1. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA
No. 01 / TAHUN I / 2009
STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM SATU DESA SATU PRODUK
(ONE VILLAGE ONE PRODUCT)
EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DI KOTA PALANGKA RAYA
STUDI PENELITIAN PENGEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL
MENENGAH DI KOTA PALANGKA RAYA
Oktober 2009
2. Bappeda Kota Palangka Raya HASIL KAJIAN
STUDI PENGEMBANGAN PROGRAM SATU DESA SATU PRODUK
(ONE VILLAGE ONE PRODUCT)
Dalam jangka panjang diharapkan peranan
swasta semakin dominan terutama di luar
Penanggung Jawab
bidang pertahanan dan keamanan,
Ir. Saing Saleh peradilan; sehingga aktivitas sektor swasta
semakin efektif dan efisien. Sektor-sektor
swasta harus mampu mengoptimalkan
Pemimpin Umum potensi sumber daya yang ada ...................
Zulhikmah Ravieq, S.Sos.
Halaman 3
Pemimpin Redaksi
EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Martina, S.H. DI KOTA PALANGKA RAYA
Evaluasi terhadap aspek input, bahwa
Redaktur Pelaksana masyarakat miskin yang menjadi sasaran
Putriati, S.P. program masih ada yang kurang tepat,
karena masih belum akuratnya data
kemiskinan.
Evaluasi terhadap aspek proses, bahwa
Staf Redaksi pelaksanaan program penanggulangan
Hendra Surya, S.T., M.Eng. kemiskinan sudah relatif sesuai dengan
Limbuk Basar, S.E. pedoman pelaksanaan.
Drs. Sernus
Kristhine Agustine, S.E. Halaman 15
STUDI PENELITIAN PENGEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL
Fotografer MENENGAH DI KOTA PALANGKA RAYA
Syamsuri, S.P.
Meningkatnya jumlah dan jenis koperasi
dan UKM di Kota Palangka Raya harus
Dokumentasi secara bertahap diiringi dengan
Taronggal Silalahi, S.P. peningkatan kualitas dalam arti luas, yang
Nensianie, S.P. menyangkut keanggotaan, usaha dan
manajemen organisasi dan usaha. Karena
keberadaan koperasi dan UKM telah
Distribusi mampu berkontribusi pada Produk
Romaida B., A.Md. Domestik Regional Bruto (PDRB) ..............
Halaman 31
Alamat Redaksi TOPIK LAIN
Bappeda Kota Palangka Raya - Rakornas Litbang Tahun 2009 di Palembang (26-29 April 2009) .... Hal. 39
Jl. Tjilik Riwut No. 98 - Rakornas Jarlitbang Pendidikan Tahun 2009 di Semarang ............ Hal. 40
Telp/Fax. 0536-3231542, 3231539
Palangka Raya 73112 - Pembentukan Dewan Riset Daerah (DRD) ...................................... Hal. 43
E-mail: litbangbappedaplk@gmail.com - Optimalisasi Jabatan Fungsional Perencana ................................... Hal. 45
- Kewajiban Fungsional Perencana di Masa Depan ........................... Hal. 48
- Visi dan Misi Kota Palangka Raya ................................................... Hal. 50
- MoU antara Pemerintah Kota Palangka Raya dengan beberapa
PTN .................................................................................................. Hal. 52
Redaksi menerima tulisan, baik berupa hasil kajian/studi/penelitian, artikel, berita, yang
terkait dengan kelitbangan dan perencanaan pembangunan dan disertai dengan gambar/
foto dan identitas penulis. Naskah ditulis maksimal 15 halaman, ukuran kuarto (A4),
Times New Roman 12 (1,5 spasi). Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan.
3. Sekapur Sirih
P uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya jualah akhirnya Buletin
Litbang Bappeda Kota Palangka Raya edisi perdana ini dapat
diterbitkan.
Pada edisi perdana ini memuat 3 (tiga) buah artikel karya tulis
ilmiah berupa hasil kajian/studi (kerjasama antara Pemerintah
Kota Palangka Raya dengan Universitas Palangka Raya). Salah
satu hasil kajian/studi tersebut adalah mengenai pengembangan
gagasan One Village One Product (OVOP) di Kota Palangka
Raya. Gagasan yang mula-mula dikenalkan oleh oleh Gubernur
Hiramatsu dari prefektur Oita, Jepang, dan di Indonesia oleh
Prof. Dr. Martani Huseini disejajarkan dengan konsepsi saka-
sakti (satu kabupaten/kota satu kompetensi inti industri). Tujuan
kedua konsepsi itu adalah membangun daya saing daerah
melalui penciptaan kompetensi inti industri di daerah.
Tulisan lainnya yang tidak kalah menariknya adalah mengenai
hasil Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota
Palangka Raya, dan studi mengenai pengembangan Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah di Kota Palangka Raya.
INFO Selain ketiga artikel ilmiah tersebut, terdapat artikel mengenai
hasil Rakornas Litbang Tahun 2009 di Palembang dan
Rakornas Jarlitbang Bidang Pendidikan di Semarang, serta
BAGAIMANA MENGURUS IJIN artikel mengenai Visi dan Misi Pemerintah Kota Palangka Raya
PENELITIAN sebagaimana yang termuat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kota Palangka Raya Tahun 2008—
Bagi rekan-rekan mahasiswa atau pun 2013, serta artikel-artikel lain yang terkait dengan kelitbangan.
siapa saja yang ingin melaksanakan
penelitian khususnya di wilayah Kota Mengingat edisi ini merupakan edisi perdana, ibarat bayi yang
Palangka Raya, Anda dapat mengurus baru dilahirkan, tentu masih lemah dan banyak memiliki
Ijin Penelitian ke Bidang Litbang kekurangan/keterbatasan. Oleh karena itu, berbagai masukan
Bappeda Kota Palangka Raya yang baik itu berupa sumbangan tulisan maupun kritik dan saran dari
beralamat di Jl. Tjilik Riwut No. 98 pembaca tentunya sangat dibutuhkan agar buletin ini nantinya
Palangka Raya. Telp/Fax. 0536- bisa semakin baik.
3231542, 3231539
Akhir kata, semoga buletin ini bisa bermanfaat dan selamat
Syarat-syaratnya sederhana saja, Anda membaca!
cukup membawa surat pengantar/
permohonan ijin penelitian dari lembaga Salam
yang mengirimkan Anda (dilampiri copy
Proposal Penelitian yang akan
dilakukan). Surat tersebut ditujukan Redaksi
kepada Kepala Bappeda Kota Palangka
Raya dengan tembusan kepada Bapak
Walikota Palangka Raya, Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat Kota Palangka Raya, serta
Instansi/Lembaga yang menjadi tujuan/
tempat penelitian Anda.
Dalam waktu 1-2 hari Surat Ijin
Penelitian dapat Anda ambil, dengan
mengganti biaya leges sebesar Redaksi menerima saran, kritik dan tanggapan terkait
Rp. 5.000,- dengan kelitbangan dan perencanaan pembangunan. Kirim
via E-Mail ke litbangbappedaplk@gmail.com
1
4. Kata Sambutan
P
uji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah dan rahmat-
Nya penyusunan “Bulletin Litbang“ Bappeda Kota Palangka Raya Tahun 2009 ini dapat
kami selesaikan. Bidang Penelitian dan Pengembangan yang melekat pada struktur
organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Palangka Raya baru
terbentuk berdasarkan Perda Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2008 sebagai
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
Penerbitan “Bulletin Litbang“ Bappeda Kota Palangka Raya pada tahun 2009 ini hanya 1 (satu)
Edisi saja yang memuat informasi seputar kegiatan kelitbangan yaitu hasil studi penelitian/
kajian yang dilaksanakan melalui kerjasama antara Pemerintah Kota Palangka Raya dengan Universitas Palangka
Raya, informasi MoU antara Pemerintah Kota Palangka Raya dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri (IPB, UGM,
UI, STAIN, dan UNPAR), hasil Rakornas Kelitbangan tahun 2009 di Palembang dan Semarang, informasi tentang
pembentukan Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Palangka Raya serta informasi lainnya yang representatif
dipublikasikan.
