1. Bab III
Sistem Informasi Akuntansi
Adalah system pengumpulan dan pemprosesan data transaksi serta penyebaran
informasi keuangan kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
Terminology dasar
Kejadian : peristiwa yang berpengaruh
Transaksi : kejadian eksternal yang melibatkan transfer atau pertukaran
antara dua entitas atau lebih
Akun : catatan sistematis yang memperlihatkan pengaruh dari transaksi
dan kejadian lainnya terhadap aktiva tertentu atau ekuitas
Akun riil dan nominal. Akun riil adalah akun – akun aktiva, kewajiban, dan
ekuitas (akun-akun ini muncul pada neraca). Akun nominal
adalah akun – akun pendapatan, beban, dan deviden. Akun –
akun ini muncul di laporan laba rugi kecuali deviden. Akun
nominal ditutup secara periodic sementara akun riil tidak.
Buku besar : buku yang mengandung akun – akun.
Jurnal : buku pencatat awal dimana transaksi dan kejadian – kejadian
lainnya dicatat pertama kali.
Pemindah bukuan : proses pemindahan fakta – fakta dan angka – angka penting
dari jurnal keakun buku besar.
Neraca saldo : daftar semua akun terbuka dalam buku besar beserta saldonya
Ayat jurnal penyesuaian : ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk memperbaharui semua akun menurut akuntansi akrual agar
laporan keuangan yang tepat bisa dibuat.
Laporan keuangan ; laporan yang mencerminkan pengumpulan, tabulasi, dan
ikhtisar akhir dari data akuntansi. Empat laporan yang umum
adalah : neraca (menunjukkan kondisi keuangan pada akhir suatu
periode), laporan laba – rugi (mengukur hasil operasi selama
2. periode bersagkutan), laporan arus kas (yang melaporkan
persediaan dan digunakan oleh aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan selama suatu periode), dan laporan laba ditahan
(yang merekonsiliasi saldo akun laba ditahan dari awal periode
sampai akhir periode)
Ayat jurnal penutup : proses formala yang dipakai untuk mengurangi semua akun
nominal menjadi nol dan menentukan serta mentransfer laba/rugi
bersih keakun ekuitas pemilik yang juga disebut “menutup buku
besar”,”menutup buku”,atau “menutup apa saja”.
Prosedur pembuatan neraca saldo adalah:
Membuat daftar judul akun beserta saldonya.
Menjumlahkan kolom debet dan kredit
Membuktikan kesamaan antara kedua kolom itu.
Jenis – jenis ayat penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan sebagai pembayaran di muka
ataupun akrual. Masing – masing kelompok ini memiliki dua sub-kategori, yaitu:
Pembayaran di muka:
1. beban dibayar dimuka. Beban – beban yang dibayar tunai dan dicatat
sebagai aktiva sebelum digunakan atau dikonsumsi
2. pendapatan yang belum dihasilkan pendapatan yang diterima dalam
bentuk kas dan dicatat sebagai kewajiban sebelum dihasilkan
Akrual :
1. pendapatan akrual. Pendapatan yang telah dihasilkan namun belum
diterima dalam bentuk kas atau belum dicatat
2. beban akrual. Beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan secara
tunai atau belum dicatat.
Penyusutan adalah proses pengalokasian biaya aktiva menjadi beban
sepanjang umur manfaatnya secara rasional dan sistematis.
Pendapatan akrual adalah pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum
diterima dalam bentuk kas atau dicatat pada tanggal laporan keuangan.
3. Beban akrual adalah beban yang telah terjadi tetapi belum dibayarkan atau
dicatat pada tanggal laporan keuangan. Bunga, sewa, pajak, dan gaji seringkali
dapat diklasifikasikan sebagai beban akrual.
Piutang tak tertagih. Penanding antara pendapatan dengan beban secara tepat
akan memerlukan pencatatan piutang ragu – ragu atau piutang tak tertagih sebagai
beban pada periode pendapatan itu dihasilkan, bukan pada periode piutang atau
wesel dihapuskan. Di sini penilaian saldo piutang secara tepat mengharuskan
pengakuan piutang yang diperkirakan tak dapat tertagih. Penandingan dan
penilaian piutang secara tepat memerlukan ayat jurnal penyesuaian.
Ringkasan siklus akuntansi :
Mencatat transaksi periode berjalan pada jurnal yang tepat.
