SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
RAD Journal 2016:02:024
Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 1
Memahami	Virus	Zika	dalam	Konteks	Indonesia	
	
	
Pendahuluan	
Akhir	tahun	2015	dan	awal	tahun	2016	kita	mau	tidak	mau	mengalihkan	perhatian	kita	dari	hiruk	
pikuk	 pergantian	 tahun	 ke	 isu	 kesehatan	 masyarakat	 global	 terbaru,	 yaitu	 mengenai	 virus	 zika.	
Dikatakan	di	berbagai	berita	bahwa	wabah	zika	di	Amerika	Selatan	telah	diduga	kuat	berhubungan	
dengan	 ribuan	 bayi	 yang	 lahir	 mikrosefali	 dan	 peningkatan	 risiko	 sindrom	 Guillain-Barre.	 Sangat	
wajar	bila	kita	di	Indonesia	menaruh	perhatian	serius	pada	zika,	mengingat	zika	pernah	ditemukan	
di	 Indonesia,	 berhubungan	 erat	 dengan	 dengue	 dan	 chikungunya,	 dan	 ditularkan	 melalui	 vektor	
yang	sama,	yaitu	nyamuk	aedes.		
Kementerian	Kesehatan	telah	mengeluarkan	pernyataan	bahwa	selama	tahun	2016	belum	ada	kasus	
zika	 yang	 terkonfirmasi	 di	 Indonesia.	 Dalam	 salah	 satu	 laman	 webnya,	 Kementerian	 Kesehatan	
mencantumkan	daftar	negara	yang	pernah	melaporkan	adanya	infeksi	zika	dan	tidak	mencantumkan	
Indonesia	di	dalamnya.	Kementerian	juga	mengeluarkan	peringatan	kepada	para	perempuan	hamil	
yang	hendak	bepergian	ke	luar	negeri,	terutama	ke	negara	yang	telah	melaporkan	wabah	zika	baru-
baru	 ini.	 Saat	 ini,	 konfirmasi	 kasus	 zika	 di	 Indonesia	 hanya	 dapat	 dilakukan	 di	 Balitbangkes	
Kemenkes	dan	di	Lembaga	Biomolekuler	Eijkman.		
Penulis	 menemukan	 sedikitnya	 tiga	 publikasi	 terkait	 zika	 di	 Indonesia	 pada	 masa	 lalu.	 Benarkah	
Indonesia	aman	dari	zika	dan	apakah	kewaspadaan	dini	terhadap	penyakit	akibat	nyamuk	seperti	
yang	telah	berlangsung	sudah	cukup	untuk	melindungi	kita?		
	
Karakteristik	Virus	Zika	
Pada	tanggal	18	April	1947,	di	hutan	Zika,	Uganda,	Afrika,	seekor	monyet	rhesus	yang	terlibat	dalam	
penelitian	 demam	 kuning	 (yellow	 fever)	 terserang	 demam.	 Ketika	 serumnya	 diinokulasi	 ke	 otak	
mencit,	semuanya	menjadi	sakit.	Dari	mencit	yang	sakit	berhasil	diisolasi	virus	yang	belum	pernah	
diidentifikasi	sebelumnya	(Dick	et	al.	1952).		
Sembilan	 bulan	 kemudian,	 di	 Bulan	 Januari	 1948,	 dari	 nyamuk	 Aedes	 africanus	 untuk	 penelitian	
demam	 kuning,	 berhasil	 diisolasi	 lagi	 virus	 yang	 belum	 pernah	 diidentifikasi	 sebelumnya	 namun	
berhubungan	dengan	virus	yang	pernah	diisolasi	sembilan	bulan	sebelumnya	(Dick	et	al.	1952).		
Kedua	 isolat	 inilah	 yang	 kemudian	 disebut	 sebagai	 virus	 Zika	 (ZIKV).	 Termasuk	 ke	 dalam	
flaviviridae,	 virus	 ini	 bersaudara	 dengan	 dengue	 (DEN),	 west	 nile	 virus,	 dan	 Japanese	 encephalitis	
(Hayes	2009).	Penelitian	lebih	lanjut	dari	kedua	strain	virus	Zika	di	atas	menunjukkan	bahwa	hanya	
inokulasi	pada	mencit	saja	yang	menimbulkan	gejala.	Kerusakan	juga	diobservasi	pada	jaringan	saraf	
namun	tidak	pada	organ	mencit	yang	lain	(Dick	1952).	Virus	ini	juga	lebih	ganas	pada	mencit	yang	
lebih	muda	dibandingkan	pada	mencit	dewasa.		
Observasi	 lanjutan	 yang	 dilakukan	 pada	 isolat	 virus	 ini	 menunjukkan	 bahwa	 pada	 jaringan	 otak	
mencit	 terjadi	 perlunakan	 yang	 meluas	 disertai	 dengan	 degenerasi	 neuronal	 dan	 infiltrasi	 seluler	
pada	batang	otak	(Dick	1952).	Organ	lain	yang	diperiksa	(hepar,	lien,	ren)	secara	histopatologis	tidak	
menunjukkan	adanya	kelainan.		
Zika	 ditularkan	 oleh	 nyamuk,	 utamanya	 adalah	 nyamuk	 aedes.	 Sampai	 saat	 ini,	 virus	 zika	 telah	
berhasil	 diisolasi	 dari	 Aedes	 africanus,	 Aedes	 api-coargenteus,	 Aedes	 luteocephalus,	 Aedes	 aegypti,	
Aedes	 vitattus,	 dan	 Aedes	 furcifer	 (Hayes	 2009;	 Ioos	 et	 al.	 2014).	 Tahun	 2007,	 didapatkan	 kasus	
pertama	 di	 Gabon	 dengan	 dugaan	 kuat	 berasal	 dari	 vektor	 Aedes	 albopictus	 (Grard	 et	 al.	 2014)	
sementara	 epidemi	 di	 Yap,	 Micronesia,	 pada	 tahun	 yang	 sama	 berasal	 dari	 vektor	 Aedes	 hensili	
walaupun	virus	tidak	berhasil	diisolasi	dari	nyamuk	(Duffy	et	al.	2009).	Epidemi	di	French	Polynesia	
disebut	melibatkan	penularan	dari	nyamuk	Aedes	polynesiensis	dan	Aedes	aegypti	(Ioos	et	al.	2014).		
	
