SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
Baixar para ler offline
BAB 1
METODE DERET PANGKAT

1. PENDAHULUAN
Sejauh ini kita mencoba untuk menyatakan penyelesaian Persamaan Diferensial
dalam suku-suku fungsi elementer, seperti sin, cos, xn, atau eksponen. Metode
penyelesaian yang akan dibahas ini menyatakan penyelesaian dalam suku-suku deret
pangkat. Namun demikian TIDAK semua fungsi dapat disajikan dengan cara ini, tetapi
hal ini memungkinkan dengan mengambil fungsi analitik.
Metode deret pangkat akan menghasilkan penyelesaian persamaan diferensial
dalam bentuk deret pangkat. Deret pangkat tak hingga di sekitar titik
∞

∑a
n=0

n

berbentuk :

( x − xo ) n = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . .

(1.1)

dimana a0, a1, a2, ... adalah konstanta-konstanta yang disebut koefisien deret, x0
adalah suatu konstanta yang disebut pusat dari deret dan x adalah peubah.
Persamaan (1.1) dikatakan Konvergen di titik
∞

∑a
n=0

n

=

jika deret tak terhingga

( c − x o ) n konvergen yakni nilai limit dari deret tersebut ada. Jika nilai limitnya

tidak ada, maka deret pangkat tersebut dikatan tidak Konvergen (Divergen) di

= .

Sedangkan himpunan bilangan riil yang anggota-anggotanya membentuk sebuah
deret pangkat konvergen dinamakan himpunan konvergen. Pengujian suatu deret
konvergen atau tidak pada himpunan tertentu berdasarkan teorema-teorema berikut :
Teorema 1 :

Untuk setiap Deret Pangkat Persamaan (1.1), terdapat sebuah bilangan (0 ≤

≤ ∞),

disebut sebagai radius of convergen dari deret pangkat, sedemikian sehingga
Persamaan (1.1) dikatakan konvergen mutlak untuk | −
| −

|> .

|<

dan divergen untuk

Teorema 2 : Uji Perbandingan Mutlak
Andaikan Deret Pangkat Persamaan (1.1) sebuah deret yang suku-sukunya tidak sama
dengan nol,
Andaikan

=

→

i.
ii.

Jika

iii.

< 1, deret konvergen

Jika

Jika

Untuk

> 1, deret divergen

= 1, pengujian ini tidak dapat memberikan kepastian

= 1, tidak dapat disimpulkan; pengujian konvergensi deret dilakukan dengan

berbagai uji ( uji perbandingan, rasio, integral dll.) baik deret positif maupun deret
berganti tanda. Nilai

yang didapatkan dari pengujian di atas disebut radius

konvergensi atau selang konvergensi deret.
Tentukan selang konvergensi deret kuasa : ∑
Contoh 1:

Jawab :
:

=

= |3 |

→
→

+1

=

+1
= |3 |
+2

Deret ini konvergen bila

"#

→

(

"# (

(

)

)

$)

< 1. Oleh karena itu, |3 | < 1 a()

= −1/3 maka didapatkan deret berganti tanda ∑

Bila

(menggunakan

uji

deret

berganti

= 1/3 didapatkan deret ∑

= 0), sedangkan untuk

→

tanda

<

< .

(

*

)

(* )

konvergen

konvergen
(

)

jika
divergen

(menggunakan aturan deret harmonik). Jadi radius konvergensi deret kuasa adalah

*

≤

< .

Tentukan selang konvergensi deret kuasa : ∑
Contoh 2:

Jawab :
:

=

→

+1

=

→

( −2)
(

+1

$),

( *$)
(

( −2)

:(

),

),
=
=

→

.

→

( + 1)$
( − 2)
∗
.
( + 2)$ ( − 2)
( − 2)
∗ ( + 1)$
( + 2)$

= | − 2|

→

( + 1)$
= | − 2|
( + 2)$

Deret ini konvergen bila
Bila

< 1. Oleh karena itu, | − 2| < 1 a() 1 <

= 1 maka didapatkan deret berganti tanda ∑

(menggunakan uji deret berganti tanda konvergen
= 3 didapatkan deret ∑

(

( )

konvergensi deret kuasa adalah 1 ≤

),

→

(* )

(

),

merupakan deret harmonik. Jadi radius

< 3.

Tentukan semua nilai x yang menyebabkan deret berikut ini konvergen !
(−2) ( − 3)
( + 1)

0

2.

0

3.

0

4.

0

5.

0

6.

0 2$2

2

3

!

(2)* ( − 1)
( + 1)
( )$ ( + 2)
2
3

( − 2)
$2

konvergen

= 0), sedangkan untuk

Latihan 1 :
1.

<3
2. Turunan dan AntiTurunan PADA DERET PANGKAT
Pada pasal sebelumnya, kita mengetahui bahwa himpunan kekonvergenan deret
∞

pangkat

∑a
n =0

n

x n adalah sebuah selang I. Selang ini adalah daerah asal sebuah fungsi

baru 3( ), yaitu jumlah deret pangkat itu. Pertanyaannya, apakah kita dapat menyusun
rumus sederhana untuk S(x) tersebut sebagaimana deret geometri yaitu :
∞

∑a
n=0

n

x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . =

a
,
1− x

−1 < x < 1

Teorema 3 :
Andaikan S(x) adalah jumlah sebuah deret pangkat pada sebuah selang I; jadi,
∞

S ( x ) = ∑ a n x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . .
n=0

Maka, apabila x ada di dalam I, berlakulah,
∞

∞

S ' ( x ) = ∑ x ( a n x n ) = ∑na n x n −1
D

i.

n=0

n =1

= a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . .
x

∞ x
∞
a
S ( t )dt = ∑ a n t n dt = ∑ 0 x n+1
∫
∫
n =0 0
n =0 n + 1
0

ii.

= a0 x +

1
1
1
a1 x 2 + a 2 x 3 + a 3 x 4 + . . .
2
3
4

Contoh 3 :
Gunakan Teorema 3 untuk deret geometri
1
= 1 + x + x 2 + x 3 + . . .,
1− x

−1 < x < 1

Untuk memperoleh rumus-rumus jumlah dua deret baru.
Jawab :
i.

Apabila dideferensialkan suku demi suku, kita peroleh
1
= 1 + 2 x + 3 x 2 + 4 x 3 + . . .,
(1 − x ) 2

−1 < x < 1
ii.

Sedangkan pengintegralan suku demi suku menghasilkan
x

x

x

x

x

1
2
3
∫ 1 − t dt = ∫1dt + ∫ t dt + ∫ t dt + ∫ t dt + . . .,
0
0
0
0
0
Jadi

− ln(1 − ) =

+

$

2

+

3

−1 < x < 1

+ . . .

Apabila x diganti dengan – x dan mengalikan ruas kiri dan kanan dengan −1, kita
peroleh

ln(1 + ) =

−

$

2

+

3

−

9

4

+. . .

∴ Jadi dapat disimpulkan bahwa :

1 + 2 x + 3x 2 + 4 x 3 + . . . =

<+

1
(1 − x ) 2

<= <>
+ + . . . = − ?@(A − <)
=
>

<= <> <B
<− + −
+ . . . = ?@(A + <)
=
>
B

Latihan 2 :
Tentukan deret pangkat untuk setiap fungsi berikut ini dengan memodifikasi deret
geometri pada Contoh 3.
1
1+ x2
1
(1 − x ) 2

1.
2.

arctan x = tan =1 x

3.

3. TITIK ANALITIK

Suatu fungsi C dikatakan analitik pada titik

, jika terdapat suatu bilangan real

positif D sehingga C dapat ditulis sebagai suatu deret pangkat konvergen
∞

∑a ( x − x
n=0

n

o

)n = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo )2 + a3 ( x − xo )3 + . . .
Untuk semua | −

| < D. Bilangan R dinamakan radius of convergen deret pangkat.

Beberapa contoh fungsi analitik yaitu memuat eksponen, sin dan cos.
Beberpa bentuk deret pangkat sebagai kombinasi dari fungsi sederhana, tetapi
paling tidak dikenal sebagai kspansi sebagai berikut :
1
1− x

=

ex

=

e

∞

∑x

= 1+ x + x2 + x3 + . . .

m

m =0

∞

xm
∑
m =0 m !

