SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Etika
Komunikasi Massa
Disusun oleh :
Iwan Setiawan SE, M.I.Kom
Kontak@BungIwan.com
0818 799 543
Sebelum membahas etika komunikasi
massa, perlu digaris-bawahi tentang
pengertian etika. Di samping itu, juga perlu
diketahui pengertian moral.
Kata moral berasal dari bahasa Latin
Mores. Mores berasal dari kata mos yang
berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan.
Dengan demikian, moral bisa diartikan
sebagai ajaran kesu-silaan.
Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moral
juga berarti ajaran tentang baik-buruk perbuatan
dan kelakuan.
Dari asal katanya bisa ditarik kesimpulan bahwa
moral mempunyai pengertian yang sama dengan
kesusilaan, yang memuat ajaran tentang baik
buruknya perbuatan.
Jadi, perbuatan dinilai sebagai perbuatan yang
baik atau perbuatan yang buruk (Burhanuddin
Salam, 2000).
Sementara itu, istilah etika berasal dari kata Latin Ethic,
sedangkan dalam bahasa Gerik Ethikos (a body of moral
principles or values). Dengan demikian, ethic berarti
kebiasaan habit, custom. Yang dimaksud dengan baik atau
buruk dalam hal ini yang sesuai dengan kebiasaan
masyarakat atau tidak, meskipun kebiasaan masyarakat itu
akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Etika dengan sendirinya bisa diartikan sebagai ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang
jahat. Etika sendiri sering digunakan dengan kata moral,
susila, budi pekerti, dan akhlak (Burhanuddin Salam,
2000).
Ada kesan bahwa antara moral dengan etika itu tumpang
tindih pengertiannya. Moral berbicara tentang perilaku baik
dan buruk, sementara etika juga begitu. Untuk
memperjelasnya, mengapa perlu ada batasan tentang etika.
Definisi yang sedikit netral bisa kita jumpai dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang menerangkan bahwa etika
adalah
(1) Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral;
(2) kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak;
(3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh
golongan tertentu.
Menurut K. Bertens (1994), etika adalah ilmu yang
membahas tentang moralitas atau tentang
manusia sejauh yang berkaitan dengan moralitas.
Dengan kata lain, etika adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku moral.
Secara lebih sederhana Prof I.R. Poedjowijatna
(1986) mengatakan bahwa sasaran etika khusus
kepada tindakan-tindakan manusia yang dilakukan
dengan sengaja. Dalam praktiknya, sasarannya
manusia juga karena tindakan itu merupakan
kesatuan dan keutuhan.
Lapangan penyelidikan etika memang manusia,
tetapi etika berbeda dengan ilmu manusia. Karena
ilmu manusia menyelidiki manusia itu sendiri dari
sudut "luar".
Artinya, badannya dengan segala apa yang perlu
untuk badan itu. Ilmu budaya menyelidiki manusia
dari kebudayaannya. Oleh karena itu, objek materi
etika tetap manusia, tetapi objek formalnya adalah
tindakan yang dilakukan dengan sengaja.
Franz Magnis-Suseno (2001) membedakan etika
menjadi dua, yakni etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang
berlaku bagi segenap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam
hubungannya dengan kewajiban moral
Etika sosial jauh lebih luas dibanding etika individual
karena hampir semua kewajiban manusia
bergandengan dengan kenyataan bahwa ia merupakan
makhluk sosial. Dengan bertolak dari martabat manusia
sebagai pribadi yang sosial, etika sosial membahas
norma-norma moral yang seharusnya menentukan
sikap dan tindakan antar manusia.
Dalam pembahasan yang lebih konkret, K. Bertens
memilah-milah definisi etika ke dalam tiga hal
berikut
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, misalnya jika
orang berbicara tentang "etika suku Indian", "etika agama
Budha”, “etika Protestan", maka tidak dimaksudkan "ilmu",
melainkan nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh
golongan tertentu. Secara singkat, arti ini bisa dirumuskan
sebagai "sistem nilai".
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral. Yang
dimaksud di sini adalah kode etik (misalnya kode etik
periklanan, kode etik jurnalistik, kode etik DPR, dan lain-
lain).
3. Etika termasuk ilmu tentang yang baik atau yang buruk.
Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan
etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik
dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat-sering kali tanpa disadari menjadi bahan
refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika
di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Etika vs Etiket
• Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus di
lakukan manusia. Misal menyerahkan buku dengan
tangan kanan vs mengambil barang milik orang lain
tanpa ijin
• Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada
orang lain yanghadir maka etiket tidak berlaku,
sedangkan etika tidak bergantung pada kehadiran orang
lain atau tidak, barang sudah di pinjam harus di
kembalikan meskipun pemiliknya lupa
• Etiket bersifat relatif, tergantung budaya. Etika lebih
absolut,
Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan
manusia. Di antara beberapa cara yang mungkin, etiket
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang di-
harapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Misalnya, menyerahkan buku dengan tangan kiri pada
orang tua.
Namun demikian, etika tidak terbatas pada cara
dilakukannya suatu perbuatan, etika memberinorma
tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah
apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
Mengambil barang milik orang lain tanpa izin tidak pernah
diperbolehkan. "Jangan mencuri” merupa-kan norma etika.
Norma etis tidak terbatas pada cara perbuatan dilakukan,
melainkan menyangkut perbuatan itu sendiri.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak
ada orang lain yang hadir atau tidak ada saksi
mata, maka etiket tidak berlaku.
Sebaliknya, etika selalu berlaku,termasuk tidak
ada saksi mata sekali pun. Etika tidak tergantung
pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk
tidak mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain
atautidak. Barang yang dipinjam harus
dikembalikan meskipun pemiliknya sudah lupa.
Etiket bersifat relatif. Hal yang dianggap tidak
sopanpada suatu kebudayaan, belum tentu
berlaku untukkebudayaan lain.
Etika jauh lebih absolut. “JanganMencuri”, “Jangan
Berbohong”, “Jangan Membunuh“merupakan
prinsip-prinsip etika yang tidak dapat ditawaratau
diberi dispensasi. Memang benar ada
kesulitancukup besar mengenai keabsolutan
prinsip-prinsip etis.Yang jelas, etiket lebih bersifat
relatif.
Jika kita berbicara tentang etiket, kita hanya
memandang manusia dari segi lahiriah,
sedangkan etika menyangkut manusia dari dalam.
Bisa saja orang tampil dengan "musang berbulu
domba", dari luar sangat sopan dan halus, tetapi di
dalam penuh dengan kebusukan. Banyak penipu
berhasil dengan maksud jahat mereka, justru
penampilannya begitu halus dan menawan hati
sehingga mudah meyakinkan orang lain. Tidak
merupakan kontradiksi, jika seseorang selalu
berpegang pada etiket dan bersifat munafik, sebab
seandainya dia munafik, hal itu berarti ia tidak
bersikap etis.
Dari berbagai pendapat di atas, bisa dikatakan bahwa
etika merupakan bagian dari filsafat, sedangkan moral
merupakan bagian dari etika.
Seperti dikatakan Franz Magnis-Suseno, etika adalah
ilmu yang membahas masalah moralitas atau manusia
sejauh berkaitan dengan moralitas.
Bahkan, seperti dikatakan oleh Louis O. Kattsoff
dalam bukunya Element of Philosophy, etika
merupakan penyelidikan filsafat tentang bidang moral,
yaitu tentang kewajiban manusia serta yang baik dan
yangburuk. Meskipun ada yang mengatakan bahwa
moral dan etika itu sama, tetapi dalam pemakaiannya
ada perbedaan.
Oleh karena itu, agar tidak terjadi pembiasan antara
moral,etika, dan etiket, dalam pembahasan ini akan
digunakansecara bersama-sama. Ketika kita menyebut
moral atau etiket kita sedang membahas etika, meskipun
ketiga arti itu memiliki perbedaan penekanan.
Apalagi ada beberapa tokoh yang mengatakan moral
bagian dari etika. Jadi, kita tidak perlu membedakan secara
tajam. Intinya, ada sebuah "aturan bersama” yang hidup di
masyarakat yang sama-sama diyakiniuntuk mengatur tata
pergaulan masyarakat agar tercapai kehidupan secara
lebih baik meskipun masing-masing masyarakat
mempunyai tolok ukur tentang ukuran etika itu. Etika di sini
juga diartikan sebagai segala sesuatu yangberhubungan
dengan orang lain dan bukan individu semata
Mengapa Mempelajari Etika ??
Pertanyaan kita kemudian adalah mengapa kita perlu
mempelajari etika. Mengapa masyarakat membutuhkan
etika? Lebih khusus pertanyaan tersebut bisa diperinci
begini: mengapa dalam proses komunikasi massa
diperlukan etika!
Untuk menjawab pertanyaan di atas terdapat banyak
kriteria dan tafsiran yang bisa diajukan. Apalagi, masalah
etika itu berkaitan dengan masyarakat yang berbeda serta
akan berubah sesuai rentang waktunya. Bisa jadi, ukuran
sesuatu dikatakan beretika puluhan tahun yang lalu
berbeda dengan saat sekarang.
Puluhan tahun yang lalu, para politikus diIndonesia
merasa malu untuk melakukan "kecurangan
politik". Saat ini, hal demikian dilakukan secara
terbuka. Muncul nyapraktik politik uang dalam
pemilihan gubernur, walikota, dan bupati adalah
realitas konkret di mana masalah etika
politikberbeda sesuai kurun waktunya. Maka,
mempelajari atau mempraktikkan etika moral
dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi
suatu keharusan.
sasa
TERIMAKASIH
Iwan Setiawan SE, M.I.Kom
BungIwan.com
0818 799 543

