SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
Agroforestri di Indonesia
By Abdul Samad Hiola
Perubahan lingkungan daerah tropika :
pembukaan hutan alam, menimbulkan
erosi, kepunahan flora dan fauna, dan perluasan
lahan kritis.
Permasalahan tersebut mendorong munculnya
ilmu baru yang berupaya mengenali dan
mengembangkan keberadaan sistem agroforestri
yang diciptakan petani daerah tropika, yaitu ilmu
agroforestri.
Agroforestri menggabungkan ilmu kehutanan dan
agronomi, serta memadukan usaha kehutanan
dengan pembangunan pedesaan untuk
menciptakan keselarasan antara intensifikasi
pertanian dan pelestarian hutan.
Contoh sistem agroforestri : sistem ladang
berpindah, kebun campuran di lahan sekitar
rumah (pekarangan) dan padang
penggembalaan.

Contoh lain di Jawa adalah mosaik-mosaik
padat dari hamparan persawahan dan
tegalan produktif yang diselang-selingi oleh
rerumpunan pohon, mempunyai struktur
yang mendekati hutan alam dengan
beraneka-ragam spesies tanaman.
Berdasarkan motivasi yang dimiliki
petani, terdapat dua sistem terbentuknya
agroforestri : sistem bercocok tanam
"tradisional" dan sistem "modern".
Agroforestry dikenal dengan istilah
wanatani atau agroforestri yang arti
sederhananya adalah menanam pepohonan
di lahan pertanian.
agroforestri dapat dikelompokkan menjadi
dua sistem, yaitu sistem agroforestri
sederhana dan sistem agroforestri
kompleks.
sistem agroforestri sederhana adalah perpaduanperpaduan konvensional yang terdiri atas sejumlah
kecil unsur, menggambarkan apa yang kini dikenal
sebagai skema agroforestri klasik.
perpaduan tanaman menyempit menjadi satu unsur
pohon yang memiliki peran ekonomi penting
(seperti kelapa, karet, cengkeh, jati, dll.)
atau yang memiliki peran ekologi (seperti dadap dan
petai cina), dan sebuah unsur tanaman musiman
(misalnya padi, jagung, sayurmayur, rerumputan), atau jenis tanaman lain seperti
pisang, kopi, coklat dan sebagainya yang juga
memiliki nilai ekonomi.
Bentuk agroforestri sederhana yang paling banyak
dibahas adalah tumpangsari
Sistem agroforestri kompleks: hutan dan kebun
Sistem agroforestri kompleks atau singkatnya
agroforest, adalah sistem-sistem yang terdiri dari
sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman
musiman dan atau rumput.
Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip
dengan ekosistem hutan alam primer maupun
sekunder.
Sistem agroforestri kompleks merupakan kebunkebun yang ditanam melalui proses perladangan.
Kebun-kebun agroforest dibangun pada lahan-lahan
yang sebelumnya dibabati kemudian ditanami
dan diperkaya.
Sistem agroforestri kompleks: hutan dan kebun
Sistem agroforestri kompleks atau singkatnya
agroforest, adalah sistem-sistem yang terdiri dari
sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman
musiman dan atau rumput.
Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip
dengan ekosistem hutan alam primer maupun
sekunder.
Sistem agroforestri kompleks merupakan kebunkebun yang ditanam melalui proses perladangan.
Kebun-kebun agroforest dibangun pada lahan-lahan
yang sebelumnya dibabati kemudian ditanami
dan diperkaya.
Aneka Praktek Agroforest di Indonesia
Isistem agroforest diterapkan oleh petani-petani
kecil. Agroforest bisa ditemukan di sekitar
pemukiman penduduk, berupa Kebun-kebun
pekarangan (homegarden).
Kekhasan vegetasi hutan bisa ditemukan, berbagai
jenis tumbuhan bawah seperti berbagai macam
pakis (fern), atau epiphyte (misalnya anggrek
liar). Kekayaan jenisnya bervariasi, keanekaragaman
yang cukup tinggi, yang dapat mencapai lebih
dari 50 jenis tanaman pada lahan seluas 400 m2
(Karyono, 1979 ; Michon, 1985).
dari struktur kanopi tajuknya, kebun-kebun itu
memiliki lapisan/strata tajuk bertingkat (multistrata) mirip dengan yang dijumpai di hutan.
Mengapa agroforest perlu mendapat perhatian?
Sudut Pandang Pertanian
merupakan salah satu model pertanian
berkelanjutan yang tepat-guna, sesuai dengan
keadaan petani.
Agroforest mempunyai fungsi ekonomi penting bagi
masyarakat setempat.
Sebagai hutan buatan yang dikelola dengan
cermat, agroforest dapat memproduksi selain kayu
juga
kebutuhan sehari-hari lainnya.
Dengan berkembangnya agroforest, cadangan lahan
untuk perluasan pertanian juga dapat
berkurang, maka upaya perlindungan bisa menjadi
lebih efisien.
Sudut Pandang Petani
Keunikan konsep pertanian komersial agroforest
adalah karena sistem ini bertumpu pada
keragaman struktur dan unsur-unsurnya, tidak
terkonsentrasi pada satu spesies saja
Aneka hasil kebun hutan sebagai "bank" yang
sebenarnya. Pendapatan dari agroforest
umumnya dapat menutupi kebutuhan sehari-hari
Jika terjadi kemerosotan harga satu
komoditas, species ini dapat dengan mudah