= 1+ x +

x −2 m
=∑
m =0 m !

x4 x6
= 1− x +
−
+. . .
2 ! 3!

∞

− x2

2

cos x

=

( −1) m x 2 m
∑ ( 2m ) !
m =0

= 1−

sin x

=

( −1) m x 2 m +1
m = 0 ( 2m + 1) !

= x−

Contoh 4 :

Fungsi 3

$

∞

∞

∑

x2 x3
+
+. . .
2 ! 3!

x2 x4 x6
+
−
+.. .
2! 4! 6!
x 3 x5 x 7
+
−
+.. .
3! 5 ! 7 !

− 7 + 6 = 0 analitik pada setiap titik, sedangkan fungsi

analitik pada setiap titik, kecuali pada titik

= 0, 3 dan −3

, *G

H

( , *I)

4. Titik Regular dan Titik Singular
Perhatikan suatu persamaan diferensial orde dua dengan koefisien peubah dengan
bentuk

a$ (x)y KK + a (x)y K + a (x)y = 0 .

(1.2)

Jika Persamaan (1.2) dituliskan dalam bentuk standar

y KK + p(x)y K + q(x)y = 0

Dengan

) (
)$ (
N
) (
P( ) =
)$ (
O( ) =

Definisi

)T
)R
)S
)R
Q

(1.3)
Sebuah titik

disebut titik regular atau titik ordiner dari Persamaan Diferensial

(1.2) jika kedua fungsi O( ) dan P( ) analitik di titik

atau dengan kata lain

persamaan diferensial adalah regular. Dalam kasus ini lim
lim

→ W

P( ) ada.

Jika O( ) atau P( ) tidak analitik pada titik

, maka

→ W

X( ) dan

disebut sebuah titik

singular dari persamaan diferensial (1.2) atau dengan kata lain Persamaan
diferensial adalah singular di

. Dalam kasus ini lim

→ W

X( ) atau lim

→ W

P( )

adalah tak terhingga
Contoh 5: Tentukan semua titik singular dari <Y′′ + <(A − <)*A Y′ + (Z[@ <) Y = 
Solution :

O( ) =

a ( )
=
a$ (x)

P( ) =

a ( ) sin
=
a$ (x)

(1 − )

O( ) analitik kecuali pada

=1

dengan menggunakan mengingat beberapa bentuk deret pangkat maka
P( ) =

sin

=

G

H

− 3! + − 7! + . . .
5!

Dengan demikian P( ) analitik semua titik.

∴ _ KK + (1 − )* _ K + (sin ) _ = 0; singular hanya pada titik

= 1.

Definisi
Sebuah titik
jika titik

disebut titik singular yang regular dari persamaan diferensial (1.2)

analitik pada kedua fungsi (< − < )`(<) dan (< − < )= a(<). Sebaliknya

disebut titik singular tak regular dari persamaan diferensial (1.2).
Contoh 6: Tentukan titik singular dari persamaan (b = − A)= c KK + (b + A)c K − c = 
Solution :
Diketahui :
O( ) =
P( ) =

a ( )
( + 1)
1
= $
=
$
a$ (x) ( − 1)
( + 1)( − 1)$

a ( )
=
a$ (x) (

−1
1
=
$ − 1)$
( + 1)$ ( − 1)$

Maka dengan demikian kita peroleh ±1 adalah titik-titik singular pada persamaan

diferensial contoh 6.
• Untuk

= 1, kedua fungsi dalam (3) menjadi

(x − 1)O( ) =

1
( + 1)( − 1)

dan

(x − 1)$ P( ) =

1
( + 1)$

Karena salah satunya tidak analitik di

= 1. Oleh karena itu

=1

merupakan titik singular tak regular
• Untuk

= −1, kedua fungsi dalam (3) menjadi

(x + 1)O( ) =

1
( − 1)$

dan

(x + 1)$ P( ) =

−1
( − 1)$

Karena keduanya analitik di

= −1 maka karena itu

= −1 merupakan titik

singular regular.

Latihan 3:
Tentukan titik-titik singular yang regular, dan titik-titik singular takregular dari
persamaan diferensial berikut ini.
1.

_ KK − (2 + 1)_ K = 0

3. (1 − )_ KK − _ K + _ = 0
5. ( − 1)$ _ KK − (

7.

(1 −

$ )_ KK

$

− )_ K + _ = 0

+ (2 − 3)_ K + _ = 0

2. _ KK − 2( − 1)_ K + 2_ = 0

4. 2
6.

_ +( −

$ KK

$ )_ K

−_=0

_ − ( + 2)_ = 0

$ KK

8. ( − 1)9 _ KK − _ = 0
5. Deret Kuasa Sebagai Penyelesaian di Sekitar Titik Singular
Dalam bagian ini kita tunjukkan bagaimana menyelesaikan sebarang persamaan
diferensial linear orde dua dengan koefisien peubah yang berbentuk
)$ ( )_ KK + ) ( )_ K + ) ( )_ = 0

(1.4)

Dalam suatu selang di sekitar titik regular

. Titik

biasanya diatur oleh

masalah khusus yang ada, yang mensyaratkan kita untuk mencari penyelesaian
persamaan diferensial (1.4) yang memenuhi syarat awal berbentuk :
_( ) = _
dan

(1.5)

_ K( ) = _

(1.6)

Kita ingatkan kembali bahwa jika koefisien-koefisien )$ , ) dan ) berbentuk polinompolinom dalam , maka sebuah titik

(1.4) bila )$ ( ) ≠ 0. Pada umumnya

adalah titik regular dari persamaan diferensial
adalah titik regular dari persamaan diferensial

(1.4) jika fungsi-fungsi dan O( ) dan P( ) pada Persamaan (1.3) dapat diuraikan

menjadi deret kuasa dalam bentuk
a (x)
= 0g ( −
a$ (x)

dan

)$

Untuk | −

|<D

(1.7)

) ( )
= 0h ( −
)$ ( )

)$

Untuk | −

| < D$

(1.8)

Dengan jari-jari keonvergenan D dan D$ yang positif. Fungsi (1.7) dan (1.8) khususnya
kontinu di dalam selang | −

| < D, dimana D bilangan terkecil diantara D dan D$ .

Teorema 3 (Penyelesaian di sekitar sebuah titik regular )
Jika

sebuah titik regular dari Persamaan Diferensial (1.4), maka penyelesaian umum

persamaan diferensial itu mempunyai suatu uraian deret kuasa di sekitar
∞

∑a ( x − x )
n=0

n

o

n

= a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . .

Dengan jari-jari kekonvergenan yang positif.

6. Deret Pangkat Pada Persamaan Diferensial
Bentuk P.D orde satu:
i_
= C( , _)
i

Solusi y diperoleh dalam bentuk suatu deret Taylor;
y = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . .

dimana sering mengganti ) dengan _
dimana deret ini :

1) memenuhi persamaan diferensial diatas
2) mempunyai harga _ = _ jika

=

3) konvergen untuk semua harga

yang cukup dekat dengan

=

Langkah-langkah untuk mencari solusi umum yang berbentuk deret pangkat dalam
pangkat dari , yaitu jika
1.

=0

Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dalam pangkat dari
∞

y = ∑ an x n
n =0

= a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . .

2.

Diferensiasikan suku demi suku deret yang diasumsikan

3.

Substitusikan deret yang diasumsikan itu beserta deret-deret yang diperoleh
dengan diferensiasi suku demi suku tersebut ke dalam persamaan diferensialnya.

4.

Kumpulkan pangkat-pangkat x yang sama dan menyamakan jumlah koefisien
dari setiap pangkat x yang terjadi dengan nol, dimulai dari suku-suku konstanta,
suku-suku yang mengandung x, suku-suku yang mengandung x2 dan seterusnya.

5.

Hitunglah koefesien deretnya dari hubungan-hubungan diatas

6.