Memposting dari jurnal ke buku besar
Membuat neraca saldo yang belum disesuaikan
Membuat ayat jurnal penyesuaian dan kemudian mempostingnya ke buku
besar
Membuat neraca saldo setelah penyesuaian
Menyusun laporan keuangan dari neraca saldo kedua
Membuat ayat jurnal penutup dan kemudian mempostingnya ke buku
besar
Membuat neraca saldo pasca-penutupan.
Membuat ayat jurnal pembalik (opsional) dan kemudian mempostingnya
ke buku besar.
Laporan Rugi – laba
Laporan rugi – laba yang disajikan di atas berlaku untuk sebuah perusahaan
dagang, bagi perusahaan manufaktur, akun persediaan akan mencangkup bahan
baku, barang dala proses, dan barang jadi.
Neraca
Neraca yang dibuat dari neraca lajur 10-kolom berisi pos – pos baru yang
berasal dari ayat jurnal penyesuaian akhir tahun. Piutang bunga, asuransi yang
belum jatuh tempo, dan beban sewa dibayar dimuka dimasukkan sebagai aktiva
4. lancer. Aktiva – aktiva ini dipandang lancar karena akan dikonversikan menjadi
kas atau dikonsumsi sebagai bagian dari operasi rutin selama periode waktu
kurang dari setahun.
Penggunaan neraca lajur pada akhir setiap bulan atau kuartal akan memungkinkan
pembuatan laporan keuangan interim meskipun pembukuan hanya ditutup pada
akhir tahun saja.
Siklus akuntansi
Pengidentifikasian dan pengukuran
Transaksi serta kejadian lainnya
Ayat jurnal pembalik
Neraca saldo pasca –
penutupan (opsional)
Penutupan (akun nominal)
Pembuatan
laporan
keuangan
Neraca saldo
yang disesuaikan
Jurnalisasi
- jurnal umum
- jurnal penerimaan kas
- jurnal pengeluaran kas
- jurnal pembelian
- jurnal penjualan
- jurnal khusus lainnya
Pemindah bukuan
Pembuatan neraca saldo
Neraca
lajur Penyesuaian
Akrual
Pembayaran di
muka
Item – item yang
diestimasi
5. Rangkuman tujuan pembelajaran:
1. Memahami terminology dasar akuntansi. Merupakan hal yang penting
untuk memahami sebelas istilah berikut : kejadian, transaksi, akun, akun
riil dan akun nominal, buku besar, jurnal, posting, neraca saldo, ayat jurnal
penyesuaian, laporan keuangan, ayat jurnal penutup.
2. Menjelaskan aturan – aturan system berpasangan. Sisi kiri dari setiap akun
sisi debet, sisi kanannya adalah sisi kredit. Semua akun aktiva dan beban
akan bertambah jika didebet dan berkurang jika dikredit. Sebaliknya,
semua akun kewajiban dan pendapatan akan bertambah jika dikredit dan
berkurang jika didebet. Akun ekuitas pemegang saham, saham biasa, dan
laba ditahan akan bertambah jika dikredit, sementara deviden akan
bertambah jika didebet.
3. Mengidentifikasikan langkah – langkah dalam siklus akuntansi. Lanhkah –
langkah dalam siklus akuntansi adalah : mengidentifikasikan dan
pengukuran transaksi serta kejadian lainnya, penjurnalan, posting, neraca
saldo yang belum disesuaikan, penyesuaian, neraca saldo yang telah
disesuaikan, pembuatan laporan keuangan, penutupan.
4. Mencatat transaksi alam jurnal, mempostingnya keakun buku besar dan
membuat neraca saldo. Bentuk jurnal yang paling sederhana adalah daftar
transaksi serta kejadian kronologis yang diekspresikan melalui debet dan
kredit kea kun – akun tertentu. Pos – pos yang terdapat dalam jurnal umum
harus ditransfer (posting) ke buku besar umum. Neraca saldo yang belum
disesuaikan harus dibuat pada akhir periode pelaporan, setelah ayat – ayat
jurnal selesai dicatat dalam jurnal dan diposting ke buku besar.
5. Menjelaskan alasan – alasan pembuatan ayat jurnal penyesuaian.
Penyesuaian diperlukan untuk menandingkan pendapatan dengan beban
secara tepat dalam rangka menentukan laba bersih periode berjalan.
6. Penyesuaian juga berguna untuk menciptakan keakuratan saldo akhir
periode dari akun – akun aktiva kewajiban, dan ekuitas pemilik.