Dalam penyusunan Bulletin Litbang ini, kami akui masih terbatas, harapan kami pada tahun mendatang edisi ini
dapat lebih diperkaya lagi melalui hasil studi penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan didasarkan atas
kekuasaan, tradisi atau common sense semata, penelitian yang dilakukan pada hakekatnya diperuntukan bagi pembuat
kebijakan, sebagai bagian dari pemecahan masalah (problem solving) dan bermanfaat bagi pembangunan. Semoga
Bulletin Litbang tidak hanya terbit sekali dalam setahun, namun lebih dari itu.
Atas dukungan dari pihak-pihak yang telah membantu penyusunan Bulletin ini, kami mengucapkan terima kasih.
Semoga Bulletin ini bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, Oktober 2009
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA PALANGKA RAYA
Ir. SAING SALEH
Pembina Utama Muda
NIP. 19550515 198303 1 024
2
5. Hasil Kajian
Hasil Kerjasama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya
dan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya
Oleh: Akhmad Sajarwan1, Muses Embang2, Mofit Saptono3, Abdul Mukti4, Revi Sumaryati5, Merry Lidia6, Pandri Yani7
PENDAHULUAN terletak pada locus, yaitu saka-sakti pada tingkat
kabupaten/kota, sedangkan OVOP di tingkat desa.
Latar Belakang
Memperhatikan potensi yang dimiliki oleh Kota
Palangka Raya, serta dengan mengkaji berbagai
P
embangunan perdesaan di Indonesia beberapa
perkembangan pembangunan yang sedang berjalan saat
tahun terakhir kian menunjukkan hasil yang
ini, maka dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
menggembirakan bagi peningkatan kesejahteraan
sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah, guna
masyarakat perdesaan. Terlebih dengan diluncurkannya
memacu pertumbuhan ekonomi wilayah, konsep OVOP
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
dinilai sebagai salah satu pilihan yang penting untuk
Mandiri oleh pemerintah, gerak pembangunan di kawasan
dikembangkan pada saat ini dan masa datang. Hal ini
perdesaan kian masif.
disebabkan karena peluang pengembangan usaha sektor
Pembangunan perdesaan diperkirakan juga akan
riil yang berbasis desa dan produk pertanian merupakan
mengalami percepatan (akselerasi), terencana, sistematis,
sektor usaha masyarakat yang cukup resisten terhadap
dan komprehensif seiring dengan akan segera dibahas
krisis ekonomi selama ini. Hal ini menjadi salah satu solusi
RUU Pembangunan Perdesaan. Kondisi faktual di
bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menghadapi
perdesaan dan komitmen politik legislasi di parlemen,
permasalahan dan tantangan pembangunan, baik faktor
menurut penulis, menarik untuk diperkuat dengan
eksternal maupun faktor internal.
gagasan One Village and One Product (OVOP). Hal itu
Pemerintah kota Palangka Raya disamping
agar terdapat suatu desain investasi perdesaan yang
menghadapi faktor-faktor eksternal, juga menghadapi
berwatak kultural dan berguna bagi tumbuhnya inovasi
faktor internal, misalnya persoalan menghadapi kegiatan
masyarakat perdesaan.
ilegal (illegal logging, illegal mining, dan illegal fishing),
Konsepsi One Village and One Product (OVOP)
yang sangat berpengaruh terhadap aspek sosial–
pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh
ekonomi masyarakat lapisan bawah (mengandalkan
Gubernur Hiramatsu dari prefektur Oita, Jepang, dan di
kekuatan ekonomi tradisional) yang berada di Kota
Indonesia oleh Prof. Dr. Martani Huseini disejajarkan
Palangka Raya. Persoalan internal tersebut, setelah
dengan konsepsi saka-sakti (satu kabupaten/kota satu
dilakukan penertiban oleh pemerintah daerah, maka
kompetensi inti industri). Tujuan kedua konsepsi itu adalah
kegiatan-kegiatan yang bersifat ilegal tersebut sudah
membangun daya saing daerah melalui penciptaan
mereka tinggalkan dan mulai dengan kegiatan lain yang
kompetensi inti industri di daerah. Seluruh sumber daya
baru. Walaupun banyak kegiatan lain yang dapat mereka
dan kemampuan yang dimiliki oleh daerah terfokus pada
lakukan, namun kegiatan tersebut belum mampu
upaya untuk menciptakan kompetensi inti industri. Namun
menghasilkan suatu produk yang bersifat unggul, baik
demikian antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu
unggul pada tingkat lokal maupun regional. Juga kegiatan
1) Ketua P2SLP Lemlit Universitas Palangka Raya
2,3,4,5,6,7) Dosen Universitas Palangka Raya
3
6. Hasil Kajian
yang baru tersebut belum mampu memberikan hasil yang masing desa (OVOP) di Kota Palangka Raya.
memuaskan dan lebih besar jika dibandingkan dengan b. Menetapkan alternatif strategi pengembangan OVOP
hasil dari kegiatan illegal logging atau illegal mining di Kota Palangka Raya.
tersebut. Sehingga dalam hal ini perlu adanya suatu
kebijakan pemerintah daerah untuk mengarahkan Manfaat Penelitian
masyarakat agar melakukan kegiatan-kegiatan yang Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan adalah:
bersifat legal dan mampu memberikan hasil yang a Sebagai bahan masukan untuk penyusunan program
memuaskan bagi masyarakat. operasional dinas/instansi terkait terutama yang
Dalam teori Pertumbuhan Jalur Cepat (Turnpike) berhubungan dengan upaya pengembangan produk
yang diperkenalkan oleh Samuelson (1955) unggulan masing-masing desa di Kota Palangka
mengemukakan: bahwa setiap negara/wilayah perlu Raya.
melihat sektor/komoditi apa yang memiliki potensi besar b Sebagai alternatif masukan kepada instansi terkait
dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena guna mendukung kebijakan pengembangan produk
potensi alam maupun karena sektor itu memiliki ekspor nonmigas dari wilayah Kota Palangka Raya,
competitive advantage untuk dikembangkan. Pandangan baik yang bersifat fisik seperti perhubungan darat/laut/
teori Pertumbuhan Jalur Cepat (Turnpike) ini udara dan kawasan industri, maupun yang bersifat
menghendaki agar pemerintah daerah selalu memikirkan non fisik seperti pembinaan dan regulasi yang terkait
produk unggulan yang dapat dikembangkan dalam dengan penciptaan iklim yang kondusif untuk
wilayah tersebut. Untuk saat ini konsep tersebut lebih penanaman modal.
populer dengan istilah one village and one product
(OVOP). METODE PENELITIAN
Terkait dengan suatu keunggulan tersebut, maka ada
beberapa hal yang masih belum diketahui di Kota Alat Analisis
Palangka Raya, yaitu produk unggulan pada masing- LQ dan Shiff/Share
masing desa, baik yang sudah tercipta melalui mekanisme LQ dan Shiff-Share digunakan sebagai alat analisis
pasar, maupun yang belum (produk bayangan) yang untuk untuk membantu mengidentifikasi sektor dan produk
5 – 10 tahun mendatang dapat dijadikan sebagai produk unggulan daerah. Hasil analisis ini menjadi referensi
unggulan desa/kelurahan. penting untuk melakukan kajian OVOP selanjutnya.