Substitusikan koefisien deret yang telah diperoleh ke dalam persamaan solusi
yang diasumsikan pada awal langkah ini.
Contoh 7 : Tentukan solusi deret pangkat disekitar < =  untuk persamaan diferensial
dy
+ 2 xy = 0
dx

Solution :

Karena koefesien dari _ adalah polinomial 2 , yang mana analitik dimana saja
= 0 adalah titik regular pada Persamaan Diferensial pada contoh 7.

sehingga

Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dari x
∞

y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . = ∑ a n x n .
n =0
∞

y' = a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . = ∑ na n x n −1 .
n =1

Substitusikan y dan
∞

∞

n =1

dy
ke soal di atas
dx

n =0

∑ na n x n−1 + 2 x ∑ a n x n = 0
∞

∑ na
n =1

∞

n

x n −1 + ∑ 2a n x n +1 = 0
n=0

( a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . ) + 2 x ( a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . ) = 0
a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . + 2a 0 x + 2a1 x 2 + 2a 2 x 3 + 2a 3 x 4 + . . . = 0
a1 + 2a 2 x + 2a 0 x + 3a 3 x 2 + 2a1 x 2 + 4a 4 x 3 + 2a 2 x 3 + . . . = 0
a1 + ( 2a 2 + 2a 0 ) x + (3a 3 + 2a1 ) x 2 + ( 4a 4 + 2a 2 ) x 3 + . . . = 0

dengan menyamakan koefesien-koefesien dari setiap pangkat x dengan nol, maka
diperoleh bahwa :
Koefesien dari :

x0 :

a1 = 0

x1 :

2a 2 + 2a 0 = 0

x2 :

3a 3 + 2a1 = 0

⇒

x3 :

4a 4 + 2a 2 = 0

⇒ a4 = −

x4 :

5a 5 + 2a 3 = 0

⇒ a5 = 0

x5 :

6)j + 2)9 = 0 ⇒)j = −

⇒

a 2 = −a 0
a3 = 0

a2 1
= a0
2 2!

2)9
() )
)
=−
=−
6
3!
3!
dan seterusnya.
sehingga dapat disimpulkan bahwa :
)$ =
)$

(−1)
!

= 1, 2, 3, …

=0

= 0, 1, 2, 3, …

Subtitusikan harga-harga tersebut ke dalam asumsi solusinya. Dengan harga-harga
ini, maka solusi umumnya adalah :
y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a 7 x 7 + . . .
= a0 + 0 x − a0 x 2 + 0 x 3 +
= a0 − a0 x 2 +
∞

= a0 ∑

n =1

= a0e −x

a0 4
a
x + 0x5 − 0 x6 + 0x7 +. .
2!
3!

a0 4 a0 6
x −
x +. . .
2!
3!

( − 1) n 2 n
x
n!
2

Contoh 8 : Tentukan nilai pendekatan Y(, l) dari persamaan diferensial berikut ini
dengan menggunakan deret pangkat sampai pangkat ke 10:
1.

dy
− 2 xy = 0
dx

y ( 0) = 2

Solution :
Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dalam pangkat dari x
∞

y = ∑ a n x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . .
n =0

Diferensialkan asumsi solusi diatas suku demi suku
dy
= a1 + 2a 2 x + 3a3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . .
dx
Substitusikan y dan

dy
ke soal persamaan diferensial di atas yaitu :
dx

dy
− 2 xy = 0
dx
⇒ a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . − 2 x ( a 0 + a1 x + a 2 x 2 + . . ) = 0
Kumpulkan pangkat-pangkat dari x yang sama
⇒ a 1 + ( 2a 2 − 2a 0 ) x + ( 3a 3 − 2 a 1 ) x 2 + ( 4a 4 − 2a 2 ) x 3 + ( 5a 5 − 2 a 3 ) x 4
+ ( 6a 6 − 2a 4 ) x 5 + . . ) = 0

dengan menyamakan koefesien-koefesien dari setiap pangkat x dengan nol, maka
diperoleh bahwa :
Koefesien dari :

x0 :

a1 = 0

x1 :

2a 2 − 2a 0 = 0 ⇔ a 2 = a 0

x2 :

3a 3 − 2a1 ⇔ a 3 = 0

x3 :

4a 4 − 2a 2 ⇔ a 4 =

x4 :

5a 5 − 2a 3 ⇔ a 5 = 0

x5 :

6a 6 − 2a 4 ⇔ a 6 =

a 2 a0
=
2
2

a4
a
a
a
= 2 = 2 = 0
3 3 * 2 3! 3!

dan seterusnya.

Subtitusikan harga-harga tersebut ke dalam asumsi solusinya. Dengan hargaharga ini, maka solusi umumnya adalah :
y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a 7 x 7 + . . .
a0 4
a
a
x + 0x5 + 0 x6 + 0x7 + 0 x8 + . . .
2!
3!
4!
4
6
8
x
x
x
= a0 (1 + x 2 +
+
+
+ . . .)
2!
3!
4!

= a0 + 0 x + a0 x 2 + 0 x 3 +

Menurur Deret Maclaurin 1 + x 2 +

∞
2
x 4 x 6 x8
xm
+
+
+. . .= ∑
= e x maka
2 ! 3! 4 !
m =0 m !

2

solusi umumnya menjadi y = a 0 e x ; dimana a0 konstanta sembarang.
Nilai _(0,5) dari persamaan diferensial
sampai pangkat ke 10 adalah :
x 4 x 6 x 8 x 10
y( x ) = a 0 (1 + x +
+
+
+
)
2! 3! 4!
5!
2

karena y(0) = 2 maka solusi umum menjadi

diatas menggunakan deret pangkat
y( x ) = 2( 1 + x 2 +

x 4 x 6 x 8 x 10
+
+
+
)
2! 3! 4! 5!

Untuk x = 0,5 maka

(0,5)4 (0,5)6 (0,5)8 (0,5)10
y(0,5) = 2(1 + (0,5) +
+
+
+
)
2!
3!
4!
5!
= 2(1 + 0,25 + 0,03125 + 0,002604167 + 0,000162760 + 0,000008138)
= 2,56805013
2

2

Solusi secara umum analitik untuk y(0) = 2 adalah y = 2e x . Sehingga nilai

y(0,5) = 2 * exp((0,5) 2 )
= 2 * 1,284025417
= 2,568050833

Contoh 9 : Tentukan solusi umum dari
2_ KK + _ K + _ = 0

dalam bentuk deret pangkat disekitar titik regular

= 0.

Solution :
∞

y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . = ∑ a n x n .
n =0

Maka
∞

y' = a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . = ∑ na n x n −1 .
n =1

∞

y' ' = 2a 2 + 6a 3 x + 12a 4 x 2 + . . . = ∑ n( n − 1)a n x n − 2 .
n= 2

Substitusikan deret tersebut ke persamaan diferensial contoh diatas
∞

∞

∞

2∑ n( n − 1)a n x n− 2 + x ∑ na n x n −1 + ∑ a n x n = 0
n=2

n =1

∞

∑ 2n(n − 1)a
n= 2

n

∞

n =1

n =0

x n− 2 + ∑ na n x n + ∑ a n x n = 0

Dengan memisalkan p =

p=

n =0

∞

− 2 untuk bentuk penjumlahan pertama, sedangkan

untuk bentuk penjumlahan kedua dan ketiga sehingga penjumlahan

persamaan diatas menjadi
∞

∞

∞

k =0

k =1

k =0

∑ 2(k + 2)( k + 1)a k +2 x k + ∑ ka k x k + ∑ a k x k = 0
∞

∞

∞

k =1

k =1

k =1

2( 0 + 2)( 0 + 1)a 2 + ∑ 2( k + 2)( k + 1)a k + 2 x k + ∑ ka k x k + a 0 + ∑ a k x k = 0
∞

4a 2 + a 0 + ∑ [ 2( k + 2)( k + 1)a k + 2 + ka k + a k ] x k = 0
k =1

Sehingga diperoleh :
4a 2 + a 0 = 0 ⇒ a 2 =

− a0 − a0
= 2
4
2

⇒ 2( k + 2)( k + 1)a k +2 + ka k + a k = 0
⇒ a k +2 = −

( k + 1 )a k
2 ( k + 2 )( k + 1 )

⇒ ak +2 = −

1
ak ;
2( k + 2)

p≥1

Maka dapat disimpulkan bahwa :

a2 =

− a0 − a0
= 2
4
2

ak +2 = −

1
ak
2( k + 2)

p = 1 maka
p = 2 maka
p = 3 maka
p = 4 maka
p = 5 maka
p = 6 maka
dst

) =

−1
)
2∗4 $
−1
=
)
2∗5
−1
=
)
2∗6 9
−1
=
)
2∗7 G
−1
=
)
2∗8 j

)9 =
)G
)j
)H
)r

−1
)
2∗3

1
)
∗2∗4
1
= $
)
2 ∗3∗5
−1
−1
−1
= $
) =
) = j
)
2 ∗2∗2∗4∗6
2 ∗2∗4∗6
2 ∗ 3!
−1
−1
=
) =
)
2 ∗ 2$ ∗ 3 ∗ 5 ∗ 7
2 ∗3∗5∗7
1
1
= 9
) = r
)
2 ∗2∗4∗6∗8
2 ∗ 4!
=

2$

Maka solusi dari persamaan diferensial diatas adalah :

y = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a7 x 7 + a 8 x 8 + . . . .

y = a 0 + a 2 x 2 + a 4 x 4 + a 6 x 6 + a 8 x 8 + . . . + a1 x + a 3 x 3 + a 5 x 5 + a 7 x 7 + a 9 x 9 + . . . .
y = a0 −

a0

2

2

+ a1 x −

x2 +

a0
a
a
x 4 − 6 0 x6 + 8 0 x 8 + . . .
4
2 .2 !
2 .3 !
2 .4 !

