SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
Idelogi dalam perspektif baru serta
implikasinya terhadap perubahan
organisasi gerakan koperasi dan
peran pemerintah
Disampaikan sebagai inti pikiran, pada:
Rakor Dekopin bidang Orlem, 13 April 2013, Jakarta
Diskusi Kelompok Dosen ITB, 23 April 2013, Bandung
Rakor Perkoperasian Dinas KUMKM Jabar, 24 April 2013, Garut
RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961.
Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001.
Saat ini menjabat Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI
Bidang Pembangunan dan Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer
Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua Litbang Pag. Pasundan, Ketua Plt Dekopinwil Jabar.
Wk.Ketua Tim Koperasi Award Nasional, Dewan Pakar Forum Ekonomi Jabar..
Rektor IKOPIN (2007-2011). Unpas,
Purek II (2004-2008); Purek I (2003-2004);
Ketua Lemlit (1994-2004); Sekretaris Lemlit
(1991-1994); dan Sek.Jur. Ek. Kop(1985-1991).
Penghargaaan:
Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991).
Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011).
Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012)
Profesor Assistent di Waseda University Tokyo
Jepang (2008-2010). Wakil Ketua FPPT
Kemenpera RI (2008-2010). Staf Ahli Ketua
DPD RI (2007-2010). Ketua Korpri Kopertis
Wilayah IV (2007-2010). Tim Revitalisasi
Koperasi Nasional (2011-2012).
rullyindrawan.wordpress.com
 Batasan Koperasi
 Dasar dan Sistem Koperasi
 Perubahan perundang-undangan
 Peran Pemerintah
 Reorentasi Dekopin
COOP
Koperasi lahir sebagai reaksi terhadap
ketidakadilan perlakuan yang
berkaitan langsung dengan nilai-nilai
kemanusiaan pada bidang
kesejahteraan
kebutuhan
Potensi
Usaha
Bersama
Usaha yang dilola
bersama, berdasarkan
potensi, dan kebutuhan
bersama ; untuk
memperoleh
kemaslahatan bersama
pula.
 Paham kebersamaan dan asas kekeluargaan atau mutualism dan
brotherhood atau ke-jemaah-an dan ke-ukhuwah-an, maka akan
terbentuk sinergisme, yang kecil-kecil bersatu menjadi kekuatan
besar berganda-ganda.
 Bung Hatta (1932),“Di atas sendi [cita-cita tolong menolong]
dapat didirikan tonggak demokrasi. Tidak lagi orang seorang atau
satu golongan kecil yang mesti menguasai penghidupan orang
banyak seperti sekarang, melainkan keperluan dan kemauan
rakyat yang banyak harus menjadi pedoman perusahaan dan
penghasilan”.
 Cooperation diyakni dapat mengatasi dampak persaingan
(competition) sebagaimana yang dikemukakan dalam Thurow
pada The Winner-Take-All Society nya Robert Frank dan Philip
Cook (1996).
Dasar Hidup Koperasi
Koperasi dalam beberapa perspektif
Koperasi di negara
Sosialis, adalah upaya
merasionalkan faktor
produksi dari
kepemilikan perorangan
menjadi kepemilikan
negara (kolektif);
Koperasi di negara
Berkembang, adalah
alat distribusi
barang dan jasa
secara vertikal;
Koperasi di negara
Liberal, adalah
pelaku ekonomi
yang harus eksis di
pasar
Manfaat Praktis berkoperasi
Memperoleh nilai efisiensi dan
efektivitas melalui aktivitas
bersama, dan berujung pada
perolehan harga pelayanan
yang lebih baik;
Meningkatkan daya saing
usaha dalam menghadapi
kerasnya persaingan;
Mendapatkan bagian
keuntungan (profit) usaha
koperasi sesuai jasa terhadap
usaha koperasi
Undang-Undang Perkoperasian
No 17/2012
11
11
PERATURAN PELAKSANAAN
1. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama
Koperasi (Pasal 17 ayat (4)
2. Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis
Koperasi (Pasal 85)
3. Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip
ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4))
4. Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan
Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 94 ayat (5))
5. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam
(Pasal 95)
6. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status
badan hukum Koperasi (Pasal 111)
7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan
Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara
pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal
113 ayat (2))
8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan
mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal
120 ayat (3))
9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77)
10. Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan
Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3))
Peraturan Menteri & Keputusan Menteri
1. Ketentuan mengenai tata cara dan
persyaratan permohonan pengesahan
Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10
ayat (5))
2. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata
cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal
90 ayat (3))
3. Ketentuan mengenai pengawasan dan
pemeriksaan Koperasi (Pasal 99)
4. Ketentuan mengenai penggabungan atau
peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6))
5. Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan
Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi
Simpan Pinjam (Pasal 122 ayat (4))
6. Ketentuan mengenai Persyaratan Standar
Kompetensi Pengurus dan Pengawas KSP
(Pasal 92 ayat (2))
7. Ketentuan mengenai Penyelenggaraan
Daftar Umum Koperasi (Pasal 25)
8. Ketentuan mengenai Ijin Usaha Simpan
Pinjam (Pasal 88 ayat (2))
Peraturan Pemerintah