Memperhatikan hal-hal yang telah diuraikan tadi
maka permasalahan yang perlu dan penting untuk dikaji Skoring
memasuki era globalisasi yaitu: Alat analisis yang digunakan untuk menentukan satu
• Apa saja jenis produk unggulan pada masing-masing desa satu produk di Kota Palangka Raya yaitu
desa (village), khususnya yang berasal dari Kota menggunakan analisis skoring, dengan 5 (lima) kriteria:
Palangka Raya yang dapat dipromosikan bagi daerah • Produk unggulan daerah dan/atau produk kompetensi
sendiri maupun ke luar negeri di era globalisasi inti daerah.
perdagangan (WTO tahun 2020). • Unik khas budaya dan keaslian lokal.
• Bagaimana strategi mengembangkan produk unggulan • Berpotensi pasar domestik dan ekspor.
desa, baik produk hasil pertanian (dalam arti luas) • Bermutu dan berpenampilan baik
maupun produk hasil industri pengolahan sehingga • Diproduksi secara kontinyu dan konsisten.
pada akhirnya nanti mampu menghasilkan devisa,
meningkatkan pendapatan riil masyarakat, dan juga SWOT
mampu memberikan sumbangan yang berarti untuk Untuk melengkapi hasil kajian tentang OVOP ber-
meningkatkan PAD. dasarkan analisis sebelumnya, selanjutnya digunakan
Analisis SWOT (Strengths = S, Weaknesses = W, Oppor-
Tujuan Penelitian tunities = O, Threats = T) atau kekuatan, kelemahan, pe-
Penelitian ini bertujuan untuk: luang dan ancaman/tantangan, merupakan alat analisis
a. Mengidentifikasi produk apa saja yang dapat dianggap untuk mengidentifikasi kondisi dan situasi yang sistematis
unggul baik itu produk primer (hasil pertanian) atau terhadap lingkungan internal dan eksternal suatu produk/
produk hasil industri pengolahan pada pada masing-
4
7. Hasil Kajian
komoditas, perusahaan, institusi, atau kegiatan. Hasil berturut-turut pada Kecamatan Bukit Batu, Pahandut,
analisis SWOT dapat dijadikan bahan dasar dalam men- Sabangau, dan Jekan Raya. Pengembangan potensi
cari alternatif formulasi strategi kebijakan suatu kegiatan. unggulan kacang tanah dapat diprioritaskan secara bertu-
rut-turut pada kecamatan Jekan Raya, Sabangau, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Bukit Batu.
Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun
Analisis Sektor Unggulan dan Komoditas Unggulan peringkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan
Kota Palangka Raya keunggulan komparatif dari komoditas tanaman pangan ini
seperti dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Komoditas Unggulan dan Pewilayahannya yang
Dominan. Tabel 3. Peringkat Keunggulan Komoditas Tanaman Pangan Per
Kecamatan di Kota Palangka Raya
a. Tanaman Pangan, Palawija, dan Hortikultura Jenis Saba- Jekan Bukit Rakum-
No. Pahandut
Tan. Pangan ngau Raya Batu pit
1 Padi Sawah
Tabel 1. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Tanaman Pangan
Per Kecamatan di Kota Palangka Raya 2 Padi Ladang 1
3 Jagung 2 3 4 1
Jenis Tanaman Pahan- Saba- Jekan Bukit Ra- 4 Kedelai
No
Pangan dut ngau Raya Batu kumpit 5 Kacang Hijau
1 Padi Sawah 0 0 0 0 0 Kacang
6 2 1 3
Tanah
2 Padi Ladang 0 0.3 0 0 2.96
7 Ubi Jalar 1 2
3 Jagung 1.24 1.164 1.156 1.29 0.5 8 Ubi Kayu 2 1
4 Kedelai 0 0.3 0 0 0.3 Sumber : Data yang diolah, 2008
5 Kacang Hijau 0 0 0 0 0
Dari Tabel 3 dapat diketahui Kecamatan Jekan Raya
6 Kacang Tanah 0 1.79 2.25 1.43 0
7 Ubi Jalar 2.17 0.95 1.75 0.88 0.69
paling dominan tanaman pangan relatif dari kecamatan-
8 Ubi Kayu 0.998 0.65 1.003 0.84 1.5
kecamatan lainnya di Palangka Raya karena memiliki 4
Sumber : Data yang diolah, 2008 komoditas unggulan tananaman pangan. Disusul
Kecamatan Rakumpit memiliki 2 komoditas unggulan.
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat
komoditas unggulan tanaman pangan di Kota Palangka masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada
Raya adalah jagung (unggul pada 4 kecamatan) serta Tabel berikut.
kacang tanah (unggul pada 3 kecamatan).
Tabel 4. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya Berdasarkan
Pengembangan potensi unggulan tanaman pangan Keunggulan Komparatif Tanaman Pangan
ini dapat saja dengan peningkatan produktivitas pada luas
No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat
areal yang ada maupun perluasan arealnya yang
1 Jekan Raya 4 1,75 I
diprioritaskan pada wilayah-wilayah kecamatan
2 Rakumpit 2 1,00 II
sebagaimana dapat dilihat dari hasil analisis LQ pada
Tabel 2. 3 Sabangau 2 1,50 III
4 Pahandut 2 2,00 IV
Tabel 2. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan 5 Bukit Batu 2 3,50 V
Komoditas Jagung dan Kacang Tanah di Kota Palangka
Raya Sumber : Data yang diolah, 2008
Kacang
No. Kecamatan Jagung Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa ternyata Kecamatan
Tanah
1 Pahandut 2 - Jekan Raya dapat dikatakan sebagai “kecamatan tana-
2 Sabangau 3 2 man pangan”.
3 Jekan Raya 4 1
4 Bukit Batu 1 3 b. Tanaman Sayuran
5 Rakumpit nd nd
Dari hasil perhitungan terhadap komoditas unggulan
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
tanaman sayuran di Kota Palangka Raya diperoleh nilai
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa pengembangan LQ yang lebih besar dari satu (cetak tebal) dan nilai LQ
potensi unggulan jagung dapat diprioritaskan secara yang kurang atau sama dengan satu seperti terlihat pada
5
8. Hasil Kajian
Tabel 4. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Tanaman Pangan Per Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat
Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Data Tahun
2006 masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada
Jenis Tanaman Jekan Bukit Tabel berikut.
No Pahandut Sabangau Rakumpit
Sayuran Raya Batu
1 Lobak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Tomat 1,40 0,55 0,57 4,47 0,00 c. Tanaman Buah-buahan
3 Lombok 0,70 0,62 0,72 6,27 0,25 Dari hasil perhitungan terhadap komoditas unggulan
4 Terung 0,27 0,24 0,28 2,41 0,10
5 Sawi 0,12 0,10 0,12 1,04 0,04 tanaman buah-buahan di Kota Palangka Raya diperoleh
6 Kacang-kacangan 0,08 0,07 0,08 0,72 0,03 nilai LQ yang lebih besar dari satu (cetak tebal) dan nilai
7 Labu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 Ketimun 0,34 0,30 0,35 3,08 0,12
LQ yang kurang atau sama dengan satu seperti terlihat
9 Bayam 0,20 0,00 0,00 0,00 0,00 pada Tabel berikut.
10 Kangkung 0,12 0,11 0,13 1,12 0,04
Sumber : Data Yang Diolah, 2008 Tabel 7. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Tanaman Buah-
buahan Per Kecamatan di Kota Palangka Raya,
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa komoditas Berdasarkan Data Tahun 2006
unggulan tanaman sayuran di Kota Palangka Raya adalah Jenis Buah- Pahan- Saba- Jekan Bukit Rakum-
No.
tomat (unggul pada 2 kecamatan). Sedangkan lombok, buahan dut ngau Raya Batu pit
1 Sawo 1,84 0,00 0,48 1,84 0,26
terung, sawi, ketimun, dan kangkung hanya unggul pada
2 Pepaya 1,06 2,71 0,88 0,52 0,56
satu kecamatan.