Penampakan	Klinis	
Deskripsi	pertama	mengenai	gejala	klinis	Zika	didapatkan	oleh	seorang	peneliti	bernama	Simpson	
yang	 terkena	 infeksi	 virus	 Zika	 pada	 1964.	 Simpson,	 yang	 diduga	 kuat	 tertular	 zika	 dari	 nyamuk,
RAD Journal 2016:02:024
Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 2
menceritakan	 bahwa	 sakitnya	 dimulai	 dengan	 demam	 diikuti	 lesi	 makulopapuler	 di	 wajah,	 leher,	
badan,	lengan	atas,	dan	menyebar	ke	telapak	tangan	dan	kaki.	Saat	itu	juga	timbul	demam,	malaise,	
dan	nyeri	di	punggung.	Di	akhir	hari	kedua,	demam	menghilang,	lesi	kulit	mulai	berkurang	dan	dia	
merasa	lebih	nyaman.	Hari	ketiga	sudah	tidak	ada	keluhan	dan	lesi	kulit	menghilang	sepenuhnya	
pada	hari	kelima	(Hayes	2009).		
Infeksi	kedua	yang	terlaporkan	merupakan	infeksi	dari	laboratorium.	Gejalanya	adalah	demam	yang	
tiba-tiba,	 sakit	 kepala,	 nyeri	 sendi,	 namun	 tanpa	 lesi	 kulit	 (Hayes	 2009).	 Infeksi	 ketiga	 juga	
merupakan	infeksi	dari	laboratorium	dan	menampakkan	adanya	lesi	pada	kulit	(Olson	et	al.	1981).		
Penelitian	 di	 Rumah	 Sakit	 Tegalyoso	 (sekarang	 disebut	 RSUP	 Dr.	 Soeradji	 Tirtonegoro),	 Klaten,	
tahun	1977	dan	1978	menunjukkan	bahwa	dari	219	pasien	demam	yang	diteliti,	tujuh	di	antaranya	
disebabkan	 oleh	 zika.	 Penyebab	 demam	 ini	 ditegakkan	 dengan	 uji	 serologis.	 Pencatatan	 gejala	
menunjukkan	bahwa	seluruh	pasien	mengalami	demam	tinggi.	Tidak	ada	lesi	kulit	tercatat	dalam	
penelitian	 ini,	 namun	 gejala	 lain	 yang	 muncul	 lebih	 dari	 satu	 kali	 meliputi	 anoreksia,	 malaise,	
konstipasi,	diare,	nyeri	perut,	dan	nyeri	sendi	maupun	otot	(Olson	et	al.	1981).		
Australia	melaporkan	kasus	zika	pertama	pada	seorang	perempuan	52	tahun	yang	baru	saja	datang	
ke	 Jakarta,	 Indonesia.	 Pemeriksaan	 polymerase	 chain	 reaction	 (PCR)	 yang	 dilakukan	 berhasil	
mengidentifikasi	viruz	zika.	Pasien	ini	mengeluhkan	malaise	dan	fatigue	yang	diikuti	dengan	sakit	
kepala	yang	setelah	mereda	justru	diikuti	keluarnya	lesi	makulopapuler	menyebar	dari	badan	ke	arah	
punggung	dan	ekstremitas	disertai	mialgia,	diare,	dan	batuk	kering	(Kwong	et	al.	2013).	Penulis	tidak	
berhasil	menemukan	laporan	fulltext	kasus	zika	di	Lombok	yang	ditulis	oleh	Olson	et	al	(1983).			
Menilik	 berbagai	 catatan	 lama	 ditambah	 data	 epidemi	 di	 Pulau	 Yap,	 Micronesia	 dan	 di	 French	
Polynesia,	 selalu	 dikatakan	 bahwa	 penampilan	 klinis	 Zika	 mirip	 dengan	 dengue	 dan	 chikungunya	
(Ioos	et	al.	2014).	Dalam	Tabel	dijelaskan	perbandingan	gejala	dan	tanda	klinis	zika	dibandingkan	
dengue	dan	chikungunya.		
	
Tabel	1	Penampakan	klinis	zika	dibandingkan	dengue	dan	chikungunya	(Ioos	et	al.	2014).	
Gejala	/	Tanda	 Dengue	 Chikungunya	 Zika	
Demam	 ++++	 +++	 +++	
Mialgia	/	arthralgia	 +++	 ++++	 ++	
Edema	ekstremitas	 0	 0	 ++	
Lesi	makulopapuler	 ++	 ++	 +++	
Nyeri	retroorbita	 ++	 +	 ++	
Konjungtivitis	 0	 +	 +++	
Limfadenopati	 ++	 ++	 +	
Hepatomegali	 0	 +++	 0	
Leukopenia	/	Trombopenia	 +++	 +++	 0	
Perdarahan		 +	 0	 0	
	
Tidak	 mudah	 mendiagnosis	 zika,	 terutama	 karena	 masih	 sedikit	 data	 mengenai	 infeksinya	 pada	
manusia.	 Sampai	 saat	 ini,	 pembuktian	 zika	 masih	 memerlukan	 pemeriksaan	 PCR	 (Yasri	 &	
Wiwanitkit	2015;	Hayes	2009)	yang	tidak	selalu	ada,	terjangkau,	dan	signifikan	secara	klinis.	Diduga	
banyak	kasus	infeksi	zika	yang	tetap	tidak	bergejala	atau	gejalanya	demikian	ringan	sehingga	tidak	
mengganggu	penderita.		
	
Wabah	Zika	
Laporan	secara	sporadis	mengenai	kasus	infeksi	zika	beberapa	kali	dilaporkan.	Sampai	saat	ini,	kasus	
zika	sudah	pernah	dilaporkan	di	Nigeria,	Uganda,	Tanzania,	Mesir,	Republik	Afrika	Tengah,	Sierra	
Leone,	Gabon,	Senegal,	Pantai	Gading,	India,	Malaysia,	Filipina,	Thailand,	Vietnam,	dan	Indonesia	
(Hayes	2009).	Walau	demikian,	wabah	zika	terpenting	adalah	di	pulau	Yap,	French	Polynesia,	dan	di
RAD Journal 2016:02:024
Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 3
Brazil	 baru-baru	 ini.	 Perlu	 dicatat,	 epidemi	 zika	 kemungkinan	 sudah	 pernah	 terjadi	 namun	 tidak	
diketahui	 karena	 adanya	 reaksi	 silang	 secara	 serologis	 dengan	 dengue	 (Lanciotti	 et	 al.	 2008)	 di	
samping	gejala	dan	tanda	klinis	yang	memang	mirip.		
Antara	 bulan	 April	 sampai	 Agustus	 2007,	 pemerintah	 di	 Yap	 menemukan	 185	 kasus	 zika.	 Kasus	
terjadi	14,6	setiap	1.000	penduduk.	Enam	puluh	persen	kasus	terjadi	pada	perempuan	dengan	median	
usia	36	tahun.	Gejala	yang	dilaporkan	pada	sebagian	pasien	adalah	arthralgia,	demam	ringan,	sakit	
kepala,	lesi	kulit,	konjungtivitis,	nyeri	retroorbita,	mialgia,	edema,	dan	gangguan	pencernaan.	Tidak	
ada	kasus	yang	memerlukan	rawat	inap,	dan	tidak	ada	kematian	(Duffy	et	al.	2009).		
Epidemi	 yang	 lebih	 besar	 terjadi	 tahun	 2013	 di	 French	 Polynesia.	 Penulis	 tidak	 dapat	 mengakses	
publikasi	 asli	 laporan	 epidemi	 ini.	 Disebutkan,	 antara	 30	 Oktober	 2013	 sampai	 14	 Februari	 2014	
diestimasi	 terdapat	 29.000	 (10%	 populasi)	 pasien	 yang	 berkonsultasi	 karena	 zika.	 Dari	 jumlah	 ini,	
diambil	sejumlah	746	sampel	dan	53%	di	antaranya	terkonfirmasi	secara	biologis.	Tujuh	puluh	dua	
kasus	 tercatat	 disertai	 dengan	 gejala	 neurologis	 yang	 berat.	 Di	 antaranya,	 40	 pasien	 didiagnosis	
dengan	sindrom	Guillain-Barre	dalam	tiga	bulan,	delapan	kali	lipat	keadaan	normal	(Ioos	et	al.	2014).	
Pada	 epidemi	 ini,	 sebuah	 penelitian	 juga	 menyebutkan	 bahwa	 keberadaan	 virus	 pada	 saliva	 lebih	
mudah	dibuktikan	daripada	pada	darah	(Musso	et	al.	2015),	berhubungan	dengan	temuan	baru-baru	
ini	terkait	epidemi	di	Brazil	(Fonseca	2016).		
Tahun	 2015,	 terjadi	 kemunculan	 virus	 zika	 bersama	 dengan	 arbovirus	 lain,	 yaitu	 dengue	 dan	
chikungunya	 di	 Brazil.	 Tanggal	 26	 Maret	 2015	 dilakukan	 pengambilan	 sampel	 pada	 24	 pasien	 di	
Rumah	 Sakit	 Santa	 Helena	 di	 Camaçari.	 Pasien-pasien	 ini	 diambil	 sampel	 setelah	 didiagnosis	
menderita	 serangan	 virus	 akut.	 Tujuh	 di	 antara	 sampel	 ini	 positif	 untuk	 zika.	 Pasien	 dengan	 zika	
mencari	pertolongan	medis	setelah	4	hari	dengan	gejala	demam,	lesi	kulit,	mialgia,	dan	arthralgia	
(Campos	et	al.	2015).		
Epidemi	di	Brazil	inilah	yang	kemudian	dalam	kurun	waktu	kurang	dari	1	tahun	telah	menyebar	ke	
lebih	dari	25	negara	di	Amerika,	kepulauan	Pasifik,	dan	Cape	Verde	di	Afrika	Barat	(Lucey	2016)	dan	
telah	 memaksa	 World	 Health	 Organization	 /	 WHO	 untuk	 mengumumkan	 global	 public	 health	
emergency	(kedaruratan	kesehatan	masyarakat	global)	pada	Senin,	1	Februari	2016	yang	lalu	(Gulland	
2016b).	 Dalam	 keterangan	 lanjutannya,	 WHO	 bahkan	 mendorong	 negara-negara	 dengan	 kasus	
dengue	dan	chikungunya	untuk	mencari	kasus	zika	sehubungan	dengan	jenis	nyamuk	vektor	yang	
sama	(Gulland	2016a).	Hubungan	zika	dengan	mikrosefali	dan	sindrom	Guillain-Barre	belum	dapat	
secara	 meyakinkan	 ditentukan,	 namun	 pencatatan	 kasus	 menunjukkan	 peningkatan	 insidensi	
bersesuaian	dengan	epidemi	zika	yang	menampakkan	kecenderungan	hubungan	kausatif	(Gulland	
2016b;	Lucey	2016).		
	
