Middle East Respiratory Syndrome beberapa waktu ini menjadi topik dalam berbagai berita. Kenali penyakit ini dan susun langkah-langkah logis berdasarkan kondisi nyata.
Waspada Middle East Respiratory Syndrome / MERS di Indonesia
1. RAD Journal 2014:05:011
Waspada Middle East Respiratory Syndrome di Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 1
Waspada
Middle
East
Respiratory
Syndrome
(MERS)
di
Indonesia
Robertus
Arian
Datusanantyo*
Pendahuluan
Middle
East
Respiratory
Syndrome
atau
sering
disingkat
MERS
adalah
penyakit
pernafasan
yang
diakibatkan
infeksi
virus
Middle
East
Respiratory
Syndrome
Coronavirus
(MERS-‐CoV).
Virus
ini
pertama
diisolasi
tahun
2012.
Walau
berasal
dari
golongan
virus
yang
menyebabkan
infeksi
pernafasan
dengan
gejala
sangat
ringan
sampai
severe
acute
respiratory
syndrome
(SARS),
MERS-‐
CoV
berbeda
dengan
coronavirus
lain
yang
telah
dikenal
menginfeksi
manusia.
Penyakit
ini
disebut
MERS
karena
berkembang
di
Semenanjung
Arab.
Sampai
saat
ini,
MERS
ditemukan
pada
tujuh
negara,
yaitu
Arab
Saudi,
Qatar,
Uni
Emirat
Arab,
Oman,
Yordania,
Kuwait,
dan
Yaman.
Selain
ketujuh
negara
tersebut,
ada
beberapa
negara
yang
warganya
terjangkit
MERS
setelah
kunjungan
ke
Semenanjung
Arab.
Negara-‐negara
tersebut
adalah
Mesir,
Yunani,
Jerman,
Amerika
Serikat,
Malaysia,
Filipina,
Inggris,
Perancis,
Tunisia,
dan
Italia.
Sejak
April
2012
sampai
9
Mei
2014
telah
ada
536
kasus
konfirmasi
MERS
dengan
145
di
antaranya
meninggal.
Hampir
dua
pertiga
kasus
adalah
laki-‐laki
dan
rentang
usia
penderita
mulai
dari
9
bulan
sampai
dengan
94
tahun
(rata-‐rata
49
tahun).
Diduga
kuat,
virus
ini
menular
lewat
hewan
dengan
kecurigaan
utama
unta
dan
kelelawar.
Saat
ini
MERS
telah
terbukti
menular
dari
manusia
ke
manusia
lewat
kontak
dekat
dan
pada
tenaga
kesehatan
yang
merawat
pasien
dengan
MERS.
Infeksi
MERS-‐CoV
menyebabkan
gejala
yang
tidak
khas,
yaitu
demam,
batuk,
dan
sesak
nafas.
Kewaspadaan
Setidaknya
ada
lima
alasan
kenapa
MERS
patut
diwaspadai.
Pertama,
laju
penularan
yang
cepat
dengan
hampir
30%
pasien
kasus
konfirmasi
meninggal
dunia.
Selanjutnya,
terdapat
bukti
penularan
dari
manusia
ke
manusia,
gejala
dan
tanda
yang
tidak
khas,
dan
cara
penularan
yang
belum
dipahami
dengan
baik.
Fakta-‐fakta
ini
diperburuk
dengan
ketiadaan
vaksin
dan
obat-‐obatan
untuk
mencegah
penyakit
tersebut.
Indonesia
merupakan
salah
satu
negara
yang
meningkatkan
kewaspadaan
terhadap
MERS.
Banyaknya
kunjungan
ke
Semenanjung
Arab
untuk
umroh
dan
ibadah
lain
adalah
salah
satu
alasannya.
Sampai
saat
ini,
tidak
ada
saran
untuk
mengubah
jadwal
perjalanan
anda
ke
Semenanjung
Arab
sehubungan
dengan
MERS.
Walau
demikian,
ada
beberapa
hal
penting
yang
dapat
dilakukan
untuk
mencegah
penularan
MERS.
Pertama,
selalu
cuci
tangan
anda
dengan
sabun
dan
air
mengalir
selama
minimal
20
detik.
Ajari
juga
anak-‐anak
untuk
rajin
mencuci
tangan
dengan
cara
yang
sama.
Bila
air
dan
sabun
tidak
tersedia,
gunakan
cairan
cuci
tangan
berbahan
dasar
alkohl.