3 Pisang 1,32 2,79 0,88 0,47 0,39
Pengembangan potensi unggulan tanaman sayuran 4 Nenas 0,97 0,00 1,08 1,03 1,64
ini dapat saja dengan peningkatan produktivitas pada luas 5 Salak 0,00 0,00 0,00 2,89 0,00
areal yang ada maupun perluasan arealnya yang 6 Nangka 0,60 0,91 1,19 1,02 1,25
diprioritaskan pada wilayah—wilayah kecamatan 7 Rambutan 0,66 1,88 0,84 0,93 0,84
8 Duku 0,89 0,00 0,00 1,72 1,12
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut.
9 Cempedak 1,08 0,00 0,00 1,69 1,03
Tabel 5. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan Komoditas 10 Jeruk 1,30 0,00 0,00 1,27 1,50
Tomat di Kota Palangka Raya, Tahun 2006 11 Durian 0,36 0,00 0,00 2,17 0,84
No. Kecamatan Tomat 12 Jambu 0,72 2,76 0,87 0,68 0,55
1 Pahandut 2 13 Alpukat 0,93 0,98 0,00 1,98 0,00
2 Sabangau 14 Lainnya 1,74 0,66 2,97 0,58 0,43
3 Jekan Raya Sumber : Data Yang Diolah, 2008
4 Bukit Batu 1
5 Rakumpit Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa komoditas unggulan
Sumber : Data Yang Diolah, 2007 tanaman buah-buahan di Kota Palangka Raya adalah
nenas, nangka, cempedak, dan jeruk, (unggul pada 3
Tabel 6. Peringkat Keunggulan Komoditas Tanaman Sayuran Per
Kecamatan di Kota Palangka Raya, 2006 kecamatan). Sedangkan sawo, pepaya, pisang dan duku
Jenis Tanaman Pahan- Saba- Jekan Bukit Rakum- unggul pada 2 kecamatan. Sedangkan salak, rambutan,
No
Sayuran dut ngau Raya Batu pit durian, jambu, dan alpukat hanya unggul pada 1
1 Lobak kecamatan.
2 Tomat 2 1
3 Lombok 1
4 Terung 1 Tabel 8. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya
Berdasarkan Keunggulan Komparatif Tanaman Sayuran,
5 Sawi 1 2006
6 Kacang
7 Labu No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat
8 Ketimun 1
1 Pahandut 1 2.00 II
9 Bayam
10 Kangkung 1 2 Sabangau 0 0.00
Sumber : Data Yang Diolah, 2008 3 Jekan Raya 0 0.00
Dari Tabel 6 dapat diketahui Kecamatan Bukit Batu 4 Bukit Batu 6 1.00 I
paling unggul relatif dari kecamatan-kecamatan lainnya di 5 Rakumpit 0 0.00
Kota Palangka Raya karena memiliki 6 komoditas Sumber : Data Yang Diolah, 2008
unggulan tanaman sayuran. Kemudian disusul kecamatan
Pahandut dengan 1 komoditas unggulan. Kecamatan-
kecamatan lainnya tidak ada unggulan sayurannya.
6
9. Hasil Kajian
Tabel 9. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan Komoditas
Nenas, Nangka, Cempedak, dan Jeruk di Kota Palangka Raya, Tahun
d. Tanaman Perkebunan
2006 Dari hasil perhitungan terhadap komoditas unggulan
No. Kecamatan Nenas Nangka Cempedak Jeruk tanaman perkebunan di Kota Palangka Raya diperoleh
1 Pahandut 2 2 nilai LQ yang lebih besar dari satu (cetak tebal) dan nilai
2 Sabangau LQ yang kurang atau sama dengan satu seperti terlihat
3 Jekan Raya 2 2 pada Tabel berikut.
4 Bukit Batu 3 3 1 3 Tabel 12. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Tanaman Perkebunan
5 Rakumpit 1 1 3 1 Per Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Data
Tahun 2006
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Jenis Tan.aman Pahan- Saban- Jekan Bukit Ra-
No.
Perkebunan dut gau Raya Batu kumpit
Pengembangan potensi unggulan cempedak dapat 1 Karet 0,86 1,09 0,60 0,58 1,21
diprioritaskan secara berturut-turut pada Kecamatan Bukit 2 Kopi 0,00 0,00 0,00 4,64 0,00
Batu, Pahandut, dan Rakumpit. Sedangkan pengemban- 3 Cengkeh 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
gan potensi unggulan jeruk dapat diprioritaskan pada 4 Lada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Kelapa 1,13 0,69 1,74 3,26 0,11
Kecamatan Rakumpit, Pahandut, dan Bukit Batu.
6 Jambu Mete 6,25 0,75 2,70 0,17 0,75
Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun per- 7 Tebu 0,00 0,00 0,00 0,00 1,71
ingkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan 8 Coklat 0,00 0,00 0,00 4,64 0,00
keunggulan komparatif dari komoditas tanaman buah- 9 Kelapa Sawit 1,52 0,64 6,53 1,14 0,25
buahan ini seperti dapat dilihat pada Tabel berikut. Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Tabel 10. Peringkat Keunggulan Komoditas Tanaman Buah-buahan per
Kecamatan di Kota Palangka Raya, 2006 Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa komoditas unggulan
Jenis Buah- Pahan- Saba- Jekan Bukit Rakum- tanaman perkebunan di Kota Palangka Raya adalah
No.
buahan dut ngau Raya Batu pit
kelapa dan kelapa sawit (unggul pada 3 kecamatan).
1 Sawo 1 1
2 Pepaya 2 1 Sedangkan karet dan jambu mete unggul pada 2
3 Pisang 2 1 kecamatan. Yang terakhir adalah kopi, tebu, dan coklat
4 Nenas 2 3 1
5 Salak 1 hanya unggul pada 1 kecamatan.
6 Nangka 2 3 1 Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa pengembangan
7 Rambutan 1
8 Duku 1 2 potensi unggulan kelapa dapat diprioritaskan secara ber-
9 Cempedak 2 1 3 turut-turut pada kecamatan Bukit Batu, Jekan Raya, dan
10 Jeruk 2 3 1
11 Durian 1
Pahandut. Sedangkan pengembangan potensi unggulan
12 Jambu 1 kelapa sawit dapat diprioritaskan secara berturut-turut
13 Alpukat 1
pada Kecamatan Jekan Raya, Pahandut, dan Bukit Batu.