Zika	dan	Mikrosefali	
Pada	 epidemi	 di	 Brazil,	 dilaporkan	 sudah	 lebih	 dari	 empat	 ribu	 kelahiran	 dengan	 mikrosefali	
(Gulland	2016b),	bandingkan	dengan	150	kasus	di	sepanjang	tahun	2014	(Dyer	2016).	Adalah	dokter	
Adriana	 Melo	 dari	 Campina	 Grande,	 Brazil	 yang	 pertama	 kali	 terusik	 dengan	 mikrosefali.	 Pada	
pemeriksaan	ultrasonografi	yang	dilakukannya,	dia	menemukan	kalsifikasi	pada	otak	yang	biasanya	
bersesuaian	dengan	infeksi	bersama	dengan	pembesaran	ventrikel	di	otak	yang	biasanya	bersesuaian	
dengan	masalah	genetis	(Collins	&	Goodman	2016).		
Pada	 Oktober	 2015,	 Adriana	 Melo	 mendengar	 sudah	 lebih	 dari	 60	 kasus	 serupa	 terjadi.	 Hal	 ini	
menggugah	rasa	ingin	tahunya	dan	memberanikan	dirinya	berkonsultasi	dengan	Gustavo	Malinger,	
seorang	ahli	ultrasonografi	di	Tel	Aviv	Sourasky	Medical	Center	dan	terkenal	sebagai	salah	satu	ahli	
otak	janin	terhebat	di	dunia.	Berdua,	mereka	menerbitkan	laporan	pertama	yang	mendeskripsikan	
temuan	ultrasonografi	pada	dua	ibu	dengan	bayi	mikrosefali	yang	diduga	berkaitan	dengan	zika.		
Sebenarnya,	 kedua	 ibu	 tersebut	 secara	 serologis	 negatif	 untuk	 zika,	 namun	 PCR	 pada	 cairan	
amnionnya	menunjukkan	keberadaan	virus	zika.	Ini	kemungkinan	juga	merupakan	laporan	pertama	
transmisi	virus	intrauterin	(Melo	et	al.	2016).	Kelainan	pada	pasien	pertama	yang	berhasil	diungkap	
melalui	 ultrasonografi	 adalah	 atrofi	 serebri	 dengan	 kalsifikasi	 kasar	 pada	 substansia	 alba	 lobus	
frontalis,	 termasuk	 kaudatus,	 vasa	 lentostriatal,	 dan	 serebelum	 yang	 nampak	 bersama	 disgenesis	
corpus	callosum	dan	vermian	disertai	pelebaran	sisterna	magna	(Melo	et	al.	2016).
RAD Journal 2016:02:024
Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 4
Pada	pasien	kedua,	didapatkan	asimetri	hemisfer	serebri	dengan	ventrikulomegali	hebat	unilateral,	
pergeseran	midline,	penipisan	parenkim	pada	sisi	terdilatasi,	penipisan	pons	dan	batang	otak	dengan	
massa	kecil	non	homogen	di	ganglia	basalis,	disertai	kalsifikasi	yang	lebih	sedikit	dibanding	pasien	
pertama	 yang	 berada	 di	 ventrikel	 lateralis	 dan	 ventrikel	 keempat.	 Ditemukan	 juga	 katarak	 pada	
kedua	mata	dengan	kalsifikasi	intraokuler,	satu	mata	lebih	kecil	dari	yang	lain	(Melo	et	al.	2016).		
Dalam	 sebuah	 korespondensi,	 seorang	 peneliti	 dari	 Kanada	 bernama	 Jason	 A.	 Tetro	 mencoba	
menjelaskan	 kaitan	 antara	 zika	 dan	 mikrosefali.	 Salah	 satu	 penyebab	 mikrosefali	 melibatkan	
abnormalitas	 sentrosom,	 organela	 yang	 berkaitan	 dengan	 mitosis	 namun	 juga	 pada	 migrasi,	
polaritas,	dan	transportasi	vesikel.	Amplifikasi	jumlah	sentrosom	diketahui	memicu	mikrosefali.	Ada	
beberapa	 contoh	 protein	 yang	 berperan	 dalam	 autofagi	 sekaligus	 pada	 stabilitas	 sentrosom.	
Diketahui	 pula	 bahwa	 proses	 autofagi	 umum	 ditemukan	 pada	 infeksi	 virus	 dan	 juga	 zika	 sebagai	
salah	satu	cara	replikasi	virus	di	dalam	sel	(Tetro	2016).		Hipotesis	ini	masih	memerlukan	konfirmasi	
dengan	penelitian-penelitian	lanjutan.	Walau	demikian,	deskripsi	awal	infeksi	virus	zika	pada	mencit	
memang	menunjukkan	adanya	lesi	di	sistem	saraf	pusat	(Dick	1952).		
Kaitan	kausalitas	antara	zika	dan	mikrosefali	belum	terkonfirmasi	secara	ilmiah.	Walau	demikian,	
Centers	 for	 Disease	 Control	 and	 Prevention	 (CDC)	 di	 tengah	 semakin	 banyaknya	 kasus	 yang	
terdeteksi	 telah	 mengeluarkan	 panduan	 mengenai	 evaluasi	 dan	 pemeriksaan	 bagi	 anak	 kecil	 yang	
diduga	telah	terinfeksi	zika	secara	kongenital	(Staples	et	al.	2016),	panduan	mengenai	perawatan	ibu	
hamil	 atau	 usia	 subur	 yang	 terpapar	 zika	 (Oduyebo	 et	 al.	 2016),	 dan	 panduan	 mengenai	
kewaspadaan	penularan	zika	secara	seksual	(Oster	et	al.	2016).		
Dalam	 panduan-panduan	 tersebut,	 disarankan	 bagi	 para	 pria	 di	 daerah	 epidemi	 atau	 baru	
berkunjung	 ke	 daerah	 epidemi	 yang	 pasangannya	 sedang	 hamil	 agar	 mengenakan	 kondom	 saat	
berhubungan	 seksual.	 Sementara	 itu,	 bagi	 pria	 yang	 pasangannya	 sedang	 tidak	 hamil,	 disarankan	
untuk	tidak	berhubungan	seksual	atau	mengenakan	kondom	sampai	ada	perkembangan	lebih	lanjut	
mengenai	kemungkinan	penularan	secara	seksual.		
Sementara	itu,	berkaitan	dengan	kehamilan,	panduan-panduan	tersebut	menyarankan	untuk	adanya	
kesadaran	 dari	 pada	 perempuan	 yang	 hamil	 dan	 tinggal	 di	 daerah	 epidemi	 atau	 yang	 baru	 saja	
mengunjungi	 daerah	 epidemi	 untuk	 memeriksakan	 diri	 dan	 mengikuti	 algoritme	 yang	 ada	 dalam	
panduan	tersebut	berdasarkan	pada	hasil	tes	zika.	Algoritme	tersebut	salah	satunya	menyebutkan	
perlunya	pemeriksaan	ultrasonografi	serial	dan	pemeriksaan-pemeriksaan	khusus	lainnya.		
Kesimpulan	dan	Penutup	
Zika	 memiliki	 sejarah	 di	 Indonesia.	 Virus	 ini	 juga	 ditularkan	 oleh	 nyamuk-nyamuk	 yang	 sangat	
umum	di	Indonesia.	Penelitian-penelitian	yang	dirujuk	di	atas	juga	menunjukkan	hubungan	antara	
zika	 dengan	 dengue	 dan	 chikungunya.	 Gejala	 dan	 tanda	 klinis	 yang	 ditemukan	 cukup	 mirip.	
Walaupun	 Kementerian	 Kesehatan	 mengatakan	 belum	 ada	 kasus	 konfirmasi	 positif	 kasus	 zika	 di	
Indonesia,	tidak	mustahil	bahwa	ada	zika	di	antara	pasien-pasien	dengan	demam	yang	di	awal	tahun	
ini	banyak	membanjiri	rumah	sakit	di	Indonesia.		
Penulis	 dan	 kalangan	 medis	 maupun	 kesehatan	 lain	 sampai	 saat	 ini	 sedang	 menunggu	 publikasi-
publikasi	 ilmiah	 terbaru	 mengenai	 konfirmasi	 apakah	 benar	 zika	 berhubungan	 kausatif	 dengan	
