1. MEMBANGUN JATI DIRI
Seperti yang kita bahas di Bab I, kita perlu
mengenali siapa kita. Pengenalan ini berguna
untuk membuat perencanaan menjadi manusia
yang makin menyerupai Kristus dan memiliki
nilai – nilai kristiani. Kita tidak bisa mengubah
diri kita menjadi sesuatukalau kita belum
mengenal keberadaan diri kita saat ini.
2. Jati diri adalah siapa diri kita sesungguhnya,
fitrah manusia, atau juga nur Ilahi yang berisikan
sifat-sifat dasar manusia yang murni dari Tuhan
yang berisikan percikan-percikan sifat Ilahiah
dalam batas kemampuan insani diberikan
sewaktu lahir. Persyaratan tersebut adalah hati
yang bersih dan sehat. Di mana hati adalah
tempat berseminya jati diri. Jika hati kotor dan
penuh penyakit, maka jati diri tidak dapat
memancar apalagi ditumbuhkembangkan jati
diri dan karakter yang akan melandasi sikap dan
perilaku kita.
3. Dalam psikologi komunikasi, dikenal
apa yang disebut dengan ‘Jendela
Johari’ yang terdiri dari empat buah
jendela, yaitu :
4.
5.
6. Daerah Terbuka
Untuk ruang terbuka, yaitu motivasi, sikap
dan sifat kita yang terbuka bagi orang lain
sehingga orang lain dapat melihat dengan
jelas.
Dalam hal ini kita bersikap sesuai dengan
pikiran dan pandangan serta pengalaman kita.
Kita tidak harus menjadi sama dengan orang
lain supaya menyenangkan atau disenangi
orang lain karena itu merupakan bentuk
penyangkalan terhadap diri sendiri.
7. Daerah Rahasia
Rahasia dalam diri kita yang mengandung
banyak hal yang disimpan ataupun
dirahasiakan untuk diri kita sendiri. Ini juga
merupakan hal yang kita simpan rapat –
rapat agar tidak diketahui oleh orang lain.
Umumnya berisi impian, sifat buruk,
tindakan salah, keinginan, dorongan,
pengalaman masa lalu yang menyakitkan,
dan sebagainya.
8. Daerah Buta
Orang lain dapat membaca sikap dan
sifat kita, tetapi kita sendiri tidak
menyadarinya. Daerah ini juga
menjadi tempat bagi bahan gosip
orang lain terhadap kita, mereka
dengan bebas mengungkapkan,
bahkan menambah – nambahkan,
sehingga kejelekan kita semakin parah.
9. Daerah Tidak Dikenal
Daerah ini tidak diketahui karena baik
kita maupun orang lain tidak tahu
bagaimana sesungguhnya kita; hanya
Tuhan yang tahu. Tempat ini juga yang
membuat orang penasaran. Hal ini
mencakup, masa depan kita, kapan
kita mendapat jodoh, kapan kita
meninggal, dan sebagainya.
10. ALASAN DARI MENCARI JATI DIRI
1. Merasa hidupnya selalu diatur
Seringkali kita merasa hidup kita selalu dijalani dengan
aturan yang dibuat oleh orang lain, entah itu orang tua
kita, guru kita, norma masyarakat dan agama. Hasilnya,
yang tumbuh malah pembangkangan terhadap semua
aturan tersebut, dengan alasan mencari jati diri. Kita
beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan TIDAK
pada semua aturan itu.
Padahal hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, yang
perlu kita lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari
aturan yang ada, sembari menimbang kembali proporsi
antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan
yang kita jalani sekarang.
11. 2. Mengejar penghargaan dari lingkungan
Pendapat bahwa jati diri seringkali dibentuk
oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi yang
mengutarakannya. Karena lingkungan kita juga
belum tentu menemukan jati diri mereka, jadi
bagaimana mereka bisa membentuk jati
diri. Yang benar, lingkungan menawarkan
sebentuk pola pikir yang sering hadir di
kehidupan seseorang, nah, soal jati diri
seseorang itu menolaknya atau mengikuti pola
pikir lingkungan, itulah yang mengubah pola
pikir seseorang
12. 3. Memiliki pandangan sempit dan terbatas
terdapat kehidupan
Ini adalah penyebab krisis jati diri paling krusial
untuk diberantas. Tidak jarang kita hanya
menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu
hidup enak, tidak enak dan biasa-biasa saja.
Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah
sepenuhnya salah, akan tetapi parameter yang
digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu
‘harta’ .Jadi, cara paling cepat untuk
menemukan jati diri adalah dengan mencari
kebenaran yang tanpa cacat, bukan hanya
terlihat baik saat ini, tapi juga nanti, sampai kita
keliang lahat sekalipun.
13. NATS-NATS ALKITAB PENDUKUNG
MATERI
: Ef 4:7 - kita masing-masing // telah
dianugerahkan // kasih karunia · kita
masing-masing: 1Kor 12:7,11 · telah
dianugerahkan: Rom 12:3; Rom 12:3 ·
kasih karunia: Rom 3:24; Rom 3:24