ditelantarkan saja,
hingga suatu saat pemanfaatannya kembali
menguntungkan. Proses ini tidak menimbulkan
gangguan ekologi terhadap sistem kebun.
Sudut Pandang Peladang
Kebutuhan tenaga kerja rendah
Agroforest merupakan model peralihan dari
perladangan berpindah ke pertanian menetap
yang berhasil, murah, menguntungkan, dan lestari.
Tidak memerlukan teknik canggih
Selain manfaat ekonomi, perlu juga dijelaskan
beberapa ciri penting lain yang membantu
pemahaman terhadap hubungan positif antara
peladang berpindah dan agroforest.
Sudut Pandang Kehutanan
Mekanisme sederhana untuk mengelola
keanekaragaman : Pada sistem agroforest, petani
tidak melakukan pembabatan hutan kembali, karena
ladang sebagai lingkungan pendukung proses
pertumbuhan pepohonan.
Pengembangan hasil hutan non kayu : misalnya
damar, karet remah dan lateks, buah-buahan, bijibijian, kayu-kayu harum, zat pewarna, pestisida
alam, dan bahan kimia untuk industri obat.
Model alternatif produksi kayu.
Struktur agroforest dan pelestarian sumber
daya hutan: konservasi in-situ dan eks-situ :
arsitektur khas hutan yang mengandung
habitat mikro, dan di dalam habitat mikro ini
sejumlah tanaman hutan alam mampu
bertahan hidup dan berkembang biak.
Kekayaan flora semakin besar, jika di dekat
kebun terdapat hutan alam yang berperan
sebagai sumber (bibit) tanaman.
Kelemahan dan Tantangan Agroforest
Kelemahan Kesulitan visual
Keberagaman bentuk, kemiripan dengan
vegetasi hutan alam, dan kesulitan
membedakannya dalam penginderaan jauh
(remote sensing) menjadikan bentang hamparan
agroforest sulit dikenali. Kebanyakan agroforest
dalam peta-peta resmi diklasifikasikan
sebagai hutan sekunder, hutan rusak, atau
belukar, oleh karena itu biasanya disatukan
kedalam kelompok lahan yang menjadi target
rehabilitasi lahan dan hutan.
Kesulitan mengukur produktivitas
Ahli ekonomi pertanian terbiasa dengan
perhatian hanya kepada jenis tanaman dan pola
penanaman yang teratur rapi. Biasanya mereka
enggan memberi perhatian terhadap nilai
pepohonan dan tanaman non-komersial.
tidak memiliki latar belakang yang cukup untuk
mengenali manfaat ekonomi spesies pepohonan
dan herba/semak.
Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan
pohon pada lahan pertanian.
Adanya penyisipan pohon diantara tanaman
semusim, akan menimbulkan masalah yang
sering merugikan petani karena kurangnya
pengetahuan petani akan adanya interaksi antar
tanaman (lihat bab 2 tentang “interaksi pohontanah-tanaman semusim” dan Booklet
berjudul “Agroforestri pada tanah masam” oleh
Hairiah et.al., 2000).
Kesulitan merubah pandangan ahli agronomi
dan kehutanan
Besarnya jenis dan ketidakteraturan tanaman
dalam agroforest membuatnya cenderung
diabaikan. ahli pertanian dan kehutanan yang
sudah sangat terbiasa dengan keteraturan sistem
monokultur dan agroforestri sederhana
menganggap ketidakteraturan dan keberagaman
tanaman ini sebagai tanda kemalasan petani.
Kebanyakan ahli agronomi dan kehutanan yang
akrab dengan pola pertanian sederhana dan
keaslian hutan alam masih sulit untuk mengakui
bahwa agroforest adalah sistem usahatani yang
produktif.
Agroforest adalah sistem kuno (tidak modern)
Banyak kalangan memandang agroforest sebagai
sesuatu yang identik dengan pertanian
primitif yang terbelakang.
Sistem agroforest yang ada saat ini merupakan
karya modern dari sejarah panjang adaptasi
dan inovasi, uji coba berulang-ulang, pemaduan
spesies baru dan strategi agroforestri baru.
Kepadatan penduduk
Pengembangan agroforest membutuhkan
ketersediaan luasan lahan, karenanya agroforest
sulit berkembang di daerah-daerah yang sangat
padat penduduknya.
Kecenderungan bahwa peningkatan penduduk
menyebabkan konversi lahan agroforest ke
bentuk penggunaan lain yang lebih
menguntungkan dalam jangka pendek.
Penguasaan lahan
Luas agroforest di Indonesia mencapai jutaan
hektar, tetapi tidak secara resmi termasuk ke
dalam salah satu kategori penggunaan lahan.
Hampir semua petani agroforest tidak
memiliki bukti kepemilikan yang resmi atas lahan
mereka.
Banyak areal agroforest yang dinyatakan berada
di dalam kawasan hutan negara. Ketidakpastian
kepemilikan jangka ini berakibat keengganan
petani untuk melanjutkan sistim pengelolaan
yang sekarang sudah dibangun.
Ketiadaan data akurat
Kecuali untuk agroforest karet dan sebagian kecil
lainnya, belum ada upaya serius untuk
mendapatkan data yang akurat mengenai
keberadaan/luasan agroforest yang tersebar di
hampir seluruh kepulauan Indonesia.
Akibatnya, belum ada upaya untuk memberikan
dukungan pembangunan terhadap agroforest
tersebut, seperti yang diberikan terhadap sawah,
kebun monokultur (cengkeh, kelapa, kopi, dan
lain-lain), atau Hutan Tanaman Industri
(HTI).