Dasar Peran
Nasional
Regional
Empirical
evidance
UU no 12 tahun 2012
PERAN PEMERINTAH
Pasal 112 - 114
 Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan
yang mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
 Dalam rangka pemberian perlindungan kepada Koperasi,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan
bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh
Koperasi.
 Ketentuan mengenai peranan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian
perlindungan kepada Koperasi diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Peran pemerintah dalam permodalan
1. Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari Pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau masyarakat berdasarkan perjanjian.
2. Pemerintah dan/atau masyarakat yang ikut dalam modal
penyertaan:
a. Wajib turut menanggung risiko dan bertanggung jawab
terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan Modal
Penyertaan sebatas nilai Modal Penyertaan yang ditanamkan
dalam Koperasi.
b. Dapat turut serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai
dengan Modal Penyertaan.
c. Berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan.
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR : 10 TAHUN 2010
TENTANG
PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI,
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
Jawa Barat
Pembangunan,
Ekonomi, Bisnis,
Keuangan Inklusif
Pemberdayaan
Menuju Masyarakat
Produktif
Dimensi pertumbuhan inklusif (ADB,2010) : (i)
mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
yang akan menciptakan dan memperluas
peluang ekonomi, dan (ii) menjamin akses
yang lebih luas terhadap kesempatan ini
sehingga anggota masyarakat dapat
berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari
pertumbuhan.
(Indonesia did not generate either rapid
growth or much productive employment. It
made satisfactory progress on inequality,
gender equity, health and nutrition, and, to a
lesser extent, economic infrastructure and
education. Its progress on poverty and on
access to sanitation and water was
unsatisfactory. Thus, its overall score is 4.40,
which is only marginally satisfactory)
Rekomendasi
1.Sosialisasi dan Pencitraan Baru;
2.Keluarnya perda yang realistis dan
aplikatif;
3.Pelatihan dan pendampingan
4.Fasilitasi dan Promosi Usaha
5.Mendorong adanya forum bersama
6.Rekanan program
7.Modal Penyertaan
Landasan
imperatip
Tugas
baru
Orientasi
baru
Strategi
Baru
Analisis
SWOT
Mindset
Baru
GERAKAN KOPERASI
Pasal 115 - 119
1. Gerakan Koperasi mendirikan suatu dewan Koperasi Indonesia yang
berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan
bertindak sebagai pembawa aspirasi Koperasi, dalam rangka
pemberdayaan Koperasi.
2. Anggaran Dasar dewan Koperasi Indonesia disahkan oleh Pemerintah.
3. Dewan Koperasi Indonesia menjunjung tinggi nilai dan prinsip Koperasi
yang bertugas:
a. memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi;
b. melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan
prinsip Koperasi;
c. meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat;
d. menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi;
e. mengembangkan dan mendorong kerjasama antar Koperasi dan antara
Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, nasional,
regional maupun internasional;
f. mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi;
g. menyelenggarakan komunikasi, forum dan jaringan kerja sama di
bidang Perkoperasian; dan
h. memajukan organisasi anggotanya.
4. Sumber pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan DEKOPIN:
a. Iuran wajib Anggota.
b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat.
c. Hibah.
d. Pemerintah melalui APBN/APBD dan/atau
e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan/atau peraturan perundang-undangan.
5. Pengelolaan anggaran DEKOPIN dilaksanakan berdasar prinsip kehati-
hatian, transparansi, efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas, serta
bertanggung jawab penuh atas penggunaan anggaran yang bersumber
dari APBN/APBD.
6. Untuk mendorong pengembangan DEKOPIN, dibentuk dana
pembangunan dewan Koperasi Indonesia yang bersumber dari Anggota
dewan Koperasi Indonesia dan pihak-pihak lain yang sah dan tidak
mengikat.
7. Dana pembangunan dewan Koperasi Indonesia harus diaudit oleh
akuntan publik.
Pasal 120
 Menteri dapat menjatuhkan sanksi administratif terhadap
Koperasi yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam
undang-undang ini.
 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa:
a. teguran tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali;
b. larangan untuk menjalankan fungsi sebagai Pengurus
atau Pengawas Koperasi;
c. pencabutan izin usaha; dan
d. pembubaran oleh Menteri.
Pasal 121 – 123
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan diakui sebagai Koperasi
berdasarkan Undang-Undang ini dan wajib melakukan
penyesuaian Anggaran Dasarnya paling lambat 3 (tiga)
tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini.
b. Akta Pendirian Koperasi yang belum disahkan atau
perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang belum disetujui
oleh Menteri, prosespengesahan dan persetujuannya
dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini.
Pasal 124 – 126
1. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
2. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan
Undang-Undang ini.
3. Terhadap Koperasi berlaku Undang-Undang ini, Anggaran Dasar
Koperasi, dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
4. Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-
Undang ini ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
1. Memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi;
2. Melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan
prinsip Koperasi;
3. Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat;
4. Menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi;
5. Mengembangkan dan mendorong kerjasama antar-Koperasi dan
antara Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal,
nasional, regional, maupun internasional;
6. Mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi;
7. Menyelenggarakan komunikasi, forum, dan jaringan kerja sama di
bidang Perkoperasian; dan memajukan organisasi anggotanya.
Tugas Baru
 Pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong
membentuk suatu lembaga yang mandiri dengan
menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana
pembangunan
 Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) harus sejajar
dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang
mandiri dapat membantu Koperasi dan anggotanya.
Orientasi Baru
SWOT Analisis
28
Strength
•Jumlah koperasi > 177 ribu unit Jumlah
anggota Koperasi kl 30 juta.
•Dukungan Pemerintah.
•Sejarah yang panjang dan penuh
dinamika.
•Jaringan dan sistem organisasi sudah
berjalan dengan baik
Weakness
•Ketergantungan pendanaan organisasi .
•Citra koperasi yang buruk
•Dekopin belum memiiliki manajemen
komunikasi publik yang efektif
•Sistem rekrutasi SDM dan kaderisasi
masih belum efektip.
Opportunity
•Perubahan perundang-undangan
•Revitalisasi koperasi dunia
•Perkembangan ICT, layanan media sosial
dan jaringan bisnis koperasi
•Kebutuhan terhadap bisnis Inklusif
Threat
•Era Pasar Terbuka
•Mandegnya proses regenerasi
•Sistem pendidikan koperasi yang hilang
dari persekolahan
•Mass media cenderung menjadi
pembawa berita buruk
Reorentasi
Organisasi
DEKOPIN
ANGGOTA
PEMERINTAH
KONDISI
MASYARAKAT
YANG BERUBAH
CARA PANDANG
BARU TERHADAP
KOPERASI
TANTANGAN
EKONOMI
GLOBAL
Perkuatan
Internal
Komunikasi
Sosial
Jaringan
Bisnis
Edukasi Advokasi Fasilitasi
ASEM 2015
Lingkungan ekternal
Reorientasi Organisasi
Struktur Bisnis
Organisasi
membutuhkan
sokongan dana untuk
kemandirian di tengah
dunia menuju
pembangunan Inklusif
melalui Bisnis Inklusif,
serta orientasi baru
dalam bisnis koperasi
yang lebih sehat
Model Bisnis yang Inklusif
Model-model bisnis yang inklusif merangkul masyarakat miskin di
sisi permintaan selaku klien dan konsumen, dan di sisi penawaran
selaku pegawai, produsen, dan pemilik usaha di pelbagai titik pada
rantai nilai... Manfaat yang diperoleh dari model-model bisnis yang
inklusif tiak sekadar laba jangka pendek dan pendapatan yang
lebih tinggi. Bagi usaha, manfaat yang diperoleh mencakup
penggerakan inovasi, pembangunan pasar, dan penguatan rantai
suplai. Dan bagi masyarakat miskin manfaat yang diperoleh antara
lain adalah produktivitas yang lebih tinggi, penghasilan yang ajek,
dan pemberdayaan yang lebih besar.
(disadur dari: Creating Value for All: Strategies for Doing Business with the
Poor, 2008 mengacu pada World Business Council for Sustainable
Development)
Penguatan Kaderisasi
1. Sebagian besar penggiat gerakan koperasi didominasi oleh usia di
atas 60 tahun;
2. Dinamika organisasi dan perkembangan iptek serta tuntutan
alamiah membutuhkan proses kaderisasi yang berjenjang,
berkesinambungan, profesional, sistimatis, dan didukung oleh
komitmen organisasi yang kuat;
3. Meredupnya gerakan koperasi di kalangan anak muda, khususnya
terdidik, padahal potensinya masih sangat besar;
4. Pembinaan SDM belum menyentuh sisi kepemimpinan dan loyalitas
terhadap gerakan koperasi, namun lebih bersifat teknis dan
penanaman idelogi (yang saat ini membutuhkan pembaharuan);
5. Pendidikan formal tidak bisa diandalkan lagi sebagai sarana kader
koperasi yang memadai akibat pragmatisme kurikulum dan iklim
sistem pendidikan secara umum.
NILAI dan STRUKTUR
R
e
k
r
u
t
a
s
i
P
e
m
b
i
n
a
a
n
K
e
s
e
m
p
a
t
a
n
Kader yang adaptif
dengan kebutuhan organisasi
Informasi dan Komunikasi
1. Momentum perubahan undang-undang bisa
dimanfaatkan sebagai upaya pembangunan citra baru
koperasi;
2. Succes story koperasi di dalam negeri maupun di luar
negeri harus masuk ke ranah publik secara tepat dan
sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi kelompok
koperasi yang lain;
3. Pentingnya bagian yang memainkan peran dalam
membangunan kespahaman dan kesepakatan antara
organisasi dan publik secara intensip
Rekomendasi
1. Dibutuhkan badan organik ataupun non-organik yang
menjalankan fungsi kerjasama bisnis, atau dengan
nama apapun yang serupa, yang dapat menjadi wadah
konsultasi dan komunikasi antara koperasi Indonesia
dengan pengusaha non-koperasi, atau koperasi lain, dari
negara lain.
2. Dibutuhkan penguatan fungsi, Pengembangan
organisasi, struktur baru untuk pengembangan kader
dan pembangunan sistem komunikasi publik.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanAtika Rusli
 
