Silabus mata kuliah ini membahas tentang filsafat ilmu, metode ilmiah, dan penelitian pendidikan dalam 3 semester. Mata kuliah ini akan menjelaskan tentang konsep dasar penelitian, pendekatan kuantitatif dan kualitatif, serta penyusunan proposal dan pelaporan hasil penelitian.
3. Istana Kawaluyaan
Jl. Kawaluyaan Indah XXI No.10
Bandung
Telp/Fax/Hp
(022) 7335371- 08157000999
e-mail:
rullyindrawan26@gmail.com
4.
5. SILABUS
Filsafat Ilmu, Metode Penelitian
Pendahuluan
Ilmiah dan Penelitian Pendidikan
Pendekatan Penelitian:
Penelitian Tindakan 1. Kuantitatif.
Kelas Penyusunan
2. Kualitatif Proposal
3. Campuran
Pengolahan data Luaran Penelitian:
Tugas kelompok 1. Karya Tulis Ilmiah
dan Pembahasan
2. Artikel Ilmiah
6.
7. Uraian Rinci Rencana Materi Kuliah
Sesi Tujuan Topik Dosen Ket
Pengajar
Rully Indrawan
1 Memberi pemahaman tentang 1. Pendahlunan
kegiatan penelitian, serta 2. Filsafat Ilmu
landasan penelitian dalam 3. Metode ilmiah dan Penelitian
bidang pendidikan 4. Penelitian pendidikan
5. Identifkasi Masalah
2-3 Menjelaskan dan melatih Penyusunan Proposal: R. Poppy Yaniawati
pembuatan proposal untuk 1. Judul
penelitian pendidikan 2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan masalah
4. Tujuan dan Kegunaan
5. Kerangka Berfikir
6. Hipotesis
7. Operasionalisais Variabel
8. Metode penelitian
9. Kepustakaan
4-6 Menjelaskan penggunan Pendekatan Penelitian:
metode kuantitatif dan 1. Kuantitatiff
kualitatif dalam penelitian 2. Kualitatif Rully Indrawan
3. Campuran
7 Menjelaskan, menganalisis, Penelitian Tindakan Kelas: R. Poppy Yaniawati
mempersiapkan dan melatih 1. Persiapan
Penelitian Tindakan kelas 2. Penysunan Model
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
5. Perbaikan Model
8. Uraian Rinci Rencana Materi Kuliah
Sesi Tujuan Topik Dosen Pengajar Ket
8 UTS
9-10 Mengetahui pemahaman Praktik Penyusunan Pro2osal Rully Indrawan
dan kemampuan
mahasiswa dalam
menyusun proposal
11-12 Memberi pemahaman Pengolahan Data Kuantitatif:
melalui praktik pengolahan 1. Statistik Penafsiran R.Poppy Yaniawati
data kuantitatif, serta 2. Uji Statistik
pemanfaatan software 3. Model Persamaan
dalam pengolahan datan Struktural
4. Pemanfaatan Software
Rully Indrawan
13-14 Menjelaskan tentang Luaran Penelitian:
berbagai jenis luaran 1. Karya Tulis Ilmiah
penelitian 2. Artikel Ilmiah
15 UAS Laporan Evaluasi
9. LITERATUR
The Practice of Social Research. Babble, E. Belmont, California:
Wadsworth Publishing Co. 1986.
Jhon Crasweel. Educational Research . Edisi keempat
Scalling Methods, Peter Dunn-Rankin. Lawrence Erlbaum Associates,
London,1983
Moleong, L. J. Metologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosydakarya.
Bandung. 2010
Jhon Crasweel. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Pustaka Pelajar, JogjakartA, 2010.
rullyindrawan.wordpress.com
12. Target Luaran
Membuat Mengakses
Tesis PTK
Program
Penelitian
13.
14. Plato memulai budaya ilmiah dari
taman academos pada 2000 tahun
silam, tepatnya jaman Yunani
purba. Kebiasaan yang tak lazim di
zamannya ini, kemudian merembak
menjadi pola hidup manusia
modern.
Sekitar tahun 1400, ilmu mulai
lepas dari kekangan teologi.
Kebebasan berpikir terus
berkembang, mencapai puncaknya
pada sekitar tahun 1700.
15. Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar untuk menuju
kehidupan yang dicita-citakan.
