1. 1
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGROTEKNOLOGI
PENGAMATAN PERTUMBUHAN PADA TANAMAN KEDELAI
( Glycine max )
Oleh :
Kelompok K2III
1. Agus Abudharin
2. Hari Suantra
3. Helmy Adi Setiawan
4. Petrus Heriyanto
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2013
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah
salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun
yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh
pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok,
sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk
setempat.kedelai mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh )
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill
B. Morfologi Tanaman Kedelai
BIJI
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit
biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas
biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat
lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak
pipih. biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar
7-9 g/100 biji), sedang (10-13g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji).
Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak
gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk
bulat telur, Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah
prosespembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun
demikian, biji tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%.
Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang
cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul
diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah
kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai
3. yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau
berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran.
Akar
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari
permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang
lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke
samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm.
Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat
pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan
tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni
dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang
bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah
mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari
setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari
udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai
setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Batang dan Cabang
Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian
batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil dan dua
keeping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos
ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas
kotiledon tersebut dinamakan epikotil.
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk
3sampai 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi
berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang
dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas
memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan
meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama
besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun
batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap
dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe
setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga
Sebagian besar kedelai mulai berbunga pada umur antara 5-7
minggu. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga
mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat
mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami
amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau
putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi
penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum
membentuk polong.
3
4. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada
suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada
ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan
bunga. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang
diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun
sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh
dan varietas kedelai. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama
yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik,
seperti di Indonesia.
Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan,
yaitu stadia kotiledon pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh
dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku
di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun
tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai
agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna
hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua,
daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian
bawah batang.
4
Buah atau Polong
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari
setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm.
Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat
beragam, antara 1-10 buah dalam setiapkelompok. Pada setiap tanaman,
jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan.
Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akansemakin cepat
setelah proses pembentukan bunga berhenti. Ukuran dan bentuk polong
menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji. Hal ini
kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi
kuningkecoklatan pada saat masak.
C. Syarat Pertumbuhan
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan
tumbuh yangberpengaruh dan pada pertumbuhan tanaman kedelai.
Pertumbuhan kedelai tidak bisaoptimal bila hanya ada satu komponen
lingkungan tumbuh optimal. Hal inidikarenakan kedua komponen ini
harus saling mendukung satu sama lain sehinggapertumbuhan kedelai bisa
optimal.
Tanah
a) Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak
terlalu basah,tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator
yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula
ditanami kedelai.
5. b) Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai
suatu persyaratantumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur
dan agak asam punkedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang
air yang akanmenyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik
pada berbagai jenistanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
c) Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol
dan andosol.Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang
mengandung banyakpasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,
kecuali bila diberi tambahanpupuk organik atau kompos dalam jumlah
cukup.
d) Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu
diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna
sinensis(kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau
bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya
masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
e) Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau
bahan organik.Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki
daya olah dan jugamerupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang
akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
f) Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman
untukpertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya
diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan
oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi,
bahan organik sangat penting artinya.
g) Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-
7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari
5,5pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium.
Pertumbuhanbakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi
nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
h) Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
5
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
i) Ketinggian Tempat juga berpengaruh, varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok
ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai
berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai
biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
2.4.2 Iklim
a. Panjang hari (photoperiode)
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama
penyinaran sinar matahari karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”.
Artinya, tanaman kedelai tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas
kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh karena itu, bila varietas yang berproduksi
tinggi dari daerah subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di daerah
tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan
mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari
umur 50 -60 hari menjadi 35 – 40 hari setelah tanam. Selain itu, batang
tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga
lebih pendek. Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelaiyang
6. ditanam di daerah tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada
tanamankedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi
(>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di daerah
dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang
ditanam didatarn rendah. Kedelai yang ditanam di bawah naungan tanaman
tahunan,seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapatkan sinar matahari yang
lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan yang tidak melebihi
30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari
olehtanaman kedelai.
6
b. Suhu
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah
yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu
tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa
mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada
kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara pada suhu tinggi (>30°C), banyak
biji yang mati akibat respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat. Disamping
suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan
tanaman kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tanaman
berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan
biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu
rendah(10°C), seperti pada daerah subtropik, dapat menghambat proses
pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan optimal untuk
pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.
c. Distribusi curah hujan
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata
sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Jumlah air yang
digunakan oleh tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim,
system pengelolaan tanaman, dan lama periode tumbuh. Namun demikian, pada
umumnya kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 mm selama
masa pertumbuhan kedelai.
Pada saat perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan
berpengaruh pada proses pertumbuhan. Kebutuhan air semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada saat
masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis
pada saat tanaman kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan
polong.
Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tanaman kedelai, khususnya pada
stadia berbunga dan pembentukan polong, dilakukan dengan waktu tanam yang
tepat, yaitu saat kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan.
Selain itu, juga harus didasarkan pada pola distribusi curah hujan yang terjadi
di daerah tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman
kekeringan karena dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi
cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisitanah yang
optimal. Selama masa stadia pemasakan biji, tanaman kedelaimemerlukan kondisi
lingkungan yang kering agar diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan
7. yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk
biji yang seragam.
D. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara menanam tanaman jagung serta melakukan
7
pemeliharaannya.
2. Mengamati dan mempelajari penentuan indeks luas daun pada tanaman
jagung tersebut.
3. Mengamati dan mempelajari penentuan intensitas cahaya pada
tanaman jagung tersebut.
4. Mengamati dan menentukan bobot basah dan bobot kering pada
tanaman jagung.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dilaksanakan selama 2
bulan, yaitu pada bulan Novemer 2012 sampai dengan bulan Januari
2013. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Universitas
8. Mercu Buana Yogyakarta dan di Kebun Percobaan Universitas Mercu
Buana Yogyakarta yang bertempat di Desa Gunung Bulu.
8
B. Alat dan Bahan
Alat
1. Cangkul
2. Sekop
3. Penggaris
4. Meteran
5. Luxmeter
6. Milimeter block
7. Hand counter
8. Timbangan Ohaus
9. Gunting
10. Sabit
11. Gembor
Bahan
1. Benih kedelai
2. Pupuk Urea
3. Pupuk TSP
4. Pupuk KCl
5. Sampel daun kedelai
C. Cara Kerja
1. Penanaman
a. Disiapkan lahan tanam, setiap petak berukuran 2 m x 3 m.
b. Dibuat bedengan pada setiap bedengan tersebut.
c. Dibuat lubang tanam, dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x
20 cm, dan 30 cm x 30 cm.Masing-masing jarak tanam tersebut,
dibuat pada 3 petak lahan.
d. Ditanam benih kedelai pada lubang tanam yang telah tersedia.
9. e. Pada setiap lubang tanam berisi 2 benih kedelai.
f. Dilakukan pemupukan dasar pada tiap petakdengn ppuk kandang
dengan kebutuhan pupuk 3 kg/6푚2.dan diberi pupuk anorganik
Masing-masing bedeng dengan dosis Urea 30 gram/푚2, KCL 60
gram/푚2, dan TSP 120 gram/푚2
g. Dilakukan pengamatan secara periodic setiap minggu sekali.
h. Dilakukan pemupukan susulan.
i. Dilakukan perhitungan dan pengukuran terhadap Indeks Luas
Daun, Intensitas Cahaya, serta penimbangan bobot basah dan bobot
kering.
9
2. Pengukuran Indeks Luas Daun secara Gravimetri
a. Diambil sampel daun yang akan diukur.
b. Diplotkan sampel daun tersebut pada kertas milimeterblock.
c. Dipotong plot dari sampel tersebut.
d. Ditimbang plot tersebut dengan timbangan Ohaus.
e. Dihitung luas daun pada plot tersebut, dengan cara menghitung
jumlah kotak-kotak pada kertas milimeterblock yang digunakan.
f. Dibuat potongan dari kertas millimeter block dengan ukuran 10 cm
x 10 cm sebanyak 3 lembar.
g. Ditimbang potongan kertas tersebut dengan timbangan Ohaus.
h. Dihitung Indeks Luas Daunnya.
3. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung
a. Disiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti meteran atau
penggaris, pensil, dan kertas.
b. Ditentukan 5 sampel tanaman pada masing-masing petak.
c. Dari masing-masing tanaman tersebut, ditentukan 5 sampel contoh
sebagai sampel.
d. Diukur panjang dan lebarnya dari tiap helai daun.
e. Ditandai daun yang menjadi sampel tersebut.
f. Diakumulasikan data-data dari petak yang lain, dengan jarak tanam
yang berbeda.
10. g. Dihitung Indeks Luas Daunnya berdasarkan dari data-data diatas.
h. Dilakukan pengamatan secara periodik dengan menggunakan
10
sampel daun dan tanaman yang sama.
4. Pengukuran Intensitas Cahaya
a. Disiapkan alat-alat yang akan digunakan.
b. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi.
c. Dilakukan pengukuran intensitas cahaya di bawah kanopi.
d. Dihitung persentase intensitas cahaya pada tiap petak lahan.
5. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering
a. Diambil semua tanaman yang menjadi sampel pada tiap
pengamatan, sampai ke akar-akarnya.
b. Ditimbang tanaman tersebut dengan timbangan Ohaus, untuk
menentukan bobot basah dari tanaman tersebut.
c. Dijemur tanaman di bawah sinar matahari langsung tersebut
sampai kering.
d. Dilakukan pengovenan pada tanaman yang telah kering tersebut.
e. Ditentukan bobot keringnya, dengan menimbang menggunakan
timbangan Ohaus.
f. Dihitung rata-ratanya pada tiap petak lahan.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. TINGGI TANAMAN
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I 17,16 31,3 52,83 76,17
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
11. 11
8 K2 III
9 K3 III 20,6 56,5 66,16
B. JUMLAH DAUN
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I 4 6 8,5 11,25
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
8 K2 III
9 K3 III 4 6,6 9,6 12,3
C.CAHAYA DATANG
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I 726 180,3 206,67 1027,3
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
8 K2 III
9 K3 III 492 157,6 163 1120
D.CAHAYA YANG DI TERUSKAN
NO PETAK 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I
12. 12
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
8 K2 III
9 K3 III
E.BOBOT SEGAR
NO PETAK 3 MST 5 MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
8 K2 III
9 K3 III
F.BOBOT KERING
NO PETAK 3 MST 5 MST
1 K1 I
2 K2 I
3 K3 I
4 K1 II
5 K2 II
6 K3 II
7 K1 III
8 K2 III
9 K3 III
13. 13
A. Pengukuran Intensitas Cahaya
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm
Pengamatan 1
PETAK TANAMAN A B
1 1 1070 259
2 1050 125
3 1052 468
2 1 1063 942
2 1082 109
3 1124 905
3 1 1075 218
2 1115 112
3 1136 774
Pengamatan 2
PETAK TANAMAN A B
1 1 183 167
2 799 133
3 363 142
2 1 360 199
2 348 94
3 311 74
3 1 270 66
2 284 81
3 271 68
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm
PETAK TANAMAN A B
1 1 10,78 0,88
2 8,48 0,81
3 8,69 0,91
2 1 11,18 8,50
2 11,29 8,04
3 10,29 8,14
3 1 8,78 0,47
2 6,95 0,62
14. 14
3 8,51 1,06
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm
Pengamatan 1
PETAK TANAMAN A B
1 1 1125 86
2 309 69
3 299 66
2 1 281 80
2 761 64
3 1132 56
3 1 1126 71
2 982 73
3 924 70
Pengamatan 2
PETAK TANAMAN A B
1 1 1068 752
2 1122 690
3 1091 706
2 1 1087 67
2 1050 227
3 917 81
3 1 1067 59
2 1095 73
3 1076 62
B. Penimbangan Bobot Basah dan Bobot Kering
15. 15
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm
Penimbangan Bobot Basah
a) Petak 1
Tanaman :
1) Bobot basah = 603,3 gram
2) Bobot basah = 571,5 gram
3) Bobot basah = 765,6 gram
b) Petak 2
Tanaman :
1) Bobot basah = 471 gram
2) Bobot basah = 578,5 gram
3) Bobot basah = 585 gram
c) Petak 3
Tanaman :
1) Bobot basah = 756,4 gram
2) Bobot basah = 485,3 gram
3) Bobot basah = 802,2 gram
Penimbangan Bobot Kering
a) Petak 1
Tanaman :
1) Bobot kering = 156 gram
2) Bobot kering = 128 gram
3) Bobot kering = 225 gram
b) Petak 2
Tanaman :
1) Bobot kering = 176 gram
2) Bobot kering = 158 gram
3) Bobot kering = 87 gram
16. 16
c) Petak 3
Tanaman :
1) Bobot kering = 280 gram
2) Bobot kering = 117 gram
3) Bobot kering = 226 gram
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm
Penimbangan Bobot Basah
a) Petak 1
Tanaman :
1) Bobot basah = 521 gram
2) Bobot basah = 479 gram
3) Bobot basah = 357,6 gram
b) Petak 2
Tanaman :
1) Bobot basah = 689 gram
2) Bobot basah = 426 gram
3) Bobot basah = 564 gram
c) Petak 3
Tanaman :
1) Bobot basah = 707,5 gram
2) Bobot basah = 570 gram
3) Bobot basah = 539,4 gram
Penimbangan Bobot Kering
a) Petak 1
Tanaman :
1) Bobot kering = 418,8 gram
2) Bobot kering = 184 gram
3) Bobot kering = 173 gram
b) Petak 2
Tanaman :
1) Bobot kering = 224,5 gram
28. 28
=
998, 499
5
= 99,9996 cm2
B. Pengukuran Indeks Luas Daun secara langsung
a. Jarak tanam 40 cm x 35 cm.