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Apakah etika itu
Apakah etika ituApakah etika itu
Apakah etika itudjoko123
 
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaAbror Alatqo
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Rewa D
 
Pancasila sebagai etika politik dan ham
Pancasila sebagai etika politik dan hamPancasila sebagai etika politik dan ham
Pancasila sebagai etika politik dan hamSurveyan Adhi Laksana
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktMimi Mimi
 
Etika dan profesionalisme pr
Etika dan profesionalisme prEtika dan profesionalisme pr
Etika dan profesionalisme preryeryey
 
Etika umum, peran, dan contoh kasus
Etika umum, peran, dan contoh kasusEtika umum, peran, dan contoh kasus
Etika umum, peran, dan contoh kasusnadhifah pratiwi
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)feggyernes
 

Mais procurados (18)

Apakah etika itu
Apakah etika ituApakah etika itu
Apakah etika itu
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral MahasiswaMakalah Etika dan Moral Mahasiswa
Makalah Etika dan Moral Mahasiswa
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
 
Etika
Etika Etika
Etika
 
Sistematika etika
Sistematika etikaSistematika etika
Sistematika etika
 
Pancasila sebagai etika politik dan ham
Pancasila sebagai etika politik dan hamPancasila sebagai etika politik dan ham
Pancasila sebagai etika politik dan ham
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
Etika dan profesionalisme pr
Etika dan profesionalisme prEtika dan profesionalisme pr
Etika dan profesionalisme pr
 
Etika umum, peran, dan contoh kasus
Etika umum, peran, dan contoh kasusEtika umum, peran, dan contoh kasus
Etika umum, peran, dan contoh kasus
 
Etika pengantar umum
Etika  pengantar umumEtika  pengantar umum
Etika pengantar umum
 
Apa itu etika.
Apa itu etika.Apa itu etika.
Apa itu etika.
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
Etika
EtikaEtika
Etika
 

Semelhante a Etika Komunikasi Massa 1

BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptx
BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptxBAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptx
BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptxRirikErtiga
 
Pengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRPengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRgilang muharam
 
pertemuan_1.ppt
pertemuan_1.pptpertemuan_1.ppt
pertemuan_1.pptAri Yadi
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docxRirikErtiga
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisDedy Setiady
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatWarnet Raha
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatWarnet Raha
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatSeptian Muna Barakati
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesisitimariyah10
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Janu W
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 

Semelhante a Etika Komunikasi Massa 1 (20)

BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptx
BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptxBAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptx
BAHAN-KULIAH-KODE-ETIK-MGG-2.pptx
 
Pengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRPengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PR
 
pertemuan_1.ppt
pertemuan_1.pptpertemuan_1.ppt
pertemuan_1.ppt
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Makalah etika11
Makalah etika11Makalah etika11
Makalah etika11
 
Minggu 1 ETIKA.pptx
Minggu 1 ETIKA.pptxMinggu 1 ETIKA.pptx
Minggu 1 ETIKA.pptx
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnis
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Siane 2
Siane 2Siane 2
Siane 2
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis Teori teori etika bisnis
Teori teori etika bisnis
 
1. Etika.pdf
1. Etika.pdf1. Etika.pdf
1. Etika.pdf
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesi
 
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka) Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
Tugas sofkill etika bisnis (janu eka)
 
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika PeriklananChap01_Iklan & Etika Periklanan
Chap01_Iklan & Etika Periklanan
 
PERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.pptPERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.ppt
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 

Mais de iwan setiawan

Rebrandingvs Reposition
Rebrandingvs RepositionRebrandingvs Reposition
Rebrandingvs Repositioniwan setiawan
 
12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP R12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP Riwan setiawan
 
Formula Membuat Merek
Formula Membuat MerekFormula Membuat Merek
Formula Membuat Merekiwan setiawan
 
Mengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era DigitalMengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era Digitaliwan setiawan
 
Komunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis DigitalKomunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis Digitaliwan setiawan
 
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)iwan setiawan
 
Kredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigitalKredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigitaliwan setiawan
 
Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2iwan setiawan
 
Clickbait Journalism
Clickbait JournalismClickbait Journalism
Clickbait Journalismiwan setiawan
 
Jurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media SosialJurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media Sosialiwan setiawan
 
Desain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : TipografiDesain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : Tipografiiwan setiawan
 
Gaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah DigitalGaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah Digitaliwan setiawan
 
Radio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi DigitalRadio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi Digitaliwan setiawan
 
Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020iwan setiawan
 
UTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media DigitalUTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media Digitaliwan setiawan
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massaiwan setiawan
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massaiwan setiawan
 

Mais de iwan setiawan (20)

Rebrandingvs Reposition
Rebrandingvs RepositionRebrandingvs Reposition
Rebrandingvs Reposition
 
12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP R12 Rumusan Dasar Produk & STP R
12 Rumusan Dasar Produk & STP R
 
Formula Membuat Merek
Formula Membuat MerekFormula Membuat Merek
Formula Membuat Merek
 
Mengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era DigitalMengembangkan Bisnis Di Era Digital
Mengembangkan Bisnis Di Era Digital
 
Strategi Kreatif
Strategi KreatifStrategi Kreatif
Strategi Kreatif
 
Komunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis DigitalKomunikasi Bisnis Digital
Komunikasi Bisnis Digital
 
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
Etika Komunikasi Massa (lanjutan)
 
Kredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigitalKredibilitas MediaDigital
Kredibilitas MediaDigital
 
Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2
 
Clickbait Journalism
Clickbait JournalismClickbait Journalism
Clickbait Journalism
 
Jurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media SosialJurnalisme Media Sosial
Jurnalisme Media Sosial
 
Desain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : TipografiDesain Media Digital : Tipografi
Desain Media Digital : Tipografi
 
Gaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah DigitalGaya Penulisan Naskah Digital
Gaya Penulisan Naskah Digital
 
Radio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi DigitalRadio dan Televisi Digital
Radio dan Televisi Digital
 
Chloskin
Chloskin   Chloskin
Chloskin
 
Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020Sprintesgold Product Knowledge 2020
Sprintesgold Product Knowledge 2020
 
Media Sosial
Media SosialMedia Sosial
Media Sosial
 
UTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media DigitalUTS Manajemen Media Digital
UTS Manajemen Media Digital
 
Efek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi MassaEfek Efek Komunikasi Massa
Efek Efek Komunikasi Massa
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massa
 

Último

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Último (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Etika Komunikasi Massa 1