14 Lainnya 2 1
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Tabel 13. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan
Komoditas Tanaman Kelapa dan Kelapa Sawit di Kota
Dari Tabel 10 dapat diketahui Kecamatan Bukit Batu Palangka Raya, 2006
paling unggul relatif dari kecamatan-kecamatan lainnya di
No. Kecamatan Kelapa Kelapa Sawit
Kota Palangka Raya karena memiliki 9 komoditas unggu-
1 Pahandut 3 2
lan tanaman buah-buahan. Bila dirinci lebih lanjut maka
dapat disusun peringkat masing-masing kecamatan 2 Sabangau
seperti dapat dilihat pada Tabel berikut. 3 Jekan Raya 2 1
Tabel 11. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya Berdasarkan 4 Bukit Batu 1 3
Keunggulan Komparatif Tanaman Buah-buahan 5 Rakumpit
No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat Sumber : Data Yang Diolah, 2008
1 Bukit Batu 9 1,67 I
2 Pahandut 6 1,83 II
Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun
3 Rakumpit 5 1,60 III
peringkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan
4 Sabangau 4 1,00 IV
5 Jekan Raya 3 1,67 V keunggulan komparatif dari komoditas tanaman perkebu-
Sumber : Data Yang Diolah, 2008 nan seperti dapat dilihat pada Tabel berikut.
7
10. Hasil Kajian
Tabel 14. Peringkat Keunggulan Komoditas Tanaman Perkebunan Tabel 16. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Peternakan Per
Per Kecamatan di Kota Palangka Raya, 2006 Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Data Tahun
Jenis Tan aman Pahan- Saba- Jekan Bukit Ra- 2006
No
Perkebunan dut ngau Raya Batu kumpit Jenis Ternak Pahan- Saba- Jekan Bukit Rakum-
No
1 Karet 2 1 Besar dut ngau Raya Batu pit
2 Kopi 1 1 Sapi Perah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Cengkeh 2 Sapi Potong 0,54 2,86 0,31 0,90 0,05
4 Lada
3 Kerbau 1,69 0,65 0,42 2,54 0,00
5 Kelapa 3 2 1
6 Jambu Mete 1 2 4 Kambing 1,34 2,05 0,39 0,36 0,04
7 Tebu 1 5 Domba 1,24 0,78 0,20 4,28 0,00
8 Coklat 1 6 Babi 1,08 0,30 1,30 1,08 1,44
9 Kelapa Sawit 2 1 3
7 Kuda 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Dari Tabel 14 dapat diketahui Kecamatan Bukit Batu Pengembangan potensi unggulan ternak besar ini
paling unggul relatif dari kecamatan-kecamatan lainnya di dapat saja dengan peningkatan produktivitas dagingnya
Kota Palangka Raya karena memiliki 4 komoditas unggu- maupun pengembangan jumlah ternaknya yang dipri-
lan tanaman perkebunan. Kemudian disusul Kecamatan oritaskan pada wilayah-wilayah kecamatan sebagaimana
Jekan Raya dan Pahandut masing-masing 3 komoditas dapat dilihat dari hasil analisis LQ pada Tabel berikut.
unggulan. Sedangkan Kecamatan Rakumpit dan
Sabangau masing-masing hanya unggul pada 2 dan 1 Tabel 17. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan
Komoditas Babi di kota Palangka Raya, 2006.
komoditas.
No. Kecamatan Babi
Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat
1 Pahandut 3
masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada 2 Sabangau -
Tabel berikut. 3 Jekan Raya 2
Tabel 15. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya Berdasarkan 4 Bukit Batu 3
Keunggulan Komparatif Tanaman Perkebunan 5 Rakumpit 1
No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat Sumber : Data Yang Diolah, 2008
1 Bukit Batu 4 1,50 I
2 Jekan Raya 3 1,67 II Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa pengembangan
3 Pahandut 3 2,00 III potensi unggulan babi dapat diprioritaskan secara
4 Rakumpit 2 1,00 IV berturut-turut pada Kecamatan Rakumpit, Jekan Raya,
5 Sabangau 1 2,00 V Bukit Batu, dan Pahandut.
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun per-
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa ternyata peringkat I, ingkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan
dan II, diduduki oleh Kecamatan Bukit Batu dan Jekan keunggulan komparatif dari komoditas tanaman perkebu-
Raya. Keduanya dapat dikatakan sebagai “kecamatan nan seperti dapat dilihat pada Tabel berikut.
tanaman perkebunan”.
Tabel 18. Peringkat Keunggulan Komoditas Ternak Besar Per
Kecamatan di Kota Palangka Raya, 2006
e. Peternakan Jenis Ternak Pahan- Saba- Jekan Bukit Rakum-
No
Dari hasil perhitungan terhadap komoditas unggulan Besar dut ngau Raya Batu pit
1 Sapi Perah
ternak besar di Kota Palangka Raya diperoleh nilai LQ 2 Sapi Potong 1
yang lebih besar dari satu (cetak tebal) dan nilai LQ yang 3 Kerbau 1 2
kurang atau sama dengan satu seperti terlihat pada Tabel 4 Kambing 2 1
5 Domba 2 1
berikut. 6 Babi 3 2 3 1
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa komoditas ung- 7 Kuda
Sumber : Data Yang Diolah, 2008
gulan ternak besar di Kota Palangka Raya adalah babi
(unggul pada 4 kecamatan). Sedangkan kambing, domba,
Dari Tabel 18 dapat diketahui Kecamatan Pahandut
dan kerbau masing-masing unggul pada 2 kecamatan.
paling unggul relatif dari kecamatan-kecamatan lainnya di
Sapi potong hanya unggul di Kecamatan Sabangau. Sapi
Kota Palangka Raya karena memiliki 4 komoditas
perah, dan kuda tidak/belum dibudidayakan di Kota
unggulan ternak besar.
Palangka Raya.
8
11. Hasil Kajian
Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa pengembangan
masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada Ta- potensi unggulan ayam kampung/bukan ras di Kota
bel berikut. Palangka Raya dapat diprioritaskan secara berturut-turut
pada Kecamatan Rakumpit, Sabangau, Bukit Batu, dan
Tabel 19. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya Berdasarkan
Keunggulan Komparatif Usaha Ternak Besar Pahandut.
No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun
1 Pahandut 4 2,00 I peringkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan
2 Bukit Batu 3 2,00 II keunggulan komparatif dari komoditas peternakan seperti
3 Sabangau 2 1,00 III dapat dilihat pada Tabel berikut.
4 Rakumpit 1 1,00 IV
5 Jekan Raya 1 2,00 V Tabel 22. Peringkat Keunggulan Komoditas Peternakan Unggas Per
Sumber : Data Yang Diolah, 2008 Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Hasil
Perhitungan/Nilai LQ
Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa ternyata pering- No. Kecamatan
Ras
Buras Pedaging Itik/entok Kelinci
petelur
kat I, II, dan III diduduki oleh kecamatan Pahandut, Bukit
1 Pahandut 4
Batu, dan Sabangau. Ketiganya dapat dikatakan sebagai
2 Sabangau 2 2
“kecamatan ternak besar”. 3 Jekan Raya 1
Selanjutnya dari hasil perhitungan terhadap komodi- 4 Bukit Batu 3
tas unggulan ternak unggas di Kota Palangka Raya 5 Rakumpit 1 1
diperoleh nilai LQ yang lebih besar dari satu (cetak tebal) Sumber : Data Yang Diolah, 2007
dan nilai LQ yang kurang atau sama dengan satu seperti
terlihat pada Tabel berikut. Dari Tabel 22 dapat diketahui Kecamatan Rakumpit
dan Kecamatan Sabangau dengan dua komoditas unggu-
Tabel 20. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Peternakan Unggas lan yakni ayam buras dan itik/entok. Sedangkan kecama-
Per Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Data
Tahun 2006 tan-kecamatan lainnya yakni Pahandut, Jekan Raya, dan
Ras Bukit Batu hanya unggul pada 1 komoditas.
