SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
Baixar para ler offline
MAKALAH
“PENYAJIAN DATA SISTEM INFORMASI KESEHATAN TENTANG
ESTIMASI JUMLAH PENDERITA DIABETES MELITUS
DI SEPULUH BESAR NEGARA DENGAN PENDERITA
DIABETES TERBANYAK TAHUN 2000 & 2030”
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
SUKABUMI
2019
Dido Royadi C1AA16023
Dyana Eka Fuzi Y. C1AA16025
Fatimah K. Mulyadi C1AA16033
Nadia Silpiana H. C1AA16067
Rini Wahyuni C1AA16085
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya
(Kemenkes RI, 2015).
Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan Bab VI Pasal 47 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan meliputi pencegahan
penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) (Depkes RI, 2009 dalam
Putri, 2017).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan
kesehatan. Salah satu sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah meningkatnya
2
pengendalian penyakit, baik penyakit menular ataupun penyakit tidak menular
(Kemenkes, 2015).
Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah mengancam
sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi
epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban
utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang
mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit
menular sekaligus (Kemenkes, 2015). Data mortalitas menurut kelompok
penyakit berdasarkan kajian hasil survey kesehatan nasional 1995-2007
menunjukan bahwa ada pergeseran pola penyakit penyebab kematian (Depkes,
2008). Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular
pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian
penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular
menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%) (Kemenkes RI,
2019). Penyakit tidak menular utama yang masih banyak menjadi
permasalahan meliputi hipertensi, kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) dan diabetes melitus (Kemenkes RI, 2015).
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya (Kemenkes RI, 2019). International Diabetes Federation
(IDF), 2015 dalam Bistara & Ainiyah, 2018 menyebutkan bahwa: diabetes
melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
3
glukosa darah melebihi normal.Keadaan ini disebabkan akibat kelainan kerja
padainsulin, sehingga terjadi penumpukan karbohidrat dalam bentuk glukosa
yang mengakibatkan peningkatan gula dalam darah (Smeltzer & Bare, 2010
dalam Bistara & Ainiyah, 2018).
Klasifikasi diabetes mellitus dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu Diabetes tipe I
atau disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Diabetes
tipe II atau lebih dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) (Nathan & Delahanty, 2010 dalam Melinda, 2018).
Diabetes mellitus sering kali tidak terdeteksi sebelum diagnosis
dilakukan, sehingga morbiditas (terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup) dan mortalitas (kematian) dini terjadi
pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka
yang menunjukkan gejala/tanda dengan salah satu risiko DM yaitu usia ≥ 45
tahun dan usia lebih muda yang disertai dengan faktor risiko seperti kebiasaan
tidak aktif (tidak banyak bergerak), turunan pertama dari orang tua dengan DM,
riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau riwayat DM-
gestasional, hipertensi, kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250
mg/dL, menderita keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin,
adanya riwayat toleransi glukosa yang terganggu atau glukosa darah puasa
terganggu sebelumnya, dan memiliki riwayat penyakit kardiovaskular
(Soegondo dkk, 2013 dalam Isnaini & Saputra, 2017).
4
Diabetes mellitus disebabkan karena faktor keturunan, pola hidup yang
salah, pola makan yang sudah berubah, aktivitas yang kurang dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan seperti adanya fast food yang mendorong
masyarakat mengkonsumsi makanan tersebut secara berlebih, kurangnya
aktivitas, juga menyebabkan prevalensi DM menjadi tinggi dengan persentase
sekitar 60%-70%. Selain menimbulkan banyak keluhan bagi penderitanya, DM
juga sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang berat yang membuat
penderita tidak mampu lagi beraktivitas atau bekerja seperti biasa, dan
memberikan beban bagi keluarga, dan merupakan penyakit yang paling
merugikan dari segi ekonomi, karena memerlukan perawatan dan pengobatan
seumur hidup (Kwek, 2013 dalam Purwandari & Susanti, 2017).
Diabetes Mellitus ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah
melebihi normal (70 – 140 mg/dL). Gejala lain yang sering dirasakan penderita
diabetes antara lain poliphagi (sering merasa lapar), polidipsi (rasa haus yang
berlebihan), poliuri (sering kencing) (Kemenkes, 2013 dalam Yulia, 2015).
Penyakit diabetes mellitus ini jika tidak ditangani dengan baik di
takutkan akan terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering dialami oleh
penderita DM antara lain stroke dengan prevalensi 5,30%, ulkus kaki 8,70%,
kebutaan 1-2%, penyakit ginjal 20%, gagal jantung 2,70%, neuropati 54,00%
dan bahkan 50% mengalami kematian (Kemenkes RI, 2013 dalam Bistara &
Ainiyah, 2018.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk membuat makalah
“Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah
5
Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan Penderita
Diabetes Terbanyak Tahun 2000 & 2030”.
B. Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang di atas, maka kami dapat
mengambil perumusan masalah yaitu: bagaimana estimasi jumlah penderita
diabetes mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui estimasi
jumlah penderita diabetes mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep diabetes mellitus.
b. Untuk mengetahui seberapa besar estimasi jumlah penderita diabetes
mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes melitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai
dengan naiknya kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari
kekurangan insulin dalam tubuh (Soegondo, Sidartawan, Pradana, & Imam
Subek, 2009). Menurut American Diabetes Association (2017), diabetes
Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena ganguan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan
peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama
yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar.
Kelainan yang menjadi penyebab mendasar dari penyakit diabetes mellitus
adalah kekurangan hormon insulin dalam tubuh. Insulin merupakan satu-
satunya hormon yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Levitt,
2008).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes
melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah karena gangguan sekresi insulin, kerja
7
insulin, atau keduanya disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni
urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar.
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi Diabetes Melitus dapat dibedakan berdasarkan
penyebab, perjalanan klinik dan lamanya mendapat terapi. Secara garis
besar Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Tipe 1, yaitu Diabetes Melitus tergantung insulin
Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1) adalah diabetes melitus yang
tergantung insulin untuk mengatur metabolisme glukosa dalam darah.
Pada DMT 1 terjadi kerusakan sel beta dalam menghasilkan insulin
karena proses autoimun, sebagai akibatnya pasien kekurangan insulin
bahkan tidak ada insulin, sehingga memerlukan insulin supaya glukosa
darah dalam batas terkontrol (Smeltzer & Bare, 2013).
b. Tipe 2, yaitu tidak tergantung insulin
DMT2 merupakan jenis penyakit diabetes melitus dimana
individu mengalami sensitivitas terhadap insulin atau lebih dikenal
dengan resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta sehingga
mengakibatkan penurunan produksi sel beta. Pada sebagian
penyandang DMT2, obat oral tidak mengendalikan kondisi
hiperglikemia, sehingga diperlukan penyuntikan insulin (Smeltzer &
Bare, 2013).
8
c. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
lainnya
Beberapa Diabetes Melitus tipe lain seperti defek genetik fungsi
sel beta, defek genetik kerja insuslin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi dan
sindrom genetik (Smeltzer & Bare, 2013).
d. Diabetes Melitus gestasional
Diabetes Melitus gestasional adalah terjadi intoleransi tingkat
glukosa darah pada masa kehamilan. Hiperglikemia terjadi karena
sekresi hormon placenta sehingga menyebabkan resistensi insulin
(Smeltzer & Bare, 2013).
3. Etiologi
Diabetes terjadi karena produksi insulin yang kurang (defisiensi
insulin) atau insulin yang tidak efektif (insulin yang resisten). Fungsi insulin
adalah memasukkan glukosa ke dalam sel tubuh sehingga bisa diubah
menjadi energi. Ketika insulin tidak mampu memasukkan glukosa ke dalam
sel maka jumlah glukosa dalam darah akan meningkat yang nantinya akan
menyebabkan hiperglisemia. Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh faktor
genetik, resistensi insulin, dan faktor lainnya. Selain itu ada faktor-faktor
yang mencetuskan diabetes yaitu obesitas, kurang bergerak/olahraga,
makan berlebihan dan penyakit hormonal yang kerjanya berlawanan dengan
insulin (American Diabetes Association;, 2017).
9
4. Faktor Resiko Diabetes Melitus
a. Faktor Resiko yang dapat dirubah
1) Obesitas
Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk
terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif
terhadap insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak
dalam tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila
lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut (Fathmi, 2012).
Makan - makanan yang berlebihan dapat menyebabkan gula darah
dan lemak mengalami penumpukan dan menyebabkan kelenjar
pankreas berkerja lebih ekstra memproduksi insulin untuk
mengolah gula darah yang masuk (Lanywati, 2011). Seseorang
yang mengalami obesitas apabila memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) lebih dari 25, maka dapat meningkatkan resiko untuk
terkena DM. Jaringan lemak yang banyak menyebabkan jaringan
tubuh dan otot akan menjadi resisten terhadap kerja insulin, lemak
tersebut akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa darah tidak
dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah
(Sustrani, 2010).
2) Gaya Hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan
dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food),
kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda
10
merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe 2
(Abdurrahman, 2014). Penderita diabetes melitus diakibatkan oleh
pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang
pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana
mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan
sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah
menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien
dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-harinya (Bertalina, 2016) .
b. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
1) Usia
Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi resiko
terkena diabetes melitus tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah
baya, paling sering setelah usia 45 tahun. Kategori usia menurut
Hurlock (2005), usia dewasa madya (dewasa setengah baya) antara
usia 41-59 tahun dan usia dewasa lanjut antara usia 60 tahun
sampai akhir hayat. Meningkatnya resiko diabetes melitus seiring
dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya penurunan
fungsi fisiologi tubuh (AHA, 2012).
2) Riwayat keluarga Diabetes Melitus
Ibu yang menderita diabetes melitus tingkat resiko terkena
diabetes melitus sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat
lebih tinggi jika memiliki ayah penderita diabetes melitus. Apabila
11
kedua menderita diabetes melitus, maka akan memiliki resiko
terkena diabetes melitus sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi.
3) Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational)
Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi
makanannya, sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7-
10 kg, saat makanan ibu ditambah konsumsinya tetapi produksi
insulin kurang mencukupi maka akan terjadi diabetes melitus
(Lanywati, 2011). Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu
yang sedang hamil dapat meningkatkan resiko DM, diabetes
selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat
meningkatkan resiko diabetes melitus tipe II (Ehsa, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis berhubungan dengan defisiensi relatif insulin.
Akibat defisiensi insulin ini pasien tidak dapat mempertahankan KGD
normal. Apabila hiperglikemia melebihi ambang ginjal (180mg/dl), maka
timbul tanda dan gejala glukosuria yang akan menyebabkan diuresis
osmotik. Akibat diuresis osmotik akan meningkatkan pengeluaran urin
(poliuri), timbul rasa haus yang menyebabkan banyak minum (polidipsi).
Pasien juga banyak makan (polifagi) akibat katabolisme yang dicetuskan
oleh defisiensi insulin dan pemecahan protein serta lemak. Karena glukosa
hilang bersama urin, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif,
akibatnya berat badan menurun. Pasien juga mengalami gejala lain seperti
keletihan, kelemahan, tiba-tiba terjadi perubahan pandangan, kebas pada
12
tangan atau kaki, kulit kering, luka yang sulit sembuh, dan sering muncul
infeksi (Smeltzer & Bare, 2013).
6. Komplikasi Diabetes Mellitus
Menurut Price dan Wilson komplikasi penyakit Diabetes Melitus
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu komplikasi yang terjadi secara akut
(komplikasi metabolik akut) dan komplikasi yang terjadi secara kronis
(komplikasi vaskuler jangka panjang). Sedangkan komplikasi seperti halnya
hipoglikemia dan hiperglikemia merupakan keadaan gawat darurat yang
pada akhirnya dapat menimbulkan koma hipoglikemia dan hiperglikemia
ketoasidosis atau non ketoasidosis (Boedisantoso & Subekti, 2009).
7. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Dalam mengelola Diabetes Melitus langkah pertama yang harus
dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis, berupa perencanaan
makanan dan kegiatan jasmani. Bilamana dengan langkah-langkah tersebut
sasaran pengendalian diabetes yanag ditentukan belum tercapai, dilanjutkan
dengan penggunaan obat/pengelolaan farmakologis. Pengelolaan Diabetes
Melitus terdiri atas empat pilar utama menurut Perkeni (2015) mencakup
sebagai berikut :
a) Edukasi
Edukasi yang bertujuan sebagai promosi kesehatan agar
tercapainya hidup yang sehat, maka perlu dilakukannya edukasi sebagai
13
upaya pencegahan dan juga merupakan bagian terpenting dalam
pengelolaan Diabetes Melitus secara holistik.
Edukasi tingkat awal dilaksanakan di pelayanan kesehatan
primer yang meliputi materi mengenai perjalanan penyakit DM,
perlunya pengendalian dan pemantauan Diabetes Melitus secara
berkelanjutan, penyulit Diabetes Melitus dan resikonya, intervensi
farmakologis dan non farmakologis, interaksi antara asupan makanan,
aktivitas fisik dan obat antihiperglikemia, mengenal tanda dan gejala,
pentingnya melakukan latihan jasmani yang teratur, pentingnya
perawatan kaki dan cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.
b) Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Terapi ini merupakan bagian penting dari penatalaksanaan
Diabetes Melitus tipe 2 secara komprehensif. Kunci keberhasilannya
adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota kesehatan seperti
(dokter, ahli gizi, perawat, petugas kesehatan yang lain dan
keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM sebaiknya diberikan
sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM.
Prinsip pengaturan makanan pada penyandang Diabetes Melitus
hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Penyandang Diabetes Melitus perlu
diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan,
jenis, dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
14
menggunakan obat yang menigkatkan sekresi insulin atau terapi insulin
itu sendiri.
c) Latihan Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
Diabetes Melitus tipe 2 apabila tidak disertai adanya nefropat. Kegiatan
jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara teratur
sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit dengan total
150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-
turut.
d) Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan
makanan dan latihan jasmani (gaya hidup yang sehat). Terapi
farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntik. Obat oral meliputi
obat antihiperglikemia oral (Sulfonilurea, Glinid, Metformin,
Tiazolidindion, Penghambat Alfa Glukosidase, Penghambat DPP-IV,
pengahambat SGLT-2, dan obat antihiperglikemia suntik meliputi obat
insulin dan agonis GLP-1/Incretin Mimetic.
15
BAB III
TABEL DAN GRAFIK
A. Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus
di Dunia Tahun 2000 & 2030
Tabel 1.1 Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh
Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak
Tahun 2000 dan 2030
Peringkat Negara
2000
(Juta Penduduk)
2030
(Juta Penduduk)
1 India 31,7 79,4
2 Cina 20,8 42,3
3 Amerika Serikat 17,7 30,3
4 Indonesia 4,5 21,3
5 Jepang 6,8 13,9
6 Pakistan 5,2 11,3
7 Rusia 4,6 11,1
8 Brazil 4,6 8,9
9 Italia 4,3 7,8
10 Bangladesh 2,2 6,7
Grafik 1.1 Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh
Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak
Tahun 2000 dan 2030
31,7
20,8
17,7
4,5 6,8 5,2 4,6 4,6 4,3 2,2
79,4
42,3
30,3
21,3
13,9 11,3 11,1 8,9 7,8 6,7
0
20
40
60
80
100
120
JumlahPenduduk
Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus
di Sepuluh Besar Negara dengan
Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 dan 2030
2030
2000
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade
terakhir (WHO Global Report, 2016). WHO memperkirakan bahwa secara global,
422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun hidup dengan diabetes pada tahun
2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes diperkirakan berasal dari Asia
Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Di
seluruh dunia, jumlah penderita diabetes telah meningkat secara substansial antara
tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108 juta menjadi 422 juta atau sekitar empat
kali lipat (Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan tabel dan grafik 1.1 di BAB III menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan negara ke empat terbesar untuk jumlah penderita diabetes melitus
terbanyak di Dunia. jumlah penderita DM di Indonesia adalah 8,4 juta jiwa setelah
India (31,7 juta), China (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta), dan
diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita penyakit DM di Indonesia meningkat
menjadi 21,3 juta jiwa.
Diabetes melitus adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting dan
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target
tindak lanjut oleh para pemimpin dunia (Kemenkes RI, 2019). Diabetes Mellitus
juga dijuluki sebagai the silent killer atau pembunuh diam-diam, karena banyaknya
kasus diabetes baru yang terdeteksi dan digolongkan sebagai penyakit
kronis/menahun (Nathan & Delahanty, 2010 dalam Melinda, 2018).
17
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah karena gangguan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya disertai munculnya gejala utama yang
khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar.
Klasifikasi diabetes mellitus dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu Diabetes tipe I
atau disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Diabetes
tipe II atau lebih dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Diabetes terjadi karena produksi insulin yang kurang
(defisiensi insulin) atau insulin yang tidak efektif (insulin yang resisten).
Indonesia merupakan negara ke empat terbesar untuk jumlah penderita
diabetes melitus terbanyak di Dunia. Jumlah penderita DM di Indonesia adalah
8,4 juta jiwa setelah India (31,7 juta), China (20,8 juta), dan Amerika Serikat
(17,7 juta), dan diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita penyakit DM di
Indonesia meningkat menjadi 21,3 juta jiwa.
B. Saran
Semoga makalah dari kelompok kami dapat berguna bagi rekan-rekan dan
semoga makalah kami dapat menjadi suatu acuan untuk kedepannya. Untuk
18
kritik dan saran akan kami terima untuk membentuk makalah yang lebih baik
lagi kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bistara & Ainiyah. 2018. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet
pada Penderita Diabetes Mellitus di Posyandu Lansia Cempaka
Kelurahan Tembok Dukuh Kecamatan Bubutan Surabaya. Surabaya:
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Isnaini & Saputra. 2017. Pengetahuan dan Motivasi Meningkatkan Kepatuhan
Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2019. Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI.
Melinda, F. 2018. Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Kadar Glukosa
Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Cisaat Kabupaten Sukabumi. Sukabumi: Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Sukabumi.
Purwandari & Susanti. 2017. Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kualitas
Hidup Pada Penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Kertosono.
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847 Vol. 6 No. 2.
Yulia, S. 2015. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dalam
Menjalankan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi Kasus
di Puskesmas Kedungmundu Tahun 2015).

