Modul cara menggunakan ohm meter dalam pengujian kontinyuitas saklar (switch)
1. Modul :
CARA MENGGUNAKAN
OHMMETER DALAM PENGUJIAN
KONTINYUITAS SAKLAR (SWITCH)
Arief Budianto R
TARGET MODUL
1. Memiliki PENGETAHUAN tentang Cara Kerja Saklar (Switch).
2. Memiliki PENGETAHUAN tentang Jenis Saklar (Switch).
3. Memiliki PENGETAHUAN tentang Terminal Saklar (Switch).
4. Memiliki KEMAMPUAN melakukan uji Kontinyuitas pada Switch.
5. Memiliki KEMAMPUAN melakukan uji Kontinyuitas pada Sensor Switch.
2. DAFTAR ISI
Target Modul..........................................................................................................................................................1
Kegunaan Ohmmeter Dalam Uji Kontinyuitas Saklar (Switch).............................................................................3
1. Saklar (Switch) ..........................................................................................................................................3
2. Jenis-jenis Saklar (Switch) ........................................................................................................................5
3. Terminal Saklar (Switch)...........................................................................................................................8
4. Cara Pengujian KONTINYUITAS Pada Saklar (Switch) .......................................................................10
Latihan..................................................................................................................................................................13
1. Latihan Pengujian Kontinyuitas Switch ..................................................................................................13
2. Latihan Pengujian Kontinyuitas Sensor Switch.......................................................................................15
Quiz ......................................................................................................................................................................17
Kesimpulan...........................................................................................................................................................18
3. KEGUNAAN OHMMETER DALAM UJI KONTINYUITAS SAKLAR (SWITCH)
Dari materi sebelumnya, saat ini anda seharusnya telah MAMPU bagaimana MENGGUNAKAN Ohmmeter
untuk MENGUKUR resistansi pada RESISTOR, dan juga melakukan UJI KONTINYUITAS.
Dan juga sudah memiliki KEMAMPUAN bagaimana cara mengukur RESISTANSI pada BEBAN
Berikutnya anda akan MENGEMBANGKAN kemampuan anda dalam menggunakan Ohmmeter, sehingga
KEMAMPUAN anda dalam melakukan TROUBLESHOOTING pun dapat MENINGKAT.
1. SAKLAR (SWITCH)
Saklar (Switch) merupakan PIRANTI yang paling sering kita TEMUI dalam kehidupan sehari-hari.
Pada awalnya Saklar (Switch) digunakan untuk MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN suatu beban, listrik,
atau MENGHUBUNGKAN dan MEMUTUSKAN aliran listrik pada Rangkaian Listrik atau Elektronik.
Saklar sebagai kontrol Nyala / Mati pada Beban Listrik
Dimana PERUBAHAN dari POSISI terhubung ke terbuka atau sebaliknya, DIPICU (TRIGGER) dengan
MERUBAH posisi Saklar tersebut secara MANUAL oleh Manusia.
Jika Saklar pada posisi MENYALA (ON) yang DISIMBOLKAN dengan tanda 1 atau I, maka Saklar pada
posisi TERHUBUNG / TERTUTUP (CONTACT / CLOSE). Sehingga aliran listrik mengalir.
Dan jika Saklar pada posisi MATI (OFF) yang DISIMBOLKAN dengan tanda 0 atu O, maka Saklar pada posisi
TERBUKA (OPEN). Sehingga aliran listrik berhenti mengalir.
Simbol On / Off Switch
Untuk SAKLAR TOMBOL (PUSH BUTTON SWITCH), posisi MENYALA (ON) berada pada posisi
DIDALAM setelah Tombol ditekan. Dan Posisi MATI (OFF) pada posisi DILUAR setelah Tombol ditekan.
Sehingga SIMBOL 1 dan 0 pun terlihat BERGABUNG.
4. Simbol On / Off Push Button Switch
Seiring dengan PERKEMBANGAN jaman, maka Saklar pun berkembang PENGGUNAANYA baik pada
Rangkaian Listrik maupun Elektronik sebagai DIGITAL INPUT yaitu SINYAL yang mengindikasikan atau
menginformasikan KONDISI suatu INPUT.