Selain
itu,
hindari
menyentuh
mata,
hidung,
dan
mulut
sebelum
anda
mencuci
bersih
tangan
anda,
dan
hindari
berciuman
maupun
berbagi
alat
makan
minum
dengan
orang
sakit.
Bila
bersin,
gunakan
tisu
untuk
menutup
hidung
dan
mulut
kemudian
buang
tisu
tersebut.
Anda
juga
perlu
mengenakan
masker
bila
sedang
batuk
dan
pilek.
Terakhir,
bersihkan
benda
yang
sering
disentuh
dengan
desinfektan,
misalnya
pegangan
pintu
dan
mainan.
Bila
anda
baru
saja
kembali
dari
kunjungan
ke
Semenanjung
Arab,
segera
periksa
ke
dokter
bila
anda
mengalami
demam,
batuk,
dan
sesak
nafas.
Beri
tahu
dokter
bahwa
anda
baru
saja
bepergian
dari
negara
di
Semenanjung
Arab.
Dokter
akan
memeriksa
anda,
mengerjakan
beberapa
pemeriksaan
laboratorium,
dan
melakukan
foto
sinar
X
dada
bila
perlu.
Selama
tidak
ada
kunjungan
ke
Semenanjung
Arab
atau
tidak
ada
kontak
dengan
penderita
batuk
pilek
yang
baru
kembali
dari
Semenanjung
Arab,
tidak
ada
yang
perlu
khawatir
terjangkit
MERS.
Walaupun
demikian,
penting
untuk
waspada
terhadap
siapa
saja
yang
kita
temui
dan
sedang
batuk
2. RAD Journal 2014:05:011
Waspada Middle East Respiratory Syndrome di Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 2
pilek.
Ingat
langkah-‐langkah
pencegahan
penularan
tadi
karena
langkah
tersebut
pada
prinsipnya
sama
dengan
langkah
pencegahan
penyakit
pernafasan
akibat
virus
secara
umum.
Definisi
Kasus
Kasus
MERS
diklasifikasi
menjadi
tiga,
yaitu
kasus
investigasi
(Patient
Under
Investigation
/
PUI),
kasus
konfirmasi
(Confirmed
Case),
dan
kasus
kemungkinan
(Probable
Case).
Kasus
investigasi
adalah
siapa
saja
yang
datang
dengan
demam
di
atas
38
derajat
celcius,
batuk,
dan
sesak
nafas
ditambah
minimal
salah
satu:
1)
dalam
empat
belas
hari
terakhir
ada
kunjungan
ke
Semenanjung
Arab;
2)
kontak
dekat
dengan
orang-‐orang
sakit
batuk
pilek
yang
habis
bepergian
ke
Semenanjung
Arab;
atau
3).
SARS
yang
perlu
rawat
inap
tanpa
etiologi
jelas
dengan
kecurigaan
keterlibatan
MERS-‐
CoV.
Semua
orang
demam
lebih
dari
38
derajat
Celcius
atau
batuk
pilek
yang
kontak
dengan
kasus
konfirmasi
dalam
14
hari
terakhir
selama
pasien
tersebut
sakit
juga
merupakan
kasus
investigasi.
Kasus
konfirmasi
adalah
kasus
investigasi
dengan
pemeriksaan
laboratorium
positif
untuk
MERS-‐
CoV.
Sementara
kasus
kemungkinan
adalah
semua
kasus
investigasi
yang
pemeriksaan
laboratoriumnya
negatif
atau
belum
dapat
disimpulkan
namun
pernah
kontak
dengan
kasus
konfirmasi
MERS.
Laporan
atau
komunikasi
dengan
dinas
kesehatan
diperlukan
dalam
penanganan
ketiga
macam
kasus.
Persiapan
Fasilitas
Kesehatan
Pasien
dengan
kasus
investigasi,
konfirmasi,
dan
kemungkinan
perlu
dirawat
inap
pada
kamar
isolasi.
Kamar
isolasi
bertekanan
negatif
tersebut
perlu
difasilitasi
dengan
high-‐efficiency
particulate
air
(HEPA)
filter.
Selama
pasien
belum
dapat
masuk
ke
dalam
ruangan
isolasi
tersebut,
masker
harus
dipasang
menutupi
hidung
dan
mulut
pasien.
Setelah
pasien
masuk
ke
ruang
isolasi,
pintu
harus
ditutup
dan
masker
boleh
dilepas.
Bila
pasien
hendak
keluar
ruangan,
masker
harus
dipakai
kembali.