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

rembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxrembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxdatangawen
 
Analisis situasi Program Gizi.pptx
Analisis situasi Program Gizi.pptxAnalisis situasi Program Gizi.pptx
Analisis situasi Program Gizi.pptxAchmadRizaldy10
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitusniya12
 
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
 
Standar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiStandar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiyusup firmawan
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)syifasitis99
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusRosania Aninditari
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsEvi Fatimah
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxLinda54114
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananYohanes Kristianto
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Amirotul Khusna
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptmerlin485713
 
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014Indri Savitri
 

Mais procurados (20)

rembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptxrembuk stunting.pptx
rembuk stunting.pptx
 
Alat Antro.pptx
Alat Antro.pptxAlat Antro.pptx
Alat Antro.pptx
 
Analisis situasi Program Gizi.pptx
Analisis situasi Program Gizi.pptxAnalisis situasi Program Gizi.pptx
Analisis situasi Program Gizi.pptx
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
Kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
 
Standar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiStandar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asi
 
Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)Penyajian Data Stunting (SIK)
Penyajian Data Stunting (SIK)
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
 
Gizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana nsGizi dalam situasi bencana ns
Gizi dalam situasi bencana ns
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
Kd 3.11 verifikasi penerapan haccp 2020 pertemuan 1
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.ppt
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
Kasus obes anak
Kasus obes anakKasus obes anak
Kasus obes anak
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014
Modifikasi resep ayam santan pontianak 2014
 

Semelhante a EstimasiDM20002030

Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Rini Wahyuni
 
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalKelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalSafira Sahida
 
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxPROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxKPSRSUI
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...syikir
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusArif Al-Amin
 
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptxmateri diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptxsalsabilaJacob
 
Proposal.docx
Proposal.docxProposal.docx
Proposal.docxTessyaSay
 
Makalah Ulkus Diabetikum
Makalah Ulkus DiabetikumMakalah Ulkus Diabetikum
Makalah Ulkus DiabetikumHeravFebrianto
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Daniel Gani
 
Jurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawanJurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawanBedainaZa
 

Semelhante a EstimasiDM20002030 (20)

Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
 
2c
2c2c
2c
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat GlobalKelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
Kelompok 4 Diabetes Melitus_Kajian Startegis Kesehatan Masyarakat Global
 
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docxPROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN GERONTIK_(KEL 5A).docx
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
 
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptxmateri diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
materi diabetes and pharmacy ibu dona.pptx
 
Proposal.docx
Proposal.docxProposal.docx
Proposal.docx
 
Makalah Ulkus Diabetikum
Makalah Ulkus DiabetikumMakalah Ulkus Diabetikum
Makalah Ulkus Diabetikum
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Jurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawanJurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawan
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 

Mais de Rini Wahyuni

Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018
Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018
Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018Rini Wahyuni
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Rini Wahyuni
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Rini Wahyuni
 
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malaria
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malariaPraktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malaria
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malariaRini Wahyuni
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Malaria
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang MalariaPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Malaria
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang MalariaRini Wahyuni
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...Rini Wahyuni
 

Mais de Rini Wahyuni (8)

Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018
Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018
Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk Tahun 2013-2018
 
KONSTIPASI
KONSTIPASIKONSTIPASI
KONSTIPASI
 
BENCANA
BENCANABENCANA
BENCANA
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
 
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malaria
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malariaPraktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malaria
Praktik penyajian data sistem informasi kesehatan mengenai malaria
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Malaria
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang MalariaPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Malaria
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Malaria
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Estimasi Penderita Diabetes...
 

Último

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 

Último (12)