presentasi Kewirausahaan
presentasi Kewirausahaan presentasi Kewirausahaan
presentasi Kewirausahaan Edwin Irwanto
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaEka Saputra
 
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017Menna Ayu AManda
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
power point "wirausaha"
power point "wirausaha"power point "wirausaha"
power point "wirausaha"Yurra Graska
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPusdiklatpemdaPemeri
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaanEkoWahyudi107
 
Permasalahan perkotaan ppt
Permasalahan perkotaan pptPermasalahan perkotaan ppt
Permasalahan perkotaan ppt1001414
 
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan elkana.catur
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 

Mais procurados (20)

Proposal menjahit
Proposal menjahitProposal menjahit
Proposal menjahit
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
 
presentasi Kewirausahaan
presentasi Kewirausahaan presentasi Kewirausahaan
presentasi Kewirausahaan
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
 
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017
Materi pelatihan pengelolaan bumdes juli 2017
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
Penanggulangan Kemiskinan & Upaya Mensinergikan Peran Multipihak
 
Pedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang TarunaPedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang Taruna
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
power point "wirausaha"
power point "wirausaha"power point "wirausaha"
power point "wirausaha"
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Penyiapan e leadership (sri astiti )
Penyiapan e leadership (sri astiti )Penyiapan e leadership (sri astiti )
Penyiapan e leadership (sri astiti )
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaan
 
Permasalahan perkotaan ppt
Permasalahan perkotaan pptPermasalahan perkotaan ppt
Permasalahan perkotaan ppt
 
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan
Kerjasama Antar Daerah di Kawasan Perkotaan
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Paparan profil desa
Paparan profil desaPaparan profil desa
Paparan profil desa
 

Destaque

Koperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesiaKoperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesiaAgustria Pertiwi
 
Evolusi prinsip prinsip koperasi
Evolusi prinsip prinsip koperasiEvolusi prinsip prinsip koperasi
Evolusi prinsip prinsip koperasiEBBY FIRDAOS SUFIAN
 
Paradigma pemberdayaan (2013)
Paradigma pemberdayaan (2013)Paradigma pemberdayaan (2013)
Paradigma pemberdayaan (2013)Rully Indrawan
 
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2EBBY FIRDAOS SUFIAN
 
International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)frawndy
 
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionIESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionfrawndy
 
Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaReyy193
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
 
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIhenra saragih
 
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan PublikPrinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publikfrawndy
 

Destaque (12)

Koperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesiaKoperasi dalam ekonomi indonesia
Koperasi dalam ekonomi indonesia
 
Evolusi prinsip prinsip koperasi
Evolusi prinsip prinsip koperasiEvolusi prinsip prinsip koperasi
Evolusi prinsip prinsip koperasi
 
Paradigma pemberdayaan (2013)
Paradigma pemberdayaan (2013)Paradigma pemberdayaan (2013)
Paradigma pemberdayaan (2013)
 
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2
Sejarah,prinsip dan falsafah koperasi 2
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
 
International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)
 
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionIESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
 
Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesia
 
Study kasus
Study kasusStudy kasus
Study kasus
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
 
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan PublikPrinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
 

Semelhante a Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...
Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...
Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...Izzuddin Norrahman
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanSuwondo Chan
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...sadoni
 
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)EM Nasrul
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxakunnew4
 