mikrosefali	 dan	 peningkatan	 insidensi	 sindrom	 Guillain-Barre.	 Ada	 juga	 beberapa	 isu	 kesehatan	
masyarakat	baru	pada	epidemi	kali	ini,	yaitu	mode	penularan	secara	seksual	maupun	ditemukannya	
virus	pada	saliva	dan	urine.	Bila	semua	pengamatan	ini	benar,	maka	berarti	kita	berhadapan	dengan	
virus	yang	mengembangkan	virulensinya.	Sampai	saat	ini	belum	ada	laporan	adanya	bayi	mikrosefali	
maupun	sindrom	Guillain-Barre	terkait	zika	di	Indonesia.		
Walau	 demikian,	 orang	 Indonesia	 sudah	 sangat	 terbiasa	 dengan	 pencegahan	 penyakit	 akibat	
nyamuk.	 Gerakan	 3M:	 menutup,	 menguras,	 dan	 mengubur.	 Beberapa	 sarana	 pelayanan	 kesehatan	
juga	 telah	 menambahkan	 saran	 seperti	 penggunaan	 mosquito	 repellent,	 kelambu,	 dan	 lain-lain.	
Dengan	konsisten	pada	cara-cara	ini,	penyebaran	penyakit	dengan	vektor	nyamuk	dipercaya	akan	
berkurang.	Kunci	pencegahan	penularan	zika,	sama	seperti	dengue,	chikungunya,	dan	malaria	ada	
pada	pengendalian	vektor,	dalam	hal	ini	nyamuk,	dan	mencegah	agar	tidak	terkena	gigitan	nyamuk.
RAD Journal 2016:02:024
Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 5
Daftar	Bacaan	
Campos,	G.S.,	Bandeira,	A.C.	&	Sardi,	S.I.,	2015.	Zika	virus	outbreak,	Bahia,	Brazil.	Emerging	Infectious	Diseases,	
21(10),	pp.1885–1886.	
Collins,	 S.	 &	 Goodman,	 B.,	 2016.	 Zika	 and	 Microcephaly :	 How	 Doctors	 Made	 the	 Link.	 Medscape,	 pp.2–5.	
Available	at:	http://www.medscape.com/viewarticle/858324_print.	
Dick,	G.W.A.,	1952.	Zika	Virus	(II).	Pathogenicity	and	Physical	Properties.	Transactions	of	the	Royal	Society	of	
Tropical	Medicine	and	Hygiene,	46(5),	pp.521–534.	
Dick,	 G.W.A.,	 Kitchen,	 S.F.	 &	 Haddow,	 A.J.,	 1952.	 Zika	 virus	 (I).	 Isolations	 and	 serological	 specificity.	
Transactions	 of	 the	 Royal	 Society	 of	 Tropical	 Medicine	 and	 Hygiene,	 46(5),	 pp.509–520.	 Available	 at:	
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12995440.	
Duffy,	M.R.	et	al.,	2009.	Zika	virus	outbreak	on	Yap	Island,	Federated	States	of	Micronesia.	The	New	England	
journal	of	medicine,	360(24),	pp.2536–2543.	
Dyer,	O.,	2016.	Sixty	seconds	on	.	.	.	mindfulness.	British	Medical	Journal,	352(i467).	
Fonseca,	P.,	2016.	Brazil	Finds	Zika	in	Saliva,	Urine ;	Expert	Warns	Against	Kissing.	Medscape,	pp.1–2.	Available	
at:	http://www.medscape.com/viewarticle/858468_print.	
Grard,	G.	et	al.,	2014.	Zika	Virus	in	Gabon	(Central	Africa)	-	2007:	A	New	Threat	from	Aedes	albopictus?	PLoS	
Neglected	Tropical	Diseases,	8(2),	pp.1–6.	
Gulland,	A.,	2016a.	WHO	urges	countries	in	dengue	belt	to	look	out	for	Zika.	British	Medical	Journal,	352(i595).	
Available	at:	http://www.bmj.com/content/352/bmj.i595.abstract.	
Gulland,	A.,	2016b.	Zika	virus	is	a	global	public	health	emergency,	declares	WHO.	BMJ	(Clinical	research	ed.),	
352(February),	p.i657.	
Hayes,	E.B.,	2009.	Zika	Virus	Outside	Africa.	Emerging	Infectious	Diseases,	15(9),	pp.1347–1350.	
Ioos,	S.	et	al.,	2014.	Current	Zika	virus	epidemiology	and	recent	epidemics.	Medecine	et	Maladies	Infectieuses,	
44(7),	pp.302–307.	Available	at:	http://dx.doi.org/10.1016/j.medmal.2014.04.008.	
Kwong,	 J.C.,	 Druce,	 J.D.	 &	 Leder,	 K.,	 2013.	 Case	 report:	 Zika	 virus	 infection	 acquired	 during	 brief	 travel	 to	
indonesia.	American	Journal	of	Tropical	Medicine	and	Hygiene,	89(3),	pp.516–517.	
Lanciotti,	R.S.	et	al.,	2008.	Genetic	and	Serologic	Properties	of	Zika	Virus	Associated	with	an	Epidemic,	Yap	
State,	Micronesia,	2007.	Emerging	Infectious	Diseases,	14(8),	pp.1232–1239.	
Lucey,	D.R.,	2016.	Time	for	global	action	on	Zika	virus	epidemic.	British	Medical	Journal,	781(February),	pp.1–2.	
Melo,	A.S.O.	et	al.,	2016.	Zika	virus	intrauterine	infection	causes	fetal	brain	abnormality	and	microcephaly:	tip	
of	the	iceberg?	Ultrasound	Obstet	Gynecol,	47,	pp.6–7.	
Musso,	D.	et	al.,	2015.	Detection	of	Zika	virus	in	saliva.	Journal	of	clinical	virology :	the	official	publication	of	the	
Pan	 American	 Society	 for	 Clinical	 Virology,	 68,	 pp.53–5.	 Available	 at:	
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S138665321500133X.	
Oduyebo,	T.	et	al.,	2016.	Update :	Interim	Guidelines	for	Health	Care	Providers	Caring	for	Pregnant	Women	
and	Women	of	Reproductive	Age	with	Possible	Zika	Virus	Exposure	—	United	States	,	2016.	Morbidity	
and	Mortality	Weekly	Report,	65.	
Olson,	J.G.	et	al.,	1981.	Zika	virus,	a	cause	of	fever	in	Central	Java,	Indonesia.	Transactions	of	the	Royal	Society	of	
Tropical	Medicine	and	Hygiene,	75(3),	pp.389–393.	
Oster,	 A.M.	 et	 al.,	 2016.	 Interim	 Guidelines	 for	 Prevention	 of	 Sexual	 Transmission	 of	 Zika	 Virus	 —	 United	
States	,	2016.	Morbidity	and	Mortality	Weekly	Report,	65.	
Staples,	J.E.	et	al.,	2016.	Interim	Guidelines	for	the	Evaluation	and	Testing	of	Infants	with	Possible	Congenital	
Zika	Virus	Infection	—	United	States,	2016.	Morbidity	and	Mortality	Weekly	Report,	65(3),	pp.63–67.	
Tetro,	 J.A.,	 2016.	 Zika	 and	 microcephaly:	 Causation,	 correlation,	 or	 coincidence?	 Microbes	 and	 Infection.	
Available	at:	http://dx.doi.org/	10.1016/j.micinf.2015.12.010.	
Yasri,	 S.	 &	 Wiwanitkit,	 V.,	 2015.	 New	 human	 pathogenic	 dengue	 like	 virus	 infections	 (Zika,	 Alkhumra,	 and	
Mayaro	viruses):	a	short	review.	Asian	Pacific	Journal	of	Tropical	Disease,	5(Suppl	1),	pp.S31–S32.	Available	
at:	http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2222180815608519.	
	