1
1
1
1
a1 x 3 +
a1 x 5 + 2
a1 x7 + 3
a1 x9 + . . .
2. 2. 3. 5
2 . 2. 3
2 .2.3.5.7
2 .2.3.5.7.9
0

1 2
1
1
1
x + 4
x4 − 6
x6 + 8
x 8 + . . .)
2
2
2 .2 !
2 .3 !
2 .4 !
1
1
1
1
+ a1 ( x − 0
x3 +
x5 + 2
x7 + 3
x9 + . . . )
2.2.3.5
2 .2.3
2 .2.3.5.7
2 .2.3.5.7.9

y = a0 (1 −

∞
( −1 ) n 2 n
( −1 ) n
y = a0 ∑ 2 n x + a1 ∑ n −1
x 2 n+1
n!
(1.3...(2 n + 1 ))
n =0 2
n =0 2
∞

Contoh 10 : Tentukan solusi umum dari
2_ KK − _ K + _ = 0

dalam bentuk deret pangkat disekitar titik regular

= 1.

Solution :

y = ∑ an ( x − 1 )n .
∞

n =0

Dengan memisalkna ( =
i_ i_
=
i
i(

− 1, maka

i$_ i$_
=
i $ i( $

Oleh sebab itu persoalan tersebut menjadi
2_ KK − (( + 1)_ K + _ = 0

Sekarang mencari solusi umum dengan bentuk
_ = 0) (
Maka
_K = 0 ) (

*

_′K = 0 ( − 1)) (
$

*$

Dengan mensubtitusikan kedua turunan ini ke Persamaan (1.9) maka diperoleh

(1.9)
2 0 ( − 1)) (

*$

− (( + 1) 0 ) (

2 0 ( − 1)) (

*$

−0 ) ( −0 ) (

$
$

Dengan memisalkan p =

+0) ( = 0

*

*

+0) ( = 0

− 2 untuk bentuk penjumlahan pertama, p =

penjumlahan ketiga, dan p =

− 1 untuk

untuk bentuk penjumlahan kedua dan keempat

sehingga penjumlahan persamaan diatas menjadi
2 0(p + 2)(p + 1))2 $ ( 2 − 0 p)2 ( 2 − 0(p + 1))2 ( 2 + 0 )2 ( 2 = 0
2

4)$ + 2 0(p + 2)(p + 1))2
2

$(

2

2

2

− 0 p)2 ( 2 − ) − 0(p + 1))2
2

2

2

( 2 + ) + 0 )2 ( 2 = 0
2

4)$ − ) + ) + 2 0(p + 2)(p + 1))2

$(

2

− 0 p)2 ( 2 − 0(p + 1))2

4)$ − ) + ) + 0 2(p + 2)(p + 1))2

$(

2

− (p + 1))2

( 2 − p)2 ( 2 + )2 ( 2 = 0

4)$ − ) + ) + 0 2(p + 2)(p + 1))2

$(

2

− (p + 1))2

( 2 − (p − 1))2 ( 2 = 0

2

2
2

Sehingga diperoleh :

4)$ − ) + ) = 0 → )$ =
2(p + 2)(p + 1))2

⇒ )2

$

=

$

) −)
4

− (p + 1))2

2

− (p − 1))2 = 0

(p + 1))2 + (p − 1))2
2(p + 2)(p + 1)

Untuk p = 1, 2, 3, … maka diperoleh :
) =

2

p≥1

2)
+ (1 − 1))
2)$
2) − 2)
) −)
=
=
=
2(1 + 2)(1 + 1)
2.3.2
4.2.3.2
4.3.2

) −)
) −)
(2 + 1))$ + (2 − 1))$ 3) + )$ 3 u 4.3.2 v +
4
)9 =
=
=
2(2 + 2)(2 + 1)
2.4.3
2.4.3
) −)
2) − 2)
3) − 3)
) −)
4.2 +
4.2
4.2
=
=
=
2.4.3
2.4.3
2.4.4.2

( 2 + 0 )2 ( 2 = 0
2
Jadi Solusinya :

_(() = ) + ) ( + )$ ( $ + ) ( + )9 ( 9 + ⋯

) −)
) −)
) −) 9
v ($ + u
v( + (
)( + ⋯
_(() = ) + ) ( + u
4
4.3.2
2.4.4.2
_(() = ) + ) ( +
_(() = ) −

_(() = ) −
Karena ( =

_( ) = ) −

) $ ) $
)
)
)
)
( − ( +
( −
( +
(9 −
(9 + ⋯
4
4
4.3.2
4.3.2
2.4.4.2
2.4.4.2

) $
)
)
)
)
)
( −
( −
(9 − ⋯ + ) ( + ($ +
( +
(9 + ⋯
3
4.3.2
2.4.4.2
4
4.3.2
2.4.4.2
) $
)
)
)
)
)
( −
( −
(9 − ⋯ + ) ( + ($ +
( +
(9 + ⋯
3
4.3.2
2.4.4.2
4
4.3.2
2.4.4.2

− 1, maka

)
)
)
( − 1)$ −
( − 1) −
( − 1)9 − ⋯
3
4.3.2
2.4.4.2

+)1 ( − 1) +

)1
4

( − 1)2 +

)1

4.3.2

( − 1)3 +

)1

2.4.4.2

( − 1)4 + ⋯

Contoh 12 : Tentukan nilai pendekatan y(0,1) dari persamaan diferensial berikut
ini dengan menggunakan deret pangkat sampai pangkat ke 8:
1.

dy
− y = 2x − x2
dx

y( 0 ) = 1

Jawab :

a0 + 2 2 a0 3 a0 4 a0 5 a0 6
x +
x +
x +
x +
x +. ..
2
3!
4!
5!
6!
x3
x4
x5
x6
2
= a0 (1 + x + x +
+
+
+
+ . . .)
3!
4!
5!
6!

y = a0 + a0 x +

∞

xm
x 2 x 3 x4
=1+ x +
+
+
+ . . . maka solusi umumnya adalah
2! 3! 4!
m =0 m !

karena e x = ∑

2
y = a0 e x + x 2 ; dimana a0 konstanta sembarang.
2

Untuk y( 0 ) = 1 maka diperoleh solusi khususnya y = e x + x 2 sehinnga nilai
y ( 0 ,1 ) = 1,11517092

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBHyronimus Lado
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linierAcika Karunila
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 

Mais procurados (20)

Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Keterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPBKeterbagian, KPK & FPB
Keterbagian, KPK & FPB
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 

Semelhante a deret kuasa

Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]
Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]
Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]rizkiputrimayari
 
Kelompok5 3ia18
Kelompok5 3ia18Kelompok5 3ia18
Kelompok5 3ia18kasega
 
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadratAmphie Yuurisman
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiPrayudi MT
 
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiPrayudi MT
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiPrayudi MT
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Titah Arsy
 
Regresi Kuadrat Terkecil
Regresi Kuadrat TerkecilRegresi Kuadrat Terkecil
Regresi Kuadrat Terkecilindra herlangga
 
Pertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxPertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxMeilaErita
 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxAyamoetz5488
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.pptsuci870827
 
Ppt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadratPpt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadratfajarcoeg
 

Semelhante a deret kuasa (20)

Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]
Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]
Ppt (rizki putri_mayari)_baruuuu[1]
 
