5181 + 1463,0748 = 3902,7208 cm2 37 Rata-rata luas daun / tanaman=  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3902,7208 3 = 1300,9069 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1300,9069 x 10 = 13009,069 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 13000 ,069 2 cm 20000 2 = 0,6504 2. Petak 2 Tanaman : a. Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 43 cm x 4 cm = 172 cm2 Luas daun 2 : 66 cm x 7 cm = 462 cm2 Luas daun 3 : 75 cm x 8 cm = 600 cm2 ------------------- + Σ = 1234 cm2 Rata-rata = 1234 3 = 411,3333 cm2
  • 38. 38 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 411,3333 = 123,8075 – 1,4808 = 122,3267 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,3267 x 13 = 1590,2471 cm2 b. Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 37 cm x 3 cm = 111 cm2 Luas daun 2 : 73 cm x 6 cm = 438 cm2 Luas daun 3 : 89 cm x 8 cm = 712 cm2 ------------------- + Σ = 1261 cm2 Rata-rata = 1261 3 = 420,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 420,3333 = 123,8075 – 1,5132 = 122,2943 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,2943 x 13 = 1589,8259 cm2 c. Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 48 cm x 3,5 cm = 168 cm2 Luas daun 2 : 80 cm x 7 cm = 560 cm2 Luas daun 3 : 92 cm x 9,5 cm = 874 cm2
  • 39. 39 ------------------ + Σ = 1602 cm2 Rata-rata = 1602 3 = 534 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 534 = 123,8075 – 1,9224 = 121,8851 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,8851 x 14 = 1706,3914 cm2 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1590,2471 + 1589,8259 + 1706,3914 = 4886,4644 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 4886,4644 3 = 1628,8215 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1628,4644 x 10 = 16284,644 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak
  • 40. 40 = cm 2 215, 16288 cm 20000 2 = 0,8144 3. Petak 3 Tanaman : 1) Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2 Luas daun 2 : 71 cm x 5 cm = 355 cm2 Luas daun 3 : 96 cm x 9,5 cm = 912 cm2 ------------------- + Σ = 1447 cm2 Rata-rata = 1447 3 = 482,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 482,3333 = 123,8075 – 1,7364 = 122,0711 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,0711 x 11 = 1342,7821 cm2 2) Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 55 cm x 5 cm = 275 cm2 Luas daun 2 : 79 cm x 6,5 cm = 513,5 cm2 Luas daun 3 : 96 cm x 9 cm = 864 cm2 ------------------- + Σ = 1652,5 cm2 Rata-rata = 1652,5 3 = 550,8333 cm2
  • 41. 41 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 550,8333 = 123,8075 – 1,9830 = 121,8245 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,8245 x 13 = 1583,7185 cm2 3) Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 45 cm x 3,5 cm = 157,5 cm2 Luas daun 2 : 68 cm x 6 cm = 408 cm2 Luas daun 3 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2 ------------------- + Σ = 1245,5 cm2 Rata-rata = 5, 1245 3 = 415,1667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 415,1667 = 123,8075 – 1,4946 = 122,3129 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,3129 x 12 = 1467,7548 cm2
  • 42. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1342,7821 + 1583,7185 + 1467,7548 = 4394,2554 cm2 42 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 4394,2554 3 = 1494,7518 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1494,7518 x 10 = 14947,518 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 14947 ,518 2 cm 20000 2 = 0,7324  Pengamatan 3  Petak 1 Tanaman : 1) Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 61 cm x 5 cm = 305 cm2 Luas daun 2 : 94 cm x 9 cm = 846 cm2 Luas daun 3 : 102 cm x 10 cm = 1020 cm2 ------------------- + Σ = 2171 cm2
  • 43. 43 Rata-rata = 2171 3 = 723,6667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 723,6667 = 123,8075 – 2,6052 = 121,2023 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,2023 x 12 = 1454, 4276 2) Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 77 cm x 6,5 cm = 500,5 cm2 Luas daun 2 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2 Luas daun 3 : 98 cm x 9,5 cm = 931 cm2 ------------------- + Σ = 2111,5 cm2 Rata-rata = 5, 2111 3 = 703,8333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 703,8333 = 123,8075 – 2,5338 = 121,2737 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,2737 x 13 = 1576,5581 cm2
  • 44. 44 3) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 53 cm x 5 cm = 265 cm2 Luas daun 2 : 77 cm x 8 cm = 616 cm2 Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2 ------------------- + Σ = 1664 Rata-rata = 1664 3 = 554,6667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 554,6667 = 123,8075 – 1,9968 = 121,8107 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,8107 x 14 = 1705,3498 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1454,4276 + 1576,5581 + 1705,3498 = 4736,3355 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman
  • 45. 45 = 3355, 4736 3 = 1578,7785 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1578,7785 x 10 = 15787,785 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 785, 15787 cm 20000 2 = 0,7894  Petak 2 Tanaman : 1) Σ daun : 15 daun Luas daun 1 : 54 cm x 6 cm = 324 cm2 Luas daun 2 : 65 cm x 10 cm = 650 cm2 Luas daun 3 :67 cm x 11 cm = 737 cm2 ------------------- + Σ = 1711 cm2 Rata-rata = 1771 3 = 570,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 570,3333 = 123,8075 – 2,0532 = 121,7543 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,7543 x 15 = 1826,3145
  • 46. 46 2) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 Luas daun 2 : 77 cm x 7 cm = 539 cm2 Luas daun 3 : 76 cm x 9 cm = 684 cm2 ------------------- + Σ = 1423 cm2 Rata-rata = 1423 3 = 474,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 474,3333 = 123,8075 – 1,7076 = 121,7543 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 121,7543 x 14 = 1709,3986 cm2 3) Σ daun : 15 daun Luas daun 1 : 53 cm x 4 cm = 212 cm2 Luas daun 2 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2 Luas daun 3 : 75 cm x 11,5 cm = 862,5 cm2 ------------------ + Σ = 1866,5 cm2 Rata-rata = 1866,5 3 = 622,1667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 622,1667 = 123,8075 – 2,2398 = 121,567 Luas daun / tanaman = y x Σ daun