Presentasi maspi
Presentasi maspi  Presentasi maspi
Presentasi maspi bocah666
 
Dasar koperasi negara 2011- 2020
Dasar koperasi negara 2011- 2020Dasar koperasi negara 2011- 2020
Dasar koperasi negara 2011- 2020Nadia Bohari
 
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara Barat
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara BaratPengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara Barat
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara BaratDr. Astia Dendi
 
PPT Bab Koperasi & Pengelolaannya
PPT Bab Koperasi & PengelolaannyaPPT Bab Koperasi & Pengelolaannya
PPT Bab Koperasi & PengelolaannyaDoris Agusnita
 
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxPAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxFavianMaravilleYadis
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganrintoriyan19
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaanfionarazqa
 
Tes seputar ojk
Tes seputar ojkTes seputar ojk
Tes seputar ojkamrania
 
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptx
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptxPOWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptx
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptxssuser8905b3
 
Contoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianContoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianYusuf Darismah
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalIdnJournal
 

Semelhante a Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi (20)

Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...
Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...
Sijil Tinggi Muamalat 2 - Gerakan koperasi di malaysia: Tn. Hj Zakaria Bin Ma...
 
RENCANA STRATEGIS Publish What You Pay Indonesia 2012 ‐ 2015
RENCANA STRATEGIS  Publish What You Pay Indonesia 2012 ‐ 2015RENCANA STRATEGIS  Publish What You Pay Indonesia 2012 ‐ 2015
RENCANA STRATEGIS Publish What You Pay Indonesia 2012 ‐ 2015
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
 
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
Workshop KOPMA (Koperasi Mahasiswa)
 
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptxPERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
PERANAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN.pptx
 
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
Presentasi maspi
Presentasi maspi  Presentasi maspi
Presentasi maspi
 
Dasar koperasi negara 2011- 2020
Dasar koperasi negara 2011- 2020Dasar koperasi negara 2011- 2020
Dasar koperasi negara 2011- 2020
 
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
3 tahun 2017 csr tanggungjawab sosial
 
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara Barat
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara BaratPengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara Barat
Pengalaman Forum Pengembangan Ekonomi Lokal di Nusa Tenggara Barat
 
PPT Bab Koperasi & Pengelolaannya
PPT Bab Koperasi & PengelolaannyaPPT Bab Koperasi & Pengelolaannya
PPT Bab Koperasi & Pengelolaannya
 
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxPAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
 
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubunganAsosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
Asosiasi pengusaha dan lembaga tripartit dan pemutusan hubungan
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
 
Tes seputar ojk
Tes seputar ojkTes seputar ojk
Tes seputar ojk
 
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptx
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptxPOWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptx
POWER POINT AKUNTANSI KOPERASI DAN UMKM.pptx
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Contoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitianContoh Proposal penelitian
Contoh Proposal penelitian
 
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journalPerda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
Perda jatim no. 4 tahun 2011 idn journal
 

Mais de Rully Indrawan

Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Rully Indrawan
 
Mengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianMengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianRully Indrawan
 
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mKiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mRully Indrawan
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanRully Indrawan
 
Konsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiKonsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiRully Indrawan
 
Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Rully Indrawan
 
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan  pendidikan di JabarInstrumen strategis perencanaan  pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di JabarRully Indrawan
 
Manajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianManajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianRully Indrawan
 
koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM  koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM Rully Indrawan
 
Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Rully Indrawan
 
Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Rully Indrawan
 

Mais de Rully Indrawan (20)

Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013Skema pembiayaan riset, 2013
Skema pembiayaan riset, 2013
 
Mengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitianMengelola dana penelitian
Mengelola dana penelitian
 
Pemetaan dp2m
Pemetaan dp2mPemetaan dp2m
Pemetaan dp2m
 
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 mKiat lolos dalam usulan dp2 m
Kiat lolos dalam usulan dp2 m
 
Kiat nulis di jurnal
Kiat nulis di jurnalKiat nulis di jurnal
Kiat nulis di jurnal
 
orasi ilmia
orasi ilmiaorasi ilmia
orasi ilmia
 
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan KetidakadilanPermasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
Permasalahan Pembangunan: kemiskinan dan Ketidakadilan
 
Konsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan EkonomiKonsep Pembangunan Ekonomi
Konsep Pembangunan Ekonomi
 
Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM  Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM
 
Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru Penelitian dan Profesionalisme guru
Penelitian dan Profesionalisme guru
 
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan  pendidikan di JabarInstrumen strategis perencanaan  pendidikan di Jabar
Instrumen strategis perencanaan pendidikan di Jabar
 