16. Apa kata filsuf
Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang
bersifat untuk mencapai kebenaran yang senyatanya
Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat ialah ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Cicero (106–043 SM) filsafat ialah ilmu pengetahuan terluhur dan
keinginan untuk mendapatkannya.
Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di
mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Immanuel Kant (1724–1804) berpendapat filsafat ialah ilmu
pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang tercakup di dalamnya 4 persoalan: Apakah yang dapat kita
ketahui? Apakah yang seharusnya kita kerjakan? Sampai di manakah
harapan kita? Apakah yang dinamakan manusia itu?
18. Apakah sebenarnya hakikat
hidup itu?
Pertanyaan ini dipelajari dalam
Metafisika
Apakah yang dapat saya
ketahui?
Permasalahan ini dikupas dalam
Epistemologi.
Apakah manusia itu?
Masalah ini dibahas dalam
Antropologi Filsafat.
19. Metafisika
Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah
atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di
alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari
penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia.
Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.
Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah
Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
(wikipedia)
20. Ontologis
Cabang ini menguak tentang objek apa yang
di telaah ilmu?
Bagaimana ujud yang hakiki dari objek
tersebut ?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan
daya tangkap manusia (seperti berpikir,
merasa dan mengindera) yang membuatkan
pengetahuan?
21. Epistimologis
Menjawab bagaimana proses timbulnya pengetahuan yang
berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus di perhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar?
Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apakah kriterianya?
Cara/tehnik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
22. Aksiologis
Menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu di pergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma
moral/professional?
23. Manfaat filsafat dalam kehidupan
Untuk
Untuk memberi
memperkirakan Melihat sesuatu
dasar pijakan
akibat dari lebih dalam
dalam bertindak
sebuah tindakan.
25. Faham Filsafat
Idealisme :
Filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh
(sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan
itu.
Tokoh-tokohnya: Plato (477 -347 Sb.M), B. Spinoza, Liebniz, Berkeley,
Immanuel Kant, G. Hegel.
Rasionalisme:
Filsafat yang berpandangan bahwa kebenaran yang sangat sejati
berasal dari rasio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu
bentuk pengenalan yang kabur.
Tokoh-tokohnya: Rene Descartes (1596 -1650), Nicholas Malerbranche, B.
De Spinoza, G.W.Leibniz, Blaise Pascal.
26. Empirisme:
Filsafat yang menekankan bahwa kebenaran yang sempurna
tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau
bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah,
telinga, kulit dan hidung.
Tokoh-tokoh: Francis Bacon (1210-1292), Thomas Hobes,John
Locke dan David Hume.
Eksistensialisme:
Filsafat yang mengusung ide bahwa manusia
menciptakan makna dan hakekat hidup mereka
sendiri.
Tokoh: Kierkegaard (1813-1855), Nietzsche, Berdyaev, Jaspers,
Heidegger, Sartre, dan Camus.
27. Rasionalisme
Kebenaran itu adalah apa Kebenaran itu adalah apa
yang dapat dijelaskan oleh yang terjadi dan dapat
Empirisisme
Idealisme
pikiran sebagaimana dijelaskan oleh akal sehat
keyakinan
1 2
Kebenaran itu adalah Kebenaran itu adalah
keyakinan yang terbentuk berada pada siapa yang
oleh kekuasaan manusia berkuasa saat ini
3 4
Eksistensialisme
2
7
28. Idealisme dan Rasionalisme
1. Untested Opinion, Intuition/A Priori Method:
Angka 13 adalah angka sial
Hujan adalah rohmat- Hujan adalah bencana
2. Self-Evident Truth atau Method of Tenacity:
Semua mahluk hidup akan mati
Semua kejahatan akan mendapat balasan
28
29. Eksistensialisme dan Idealisme
3. Method of Authority:
Pangeran Diponegoro adalah Pahlawan
Komunis itu jahat
4. Literary Style:
Hemat pangkal kaya
Manusia lahir dalam keadaan bersih
5. Postulational Style:
Sikap mempengaruhi perlaku
Tidak ada kurikulum yang baik atau jelek, yang
ada guru yang kreatif dan tidak kreatif
29
30. Eksistensialisme dan Empirisme
1. Pragmatic Style:
Pokoknya lakukan yang diperintahkan atasan
Dahulukan yang paling menguntungkan
2. Hedonism Style:
Harta (benda) dan kedudukan yang paling penting
Menjalankan tugas dengan baik pasti mendapat
imbalan
30
32. Metode Ilmiah
Fenomena, Fakta, Data
Hipotesis, Model, Konsep
33. Ilmuwan pada dasarnya adalah manusia yang memiliki ciri
dasar, al:
(1) (3)
(2)
selalu memilih jalan
mencari jawaban
ingin untuk memperoleh
atas
tahu dan jawaban atas
keingintahuannya,
bertanya, keingintahuannya.