  • 47. 47 = 121,5677 x 15 = 1823,5155 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1826,3145 + 1709,3986 + 1823,5155 = 5359,3386 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 5359,2286 3 = 1786,4095 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1786,4095 x 10 = 17864,095 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 17864 ,095 2 cm 20000 2 = 0,08  Petak 3 Tanaman : 1) Σ daun : 15 daun
  • 48. 48 Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2 Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2 Luas daun 3 : 95 cm x 10 cm = 950 cm2 ------------------- + Σ = 1630 cm2 Rata-rata = 1630 3 = 543,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 543,3333 = 123,8075 – 1,9560 = 121,8515 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,8515 x 15 = 1827,7725 cm2 2) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 75 cm x 6 cm = 450 cm2 Luas daun 2 : 100 cm x 9 cm = 900 cm2 Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2 ------------------- + Σ = 2450 cm2 Rata-rata = 2450 3 = 816,6667 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 816,6667 = 123,8075 – 2,9400 = 120,8675
  • 49. 49 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 120,8675 x 14 = 1692,145 3) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2 Luas daun 2 : 68 cm x 5,5 cm = 374 cm2 Luas daun 3 : 94 cm x 9,5 cm = 893 cm2 ------------------- + Σ = 1447 cm2 Rata-rata = 1447 3 = 482,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,0036 X = 123,8075 – 0,0036 x 482,3333 = 123,8075 – 1,7364 = 122,0711 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 122,0711 x 14 = 1708,9954 cm2 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1827,7725 + 1692,145 + 1708,9954 = 5228,9129 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman
  • 50. 50 = 9129, 5228 3 = 1742,971 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1742,971 x 10 = 17429,71 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 71, 17429 cm 20000 2 = 0,8715 E. Jarak tanam 75 cm x 40 cm Σ tanaman / petak : 12 tanaman  Pengamatan 1 1. Petak 1 Tanaman : a. Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 88 cm x 9,3 cm = 818,4 cm2 Luas daun 2 : 82,5 cm x 10 cm = 825 cm2 Luas daun 3 : 61 cm x 6,5 cm = 396,5 cm2 ------------------- +
  • 51. 51 Σ = 2039,9 cm2 Rata-rata = 9, 2039 3 = 679,967 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 679,967 = 123,8075 – 24,4788 = 99,3287 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 99,3297 x 12 = 1191,944 b. Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 54 cm x 5 cm = 270 cm2 Luas daun 2 : 70 cm x 7,5 cm = 525 cm2 Luas daun 3 : 80 cm x 10 cm = 800 cm2 ------------------- + Σ = 1320 cm2 Rata-rata = 1320 3 = 440 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 440 = 123,8075 – 15,840 = 107,9675 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 107,9675 x 13 = 1403,5775 c. Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2 Luas daun 2 : 83 cm x 8 cm = 664 cm2
  • 52. 52 Luas daun 3 : 96 cm x 10 cm = 960 cm2 ------------------- + Σ = 1753,5 cm2 Rata-rata = 5, 1753 3 = 584,5 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 584,5 = 123,8075 – 21,042 = 102,7155 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 102,7155 x 13 = 1335,9515 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1191,944 + 1403,5775 + 1335,9515 = 3931,473 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3931,473 3 = 1310,491 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1310,491 x 12 = 15725,892 cm2
  • 53. 53 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 892, 15725 cm 20000 2 = 0,7862 2. Petak 2 Tanaman : a. Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 30 cm x 3 cm = 90 cm2 Luas daun 2 : 73 cm x 7 cm = 511 cm2 Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2 ------------------- + Σ = 1384 cm2 Rata-rata = 1384 3 = 461,333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 461,333 = 123,8075 – 16,6079 = 107,1996 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 107,1996 x 11
  • 54. 54 = 1179,1956 b. Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 25 cm x 2 cm = 50 cm2 Luas daun 2 : 78 cm x 5 cm = 390 cm2 Luas daun 3 : 86 cm x 8,5 cm = 731 cm2 ------------------- + Σ = 1171 cm2 Rata-rata = 1171 3 = 390,333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 390,333 = 123,8075 – 14,0520 = 109,7555 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 109,7555 x 11 = 1207,3105 c. Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 30 cm x 2,5 cm = 75 cm2 Luas daun 2 : 60 cm x 4 cm = 240 cm2 Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2 ------------------- + Σ = 1170 cm2 Rata-rata = 1170 3 = 390 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 390
  • 55. 55 = 123,8075 – 14,04 = 109,7675 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 109,7675 x 12 = 1317,21 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1179,1956 + 1207,3105 + 1317,21 = 3703,7161 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 3703,7161 3 = 1234,572 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1234,572 x 12 = 14814,864 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 14814 ,864 2 cm 20000 2 = 0,7407 3. Petak 3 Tanaman : a. Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 36 cm x 2,5 cm = 90 cm2 Luas daun 2 : 87 cm x 5 cm = 435 cm2