Σ tanaman / petak : 10 tanaman
Pengamatan 1
a) Petak 1
Tanaman :
1) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 22,3 cm x 2,5 cm = 55,75 cm2
Luas daun 2 : 75,3 cm x 6,8 cm = 512,04 cm2
Luas daun 3 : 50,5 cm x 4 cm = 202 cm2
------------------- +
Σ = 769,79 cm2
Rata-rata =
769,79
3
= 256,5967 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 256,5967
= 123,8075 – 0,9237
= 122,8838
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,8838 x 8
= 983,0704
2) Σ daun : 10 daun
29. 29
Luas daun 1 : 30,5 cm x 3 cm = 91,5 cm2
Luas daun 2 : 68,1 cm x 5,4 cm = 367,74 cm2
Luas daun 3 : 79 cm x 6,7 cm = 529,3 cm2
------------------- +
Σ = 988,54 cm2
Rata-rata =
54, 988
3
= 329,5133 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 329,5133
= 123,8075 – 1,1862
= 122,6213
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,6213 x 10
= 1226,213
3) Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 24,4 cm x 2,8 cm = 68,32 cm2
Luas daun 2 : 62 cm x 5 cm = 310 cm2
Luas daun 3 : 76,8 cm x 7,5 cm = 576 cm2
------------------- +
Σ = 954,32 cm2
Rata-rata =
32, 954
3
= 318,1067 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 318,1067
= 123,8075 – 1,1452
= 122,6623
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,6623 x 11
= 1349,2853
30. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 983,0704 + 1226,213 + 1349,2853
= 3558,5687 cm2
30
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3558,5687
3
= 1186,1896 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ tanaman /
petak
= 1186,1896 x 10
= 11861,896 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
11861 ,896 2
cm
20000 2
= 0,5931
b) Petak 2
Tanaman :
1) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 36,2 cm x 3,4 cm = 123,08 cm2
Luas daun 2 : 58 cm x 7 cm = 406 cm2
Luas daun 3 : 72 cm x 8 cm = 576 cm2
------------------- +
Σ = 1105,08 cm2
Rata-rata =
1105,08
3
= 368,36 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
31. 31
= 123,8075 – 0,0036 x 368,3
= 123,8075 – 1,3261
= 122,4814
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,4814 x 10
= 1224,814
2) Σ daun : 9 daun
Luas daun 1 : 37,5 cm x 3 cm = 112,5 cm2
Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2
Luas daun 3 : 66 cm x 8 cm = 528 cm2
------------------- +
Σ = 1031 cm2
Rata-rata =
1031
3
= 343,6667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 343,6667
= 123,8075 – 1,2372
= 122,5703
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,5703 x 9
= 1103,1327
3) Σ daun : 9 daun
Luas daun 1 : 24 cm x 3 cm = 72 cm2
Luas daun 2 : 60 cm x 5 cm = 300 cm2
Luas daun 3 : 80 cm x 9 cm = 720 cm2
------------------- +
Σ = 1092 cm2
Rata-rata =
1092
3
= 364 cm2
32. 32
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 364
= 123,8075 – 1,3104
= 122,4971
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,4971 x 9
= 1102,4739
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas
daun / tanaman 2 + luas
daun / tanaman 3
= 1224,814 + 1103,1327 +
1102,4739
= 3430,4206 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3430,4206
3
= 1143,4735 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1143,4735 x 10
= 11434,735 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
11434 ,735 2
cm
20000 2
= 0,5717
c) Petak 3
33. 33
Tanaman :
1) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 36 cm x 3,5 cm = 126 cm2
Luas daun 2 : 71 cm x 5,5 cm = 390,5 cm2
Luas daun 3 : 90 cm x 8 cm = 720 cm2
------------------- +
Σ = 1236,5 cm2
Rata-rata =
1236,5
3
= 412,1667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 412,1667
= 123,8075 – 1,4838
= 122,3237
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,3237 x 8
= 978,5896
2) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 34 cm x 3,5 cm = 119 cm2
Luas daun 2 : 64 cm x 5 cm = 320 cm2
Luas daun 3 : 90 cm x 7,5 cm = 675 cm2
------------------- +
Σ = 1114 cm2
Rata-rata =
1114
3
= 371,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 371,3333
= 123,8075 – 1,3368
= 122,4707
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,4707 x 10
= 1224,707
34. 34
3) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2
Luas daun 2 : 57 cm x 5 cm = 285 cm2
Luas daun 3 : 69 cm x 7 cm = 483 cm2
------------------- +
Σ = 897,5 cm2
Rata-rata =
5, 897
3
= 299,1667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 299,1667
= 123,8075 – 1,0770
= 122,7305
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,7305 x 8
= 981,844
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman
3
= 978,5896 + 1224,707 + 981,844
= 3185,1406 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3185,1406
3
= 1061,7135 cm2
35. Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
35
tanaman / petak
= 1061,7135 x 10
= 10617,135 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 7135, 1061
cm
2 20000
= 0,5308
Pengamatan 2
1. Petak 1
Tanaman :
a. Σ daun : 9 daun
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2
Luas daun 2 : 76cm x 7cm = 523 cm2
Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2
------------------- +
Σ = 1587 cm2
Rata-rata =
1587
3
= 529 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 529
= 123,8075 – 1,9044
= 121,9031
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,9031 x 9
= 1097,1279
b. Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 56 cm x 4 cm = 224 cm2
Luas daun 2 : 78 cm x 6,5 cm = 507 cm2
Luas daun 3 : 92 cm x 8 cm = 736 cm2
36. 36
------------------- +
Σ = 1467 cm2
Rata-rata =
1467
3
= 489 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 489
= 123,8075 – 1,7604
= 122,0471
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,0471 x 11
= 1342,5181
c. Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 54 cm x 4 cm = 216 cm2
Luas daun 2 : 75 cm x 7,5 cm = 562,5 cm2
Luas daun 3 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2
------------------- +
Σ = 1570,5 cm2
Rata-rata =
5, 1570
3
= 523,5 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 523,5
= 123,8075 – 1,8846
= 121,9229
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,9229 x 12
= 1463,0748
37. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1097,1279 + 1342,5181 +
1463,0748
= 3902,7208 cm2
37
Rata-rata luas daun / tanaman=
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3902,7208
3
= 1300,9069 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1300,9069 x 10
= 13009,069 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
13000 ,069 2
cm
20000 2
= 0,6504
2. Petak 2
Tanaman :
a. Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 43 cm x 4 cm = 172 cm2
Luas daun 2 : 66 cm x 7 cm = 462 cm2
Luas daun 3 : 75 cm x 8 cm = 600 cm2
------------------- +
Σ = 1234 cm2
Rata-rata =
1234
3
= 411,3333 cm2
38. 38
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 411,3333
= 123,8075 – 1,4808
= 122,3267
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,3267 x 13
= 1590,2471 cm2
b. Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 37 cm x 3 cm = 111 cm2
Luas daun 2 : 73 cm x 6 cm = 438 cm2
Luas daun 3 : 89 cm x 8 cm = 712 cm2
------------------- +
Σ = 1261 cm2
Rata-rata =
1261
3
= 420,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 420,3333
= 123,8075 – 1,5132
= 122,2943
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,2943 x 13
= 1589,8259 cm2
c. Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 48 cm x 3,5 cm = 168 cm2
Luas daun 2 : 80 cm x 7 cm = 560 cm2
Luas daun 3 : 92 cm x 9,5 cm = 874 cm2
39. 39
------------------ +
Σ = 1602 cm2
Rata-rata =
1602
3
= 534 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 534
= 123,8075 – 1,9224
= 121,8851
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,8851 x 14
= 1706,3914 cm2
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1590,2471 + 1589,8259 +
1706,3914
= 4886,4644 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
4886,4644
3
= 1628,8215 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1628,4644 x 10
= 16284,644 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
40. 40
=
cm
2 215, 16288
cm
20000 2
= 0,8144
3. Petak 3
Tanaman :
1) Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2
Luas daun 2 : 71 cm x 5 cm = 355 cm2
Luas daun 3 : 96 cm x 9,5 cm = 912 cm2
------------------- +
Σ = 1447 cm2
Rata-rata =
1447
3
= 482,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 482,3333
= 123,8075 – 1,7364
= 122,0711
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,0711 x 11
= 1342,7821 cm2
2) Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 55 cm x 5 cm = 275 cm2
Luas daun 2 : 79 cm x 6,5 cm = 513,5 cm2
Luas daun 3 : 96 cm x 9 cm = 864 cm2
------------------- +
Σ = 1652,5 cm2
Rata-rata =
1652,5
3
= 550,8333 cm2
41. 41
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 550,8333
= 123,8075 – 1,9830
= 121,8245
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,8245 x 13
= 1583,7185 cm2
3) Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 45 cm x 3,5 cm = 157,5 cm2
Luas daun 2 : 68 cm x 6 cm = 408 cm2
Luas daun 3 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2
------------------- +
Σ = 1245,5 cm2
Rata-rata =
5, 1245
3
= 415,1667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 415,1667
= 123,8075 – 1,4946
= 122,3129
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,3129 x 12
= 1467,7548 cm2
42. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1342,7821 + 1583,7185 +
1467,7548
= 4394,2554 cm2
42
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
4394,2554
3
= 1494,7518 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1494,7518 x 10
= 14947,518 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
14947 ,518 2
cm
20000 2
= 0,7324
Pengamatan 3
Petak 1
Tanaman :
1) Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 61 cm x 5 cm = 305 cm2
Luas daun 2 : 94 cm x 9 cm = 846 cm2
Luas daun 3 : 102 cm x 10 cm = 1020 cm2
------------------- +
Σ = 2171 cm2
43. 43
Rata-rata =
2171
3
= 723,6667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 723,6667
= 123,8075 – 2,6052
= 121,2023
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,2023 x 12
= 1454, 4276
2) Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 77 cm x 6,5 cm = 500,5 cm2
Luas daun 2 : 85 cm x 8 cm = 680 cm2
Luas daun 3 : 98 cm x 9,5 cm = 931 cm2
------------------- +
Σ = 2111,5 cm2
Rata-rata =
5, 2111
3
= 703,8333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 703,8333
= 123,8075 – 2,5338
= 121,2737
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,2737 x 13
= 1576,5581 cm2
44. 44
3) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 53 cm x 5 cm = 265 cm2
Luas daun 2 : 77 cm x 8 cm = 616 cm2
Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2
------------------- +
Σ = 1664
Rata-rata =
1664
3
= 554,6667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 554,6667
= 123,8075 – 1,9968
= 121,8107
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,8107 x 14
= 1705,3498
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1454,4276 + 1576,5581 +
1705,3498
= 4736,3355
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
45. 45
=
3355, 4736
3
= 1578,7785
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1578,7785 x 10
= 15787,785 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 785, 15787
cm
20000 2
= 0,7894
Petak 2
Tanaman :
1) Σ daun : 15 daun
Luas daun 1 : 54 cm x 6 cm = 324 cm2
Luas daun 2 : 65 cm x 10 cm = 650 cm2
Luas daun 3 :67 cm x 11 cm = 737 cm2
------------------- +
Σ = 1711 cm2
Rata-rata =
1771
3
= 570,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 570,3333
= 123,8075 – 2,0532
= 121,7543
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,7543 x 15
= 1826,3145
46. 46
2) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2
Luas daun 2 : 77 cm x 7 cm = 539 cm2
Luas daun 3 : 76 cm x 9 cm = 684 cm2
------------------- +
Σ = 1423 cm2
Rata-rata =
1423
3
= 474,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 474,3333
= 123,8075 – 1,7076
= 121,7543
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 121,7543 x 14
= 1709,3986 cm2
3) Σ daun : 15 daun
Luas daun 1 : 53 cm x 4 cm = 212 cm2
Luas daun 2 : 88 cm x 9 cm = 792 cm2
Luas daun 3 : 75 cm x 11,5 cm = 862,5 cm2
------------------ +
Σ = 1866,5 cm2
Rata-rata =
1866,5
3
= 622,1667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 622,1667
= 123,8075 – 2,2398
= 121,567
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
47. 47
= 121,5677 x 15
= 1823,5155
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1826,3145 + 1709,3986 +
1823,5155
= 5359,3386 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
5359,2286
3
= 1786,4095
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1786,4095 x 10
= 17864,095 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
17864 ,095 2
cm
20000 2
= 0,08
Petak 3
Tanaman :
1) Σ daun : 15 daun
48. 48
Luas daun 1 : 50 cm x 4 cm = 200 cm2
Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2
Luas daun 3 : 95 cm x 10 cm = 950 cm2
------------------- +
Σ = 1630 cm2
Rata-rata =
1630
3
= 543,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 543,3333
= 123,8075 – 1,9560
= 121,8515
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,8515 x 15
= 1827,7725 cm2
2) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 75 cm x 6 cm = 450 cm2
Luas daun 2 : 100 cm x 9 cm = 900 cm2
Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2
------------------- +
Σ = 2450 cm2
Rata-rata =
2450
3
= 816,6667 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 816,6667
= 123,8075 – 2,9400
= 120,8675
49. 49
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 120,8675 x 14
= 1692,145
3) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 45 cm x 4 cm = 180 cm2
Luas daun 2 : 68 cm x 5,5 cm = 374 cm2
Luas daun 3 : 94 cm x 9,5 cm = 893 cm2
------------------- +
Σ = 1447 cm2
Rata-rata =
1447
3
= 482,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,0036 X
= 123,8075 – 0,0036 x 482,3333
= 123,8075 – 1,7364
= 122,0711
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 122,0711 x 14
= 1708,9954 cm2
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1827,7725 + 1692,145 +
1708,9954
= 5228,9129 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
50. 50
=
9129, 5228
3
= 1742,971 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1742,971 x 10
= 17429,71 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 71, 17429
cm
20000 2
= 0,8715
E. Jarak tanam 75 cm x 40 cm
Σ tanaman / petak : 12 tanaman
Pengamatan 1
1. Petak 1
Tanaman :
a. Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 88 cm x 9,3 cm = 818,4 cm2
Luas daun 2 : 82,5 cm x 10 cm = 825 cm2
Luas daun 3 : 61 cm x 6,5 cm = 396,5 cm2
------------------- +
51. 51
Σ = 2039,9 cm2
Rata-rata =
9, 2039
3
= 679,967 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 679,967
= 123,8075 – 24,4788
= 99,3287
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 99,3297 x 12
= 1191,944
b. Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 54 cm x 5 cm = 270 cm2
Luas daun 2 : 70 cm x 7,5 cm = 525 cm2
Luas daun 3 : 80 cm x 10 cm = 800 cm2
------------------- +
Σ = 1320 cm2
Rata-rata =
1320
3
= 440 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 440
= 123,8075 – 15,840
= 107,9675
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 107,9675 x 13
= 1403,5775
c. Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 37 cm x 3,5 cm = 129,5 cm2
Luas daun 2 : 83 cm x 8 cm = 664 cm2
52. 52
Luas daun 3 : 96 cm x 10 cm = 960 cm2
------------------- +
Σ = 1753,5 cm2
Rata-rata =
5, 1753
3
= 584,5 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 584,5
= 123,8075 – 21,042
= 102,7155
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 102,7155 x 13
= 1335,9515
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1191,944 + 1403,5775 +
1335,9515
= 3931,473 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3931,473
3
= 1310,491 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1310,491 x 12
= 15725,892 cm2
53. 53
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 892, 15725
cm
20000 2
= 0,7862
2. Petak 2
Tanaman :
a. Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 30 cm x 3 cm = 90 cm2
Luas daun 2 : 73 cm x 7 cm = 511 cm2
Luas daun 3 : 87 cm x 9 cm = 783 cm2
------------------- +
Σ = 1384 cm2
Rata-rata =
1384
3
= 461,333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 461,333
= 123,8075 – 16,6079
= 107,1996
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 107,1996 x 11
54. 54
= 1179,1956
b. Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 25 cm x 2 cm = 50 cm2
Luas daun 2 : 78 cm x 5 cm = 390 cm2
Luas daun 3 : 86 cm x 8,5 cm = 731 cm2
------------------- +
Σ = 1171 cm2
Rata-rata =
1171
3
= 390,333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 390,333
= 123,8075 – 14,0520
= 109,7555
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 109,7555 x 11
= 1207,3105
c. Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 30 cm x 2,5 cm = 75 cm2