Contoh sederhana : DOOR SWITCH digunakan untuk MENGINFORMASIKAN Pintu mobil sedang tertutup
(On atau 1) atau terbuka (Off atau 0), SEAT BELT SWITCH digunakan untuk MENGINFORMASIKAN Seat
Belt sudah terpasang (On atau 1) atau tidak terpasang (Off atau 0).
Digital Input
Dan dalam dunia OTOMATISASI (AUTOMATION) dari PEMICUNYA (TRIGGER) pun berkembang dari
Trigger secara Manual oleh Manusia, menjadi Trigger oleh Suhu (Temperature), Pewaktu (Timer), Tekanan
(Pressure) dan sebagainya, atau yang dikenal dengan SENSOR SWITCH atau CONTROL SWITCH.
Aplikasi Switch pada Otomatisasi
5. 2. JENIS-JENIS SAKLAR (SWITCH)
Dilihat dari segi APLIKASI maka Saklar (Switch) merupakan PIRANTI yang sangat banyak JENISNYA.
Dikarenakan Switch ini adalah yang paling banyak DITEMUI, maka penting untuk mengetahui tentang jenisnya
agar anda mengetahui switch yang SESUAI dengan aplikasi yang DIBUTUHKAN.
Berikut jenis-jenis Switch :
Switch yang UMUM digunakan, dan di Trigger secara MANUAL :
Nama Internasional Gambar Fungsi
Light switch Biasa digunakan untuk
Menyalakan atau Mematikan
Lampu
Power switch Biasa digunakan sebagai Main
Switch dimana merupakan
Switch yang paling utama untuk
Menghubungkan atau
Memutuskan Sumber Listrik
Toggle switch Bisa juga digunakan sebagai
Main Switch, atau
Menghidupkan atau Mematikan
Output tertentu
Push button switch Bisa juga digunakan sebagai
Main Switch, atau biasa
digunakan untuk Menghidupkan
atau Menyalakan Output
tertentu
Selector switch Biasa digunakan untuk memilih
Output tertentu yang akan
Dinyalakan. Dan memiliki 2
atau 3 Posisi atau Pilihan
Emergency stop
switch
Biasa digunakan untuk
Memutuskan Sumber Listrik
dalam Keadaan Darurat
Switch yang digunakan pada APLIKASI KHUSUS, dan di Trigger secara MANUAL :
Nama Internasional Gambar Fungsi
Rotary switch Mirip seperti Selector switch,
namun memiliki lebih banyak
pilihan dan umumnya
digunakan pada Rangkaian
beban DC dengan Arus kecil
6. Slide switch Bisa digunakan untuk Main
Switch atau Selector Switch,
namun untuk Rangkaian Beban
DC dengan Arus kecil
Tactile switch Bisa digunakan untuk Main
Switch atau Reset Switch atau
Tombol Panah, namun hanya
untuk Rangkaian Beban DC
dengan Arus kecil
Foot switch Biasa digunakan untuk
memudahkan pengguna
Menyalakan atau Mematikan
Output tertentu menggunakan
Kaki
Switch yang sering digunakan pada SISTEM OTOMATISASI yang biasanya digunakan sebagai DIGITAL
INPUT
Nama Internasional Gambar Fungsi
Limit switch Aktif jika Actuator switch
Tersentuh sebuah input,
biasanya digunakan pada input
yang menggunakan Conveyor
Belt
Proximity switch
(Proximity sensor)
Aktif jika input Terdeteksi
didekat (tanpa perlu menyentuh)
Sensor switch, dan Jarak
Deteksi sesuai dengan
Spesifikasi pada switch,
biasanya digunakan pada input
yang menggunakan Conveyor
Belt
Thermal switch
(thermostat)
Aktif jika input berada pada
Suhu tertentu sesuai dengan
Spesifikasi Suhu switch
Pressure switch Aktif jika input berada pada
Tekanan tertentu sesuai dengan
Spesifikasi Tekanan switch
Timer switch Aktif jika input berada pada
Waktu tertentu sesuai dengan
Setting pada switch
Reed switch Aktif jika switch terkena
Magnet, biasanya digunakan
pada Piston Cylinder Pneumatic
7. Mercury Tilt switch Aktif jika switch betul-betul
pada Posisi Horizontal, biasa
digunakan sebagai Sensor Level
Micro switch Aktif jika Actuator switch
Tersentuh sebuah input, namun
hanya untuk Rangkaian Beban
DC dengan Arus kecil
Switch untuk KEPERLUAN KHUSUS :
Nama Internasional Gambar Fungsi
Door switch Aktif saat Pintu tertutup
Seat belt switch Aktif saat Seat Belt dimasukkan
kedalam slotnya.