No. Kecamatan Buras Pedaging Itik/entok Kelinci
petelur Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat
1 Pahandut 0,00 1.14 0.98 0.68 0.00
masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada Ta-
2 Sabangau 0,00 1.89 0.87 1.01 0.00
3 Jekan Raya 0,00 0.54 1.07 0.99 0.00 bel berikut.
4 Bukit Batu 0,00 1.25 0.96 0.82 0.00
Tabel 23. Peringkat Kecamatan di Kota Palangka Raya Berdasarkan
5 Rakumpit 0,00 7.59 0.00 23.71 0.00 Keunggulan Komparatif Usaha Ternak Unggas
Sumber : Data Yang Diolah, 2007 No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat
1 Rakumpit 2 1,00 I
Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa komoditas ung- 2 Sabangau 2 2,00 II
gulan ternak unggas di Kota Palangka Raya adalah ayam 3 Jekan Raya 1 1,00 III
kampung/bukan ras (unggul pada 4 kecamatan). Pengem- 4 Bukit Batu 1 3,00 IV
bangan potensi unggulan ternak unggas ini dapat saja 5 Pahandut 1 4,00 V
dengan peningkatan produktivitas dagingnya maupun Sumber : Data Yang Diolah, 2007
pengembangan jumlah ternaknya yang diprioritaskan
pada wilayah-wilayah kecamatan sebagaimana dapat Dari Tabel 23 dapat diketahui bahwa ternyata pering-
dilihat dari hasil analisis LQ pada Tabel berikut. kat I diduduki oleh kecamatan Rakumpit dan peringkat II
diduduki oleh kecamatan Sabangau. Keduanya dapat di-
Tabel 21. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan
Komoditas Ayam Kampung/Bukan Ras di kota Palangka Raya, katakan sebagai “kecamatan ternak unggas”.
2007.
No. Kecamatan Ayam Kampung/Buras f. Perikanan
1 Pahandut 4
Dari hasil perhitungan terhadap komoditas unggulan
2 Sabangau 2
perikanan di Kota Palangka Raya diperoleh nilai LQ yang
3 Jekan Raya
4 Bukit Batu 3
lebih besar dari satu (cetak tebal) dan nilai LQ yang
5 Rakumpit 1 kurang atau sama dengan satu seperti terlihat pada Tabel
Sumber : Data Yang Diolah, 2007 berikut.
9
12. Hasil Kajian
Tabel 24. Hasil Perhitungan/Nilai LQ Komoditas Perikanan Darat Per Tabel 26. Peringkat Keunggulan Komoditas Perikanan Darat Per
Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Data Tahun Kecamatan di Kota Palangka Raya, Berdasarkan Hasil
Perhitungan/Nilai LQ
2006
No No. Kecamatan Sungai Danau Rawa Budidaya
Kecamatan Sungai Danau Rawa Budidaya
. 1 Pahandut 1
1 Pahandut 0.42 0.44 0.46 2.20 2 Sabangau 1
2 Sabangau 0.88 1.54 0.68 0.65 3 Jekan Raya 2 1
4 Bukit Batu 3 2 2
3 Jekan Raya 1.19 0.74 1.75 0.79
5 Rakumpit 1 3 3
4 Bukit Batu 1.09 1.39 1.65 0.21 Sumber : Data Yang Diolah, 2007
5 Rakumpit 2.35 1.03 1.17 0.10
Dari Tabel 26 dapat diketahui Kecamatan Bukit Batu
Sumber : Data Yang Diolah, 2007
dan Rakumpit paling unggul relatif dari kecamatan-
kecamatan lainnya di Kota Palangka Raya karena
Dari Tabel 24 dapat diketahui bahwa komoditas
memiliki 3 komoditas unggulan perikanan. Kemudian
unggulan perikanan di Kota Palangka Raya adalah
disusul kecamatan Jekan Raya dengan 2 komoditas ung-
perikanan tangkap di sungai, danau, dan rawa (unggul
gulan. Sedangkan Kecamatan Pahandut dan Sabangau
pada 3 kecamatan). Budidaya ikan hanya unggul di
hanya unggul pada 1 komoditas.
Kecamatan Pahandut.
Bila dirinci lebih lanjut maka dapat disusun peringkat
Berdasarkan data statistik dapat diketahui bahwa
masing-masing kecamatan seperti dapat dilihat pada
produksi perikanan tangkap di sungai 516,20 ton basah, di
Tabel berikut.
danau 952,20 ton basah, dan di rawa sebanyak 435,20
ton basah. Tabel 27. Peringkat Kecamatan di Palangka Raya Berdasarkan
Keunggulan Komparatif Usaha Perikanan, Tahun 2006
Pengembangan potensi unggulan perikanan tangkap
No. Kecamatan Jumlah Rerata Peringkat
di sungai dan di rawa ini dapat saja dilakukan dengan
1 Bukit Batu 3 2,3 I
peningkatan kemampuan mengeksplorasi dengan tetap 2 Rakumpit 3 2,3 I
memperhatikan potensi lestarinya yang diprioritaskan 3 Jekan Raya 2 1,5 II
4 Pahandut 1 1 III
pada wilayah-wilayah kecamatan sebagaimana dapat dili-
5 Sabangau 1 1 III
hat dari hasil analisis LQ pada Tabel berikut. Sumber : Data Yang Diolah, 2008
Tabel 25. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Unggulan Perikanan
Dari Tabel 27 dapat diketahui bahwa ternyata pering-
Tangkap di Sungai, Danau, dan di Rawa pada wilayah Kota
Palangka Raya, 2007. kat tertinggi (I) unggulan perikanan diduduki oleh Kecama-
No. Kecamatan Sungai Danau Rawa tan Bukit Batu dan Rakumpit. Keduanya dapat dikatakan
1 Pahandut sebagai “kecamatan usaha perikanan”.
2 Sabangau 1
3 Jekan Raya 2 1 Leading Sector
4 Bukit Batu 3 2 2
Tabel 28. Peringkat Leading Sector Berdasarkan Proporsi Sektor
5 Rakumpit 1 3 3 Terhadap PDRB dan Proporsi Sektor Terhadap Penyerapan
Sumber : Data Yang Diolah, 2007 Tenaga Kerja di kota Palangka Raya, 2006
Proporsi (%) Terhadap
Dari Tabel 25 dapat diketahui bahwa pengembangan No. Sektor PDRB Total Peringkat
total Pekerja
potensi unggulan perikanan tangkap di sungai Kota 1 Pertanian 6,39 9,09 IV
Palangka Raya dapat diprioritaskan secara berturut-turut 2 Pertambangan dan Penggalian 1,46 1,43 VIII
3 Industri Pengolahan 5,55 3,55 VII
pada kecamatan Rakumpit, Jekan Raya, dan Bukit Batu. 4 Listrik, Gas & Air Bersih 1,67 0,58 IX
Pengembangan potensi unggulan perikanan tangkap di 5 Bangunan 7,25 12,47 V
6 Perdag., Hotel & Restoran 17,26 24,61 II
danau dapat diprioritaskan berturut-turut pada Kecamatan
7 Pengangkutan & Komunikasi 19,58 6,95 III
Sabangau, Bukit Batu, dan Rakumpit. Sedangkan Keu. Persewaan & Jasa Perusa-
8 5,36 3,81 VI
haan
pengembangan potensi unggulan perikanan tangkap di
9 Jasa-Jasa 35,47 37,41 I
rawa dapat diprioritaskan secara berturut-turut pada Sumber : Data Yang diolah, 2007
Kecamatan Jekan Raya, Rakumpit, dan Bukit Batu. Program pembangunan ekonomi yang bersesuaian dengan tiga
Dari hasil analisis LQ maka dapat pula disusun per- leading sector ini adalah program peningkatan kualitas sumberdaya
ingkat kecamatan se-Kota Palangka Raya berdasarkan manusia (pendidikan dan latihan) dan peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan darat, air dan udara menjadi leading sector seba-
keunggulan komparatif dari komoditas tanaman perkebu-
gaimana disebutkan di atas.
nan seperti dapat dilihat pada Tabel berikut.