35. Ilmu
Dapat digunakan
untuk
memprediksi dan
Terformulasikan mengatasi
secara kuantitatif masalah atau
maupun kualitatif situasi yang
serupa di masa
Berpijak pada satu datang
atau lebih teori
sentral dan
sejumlah prinsip
umum (pengalaman
masa lalu)
Pengetahuan
(body of
knowledge)
yang
terklasifikasi dan
tersistematisasi
36. Sifat Ilmu dan Ilmuwan
Ilmu bersifat umum tidak memihak dan parsial.
Ilmu itu dinamis dan llmuwan harus mengorganisir
pandangannya untuk eksis dalam dinamika.
Ilmuwan harus netral dan terbuka terhadap hal-hal
baru.
Ilmu adalah milik bersama sehingga harus
dipublikasikan dan akuntabel
Ilmu itu objektip. Kegiatan ilmiah harus
mengutamakan kejujuruan
37. Manusia
mencari
kebenaran
(a) faham
rasionalisme,
(b)faham
empirisme,
Pendekatan
38. Pengetahuan Penelitian Ilmu Pengetahun
(Knowledge) (Research) (Science)
40. A. Paradigma positivisme ukuran kebenarannya
tergantung pada jumlah (atau seberapa besar)
serta bersifat probalistik.
B . Paradigma postpositivisme ukuran kebenaran
didasarkan pada esensi (sesuai dengan hakekat
obyek) dan kebenarannya bersifat holistik.
41.
42. berakar pada metodologi
paham ontologi pendekatan
realisme yang eksperimental melalui
menyatakan observasi dipandang
bahwa realitas tidak mencukupi,
berada (exist) tetapi harus
dalam kenyataan dilengkapi dengan
dan berjalan triangulasi, yaitu
sesuai dengan penggunan beragam
hukum alam metode, sumber data,
(natural law). periset dan teori.
43. Perbedaan Aksioma Paradigma Positivisme dan Post-Positivisme
No Aksioma Paradigma Positivisme Paradigma Post Positivistik
Kenyataan adalah tunggal, nyata dan Kenyataan adalah ganda,dibentuk, dan
1 Hakikat kenyatan
fragmentaris merupakan keutuhan
Pencari tahu dengan yang tahu adalah Pencari tahu dengan yang tahu aktif
Hubungan pencari
2 bebas, jadi ada dualisme bersama, jadi tidak dapat dipisahkan
tahu dan yang tahu
Generalisasi atas dasar bebas-waktu Hanya waktu dan konteks yang
Kemungkinan
3 dan bebas-konteks (pernyataan mengikat hipotesis kerja (pernyataan
Generalisasi
nomotetik) idiografis) yang dimungkinkan
Terdapat penyebab sebenarnya yang Setiap kejadian berada dalam keadaan
Kemungkinan
secara temporer terhadap, atau secara kompleks sehingga sukar membedakan
4 hubungan sebab
simultan terhadap akibatnya mana sebab dan mana akibat
akibat
5 Peranan nilai Inkuirinya bebas nilai Inkuirinya terikat nilai
(Sumber : Lexy J. Moleong : 2000 : 31)
44. Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels
Quantitative Qualitative Authors
Rasionallistic Naturalistic Guba &Lincoln (1982)
Inquiry from the Inquiry from the inside Evered & Louis (1981)
Outside
functionalist Interpretative Burrel & Morgan (1979)
Positivist Constructivist Guba (1990)
Positivist Naturalistic-ethnographic
Hoshmand (1989)
Sumber : Julia Brannen (Ed): 1992 : 58) dari Uhar Suharsaputra
45. Post-
Positivistik
Positivistik
Metode Metode
Kuantitatif Kualitatif
Analisis Analisis
Kuantitatif Kualitatif
46. Penelitian eksploratif
Penelitian konklusif
(exploratory research)
(conclusive research),
merupakan jenis penelitian
sesuai untuk situasi
yang sesuai untuk situasi di
sebaliknya, yaitu di mana
mana tujuan penelitian
tujuan penelitian sudah
bersifat umum dan data
spesifik dan data yang
yang dibutuhkan belum
dibutuhkan sudah jelas.
jelas.