Float switch Akitf saat Actuator pada posisi
Horizontal karena perubahan
input (misalkan Level
Ketinggian Air)
DIP switch Biasanya digunakan sebagai
Setting sebuah Alat, namun
hanya untuk Rangkaian Beban
DC dengan Arus kecil
Dan jenis Switch lainnya, yang FUNGSINYA digunakan untuk keperluan Mengubungkan (Meng-On-kan)
atau Memutuskan (Meng-Off-kan) aliran Listrik. Atau yang digunakan sebagai DIGITAL INPUT.
Ada banyak jenis-jenis Switch dipasaran yang digunakan pada Rangkaian Listrik ataupun Rangkaian Elektronik.
Walaupun aplikasinya berbeda,namun FUNGSI nya tetap sama sehingga LOGIKA nya pun tidak jauh beda.
Karena perbedaanya adalah hanya pada ACTUATOR yang meng-AKTIF-kan dan me-NON AKTIFKAN dari
masing-masing Switch tersebut.
Walaupun UMUR Swtich sangat panjang, namun adakalanya saat mengalami KERUSAKAN maka banyak
orang yang MENGANGGAP sebuah alat sudah rusak, karena mereka TIDAK MENGETAHUI jika hanya
Switch-nya saja yang Rusak.
Maka itu, PENGUJIAN KONTINYUITAS dilakukan untuk MENGETAHUI apakah Saklar (Switch) yang diuji
sudak rusak atau tidak.
8. 3. TERMINAL SAKLAR (SWITCH)
Setelah MENGETAHUI jenis-jenis Saklar (Switch) untuk MENENTUKAN Switch yang SESUAI dengan
aplikasi yang DIBUTUHKAN. Maka selanjutnya adalah mengetahui TERMINAL Switch atau KAKI Switch
yang akan DIHUBUNGKAN ke Rangkaian Listrik atau Elektronik.
SPST (SINGLE POLE, SINGLE THROW)
Awalnya Switch digunakan hanya untuk Aplikasi SEDERHANA seperti Menyalakan dan Mematikan Lampu.
Dimana Terminal Switch hanya MEMILIKI Satu Common / Jalur dengan Satu Posisi / Kondisi.
Saat Switch di-AKTIF-kan maka Terminal Switch yang AWALNYA pada posisi Terbuka MENJADI Tertutup.
Posisi ini dikenal dengan NORMALLY OPEN (NO).
Maksudnya saat Switch TIDAK AKTIF maka Switch dalam Posisi / Kondisi TERBUKA sehingga TIDAK
MENGALIRKAN Arus listrik.
SPST tipe Normally Open (NO)
Namun ada Switch yang sama namun Posisi Terminal Switch nya berbeda , dimana saat Switch di-AKTIF-kan
maka Terminal Switch yang AWALNYA pada Posisi Tertutup MENJADI Terbuka. Posisi ini dikenal dengan
NORMALLY CLOSED (NC).
Maksudnya saat Switch TIDAK AKTIF justru Switch dalam Posisi / Kondisi TERTUTUP (terhubung) sehingga
dapat langsung MENGALIRKAN Arus listrik.
SPST tipe Normally Closed (NC)
Terminal Switch ini yang dikenal dengan SPST (Single Pole, Single Throw). Yaitu MEMILIKI Satu Common
dengan Satu Posisi / Kondisi. Atau dikenal dengan Satu Jalur (One-way)
Posisi Keluaran dapat anda tentukan apakah yang NO atau NC sesuai dengan kebutuhan. Umumnya untuk tipe
NC digunakan pada Emergy Stop Switch dimana saat Tombol ditekan maka aliran listrik berhenti mengalir.
9. SPDT (SINGLE POLE, DOUBLE THROW)
Seiring dengan KEBUTUHAN penggunaan Switch yang MENINGKAT maka Terminal Switch pun dibuat
menjadi MEMILIKI Satu Common dengan Dua Posisi / Kondisi. Atau dikenal dengan Dua Jalur (Two-way)
Maksudnya dalam Satu Switch memiliki dua Tipe Terminal yaitu NO dan NC. Dan Kita dapat menggunakan
salah satunya atau keduanya tergantung kebutuhan.