6. Membuat ayat jurnal penutup. Dalam proses penutupan, semua saldo akun
pendapatan dan beban (pos – pos laporan laba – rugi) ditransfer ke suatu
akun kliring yang bernama ikhtisar laba – rugi yang hanya digunakan pada
akhir tahun fiscal. Pendapatan dan beban akan ditandingkan dalam akun
ikhtisar laba – rugi. Hasil bersih dari penanganan ini yang mencerminkan
laba bersih atau rugi bersih periode berjalan, selanjutnya ditransfer lagi kea
kun ekuitas pemilik (laba ditahan untuk korporasi dan akun modal bagi
perusahaan perorangan serta persekutuan)
7. Menjelaskan bagaimana akun – akun persediaan disesuaikan pada akhir
tahun. Berdasarkan system persediaan perpetual, saldo akun persediaan
mencerminkan jumlah persediaan akhir. Namun jika perusahaan memakai
system persediaan arus periodic mka akun pembelian akan di gunakan;
saldo akun persediaan sendiri tidak berubah sepanjang tahun dan
merupakan jumlah persediaan awal selama periode berjalan. Pada akhir
periode akuntansi, akun persediaan harus disesuaikan dengan menutup
persediaan awal dan mencatat jumlah persediaan akhir.
8. Membuat neraca lajur 10-kolom. Neraca lajur 10-kolom menyediakan
kolom – kolom untuk neraca saldo pertama, penyesuaian, neraca saldo
yang telah disesuaikan, laporan laba-rugi dan neraca. Kertas kerja bukan
merupakan pengganti laporan keuangan. Neraca lajur hanya merupakan
alat bantu informal yang digunakan keuangan. Sebaliknya, neraca ini akan
membantu akuntan untuk mengakumulasi dan mensortir informasi –
informasi yang dibutuhkan bagi tujuan pembuatan laporan keuangan.
9. membedakan antara akuntansi dasar kas dengan akuntansi dasar akrual.
Akuntansi dasar akrual menyediakan informasi tentang arus kas masuk
dan arus kas keluar yang berhubungan dengan aktivitas operasi sepanjang
arus kas ini dapat diestimasi dengan tingkat kepastian yang memadai.
Yaitu, akuntansi dasar akrual membantu kita memprediksikan arus kas
masa depan karena melaporkan transaksi serta kejadian lainnya yang
7. memiliki konsekwensi kas pada saat transaksi atau kejadian itu terjadi,
bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan.
10. mengidentifikasi ayat jurnal penyesuai yang bisa dibalik. Ayat jurnal
pembalik sering digunakan untuk membalik dua jenis ayat jurnal
penyesuaian yaitu : pendapatan akrual dan beban akrual. Pembayaran
dimuka juga bisa dibalik jika ayat jurnal awal untuk mencatat transaksi
dibuat pada akun beban atau pendapatan.
Ikhtisar pedoman untuk ayat jurnal pembalik adalah :
a. Semua pos – pos akrual bisa dibalik
b. Semua pos dibayar di muka di mana transaksi kas awalnya didebet atau
diredit ke suatu akun beban atau pendapatan bisa dibalik.
c. Ayat jurnal penyesuaian untuk penyusutan dan piutang tak tertagih tidak
dibalik.
8. BAB IV
LAPORAN LABA RUGI DAN LAPORAN
LABA DI TAHAN
1. Laporan laba rugi dan laba ditahan
A. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi yang sering juga disebut statement of income
atau statement of camunes adalah laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan
infenstasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas,nilai
investasi dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi
pinjaman.
1. Kegunaan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan
memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Investor dan
Laporan Laba Rugi dan
Informasi yang
Berhubungan
Laporan laba
rugi
Format laporan
laba rugi
Pelaporan pos-
pos tidak biasa
Masalah
pelaporan khusus
Kegunaan
Keterbatasan
Kualitas laba
Unsure-unsur
Langsung
Bertahap
Komponen-
komponen
intermediate
Laporan laba
rugi ringkas
Operasi yg di
hentikan
Pos-pos luar
biasa
Keuntungan
dan kerugian
tidak biasa
Perubahan
prinsip
akuntansi
Perubahan
estimasi
Alokasi
pajak
intraperiode
Laba per
saham
Laporan laba
ditahan laba
komprehensi
f
9. kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba
rugi untuk :
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan
c. Membantu menilai resiko dan ketidakpastian pencapaian arus kas masa
depan
Singkatnya informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi-
pendapatan,beban,keuntungan dan kerugian membantu para pemakai
mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang
pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan.
2. Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan
mencerminkan sejumlah asumsi.para pemakai laporan laba rugi perlu
menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan
laba rugi,beberapa diantaranya yaitu :
a. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
b. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
Singkatnya,beberapa keterbatasan laba rugi akan mengurangi
manfaat dari laporan ini tidak meramalkan jumlah,penetapan waktu dan
ketidakpastian arus kas masa depan.
3. Kualitas Laba
Baru-baru ini SEC telah mengekspresikan kekhawatirannya
bahwa motivasi untuk memenuhi target laba bisa membuat perusahaan
mengabaikan praktek bisnis yang baik. Akibatnya,kualitas laba dan
kualitas pelaporan keuangan menjadi menurun. Seperti dikatakan oleh
ketua SEC,”pengelolaan laba dapat menciptakan manipilasi,integritas
dikalahkan oleh ilusi” karenanya SEC telah mulai mengambil tindakan
tegas untuk mencegah praktek pengelolaan laba. Pengelolaan laba yaitu
perencanaan waktu pendapatan,beban,keuntungan dan kerugian untuk
mengurangi gejolak laba. Dalam sebagian besar kasus,pengelolaan laba
digunakan untuk menaikkan laba tahun berjalan sehingga menurunkan
laba tahun-tahun berikutnya. Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk
menurunkan laba tahun berjalan dalam rangka menaikkan laba masa
depan.
B. Format Laporan Laba Rugi
1. Unsur-unsur laporan laba rugi
a. Pendapatan : arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva
entitas atau pelunasan kewajibannya selama suatu periode yang
ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang,penyediaan jasa
atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau
operasi sentral perusahaan.
10. b. Beban : arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah
entitas atau penambahan kewajiban selama suatu periode,yang
ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang,penyediaan jasa,atau
aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau
operasi sentral perusahaan.
c. Keuntungan : kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari
transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari
pendapatan atau investasi oleh pemilik.
d. Kerugian : penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi
sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau
distribusi kepada pemilik.
2. Laporan laba rugi bentuk langsung
Dalam melaporkan pendapatan,beban,keuntungan dan
kerugian,format yang dikenal dengan laporan laba rugi bentuk langsung
sering digunakan. Dalam laporan laba rugi bentuk langsung,hanya ada dua
pengelompokan : yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan
dengan beban untuk menghitung laba bersih dan rugi bersih. Istilah
langsung muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu
pengurangan. Keunggulan utama format langsung terletak pada
kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos
pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan
demikian,format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang bisa
muncul.
3. Laporan laba rugi bertahap
Beberapa pihak berpendapat bahwa pencantuman data
pendapatan dan beban penting lainnya membuat laporan laba-rugi menjadi
lebih informative dan lebih bermanfaat. Klasifikasi lanjutan ini meliputi :
a. Pemisahan aktivitas operasi dan non-operasi perusahaan.
b. Klasifikasi beban menurut fungsi,seperti barang dagang dan
manufaktur (harga pokok penjualan),penjualan danadministrasi.
Laporan laba rugi bertahap digunakan untuk mengakui
hubungan tambahan ini. Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari
transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai
komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai
dalam menilai kinerja perusahaan.
4. Komponen intermediate dari laporan laba rugi
a. Bagian operasi : bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari
operasi utama perusahaan.
Bagian penjualan atau pendapatan : subbagian yang menyajikan
penjualan,diskon,retur penjualan,harga dan informasi lainnya yang
berhubungan.
Bagian harga pokok penjualan : subbagian yang memperlihatkan
harga pokok barang yang dijual untuk mendapatkan penjualan.
11. Beban penjualan : subbagian yang mencantumkan daftar beban-
beban yang berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan
penjualan.
Beban administrasi dan umum : subbagian yang melaporkan
beban-beban administrasi umum.
b. Bagian non-operasi : laporan pendapatan dan beban yang berasal dari
aktivitas sekunder atau tambahan dari perusahaan. Selain itu
keuntungan dan kerugian khusus yang jarang muncul atau tidak
biasa,tetapi tidak keduanta,biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini.
Umumnya pos-pos ini dibagi menjadi dua subbagian utama :
Pendapatan dan keuntungan lain.