  • 56. 56 Luas daun 3 : 81 cm x 8 cm = 648 cm2 ------------------- + Σ = 1173 cm2 Rata-rata = 1173 3 = 391 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 391 = 123,8075 – 14,076 = 109,2315 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 109,2315 x 13 = 1426,5095 b. Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 20 cm x 2 cm = 40 cm2 Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2 Luas daun 3 : 89 cm x 9 cm = 801 cm2 ------------------- + Σ = 1321 cm2 Rata-rata = 1321 3 = 440,33 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 440,33 = 123,8075 – 15,8519 = 107,9556 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 107,9556 x 11 = 1187,5116 cm2 c. Σ daun : 13 daun
  • 57. 57 Luas daun 1 : 31 cm x 2 cm = 62 cm2 Luas daun 2 : 76 cm x 5 cm = 380 cm2 Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2 ------------------- + Σ = 1315 cm2 Rata-rata = 1315 3 = 438,33 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 438,33 = 123,8075 – 15,7799 = 108,095 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 108,095 x 13 = 1405,235 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1426,5095 + 1187,5116 + 1405,235 = 4019,2561 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 4019,2561 3 = 1139,752 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1139,752 x 12 = 16077,024 cm2
  • 58. 58 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 024, 16077 cm 20000 2 = 0,8038  Pengamatan 2 a) Petak 1 Tanaman : 1) Σ daun : 12 daun Luas daun 1 : 37 cm x 4 cm = 148 cm2 Luas daun 2 : 90cm x 9,5 cm = 855 cm2 Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2 ------------------- + Σ = 1876 cm2 Rata-rata = 1876 3 = 625,33 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 625,33 = 123,8075 – 22,5118 = 101,3631 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 101,3631 x 12 = 1216,357 2) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 41 cm x 3,5 cm = 143,5 cm2 Luas daun 2 : 86 cm x 10 cm = 860 cm2 Luas daun 3 : 81,5 cm x 11 cm = 895,5 cm2 ------------------- + Σ = 1900 cm2 Rata-rata = 1900 3 = 633 cm2
  • 59. 59 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 633 = 123,8075 – 22,788 = 101,087 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 101,087 x 14 = 1415,218 3) Σ daun : 15 daun Luas daun 1 : 47,5 cm x 4,5 cm = 211,5 cm2 Luas daun 2 : 81,5 cm x 4,5 cm = 366,75 cm2 Luas daun 3 : 102 cm x 11 cm = 1122 cm2 ------------------- + Σ = 1700,25 cm2 Rata-rata = 1700,25 3 = 566,75 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 566,75 = 123,8075 – 20,403 = 103,4045 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 103,4045 x 15 = 1551,0675 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1216,357 + 1415,218 + 1551,0675
  • 60. 60 = 4182,6425 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 6425, 4182 3 = 1394,2142 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1394,6425 x 12 = 16730,57 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 57, 16730 cm 20000 2 = 0,8365 b) Petak 2 Tanaman : 1) Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 38,5 cm x 4,5 cm = 173,25 cm2 Luas daun 2 : 89 cm x 9,5 cm = 845,5 cm2 Luas daun 3 : 84 cm x 11 cm = 924 cm2 ------------------- + Σ = 1942,75 cm2 Rata-rata = 1945,75 3 = 647,5833 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 647,5833 = 123,8075 – 23,313 = 100,4945 Luas daun / tanaman = y x Σ daun
  • 61. 61 = 100,4945 x 13 = 1306,4285 cm2 2) Σ daun : 13 daun Luas daun 1 : 48 cm x 4 cm = 192 cm2 Luas daun 2 : 88,5 cm x 7 cm = 619,5 cm2 Luas daun 3 : 100 cm x 10 cm = 1000 cm2 ------------------- + Σ = 1811,5 cm2 Rata-rata = 5, 1811 3 = 603,8333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 603,8333 = 123,8075 – 21,738 = 102,0695 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 102,0695 x 13 = 1326,9035 cm2 3) Σ daun : 14 daun Luas daun 1 : 38 cm x 4 cm = 152 cm2 Luas daun 2 : 94 cm x 7 cm = 658 cm2 Luas daun 3 : 113 cm x 9,5 cm = 1073,5 cm2 ------------------ + Σ = 1883,5 cm2 Rata-rata = 1883,5 3 = 627,8333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 627,8333 = 123,8075 – 22,9619
  • 62. 62 = 101,273 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 101,273 x 14 = 1417,822 cm2 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1306,4285 + 1326,9035 + 1417,822 = 4051,154 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 4051,154 3 = 1350,3847 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 1350,3847 x 12 = 16204,616 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 16204 ,616 2 cm 20000 2 = 0,8102 c) Petak 3 Tanaman : 1) Σ daun : 17 daun Luas daun 1 : 49,5 cm x 4 cm = 198 cm2 Luas daun 2 : 94,5 cm x 8,5 cm = 803,25 cm2
  • 63. 63 Luas daun 3 : 101,5 cm x 10 cm = 1015 cm2 ------------------- + Σ = 2016,25 cm2 Rata-rata = 25, 201 6 3 = 672,0833 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 672,0833 = 123,8075 – 24,195 = 99,6125 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 99,6125 x 17 = 1693,4125 cm2 2) Σ daun : 15 daun Luas daun 1 : 44 cm x 4 cm = 176 cm2 Luas daun 2 : 94,5 cm x 8 cm = 756 cm2 Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2 ------------------- + Σ = 2032 cm2 Rata-rata = 2032 3 = 677,3333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 677,3333 = 123,8075 – 24,384 = 99,4235 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 99,4235 x 15 = 1491,3525 cm2
  • 64. 64 3) Σ daun : 15 daun Luas daun 1 : 36,5 cm x 3 cm = 109,5 cm2 Luas daun 2 : 87 cm x 6 cm = 522 cm2 Luas daun 3 : 106 cm x 9 cm = 954 cm2 ------------------- + Σ = 1585,5 cm2 Rata-rata = 5, 1585 3 = 528,5 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 528,5 = 123,8075 – 19,026 = 104,7815 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 104,7815 x 15 = 1571,7225 cm2 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1693,4125 + 1491,3525 + 1571,7225 = 4756,4875 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 4756,4875 3 = 1585,4958 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak
  • 65. 65 = 1585,4958 x 12 = 19025,95 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 19025 ,95 2 cm 20000 2 = 0,952 F. Jarak tanam 75 cm x 20 cm  Pengamatan 1 Σ tanaman / petak : 12 tanaman a) Petak 1 Tanaman : 1) Σ daun : 6 daun Luas daun 1 : 71 cm x 6 cm = 426 cm2 Luas daun 2 : 86,5 cm x 7,1 cm = 614,15 cm2 Luas daun 3 : 75,4 cm x 7,9 cm = 595,66 cm2 ------------------- + Σ = 1635,81 cm2