SPDT
Saat Switch di-AKTIF-kan, maka Jalur yang AWALNYA dalam Posisi Tertutup (terhubung) MENJADI
terbuka, secara BERSAMAAN Jalur yang awalnya pada Posisi Terbuka menjadi Tertutup (terhubung).
DPST (DOUBLE POLE, SINGLE THROW)
Switch ini pada dasarnya adalah GABUNGAN dua buah SPST. Yaitu MEMILIKI Dua Common dan masing-
masing Common memiliki Satu Posisi / Kondisi.
DPST
DPDT (DOUBLE POLE, DOUBLE THROW)
Switch ini pada dasarnya adalah GABUNGAN dua buah SPDT. Yaitu MEMILIKI Dua Common dan masin-
masing Common memiliki Dua Posisi / Kondisi
DPDT
10. 4. CARA PENGUJIAN KONTINYUITAS PADA SAKLAR (SWITCH)
PERHATIAN!
Bahaya Sengatan Listrik
Mohon ikuti sesuai petujuk yang ada
1. CABUT atau MATIKAN semua TEGANGAN LISTRIK yang terhubung dengan Saklar (Switch) atau
dengan rangkaian elektronik / listrik. PASTIKAN tidak ada tegangan listrik pada SWITCH yang akan diuji
menggunakan Ohmmeter / Continuity Tester.
PERINGATAN :
HUBUNGAN SINGKAT / KORSELETING listrik dapat terjadi saat UJI KONTINYUITAS
menggunakan Ohmmeter / Continuity Tester, yang dapat MERUSAK Multimeter dan juga
keselamatan anda.
Memutuskan aliran listrik
2. PILIH Multimeter yang SESUAI dengan kebutuhan anda, yaitu Analog atau Digital. Namun
DISARANKAN menggunakan Multimeter Analog atau Digital yang memiliki FITUR “Continuity Tester”.
3. PASANGKAN kedua PROBE PENGUKUR kedalam soket yang telah DISEDIAKAN pada Multimeter
yang umumnya Probe berwarna MERAH (+) pada soket “POSITIVE” dan Probe HITAM (-) pada soket
“COMMON” atau “NEGATIVE”.
CATATAN :
Beberapa Multimeter, Probe Pengukur sudah TERPASANG TETAP dan tidak dapat dilepas
(UNPLUGABLE).
Memasang Probe Pengukur
11. 4. Putar “SELECTOR” ke Ohmmeter atau yang MEMILIKI TANDA Ω di skala ANGKA yang PALING
KECIL atau di PENGALI TERKECIL (X1 atau X10).
Untuk Multimeter dengan FITUR “Continuity Tester”, CUKUP PUTAR “SELECTOR” ke TANDA .
Multimeter dengan Skala atau Pengali
BEBERAPA Multimeter dengan FITUR “Continuity Tester”, ada yang menggabungkan “SELECTOR”
Pengukuran Resistansi dengan Pengujian Kontinyuitas yang MEMILIKI TANDA Ω / .
Maka PUTAR “SELECTOR” ke TANDA Ω / . Lalu tekan tombol “SELECT” untuk MERUBAH dari
Pengukuran Resistansi ke Pengujian Kontinyuitas. Dan LIHAT TANDA pada display telah MUNCUL.
Multimeter dengan fitur “Continuity Tester”
5. Lakukan VERIFIKASI / PENGECEKAN “ZERO” / nilai NOL ohm, dengan MENGGABUNGKAN ujung
Probe MERAH dan HITAM. Pastikan PEMBACAAN pada Meter adalah NOL dan BUZZER BERBUNYI.
Cek “Zero” / Nol pada Ohmmeter
12. CATATAN :
Jika pembacaan TIDAK MENCAPAI 0 ohm dan BUZZER tidak berbunyi, maka
kemungkinan :
Probe BERKARAT.
Solusi : BERSIHKAN ujung Probe dengan ALKOHOL.
KABEL atau KONEKTOR Probe putus.
Solusi : GANTI Probe.