10
13. Hasil Kajian
Hasil Analisis OVOP
Faktor Faktor Keunggulan (S) Faktor Kelemahan (W)
a. OVOP di Kecamatan Pahandut Internal
No. One Village One Product Keterangan a. Luas lahan potensial a. Rencana Tata Ru-
masih sangat luas. ang Wilayah Kota
1 Pahandut Dekoratif, Interior Kerajinan
b. Produktivitas pekerja yang komprehensif
2 Panarung Pakaian Jadi Konveksi dan tingkat upah belum tersedia.
Anyaman-anyaman & minimum regional cu- b. Angka penganggu-
3 Langkai Kerajinan Faktor
Lampit Rotan kup tinggi. ran yang relatif
4 Tumbang Rungan Ikan Belum Diolah Eksternal masih tinggi.
5 Tanjung Pinang Ikan Belum Diolah
6 Pahandut Seberang Ikan Belum Diolah
Faktor Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
a. Visi dan Misi Daerah aa. (a) Tata guna lahan aa. RTRW kota yang
b. OVOP di Kecamatan Bukit Batu yang sangat mendu- khususnya untuk ka- komprehensif yang
kung dalam mencipta- wasan pertambangan mendukung pe-
No. One Village One Product Keterangan kan iklim yang favour- dan penggalian, (b) ngembangan po-
1 Marang Ikan Belum Diolah able untuk pengemba- tata kota terutama tensi unggulan.
Rambutan, Nangka, ngan potensi unggulan menyangkut bangu- ab. RTRW kota yang
2 Tumbang Tahai Belum Diolah
Kelapa Dalam daerah. nan dan fasilitas memperhatikan ta-
Rambutan, Nangka, b. Leading sector pertum- untuk pengangkutan ta sektor jasa,
3 Banturung Belum Diolah buhan ekonomi adalah dan komunikasi, (c) perdagangan, hotel
Kelapa Dalam
Rambutan, Nangka, sektor jasa-jasa; per- perda untuk pelaya- & restoran; serta
4 Tangkiling Belum Diolah dagangan, hotel dan nan yang prima pada pengang-kutan dan
Kelapa Dalam
Rambutan, Nangka, restoran; serta pe- sektor finansial. komunikasi.
5 Sei Gohong Belum Diolah ngangkutan dan komu- ab. Tata kota terutama ba. Upaya peningkat-
Kelapa Dalam
nikasi. menyangkut perda- an kualitas SDM
6 Kanarakan Ikan Belum Diolah
gangan, hotel dan melalui pendidikan
7 Habaring Hurung Ikan Belum Diolah restoran. & latihan.
ba. Penyelenggaraan bb. Tersedianya infor-
lembaga-lembaga masi pasar kerja
pendidikan dan ke- terutama untuk
c. OVOP di Kecamatan Jekan Raya terampilan yang me- sektor jasa, per-
No. One Village One Produk Keterangan ningkatkan profesi- dagangan, hotel &
1 Menteng kuzen, mebel kayu Industri Kecil onalisme. restoran; serta
bb. Peningkatan penge- pengangkutan dan
2 Palangka benang bintik Kerajinan tahuan dan kete- komunikasi
3 Bukit Tunggal nenas Belum Diolah rampilan pekerja/
4 Petuk Katimpun ikan Belum Diolah pegawai terutama
pada sektor jasa,
perdagangan, hotel
dan restoran, serta
c. OVOP di Kecamatan Rakumpit pengangkut-an dan
No. One Village One Product Keterangan komunikasi.
1 Petuk Bukit - -
2 Pager - - Faktor Ancaman (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
3 Panjehang - -
4 Gaung Baru - - a. RTRW Kota Palangka aa. Diperlukan kebijakan aa. Mendesak pihak-pi
5 Petuk Barunai - - Raya terkendala deng- Pemerintah Kota yang hak yang terkait
an surat ijin HPH yang tidak bertentangan untuk segera me-
6 Mungku Baru - -
belum habis masa dengan hukum na- nuntaskan RTRW
7 Bukit Sua - - berlakunya. mun tetap menopang yang komprehen-
b Kontribusi sektor per- pengembangan po- sif.
tambangan dan peng- tensi unggulan ini. bb. Mengupayakan ni-
d. OVOP di Kecamatan Sabangau galian terhadp PDRB ab. Diperlukan upaya lai tambah yang
dan penyerapan tena- untuk membuka lebih besar dari
No. One Village One Product Keterangan ga kerja paling rendah. industri tambang dan sektor pertam-
Rambutan, Nangka, industri yang padat bangan dan peng-
1 Kereng Bangkirai Belum Diolah
Kelapa Dalam karya. galian, serta pe-
Rambutan, Nangka, bb. Perlu optimasi pe- nyerapan Tenaga
2 Sabaru Belum Diolah manfaatan Tenaga Kerja yang lebih
Kelapa Dalam
3 Kalampangan Jagung Belum Diolah Kerja untuk sektor besar.
unggulan.
4 Kameloh Baru Ikan Belum Diolah
5 Bereng Bengkel Ikan Belum Diolah
6 Danau Tundai ikan Belum Diolah
Strategi dan Kebijakan
Analisis SWOT Strategi yang ditempuh untuk pengembangan OVOP
Dalam rangka pengembangan potensi unggulan kota Kota Palangka Raya dapat bersifat mengembangkan ke-
Palangka Raya diperlukan beberapa strategi yang mampuan atau input yang ada, bersifat menstabilkan
diperoleh dari hasil analisis SWOT sebagai berikut: kondisi dan situasi yang ada agar tetap berjalan, melaku-
11
14. Hasil Kajian
yang bersifat pemborosan dan sia-sia. Sedangkan kebija- f. Terkait Dengan Aspek Pembinaan
kan yang dijalankan adalah pilihan terbaik untuk mewujud- • Strategi peningkatan kualitas regulasi dan birokrasi.
kan strategi yang telah ditetapkan. • Strategi peningkatan kualitas bimbingan dan penyu-
luhan.
• Strategi peningkatan kualitas pengelolaan dan pe-
a. Terkait Dengan Aspek Sumber Daya Alam mantauan lingkungan hidup
• Strategi pemanfaatan lahan subur dengan teknologi
yang berwawasan lingkungan terutama untuk pen- g. Terkait Dengan Aspek Pasar dan Pemasaran
ingkatan produksi pertanian tanaman pangan, buah- • Strategi peningkatan kualitas informasi pasar dan
buahan, dan perkebunan. pemasaran produk ekspor melalui media elektronik
• Strategi pemanfaatan lahan kurang subur dengan (teknologi informasi);
teknologi yang berwawasan lingkungan terutama • Strategi peningkatan kualitas riset dan pengemban-
untuk peningkatan produksi peternakan, perikanan, gan produk, kemasan agar sesuai dengan selera
dan industri. konsumen;
• Strategi pemanfaatan potensi hutan yang bernilai • Strategi peningkatan kuantitas kualitas pemasaran
ekonomis tinggi dengan teknologi yang berwawasan produk agar dapat menduduki posisi ‘leader’ dalam
lingkungan terutama untuk peningkatan produksi ke- produk baru;
hutanan. • Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas promosi
• Strategi eksploitasi sumberdaya tambang yang bern- produk ekspor bernilai ekonomis tinggi melalui even-
ilai ekonomis tinggi dengan teknologi yang berwawa- even nasional maupun internasional;
san lingkungan terutama untuk peningkatan produksi • Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas layanan
tambang pasir dan sirkon. pendistribusian produk agar cepat sampai kon-
• Strategi pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumen.
budaya yang bersifat spesifik, unik, tematik dengan
teknologi yang berwawasan lingkungan terutama h. Terkait Dengan Aspek Produksi
untuk peningkatan produksi pariwisata. • Strategi peningkatan efisien produksi dengan me-
manfaatkan keunggulan ketersediaan bahan baku
b. Terkait Dengan Aspek Sumber Daya Manusia dan tenaga kerja lokal yang terampil.