Luas daun 2 : 60 cm x 4 cm = 240 cm2
Luas daun 3 : 95 cm x 9 cm = 855 cm2
------------------- +
Σ = 1170 cm2
Rata-rata =
1170
3
= 390 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 390
55. 55
= 123,8075 – 14,04
= 109,7675
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 109,7675 x 12
= 1317,21
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1179,1956 + 1207,3105 + 1317,21
= 3703,7161 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
3703,7161
3
= 1234,572 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1234,572 x 12
= 14814,864 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
14814 ,864 2
cm
20000 2
= 0,7407
3. Petak 3
Tanaman :
a. Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 36 cm x 2,5 cm = 90 cm2
Luas daun 2 : 87 cm x 5 cm = 435 cm2
56. 56
Luas daun 3 : 81 cm x 8 cm = 648 cm2
------------------- +
Σ = 1173 cm2
Rata-rata =
1173
3
= 391 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 391
= 123,8075 – 14,076
= 109,2315
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 109,2315 x 13
= 1426,5095
b. Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 20 cm x 2 cm = 40 cm2
Luas daun 2 : 80 cm x 6 cm = 480 cm2
Luas daun 3 : 89 cm x 9 cm = 801 cm2
------------------- +
Σ = 1321 cm2
Rata-rata =
1321
3
= 440,33 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 440,33
= 123,8075 – 15,8519
= 107,9556
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 107,9556 x 11
= 1187,5116 cm2
c. Σ daun : 13 daun
57. 57
Luas daun 1 : 31 cm x 2 cm = 62 cm2
Luas daun 2 : 76 cm x 5 cm = 380 cm2
Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2
------------------- +
Σ = 1315 cm2
Rata-rata =
1315
3
= 438,33 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 438,33
= 123,8075 – 15,7799
= 108,095
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 108,095 x 13
= 1405,235
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1426,5095 + 1187,5116 +
1405,235
= 4019,2561 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
4019,2561
3
= 1139,752 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1139,752 x 12
= 16077,024 cm2
58. 58
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 024, 16077
cm
20000 2
= 0,8038
Pengamatan 2
a) Petak 1
Tanaman :
1) Σ daun : 12 daun
Luas daun 1 : 37 cm x 4 cm = 148 cm2
Luas daun 2 : 90cm x 9,5 cm = 855 cm2
Luas daun 3 : 97 cm x 9 cm = 873 cm2
------------------- +
Σ = 1876 cm2
Rata-rata =
1876
3
= 625,33 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 625,33
= 123,8075 – 22,5118
= 101,3631
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 101,3631 x 12
= 1216,357
2) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 41 cm x 3,5 cm = 143,5 cm2
Luas daun 2 : 86 cm x 10 cm = 860 cm2
Luas daun 3 : 81,5 cm x 11 cm = 895,5 cm2
------------------- +
Σ = 1900 cm2
Rata-rata =
1900
3
= 633 cm2
59. 59
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 633
= 123,8075 – 22,788
= 101,087
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 101,087 x 14
= 1415,218
3) Σ daun : 15 daun
Luas daun 1 : 47,5 cm x 4,5 cm = 211,5 cm2
Luas daun 2 : 81,5 cm x 4,5 cm = 366,75 cm2
Luas daun 3 : 102 cm x 11 cm = 1122 cm2
------------------- +
Σ = 1700,25 cm2
Rata-rata =
1700,25
3
= 566,75 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 566,75
= 123,8075 – 20,403
= 103,4045
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 103,4045 x 15
= 1551,0675
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1216,357 + 1415,218 + 1551,0675
60. 60
= 4182,6425 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
6425, 4182
3
= 1394,2142 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1394,6425 x 12
= 16730,57 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 57, 16730
cm
20000 2
= 0,8365
b) Petak 2
Tanaman :
1) Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 38,5 cm x 4,5 cm = 173,25 cm2
Luas daun 2 : 89 cm x 9,5 cm = 845,5 cm2
Luas daun 3 : 84 cm x 11 cm = 924 cm2
------------------- +
Σ = 1942,75 cm2
Rata-rata =
1945,75
3
= 647,5833 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 647,5833
= 123,8075 – 23,313
= 100,4945
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
61. 61
= 100,4945 x 13
= 1306,4285 cm2
2) Σ daun : 13 daun
Luas daun 1 : 48 cm x 4 cm = 192 cm2
Luas daun 2 : 88,5 cm x 7 cm = 619,5 cm2
Luas daun 3 : 100 cm x 10 cm = 1000 cm2
------------------- +
Σ = 1811,5 cm2
Rata-rata =
5, 1811
3
= 603,8333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 603,8333
= 123,8075 – 21,738
= 102,0695
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 102,0695 x 13
= 1326,9035 cm2
3) Σ daun : 14 daun
Luas daun 1 : 38 cm x 4 cm = 152 cm2
Luas daun 2 : 94 cm x 7 cm = 658 cm2
Luas daun 3 : 113 cm x 9,5 cm = 1073,5 cm2
------------------ +
Σ = 1883,5 cm2
Rata-rata =
1883,5
3
= 627,8333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 627,8333
= 123,8075 – 22,9619
62. 62
= 101,273
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 101,273 x 14
= 1417,822 cm2
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1306,4285 + 1326,9035 +
1417,822
= 4051,154 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
4051,154
3
= 1350,3847 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 1350,3847 x 12
= 16204,616 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
16204 ,616 2
cm
20000 2
= 0,8102
c) Petak 3
Tanaman :
1) Σ daun : 17 daun
Luas daun 1 : 49,5 cm x 4 cm = 198 cm2
Luas daun 2 : 94,5 cm x 8,5 cm = 803,25 cm2
63. 63
Luas daun 3 : 101,5 cm x 10 cm = 1015 cm2
------------------- +
Σ = 2016,25 cm2
Rata-rata =
25, 201 6
3
= 672,0833 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 672,0833
= 123,8075 – 24,195
= 99,6125
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 99,6125 x 17
= 1693,4125 cm2
2) Σ daun : 15 daun
Luas daun 1 : 44 cm x 4 cm = 176 cm2
Luas daun 2 : 94,5 cm x 8 cm = 756 cm2
Luas daun 3 : 110 cm x 10 cm = 1100 cm2
------------------- +
Σ = 2032 cm2
Rata-rata =
2032
3
= 677,3333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 677,3333
= 123,8075 – 24,384
= 99,4235
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 99,4235 x 15
= 1491,3525 cm2
64. 64
3) Σ daun : 15 daun
Luas daun 1 : 36,5 cm x 3 cm = 109,5 cm2
Luas daun 2 : 87 cm x 6 cm = 522 cm2
Luas daun 3 : 106 cm x 9 cm = 954 cm2
------------------- +
Σ = 1585,5 cm2
Rata-rata =
5, 1585
3
= 528,5 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 528,5
= 123,8075 – 19,026
= 104,7815
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 104,7815 x 15
= 1571,7225 cm2
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1693,4125 + 1491,3525 +
1571,7225
= 4756,4875 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
4756,4875
3
= 1585,4958 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
65. 65
= 1585,4958 x 12
= 19025,95 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
19025 ,95 2
cm
20000 2
= 0,952
F. Jarak tanam 75 cm x 20 cm
Pengamatan 1
Σ tanaman / petak : 12 tanaman
a) Petak 1
Tanaman :
1) Σ daun : 6 daun
Luas daun 1 : 71 cm x 6 cm = 426 cm2
Luas daun 2 : 86,5 cm x 7,1 cm = 614,15 cm2
Luas daun 3 : 75,4 cm x 7,9 cm = 595,66 cm2
------------------- +
Σ = 1635,81 cm2
66. 66
Rata-rata =
81, 1635
3
= 545,27 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 545,27
= 123,8075 – 19,6297
= 104,1778
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 104,1778 x 6
= 625,0668
2) Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 47 cm x 4 cm = 188 cm2
Luas daun 2 : 86,5 cm x 8,6 cm = 743,9 cm2
Luas daun 3 : 66 cm x 8,6 cm = 567,6 cm2
------------------- +
Σ = 1499,5 cm2
Rata-rata =
5, 1499
3
= 499,83 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 499,83
= 123,8075 – 17,994
= 105,8135
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 105,8135 x 11
= 1163,9485
3) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 74 cm x 5,5 cm = 407 cm2
Luas daun 2 : 103 cm x 7,3 cm = 751,9 cm2
Luas daun 3 : 78 cm x 8,8 cm = 686,4 cm2
67. 67
------------------- +
Σ = 1845,3 cm2
Rata-rata =
3, 1845
3
= 615,1 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 615,1
= 123,8075 – 22,1436
= 101,6639
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 101,6639 x 10
= 1016,639
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 625,0668 + 1163,9485 + 1016,639
= 2805,6543 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
2805,6543
3
= 935,2181 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 935,2181 x 15