Multimeter sudah TIDAK AKURAT.
Solusi : GANTI Ohmmeter.
6. TENTUKAN Switch yang akan diuji KONTAK-nya.
Switch yang akan di uji
7. Pastikan Switch sudah pada Posisi Terhubung (On atau 1).
8. TEMPELKAN salah satu UJUNG Probe pada salah satu kaki Switch, dan UJUNG Probe yang lain dengan
kaki Switch lainnya.
CATATAN :
Dalam PENGUJIAN KONTINYUITAS tidak perlu MENGKHAWATIRKAN POSISI Probe
Merah harus dikaki yang satu sedangkan Probe Hitam harus di kaki yang lainnya.
Nilai Resistansi akan TETAP SAMA, jika kedua Probe DITUKAR POSISI pada kaki Switch
tersebut.
9. TUNGGU hingga hasil pembacaan sudah TIDAK BERGERAK / BERUBAH, yang menandakan bahwa
pengujian sudah STABIL.
CATATAN :
Jika Switch di Posisi On, NILAI RESISTANSI rendah bahkan hingga 0 Ω dan BUZZER
BERBUNYI, maka Kondisi Switch masih baik.
Jika Switch di Posisi On, NILAI RESISTANSI tinggi bahkan hingga ke TAK TERHINGGA
(OL.) dan BUZZER TIDAK BERBUNYI, maka Switch sudah RUSAK.
Anda sudah mengetahui bagaimana MELAKUKAN Pengujian Kontinyuitas SWITCH.
Namun untuk MEMILIKI KETERAMPILAN diatas, anda harus MELAKUKAN LATIHAN yang dilakukan
BERULANG-ULANG, sehingga OTOMATIS menancap pada bawah sadar anda.
13. LATIHAN
1. LATIHAN PENGUJIAN KONTINYUITAS SWITCH
PERHATIAN!
Bahaya Sengatan Listrik
Mohon ikuti sesuai petujuk yang ada
Latihan ini BERGUNA agar anda lebih MEMAHAMI cara menggunakan Ohmmeter.
LATIHAN PERTAMA :
1. AMBIL SPST POWER SWITCH atau Switch apapun yang ada disekitar anda!
SPST Power Switch
2. LAKUKAN PENGUJIAN KONTINYUITAS Switch dengan Multimeter!
Pengujian Kontinyuitas pada Switch
3. Saat Posisi Off, CEK apakah nilai resistansi Besar bahkan Tak Berhingga (OL) dan Buzzer TIDAK
BERBUNYI!
14. 4. Saat Posisi On, CEK apakah nilai resistansi RENDAH bahkan hingga 0 Ω dan Buzzer BERBUNYI!
5. Apakah Switch tersebut berfungsi dengan baik?
LATIHAN KEDUA :
1. AMBIL SPDT POWER SWITCH atau Switch apapun yang ada disekitar anda!
SPDT Power Switch
2. LAKUKAN PENGUJIAN KONTINYUITAS Switch dengan Multimeter!
Pengujian Kontinyuitas pada Switch
3. TEMUKAN yang mana Kaki COMMON, NO dan NC!
4. Saat Posisi Off, UKUR dan CATAT Hasil Pengukuran pada kaki-kaki berikut :
Kaki Switch Terhubung / Terbuka
Kaki Com & NO
Kaki Com & NC
5. Saat Posisi On, UKUR dan CATAT Hasil Pengukuran pada kaki-kaki berikut :
Kaki Switch Terhubung / Terbuka
Kaki Com & NO
Kaki Com & NC
6. Apakah Switch tersebut berfungsi dengan baik?
15. 2. LATIHAN PENGUJIAN KONTINYUITAS SENSOR SWITCH
PERHATIAN!
Bahaya Sengatan Listrik
Mohon ikuti sesuai petujuk yang ada
Latihan ini berguna agar anda lebih memahami cara menggunakan Ohmmeter.
LATIHAN PERTAMA :
1. AMBIL THERMAL SWITCH atau Sensor Switch apapun yang ada disekitar anda!
Thermal Switch
2. LAKUKAN PENGUJIAN KONTINYUITAS Sensor Switch dengan Multimeter!
Pengujian Kontinyuitas pada Sensor Switch Kondisi Normal
3. Saat Kondisi Normal (Suhu Ruang), CEK apakah nilai resistansi Besar bahkan Tak Berhingga (OL) dan
Buzzer TIDAK BERBUNYI, atau nilai resistansi RENDAH bahkan hingga 0 Ω dan Buzzer BERBUNYI!!