  • 1. Etika Komunikasi Massa Disusun oleh : Iwan Setiawan SE, M.I.Kom Kontak@BungIwan.com 0818 799 543
  • 2. Sebelum membahas etika komunikasi massa, perlu digaris-bawahi tentang pengertian etika. Di samping itu, juga perlu diketahui pengertian moral. Kata moral berasal dari bahasa Latin Mores. Mores berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Dengan demikian, moral bisa diartikan sebagai ajaran kesu-silaan.
  • 3. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moral juga berarti ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan. Dari asal katanya bisa ditarik kesimpulan bahwa moral mempunyai pengertian yang sama dengan kesusilaan, yang memuat ajaran tentang baik buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan dinilai sebagai perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk (Burhanuddin Salam, 2000).
  • 4. Sementara itu, istilah etika berasal dari kata Latin Ethic, sedangkan dalam bahasa Gerik Ethikos (a body of moral principles or values). Dengan demikian, ethic berarti kebiasaan habit, custom. Yang dimaksud dengan baik atau buruk dalam hal ini yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat atau tidak, meskipun kebiasaan masyarakat itu akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat. Etika dengan sendirinya bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Etika sendiri sering digunakan dengan kata moral, susila, budi pekerti, dan akhlak (Burhanuddin Salam, 2000).
  • 5. Ada kesan bahwa antara moral dengan etika itu tumpang tindih pengertiannya. Moral berbicara tentang perilaku baik dan buruk, sementara etika juga begitu. Untuk memperjelasnya, mengapa perlu ada batasan tentang etika. Definisi yang sedikit netral bisa kita jumpai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menerangkan bahwa etika adalah (1) Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh golongan tertentu.
  • 6. Menurut K. Bertens (1994), etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh yang berkaitan dengan moralitas. Dengan kata lain, etika adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku moral. Secara lebih sederhana Prof I.R. Poedjowijatna (1986) mengatakan bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia yang dilakukan dengan sengaja. Dalam praktiknya, sasarannya manusia juga karena tindakan itu merupakan kesatuan dan keutuhan.
  • 7. Lapangan penyelidikan etika memang manusia, tetapi etika berbeda dengan ilmu manusia. Karena ilmu manusia menyelidiki manusia itu sendiri dari sudut "luar". Artinya, badannya dengan segala apa yang perlu untuk badan itu. Ilmu budaya menyelidiki manusia dari kebudayaannya. Oleh karena itu, objek materi etika tetap manusia, tetapi objek formalnya adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja.
  • 8. Franz Magnis-Suseno (2001) membedakan etika menjadi dua, yakni etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban moral Etika sosial jauh lebih luas dibanding etika individual karena hampir semua kewajiban manusia bergandengan dengan kenyataan bahwa ia merupakan makhluk sosial. Dengan bertolak dari martabat manusia sebagai pribadi yang sosial, etika sosial membahas norma-norma moral yang seharusnya menentukan sikap dan tindakan antar manusia.
  • 9. Dalam pembahasan yang lebih konkret, K. Bertens memilah-milah definisi etika ke dalam tiga hal berikut 1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, misalnya jika orang berbicara tentang "etika suku Indian", "etika agama Budha”, “etika Protestan", maka tidak dimaksudkan "ilmu", melainkan nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh golongan tertentu. Secara singkat, arti ini bisa dirumuskan sebagai "sistem nilai".
  • 10. 2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik (misalnya kode etik periklanan, kode etik jurnalistik, kode etik DPR, dan lain- lain). 3. Etika termasuk ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat-sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
  • 11. Etika vs Etiket • Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus di lakukan manusia. Misal menyerahkan buku dengan tangan kanan vs mengambil barang milik orang lain tanpa ijin • Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain yanghadir maka etiket tidak berlaku, sedangkan etika tidak bergantung pada kehadiran orang lain atau tidak, barang sudah di pinjam harus di kembalikan meskipun pemiliknya lupa • Etiket bersifat relatif, tergantung budaya. Etika lebih absolut,