Paradigma baru PT
Paradigma baru  PT Paradigma baru  PT
Paradigma baru PT
 
Kosika
KosikaKosika
Kosika
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Manajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitianManajemen Lembaga penelitian
Manajemen Lembaga penelitian
 
koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM  koperasi dan pembangunan SDM
koperasi dan pembangunan SDM
 
Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi Globalisasi pendidikan ekonomi
Globalisasi pendidikan ekonomi
 
Kompas pasca BHP
Kompas pasca BHP Kompas pasca BHP
Kompas pasca BHP
 
Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning Asuransi ciayumajakuning
Asuransi ciayumajakuning
 
Hibah pasca
Hibah pasca Hibah pasca
Hibah pasca
 

Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

  • 1. Idelogi dalam perspektif baru serta implikasinya terhadap perubahan organisasi gerakan koperasi dan peran pemerintah Disampaikan sebagai inti pikiran, pada: Rakor Dekopin bidang Orlem, 13 April 2013, Jakarta Diskusi Kelompok Dosen ITB, 23 April 2013, Bandung Rakor Perkoperasian Dinas KUMKM Jabar, 24 April 2013, Garut
  • 2. RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961. Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001. Saat ini menjabat Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden RI Bidang Pembangunan dan Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua Litbang Pag. Pasundan, Ketua Plt Dekopinwil Jabar. Wk.Ketua Tim Koperasi Award Nasional, Dewan Pakar Forum Ekonomi Jabar.. Rektor IKOPIN (2007-2011). Unpas, Purek II (2004-2008); Purek I (2003-2004); Ketua Lemlit (1994-2004); Sekretaris Lemlit (1991-1994); dan Sek.Jur. Ek. Kop(1985-1991). Penghargaaan: Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991). Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012) Profesor Assistent di Waseda University Tokyo Jepang (2008-2010). Wakil Ketua FPPT Kemenpera RI (2008-2010). Staf Ahli Ketua DPD RI (2007-2010). Ketua Korpri Kopertis Wilayah IV (2007-2010). Tim Revitalisasi Koperasi Nasional (2011-2012). rullyindrawan.wordpress.com
  • 3.  Batasan Koperasi  Dasar dan Sistem Koperasi  Perubahan perundang-undangan  Peran Pemerintah  Reorentasi Dekopin
  • 5. Koperasi lahir sebagai reaksi terhadap ketidakadilan perlakuan yang berkaitan langsung dengan nilai-nilai kemanusiaan pada bidang kesejahteraan
  • 6. kebutuhan Potensi Usaha Bersama Usaha yang dilola bersama, berdasarkan potensi, dan kebutuhan bersama ; untuk memperoleh kemaslahatan bersama pula.
  • 7.  Paham kebersamaan dan asas kekeluargaan atau mutualism dan brotherhood atau ke-jemaah-an dan ke-ukhuwah-an, maka akan terbentuk sinergisme, yang kecil-kecil bersatu menjadi kekuatan besar berganda-ganda.  Bung Hatta (1932),“Di atas sendi [cita-cita tolong menolong] dapat didirikan tonggak demokrasi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil yang mesti menguasai penghidupan orang banyak seperti sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat yang banyak harus menjadi pedoman perusahaan dan penghasilan”.  Cooperation diyakni dapat mengatasi dampak persaingan (competition) sebagaimana yang dikemukakan dalam Thurow pada The Winner-Take-All Society nya Robert Frank dan Philip Cook (1996). Dasar Hidup Koperasi
  • 8. Koperasi dalam beberapa perspektif Koperasi di negara Sosialis, adalah upaya merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan perorangan menjadi kepemilikan negara (kolektif); Koperasi di negara Berkembang, adalah alat distribusi barang dan jasa secara vertikal; Koperasi di negara Liberal, adalah pelaku ekonomi yang harus eksis di pasar
  • 9. Manfaat Praktis berkoperasi Memperoleh nilai efisiensi dan efektivitas melalui aktivitas bersama, dan berujung pada perolehan harga pelayanan yang lebih baik; Meningkatkan daya saing usaha dalam menghadapi kerasnya persaingan; Mendapatkan bagian keuntungan (profit) usaha koperasi sesuai jasa terhadap usaha koperasi
  • 11. 11 11 PERATURAN PELAKSANAAN 1. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4) 2. Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis Koperasi (Pasal 85) 3. Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4)) 4. Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 94 ayat (5)) 5. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 95) 6. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi (Pasal 111) 7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113 ayat (2)) 8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3)) 9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77) 10. Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3)) Peraturan Menteri & Keputusan Menteri 1. Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5)) 2. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat (3)) 3. Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99) 4. Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6)) 5. Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 122 ayat (4)) 6. Ketentuan mengenai Persyaratan Standar Kompetensi Pengurus dan Pengawas KSP (Pasal 92 ayat (2)) 7. Ketentuan mengenai Penyelenggaraan Daftar Umum Koperasi (Pasal 25) 8. Ketentuan mengenai Ijin Usaha Simpan Pinjam (Pasal 88 ayat (2)) Peraturan Pemerintah