4. Celupkan Sensor Switch ke wadah yang memiliki Suhu sesuai dengan SPESIFIKASI Suhu Switch!
16. Pengujian Kontinyuitas pada Sensor Switch
5. Saat Kondisi Panas (Suhu Sesuai Spesifikasi Switch), CEK apakah nilai resistansi Besar bahkan Tak
Berhingga (OL) dan Buzzer TIDAK BERBUNYI, atau nilai resistansi RENDAH bahkan hingga 0 Ω dan
Buzzer BERBUNYI!!
6. Apakah Sensor Switch tersebut berfungsi dengan baik?
LATIHAN KEDUA :
1. AMBIL PRESSURE SWITCH atau Sensor Switch apapun yang ada disekitar anda!
Pressure Switch
2. LAKUKAN PENGUJIAN KONTINYUITAS Sensor Switch dengan Multimeter!
Pengujian Kontinyuitas pada Sensor Switch
3. Saat Kondisi Normal (Tekanan Ruang), CEK apakah nilai resistansi Besar bahkan Tak Berhingga (OL) dan
Buzzer TIDAK BERBUNYI, atau nilai resistansi RENDAH bahkan hingga 0 Ω dan Buzzer BERBUNYI!!
4. Berikan Tekanan pada Sensor Switch sesuai dengan SPESIFIKASI Tekanan Switch!
5. Saat Kondisi Bertekanan (Tekanan Sesuai Spesifikasi Switch), CEK apakah nilai resistansi Besar bahkan
Tak Berhingga (OL) dan Buzzer TIDAK BERBUNYI, atau nilai resistansi RENDAH bahkan hingga 0 Ω
dan Buzzer BERBUNYI!!
6. Apakah Sensor Switch tersebut berfungsi dengan baik?
17. QUIZ
Jika anda sudah MAMPU menjawab semua pertanyaan ini TANPA BERPIKIR alias OTOMATIS, berarti anda
sudah PAHAM BETUL isi dari modul ini. Jika belum ULANGI membaca isi modul ini, dan LAKUKAN
KEMBALI latihan yang ada.
Saklar (Switch)
1
Jika Saklar pada posisi Menyala (ON) yang disimbolkan
dengan tanda 1 atau I, maka Saklar pada posisi ?
2
jika Saklar pada posisi Mati (OFF) yang disimbolkan dengan
tanda 0 atu O, maka Saklar pada posisi ?
3
Seiring dengan perkembangan jaman, maka Saklar pun
berkembang penggunaanya baik pada Rangkaian Listrik
maupun Elektronik yaitu sebagai Sinyal yang mengindikasikan
atau menginformasikan KONDISI suatu Input, disebut ?
4
Dan dalam dunia Otomatisasi (AUTOMATION) dari
pemicunya (trigger) pun berkembang dari Trigger secara
Manual oleh Manusia, menjadi Trigger oleh Suhu
(Temperature), Pewaktu (Timer), Tekanan (Pressure) dan
sebagainya, Switch ini adalah ?
Jenis-jenis Saklar (Switch)
1
Switch yang biasa digunakan untuk Menyalakan atau
Mematikan Lampu, adalah ?
2
Switch yang biasa digunakan sebagai Main Switch dimana
merupakan Switch yang paling utama untuk Menghubungkan
atau Memutuskan Sumber Listrik, adalah ?
3
Switch yang biasa digunakan untuk memilih Output tertentu
yang akan Dinyalakan. Dan memiliki 2 atau 3 Posisi atau
Pilihan, adalah ?
4
Switch yang biasa digunakan untuk Memutuskan Sumber
Listrik dalam Keadaan Darurat, adalah ?
5
Switch yang bisa digunakan untuk Main Switch atau Reset
Switch atau Tombol Panah, namun hanya untuk Rangkaian
Beban DC dengan Arus kecil, adalah ?
6
Switch yang Aktif jika input Terdeteksi didekat (tanpa perlu
menyentuh) Sensor switch, dan Jarak Deteksi sesuai dengan
Spesifikasi pada switch, biasanya digunakan pada input yang
menggunakan Conveyor Belt, adalah ?