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
denotsudiana
 

Mais procurados (20)

MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRIMULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Pengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organikPengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organik
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
biosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptxbiosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptx
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Persemaian tanaman
Persemaian tanamanPersemaian tanaman
Persemaian tanaman
 

Destaque (7)

Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestry
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
 
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi KehidupanMemahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
-sistem sirkulasi hewan -
 -sistem sirkulasi hewan  - -sistem sirkulasi hewan  -
-sistem sirkulasi hewan -
 
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANHUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
 

Semelhante a 2 agroforestri di indonesia

Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
rizky hadi
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmk
Winda Lita
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
PasekKetut
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN2
 

Semelhante a 2 agroforestri di indonesia (20)

Wanatani
WanataniWanatani
Wanatani
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 
1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry1981 pemapanan agroforestry
1981 pemapanan agroforestry
 
1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi1 pendahuluan, definisi
1 pendahuluan, definisi
 
Habitat Restoration Flora & Fauna
Habitat Restoration Flora & FaunaHabitat Restoration Flora & Fauna
Habitat Restoration Flora & Fauna
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmk
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTI
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
 
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 

Mais de abdul samad (6)

Paradigma penyulahan kehutanan
Paradigma penyulahan kehutananParadigma penyulahan kehutanan
Paradigma penyulahan kehutanan
 
Produksi jasa sumberdaya hutan
Produksi jasa sumberdaya hutanProduksi jasa sumberdaya hutan
Produksi jasa sumberdaya hutan
 
Agroforestri ilengi
Agroforestri ilengiAgroforestri ilengi
Agroforestri ilengi
 
Penyuluhan kehutanan 01
Penyuluhan kehutanan 01Penyuluhan kehutanan 01
Penyuluhan kehutanan 01
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