Rangkuman.docx
Rangkuman.docxRangkuman.docx
Rangkuman.docx
 
Kelompok5 3ia18
Kelompok5 3ia18Kelompok5 3ia18
Kelompok5 3ia18
 
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
 
Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearSistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
 
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 04 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiSttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Sttm tm 03 modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)
 
6 pencocokan-kurva
6 pencocokan-kurva6 pencocokan-kurva
6 pencocokan-kurva
 
Regresi Kuadrat Terkecil
Regresi Kuadrat TerkecilRegresi Kuadrat Terkecil
Regresi Kuadrat Terkecil
 
Pertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxPertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptx
 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
Ppt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadratPpt persamaan kuadrat
Ppt persamaan kuadrat
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
polinomial.ppt
polinomial.pptpolinomial.ppt
polinomial.ppt
 
INISIASI 4 - PDGK 4108.pptx
INISIASI 4 - PDGK 4108.pptxINISIASI 4 - PDGK 4108.pptx
INISIASI 4 - PDGK 4108.pptx
 

Mais de Ruth Dian

Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaRuth Dian
 
presentasi skripsi 2014
presentasi skripsi 2014presentasi skripsi 2014
presentasi skripsi 2014Ruth Dian
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Ruth Dian
 
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogen
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogenSkripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogen
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogenRuth Dian
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal MatematikaRuth Dian
 
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Ruth Dian
 

Mais de Ruth Dian (7)

Buku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematikaBuku ajar pemodelan matematika
Buku ajar pemodelan matematika
 
presentasi skripsi 2014
presentasi skripsi 2014presentasi skripsi 2014
presentasi skripsi 2014
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
 
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogen
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogenSkripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogen
Skripsi Matematika Solusi Sistem Tak homogen
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal Matematika
 
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
 

Último

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Último (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