7
Switch yang Aktif jika input berada pada Suhu tertentu sesuai
dengan Spesifikasi Suhu switch, adalah ?
8
Switch yang Aktif jika input berada pada Tekanan tertentu
sesuai dengan Spesifikasi Tekanan switch, adalah ?
9
Switch yang Aktif jika switch terkena Magnet, biasanya
digunakan pada Piston Cylinder Pneumatic, adalah ?
10
Switch yang Aktif jika switch betul-betul pada Posisi
Horizontal, biasa digunakan sebagai Sensor Level , adalah ?
11
Switch yang Aktif Aktif jika Actuator switch Tersentuh sebuah
input, namun hanya untuk Rangkaian Beban DC dengan Arus
kecil, adalah ?
12
Switch yang Akitf saat Actuator pada posisi Horizontal karena
perubahan input (misalkan Level Ketinggian Air) , adalah ?
18. Terminal Saklar (Switch)
1
Saat Switch di-AKTIF-kan maka Terminal Switch yang
awalnya pada posisi Terbuka menjadi Tertutup. Posisi ini
dikenal dengan ?
2
Saat Switch di-AKTIF-kan maka Terminal Switch yang
awalnya pada Posisi Tertutup menjadi Terbuka. Posisi ini
dikenal ?
3
Switch yang memiliki Satu Common dengan Satu Posisi /
Kondisi. Atau dikenal dengan Satu Jalur (One-way) adalah ?
4
Switch yang memiliki Satu Common dengan Dua Posisi /
Kondisi. Atau dikenal dengan Dua Jalur (Two-way) adalah ?
5
Switch yang memiliki Dua Common dan masing-masing
Common memiliki Satu Posisi / Kondisi adalah ?
6
Switch yang memiliki Dua Common dan masin-masing
Common memiliki Dua Posisi / Kondisi adalah ?
Cara Pengujian Kontinyuitas Pada Saklar (Switch)
1
Sebelum mengukur Beban yang menggunakan Ohmmeter,
maka harus mencabut atau mematikan ?
2
Jika Switch di Posisi On, Nilai Resistansi rendah bahkan hingga
0 Ohm dan Buzzer berbunyi, maka Switch dalam kondisi?
3
Jika Switch di Posisi On, Nilai Resistansi tinggi bahkan hingga
ke Tak Terhingga (OL.) dan Buzzer tidak berbunyi, maka
Switch dalam kondisi?
4
Apakah benar, Nilai Resistansi Switch akan tetap sama, jika
kedua Probe ditukar posisi pada kaki Switch tersebut ?
KESIMPULAN
Anda sudah MEMAHAMI isi dari MODUL ini, anda sudah melakukan LATIHAN berulang-ulang, dan anda
mampu MENJAWAB semua PERTANYAAN padak Quiz secara otomatis.
Maka saat ini anda telah :
1. Memiliki PENGETAHUAN tentang Cara Kerja Saklar (Switch).
2. Memiliki PENGETAHUAN tentang Jenis Saklar (Switch).
3. Memiliki PENGETAHUAN tentang Terminal Saklar (Switch).
4. Memiliki KEMAMPUAN melakukan uji Kontinyuitas pada Switch.
5. Memiliki KEMAMPUAN melakukan uji Kontinyuitas pada Sensor Switch.
19. KUNCI JAWABAN
Saklar (Switch)
1
Jika Saklar pada posisi Menyala (ON) yang disimbolkan
dengan tanda 1 atau I, maka Saklar pada posisi ?
Terhubung / tertutup
2
jika Saklar pada posisi Mati (OFF) yang disimbolkan dengan
tanda 0 atu O, maka Saklar pada posisi ?
Terbuka
3
Seiring dengan perkembangan jaman, maka Saklar pun
berkembang penggunaanya baik pada Rangkaian Listrik
maupun Elektronik yaitu sebagai Sinyal yang mengindikasikan
atau menginformasikan KONDISI suatu Input, disebut ?
Digital Input
4
Dan dalam dunia Otomatisasi (AUTOMATION) dari
pemicunya (trigger) pun berkembang dari Trigger secara
Manual oleh Manusia, menjadi Trigger oleh Suhu
(Temperature), Pewaktu (Timer), Tekanan (Pressure) dan
sebagainya, Switch ini adalah ?