  • 66. 66 Rata-rata = 81, 1635 3 = 545,27 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 545,27 = 123,8075 – 19,6297 = 104,1778 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 104,1778 x 6 = 625,0668 2) Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 47 cm x 4 cm = 188 cm2 Luas daun 2 : 86,5 cm x 8,6 cm = 743,9 cm2 Luas daun 3 : 66 cm x 8,6 cm = 567,6 cm2 ------------------- + Σ = 1499,5 cm2 Rata-rata = 5, 1499 3 = 499,83 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 499,83 = 123,8075 – 17,994 = 105,8135 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 105,8135 x 11 = 1163,9485 3) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 74 cm x 5,5 cm = 407 cm2 Luas daun 2 : 103 cm x 7,3 cm = 751,9 cm2 Luas daun 3 : 78 cm x 8,8 cm = 686,4 cm2
  • 67. 67 ------------------- + Σ = 1845,3 cm2 Rata-rata = 3, 1845 3 = 615,1 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 615,1 = 123,8075 – 22,1436 = 101,6639 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 101,6639 x 10 = 1016,639 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 625,0668 + 1163,9485 + 1016,639 = 2805,6543 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 2805,6543 3 = 935,2181 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 935,2181 x 15 = 14028,272 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak
  • 68. 68 = cm 2 272, 14028 cm 20000 2 = 0,7014 b) Petak 2 Tanaman : 1) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 67 cm x 5 cm = 335 cm2 Luas daun 2 : 88 cm x 7 cm = 616 cm2 Luas daun 3 : 77,8 cm x 9,6 cm = 746,88 cm2 ------------------- + Σ = 1697,88 cm2 Rata-rata = 88, 1697 3 = 565,96 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 565,96 = 123,8075 – 20,3746 = 103,4329 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 103,4329 x 8 = 827,4632 2) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 69,6 cm x 5 cm = 348 cm2 Luas daun 2 : 87,8 cm x 7,1 cm = 623,38 cm2 Luas daun 3 : 98 cm x 7,4 cm = 725,2 cm2 ------------------- + Σ = 1696,58 cm2 Rata-rata = 1696,58 3 = 565,5267 cm2
  • 69. 69 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 565,5267 = 123,8075 – 20,3589 = 103,4486 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 103,4486 x 8 = 827,5888 3) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 61,3 cm x 4,3 cm = 263,59 cm2 Luas daun 2 : 87,9 cm x 7,2 cm = 632,88 cm2 Luas daun 3 : 108,5 cm x 8,5 cm = 922,25 cm2 ------------------- + Σ = 1818,72 cm2 Rata-rata = 1818,72 3 = 606,24 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 606,24 = 123,8075 – 21,8246 = 101,9829 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 101,9829 x 10 = 1019,829
  • 70. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 827,4632 + 827,5888 + 1019,829 = 2674,881 cm2 70 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 2674,881 3 = 891,627 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 891,627 x 15 = 13374,405 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 13374 ,405 2 cm 20000 2 = 0,6687 c) Petak 3 Tanaman : 1) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 60,5 cm x 3,9 cm = 235,95 cm2 Luas daun 2 : 88,3 cm x 6,3 cm = 556,29 cm2 Luas daun 3 : 98 cm x 7,3 cm = 715,4 cm2 ------------------- + Σ = 1507,64 cm2
  • 71. 71 Rata-rata = 64, 1507 3 = 502,5466 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 502,5466 = 123,8075 – 18,0916 = 105,7159 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 105,7159 x 10 = 1057,159 2) Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 64 cm x 4 cm = 256 cm2 Luas daun 2 : 86 cm x 8,2 cm = 705,2 cm2 Luas daun 3 : 61,3 cm x 10,9 cm = 668,17 cm2 ------------------- + Σ = 1629,37 cm2 Rata-rata = 1629,37 3 = 543,1233 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 543,1233 = 123,8075 – 19,5524 = 104,2551 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 104,2551 x 11 = 1146,8061 cm2 3) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 63,5 cm x 6,5 cm = 412,75 cm2 Luas daun 2 : 78,5 cm x 9,5 cm = 745,75 cm2 Luas daun 3 : 85 cm x 11,1 cm = 943,5 cm2
  • 72. 72 ------------------- + Σ = 2102 cm2 Rata-rata = 210 2 3 = 700,6667 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 700,6667 = 123,8075 – 25,224 = 98,5835 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 98,5835 x 8 = 788,668 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 1057,159 + 1146,8061 + 788,668 = 2992,6331 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 2992,6331 3 = 997,5444 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 997,5444 x 15 = 14963,166 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 14963 ,166 2 cm 20000 2
  • 73. 73 = 0,7481  Pengamatan 2 a) Petak 1 Tanaman : 1) Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 72 cm x 5,8 cm = 417,6 cm2 Luas daun 2 : 88 cm x 7,1 cm = 624,8 cm2 Luas daun 3 : 94 cm x 7,4 cm = 695,6 cm2 ------------------- + Σ = 1738 cm2 Rata-rata = 1738 3 = 579,333 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 579,333 = 123,8075 – 20,856 = 102,952 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 102,952 x 8 = 823,616 2) Σ daun : 9 daun Luas daun 1 : 83 cm x 6,7 cm = 556,1 cm2 Luas daun 2 : 87,2 cm x 8,8 cm = 767,36 cm2 Luas daun 3 : 87 cm x 8,5 cm = 739,5 cm2 ------------------- + Σ = 2062,96 cm2
  • 74. 74 Rata-rata = 96, 2062 3 = 687,653 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 687,653 = 123,8075 – 24,755 = 99,0525 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 99,0525 x 9 = 891,4725 3) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 87 cm x 5,4 cm = 469,8 cm2 Luas daun 2 : 102,5 cm x 7,3 cm = 748,25 cm2 Luas daun 3 : 97,7 cm x 8,9 cm = 869,53 cm2 ------------------- + Σ = 2087,58 cm2 Rata-rata = 2087,58 3 = 695,86 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 695,86 = 123,8075 – 25,0509 = 98,7565 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 98,7565 x 10 = 987,565 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 823,616 + 891,4725 + 987,565