deret kuasa

  • 1. BAB 1 METODE DERET PANGKAT 1. PENDAHULUAN Sejauh ini kita mencoba untuk menyatakan penyelesaian Persamaan Diferensial dalam suku-suku fungsi elementer, seperti sin, cos, xn, atau eksponen. Metode penyelesaian yang akan dibahas ini menyatakan penyelesaian dalam suku-suku deret pangkat. Namun demikian TIDAK semua fungsi dapat disajikan dengan cara ini, tetapi hal ini memungkinkan dengan mengambil fungsi analitik. Metode deret pangkat akan menghasilkan penyelesaian persamaan diferensial dalam bentuk deret pangkat. Deret pangkat tak hingga di sekitar titik ∞ ∑a n=0 n berbentuk : ( x − xo ) n = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . . (1.1) dimana a0, a1, a2, ... adalah konstanta-konstanta yang disebut koefisien deret, x0 adalah suatu konstanta yang disebut pusat dari deret dan x adalah peubah. Persamaan (1.1) dikatakan Konvergen di titik ∞ ∑a n=0 n = jika deret tak terhingga ( c − x o ) n konvergen yakni nilai limit dari deret tersebut ada. Jika nilai limitnya tidak ada, maka deret pangkat tersebut dikatan tidak Konvergen (Divergen) di = . Sedangkan himpunan bilangan riil yang anggota-anggotanya membentuk sebuah deret pangkat konvergen dinamakan himpunan konvergen. Pengujian suatu deret konvergen atau tidak pada himpunan tertentu berdasarkan teorema-teorema berikut : Teorema 1 : Untuk setiap Deret Pangkat Persamaan (1.1), terdapat sebuah bilangan (0 ≤ ≤ ∞), disebut sebagai radius of convergen dari deret pangkat, sedemikian sehingga Persamaan (1.1) dikatakan konvergen mutlak untuk | − | − |> . |< dan divergen untuk Teorema 2 : Uji Perbandingan Mutlak Andaikan Deret Pangkat Persamaan (1.1) sebuah deret yang suku-sukunya tidak sama dengan nol,
  • 2. Andaikan = → i. ii. Jika iii. < 1, deret konvergen Jika Jika Untuk > 1, deret divergen = 1, pengujian ini tidak dapat memberikan kepastian = 1, tidak dapat disimpulkan; pengujian konvergensi deret dilakukan dengan berbagai uji ( uji perbandingan, rasio, integral dll.) baik deret positif maupun deret berganti tanda. Nilai yang didapatkan dari pengujian di atas disebut radius konvergensi atau selang konvergensi deret. Tentukan selang konvergensi deret kuasa : ∑ Contoh 1: Jawab : : = = |3 | → → +1 = +1 = |3 | +2 Deret ini konvergen bila "# → ( "# ( ( ) ) $) < 1. Oleh karena itu, |3 | < 1 a() = −1/3 maka didapatkan deret berganti tanda ∑ Bila (menggunakan uji deret berganti = 1/3 didapatkan deret ∑ = 0), sedangkan untuk → tanda < < . ( * ) (* ) konvergen konvergen ( ) jika divergen (menggunakan aturan deret harmonik). Jadi radius konvergensi deret kuasa adalah * ≤ < . Tentukan selang konvergensi deret kuasa : ∑ Contoh 2: Jawab : : = → +1 = → ( −2) ( +1 $), ( *$) ( ( −2) :( ), ),
  • 3. = = → . → ( + 1)$ ( − 2) ∗ . ( + 2)$ ( − 2) ( − 2) ∗ ( + 1)$ ( + 2)$ = | − 2| → ( + 1)$ = | − 2| ( + 2)$ Deret ini konvergen bila Bila < 1. Oleh karena itu, | − 2| < 1 a() 1 < = 1 maka didapatkan deret berganti tanda ∑ (menggunakan uji deret berganti tanda konvergen = 3 didapatkan deret ∑ ( ( ) konvergensi deret kuasa adalah 1 ≤ ), → (* ) ( ), merupakan deret harmonik. Jadi radius < 3. Tentukan semua nilai x yang menyebabkan deret berikut ini konvergen ! (−2) ( − 3) ( + 1) 0 2. 0 3. 0 4. 0 5. 0 6. 0 2$2 2 3 ! (2)* ( − 1) ( + 1) ( )$ ( + 2) 2 3 ( − 2) $2 konvergen = 0), sedangkan untuk Latihan 1 : 1. <3
  • 4. 2. Turunan dan AntiTurunan PADA DERET PANGKAT Pada pasal sebelumnya, kita mengetahui bahwa himpunan kekonvergenan deret ∞ pangkat ∑a n =0 n x n adalah sebuah selang I. Selang ini adalah daerah asal sebuah fungsi baru 3( ), yaitu jumlah deret pangkat itu. Pertanyaannya, apakah kita dapat menyusun rumus sederhana untuk S(x) tersebut sebagaimana deret geometri yaitu : ∞ ∑a n=0 n x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . = a , 1− x −1 < x < 1 Teorema 3 : Andaikan S(x) adalah jumlah sebuah deret pangkat pada sebuah selang I; jadi, ∞ S ( x ) = ∑ a n x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . n=0 Maka, apabila x ada di dalam I, berlakulah, ∞ ∞ S ' ( x ) = ∑ x ( a n x n ) = ∑na n x n −1 D i. n=0 n =1 = a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . x ∞ x ∞ a S ( t )dt = ∑ a n t n dt = ∑ 0 x n+1 ∫ ∫ n =0 0 n =0 n + 1 0 ii. = a0 x + 1 1 1 a1 x 2 + a 2 x 3 + a 3 x 4 + . . . 2 3 4 Contoh 3 : Gunakan Teorema 3 untuk deret geometri 1 = 1 + x + x 2 + x 3 + . . ., 1− x −1 < x < 1 Untuk memperoleh rumus-rumus jumlah dua deret baru. Jawab : i. Apabila dideferensialkan suku demi suku, kita peroleh 1 = 1 + 2 x + 3 x 2 + 4 x 3 + . . ., (1 − x ) 2 −1 < x < 1
  • 5. ii. Sedangkan pengintegralan suku demi suku menghasilkan x x x x x 1 2 3 ∫ 1 − t dt = ∫1dt + ∫ t dt + ∫ t dt + ∫ t dt + . . ., 0 0 0 0 0 Jadi − ln(1 − ) = + $ 2 + 3 −1 < x < 1 + . . . Apabila x diganti dengan – x dan mengalikan ruas kiri dan kanan dengan −1, kita peroleh ln(1 + ) = − $ 2 + 3 − 9 4 +. . . ∴ Jadi dapat disimpulkan bahwa : 1 + 2 x + 3x 2 + 4 x 3 + . . . = <+ 1 (1 − x ) 2 <= <> + + . . . = − ?@(A − <) = > <= <> <B <− + − + . . . = ?@(A + <) = > B Latihan 2 : Tentukan deret pangkat untuk setiap fungsi berikut ini dengan memodifikasi deret geometri pada Contoh 3. 1 1+ x2 1 (1 − x ) 2 1. 2. arctan x = tan =1 x 3. 3. TITIK ANALITIK Suatu fungsi C dikatakan analitik pada titik , jika terdapat suatu bilangan real positif D sehingga C dapat ditulis sebagai suatu deret pangkat konvergen ∞ ∑a ( x − x n=0 n o )n = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo )2 + a3 ( x − xo )3 + . . .
  • 6. Untuk semua | − | < D. Bilangan R dinamakan radius of convergen deret pangkat. Beberapa contoh fungsi analitik yaitu memuat eksponen, sin dan cos. Beberpa bentuk deret pangkat sebagai kombinasi dari fungsi sederhana, tetapi paling tidak dikenal sebagai kspansi sebagai berikut : 1 1− x = ex = e ∞ ∑x = 1+ x + x2 + x3 + . . . m m =0 ∞ xm ∑ m =0 m ! = 1+ x + x −2 m =∑ m =0 m ! x4 x6 = 1− x + − +. . . 2 ! 3! ∞ − x2 2 cos x = ( −1) m x 2 m ∑ ( 2m ) ! m =0 = 1− sin x = ( −1) m x 2 m +1 m = 0 ( 2m + 1) ! = x− Contoh 4 : Fungsi 3 $ ∞ ∞ ∑ x2 x3 + +. . . 2 ! 3! x2 x4 x6 + − +.. . 2! 4! 6! x 3 x5 x 7 + − +.. . 3! 5 ! 7 ! − 7 + 6 = 0 analitik pada setiap titik, sedangkan fungsi analitik pada setiap titik, kecuali pada titik = 0, 3 dan −3 , *G H ( , *I) 4. Titik Regular dan Titik Singular Perhatikan suatu persamaan diferensial orde dua dengan koefisien peubah dengan bentuk a$ (x)y KK + a (x)y K + a (x)y = 0 . (1.2) Jika Persamaan (1.2) dituliskan dalam bentuk standar y KK + p(x)y K + q(x)y = 0 Dengan ) ( )$ ( N ) ( P( ) = )$ ( O( ) = Definisi )T )R )S )R Q (1.3)