  • 12.
  • 14. UU no 12 tahun 2012 PERAN PEMERINTAH Pasal 112 - 114  Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.  Dalam rangka pemberian perlindungan kepada Koperasi, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh Koperasi.  Ketentuan mengenai peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
  • 15. Peran pemerintah dalam permodalan 1. Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau masyarakat berdasarkan perjanjian. 2. Pemerintah dan/atau masyarakat yang ikut dalam modal penyertaan: a. Wajib turut menanggung risiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan sebatas nilai Modal Penyertaan yang ditanamkan dalam Koperasi. b. Dapat turut serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan. c. Berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan.
  • 16. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Jawa Barat
  • 17. Pembangunan, Ekonomi, Bisnis, Keuangan Inklusif Pemberdayaan Menuju Masyarakat Produktif Dimensi pertumbuhan inklusif (ADB,2010) : (i) mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan yang akan menciptakan dan memperluas peluang ekonomi, dan (ii) menjamin akses yang lebih luas terhadap kesempatan ini sehingga anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari pertumbuhan. (Indonesia did not generate either rapid growth or much productive employment. It made satisfactory progress on inequality, gender equity, health and nutrition, and, to a lesser extent, economic infrastructure and education. Its progress on poverty and on access to sanitation and water was unsatisfactory. Thus, its overall score is 4.40, which is only marginally satisfactory)
  • 18. Rekomendasi 1.Sosialisasi dan Pencitraan Baru; 2.Keluarnya perda yang realistis dan aplikatif; 3.Pelatihan dan pendampingan 4.Fasilitasi dan Promosi Usaha 5.Mendorong adanya forum bersama 6.Rekanan program 7.Modal Penyertaan
  • 19.
  • 21. GERAKAN KOPERASI Pasal 115 - 119 1. Gerakan Koperasi mendirikan suatu dewan Koperasi Indonesia yang berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindak sebagai pembawa aspirasi Koperasi, dalam rangka pemberdayaan Koperasi. 2. Anggaran Dasar dewan Koperasi Indonesia disahkan oleh Pemerintah. 3. Dewan Koperasi Indonesia menjunjung tinggi nilai dan prinsip Koperasi yang bertugas: a. memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi; b. melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan prinsip Koperasi; c. meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat; d. menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi; e. mengembangkan dan mendorong kerjasama antar Koperasi dan antara Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional; f. mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi; g. menyelenggarakan komunikasi, forum dan jaringan kerja sama di bidang Perkoperasian; dan h. memajukan organisasi anggotanya.
  • 22. 4. Sumber pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan DEKOPIN: a. Iuran wajib Anggota. b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat. c. Hibah. d. Pemerintah melalui APBN/APBD dan/atau e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau peraturan perundang-undangan. 5. Pengelolaan anggaran DEKOPIN dilaksanakan berdasar prinsip kehati- hatian, transparansi, efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas, serta bertanggung jawab penuh atas penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD. 6. Untuk mendorong pengembangan DEKOPIN, dibentuk dana pembangunan dewan Koperasi Indonesia yang bersumber dari Anggota dewan Koperasi Indonesia dan pihak-pihak lain yang sah dan tidak mengikat. 7. Dana pembangunan dewan Koperasi Indonesia harus diaudit oleh akuntan publik.
  • 23. Pasal 120  Menteri dapat menjatuhkan sanksi administratif terhadap Koperasi yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini.  Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa: a. teguran tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali; b. larangan untuk menjalankan fungsi sebagai Pengurus atau Pengawas Koperasi; c. pencabutan izin usaha; dan d. pembubaran oleh Menteri.
  • 24. Pasal 121 – 123 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: a. Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai Koperasi berdasarkan Undang-Undang ini dan wajib melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya paling lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini. b. Akta Pendirian Koperasi yang belum disahkan atau perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang belum disetujui oleh Menteri, prosespengesahan dan persetujuannya dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini.