Penulis	
Artikel	 ini	 ditulis	 oleh	 dr.	 Robertus	 Arian	 Datusanantyo,	 M.P.H.;	 alumni	 Fakultas	 Kedokteran	
Universitas	 Gadjah	 Mada;	 sedang	 menempuh	 pendidikan	 dokter	 spesialis	 di	 Fakultas	 Kedokteran	
Universitas	Airlangga;	tinggal	di	Sidoarjo.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
Tata Naipospos
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Tata Naipospos
 
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Tata Naipospos
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
Tata Naipospos
 
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Tata Naipospos
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Tata Naipospos
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Tata Naipospos
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burung
Joni Iswanto
 

Mais procurados (20)

Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
Strategi dan Pendekatan Dalam Penanganan Penyakit Zoonosis dan Pandemik Terka...
 
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
 
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
Pertimbangan Teknis Rencana Aksi dan Strategi Pengendalian LSD di Indonesia -...
 
PD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara SehatPD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara Sehat
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
Penilaian Tingkat Kesiapan Kesiapsiagaan dan Respons Darurat - DKH-AIHS, 4 Ju...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
Opsi Pengendalian dan Manajemen Risiko African Swine Fever - Ditkeswan, Denpa...
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
 
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga KesehatanPengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
Pengantar Cacar Monyet Bagi Tenaga Kesehatan
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
 
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
Simulasi Pencegahan dan Penyebaran ASF di Provinsi Sulut - BARANTAN, Menado,1...
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
penyakit flu burung
penyakit flu burung penyakit flu burung
penyakit flu burung
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burung
 

Destaque

Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalanSistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
Operator Warnet Vast Raha
 

Destaque (7)

Dokter dan Kepemimpinan Klinis
Dokter dan Kepemimpinan KlinisDokter dan Kepemimpinan Klinis
Dokter dan Kepemimpinan Klinis
 
Benchmark untuk Peningkatan Mutu
Benchmark untuk Peningkatan MutuBenchmark untuk Peningkatan Mutu
Benchmark untuk Peningkatan Mutu
 
Is Early Detection of Basal Cell Carcinoma Worthwhile? Systematic Review Base...
Is Early Detection of Basal Cell Carcinoma Worthwhile? Systematic Review Base...Is Early Detection of Basal Cell Carcinoma Worthwhile? Systematic Review Base...
Is Early Detection of Basal Cell Carcinoma Worthwhile? Systematic Review Base...
 
Menyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyajikan Indikator Mutu Rumah SakitMenyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyajikan Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
 
Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalanSistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
Sistem dokumentasi pelayanan di unit rawat jalan
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 

Semelhante a Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia

Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Tata Naipospos
 
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Rastikafaz
 

Semelhante a Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia (20)

3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
3 Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia
 
jumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiajumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesia
 
tragedi bhopal
tragedi bhopaltragedi bhopal
tragedi bhopal
 
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
 
Ppt tik ( ela fatmawati)
Ppt tik ( ela fatmawati)Ppt tik ( ela fatmawati)
Ppt tik ( ela fatmawati)
 
Ebola
EbolaEbola
Ebola
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bahan ajar geografi kelas x tema pandemi covid 19
Bahan ajar geografi kelas x tema pandemi covid 19Bahan ajar geografi kelas x tema pandemi covid 19
Bahan ajar geografi kelas x tema pandemi covid 19
 
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
 
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptxPnemonia Wuhan by dr ely.pptx
Pnemonia Wuhan by dr ely.pptx
 
Makalah lengkap tentang hiv aids
Makalah lengkap tentang hiv aidsMakalah lengkap tentang hiv aids
Makalah lengkap tentang hiv aids
 
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
 
tugas sik
tugas siktugas sik
tugas sik
 
Sik now 2
Sik now 2Sik now 2
Sik now 2
 
Bersama dokter Puskesmas Jadikan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi.pptx
Bersama dokter Puskesmas Jadikan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi.pptxBersama dokter Puskesmas Jadikan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi.pptx
Bersama dokter Puskesmas Jadikan Pandemi Covid-19 menjadi Endemi.pptx
 
Persebaran covid 19 di indonesia
Persebaran covid 19 di indonesiaPersebaran covid 19 di indonesia
Persebaran covid 19 di indonesia
 
TYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALISTYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALIS
 
TUGAS KKOM_Mengenai COVID 19
TUGAS KKOM_Mengenai COVID 19TUGAS KKOM_Mengenai COVID 19
TUGAS KKOM_Mengenai COVID 19
 

Mais de Robertus Arian Datusanantyo

Mais de Robertus Arian Datusanantyo (20)

Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
 
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
Luka Bakar: Sebuah Pengantar (Versi 2024)
 
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
Asesmen Klinis Trauma Tangan (Versi 2024)
 
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdfTrauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
Trauma Maksilofasial: Trauma Skeletal (Versi 2024).pdf
 
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
 
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
Introduksi Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik (Versi 2024)
 
Customer Satisfaction vs Patient Safety
Customer Satisfaction vs Patient SafetyCustomer Satisfaction vs Patient Safety
Customer Satisfaction vs Patient Safety
 
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma MaksilofasialAsesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
 
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
Luka Akut - Blok Trauma (Diperbarui Maret 2023)
 
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
Cleft Lip and/or Palate (Pembaruan 2023)
 
Luka Bakar (Diperbarui 2023)
Luka Bakar (Diperbarui 2023)Luka Bakar (Diperbarui 2023)
Luka Bakar (Diperbarui 2023)
 
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
Tata Laksana Luka (Diperbarui 2023)
 
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
Pengantar Trauma Maksilofasial - Skeletal (Diperbarui 2023)
 
Trauma Tangan
Trauma TanganTrauma Tangan
Trauma Tangan
 
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
Introduksi Bedah Plastik (Pembaruan 2023)
 
Pengantar Trauma Maksilofasial
Pengantar Trauma MaksilofasialPengantar Trauma Maksilofasial
Pengantar Trauma Maksilofasial
 
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma MaksilofasialAsesmen Klinis Trauma Maksilofasial
Asesmen Klinis Trauma Maksilofasial
 