  • 75. 75 = 2702,6535 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 6535, 2702 3 = 900,8845 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 900,8845 x 15 = 13513,268 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 13513 ,268 2 cm 20000 2 = 0,6757 b) Petak 2 Tanaman : a. Σ daun : 8 daun Luas daun 1 : 89,5 cm x 5,8 cm = 519,1 cm2 Luas daun 2 : 85,5 cm x 7,9 cm = 675,45 cm2 Luas daun 3 : 89,6 cm x 9,4 cm = 842,24 cm2 ------------------- + Σ = 2036,79 cm2 Rata-rata = 2036,79 3 = 678,93 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X
  • 76. 76 = 123,8075 – 0,036 x 678,93 = 123,8075 – 24,441 = 99,367 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 99,367 x 8 = 794,936 b. Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 87,9 cm x 7 cm = 615,3 cm2 Luas daun 2 : 97,9 cm x 8,2 cm = 802,78 cm2 Luas daun 3 : 91 cm x 8,3 cm = 755,3 cm2 ------------------- + Σ = 2173,38 cm2 Rata-rata = 2173,38 3 = 724,46 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 724,46 = 123,8075 – 26,081 = 97,727 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 97,727 x 10 = 977,27 c. Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 90 cm x 7 cm = 630 cm2 Luas daun 2 : 110,6 cm x 8,6 cm = 951,16 cm2
  • 77. 38, 2673 77 Luas daun 3 : 112,6 cm x 9,7 cm = 1092,22 cm2 ------------------- + Σ = 2673,38 cm2 Rata-rata = 3 = 891,127 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 891,127 = 123,8075 – 32,081 = 91,7265 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 91,7265 x 10 = 917,265 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 794,936 + 977,27 + 917,265 = 2689,471 cm2 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 2689,471 3 = 896,4903 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 896,4903 x 15 = 13447,355 cm2
  • 78. 78 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 355, 13447 cm 20000 2 = 0,6724 c) Petak 3 Tanaman : 1) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 85,6 cm x 6 cm = 513,6 cm2 Luas daun 2 : 108,3 cm x 9,1 cm = 985,53 cm2 Luas daun 3 : 104,9 cm x 9,2 cm = 965,08 cm2 ------------------- + Σ = 2464,21 cm2 Rata-rata = 21, 2464 3 = 821,403 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 821,403 = 123,8075 – 29,5704 = 94,2371 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 94,2371 x 10 = 942,371 2) Σ daun : 11 daun Luas daun 1 : 97,7 cm x 8,3 cm = 810,91 cm2 Luas daun 2 : 99,3 cm x 10,6 cm = 1052,58 cm2 Luas daun 3 : 101,6 cm x 10,5 cm = 1066,8 cm2 ------------------- + Σ = 2930,29 cm2
  • 79. 79 Rata-rata = 29, 293 0 3 = 976,763 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 976,763 = 123,8075 – 35,163 = 88,6445 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 88,6445 x 11 = 975,095 cm2 3) Σ daun : 10 daun Luas daun 1 : 72,2 cm x 7 cm = 505,4 cm2 Luas daun 2 : 83,2 cm x 10,6 cm = 881,92 cm2 Luas daun 3 : 78,7 cm x 10,7 cm = 842,09 cm2 ------------------- + Σ = 2229,41 cm2 Rata-rata = 2229,41 3 = 743,137 cm2 y = 123,8075 – 0,036 X = 123,8075 – 0,036 x 743,137 = 123,8075 – 26,753 = 97,0545 Luas daun / tanaman = y x Σ daun = 97,0545 x 10 = 970,545 Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun / tanaman 2 + luas daun / tanaman 3 = 942,371 + 975,095 + 970,545 = 2888,011 cm2
  • 80. 80 Rata-rata luas daun / tanaman =  luas daun aman  / tan sampel tan aman = 2888,011 3 = 962,6703 cm2 Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman / petak = 962,6703 x 15 = 14440,055 cm2 Indeks Luas Daun = luas daun / petak luas petak = cm 2 055, 14440 cm 20000 2 = 0,722 C. Pengukuran Intensitas Cahaya Rumus : % naungan = B A  A x 100 % Keterangan : A : intensitas cahaya diatas kanopi. B : intensitas cahaya dibawah kanopi. 1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm  Pengamatan 1 a). Petak 1 Tanaman :
  • 81. 81 1) % naungan = B A  A x 100% = 259 1070  1070 x 100% = 811 1070 x 100% = 0,7579 x 100% = 75,79% 2) % naungan = B A  A x 100% = 125 1050  1050 x 100% = 925 1050 x 100% = 0,8806 x 100% = 88,06 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 1052  468 1052 x 100% = 584 1052 x 100% = 0,5551 x 100% = 55,51 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 75, 79 % + 88,06 % + 55,51 % = 219,36 % Rata-rata % naungan = % naungan 3
  • 82. 82 = % 36, 219 3 = 73,12 % b). Petak 2 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 942 1063 1063 x 100% = 121 1063 x 100% = 0,1138 x 100% = 11,38 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 1082 109 1082 x 100% = 973 1082 x 100% = 0,8993 x 100% = 89,93 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 1124  905 1124 x 100% = 219 1124 x 100% = 0,1948 x 100% = 19,48 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3
  • 83. 83 = 11,38 % + 89,93 % + 19,48 % = 120,79 % Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 79, 120 3 = 40,26 % c). Petak 3 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 1075  218 1075 x 100% = 857 1075 x 100% = 0,7972 x 100% = 79,72 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 1115 112 1115 x 100% = 1003 1115 x 100% = 0,8995 x 100% = 89,95 % 3) % naungan = A  B A x 100%
  • 84. 84 = 774 1136  1136 x 100% = 362 1136 x 100% = 0,3187 x 100% = 31,87 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 79,72 % + 89,95 % + 31,87 % = 201,54 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 201,54% 3 = 67,18 %  Pengamatan 2 a). Petak 1 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 183  167 183 x 100% = 16 183 x 100% = 0,087 x 100% = 8,7 %
  • 85. 85 2) % naungan = B A  A x 100% = 133 799  799 x 100% = 666 799 x 100% = 0,833 x 100% = 83,3 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 142 363  363 x 100% = 221 363 x 100% = 0,609 x 100% = 60,9 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 8,7 % + 83,3 % + 60,9 % = 152,9 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 152,9 % 3 = 50,97 % b). Petak 2 Tanaman : 1) % naungan = A  B A x 100% = 360  199 360 x 100%