• Strategi meningkatkan kompetensi SDM sektoral me- • Strategi peningkatan kesinambungan produk dengan
lalui peningkatan pengetahuan (knowledge), ketram- meminimalkan kendala musim dan mengoptimalkan
pilan (skill), dan pengembangan bakat dan minat penggunaan alat/mesin dengan kapasitas yang me-
(attitude). madai;
• Strategi meningkatkan IPM melalui peningkatan par- • Strategi meminimisasi biaya produksi rata-rata per
tisipasi sekolah, peningkatan kesehatan, dan pening- unit yang jauh lebih rendah dari biaya produksi se-
katan pendapatan perkapita. jenis di tempat lain;
• Strategi memaksimalkan pemanfaatan pabrik pada
c. Terkait Dengan Aspek Sumber Daya Modal kawasan pengembangan yang telah disediakan.
• Strategi peningkatan dukungan dana dari lembaga
keuangan (bank atau non bank). i. Terkait Dengan Aspek Organisasi dan Manajemen
• Strategi peningkatan efisiensi penggunaan modal.
• Strategi peningkatan ‘citra’ badan usaha penghasil
produk (PT, CV, Koperasi, BUMN);
d. Terkait Dengan Aspek Infrastruktur
• Strategi peningkatan bargaining power badan usaha
• Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas infra-
penghasil produk (PT, CV, Koperasi, BUMN);
struktur wilayah guna mempermudah ekses ke jalan,
jembatan, pelabuhan (sungai, udara), peti kemas, • Strategi peningkatan kualitas organisasi dan mana-
gudang ; jemen perusahaan penghasil produk tersebut
• Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas sarana • Strategi peningkatan efektivitas dan efisiensi modal
angkutan guna mempercepat pengiriman produk baik kerja serta prosedur anggaran.
melalui darat dan sungai;
Program Pengembangan OVOP
e. Terkait Dengan Aspek Kawasan Pengembangan Ada dua masalah yang paling mendasar dan perlu
• Strategi penyediaan kawasan pengembangan eko- dipecahkan dalam rangka pengembangan OVOP Kota
nomi (sentra-sentra) yang berkualitas sebagai pusat Palangka Raya:
pertumbuhan dengan memperhatikan tata ruang
(1) Masalah Pasar, yaitu:
yang berwawasan lingkungan hidup;
• Strategi penyediaan utilitas publik (energi murah, • Masih sulit menemukan dan memasuki pasar baru.
telepon, dan air bersih) pada kawasan pengem- (2) Masalah Produk, yaitu:
bangan ekonomi yang telah disediakan pemerintah • Produk-produk masih belum terdiversifikasi secara
Kota.
vertikal.
12
15. Hasil Kajian
Pengembangan OVOP dilakukan melalui kebijakan lemah dalam memperkenalkan produk. Promosi dan
pengembangan produk dan pasar. Skenario yang dilaku- pengembangan produk sehingga lebih menarik dan
kan dapat dilihat seperti gambar berikut. memiliki keunikan serta keunggulan khusus.
Kebijakan Diversifikasi Produk dalam hal ini dimaksudkan
Tabel 29. Kebijakan Pengembangan Produk dan Pasar sebagai upaya untuk menciptakan produk yang
PRODUK LAMA PRODUK BARU beraneka ragam untuk segmen pasar yang berbeda-
beda atau menciptakan produk baru untuk pasar baru.
PENGEMBANGAN
PASAR LAMA PENETRASI PASAR
PRODUK
Produk baru dapat merupakan produk dengan basis
potensi sumber daya alam yang sama, namun
PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI dikembangkan lebih jauh dalam bentuk-bentuk yang lebih
PASAR BARU
PASAR PRODUK
khusus.
Upaya mengembangkan produk baru dalam konteks
Jabaran untuk masing-masing skenario kebijakan dijelaskan
sebagai berikut:
Alternatif Kebijakan Pengembangan Produk Baru
02 Untuk Pasar Baru (Diversifikasi Produk/
Product Diversification
Alternatif Kebijakan Pengembangan Produk Lama
01 Untuk Pasar Baru (Pengembangan Pasar/
Market Development)
diversifikasi ini dapat dilakukan dengan program-program
Kebijakan Pengembangan Pasar dalam hal ini dimaksud sebagai berikut:
sebagai upaya untuk menemukenali pasar baru (new • Program penciptaan produk-produk yang spesifik, unik,
market) untuk jenis produk yang ada (existing product) tematik.
Dalam hal ini upaya untuk memasuki pasar baru baik • Program peningkatan kualitas dengan standar
pasar dalam negeri (pulau Jawa) dan pasar luar negeri jangkauan pasar dalam negeri dan luar negeri (ISO,
terutama dari negara-negara maju yang baru di kawasan Ecolabelling).
Asia Pasifik dan Eropah maupun Amerika perlu dilakukan
pengkajian sehigga komoditas Kota Palangka Raya tidak
REKOMENDASI
hanya tergantung pada pasar tradisional yang ada (pasar
dalam negeri). Perspektif Kebijakan
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan
pengembangan pasar ini, maka diperlukan program-
program sebagai berikut: D ilihat dari perspektif waktu, maka kebijakan
pengembangan one village one product
(OVOP) di Kota Palangka Raya dapat direkomendasikan
• Program konsolidasi dan pemanfaatan produk di
sebagai berikut:
lokasi-lokasi yang telah berkembang, untuk menangkap
peluang pasar baru. Tabel 1. Perspektif Kebijakan Pengembangan OVOP di Kota
Palangka Raya
• Program ekspansi pasar: mencari peluang-peluang
Jangka Waktu Kebijakan
pasar yang baru/ekspansi pasar melalui berbagai keikut
sertaan dalam even-even promosi dalam negeri • Menciptakan produk baru untuk
maupun luar negeri. Jangka Menengah pasar lama.
(5 tahun) • Meningkatkan kualitas dan kuanti-
Dengan demikian arahan kegiatan yang dapat
tas produk lama untuk pasar baru.
ditempuh dalam rangka pengembangan program tersebut
antara lain dengan: Jangka Panjang • Menciptakan produk baru untuk
(20 tahun) pasar baru.
• Melakukan kegiatan promosi atau produk-produk yang
sudah ada (existing product) ke segmen pasar baru,
Arahan Kebijakan Jangka Menengah
yaitu daerah-daerah lain (pasar dalam negeri) Kebijakan pengembangan OVOP dalam jangka menen-
• Melakukan kegiatan promosi atau produk-produk yang gah yang direkomendasikan:
sudah ada (existing product) ke segmen pasar negara • Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Produk Lama Untuk
lain yang merupakan pasar potensial. Strategi Pasar Baru.
menjemput pasar perlu dilakukan secara intensif
• Menciptakan Produk Baru Untuk Pasar Lama.
mengingat posisi Kota Palangka Raya yang masih
13