Trauma dan Estetika Wajah
Trauma dan Estetika WajahTrauma dan Estetika Wajah
Trauma dan Estetika Wajah
 
Asesmen Klinis Trauma Tangan
Asesmen Klinis Trauma TanganAsesmen Klinis Trauma Tangan
Asesmen Klinis Trauma Tangan
 
Merawat dan Menjahit Luka
Merawat dan Menjahit LukaMerawat dan Menjahit Luka
Merawat dan Menjahit Luka
 

Último

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Último (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 

Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia

  • 1. RAD Journal 2016:02:024 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 1 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia Pendahuluan Akhir tahun 2015 dan awal tahun 2016 kita mau tidak mau mengalihkan perhatian kita dari hiruk pikuk pergantian tahun ke isu kesehatan masyarakat global terbaru, yaitu mengenai virus zika. Dikatakan di berbagai berita bahwa wabah zika di Amerika Selatan telah diduga kuat berhubungan dengan ribuan bayi yang lahir mikrosefali dan peningkatan risiko sindrom Guillain-Barre. Sangat wajar bila kita di Indonesia menaruh perhatian serius pada zika, mengingat zika pernah ditemukan di Indonesia, berhubungan erat dengan dengue dan chikungunya, dan ditularkan melalui vektor yang sama, yaitu nyamuk aedes. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pernyataan bahwa selama tahun 2016 belum ada kasus zika yang terkonfirmasi di Indonesia. Dalam salah satu laman webnya, Kementerian Kesehatan mencantumkan daftar negara yang pernah melaporkan adanya infeksi zika dan tidak mencantumkan Indonesia di dalamnya. Kementerian juga mengeluarkan peringatan kepada para perempuan hamil yang hendak bepergian ke luar negeri, terutama ke negara yang telah melaporkan wabah zika baru- baru ini. Saat ini, konfirmasi kasus zika di Indonesia hanya dapat dilakukan di Balitbangkes Kemenkes dan di Lembaga Biomolekuler Eijkman. Penulis menemukan sedikitnya tiga publikasi terkait zika di Indonesia pada masa lalu. Benarkah Indonesia aman dari zika dan apakah kewaspadaan dini terhadap penyakit akibat nyamuk seperti yang telah berlangsung sudah cukup untuk melindungi kita? Karakteristik Virus Zika Pada tanggal 18 April 1947, di hutan Zika, Uganda, Afrika, seekor monyet rhesus yang terlibat dalam penelitian demam kuning (yellow fever) terserang demam. Ketika serumnya diinokulasi ke otak mencit, semuanya menjadi sakit. Dari mencit yang sakit berhasil diisolasi virus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya (Dick et al. 1952). Sembilan bulan kemudian, di Bulan Januari 1948, dari nyamuk Aedes africanus untuk penelitian demam kuning, berhasil diisolasi lagi virus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya namun berhubungan dengan virus yang pernah diisolasi sembilan bulan sebelumnya (Dick et al. 1952). Kedua isolat inilah yang kemudian disebut sebagai virus Zika (ZIKV). Termasuk ke dalam flaviviridae, virus ini bersaudara dengan dengue (DEN), west nile virus, dan Japanese encephalitis (Hayes 2009). Penelitian lebih lanjut dari kedua strain virus Zika di atas menunjukkan bahwa hanya inokulasi pada mencit saja yang menimbulkan gejala. Kerusakan juga diobservasi pada jaringan saraf namun tidak pada organ mencit yang lain (Dick 1952). Virus ini juga lebih ganas pada mencit yang lebih muda dibandingkan pada mencit dewasa. Observasi lanjutan yang dilakukan pada isolat virus ini menunjukkan bahwa pada jaringan otak mencit terjadi perlunakan yang meluas disertai dengan degenerasi neuronal dan infiltrasi seluler pada batang otak (Dick 1952). Organ lain yang diperiksa (hepar, lien, ren) secara histopatologis tidak menunjukkan adanya kelainan. Zika ditularkan oleh nyamuk, utamanya adalah nyamuk aedes. Sampai saat ini, virus zika telah berhasil diisolasi dari Aedes africanus, Aedes api-coargenteus, Aedes luteocephalus, Aedes aegypti, Aedes vitattus, dan Aedes furcifer (Hayes 2009; Ioos et al. 2014). Tahun 2007, didapatkan kasus pertama di Gabon dengan dugaan kuat berasal dari vektor Aedes albopictus (Grard et al. 2014) sementara epidemi di Yap, Micronesia, pada tahun yang sama berasal dari vektor Aedes hensili walaupun virus tidak berhasil diisolasi dari nyamuk (Duffy et al. 2009). Epidemi di French Polynesia disebut melibatkan penularan dari nyamuk Aedes polynesiensis dan Aedes aegypti (Ioos et al. 2014). Penampakan Klinis Deskripsi pertama mengenai gejala klinis Zika didapatkan oleh seorang peneliti bernama Simpson yang terkena infeksi virus Zika pada 1964. Simpson, yang diduga kuat tertular zika dari nyamuk,
  • 2. RAD Journal 2016:02:024 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 2 menceritakan bahwa sakitnya dimulai dengan demam diikuti lesi makulopapuler di wajah, leher, badan, lengan atas, dan menyebar ke telapak tangan dan kaki. Saat itu juga timbul demam, malaise, dan nyeri di punggung. Di akhir hari kedua, demam menghilang, lesi kulit mulai berkurang dan dia merasa lebih nyaman. Hari ketiga sudah tidak ada keluhan dan lesi kulit menghilang sepenuhnya pada hari kelima (Hayes 2009). Infeksi kedua yang terlaporkan merupakan infeksi dari laboratorium. Gejalanya adalah demam yang tiba-tiba, sakit kepala, nyeri sendi, namun tanpa lesi kulit (Hayes 2009). Infeksi ketiga juga merupakan infeksi dari laboratorium dan menampakkan adanya lesi pada kulit (Olson et al. 1981). Penelitian di Rumah Sakit Tegalyoso (sekarang disebut RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro), Klaten, tahun 1977 dan 1978 menunjukkan bahwa dari 219 pasien demam yang diteliti, tujuh di antaranya disebabkan oleh zika. Penyebab demam ini ditegakkan dengan uji serologis. Pencatatan gejala menunjukkan bahwa seluruh pasien mengalami demam tinggi. Tidak ada lesi kulit tercatat dalam penelitian ini, namun gejala lain yang muncul lebih dari satu kali meliputi anoreksia, malaise, konstipasi, diare, nyeri perut, dan nyeri sendi maupun otot (Olson et al. 1981). Australia melaporkan kasus zika pertama pada seorang perempuan 52 tahun yang baru saja datang ke Jakarta, Indonesia. Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan berhasil mengidentifikasi viruz zika. Pasien ini mengeluhkan malaise dan fatigue yang diikuti dengan sakit kepala yang setelah mereda justru diikuti keluarnya lesi makulopapuler menyebar dari badan ke arah punggung dan ekstremitas disertai mialgia, diare, dan batuk kering (Kwong et al. 2013). Penulis tidak berhasil menemukan laporan fulltext kasus zika di Lombok yang ditulis oleh Olson et al (1983). Menilik berbagai catatan lama ditambah data epidemi di Pulau Yap, Micronesia dan di French Polynesia, selalu dikatakan bahwa penampilan klinis Zika mirip dengan dengue dan chikungunya (Ioos et al. 2014). Dalam Tabel dijelaskan perbandingan gejala dan tanda klinis zika dibandingkan dengue dan chikungunya. Tabel 1 Penampakan klinis zika dibandingkan dengue dan chikungunya (Ioos et al. 2014). Gejala / Tanda Dengue Chikungunya Zika Demam ++++ +++ +++ Mialgia / arthralgia +++ ++++ ++ Edema ekstremitas 0 0 ++ Lesi makulopapuler ++ ++ +++ Nyeri retroorbita ++ + ++ Konjungtivitis 0 + +++ Limfadenopati ++ ++ + Hepatomegali 0 +++ 0 Leukopenia / Trombopenia +++ +++ 0 Perdarahan + 0 0 Tidak mudah mendiagnosis zika, terutama karena masih sedikit data mengenai infeksinya pada manusia. Sampai saat ini, pembuktian zika masih memerlukan pemeriksaan PCR (Yasri & Wiwanitkit 2015; Hayes 2009) yang tidak selalu ada, terjangkau, dan signifikan secara klinis. Diduga banyak kasus infeksi zika yang tetap tidak bergejala atau gejalanya demikian ringan sehingga tidak mengganggu penderita. Wabah Zika Laporan secara sporadis mengenai kasus infeksi zika beberapa kali dilaporkan. Sampai saat ini, kasus zika sudah pernah dilaporkan di Nigeria, Uganda, Tanzania, Mesir, Republik Afrika Tengah, Sierra Leone, Gabon, Senegal, Pantai Gading, India, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia (Hayes 2009). Walau demikian, wabah zika terpenting adalah di pulau Yap, French Polynesia, dan di