  • 86. 86 = 161 360 x 100% = 0,447 x 100% = 44,7 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 94 348  348 x 100% = 254 348 x 100% = 0,730 x 100% = 73 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 311 74 311 x 100% = 237 311 x 100% = 0,7620 x 100% = 76,2 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 44,7 % + 73 % + 76,2 % = 193,9 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 193,9 % 3 = 64,63 %
  • 87. 87 c). Petak 3 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 66 270  270 x 100% = 204 270 x 100% = 0,7555 x 100% = 75,55 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 284  81 284 x 100% = 203 284 x 100% = 0,7148 x 100% = 71,48 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 271 68 271 x 100% = 203 271 x 100% = 0,7491 x 100% = 74,91 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 75,55 % + 71,48 % + 74,91 % = 221,94 %
  • 88. 88 Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 94, 221 3 = 73,98 % 2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm  Pengamatan 1 a) Petak 1 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 88, 0 78, 10  78, 10 x 100% = 9, 9 78, 10 x 100% = 0,9184 x 100% = 91,84 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 8,48  0,81 8,48 x 100% = 67, 7 48, 8 x 100% = 0,9045 x 100% = 90,45 % 3) % naungan = A  B A x 100% = 8,69  0,91 8,69 x 100%
  • 89. 89 = 78,7 69,8 x 100% = 0,8953 x 100% = 89,53 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 91,84 % + 90,45 % + 89,53 % = 271,82 % Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 82, 271 3 = 90,6067 % b). Petak 2 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 11,18  8,5 11,18 x 100% = 68, 2 18, 11 x 100% = 0,2397 x 100% = 23,97 % 2) % naungan = A  B A x 100% = 11,29  8,04 11,29 x 100% = 3,25 11,29 x 100% = 0,2878 x 100%
  • 90. 90 = 28,78 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 14, 8 29 , 10  29, 10 x 100% = 15, 2 29, 10 x 100% = 0,2089 x 100% = 20,89 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 23,97 % + 28,78 % + 20,89 % = 73,64 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 73,64 % 3 = 24,5467 % c). Petak 3 Tanaman : 1) % naungan = A  B A x 100% = 8,78  0,47 8,78 x 100% = 8,31 8,78 x 100% = 0,9464 x 100%
  • 91. 91 = 94,64 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 62, 0 95, 6  95, 6 x 100% = 33,6 95,6 x 100% = 0,9107 x 100% = 91,07 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 06, 1 51, 8  51, 8 x 100% = 45, 7 51, 8 x 100% = 0,8754 x 100% = 87,54 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 94,64 % + 91,07 % + 87,54 % = 273,25 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 273,25 % 3 = 91,08 %
  • 92. 92 3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm  Pengamatan 1 a). Petak 1 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 86 1125  1125 x 100% = 1039 1125 x 100% = 0,9235 x 100% = 92,35 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 309  69 309 x 100% = 240 309 x 100% = 0,7767 x 100% = 77,67 % 3) % naungan = A  B A x 100% = 299  66 299 x 100% = 233 299 x 100% = 0,7793 x 100% = 77,93 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 92,35 % + 77,67 % + 77,93 % = 247,95 %
  • 93. 93 Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 95, 247 3 = 82,65 % b). Petak 2 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 28180 281 x 100% = 201 281 x 100% = 0,7153 x 100% = 71,53 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 761 64 761 x 100% = 697 761 x 100% = 0,9159 x 100% = 91,59 % 3) % naungan = A  B A x 100% = 1132  56 1132 x 100% = 1076 1132 x 100% = 0,9505 x 100% = 95,05 %
  • 94. Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan 94 tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 71,53 % + 91,59 % + 95,05 % = 258,17 % Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 17, 258 3 = 86,06 % c). Petak 3 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 1126  71 1126 x 100% = 1055 1126 x 100% = 0,9369 x 100% = 93,69 % 2) % naungan = A  B A x 100% = 982  73 982 x 100% = 909 982 x 100% = 0,9257 x 100% = 92,57 %
  • 95. 95 3) % naungan = B A  A x 100% = 70 924  924 x 100% = 854 924 x 100% = 0,9242 x 100% = 92,42 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 93,69 % + 92,57 % + 92,42 % = 278,68 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 278,68 % 3 = 92,89 %  Pengamatan 2 a). Petak 1 Tanaman : 1) % naungan = A  B A x 100% = 1068  752 1068 x 100% = 316 1068 x 100% = 0,2959 x 100% = 29,59 %
  • 96. 96 2) % naungan = B A  A x 100% = 690 1122  1122 x 100% = 432 1122 x 100% = 0,3850 x 100% = 38,50 % 3) % naungan = A  B A x 100% = 706 1091  1091 x 100% = 385 1091 x 100% = 0,3529 x 100% = 35,29 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 29,59 % + 38,50 % + 35,29 % = 103,38 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 103,38% 3 = 34,46 % b). Petak 2 Tanaman : 1) % naungan = A  B A x 100%
  • 97. 97 = 227 1050  1050 x 100% = 823 1050 x 100% = 0,7838 x 100% = 78,38 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 67 1087  1087 x 100% = 1020 1087 x 100% = 0,9384 x 100% = 93,84 % 3) % naungan = B A  A x 100% = 917  81 917 x 100% = 836 917 x 100% = 0,9117 x 100% = 91,17 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3 = 78,38 % + 93,84 % + 91,17 % = 263,39 % Rata-rata % naungan = % naungan 3 = 263,39 % 3 = 87,8 %
  • 98. 98 c). Petak 3 Tanaman : 1) % naungan = B A  A x 100% = 59 1067  1067 x 100% = 1008 1067 x 100% = 0,9447 x 100% = 94,47 % 2) % naungan = B A  A x 100% = 1095  73 1095 x 100% = 1022 1095 x 100% = 0,9333 x 100% = 93,33 % 3) % naungan = A  B A x 100% = 1076  62 1076 x 100% = 1014 1076 x 100% = 0,9424 x 100% = 94,24 % Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan tanaman 2 + % naungan tanaman 3