  • 7. Sebuah titik disebut titik regular atau titik ordiner dari Persamaan Diferensial (1.2) jika kedua fungsi O( ) dan P( ) analitik di titik atau dengan kata lain persamaan diferensial adalah regular. Dalam kasus ini lim lim → W P( ) ada. Jika O( ) atau P( ) tidak analitik pada titik , maka → W X( ) dan disebut sebuah titik singular dari persamaan diferensial (1.2) atau dengan kata lain Persamaan diferensial adalah singular di . Dalam kasus ini lim → W X( ) atau lim → W P( ) adalah tak terhingga Contoh 5: Tentukan semua titik singular dari <Y′′ + <(A − <)*A Y′ + (Z[@ <) Y = Solution : O( ) = a ( ) = a$ (x) P( ) = a ( ) sin = a$ (x) (1 − ) O( ) analitik kecuali pada =1 dengan menggunakan mengingat beberapa bentuk deret pangkat maka P( ) = sin = G H − 3! + − 7! + . . . 5! Dengan demikian P( ) analitik semua titik. ∴ _ KK + (1 − )* _ K + (sin ) _ = 0; singular hanya pada titik = 1. Definisi Sebuah titik jika titik disebut titik singular yang regular dari persamaan diferensial (1.2) analitik pada kedua fungsi (< − < )`(<) dan (< − < )= a(<). Sebaliknya disebut titik singular tak regular dari persamaan diferensial (1.2). Contoh 6: Tentukan titik singular dari persamaan (b = − A)= c KK + (b + A)c K − c = Solution : Diketahui :
  • 8. O( ) = P( ) = a ( ) ( + 1) 1 = $ = $ a$ (x) ( − 1) ( + 1)( − 1)$ a ( ) = a$ (x) ( −1 1 = $ − 1)$ ( + 1)$ ( − 1)$ Maka dengan demikian kita peroleh ±1 adalah titik-titik singular pada persamaan diferensial contoh 6. • Untuk = 1, kedua fungsi dalam (3) menjadi (x − 1)O( ) = 1 ( + 1)( − 1) dan (x − 1)$ P( ) = 1 ( + 1)$ Karena salah satunya tidak analitik di = 1. Oleh karena itu =1 merupakan titik singular tak regular • Untuk = −1, kedua fungsi dalam (3) menjadi (x + 1)O( ) = 1 ( − 1)$ dan (x + 1)$ P( ) = −1 ( − 1)$ Karena keduanya analitik di = −1 maka karena itu = −1 merupakan titik singular regular. Latihan 3: Tentukan titik-titik singular yang regular, dan titik-titik singular takregular dari persamaan diferensial berikut ini. 1. _ KK − (2 + 1)_ K = 0 3. (1 − )_ KK − _ K + _ = 0 5. ( − 1)$ _ KK − ( 7. (1 − $ )_ KK $ − )_ K + _ = 0 + (2 − 3)_ K + _ = 0 2. _ KK − 2( − 1)_ K + 2_ = 0 4. 2 6. _ +( − $ KK $ )_ K −_=0 _ − ( + 2)_ = 0 $ KK 8. ( − 1)9 _ KK − _ = 0
  • 9. 5. Deret Kuasa Sebagai Penyelesaian di Sekitar Titik Singular Dalam bagian ini kita tunjukkan bagaimana menyelesaikan sebarang persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien peubah yang berbentuk )$ ( )_ KK + ) ( )_ K + ) ( )_ = 0 (1.4) Dalam suatu selang di sekitar titik regular . Titik biasanya diatur oleh masalah khusus yang ada, yang mensyaratkan kita untuk mencari penyelesaian persamaan diferensial (1.4) yang memenuhi syarat awal berbentuk : _( ) = _ dan (1.5) _ K( ) = _ (1.6) Kita ingatkan kembali bahwa jika koefisien-koefisien )$ , ) dan ) berbentuk polinompolinom dalam , maka sebuah titik (1.4) bila )$ ( ) ≠ 0. Pada umumnya adalah titik regular dari persamaan diferensial adalah titik regular dari persamaan diferensial (1.4) jika fungsi-fungsi dan O( ) dan P( ) pada Persamaan (1.3) dapat diuraikan menjadi deret kuasa dalam bentuk a (x) = 0g ( − a$ (x) dan )$ Untuk | − |<D (1.7) ) ( ) = 0h ( − )$ ( ) )$ Untuk | − | < D$ (1.8) Dengan jari-jari keonvergenan D dan D$ yang positif. Fungsi (1.7) dan (1.8) khususnya kontinu di dalam selang | − | < D, dimana D bilangan terkecil diantara D dan D$ . Teorema 3 (Penyelesaian di sekitar sebuah titik regular ) Jika sebuah titik regular dari Persamaan Diferensial (1.4), maka penyelesaian umum persamaan diferensial itu mempunyai suatu uraian deret kuasa di sekitar
  • 10. ∞ ∑a ( x − x ) n=0 n o n = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . . Dengan jari-jari kekonvergenan yang positif. 6. Deret Pangkat Pada Persamaan Diferensial Bentuk P.D orde satu: i_ = C( , _) i Solusi y diperoleh dalam bentuk suatu deret Taylor; y = a0 + a1 ( x − xo ) + a2 ( x − xo ) 2 + a3 ( x − xo )3 + . . . dimana sering mengganti ) dengan _ dimana deret ini : 1) memenuhi persamaan diferensial diatas 2) mempunyai harga _ = _ jika = 3) konvergen untuk semua harga yang cukup dekat dengan = Langkah-langkah untuk mencari solusi umum yang berbentuk deret pangkat dalam pangkat dari , yaitu jika 1. =0 Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dalam pangkat dari ∞ y = ∑ an x n n =0 = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . 2. Diferensiasikan suku demi suku deret yang diasumsikan 3. Substitusikan deret yang diasumsikan itu beserta deret-deret yang diperoleh dengan diferensiasi suku demi suku tersebut ke dalam persamaan diferensialnya. 4. Kumpulkan pangkat-pangkat x yang sama dan menyamakan jumlah koefisien dari setiap pangkat x yang terjadi dengan nol, dimulai dari suku-suku konstanta, suku-suku yang mengandung x, suku-suku yang mengandung x2 dan seterusnya. 5. Hitunglah koefesien deretnya dari hubungan-hubungan diatas 6. Substitusikan koefisien deret yang telah diperoleh ke dalam persamaan solusi yang diasumsikan pada awal langkah ini.
  • 11. Contoh 7 : Tentukan solusi deret pangkat disekitar < = untuk persamaan diferensial dy + 2 xy = 0 dx Solution : Karena koefesien dari _ adalah polinomial 2 , yang mana analitik dimana saja = 0 adalah titik regular pada Persamaan Diferensial pada contoh 7. sehingga Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dari x ∞ y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . = ∑ a n x n . n =0 ∞ y' = a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . = ∑ na n x n −1 . n =1 Substitusikan y dan ∞ ∞ n =1 dy ke soal di atas dx n =0 ∑ na n x n−1 + 2 x ∑ a n x n = 0 ∞ ∑ na n =1 ∞ n x n −1 + ∑ 2a n x n +1 = 0 n=0 ( a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . ) + 2 x ( a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . ) = 0 a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . + 2a 0 x + 2a1 x 2 + 2a 2 x 3 + 2a 3 x 4 + . . . = 0 a1 + 2a 2 x + 2a 0 x + 3a 3 x 2 + 2a1 x 2 + 4a 4 x 3 + 2a 2 x 3 + . . . = 0 a1 + ( 2a 2 + 2a 0 ) x + (3a 3 + 2a1 ) x 2 + ( 4a 4 + 2a 2 ) x 3 + . . . = 0 dengan menyamakan koefesien-koefesien dari setiap pangkat x dengan nol, maka diperoleh bahwa : Koefesien dari : x0 : a1 = 0 x1 : 2a 2 + 2a 0 = 0 x2 : 3a 3 + 2a1 = 0 ⇒ x3 : 4a 4 + 2a 2 = 0 ⇒ a4 = − x4 : 5a 5 + 2a 3 = 0 ⇒ a5 = 0 x5 : 6)j + 2)9 = 0 ⇒)j = − ⇒ a 2 = −a 0 a3 = 0 a2 1 = a0 2 2! 2)9 () ) ) =− =− 6 3! 3!
  • 12. dan seterusnya. sehingga dapat disimpulkan bahwa : )$ = )$ (−1) ! = 1, 2, 3, … =0 = 0, 1, 2, 3, … Subtitusikan harga-harga tersebut ke dalam asumsi solusinya. Dengan harga-harga ini, maka solusi umumnya adalah : y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a 7 x 7 + . . . = a0 + 0 x − a0 x 2 + 0 x 3 + = a0 − a0 x 2 + ∞ = a0 ∑ n =1 = a0e −x a0 4 a x + 0x5 − 0 x6 + 0x7 +. . 2! 3! a0 4 a0 6 x − x +. . . 2! 3! ( − 1) n 2 n x n! 2 Contoh 8 : Tentukan nilai pendekatan Y(, l) dari persamaan diferensial berikut ini dengan menggunakan deret pangkat sampai pangkat ke 10: 1. dy − 2 xy = 0 dx y ( 0) = 2 Solution : Asumsikan bahwa solusi umum berbentuk deret pangkat dalam pangkat dari x ∞ y = ∑ a n x n = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . n =0 Diferensialkan asumsi solusi diatas suku demi suku dy = a1 + 2a 2 x + 3a3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . dx Substitusikan y dan dy ke soal persamaan diferensial di atas yaitu : dx dy − 2 xy = 0 dx ⇒ a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . − 2 x ( a 0 + a1 x + a 2 x 2 + . . ) = 0