  • 3. RAD Journal 2016:02:024 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 3 Brazil baru-baru ini. Perlu dicatat, epidemi zika kemungkinan sudah pernah terjadi namun tidak diketahui karena adanya reaksi silang secara serologis dengan dengue (Lanciotti et al. 2008) di samping gejala dan tanda klinis yang memang mirip. Antara bulan April sampai Agustus 2007, pemerintah di Yap menemukan 185 kasus zika. Kasus terjadi 14,6 setiap 1.000 penduduk. Enam puluh persen kasus terjadi pada perempuan dengan median usia 36 tahun. Gejala yang dilaporkan pada sebagian pasien adalah arthralgia, demam ringan, sakit kepala, lesi kulit, konjungtivitis, nyeri retroorbita, mialgia, edema, dan gangguan pencernaan. Tidak ada kasus yang memerlukan rawat inap, dan tidak ada kematian (Duffy et al. 2009). Epidemi yang lebih besar terjadi tahun 2013 di French Polynesia. Penulis tidak dapat mengakses publikasi asli laporan epidemi ini. Disebutkan, antara 30 Oktober 2013 sampai 14 Februari 2014 diestimasi terdapat 29.000 (10% populasi) pasien yang berkonsultasi karena zika. Dari jumlah ini, diambil sejumlah 746 sampel dan 53% di antaranya terkonfirmasi secara biologis. Tujuh puluh dua kasus tercatat disertai dengan gejala neurologis yang berat. Di antaranya, 40 pasien didiagnosis dengan sindrom Guillain-Barre dalam tiga bulan, delapan kali lipat keadaan normal (Ioos et al. 2014). Pada epidemi ini, sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa keberadaan virus pada saliva lebih mudah dibuktikan daripada pada darah (Musso et al. 2015), berhubungan dengan temuan baru-baru ini terkait epidemi di Brazil (Fonseca 2016). Tahun 2015, terjadi kemunculan virus zika bersama dengan arbovirus lain, yaitu dengue dan chikungunya di Brazil. Tanggal 26 Maret 2015 dilakukan pengambilan sampel pada 24 pasien di Rumah Sakit Santa Helena di Camaçari. Pasien-pasien ini diambil sampel setelah didiagnosis menderita serangan virus akut. Tujuh di antara sampel ini positif untuk zika. Pasien dengan zika mencari pertolongan medis setelah 4 hari dengan gejala demam, lesi kulit, mialgia, dan arthralgia (Campos et al. 2015). Epidemi di Brazil inilah yang kemudian dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun telah menyebar ke lebih dari 25 negara di Amerika, kepulauan Pasifik, dan Cape Verde di Afrika Barat (Lucey 2016) dan telah memaksa World Health Organization / WHO untuk mengumumkan global public health emergency (kedaruratan kesehatan masyarakat global) pada Senin, 1 Februari 2016 yang lalu (Gulland 2016b). Dalam keterangan lanjutannya, WHO bahkan mendorong negara-negara dengan kasus dengue dan chikungunya untuk mencari kasus zika sehubungan dengan jenis nyamuk vektor yang sama (Gulland 2016a). Hubungan zika dengan mikrosefali dan sindrom Guillain-Barre belum dapat secara meyakinkan ditentukan, namun pencatatan kasus menunjukkan peningkatan insidensi bersesuaian dengan epidemi zika yang menampakkan kecenderungan hubungan kausatif (Gulland 2016b; Lucey 2016). Zika dan Mikrosefali Pada epidemi di Brazil, dilaporkan sudah lebih dari empat ribu kelahiran dengan mikrosefali (Gulland 2016b), bandingkan dengan 150 kasus di sepanjang tahun 2014 (Dyer 2016). Adalah dokter Adriana Melo dari Campina Grande, Brazil yang pertama kali terusik dengan mikrosefali. Pada pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukannya, dia menemukan kalsifikasi pada otak yang biasanya bersesuaian dengan infeksi bersama dengan pembesaran ventrikel di otak yang biasanya bersesuaian dengan masalah genetis (Collins & Goodman 2016). Pada Oktober 2015, Adriana Melo mendengar sudah lebih dari 60 kasus serupa terjadi. Hal ini menggugah rasa ingin tahunya dan memberanikan dirinya berkonsultasi dengan Gustavo Malinger, seorang ahli ultrasonografi di Tel Aviv Sourasky Medical Center dan terkenal sebagai salah satu ahli otak janin terhebat di dunia. Berdua, mereka menerbitkan laporan pertama yang mendeskripsikan temuan ultrasonografi pada dua ibu dengan bayi mikrosefali yang diduga berkaitan dengan zika. Sebenarnya, kedua ibu tersebut secara serologis negatif untuk zika, namun PCR pada cairan amnionnya menunjukkan keberadaan virus zika. Ini kemungkinan juga merupakan laporan pertama transmisi virus intrauterin (Melo et al. 2016). Kelainan pada pasien pertama yang berhasil diungkap melalui ultrasonografi adalah atrofi serebri dengan kalsifikasi kasar pada substansia alba lobus frontalis, termasuk kaudatus, vasa lentostriatal, dan serebelum yang nampak bersama disgenesis corpus callosum dan vermian disertai pelebaran sisterna magna (Melo et al. 2016).
  • 4. RAD Journal 2016:02:024 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 4 Pada pasien kedua, didapatkan asimetri hemisfer serebri dengan ventrikulomegali hebat unilateral, pergeseran midline, penipisan parenkim pada sisi terdilatasi, penipisan pons dan batang otak dengan massa kecil non homogen di ganglia basalis, disertai kalsifikasi yang lebih sedikit dibanding pasien pertama yang berada di ventrikel lateralis dan ventrikel keempat. Ditemukan juga katarak pada kedua mata dengan kalsifikasi intraokuler, satu mata lebih kecil dari yang lain (Melo et al. 2016). Dalam sebuah korespondensi, seorang peneliti dari Kanada bernama Jason A. Tetro mencoba menjelaskan kaitan antara zika dan mikrosefali. Salah satu penyebab mikrosefali melibatkan abnormalitas sentrosom, organela yang berkaitan dengan mitosis namun juga pada migrasi, polaritas, dan transportasi vesikel. Amplifikasi jumlah sentrosom diketahui memicu mikrosefali. Ada beberapa contoh protein yang berperan dalam autofagi sekaligus pada stabilitas sentrosom. Diketahui pula bahwa proses autofagi umum ditemukan pada infeksi virus dan juga zika sebagai salah satu cara replikasi virus di dalam sel (Tetro 2016). Hipotesis ini masih memerlukan konfirmasi dengan penelitian-penelitian lanjutan. Walau demikian, deskripsi awal infeksi virus zika pada mencit memang menunjukkan adanya lesi di sistem saraf pusat (Dick 1952). Kaitan kausalitas antara zika dan mikrosefali belum terkonfirmasi secara ilmiah. Walau demikian, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di tengah semakin banyaknya kasus yang terdeteksi telah mengeluarkan panduan mengenai evaluasi dan pemeriksaan bagi anak kecil yang diduga telah terinfeksi zika secara kongenital (Staples et al. 2016), panduan