2 agroforestri di indonesia

  • 1. Agroforestri di Indonesia By Abdul Samad Hiola
  • 2. Perubahan lingkungan daerah tropika : pembukaan hutan alam, menimbulkan erosi, kepunahan flora dan fauna, dan perluasan lahan kritis. Permasalahan tersebut mendorong munculnya ilmu baru yang berupaya mengenali dan mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang diciptakan petani daerah tropika, yaitu ilmu agroforestri. Agroforestri menggabungkan ilmu kehutanan dan agronomi, serta memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan.
  • 3. Contoh sistem agroforestri : sistem ladang berpindah, kebun campuran di lahan sekitar rumah (pekarangan) dan padang penggembalaan. Contoh lain di Jawa adalah mosaik-mosaik padat dari hamparan persawahan dan tegalan produktif yang diselang-selingi oleh rerumpunan pohon, mempunyai struktur yang mendekati hutan alam dengan beraneka-ragam spesies tanaman.
  • 4. Berdasarkan motivasi yang dimiliki petani, terdapat dua sistem terbentuknya agroforestri : sistem bercocok tanam "tradisional" dan sistem "modern". Agroforestry dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri yang arti sederhananya adalah menanam pepohonan di lahan pertanian. agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks.
  • 5. sistem agroforestri sederhana adalah perpaduanperpaduan konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur, menggambarkan apa yang kini dikenal sebagai skema agroforestri klasik. perpaduan tanaman menyempit menjadi satu unsur pohon yang memiliki peran ekonomi penting (seperti kelapa, karet, cengkeh, jati, dll.) atau yang memiliki peran ekologi (seperti dadap dan petai cina), dan sebuah unsur tanaman musiman (misalnya padi, jagung, sayurmayur, rerumputan), atau jenis tanaman lain seperti pisang, kopi, coklat dan sebagainya yang juga memiliki nilai ekonomi. Bentuk agroforestri sederhana yang paling banyak dibahas adalah tumpangsari
  • 6.
  • 7.
  • 8. Sistem agroforestri kompleks: hutan dan kebun Sistem agroforestri kompleks atau singkatnya agroforest, adalah sistem-sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput. Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer maupun sekunder. Sistem agroforestri kompleks merupakan kebunkebun yang ditanam melalui proses perladangan. Kebun-kebun agroforest dibangun pada lahan-lahan yang sebelumnya dibabati kemudian ditanami dan diperkaya.
  • 9.
  • 10. Sistem agroforestri kompleks: hutan dan kebun Sistem agroforestri kompleks atau singkatnya agroforest, adalah sistem-sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput. Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer maupun sekunder. Sistem agroforestri kompleks merupakan kebunkebun yang ditanam melalui proses perladangan. Kebun-kebun agroforest dibangun pada lahan-lahan yang sebelumnya dibabati kemudian ditanami dan diperkaya.
  • 11.
  • 12. Aneka Praktek Agroforest di Indonesia Isistem agroforest diterapkan oleh petani-petani kecil. Agroforest bisa ditemukan di sekitar pemukiman penduduk, berupa Kebun-kebun pekarangan (homegarden). Kekhasan vegetasi hutan bisa ditemukan, berbagai jenis tumbuhan bawah seperti berbagai macam pakis (fern), atau epiphyte (misalnya anggrek liar). Kekayaan jenisnya bervariasi, keanekaragaman yang cukup tinggi, yang dapat mencapai lebih dari 50 jenis tanaman pada lahan seluas 400 m2 (Karyono, 1979 ; Michon, 1985). dari struktur kanopi tajuknya, kebun-kebun itu memiliki lapisan/strata tajuk bertingkat (multistrata) mirip dengan yang dijumpai di hutan.
  • 13.
  • 14. Mengapa agroforest perlu mendapat perhatian? Sudut Pandang Pertanian merupakan salah satu model pertanian berkelanjutan yang tepat-guna, sesuai dengan keadaan petani. Agroforest mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat setempat. Sebagai hutan buatan yang dikelola dengan cermat, agroforest dapat memproduksi selain kayu juga kebutuhan sehari-hari lainnya. Dengan berkembangnya agroforest, cadangan lahan untuk perluasan pertanian juga dapat berkurang, maka upaya perlindungan bisa menjadi lebih efisien.
  • 15. Sudut Pandang Petani Keunikan konsep pertanian komersial agroforest adalah karena sistem ini bertumpu pada keragaman struktur dan unsur-unsurnya, tidak terkonsentrasi pada satu spesies saja Aneka hasil kebun hutan sebagai "bank" yang sebenarnya. Pendapatan dari agroforest umumnya dapat menutupi kebutuhan sehari-hari Jika terjadi kemerosotan harga satu komoditas, species ini dapat dengan mudah ditelantarkan saja, hingga suatu saat pemanfaatannya kembali menguntungkan. Proses ini tidak menimbulkan gangguan ekologi terhadap sistem kebun.
  • 16.