= 14028,272 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
68. 68
=
cm
2 272, 14028
cm
20000 2
= 0,7014
b) Petak 2
Tanaman :
1) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 67 cm x 5 cm = 335 cm2
Luas daun 2 : 88 cm x 7 cm = 616 cm2
Luas daun 3 : 77,8 cm x 9,6 cm = 746,88 cm2
------------------- +
Σ = 1697,88 cm2
Rata-rata =
88, 1697
3
= 565,96 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 565,96
= 123,8075 – 20,3746
= 103,4329
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 103,4329 x 8
= 827,4632
2) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 69,6 cm x 5 cm = 348 cm2
Luas daun 2 : 87,8 cm x 7,1 cm = 623,38 cm2
Luas daun 3 : 98 cm x 7,4 cm = 725,2 cm2
------------------- +
Σ = 1696,58 cm2
Rata-rata =
1696,58
3
= 565,5267 cm2
69. 69
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 565,5267
= 123,8075 – 20,3589
= 103,4486
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 103,4486 x 8
= 827,5888
3) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 61,3 cm x 4,3 cm = 263,59 cm2
Luas daun 2 : 87,9 cm x 7,2 cm = 632,88 cm2
Luas daun 3 : 108,5 cm x 8,5 cm = 922,25 cm2
------------------- +
Σ = 1818,72 cm2
Rata-rata =
1818,72
3
= 606,24 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 606,24
= 123,8075 – 21,8246
= 101,9829
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 101,9829 x 10
= 1019,829
70. Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 827,4632 + 827,5888 + 1019,829
= 2674,881 cm2
70
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
2674,881
3
= 891,627 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 891,627 x 15
= 13374,405 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
13374 ,405 2
cm
20000 2
= 0,6687
c) Petak 3
Tanaman :
1) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 60,5 cm x 3,9 cm = 235,95 cm2
Luas daun 2 : 88,3 cm x 6,3 cm = 556,29 cm2
Luas daun 3 : 98 cm x 7,3 cm = 715,4 cm2
------------------- +
Σ = 1507,64 cm2
71. 71
Rata-rata =
64, 1507
3
= 502,5466 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 502,5466
= 123,8075 – 18,0916
= 105,7159
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 105,7159 x 10
= 1057,159
2) Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 64 cm x 4 cm = 256 cm2
Luas daun 2 : 86 cm x 8,2 cm = 705,2 cm2
Luas daun 3 : 61,3 cm x 10,9 cm = 668,17 cm2
------------------- +
Σ = 1629,37 cm2
Rata-rata =
1629,37
3
= 543,1233 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 543,1233
= 123,8075 – 19,5524
= 104,2551
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 104,2551 x 11
= 1146,8061 cm2
3) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 63,5 cm x 6,5 cm = 412,75 cm2
Luas daun 2 : 78,5 cm x 9,5 cm = 745,75 cm2
Luas daun 3 : 85 cm x 11,1 cm = 943,5 cm2
72. 72
------------------- +
Σ = 2102 cm2
Rata-rata =
210 2
3
= 700,6667 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 700,6667
= 123,8075 – 25,224
= 98,5835
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 98,5835 x 8
= 788,668
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 1057,159 + 1146,8061 + 788,668
= 2992,6331 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
2992,6331
3
= 997,5444 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 997,5444 x 15
= 14963,166 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
14963 ,166 2
cm
20000 2
73. 73
= 0,7481
Pengamatan 2
a) Petak 1
Tanaman :
1) Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 72 cm x 5,8 cm = 417,6 cm2
Luas daun 2 : 88 cm x 7,1 cm = 624,8 cm2
Luas daun 3 : 94 cm x 7,4 cm = 695,6 cm2
------------------- +
Σ = 1738 cm2
Rata-rata =
1738
3
= 579,333 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 579,333
= 123,8075 – 20,856
= 102,952
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 102,952 x 8
= 823,616
2) Σ daun : 9 daun
Luas daun 1 : 83 cm x 6,7 cm = 556,1 cm2
Luas daun 2 : 87,2 cm x 8,8 cm = 767,36 cm2
Luas daun 3 : 87 cm x 8,5 cm = 739,5 cm2
------------------- +
Σ = 2062,96 cm2
74. 74
Rata-rata =
96, 2062
3
= 687,653 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 687,653
= 123,8075 – 24,755
= 99,0525
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 99,0525 x 9
= 891,4725
3) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 87 cm x 5,4 cm = 469,8 cm2
Luas daun 2 : 102,5 cm x 7,3 cm = 748,25 cm2
Luas daun 3 : 97,7 cm x 8,9 cm = 869,53 cm2
------------------- +
Σ = 2087,58 cm2
Rata-rata =
2087,58
3
= 695,86 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 695,86
= 123,8075 – 25,0509
= 98,7565
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 98,7565 x 10
= 987,565
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 823,616 + 891,4725 + 987,565
75. 75
= 2702,6535 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
6535, 2702
3
= 900,8845 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 900,8845 x 15
= 13513,268 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
13513 ,268 2
cm
20000 2
= 0,6757
b) Petak 2
Tanaman :
a. Σ daun : 8 daun
Luas daun 1 : 89,5 cm x 5,8 cm = 519,1 cm2
Luas daun 2 : 85,5 cm x 7,9 cm = 675,45 cm2
Luas daun 3 : 89,6 cm x 9,4 cm = 842,24 cm2
------------------- +
Σ = 2036,79 cm2
Rata-rata =
2036,79
3
= 678,93 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
76. 76
= 123,8075 – 0,036 x 678,93
= 123,8075 – 24,441
= 99,367
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 99,367 x 8
= 794,936
b. Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 87,9 cm x 7 cm = 615,3 cm2
Luas daun 2 : 97,9 cm x 8,2 cm = 802,78 cm2
Luas daun 3 : 91 cm x 8,3 cm = 755,3 cm2
------------------- +
Σ = 2173,38 cm2
Rata-rata =
2173,38
3
= 724,46 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 724,46
= 123,8075 – 26,081
= 97,727
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 97,727 x 10
= 977,27
c. Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 90 cm x 7 cm = 630 cm2
Luas daun 2 : 110,6 cm x 8,6 cm = 951,16 cm2
77. 38, 2673
77
Luas daun 3 : 112,6 cm x 9,7 cm = 1092,22 cm2
------------------- +
Σ = 2673,38 cm2
Rata-rata =
3
=
891,127 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 891,127
= 123,8075 – 32,081
= 91,7265
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 91,7265 x 10
= 917,265
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 794,936 + 977,27 + 917,265
= 2689,471 cm2
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
2689,471
3
= 896,4903 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 896,4903 x 15
= 13447,355 cm2
78. 78
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 355, 13447
cm
20000 2
= 0,6724
c) Petak 3
Tanaman :
1) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 85,6 cm x 6 cm = 513,6 cm2
Luas daun 2 : 108,3 cm x 9,1 cm = 985,53 cm2
Luas daun 3 : 104,9 cm x 9,2 cm = 965,08 cm2
------------------- +
Σ = 2464,21 cm2
Rata-rata =
21, 2464
3
= 821,403 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 821,403
= 123,8075 – 29,5704
= 94,2371
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 94,2371 x 10
= 942,371
2) Σ daun : 11 daun
Luas daun 1 : 97,7 cm x 8,3 cm = 810,91 cm2
Luas daun 2 : 99,3 cm x 10,6 cm = 1052,58 cm2
Luas daun 3 : 101,6 cm x 10,5 cm = 1066,8 cm2
------------------- +
Σ = 2930,29 cm2
79. 79
Rata-rata =
29, 293 0
3
= 976,763 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 976,763
= 123,8075 – 35,163
= 88,6445
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 88,6445 x 11
= 975,095 cm2
3) Σ daun : 10 daun
Luas daun 1 : 72,2 cm x 7 cm = 505,4 cm2
Luas daun 2 : 83,2 cm x 10,6 cm = 881,92 cm2
Luas daun 3 : 78,7 cm x 10,7 cm = 842,09 cm2
------------------- +
Σ = 2229,41 cm2
Rata-rata =
2229,41
3
= 743,137 cm2
y = 123,8075 – 0,036 X
= 123,8075 – 0,036 x 743,137
= 123,8075 – 26,753
= 97,0545
Luas daun / tanaman = y x Σ daun
= 97,0545 x 10
= 970,545
Σ luas daun / tanaman = luas daun / tanaman 1 + luas daun /
tanaman 2 + luas daun / tanaman 3
= 942,371 + 975,095 + 970,545
= 2888,011 cm2
80. 80
Rata-rata luas daun / tanaman =
luas daun aman
/ tan
sampel tan
aman
=
2888,011
3
= 962,6703 cm2
Luas daun / petak = rata-rata luas daun / tanaman . Σ
tanaman / petak
= 962,6703 x 15
= 14440,055 cm2
Indeks Luas Daun =
luas daun / petak
luas petak
=
cm
2 055, 14440
cm
20000 2
= 0,722
C. Pengukuran Intensitas Cahaya
Rumus : % naungan =
B A
A
x 100 %
Keterangan :
A : intensitas cahaya diatas kanopi.
B : intensitas cahaya dibawah kanopi.