  • 99. 99 = 94,47 % + 93,33 % + 94,24 % = 282,04 % Rata-rata % naungan = %  naungan 3 = % 04, 282 3 = 94,01 % D. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering 1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 603,3 gram 2) Bobot basah = 571,5 gram 3) Bobot basah = 765,6 gram ------------------ + Σ = 1940,4 gram Rata-rata = 4 , 1940 3 = 646,8 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 471 gram 2) Bobot basah = 578,5 gram 3) Bobot basah = 585 gram ------------------ + Σ = 1634,5 gram Rata-rata = 1634,5 3 = 544,8333 gram c) Petak 3
  • 100. 100 Tanaman : 1) Bobot basah = 756,4 gram 2) Bobot basah = 485,3 gram 3) Bobot basah = 802,2 gram ------------------ + Σ = 2043,9 gram Rata-rata = 9, 2043 3 = 681,3 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot kering = 156 gram 2) Bobot kering = 128 gram 3) Bobot kering = 225 gram ------------------ + Σ = 509 gram Rata-rata = 509 3 = 169,67 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 176 gram 2) Bobot kering = 158 gram 3) Bobot kering = 87 gram ------------------ + Σ = 421 gram Rata-rata = 421 3 = 140,33 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 280 gram 2) Bobot kering = 117 gram
  • 101. 101 3) Bobot kering = 226 gram ------------------ + Σ = 623 gram Rata-rata = 623 3 = 207,67 gram 2. Jarak tanam 70 cm x 40 cm  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 521 gram 2) Bobot basah = 479 gram 3) Bobot basah = 357,6 gram ------------------ + Σ = 1357,6 gram Rata-rata = 6, 1357 3 = 452,53 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 689 gram 2) Bobot basah = 426 gram 3) Bobot basah = 564 gram ------------------ + Σ = 1679 gram Rata-rata = 1679 3 = 559,67 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot basah = 707,5 gram 2) Bobot basah = 570 gram 3) Bobot basah = 539,4 gram ------------------ + Σ = 1816,9 gram
  • 102. 102 Rata-rata = 9, 1816 3 = 605,63 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot kering = 418,8 gram 2) Bobot kering = 184 gram 3) Bobot kering = 173 gram ------------------ + Σ = 775,8 gram Rata-rata = 8, 775 3 = 258,6 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 224,5 gram 2) Bobot kering = 172,5 gram 3) Bobot kering = 163 gram ------------------ + Σ = 560 gram Rata-rata = 560 3 = 186,67 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 296 gram 2) Bobot kering = 173 gram 3) Bobot kering = 135,5 gram ------------------ + Σ = 604,5 gram Rata-rata = 604,5 3 = 201,5 gram 3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm
  • 103. 103  Penimbangan Bobot Basah a) Petak 1 Tanaman : 1) Bobot basah = 330 gram 2) Bobot basah = 283,8 gram 3) Bobot basah = 547,3 gram ------------------ + Σ = 1161,1 gram Rata-rata = 1, 1161 3 = 387,03 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot basah = 279,8gram 2) Bobot basah = 700,7 gram 3) Bobot basah = 301 gram ------------------ + Σ = 1281,5 gram Rata-rata = 5, 1281 3 = 427,17 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot basah = 654,1 gram 2) Bobot basah = 609,6 gram 3) Bobot basah = 659,8 gram ------------------ + Σ = 1923,5 gram Rata-rata = 1923,5 3 = 641,17 gram  Penimbangan Bobot Kering a) Petak 1 Tanaman :
  • 104. 104 1) Bobot kering = 80 gram 2) Bobot kering = 100 gram 3) Bobot kering = 190 gram ------------------ + Σ = 370 gram Rata-rata = 370 3 = 123,33 gram b) Petak 2 Tanaman : 1) Bobot kering = 30 gram 2) Bobot kering = 260gram 3) Bobot kering = 80 gram ------------------ + Σ = 370 gram Rata-rata = 370 3 = 123,33 gram c) Petak 3 Tanaman : 1) Bobot kering = 190 gram 2) Bobot kering = 230 gram 3) Bobot kering = 200 gram ------------------ + Σ = 620 gram Rata-rata = 620 3 = 206,67 gram
  • 105. 105 BAB V PEMBAHASAN Dalam praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini, kita akan mempelajari cara menanam jagung, mulai dari penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan. Selainitu, akan dipelajari juga cara menghitung indeks luas daun,baik secara langsung menggunakan daun dari tanaman yang diamati, ataupun secara gravimetri dengan menggambar daun yang diamati tersebut pada kertas millimeter block yang kemudian dilakukan perhitungan terhadap kertas millimeter block tersebut. Selain mempelajari cara menghitung indeks luas daun, juga dipelajari cara mengukur dan menghitung intensitas cahaya yang terjadi di atas kanopi tanaman, maupun yang terjadi di bawah kanopi tanaman, serta menimbang bobot basah dan bobot kering dari tanaman yang menjadi objek pengamatan tersebut. Pengukuran indeks luas daun secara langsung, dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar dari beberapa sampel daun pada tanaman jagung yang diamati. Data-data dari masing-masing daun yang diamati tersebut, kemudian diolah dandilakukan perhitungan dengan rumus yang telah tersedia, sehingga dapat diperoleh hasil indeks luas daun yang sebenarnya. Pengamatan ini tidak hanya dilakukan 1 kali, tetapi perlu dilakukan beberapa kali pengamatan, sehinga dapat dilihat dan diketahui laju pertumbuhan tanaman jagung ini. Sedangkan pengukuran indeks luas daun secara gravimetri hanya dilakukan 1 kali saja. Metode gravimetri ini digunakan untuk menentukan rumus