mengenai perawatan ibu hamil atau usia subur yang terpapar zika (Oduyebo et al. 2016), dan panduan mengenai kewaspadaan penularan zika secara seksual (Oster et al. 2016). Dalam panduan-panduan tersebut, disarankan bagi para pria di daerah epidemi atau baru berkunjung ke daerah epidemi yang pasangannya sedang hamil agar mengenakan kondom saat berhubungan seksual. Sementara itu, bagi pria yang pasangannya sedang tidak hamil, disarankan untuk tidak berhubungan seksual atau mengenakan kondom sampai ada perkembangan lebih lanjut mengenai kemungkinan penularan secara seksual. Sementara itu, berkaitan dengan kehamilan, panduan-panduan tersebut menyarankan untuk adanya kesadaran dari pada perempuan yang hamil dan tinggal di daerah epidemi atau yang baru saja mengunjungi daerah epidemi untuk memeriksakan diri dan mengikuti algoritme yang ada dalam panduan tersebut berdasarkan pada hasil tes zika. Algoritme tersebut salah satunya menyebutkan perlunya pemeriksaan ultrasonografi serial dan pemeriksaan-pemeriksaan khusus lainnya. Kesimpulan dan Penutup Zika memiliki sejarah di Indonesia. Virus ini juga ditularkan oleh nyamuk-nyamuk yang sangat umum di Indonesia. Penelitian-penelitian yang dirujuk di atas juga menunjukkan hubungan antara zika dengan dengue dan chikungunya. Gejala dan tanda klinis yang ditemukan cukup mirip. Walaupun Kementerian Kesehatan mengatakan belum ada kasus konfirmasi positif kasus zika di Indonesia, tidak mustahil bahwa ada zika di antara pasien-pasien dengan demam yang di awal tahun ini banyak membanjiri rumah sakit di Indonesia. Penulis dan kalangan medis maupun kesehatan lain sampai saat ini sedang menunggu publikasi- publikasi ilmiah terbaru mengenai konfirmasi apakah benar zika berhubungan kausatif dengan mikrosefali dan peningkatan insidensi sindrom Guillain-Barre. Ada juga beberapa isu kesehatan masyarakat baru pada epidemi kali ini, yaitu mode penularan secara seksual maupun ditemukannya virus pada saliva dan urine. Bila semua pengamatan ini benar, maka berarti kita berhadapan dengan virus yang mengembangkan virulensinya. Sampai saat ini belum ada laporan adanya bayi mikrosefali maupun sindrom Guillain-Barre terkait zika di Indonesia. Walau demikian, orang Indonesia sudah sangat terbiasa dengan pencegahan penyakit akibat nyamuk. Gerakan 3M: menutup, menguras, dan mengubur. Beberapa sarana pelayanan kesehatan juga telah menambahkan saran seperti penggunaan mosquito repellent, kelambu, dan lain-lain. Dengan konsisten pada cara-cara ini, penyebaran penyakit dengan vektor nyamuk dipercaya akan berkurang. Kunci pencegahan penularan zika, sama seperti dengue, chikungunya, dan malaria ada pada pengendalian vektor, dalam hal ini nyamuk, dan mencegah agar tidak terkena gigitan nyamuk.
  • 5. RAD Journal 2016:02:024 Memahami Virus Zika dalam Konteks Indonesia, Robertus Arian Datusanantyo | 5 Daftar Bacaan Campos, G.S., Bandeira, A.C. & Sardi, S.I., 2015. Zika virus outbreak, Bahia, Brazil. Emerging Infectious Diseases, 21(10), pp.1885–1886. Collins, S. & Goodman, B., 2016. Zika and Microcephaly : How Doctors Made the Link. Medscape, pp.2–5. Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/858324_print. Dick, G.W.A., 1952. Zika Virus (II). Pathogenicity and Physical Properties. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 46(5), pp.521–534. Dick, G.W.A., Kitchen, S.F. & Haddow, A.J., 1952. Zika virus (I). Isolations and serological specificity. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 46(5), pp.509–520. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12995440. Duffy, M.R. et al., 2009. Zika virus outbreak on Yap Island, Federated States of Micronesia. The New England journal of medicine, 360(24), pp.2536–2543. Dyer, O., 2016. Sixty seconds on . . . mindfulness. British Medical Journal, 352(i467). Fonseca, P., 2016. Brazil Finds Zika in Saliva, Urine ; Expert Warns Against Kissing. Medscape, pp.1–2. Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/858468_print. Grard, G. et al., 2014. Zika Virus in Gabon (Central Africa) - 2007: A New Threat from Aedes albopictus? PLoS Neglected Tropical Diseases, 8(2), pp.1–6. Gulland, A., 2016a. WHO urges countries in dengue belt to look out for Zika. British Medical Journal, 352(i595). Available at: http://www.bmj.com/content/352/bmj.i595.abstract. Gulland, A., 2016b. Zika virus is a global public health emergency, declares WHO. BMJ (Clinical research ed.), 352(February), p.i657. Hayes, E.B., 2009. Zika Virus Outside Africa. Emerging Infectious Diseases, 15(9), pp.1347–1350. Ioos, S. et al., 2014. Current Zika virus epidemiology and recent epidemics. Medecine et Maladies Infectieuses, 44(7), pp.302–307. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.medmal.2014.04.008. Kwong, J.C., Druce, J.D. & Leder, K., 2013. Case report: Zika virus infection acquired during brief travel to indonesia. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 89(3), pp.516–517. Lanciotti, R.S. et al., 2008. Genetic and Serologic Properties of Zika Virus Associated with an Epidemic, Yap State, Micronesia, 2007. Emerging Infectious Diseases, 14(8), pp.1232–1239. Lucey, D.R., 2016. Time for global action on Zika virus epidemic. British Medical Journal, 781(February), pp.1–2. Melo, A.S.O. et al., 2016. Zika virus intrauterine infection causes fetal brain abnormality and microcephaly: tip of the iceberg? Ultrasound Obstet Gynecol, 47, pp.6–7. Musso, D. et al., 2015. Detection of Zika virus in saliva. Journal of clinical virology : the official publication of the Pan American Society for Clinical Virology, 68, pp.53–5. Available at: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S138665321500133X. Oduyebo, T. et al., 2016. Update : Interim Guidelines for Health Care Providers Caring for Pregnant Women and Women of Reproductive Age with Possible Zika Virus Exposure — United States , 2016. Morbidity and Mortality Weekly Report, 65. Olson, J.G. et al., 1981. Zika virus, a cause of fever in Central Java, Indonesia. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 75(3), pp.389–393. Oster, A.M. et al., 2016. Interim Guidelines for Prevention of Sexual Transmission of Zika Virus — United States , 2016. Morbidity and Mortality Weekly Report, 65. Staples, J.E. et al., 2016. Interim Guidelines for the Evaluation and Testing of Infants with Possible Congenital Zika Virus Infection — United States, 2016. Morbidity and Mortality Weekly Report, 65(3), pp.63–67. Tetro, J.A., 2016. Zika and microcephaly: Causation, correlation, or coincidence? Microbes and Infection. Available at: http://dx.doi.org/ 10.1016/j.micinf.2015.12.010. Yasri, S. & Wiwanitkit, V., 2015. New human pathogenic dengue like virus infections (Zika, Alkhumra, and Mayaro viruses): a short review. Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 5(Suppl 1), pp.S31–S32. Available at: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2222180815608519. Penulis Artikel ini ditulis oleh dr. Robertus Arian Datusanantyo, M.P.H.; alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; sedang menempuh pendidikan dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; tinggal di Sidoarjo.