1. Jarak tanam 40 cm x 35 cm
Pengamatan 1
a). Petak 1
Tanaman :
81. 81
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
259 1070
1070
x 100%
=
811
1070
x 100%
= 0,7579 x 100%
= 75,79%
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
125 1050
1050
x 100%
=
925
1050
x 100%
= 0,8806 x 100%
= 88,06 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1052 468
1052
x 100%
=
584
1052
x 100%
= 0,5551 x 100%
= 55,51 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 75, 79 % + 88,06 % + 55,51 %
= 219,36 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
82. 82
=
% 36, 219
3
= 73,12 %
b). Petak 2
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
942 1063
1063
x 100%
=
121
1063
x 100%
= 0,1138 x 100%
= 11,38 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1082 109
1082
x 100%
=
973
1082
x 100%
= 0,8993 x 100%
= 89,93 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1124 905
1124
x 100%
=
219
1124
x 100%
= 0,1948 x 100%
= 19,48 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
83. 83
= 11,38 % + 89,93 % + 19,48 %
= 120,79 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
% 79, 120
3
= 40,26 %
c). Petak 3
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1075 218
1075
x 100%
=
857
1075
x 100%
= 0,7972 x 100%
= 79,72 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1115 112
1115
x 100%
=
1003
1115
x 100%
= 0,8995 x 100%
= 89,95 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
84. 84
=
774 1136
1136
x 100%
=
362
1136
x 100%
= 0,3187 x 100%
= 31,87 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 79,72 % + 89,95 % + 31,87 %
= 201,54 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
201,54%
3
= 67,18 %
Pengamatan 2
a). Petak 1
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
183 167
183
x 100%
=
16
183
x 100%
= 0,087 x 100%
= 8,7 %
85. 85
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
133 799
799
x 100%
=
666
799
x 100%
= 0,833 x 100%
= 83,3 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
142 363
363
x 100%
=
221
363
x 100%
= 0,609 x 100%
= 60,9 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 8,7 % + 83,3 % + 60,9 %
= 152,9 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
152,9 %
3
= 50,97 %
b). Petak 2
Tanaman :
1) % naungan =
A B
A
x 100%
=
360 199
360
x 100%
86. 86
=
161
360
x 100%
= 0,447 x 100%
= 44,7 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
94 348
348
x 100%
=
254
348
x 100%
= 0,730 x 100%
= 73 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
311 74
311
x 100%
=
237
311
x 100%
= 0,7620 x 100%
= 76,2 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 44,7 % + 73 % + 76,2 %
= 193,9 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
193,9 %
3
= 64,63 %
87. 87
c). Petak 3
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
66 270
270
x 100%
=
204
270
x 100%
= 0,7555 x 100%
= 75,55 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
284 81
284
x 100%
=
203
284
x 100%
= 0,7148 x 100%
= 71,48 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
271 68
271
x 100%
=
203
271
x 100%
= 0,7491 x 100%
= 74,91 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 75,55 % + 71,48 % + 74,91 %
= 221,94 %
88. 88
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
% 94, 221
3
= 73,98 %
2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm
Pengamatan 1
a) Petak 1
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
88, 0 78, 10
78, 10
x 100%
=
9, 9
78, 10
x 100%
= 0,9184 x 100%
= 91,84 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
8,48 0,81
8,48
x 100%
=
67, 7
48, 8
x 100%
= 0,9045 x 100%
= 90,45 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
=
8,69 0,91
8,69
x 100%
89. 89
=
78,7
69,8
x 100%
= 0,8953 x 100%
= 89,53 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 91,84 % + 90,45 % + 89,53 %
= 271,82 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
% 82, 271
3
= 90,6067 %
b). Petak 2
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
11,18 8,5
11,18
x 100%
=
68, 2
18, 11
x 100%
= 0,2397 x 100%
= 23,97 %
2) % naungan =
A B
A
x 100%
=
11,29 8,04
11,29
x 100%
=
3,25
11,29
x 100%
= 0,2878 x 100%
90. 90
= 28,78 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
14, 8 29 , 10
29, 10
x 100%
=
15, 2
29, 10
x 100%
= 0,2089 x 100%
= 20,89 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 23,97 % + 28,78 % + 20,89 %
= 73,64 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
73,64 %
3
= 24,5467 %
c). Petak 3
Tanaman :
1) % naungan =
A B
A
x 100%
=
8,78 0,47
8,78
x 100%
=
8,31
8,78
x 100%
= 0,9464 x 100%
91. 91
= 94,64 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
62, 0 95, 6
95, 6
x 100%
=
33,6
95,6
x 100%
= 0,9107 x 100%
= 91,07 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
06, 1 51, 8
51, 8
x 100%
=
45, 7
51, 8
x 100%
= 0,8754 x 100%
= 87,54 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 94,64 % + 91,07 % + 87,54 %
= 273,25 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
273,25 %
3
= 91,08 %
92. 92
3. Jarak tanam 75 cm x 20 cm
Pengamatan 1
a). Petak 1
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
86 1125
1125
x 100%
=
1039
1125
x 100%
= 0,9235 x 100%
= 92,35 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
309 69
309
x 100%
=
240
309
x 100%
= 0,7767 x 100%
= 77,67 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
=
299 66
299
x 100%
=
233
299
x 100%
= 0,7793 x 100%
= 77,93 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 92,35 % + 77,67 % + 77,93 %
= 247,95 %
93. 93
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
% 95, 247
3
= 82,65 %
b). Petak 2
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
28180
281
x 100%
=
201
281
x 100%
= 0,7153 x 100%
= 71,53 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
761 64
761
x 100%
=
697
761
x 100%
= 0,9159 x 100%
= 91,59 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
=
1132 56
1132
x 100%
=
1076
1132
x 100%
= 0,9505 x 100%
= 95,05 %
94. Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
94
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 71,53 % + 91,59 % + 95,05 %
= 258,17 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
% 17, 258
3
= 86,06 %
c). Petak 3
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1126 71
1126
x 100%
=
1055
1126
x 100%
= 0,9369 x 100%
= 93,69 %
2) % naungan =
A B
A
x 100%
=
982 73
982
x 100%
=
909
982
x 100%
= 0,9257 x 100%
= 92,57 %
95. 95
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
70 924
924
x 100%
=
854
924
x 100%
= 0,9242 x 100%
= 92,42 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 93,69 % + 92,57 % + 92,42 %
= 278,68 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
278,68 %
3
= 92,89 %
Pengamatan 2
a). Petak 1
Tanaman :
1) % naungan =
A B
A
x 100%
=
1068 752
1068
x 100%
=
316
1068
x 100%
= 0,2959 x 100%
= 29,59 %
96. 96
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
690 1122
1122
x 100%
=
432
1122
x 100%
= 0,3850 x 100%
= 38,50 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
=
706 1091
1091
x 100%
=
385
1091
x 100%
= 0,3529 x 100%
= 35,29 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 29,59 % + 38,50 % + 35,29 %
= 103,38 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
103,38%
3
= 34,46 %
b). Petak 2
Tanaman :
1) % naungan =
A B
A
x 100%
97. 97
=
227 1050
1050
x 100%
=
823
1050
x 100%
= 0,7838 x 100%
= 78,38 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
67 1087
1087
x 100%
=
1020
1087
x 100%
= 0,9384 x 100%
= 93,84 %
3) % naungan =
B A
A
x 100%
=
917 81
917
x 100%
=
836
917
x 100%
= 0,9117 x 100%
= 91,17 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
= 78,38 % + 93,84 % + 91,17 %
= 263,39 %
Rata-rata % naungan =
% naungan
3
=
263,39 %
3
= 87,8 %
98. 98
c). Petak 3
Tanaman :
1) % naungan =
B A
A
x 100%
=
59 1067
1067
x 100%
=
1008
1067
x 100%
= 0,9447 x 100%
= 94,47 %
2) % naungan =
B A
A
x 100%
=
1095 73
1095
x 100%
=
1022
1095
x 100%
= 0,9333 x 100%
= 93,33 %
3) % naungan =
A B
A
x 100%
=
1076 62
1076
x 100%
=
1014
1076
x 100%
= 0,9424 x 100%
= 94,24 %
Σ % naungan = % naungan tanaman 1 + % naungan
tanaman 2 + % naungan tanaman 3
105. 105
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini, kita akan mempelajari
cara menanam jagung, mulai dari penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan.