  • 13. Kumpulkan pangkat-pangkat dari x yang sama ⇒ a 1 + ( 2a 2 − 2a 0 ) x + ( 3a 3 − 2 a 1 ) x 2 + ( 4a 4 − 2a 2 ) x 3 + ( 5a 5 − 2 a 3 ) x 4 + ( 6a 6 − 2a 4 ) x 5 + . . ) = 0 dengan menyamakan koefesien-koefesien dari setiap pangkat x dengan nol, maka diperoleh bahwa : Koefesien dari : x0 : a1 = 0 x1 : 2a 2 − 2a 0 = 0 ⇔ a 2 = a 0 x2 : 3a 3 − 2a1 ⇔ a 3 = 0 x3 : 4a 4 − 2a 2 ⇔ a 4 = x4 : 5a 5 − 2a 3 ⇔ a 5 = 0 x5 : 6a 6 − 2a 4 ⇔ a 6 = a 2 a0 = 2 2 a4 a a a = 2 = 2 = 0 3 3 * 2 3! 3! dan seterusnya. Subtitusikan harga-harga tersebut ke dalam asumsi solusinya. Dengan hargaharga ini, maka solusi umumnya adalah : y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a 7 x 7 + . . . a0 4 a a x + 0x5 + 0 x6 + 0x7 + 0 x8 + . . . 2! 3! 4! 4 6 8 x x x = a0 (1 + x 2 + + + + . . .) 2! 3! 4! = a0 + 0 x + a0 x 2 + 0 x 3 + Menurur Deret Maclaurin 1 + x 2 + ∞ 2 x 4 x 6 x8 xm + + +. . .= ∑ = e x maka 2 ! 3! 4 ! m =0 m ! 2 solusi umumnya menjadi y = a 0 e x ; dimana a0 konstanta sembarang. Nilai _(0,5) dari persamaan diferensial sampai pangkat ke 10 adalah : x 4 x 6 x 8 x 10 y( x ) = a 0 (1 + x + + + + ) 2! 3! 4! 5! 2 karena y(0) = 2 maka solusi umum menjadi diatas menggunakan deret pangkat
  • 14. y( x ) = 2( 1 + x 2 + x 4 x 6 x 8 x 10 + + + ) 2! 3! 4! 5! Untuk x = 0,5 maka (0,5)4 (0,5)6 (0,5)8 (0,5)10 y(0,5) = 2(1 + (0,5) + + + + ) 2! 3! 4! 5! = 2(1 + 0,25 + 0,03125 + 0,002604167 + 0,000162760 + 0,000008138) = 2,56805013 2 2 Solusi secara umum analitik untuk y(0) = 2 adalah y = 2e x . Sehingga nilai y(0,5) = 2 * exp((0,5) 2 ) = 2 * 1,284025417 = 2,568050833 Contoh 9 : Tentukan solusi umum dari 2_ KK + _ K + _ = 0 dalam bentuk deret pangkat disekitar titik regular = 0. Solution : ∞ y = a 0 + a1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . = ∑ a n x n . n =0 Maka ∞ y' = a1 + 2a 2 x + 3a 3 x 2 + 4a 4 x 3 + . . . = ∑ na n x n −1 . n =1 ∞ y' ' = 2a 2 + 6a 3 x + 12a 4 x 2 + . . . = ∑ n( n − 1)a n x n − 2 . n= 2 Substitusikan deret tersebut ke persamaan diferensial contoh diatas ∞ ∞ ∞ 2∑ n( n − 1)a n x n− 2 + x ∑ na n x n −1 + ∑ a n x n = 0 n=2 n =1 ∞ ∑ 2n(n − 1)a n= 2 n ∞ n =1 n =0 x n− 2 + ∑ na n x n + ∑ a n x n = 0 Dengan memisalkan p = p= n =0 ∞ − 2 untuk bentuk penjumlahan pertama, sedangkan untuk bentuk penjumlahan kedua dan ketiga sehingga penjumlahan persamaan diatas menjadi
  • 15. ∞ ∞ ∞ k =0 k =1 k =0 ∑ 2(k + 2)( k + 1)a k +2 x k + ∑ ka k x k + ∑ a k x k = 0 ∞ ∞ ∞ k =1 k =1 k =1 2( 0 + 2)( 0 + 1)a 2 + ∑ 2( k + 2)( k + 1)a k + 2 x k + ∑ ka k x k + a 0 + ∑ a k x k = 0 ∞ 4a 2 + a 0 + ∑ [ 2( k + 2)( k + 1)a k + 2 + ka k + a k ] x k = 0 k =1 Sehingga diperoleh : 4a 2 + a 0 = 0 ⇒ a 2 = − a0 − a0 = 2 4 2 ⇒ 2( k + 2)( k + 1)a k +2 + ka k + a k = 0 ⇒ a k +2 = − ( k + 1 )a k 2 ( k + 2 )( k + 1 ) ⇒ ak +2 = − 1 ak ; 2( k + 2) p≥1 Maka dapat disimpulkan bahwa : a2 = − a0 − a0 = 2 4 2 ak +2 = − 1 ak 2( k + 2) p = 1 maka p = 2 maka p = 3 maka p = 4 maka p = 5 maka p = 6 maka dst ) = −1 ) 2∗4 $ −1 = ) 2∗5 −1 = ) 2∗6 9 −1 = ) 2∗7 G −1 = ) 2∗8 j )9 = )G )j )H )r −1 ) 2∗3 1 ) ∗2∗4 1 = $ ) 2 ∗3∗5 −1 −1 −1 = $ ) = ) = j ) 2 ∗2∗2∗4∗6 2 ∗2∗4∗6 2 ∗ 3! −1 −1 = ) = ) 2 ∗ 2$ ∗ 3 ∗ 5 ∗ 7 2 ∗3∗5∗7 1 1 = 9 ) = r ) 2 ∗2∗4∗6∗8 2 ∗ 4! = 2$ Maka solusi dari persamaan diferensial diatas adalah : y = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a 4 x 4 + a 5 x 5 + a 6 x 6 + a7 x 7 + a 8 x 8 + . . . . y = a 0 + a 2 x 2 + a 4 x 4 + a 6 x 6 + a 8 x 8 + . . . + a1 x + a 3 x 3 + a 5 x 5 + a 7 x 7 + a 9 x 9 + . . . .
  • 16. y = a0 − a0 2 2 + a1 x − x2 + a0 a a x 4 − 6 0 x6 + 8 0 x 8 + . . . 4 2 .2 ! 2 .3 ! 2 .4 ! 1 1 1 1 a1 x 3 + a1 x 5 + 2 a1 x7 + 3 a1 x9 + . . . 2. 2. 3. 5 2 . 2. 3 2 .2.3.5.7 2 .2.3.5.7.9 0 1 2 1 1 1 x + 4 x4 − 6 x6 + 8 x 8 + . . .) 2 2 2 .2 ! 2 .3 ! 2 .4 ! 1 1 1 1 + a1 ( x − 0 x3 + x5 + 2 x7 + 3 x9 + . . . ) 2.2.3.5 2 .2.3 2 .2.3.5.7 2 .2.3.5.7.9 y = a0 (1 − ∞ ( −1 ) n 2 n ( −1 ) n y = a0 ∑ 2 n x + a1 ∑ n −1 x 2 n+1 n! (1.3...(2 n + 1 )) n =0 2 n =0 2 ∞ Contoh 10 : Tentukan solusi umum dari 2_ KK − _ K + _ = 0 dalam bentuk deret pangkat disekitar titik regular = 1. Solution : y = ∑ an ( x − 1 )n . ∞ n =0 Dengan memisalkna ( = i_ i_ = i i( − 1, maka i$_ i$_ = i $ i( $ Oleh sebab itu persoalan tersebut menjadi 2_ KK − (( + 1)_ K + _ = 0 Sekarang mencari solusi umum dengan bentuk _ = 0) ( Maka _K = 0 ) ( * _′K = 0 ( − 1)) ( $ *$ Dengan mensubtitusikan kedua turunan ini ke Persamaan (1.9) maka diperoleh (1.9)
  • 17. 2 0 ( − 1)) ( *$ − (( + 1) 0 ) ( 2 0 ( − 1)) ( *$ −0 ) ( −0 ) ( $ $ Dengan memisalkan p = +0) ( = 0 * * +0) ( = 0 − 2 untuk bentuk penjumlahan pertama, p = penjumlahan ketiga, dan p = − 1 untuk untuk bentuk penjumlahan kedua dan keempat sehingga penjumlahan persamaan diatas menjadi 2 0(p + 2)(p + 1))2 $ ( 2 − 0 p)2 ( 2 − 0(p + 1))2 ( 2 + 0 )2 ( 2 = 0 2 4)$ + 2 0(p + 2)(p + 1))2 2 $( 2 2 2 − 0 p)2 ( 2 − ) − 0(p + 1))2 2 2 2 ( 2 + ) + 0 )2 ( 2 = 0 2 4)$ − ) + ) + 2 0(p + 2)(p + 1))2 $( 2 − 0 p)2 ( 2 − 0(p + 1))2 4)$ − ) + ) + 0 2(p + 2)(p + 1))2 $( 2 − (p + 1))2 ( 2 − p)2 ( 2 + )2 ( 2 = 0 4)$ − ) + ) + 0 2(p + 2)(p + 1))2 $( 2 − (p + 1))2 ( 2 − (p − 1))2 ( 2 = 0 2 2 2 Sehingga diperoleh : 4)$ − ) + ) = 0 → )$ = 2(p + 2)(p + 1))2 ⇒ )2 $ = $ ) −) 4 − (p + 1))2 2 − (p − 1))2 = 0 (p + 1))2 + (p − 1))2 2(p + 2)(p + 1) Untuk p = 1, 2, 3, … maka diperoleh : ) = 2 p≥1 2) + (1 − 1)) 2)$ 2) − 2) ) −) = = = 2(1 + 2)(1 + 1) 2.3.2 4.2.3.2 4.3.2 ) −) ) −) (2 + 1))$ + (2 − 1))$ 3) + )$ 3 u 4.3.2 v + 4 )9 = = = 2(2 + 2)(2 + 1) 2.4.3 2.4.3 ) −) 2) − 2) 3) − 3) ) −) 4.2 + 4.2 4.2 = = = 2.4.3 2.4.3 2.4.4.2 ( 2 + 0 )2 ( 2 = 0 2
  • 18. Jadi Solusinya : _(() = ) + ) ( + )$ ( $ + ) ( + )9 ( 9 + ⋯ ) −) ) −) ) −) 9 v ($ + u v( + ( )( + ⋯ _(() = ) + ) ( + u 4 4.3.2 2.4.4.2 _(() = ) + ) ( + _(() = ) − _(() = ) − Karena ( = _( ) = ) − ) $ ) $ ) ) ) ) ( − ( + ( − ( + (9 − (9 + ⋯ 4 4 4.3.2 4.3.2 2.4.4.2 2.4.4.2 ) $ ) ) ) ) ) ( − ( − (9 − ⋯ + ) ( + ($ + ( + (9 + ⋯ 3 4.3.2 2.4.4.2 4 4.3.2 2.4.4.2 ) $ ) ) ) ) ) ( − ( − (9 − ⋯ + ) ( + ($ + ( + (9 + ⋯ 3 4.3.2 2.4.4.2 4 4.3.2 2.4.4.2 − 1, maka ) ) ) ( − 1)$ − ( − 1) − ( − 1)9 − ⋯ 3 4.3.2 2.4.4.2 +)1 ( − 1) + )1 4 ( − 1)2 + )1 4.3.2 ( − 1)3 + )1 2.4.4.2 ( − 1)4 + ⋯ Contoh 12 : Tentukan nilai pendekatan y(0,1) dari persamaan diferensial berikut ini dengan menggunakan deret pangkat sampai pangkat ke 8: 1. dy − y = 2x − x2 dx y( 0 ) = 1 Jawab : a0 + 2 2 a0 3 a0 4 a0 5 a0 6 x + x + x + x + x +. .. 2 3! 4! 5! 6! x3 x4 x5 x6 2 = a0 (1 + x + x + + + + + . . .) 3! 4! 5! 6! y = a0 + a0 x + ∞ xm x 2 x 3 x4 =1+ x + + + + . . . maka solusi umumnya adalah 2! 3! 4! m =0 m ! karena e x = ∑ 2 y = a0 e x + x 2 ; dimana a0 konstanta sembarang. 2 Untuk y( 0 ) = 1 maka diperoleh solusi khususnya y = e x + x 2 sehinnga nilai y ( 0 ,1 ) = 1,11517092