  • 106. regresi yang akan digunakan pada penghitungan indeks luas daun secara langsung. Adapun rumus regresi yang digunakan pada penghitungan indeks luas daun pada tanaman jagung adalah y = 123,8075 – 0,0036 x. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang disebut luxmeter. Luxmeter ini mempunyai dua satuan, yaitu footcandle dan lux. Dalam praktikum kali ini, digunakan satuan footcandle, karena lebih mudah dalam melakukan perhitungannya. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan agar dapat diketahui dan dihitung berapa banyak sinar matahari yang masuk ke dalam tanaman. Dari hasil pengukuran dan perhitungan tersebut, dapat diperoleh persentase naungan pada tiap petak lahan. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu di atas kanopi dan di bawah kanopi. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan sebagai perbandingan. Pada pengukuran diatas kanopi, intensitas cahaya yang muncul akan lebih besar daripada di bawah kanopi, karena terkena sinar matahari langsung. Sedangkan pengukuran di bawah kanopi, hasil intensitas cahaya yang didapat akan lebih sedikit, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Hasil dari pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi dan di bawah kanopi tersebut, kemudian dihitung agar mendapatkan persentase naungan pada tiap petak lahan. Penimbangan bobot basah dan bobot kering dilakukan untuk mengetahui bobot segar tanaman, dan bobot tanaman setelah dikeringkan. Bobot basah dari suatu tanaman diperoleh dari berat tanaman tersebut yang ditimbang dalam keadaan segar dan baru saja dicabut. Sedangkan bobot kering suatu tanaman, diperoleh setelah dilakukan pengeringan pada tanaman yang diamati tersebut. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari langsung, ataupun dengan melakukan pengovenan, atau bisa juga jika menggunakan ke dua cara tersebut. Penjemuran di bawah sinar matahari langsung, dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada suatu tanaman. Karena, tanaman segar mempunyai kandungan kadar air yang sangat besar. Setelah kadar airnya berkurang, kemudian dilakukan pengovenan untuk dapat lebih memperoleh kekeringan yang optimal. Jarak tanam suatu tanaman, sangat berpengaruh terhasap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam yang tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak terlalu lebar. Yang perlu diperhatikan adalah 106
  • 107. intensitas cahaya yang terserap oleh tanaman tersebut. Jarak tanam yang terlalu sempit, mengakibatkan suatu tanaman tidak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik karena cahaya yang diserap oleh tanaman tersebut tidak dapat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Hal ini terjadi karena cahaya yang seharusnya masuk dan diserap oleh tanaman, terhalang oleh naungan-naungan disekitarnya dan oleh lebatnya daun pada tanaman disekitarnya. Selain itu, jarak tanam yang terlalu sempit menyebabkan tanaman-tanaman tersebut saling berebut makanan (unsure hara) yang terkandung di dalam tanah, sehingga menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Sedangkan jika jarak tanam suatu tanaman terlalu lebar, intensitas cahaya yang diserap oleh suatu tanaman akan melebihi kebutuhan tanaman tersebut, hal ini dapat menyebabkan tanaman menjadi mati, hangus, maupun layu. Dari segi ekonomis, penanaman dengan jarak tanam yang terlalu lebar, sangat merugikan. Karena, pupuk dan unsure hara dalam tanah menjadi percuma, hal ini disebabkan karena pupuk dan unsure hara tersebut telah melebihi kebutuhan tanaman. Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap Indeks Luas Daun(ILD) tanaman tersebut. Pernyataan ini telah dibuktikan pada pengamatan yang dilakukan pada praktikum Dasar Agroteknologi ini. Pada praktikum ini, dilakukan penanaman tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda-beda, yaitu 40 cm x 35 cm, 75 cm x 40 cm, dan 75 cm x 20 cm. berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan ILD dari masing-masing jarak tanam tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa dari ketiga jarak tanam tersebut, yang paling baik adalah pada jarak tanam 75 cm x 20 cm dengan penanaman 1 biji pada tiap lubang tanamnya. Hal ini dapat terjadi karena jarak tanam tersebut merupakan jarak tanam yang proposional dalam penanaman tanaman jagung ini, sehingga kebutuhan pupuk pada tanaman jagung yang ditanamnya dapat terpenuhi. Selain berpengaruh terhadap ILD, jarak tanam juga sangat berpengaruh terhadap intensitas cahaya dan bobot basah serta bobot kering dari tanaman yang ditanam. Intensitas cahaya yang diserap oleh tanaman jagung dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, relative lebih baik dibandingkan dengan cahaya yang diserap oleh tanaman jagung pada jarak tanam 40 cm x 35 cm dan 75 cm x 40 cm. Hal ini terjadi karena pada jarak tanam 40 cm x 35 cm, cahaya yang diserap relative lebih 107
  • 108. sedikit yang disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu sempit, sehingga pertumbuhan tanamannya juga terhambat. Sedangkan pada penanaman jagung dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, sebenarnya intensitas cahaya yang diserap relative lebih baik, tetapi yang menjadi penghambat adalah karena tiap lubang tanam pada petak lahan ini ditanami dengan 2 benih jagung, sehingga tanaman saling berebut cahaya dan juga makanan (unsure hara) dalam tanah. Tanaman dengan jarak tanam yang kurang sesuai, mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat. Selain ILDnya yang lebih sedikit, cahaya yang diserap juga tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Selain itu bobot dari tanaman tersebut juga kurang mencukupi. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa bobot basah yang paling besar juga terdapat pada tanaman jagung dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm. Hal ini membuktikan bahwa jarak tanam sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. 108
  • 109. 109 BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada praktikum Dasar-Dasar Agoteknoligi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. 2. Rumus regresi yang diperoleh pada tanaman jagung adalah y = 123,8075 – 0,0036. 3. Antara jarak tanam, indeks luas daun, intensitas cahaya serta bobot basah dan bobot kering, sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  • 110. 110 DAFTAR PUSTAKA Anonim,2003. Petunjuk Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta. Asparno Mardjuki. 1994, Pertanian dan masalahnya, Andi Ofset. Yogyakarta. Citrosoepomo Gembong. 2000. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University. Yogyakarta. Harjadi.2000.ReaksiFotosintesis. Semarang press.Semarang. Malcom B. wilkins. 1992. Fisiologi Tumbuhan . Bumi aksara. Jakarta. Mardjuki.2004.EnergiMatahari. UGM Yogyakarta. Prawirohartono.2003. PertaniandanMasalahnya. Angkasa Bandung.