Sensor Switch / Control Switch
Jenis-jenis Saklar (Switch)
1
Switch yang biasa digunakan untuk Menyalakan atau
Mematikan Lampu, adalah ?
Light Switch
2
Switch yang biasa digunakan sebagai Main Switch dimana
merupakan Switch yang paling utama untuk Menghubungkan
atau Memutuskan Sumber Listrik, adalah ?
Power Switch
3
Switch yang biasa digunakan untuk memilih Output tertentu
yang akan Dinyalakan. Dan memiliki 2 atau 3 Posisi atau
Pilihan, adalah ?
Selector Switch
4
Switch yang biasa digunakan untuk Memutuskan Sumber
Listrik dalam Keadaan Darurat, adalah ?
Emergency Stop Switch
5
Switch yang bisa digunakan untuk Main Switch atau Reset
Switch atau Tombol Panah, namun hanya untuk Rangkaian
Beban DC dengan Arus kecil, adalah ?
Tactile Switch
6
Switch yang Aktif jika input Terdeteksi didekat (tanpa perlu
menyentuh) Sensor switch, dan Jarak Deteksi sesuai dengan
Spesifikasi pada switch, biasanya digunakan pada input yang
menggunakan Conveyor Belt, adalah ?
Proximity Switch
7
Switch yang Aktif jika input berada pada Suhu tertentu sesuai
dengan Spesifikasi Suhu switch, adalah ?
Thermal Switch (Thermostat)
8
Switch yang Aktif jika input berada pada Tekanan tertentu
sesuai dengan Spesifikasi Tekanan switch, adalah ?
Pressure Switch
9
Switch yang Aktif jika switch terkena Magnet, biasanya
digunakan pada Piston Cylinder Pneumatic, adalah ?
Reed Switch
10
Switch yang Aktif jika switch betul-betul pada Posisi
Horizontal, biasa digunakan sebagai Sensor Level , adalah ?
Mercury Tilt Switch
11
Switch yang Aktif Aktif jika Actuator switch Tersentuh sebuah
input, namun hanya untuk Rangkaian Beban DC dengan Arus
kecil, adalah ?
Micro Switch
12
Switch yang Akitf saat Actuator pada posisi Horizontal karena
perubahan input (misalkan Level Ketinggian Air) , adalah ?
Float Switch
20. Terminal Saklar (Switch)
1
Saat Switch di-AKTIF-kan maka Terminal Switch yang
awalnya pada posisi Terbuka menjadi Tertutup. Posisi ini
dikenal dengan ?
Normally Open
2
Saat Switch di-AKTIF-kan maka Terminal Switch yang
awalnya pada Posisi Tertutup menjadi Terbuka. Posisi ini
dikenal ?
Normally Close
3
Switch yang memiliki Satu Common dengan Satu Posisi /
Kondisi. Atau dikenal dengan Satu Jalur (One-way) adalah ?
SPST
4
Switch yang memiliki Satu Common dengan Dua Posisi /
Kondisi. Atau dikenal dengan Dua Jalur (Two-way) adalah ?
SPDT
5
Switch yang memiliki Dua Common dan masing-masing
Common memiliki Satu Posisi / Kondisi adalah ?
DPST
6
Switch yang memiliki Dua Common dan masin-masing
Common memiliki Dua Posisi / Kondisi adalah ?
DPDT
Cara Pengujian Kontinyuitas Pada Saklar (Switch)
1
Sebelum mengukur Beban yang menggunakan Ohmmeter,
maka harus mencabut atau mematikan ?
Tegangan Listrik
2
Jika Switch di Posisi On, Nilai Resistansi rendah bahkan hingga
0 Ohm dan Buzzer berbunyi, maka Switch dalam kondisi?
Baik
3
Jika Switch di Posisi On, Nilai Resistansi tinggi bahkan hingga
ke Tak Terhingga (OL.) dan Buzzer tidak berbunyi, maka
Switch dalam kondisi?
Rusak
4
Apakah benar, Nilai Resistansi Switch akan tetap sama, jika
kedua Probe ditukar posisi pada kaki Switch tersebut ?
Benar