  • 25. Pasal 124 – 126 1. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 2. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini. 3. Terhadap Koperasi berlaku Undang-Undang ini, Anggaran Dasar Koperasi, dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya. 4. Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang- Undang ini ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang- Undang ini diundangkan.
  • 26. 1. Memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi; 2. Melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan prinsip Koperasi; 3. Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat; 4. Menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi; 5. Mengembangkan dan mendorong kerjasama antar-Koperasi dan antara Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional; 6. Mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi; 7. Menyelenggarakan komunikasi, forum, dan jaringan kerja sama di bidang Perkoperasian; dan memajukan organisasi anggotanya. Tugas Baru
  • 27.  Pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana pembangunan  Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) harus sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu Koperasi dan anggotanya. Orientasi Baru
  • 28. SWOT Analisis 28 Strength •Jumlah koperasi > 177 ribu unit Jumlah anggota Koperasi kl 30 juta. •Dukungan Pemerintah. •Sejarah yang panjang dan penuh dinamika. •Jaringan dan sistem organisasi sudah berjalan dengan baik Weakness •Ketergantungan pendanaan organisasi . •Citra koperasi yang buruk •Dekopin belum memiiliki manajemen komunikasi publik yang efektif •Sistem rekrutasi SDM dan kaderisasi masih belum efektip. Opportunity •Perubahan perundang-undangan •Revitalisasi koperasi dunia •Perkembangan ICT, layanan media sosial dan jaringan bisnis koperasi •Kebutuhan terhadap bisnis Inklusif Threat •Era Pasar Terbuka •Mandegnya proses regenerasi •Sistem pendidikan koperasi yang hilang dari persekolahan •Mass media cenderung menjadi pembawa berita buruk Reorentasi Organisasi
  • 29. DEKOPIN ANGGOTA PEMERINTAH KONDISI MASYARAKAT YANG BERUBAH CARA PANDANG BARU TERHADAP KOPERASI TANTANGAN EKONOMI GLOBAL Perkuatan Internal Komunikasi Sosial Jaringan Bisnis Edukasi Advokasi Fasilitasi ASEM 2015 Lingkungan ekternal Reorientasi Organisasi
  • 30. Struktur Bisnis Organisasi membutuhkan sokongan dana untuk kemandirian di tengah dunia menuju pembangunan Inklusif melalui Bisnis Inklusif, serta orientasi baru dalam bisnis koperasi yang lebih sehat
  • 31. Model Bisnis yang Inklusif Model-model bisnis yang inklusif merangkul masyarakat miskin di sisi permintaan selaku klien dan konsumen, dan di sisi penawaran selaku pegawai, produsen, dan pemilik usaha di pelbagai titik pada rantai nilai... Manfaat yang diperoleh dari model-model bisnis yang inklusif tiak sekadar laba jangka pendek dan pendapatan yang lebih tinggi. Bagi usaha, manfaat yang diperoleh mencakup penggerakan inovasi, pembangunan pasar, dan penguatan rantai suplai. Dan bagi masyarakat miskin manfaat yang diperoleh antara lain adalah produktivitas yang lebih tinggi, penghasilan yang ajek, dan pemberdayaan yang lebih besar. (disadur dari: Creating Value for All: Strategies for Doing Business with the Poor, 2008 mengacu pada World Business Council for Sustainable Development)
  • 32. Penguatan Kaderisasi 1. Sebagian besar penggiat gerakan koperasi didominasi oleh usia di atas 60 tahun; 2. Dinamika organisasi dan perkembangan iptek serta tuntutan alamiah membutuhkan proses kaderisasi yang berjenjang, berkesinambungan, profesional, sistimatis, dan didukung oleh komitmen organisasi yang kuat; 3. Meredupnya gerakan koperasi di kalangan anak muda, khususnya terdidik, padahal potensinya masih sangat besar; 4. Pembinaan SDM belum menyentuh sisi kepemimpinan dan loyalitas terhadap gerakan koperasi, namun lebih bersifat teknis dan penanaman idelogi (yang saat ini membutuhkan pembaharuan); 5. Pendidikan formal tidak bisa diandalkan lagi sebagai sarana kader koperasi yang memadai akibat pragmatisme kurikulum dan iklim sistem pendidikan secara umum.
  • 34. Informasi dan Komunikasi 1. Momentum perubahan undang-undang bisa dimanfaatkan sebagai upaya pembangunan citra baru koperasi; 2. Succes story koperasi di dalam negeri maupun di luar negeri harus masuk ke ranah publik secara tepat dan sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi kelompok koperasi yang lain; 3. Pentingnya bagian yang memainkan peran dalam membangunan kespahaman dan kesepakatan antara organisasi dan publik secara intensip
  • 35.
  • 36. Rekomendasi 1. Dibutuhkan badan organik ataupun non-organik yang menjalankan fungsi kerjasama bisnis, atau dengan nama apapun yang serupa, yang dapat menjadi wadah konsultasi dan komunikasi antara koperasi Indonesia dengan pengusaha non-koperasi, atau koperasi lain, dari negara lain. 2. Dibutuhkan penguatan fungsi, Pengembangan organisasi, struktur baru untuk pengembangan kader dan pembangunan sistem komunikasi publik.