Beban dan kerugian lain.
c. Pajak penghasilan : bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan
federal dan Negara bagian yang dikenakan atas laba dari operasi
berlanjut.
d. Operasi yang dihentikan : keuntungan atau kerugian material yang
berasal dari disposisi segmen bisnis.
e. Pos-pos luar biasa : keuntungan dan kerugian material yang bersifat
tidak biasa dan jarang terjadi.
f. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi.
g. Laba persaham.
5. Laporan laba rugi ringkas
Dalam beberapa kasus,tidak mungkin menyajikan semua rincian
beban yang diinginkan dalam satu laporan laba rugi yang biasa. Masalah
ini dapat dipecahkan dengan hanya mencantumkan total kelompok beban
dalam laporan laba rugi,dan menyusun skedul beban tambahan untuk
mendukung total-total tersebut. Seberapa banyak rincian yang harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi selalu menjadi masalah. Pada satu sisi
kita ingin menyajikan laporan ringkas yang sederhana agar para pemakai
dapat langsung menemukan factor-faktor yang penting. Pada sisi lain,kita
ingin mengungkapkan hasil-hasil dari semua aktivitas dan menyajikan
lebih dari sekedar kerangka laporan.
C. Pelaporan Pos-Pos Tidak Biasa
Baik laporan laba rugi bentuk langsung maupun bertahap bisa
digunakan untuk tujuan pelaporan keuangan : fleksibilitas dalam penyajian
komponen laba akan dimungkinkan. Namun,terdapat dua bidang yang penting
dimana profesi akuntansi telah mengembangkan pedoman khusus. Kedua
bidang ini berkaitan dengan apa yang perlu dicantumkan sebagai laba dan
bagaimana pos-pos tidak biasa atau luar biasa tertentu dilaporkan. Sejumlah
pengumuman telah dikeluarkan yang mengharuskan pos-pos tidak biasa
ditampilkan agar para pemakai laporan keuangan dapat menentukan dengan
lebih baik kemampuan menghasilkan laba jangkka panjang dari perusahaan
bersangkutan. Pos-pos ini dibagi menjadi lima kategori,yaitu:
1. Operasi yang dihentikan
Salah satu jenis paling umum dari pos-pos tidak biasa berkaitan
dengan operasi yang dihentikan. Untuk memenuhi kualifikasi sebagai operasi
12. yang dihentikan,aktiva hasil operasi dan aktiva segmen bisnis harus bisa
dibedakan secara jelas,baik secara fisik maupun operasional dengan aktiva
hasil moperasi dan aktiva entitas lainnya. Persyaratan pelaporan untuk operasi
yang dihentikan cukup kompleks. Umumnya kategori laporan laba rugi yang
terpisah untuk keuntungan atau kerugian dari pelepasan segmen bisnis harus
diberikan. Selain itu hasil operasi dari suatu segmen yang telah atau akan
dilepas juga harus dilaporkan dalam hubungannya dengan keuntungan atau
kerugian atas pelepasan terpisah dari operasi berlanjut. Pengaruh dari operasi
yang dihentikan setelah pajak sebagai kategori terpisah yaitu setelah operasi
berlanjut tetapi sebelum pos-pos luar biasa.
2. Pos-pos luar biasa
Pos-pos luar biasa didefinisikan sebagai pos-pos material yang
jarang muncul yang secara signifikan berbeda dengan aktivitas bisnis utama
perusahaan. Criteria untuk pos-pos luar biasa adalah :
a. Bersifat tidak biasa : kejadian atau transaksi yang mendasari harus
memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan merupakan jenis yang
secara jelas tidak berhubungan dengan,atau hanya bersifat insidentil
berkaitan dengan,aktivitivitas normal dan umum perusahaan dengan
memperhitungkan lingkungan dimana perusahaan beroperasi.
b. Kejarangan terjadinya : kejadian atau transaksi yang mendasari harus
merupakan jenis yang tidak diharapkan akan terjadi kembali dimasa
mendatang dengan memperhatikan lingkungan dimana perusahaan
beroperasi.
3. Keuntungan dan kerugian tidak biasa
Karena criteria yang ketat dari pos-pos luar biasa,maka para
pemakai laporan keuangan harus memperhatikan secara seksama pos-pos
laporan keuangan yang tidak biasa atau jarang terjadi tetapi tidak keduanya.