  • 17. Sudut Pandang Peladang Kebutuhan tenaga kerja rendah Agroforest merupakan model peralihan dari perladangan berpindah ke pertanian menetap yang berhasil, murah, menguntungkan, dan lestari. Tidak memerlukan teknik canggih Selain manfaat ekonomi, perlu juga dijelaskan beberapa ciri penting lain yang membantu pemahaman terhadap hubungan positif antara peladang berpindah dan agroforest.
  • 18. Sudut Pandang Kehutanan Mekanisme sederhana untuk mengelola keanekaragaman : Pada sistem agroforest, petani tidak melakukan pembabatan hutan kembali, karena ladang sebagai lingkungan pendukung proses pertumbuhan pepohonan. Pengembangan hasil hutan non kayu : misalnya damar, karet remah dan lateks, buah-buahan, bijibijian, kayu-kayu harum, zat pewarna, pestisida alam, dan bahan kimia untuk industri obat. Model alternatif produksi kayu.
  • 19. Struktur agroforest dan pelestarian sumber daya hutan: konservasi in-situ dan eks-situ : arsitektur khas hutan yang mengandung habitat mikro, dan di dalam habitat mikro ini sejumlah tanaman hutan alam mampu bertahan hidup dan berkembang biak. Kekayaan flora semakin besar, jika di dekat kebun terdapat hutan alam yang berperan sebagai sumber (bibit) tanaman.
  • 20. Kelemahan dan Tantangan Agroforest Kelemahan Kesulitan visual Keberagaman bentuk, kemiripan dengan vegetasi hutan alam, dan kesulitan membedakannya dalam penginderaan jauh (remote sensing) menjadikan bentang hamparan agroforest sulit dikenali. Kebanyakan agroforest dalam peta-peta resmi diklasifikasikan sebagai hutan sekunder, hutan rusak, atau belukar, oleh karena itu biasanya disatukan kedalam kelompok lahan yang menjadi target rehabilitasi lahan dan hutan.
  • 21. Kesulitan mengukur produktivitas Ahli ekonomi pertanian terbiasa dengan perhatian hanya kepada jenis tanaman dan pola penanaman yang teratur rapi. Biasanya mereka enggan memberi perhatian terhadap nilai pepohonan dan tanaman non-komersial. tidak memiliki latar belakang yang cukup untuk mengenali manfaat ekonomi spesies pepohonan dan herba/semak.
  • 22. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan pohon pada lahan pertanian. Adanya penyisipan pohon diantara tanaman semusim, akan menimbulkan masalah yang sering merugikan petani karena kurangnya pengetahuan petani akan adanya interaksi antar tanaman (lihat bab 2 tentang “interaksi pohontanah-tanaman semusim” dan Booklet berjudul “Agroforestri pada tanah masam” oleh Hairiah et.al., 2000).
  • 23. Kesulitan merubah pandangan ahli agronomi dan kehutanan Besarnya jenis dan ketidakteraturan tanaman dalam agroforest membuatnya cenderung diabaikan. ahli pertanian dan kehutanan yang sudah sangat terbiasa dengan keteraturan sistem monokultur dan agroforestri sederhana menganggap ketidakteraturan dan keberagaman tanaman ini sebagai tanda kemalasan petani. Kebanyakan ahli agronomi dan kehutanan yang akrab dengan pola pertanian sederhana dan keaslian hutan alam masih sulit untuk mengakui bahwa agroforest adalah sistem usahatani yang produktif.
  • 24. Agroforest adalah sistem kuno (tidak modern) Banyak kalangan memandang agroforest sebagai sesuatu yang identik dengan pertanian primitif yang terbelakang. Sistem agroforest yang ada saat ini merupakan karya modern dari sejarah panjang adaptasi dan inovasi, uji coba berulang-ulang, pemaduan spesies baru dan strategi agroforestri baru.
  • 25. Kepadatan penduduk Pengembangan agroforest membutuhkan ketersediaan luasan lahan, karenanya agroforest sulit berkembang di daerah-daerah yang sangat padat penduduknya. Kecenderungan bahwa peningkatan penduduk menyebabkan konversi lahan agroforest ke bentuk penggunaan lain yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek.
  • 26. Penguasaan lahan Luas agroforest di Indonesia mencapai jutaan hektar, tetapi tidak secara resmi termasuk ke dalam salah satu kategori penggunaan lahan. Hampir semua petani agroforest tidak memiliki bukti kepemilikan yang resmi atas lahan mereka. Banyak areal agroforest yang dinyatakan berada di dalam kawasan hutan negara. Ketidakpastian kepemilikan jangka ini berakibat keengganan petani untuk melanjutkan sistim pengelolaan yang sekarang sudah dibangun.
  • 27. Ketiadaan data akurat Kecuali untuk agroforest karet dan sebagian kecil lainnya, belum ada upaya serius untuk mendapatkan data yang akurat mengenai keberadaan/luasan agroforest yang tersebar di hampir seluruh kepulauan Indonesia. Akibatnya, belum ada upaya untuk memberikan dukungan pembangunan terhadap agroforest tersebut, seperti yang diberikan terhadap sawah, kebun monokultur (cengkeh, kelapa, kopi, dan lain-lain), atau Hutan Tanaman Industri (HTI).