47.
48.
49. Penelitian Pendidikan (Education Research),
adalah penyelidikan sistimatis guna memperoleh
informasi untuk pengambilan keputusan dalam
pendidikan dan pengajaran.
50. Ruang Lingkup Penelitian
Pendidikan
1. Pemikiran (gagasan, ide, opini ttg.
pendidikan)
2. Kebijakan Makro Pendidikan
3. Lembaga dan Kelembagaan
pendidikan
4. Kurikulum pendidikan (konsep dan
implementasi)
5. Belajar dan Pembelajaran
55. Identifikasi masalah!
Harapan
Mengapa Mengapa
prestasi belajar perubahan
siswa berbeda kurikulum
padahal dalam Kesenjangan tidak
sistem menyebabkan
pembelajaran prestasi
yang sama? belajar siswa
menjadi lebih
baik?
Kenyataan
56. Dari mana ide masalah ditemukan?
Fakta empiris yang
ditangkap pancaindra
Telaah dokumentasi,
misal: Laporan Kemajuan Belajar
Temu ilmiah, misal:
diskusi ahli
Pendapat pihak otoritas
Hasil Penelitian yang
lain, dlsb.
57. Pengkajian Gejala (Fenomena)
Dapat dilakukan
untuk melihat duduk korespondensi
dalam dua
persoalan gejala paradigma ilmu
pendekatan,
tersebut dalam yang akan
pada
kerangka keilmuan dijadikan patokan
(a) substansi,
calon peneliti, langkah penelitian.
(b) struktur.
58. 1. Human Development Index
(HDI) Indonesia menduduki
peringkat 102 dari 106 yang
Rendahnya Mutu disurvei
Metode Ilmiah Fenomena 2. Hasil survei PERC ( The
Hasil Belajar
Political Economic Risk
Consultation), Indonesia
berada pada peringkat ke
Apa penyebab rendahnya
12 dari 12 negara yang
Identifikasi disurvei
pencapaian nilai
Disiplin Ilmu Masalah
matematika? 3. The Third international
Mathematics and Science
study-Repeat (TIMSS-R :
1999) menemukan bahwa
Siswa SLTP Indonesia
Pembatasan
Faktor mana sajakah Pertimbangan
menempati peringkat 32
penyebab rendahnya nilai
Masalah untuk IPA dan 34 untuk
Teknis
UAN bidang matematika? Matematika, dari 38 negara
yang distudi di Asia,
Australia, dan Afrika.
1. Faktor internal belajar
Rumusan
manakah yang
mempengaruhi pencapaian
Teori
nilaiMasalah pada
mp matematika Pendukung
UAN 2010 di SMA kota
Bandung?
2. ....dst
59. Resume
Kerisauan
calon peneliti
yang
“dibenarkan” Bermanfaat; Relevan
oleh fakta dan
pendapat
umum;
Menarik bagi
Aktual; calon
peneliti;
Sejak manusia hadir dalam kehidupan senantiasa dihadapkan pada berbagai hal yang ingin diketahuinya. Dari pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan dirinya, misalnya asal muasal keberadaan, bagaimana agar dia bisa bertahan hidup dan keluar dari masalah yang dihadapi, kemudian berkembang selaras dengan harapan yang dia anggap baik untuk kehidupannya. Sampai kepada masalah yang berkaitan dengan posisi dirinya dengan elemen lain dalam kehidupan. Hal yang terakhir berkaitan dengan bagaimana seharusnya dia menempatan dirinya dengan manusia lainnya. Atau bagaimana posisi dirinya dengan alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Malahan yang lebih tinggi lagi bagaimana posisi dirinya dengan maha pencipta alam semesta beserta isinya ini. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk mengungkap dan menjawab berbagai persoalan tentang itu. Upaya yang dilakukan sangat berbeda seiring dengan perkembangan peradaban dan cara berfikir serta budaya yang melatarbelanginya. Pada masyarakat jaman awal peradaban, manusia sering mengunakan instuisi atau
Sejak manusia hadir dalam kehidupannya senantiasa dihadapkan pada berbagai hal yang ingin diketahuinya. Dari pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan dirinya, misalnya asal muasal keberadaan, bagaimana agar dia bisa bertahan hidup,