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 

EstimasiDM20002030

  • 1. MAKALAH “PENYAJIAN DATA SISTEM INFORMASI KESEHATAN TENTANG ESTIMASI JUMLAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI SEPULUH BESAR NEGARA DENGAN PENDERITA DIABETES TERBANYAK TAHUN 2000 & 2030” Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan Disusun Oleh: PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI SUKABUMI 2019 Dido Royadi C1AA16023 Dyana Eka Fuzi Y. C1AA16025 Fatimah K. Mulyadi C1AA16033 Nadia Silpiana H. C1AA16067 Rini Wahyuni C1AA16085
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya (Kemenkes RI, 2015). Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan Bab VI Pasal 47 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan meliputi pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) (Depkes RI, 2009 dalam Putri, 2017). Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Salah satu sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah meningkatnya
  • 3. 2 pengendalian penyakit, baik penyakit menular ataupun penyakit tidak menular (Kemenkes, 2015). Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus (Kemenkes, 2015). Data mortalitas menurut kelompok penyakit berdasarkan kajian hasil survey kesehatan nasional 1995-2007 menunjukan bahwa ada pergeseran pola penyakit penyebab kematian (Depkes, 2008). Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%) (Kemenkes RI, 2019). Penyakit tidak menular utama yang masih banyak menjadi permasalahan meliputi hipertensi, kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan diabetes melitus (Kemenkes RI, 2015). Diabetes mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya (Kemenkes RI, 2019). International Diabetes Federation (IDF), 2015 dalam Bistara & Ainiyah, 2018 menyebutkan bahwa: diabetes melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar
  • 4. 3 glukosa darah melebihi normal.Keadaan ini disebabkan akibat kelainan kerja padainsulin, sehingga terjadi penumpukan karbohidrat dalam bentuk glukosa yang mengakibatkan peningkatan gula dalam darah (Smeltzer & Bare, 2010 dalam Bistara & Ainiyah, 2018). Klasifikasi diabetes mellitus dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu Diabetes tipe I atau disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Diabetes tipe II atau lebih dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Nathan & Delahanty, 2010 dalam Melinda, 2018). Diabetes mellitus sering kali tidak terdeteksi sebelum diagnosis dilakukan, sehingga morbiditas (terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup) dan mortalitas (kematian) dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi ini. Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda dengan salah satu risiko DM yaitu usia ≥ 45 tahun dan usia lebih muda yang disertai dengan faktor risiko seperti kebiasaan tidak aktif (tidak banyak bergerak), turunan pertama dari orang tua dengan DM, riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau riwayat DM- gestasional, hipertensi, kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dL, menderita keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin, adanya riwayat toleransi glukosa yang terganggu atau glukosa darah puasa terganggu sebelumnya, dan memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (Soegondo dkk, 2013 dalam Isnaini & Saputra, 2017).
  • 5. 4 Diabetes mellitus disebabkan karena faktor keturunan, pola hidup yang salah, pola makan yang sudah berubah, aktivitas yang kurang dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti adanya fast food yang mendorong masyarakat mengkonsumsi makanan tersebut secara berlebih, kurangnya aktivitas, juga menyebabkan prevalensi DM menjadi tinggi dengan persentase sekitar 60%-70%. Selain menimbulkan banyak keluhan bagi penderitanya, DM juga sangat berpotensi menimbulkan komplikasi yang berat yang membuat penderita tidak mampu lagi beraktivitas atau bekerja seperti biasa, dan memberikan beban bagi keluarga, dan merupakan penyakit yang paling merugikan dari segi ekonomi, karena memerlukan perawatan dan pengobatan seumur hidup (Kwek, 2013 dalam Purwandari & Susanti, 2017). Diabetes Mellitus ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah melebihi normal (70 – 140 mg/dL). Gejala lain yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliphagi (sering merasa lapar), polidipsi (rasa haus yang berlebihan), poliuri (sering kencing) (Kemenkes, 2013 dalam Yulia, 2015). Penyakit diabetes mellitus ini jika tidak ditangani dengan baik di takutkan akan terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering dialami oleh penderita DM antara lain stroke dengan prevalensi 5,30%, ulkus kaki 8,70%, kebutaan 1-2%, penyakit ginjal 20%, gagal jantung 2,70%, neuropati 54,00% dan bahkan 50% mengalami kematian (Kemenkes RI, 2013 dalam Bistara & Ainiyah, 2018. Berdasarkan uraian diatas, maka kami tertarik untuk membuat makalah “Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah
  • 6. 5 Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 & 2030”. B. Rumusan Masalah Atas dasar penentuan latar belakang di atas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah yaitu: bagaimana estimasi jumlah penderita diabetes mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui estimasi jumlah penderita diabetes mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana konsep diabetes mellitus. b. Untuk mengetahui seberapa besar estimasi jumlah penderita diabetes mellitus di dunia Tahun 2000 & 2030.
  • 7. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diabetes Mellitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes melitus adalah suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh (Soegondo, Sidartawan, Pradana, & Imam Subek, 2009). Menurut American Diabetes Association (2017), diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena ganguan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar. Kelainan yang menjadi penyebab mendasar dari penyakit diabetes mellitus adalah kekurangan hormon insulin dalam tubuh. Insulin merupakan satu- satunya hormon yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Levitt, 2008). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah karena gangguan sekresi insulin, kerja