Seperti telah diindikasikan sebelumnya,pos-pos seperti penghapusan
persediaan serta keuntungan dan kerugian dari fluktuasi valuta asing tidak
dianggap sebagai pos luar biasa. Jadi pos-pos ini adakalanya disajikan
bersama dengan pendapatan,biaya,dan beban normal yang berulang. Jika
jumlahnya tidak material,maka pos-pos ini digabungkan dengan pos-pos
lainnya dalam laporan laba rugi. Jika jumlahnya materiil maka pos-pos ini
harus diungkapkan secara terpisah tetapi disajikan di atas laba (rugi) sebelum
pos luar biasa.
4. Perubahan prinsip akuntansi
Perubahan akuntansi lainnya terjadi ketika suatu prinsip akuntansi yang
digunakan berbeda dengan yang digunakan sebelumnya. Perubahan
prinsip akuntansi akan mencakup perubahan metode penetapan harga
persediaan dari FIFO ke biaya rata-rata atau perubahan penyusutan dari
metode saldo menurun berganda ke garis lurus. Perubahan prinsip
akuntansi diakui dengan mencantumkan pengaruh kumulatif awal tahun,
laba bersih setelah pajak dalam laporan laba-rugi tahun berjalan. Jumlah
ini didasarkan atas perhitungan retroaktif dari perubahan ke prinsip
akuntansi baru. Pengaruh penggunaan prinsip akuntansi baru terhadap laba
13. bersih harus diungkapkan sebagai pos terpisah sesudah pos-pos luar biasa
dalam laporan laba-rugi.
5. Perubahan estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntansi. Jarang terjadi seperti
berlalunya waktu, perubahan kondisi, atau informasi tambahan yang
diperoleh, bahkan estimasi yang pada awalnya dibuat dengan niat baik
harus diubah. Perubahan estimasi semacam ini disajikan dalam periode
terjadinya perubahan itu jika hanya mempengaruhi periode bersangkutan,
atau dalam periode terjadinya perubahan serta periode di masa depan jika
perubahan itu mempengaruhi keduanya.
D. Masalah Pelaporan Khusus
1. Laba per saham
Hasil operasi perusahaan biasanya diikhtisarkan dalam satu angka penting,
yaitu laba bersih. Namun, karena pengikhtisaran ini seolah-olah belum
cukup sebagai penyederhanaan dunia keuangan telah menerima secara luas
sebuah angka yang lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang paling
signifikan, yaitu laba per saham. Perhitungan laba per saham biasanya
bersifat langsung. Rumus perhitungan laba per saham adalah laba bersih
dikurangi deviden saham preferen (laba yang tersedia bagi pemegang
saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar.
Laba bersih per saham atau laba per saham adalah rasio yang umumnya
digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan
kepada pemegang saham.
2. Laporan laba ditahan
Laba bersih akan menaikkan laba ditahan atau rugi bersih akan
menurunkan laba ditahan. Sementara itu, baik deviden tunai maupun
deviden saham akan menurunkan laba ditahan. Penyesuaian periode
sebelumnya bisa menaikkan atau menurunkan laba ditahan. Penyesuaian
periode sebelumnya adalah koreksi kesalahan dalam laporan keuangan
periode sebelumnya. Penyesuaian periode sebelumnya harus dibebankan
atau dikredit ke saldo awal laba ditahan, sehingga tidak dimasukkan dalam
penentuan laba bersih periode berjalan. Informasi yang berhubungan
dengan laba ditahan bisa ditunjukkan dengan beberapa cara”
a. Apropriasi laba ditahan
Laba ditahan seringkali dibatasi/diapropriasi sesuai dengan persyaratan
kontraktual, kebijakan dewan direktur atau karena kebutuhan
mendesak. Jumlah laba ditahan yang diapropriasi ditransfer ke laba
ditahan yang diapropriasi. Bagian laba ditahan dengan demikian dapat
melaporkan dua jumlah yang terpisah, yaitu laba ditahan yang bebas
dan laba ditahan yang diapropriasi. Total dari kedua jumlah ini adalah
sama dengan total laba ditahan.
b. Laba konfrehensif
Konsep laba mencakup semua digunakan dalam menentukan kinerja keuangan
selama periode waktu tertentu. Menurut konsep ini, semua pendapatan, beban,
14. keuntungan dan kerugian yang diakui selama periode berjalan dimasukkan dalam
laba. Namun, dari waktu ke waktu muncul pengecualian khusus atas konsep
umum ini sehingga pos-pos tertentu tidak dimasukkan lagi ke dalam laba, tetapi
dilaporkan secara langsung dalam ekuitas. Salah satu contoh dari pos-pos tersebut
keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas yang tersedia untuk
dijual.