  • 12. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Di antara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang di- harapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. Misalnya, menyerahkan buku dengan tangan kiri pada orang tua. Namun demikian, etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, etika memberinorma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak. Mengambil barang milik orang lain tanpa izin tidak pernah diperbolehkan. "Jangan mencuri” merupa-kan norma etika. Norma etis tidak terbatas pada cara perbuatan dilakukan, melainkan menyangkut perbuatan itu sendiri.
  • 13. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain yang hadir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Sebaliknya, etika selalu berlaku,termasuk tidak ada saksi mata sekali pun. Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk tidak mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain atautidak. Barang yang dipinjam harus dikembalikan meskipun pemiliknya sudah lupa.
  • 14. Etiket bersifat relatif. Hal yang dianggap tidak sopanpada suatu kebudayaan, belum tentu berlaku untukkebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. “JanganMencuri”, “Jangan Berbohong”, “Jangan Membunuh“merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak dapat ditawaratau diberi dispensasi. Memang benar ada kesulitancukup besar mengenai keabsolutan prinsip-prinsip etis.Yang jelas, etiket lebih bersifat relatif.
  • 15. Jika kita berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah, sedangkan etika menyangkut manusia dari dalam. Bisa saja orang tampil dengan "musang berbulu domba", dari luar sangat sopan dan halus, tetapi di dalam penuh dengan kebusukan. Banyak penipu berhasil dengan maksud jahat mereka, justru penampilannya begitu halus dan menawan hati sehingga mudah meyakinkan orang lain. Tidak merupakan kontradiksi, jika seseorang selalu berpegang pada etiket dan bersifat munafik, sebab seandainya dia munafik, hal itu berarti ia tidak bersikap etis.
  • 16. Dari berbagai pendapat di atas, bisa dikatakan bahwa etika merupakan bagian dari filsafat, sedangkan moral merupakan bagian dari etika. Seperti dikatakan Franz Magnis-Suseno, etika adalah ilmu yang membahas masalah moralitas atau manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Bahkan, seperti dikatakan oleh Louis O. Kattsoff dalam bukunya Element of Philosophy, etika merupakan penyelidikan filsafat tentang bidang moral, yaitu tentang kewajiban manusia serta yang baik dan yangburuk. Meskipun ada yang mengatakan bahwa moral dan etika itu sama, tetapi dalam pemakaiannya ada perbedaan.
  • 17. Oleh karena itu, agar tidak terjadi pembiasan antara moral,etika, dan etiket, dalam pembahasan ini akan digunakansecara bersama-sama. Ketika kita menyebut moral atau etiket kita sedang membahas etika, meskipun ketiga arti itu memiliki perbedaan penekanan. Apalagi ada beberapa tokoh yang mengatakan moral bagian dari etika. Jadi, kita tidak perlu membedakan secara tajam. Intinya, ada sebuah "aturan bersama” yang hidup di masyarakat yang sama-sama diyakiniuntuk mengatur tata pergaulan masyarakat agar tercapai kehidupan secara lebih baik meskipun masing-masing masyarakat mempunyai tolok ukur tentang ukuran etika itu. Etika di sini juga diartikan sebagai segala sesuatu yangberhubungan dengan orang lain dan bukan individu semata
  • 18. Mengapa Mempelajari Etika ?? Pertanyaan kita kemudian adalah mengapa kita perlu mempelajari etika. Mengapa masyarakat membutuhkan etika? Lebih khusus pertanyaan tersebut bisa diperinci begini: mengapa dalam proses komunikasi massa diperlukan etika! Untuk menjawab pertanyaan di atas terdapat banyak kriteria dan tafsiran yang bisa diajukan. Apalagi, masalah etika itu berkaitan dengan masyarakat yang berbeda serta akan berubah sesuai rentang waktunya. Bisa jadi, ukuran sesuatu dikatakan beretika puluhan tahun yang lalu berbeda dengan saat sekarang.
  • 19. Puluhan tahun yang lalu, para politikus diIndonesia merasa malu untuk melakukan "kecurangan politik". Saat ini, hal demikian dilakukan secara terbuka. Muncul nyapraktik politik uang dalam pemilihan gubernur, walikota, dan bupati adalah realitas konkret di mana masalah etika politikberbeda sesuai kurun waktunya. Maka, mempelajari atau mempraktikkan etika moral dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan.
  • 20. sasa
  • 21. TERIMAKASIH Iwan Setiawan SE, M.I.Kom BungIwan.com 0818 799 543