  • 8. 7 insulin, atau keduanya disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar. 2. Klasifikasi Diabetes Mellitus Klasifikasi Diabetes Melitus dapat dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan lamanya mendapat terapi. Secara garis besar Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Tipe 1, yaitu Diabetes Melitus tergantung insulin Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1) adalah diabetes melitus yang tergantung insulin untuk mengatur metabolisme glukosa dalam darah. Pada DMT 1 terjadi kerusakan sel beta dalam menghasilkan insulin karena proses autoimun, sebagai akibatnya pasien kekurangan insulin bahkan tidak ada insulin, sehingga memerlukan insulin supaya glukosa darah dalam batas terkontrol (Smeltzer & Bare, 2013). b. Tipe 2, yaitu tidak tergantung insulin DMT2 merupakan jenis penyakit diabetes melitus dimana individu mengalami sensitivitas terhadap insulin atau lebih dikenal dengan resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel beta. Pada sebagian penyandang DMT2, obat oral tidak mengendalikan kondisi hiperglikemia, sehingga diperlukan penyuntikan insulin (Smeltzer & Bare, 2013).
  • 9. 8 c. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Beberapa Diabetes Melitus tipe lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insuslin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi dan sindrom genetik (Smeltzer & Bare, 2013). d. Diabetes Melitus gestasional Diabetes Melitus gestasional adalah terjadi intoleransi tingkat glukosa darah pada masa kehamilan. Hiperglikemia terjadi karena sekresi hormon placenta sehingga menyebabkan resistensi insulin (Smeltzer & Bare, 2013). 3. Etiologi Diabetes terjadi karena produksi insulin yang kurang (defisiensi insulin) atau insulin yang tidak efektif (insulin yang resisten). Fungsi insulin adalah memasukkan glukosa ke dalam sel tubuh sehingga bisa diubah menjadi energi. Ketika insulin tidak mampu memasukkan glukosa ke dalam sel maka jumlah glukosa dalam darah akan meningkat yang nantinya akan menyebabkan hiperglisemia. Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh faktor genetik, resistensi insulin, dan faktor lainnya. Selain itu ada faktor-faktor yang mencetuskan diabetes yaitu obesitas, kurang bergerak/olahraga, makan berlebihan dan penyakit hormonal yang kerjanya berlawanan dengan insulin (American Diabetes Association;, 2017).
  • 10. 9 4. Faktor Resiko Diabetes Melitus a. Faktor Resiko yang dapat dirubah 1) Obesitas Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut (Fathmi, 2012). Makan - makanan yang berlebihan dapat menyebabkan gula darah dan lemak mengalami penumpukan dan menyebabkan kelenjar pankreas berkerja lebih ekstra memproduksi insulin untuk mengolah gula darah yang masuk (Lanywati, 2011). Seseorang yang mengalami obesitas apabila memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25, maka dapat meningkatkan resiko untuk terkena DM. Jaringan lemak yang banyak menyebabkan jaringan tubuh dan otot akan menjadi resisten terhadap kerja insulin, lemak tersebut akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa darah tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah (Sustrani, 2010). 2) Gaya Hidup Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda
  • 11. 10 merupakan faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe 2 (Abdurrahman, 2014). Penderita diabetes melitus diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya (Bertalina, 2016) . b. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah 1) Usia Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi resiko terkena diabetes melitus tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun. Kategori usia menurut Hurlock (2005), usia dewasa madya (dewasa setengah baya) antara usia 41-59 tahun dan usia dewasa lanjut antara usia 60 tahun sampai akhir hayat. Meningkatnya resiko diabetes melitus seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisiologi tubuh (AHA, 2012). 2) Riwayat keluarga Diabetes Melitus Ibu yang menderita diabetes melitus tingkat resiko terkena diabetes melitus sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika memiliki ayah penderita diabetes melitus. Apabila
  • 12. 11 kedua menderita diabetes melitus, maka akan memiliki resiko terkena diabetes melitus sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi. 3) Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational) Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi makanannya, sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7- 10 kg, saat makanan ibu ditambah konsumsinya tetapi produksi insulin kurang mencukupi maka akan terjadi diabetes melitus (Lanywati, 2011). Memiliki riwayat diabetes gestational pada ibu yang sedang hamil dapat meningkatkan resiko DM, diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan resiko diabetes melitus tipe II (Ehsa, 2010). 5. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis berhubungan dengan defisiensi relatif insulin. Akibat defisiensi insulin ini pasien tidak dapat mempertahankan KGD normal. Apabila hiperglikemia melebihi ambang ginjal (180mg/dl), maka timbul tanda dan gejala glukosuria yang akan menyebabkan diuresis osmotik. Akibat diuresis osmotik akan meningkatkan pengeluaran urin (poliuri), timbul rasa haus yang menyebabkan banyak minum (polidipsi). Pasien juga banyak makan (polifagi) akibat katabolisme yang dicetuskan oleh defisiensi insulin dan pemecahan protein serta lemak. Karena glukosa hilang bersama urin, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, akibatnya berat badan menurun. Pasien juga mengalami gejala lain seperti keletihan, kelemahan, tiba-tiba terjadi perubahan pandangan, kebas pada
  • 13. 12 tangan atau kaki, kulit kering, luka yang sulit sembuh, dan sering muncul infeksi (Smeltzer & Bare, 2013). 6. Komplikasi Diabetes Mellitus Menurut Price dan Wilson komplikasi penyakit Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu komplikasi yang terjadi secara akut (komplikasi metabolik akut) dan komplikasi yang terjadi secara kronis (komplikasi vaskuler jangka panjang). Sedangkan komplikasi seperti halnya hipoglikemia dan hiperglikemia merupakan keadaan gawat darurat yang pada akhirnya dapat menimbulkan koma hipoglikemia dan hiperglikemia ketoasidosis atau non ketoasidosis (Boedisantoso & Subekti, 2009). 7. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Dalam mengelola Diabetes Melitus langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis, berupa perencanaan makanan dan kegiatan jasmani. Bilamana dengan langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes yanag ditentukan belum tercapai, dilanjutkan dengan penggunaan obat/pengelolaan farmakologis. Pengelolaan Diabetes Melitus terdiri atas empat pilar utama menurut Perkeni (2015) mencakup sebagai berikut : a) Edukasi Edukasi yang bertujuan sebagai promosi kesehatan agar tercapainya hidup yang sehat, maka perlu dilakukannya edukasi sebagai