Batasi
orang
yang
boleh
masuk
ke
ruangan
tersebut
dan
batasi
transportasi
pasien
keluar
dari
ruang
isolasi
apapun
alasannya.
Fasilitas
kesehatan
juga
perlu
memperhatikan
standar
pembuangan
sampah-‐sampah
medis
terkait
MERS
dan
membuat
langkah-‐langkah
standar
dalam
pengelolaan
linen.
Selain
itu,
peralatan
makan
pasien
dan
peralatan
pribadi
lainnya
juga
harus
dikelola
dengan
baik
sesuai
standar
pencegahan
infeksi
rumah
sakit.
Setiap
tenaga
kesehatan
yang
merawat
pasien
dengan
kasus
kasus
investigasi,
konfirmasi,
dan
kemungkinan
juga
perlu
meningkatkan
kewaspadaan,
dengan
cara
memakai
alat
perlindungan
diri
(APD)
yang
sesuai.
Pemakaian
sarung
tangan,
kaca
mata,
dan
gaun
sangat
disarankan.
Selesai
dari
ruangan
isolasi,
seluruh
APD
sekali
pakai
harus
dibuang
sesuai
dengan
prosedur
rumah
sakit.
Penting
untuk
membatasi
kunjungan
ke
ruang
isolasi
tersebut,
sehingga
bertindak
efisien
ketika
memberikan
obat
dan
membuat
asesmen
sangat
disarankan.
Persiapan
Instalasi
Gawat
Darurat
Khusus
untuk
Instalasi
Gawat
Darurat
(IGD),
selalu
waspada
pada
pasien
dengan
keluhan
demam,
batuk,
dan
sesak
nafas.
Pengkajian
riwayat
perjalanan
pasien
ke
Semenanjung
Arab
harus
ditanyakan
dan
kontak
dengan
orang
sakit
lain
dengan
riwayat
perjalanan
ke
Semenanjung
Arab
harus
digali.
Lakukan
pemeriksaan
fisik
dan
semua
gejala
maupun
tanda
pneumonia
harus
dicatat
dan
didokumentasikan.
Salah
satu
cara
menentukan
pneumonia
yang
disarankan
adalah
pemeriksaan
radiologis.
Walau
demikian,
penapisan
pasien
mana
yang
harus
diperiksa
radiologis
hendaknya
dipikirkan
dengan
bijaksana.
Penggunaan
APD
pada
petugas
IGD
tidak
boleh
lupa,
dan
berikan
masker
pada
pasien
untuk
menutup
hidung
dan
mulut
secara
efektif.
Bila
ruang
isolasi
di
IGD
tersedia,
masukkan
pasien
ke
dalam
ruangan
tersebut.
Hubungi
atasan
anda
di
IGD
untuk
keputusan
mengirim
pasien
ke
sarana
lain
yang
lebih
tinggi
bila
diperlukan.
Kesimpulan
3. RAD Journal 2014:05:011
Waspada Middle East Respiratory Syndrome di Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 3
Walaupun
Indonesia
bukanlah
negara
yang
rentan
terpapar
kasus
MERS,
kewaspadaan
terus
harus
dilakukan.
Menilik
persiapan
Avian
Influenza,
Swine
Flu,
dan
SARS
yang
lalu,
rasanya
Indonesia
telah
siap
baik
dari
sisi
fasilitas
maupun
mentalitas
petugas
kesehatan.
Dengan
semakin
meningkatnya
penyakit-‐penyakit
yang
cepat
menular
scara
global
seperti
ini,
sudah
waktunya
rumah
sakit
di
Indonesia
menyiapkan
kebijakan
dan
sistem
agar
cepat
mengadaptasi
outbreak
penyakit
baru
seperti
ini.
Sumber
CDC
–
Middle
East
Respiratory
Syndrome
CDC
–
MERS
in
the
Arabian
Peninsula
CDC
-‐
Interim
Infection
Prevention
and
Control
Recommendations
for
Hospitalized
Patients
with
Middle
East
Respiratory
Syndrome
Coronavirus
(MERS-‐CoV)
CDC
-‐
Healthcare
Provider
Preparedness
Checklist
for
MERS-‐CoV
CDC
-‐
Healthcare
Facility
Preparedness
Checklist
CDC
–
Case
Definitions
CDC
–
MERS
Frequently
Asked
Questions
and
Answers
WHO
-‐
Middle
East
respiratory
syndrome
coronavirus
(MERS-‐CoV)
summary
and
literature
update–as
of
9
May
2014