Selainitu, akan dipelajari juga cara menghitung indeks luas daun,baik secara
langsung menggunakan daun dari tanaman yang diamati, ataupun secara
gravimetri dengan menggambar daun yang diamati tersebut pada kertas millimeter
block yang kemudian dilakukan perhitungan terhadap kertas millimeter block
tersebut. Selain mempelajari cara menghitung indeks luas daun, juga dipelajari
cara mengukur dan menghitung intensitas cahaya yang terjadi di atas kanopi
tanaman, maupun yang terjadi di bawah kanopi tanaman, serta menimbang bobot
basah dan bobot kering dari tanaman yang menjadi objek pengamatan tersebut.
Pengukuran indeks luas daun secara langsung, dilakukan dengan
mengukur panjang dan lebar dari beberapa sampel daun pada tanaman jagung
yang diamati. Data-data dari masing-masing daun yang diamati tersebut,
kemudian diolah dandilakukan perhitungan dengan rumus yang telah tersedia,
sehingga dapat diperoleh hasil indeks luas daun yang sebenarnya. Pengamatan ini
tidak hanya dilakukan 1 kali, tetapi perlu dilakukan beberapa kali pengamatan,
sehinga dapat dilihat dan diketahui laju pertumbuhan tanaman jagung ini.
Sedangkan pengukuran indeks luas daun secara gravimetri hanya
dilakukan 1 kali saja. Metode gravimetri ini digunakan untuk menentukan rumus
106. regresi yang akan digunakan pada penghitungan indeks luas daun secara langsung.
Adapun rumus regresi yang digunakan pada penghitungan indeks luas daun pada
tanaman jagung adalah y = 123,8075 – 0,0036 x.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan suatu alat
yang disebut luxmeter. Luxmeter ini mempunyai dua satuan, yaitu footcandle dan
lux. Dalam praktikum kali ini, digunakan satuan footcandle, karena lebih mudah
dalam melakukan perhitungannya. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan agar
dapat diketahui dan dihitung berapa banyak sinar matahari yang masuk ke dalam
tanaman. Dari hasil pengukuran dan perhitungan tersebut, dapat diperoleh
persentase naungan pada tiap petak lahan.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada dua tempat yang berbeda,
yaitu di atas kanopi dan di bawah kanopi. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan
sebagai perbandingan. Pada pengukuran diatas kanopi, intensitas cahaya yang
muncul akan lebih besar daripada di bawah kanopi, karena terkena sinar matahari
langsung. Sedangkan pengukuran di bawah kanopi, hasil intensitas cahaya yang
didapat akan lebih sedikit, karena ternaungi oleh tanaman diatasnya. Hasil dari
pengukuran intensitas cahaya di atas kanopi dan di bawah kanopi tersebut,
kemudian dihitung agar mendapatkan persentase naungan pada tiap petak lahan.
Penimbangan bobot basah dan bobot kering dilakukan untuk mengetahui
bobot segar tanaman, dan bobot tanaman setelah dikeringkan. Bobot basah dari
suatu tanaman diperoleh dari berat tanaman tersebut yang ditimbang dalam
keadaan segar dan baru saja dicabut. Sedangkan bobot kering suatu tanaman,
diperoleh setelah dilakukan pengeringan pada tanaman yang diamati tersebut.
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari
langsung, ataupun dengan melakukan pengovenan, atau bisa juga jika
menggunakan ke dua cara tersebut. Penjemuran di bawah sinar matahari langsung,
dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada suatu tanaman.
Karena, tanaman segar mempunyai kandungan kadar air yang sangat besar.
Setelah kadar airnya berkurang, kemudian dilakukan pengovenan untuk dapat
lebih memperoleh kekeringan yang optimal.
Jarak tanam suatu tanaman, sangat berpengaruh terhasap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam yang
tidak terlalu sempit, tetapi juga tidak terlalu lebar. Yang perlu diperhatikan adalah
106
107. intensitas cahaya yang terserap oleh tanaman tersebut. Jarak tanam yang terlalu
sempit, mengakibatkan suatu tanaman tidak dapat bertumbuh dan berkembang
dengan baik karena cahaya yang diserap oleh tanaman tersebut tidak dapat sesuai
dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Hal ini terjadi karena
cahaya yang seharusnya masuk dan diserap oleh tanaman, terhalang oleh
naungan-naungan disekitarnya dan oleh lebatnya daun pada tanaman disekitarnya.
Selain itu, jarak tanam yang terlalu sempit menyebabkan tanaman-tanaman
tersebut saling berebut makanan (unsure hara) yang terkandung di dalam tanah,
sehingga menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Sedangkan
jika jarak tanam suatu tanaman terlalu lebar, intensitas cahaya yang diserap oleh
suatu tanaman akan melebihi kebutuhan tanaman tersebut, hal ini dapat
menyebabkan tanaman menjadi mati, hangus, maupun layu. Dari segi ekonomis,
penanaman dengan jarak tanam yang terlalu lebar, sangat merugikan. Karena,
pupuk dan unsure hara dalam tanah menjadi percuma, hal ini disebabkan karena
pupuk dan unsure hara tersebut telah melebihi kebutuhan tanaman.
Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap Indeks Luas
Daun(ILD) tanaman tersebut. Pernyataan ini telah dibuktikan pada pengamatan
yang dilakukan pada praktikum Dasar Agroteknologi ini. Pada praktikum ini,
dilakukan penanaman tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda-beda,
yaitu 40 cm x 35 cm, 75 cm x 40 cm, dan 75 cm x 20 cm. berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan ILD dari masing-masing
jarak tanam tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diambil
kesimpulan, bahwa dari ketiga jarak tanam tersebut, yang paling baik adalah pada
jarak tanam 75 cm x 20 cm dengan penanaman 1 biji pada tiap lubang tanamnya.
Hal ini dapat terjadi karena jarak tanam tersebut merupakan jarak tanam yang
proposional dalam penanaman tanaman jagung ini, sehingga kebutuhan pupuk
pada tanaman jagung yang ditanamnya dapat terpenuhi.
Selain berpengaruh terhadap ILD, jarak tanam juga sangat berpengaruh
terhadap intensitas cahaya dan bobot basah serta bobot kering dari tanaman yang
ditanam. Intensitas cahaya yang diserap oleh tanaman jagung dengan jarak tanam
75 cm x 20 cm, relative lebih baik dibandingkan dengan cahaya yang diserap oleh
tanaman jagung pada jarak tanam 40 cm x 35 cm dan 75 cm x 40 cm. Hal ini
terjadi karena pada jarak tanam 40 cm x 35 cm, cahaya yang diserap relative lebih
107
108. sedikit yang disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu sempit, sehingga
pertumbuhan tanamannya juga terhambat. Sedangkan pada penanaman jagung
dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm, sebenarnya intensitas cahaya yang diserap
relative lebih baik, tetapi yang menjadi penghambat adalah karena tiap lubang
tanam pada petak lahan ini ditanami dengan 2 benih jagung, sehingga tanaman
saling berebut cahaya dan juga makanan (unsure hara) dalam tanah.
Tanaman dengan jarak tanam yang kurang sesuai, mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat. Selain ILDnya yang
lebih sedikit, cahaya yang diserap juga tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman
tersebut. Selain itu bobot dari tanaman tersebut juga kurang mencukupi.
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa bobot basah yang paling besar juga terdapat pada tanaman jagung dengan
jarak tanam 75 cm x 20 cm. Hal ini membuktikan bahwa jarak tanam sangat
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
108
109. 109
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada
praktikum Dasar-Dasar Agoteknoligi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan,
antara lain :
1. Jarak tanam suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut.
2. Rumus regresi yang diperoleh pada tanaman jagung adalah y = 123,8075 –
0,0036.
3. Antara jarak tanam, indeks luas daun, intensitas cahaya serta bobot basah dan
bobot kering, sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
110. 110
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2003. Petunjuk Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman.
Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
Asparno Mardjuki. 1994, Pertanian dan masalahnya, Andi Ofset.
Yogyakarta.
Citrosoepomo Gembong. 2000. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada
University. Yogyakarta.
Harjadi.2000.ReaksiFotosintesis. Semarang press.Semarang.
Malcom B. wilkins. 1992. Fisiologi Tumbuhan . Bumi aksara.
Jakarta.
Mardjuki.2004.EnergiMatahari. UGM Yogyakarta.
Prawirohartono.2003. PertaniandanMasalahnya. Angkasa Bandung.