  • 14. 13 upaya pencegahan dan juga merupakan bagian terpenting dalam pengelolaan Diabetes Melitus secara holistik. Edukasi tingkat awal dilaksanakan di pelayanan kesehatan primer yang meliputi materi mengenai perjalanan penyakit DM, perlunya pengendalian dan pemantauan Diabetes Melitus secara berkelanjutan, penyulit Diabetes Melitus dan resikonya, intervensi farmakologis dan non farmakologis, interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik dan obat antihiperglikemia, mengenal tanda dan gejala, pentingnya melakukan latihan jasmani yang teratur, pentingnya perawatan kaki dan cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan. b) Terapi Nutrisi Medis (TNM) Terapi ini merupakan bagian penting dari penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe 2 secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota kesehatan seperti (dokter, ahli gizi, perawat, petugas kesehatan yang lain dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM. Prinsip pengaturan makanan pada penyandang Diabetes Melitus hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penyandang Diabetes Melitus perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
  • 15. 14 menggunakan obat yang menigkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. c) Latihan Jasmani Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 apabila tidak disertai adanya nefropat. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut- turut. d) Terapi farmakologis Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani (gaya hidup yang sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntik. Obat oral meliputi obat antihiperglikemia oral (Sulfonilurea, Glinid, Metformin, Tiazolidindion, Penghambat Alfa Glukosidase, Penghambat DPP-IV, pengahambat SGLT-2, dan obat antihiperglikemia suntik meliputi obat insulin dan agonis GLP-1/Incretin Mimetic.
  • 16. 15 BAB III TABEL DAN GRAFIK A. Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus di Dunia Tahun 2000 & 2030 Tabel 1.1 Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 dan 2030 Peringkat Negara 2000 (Juta Penduduk) 2030 (Juta Penduduk) 1 India 31,7 79,4 2 Cina 20,8 42,3 3 Amerika Serikat 17,7 30,3 4 Indonesia 4,5 21,3 5 Jepang 6,8 13,9 6 Pakistan 5,2 11,3 7 Rusia 4,6 11,1 8 Brazil 4,6 8,9 9 Italia 4,3 7,8 10 Bangladesh 2,2 6,7 Grafik 1.1 Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 dan 2030 31,7 20,8 17,7 4,5 6,8 5,2 4,6 4,6 4,3 2,2 79,4 42,3 30,3 21,3 13,9 11,3 11,1 8,9 7,8 6,7 0 20 40 60 80 100 120 JumlahPenduduk Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 dan 2030 2030 2000
  • 17. 16 BAB IV PEMBAHASAN Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir (WHO Global Report, 2016). WHO memperkirakan bahwa secara global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes diperkirakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes telah meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108 juta menjadi 422 juta atau sekitar empat kali lipat (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan tabel dan grafik 1.1 di BAB III menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara ke empat terbesar untuk jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di Dunia. jumlah penderita DM di Indonesia adalah 8,4 juta jiwa setelah India (31,7 juta), China (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta), dan diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita penyakit DM di Indonesia meningkat menjadi 21,3 juta jiwa. Diabetes melitus adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting dan menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia (Kemenkes RI, 2019). Diabetes Mellitus juga dijuluki sebagai the silent killer atau pembunuh diam-diam, karena banyaknya kasus diabetes baru yang terdeteksi dan digolongkan sebagai penyakit kronis/menahun (Nathan & Delahanty, 2010 dalam Melinda, 2018).
  • 18. 17 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar. Klasifikasi diabetes mellitus dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya yaitu Diabetes tipe I atau disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Diabetes tipe II atau lebih dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Diabetes terjadi karena produksi insulin yang kurang (defisiensi insulin) atau insulin yang tidak efektif (insulin yang resisten). Indonesia merupakan negara ke empat terbesar untuk jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di Dunia. Jumlah penderita DM di Indonesia adalah 8,4 juta jiwa setelah India (31,7 juta), China (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta), dan diperkirakan tahun 2030 jumlah penderita penyakit DM di Indonesia meningkat menjadi 21,3 juta jiwa. B. Saran Semoga makalah dari kelompok kami dapat berguna bagi rekan-rekan dan semoga makalah kami dapat menjadi suatu acuan untuk kedepannya. Untuk
  • 19. 18 kritik dan saran akan kami terima untuk membentuk makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
  • 20. 19 DAFTAR PUSTAKA Bistara & Ainiyah. 2018. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus di Posyandu Lansia Cempaka Kelurahan Tembok Dukuh Kecamatan Bubutan Surabaya. Surabaya: Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Isnaini & Saputra. 2017. Pengetahuan dan Motivasi Meningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015- 2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes RI. 2019. Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Melinda, F. 2018. Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi. Sukabumi: Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Sukabumi. Purwandari & Susanti. 2017. Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kualitas Hidup Pada Penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Kertosono. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-ISSN: 2252-3847 Vol. 6 No. 2. Yulia, S. 2015. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dalam Menjalankan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Tahun 2015).