Dokumen tersebut membahas tentang clickbait journalism, yaitu praktik pembuatan judul berita yang mengelabui pembaca untuk mengklik dengan menyembunyikan inti berita. Clickbait berupa judul sensasional atau berupa pertanyaan yang tidak sesuai dengan isi berita sebenarnya. Clickbait merupakan bentuk jurnalisme yang buruk karena merendahkan martabat profesi jurnalis dan menipu pembaca.
2. Jurnalistik online mengubah orientasi bisnis media
yang berpengaruh terhadap cara penulisan berita.
Dulu, bagian pemasaran (business department)
sebuah media fokus ke oplah, yakni jumlah
eksemplar penerbitan, agar terjual habis dan
kolomnya laku dipasangi iklan.
Kini, oplah tidak lagi populer, apalagi banyak
media cetak yang gulung tikar. Sekarang adalah
era trafik (traffic), jumlah kunjungan atau
pengunjung (visitor), banyaknya halaman yang
dibuka (pageviews).
3. Dalam bisnis media online, trafik memang menjadi
andalan penghasilan, terutama dari Google
Adsense (Iklan Google). Media-media online pun
kini berlomba-lomba menarik pengunjung, bukan
berlomba meningkatkan "oplah".
Clickbait menjadi salah satu jurus sekaligus media
online untuk menaikkan jumlah pengunjung.
Bahkan, clickbait cenderung menjadi "trending" di
kalangan media online.
Jadilah ia "Clickbait Journalism".
4. Pengertian Clickbait
Clickbait secara harfiah artinya "umpan klik”,
yakni pancingan agar pembaca (user internet)
mengklik judul berita atau membukanya.
Kebanyakan setelah link (tautan) berita diklik
(dibuka), ternyata isi beritanya tidak seperti yang
diduga atau diharapkan.
Maka istilah clickbait pun kini berkonotasi negatif,
yakni “jebakan klik" karena menjebak pembaca.
5. Judul berita bersifat clickbait adalah judul-judul
yang “menyimpan rahasia” sehingga bisa membuat
penasaran pembaca.
The Oxford English Dictionary mendefinisikan
clickbait sebagai "konten di internet (media online)
yang bertujuan utama menarik perhatian dan
mendorong pengunjung untuk mengklik sebuah
link halaman situs tertentu".
6. • Josh Bentin dari Harvard's Neiman Journalism
Lab mengartikan clickbait sebagai "sesuatu yang
saya tidak sukai di internet" (things I don't like on
the Internet).
• Menurut Urban Dictionary, clickbait adalah link
(tautan) yang menarik perhatian mata
(eyecatching link) di sebuah website yang
mendorong orang untuk mengklik dan
membacanya.
7. Jebakan klik ini lazim dilakukan adsense (iklan
online) didasarkan pada jumlah klik dan
pageviews. Judul berita berupa jebakan klik lebih
merupakan iklan ketimbang berita.
"Click Bait: An eyecatching link on a website which
encourages people to read on. It is often paid for
by the advertiser (“Paid” click bait) or generates
income based on the number of clicks. This is not
news, really. It's click bait, the stuf pageviews are
made of.”
8. Dengan demikian, ketika media online atau
wartawan menulis judul berita yang bikin
penasaran, baik berupa “menyembunyikan isi
berita" maupun "menggunakan kalimat tanya",
maka sadar atau tidak, mereka sudah terjebak pada
modus, strategi, trik, atau model periklanan online.
9. Bukan Jurnalisme yang Baik
• Penulis Yahoo.com, David Pogue, menyebut
clickbait sebagai “judul penggoda” (teaser
headlines) untuk menaikkan pengunjung
website.
• "Clickbait , of course, is a scheme to drive up a
website's traffic. It's a modern spin on tabloid
journalism," Dalam tulisannya yang berjudul
"What's Behind Clickbait".
10. • Umumnya, jebakan klik cenderung
merupakan penipuan terhadap pembaca
atau tidak sesuai dengan harapan dan
imajinasi mereka.
• Pogue menyatakan, clickbait bukan
jurnalistik yang baik. Menurutnya, headline
atau judul berita yang baik itu transparan
dan efisien, bukan “menyembunyikan"
substansi berita demi mengejar trafik.
11. • "Sangat sering kita (pembaca) hanya buang
waktu meng klik tautan judul demikian...
Headline berupa clickbait adalah promosi yang
tak tahu malu (shameless hype)," tulisnya. "Even
at their best, clickbait headlines are shameless
hype.“
• "Most clickbait is disappointing because it's a
promise of value that isn't met—the pay off isn't
nearly as good as what the reader imagines,"
tulis Vox Acting Managing Editor, Nilay Patel
(Poynter.org).
12. • Jebakan klik mudah dilakukan karena judul di
media online bisa menggunakan anchor teks
dan link yang berbeda. Secara "konvensional"
pun bisa, di media cetak misalnya, yaitu
ketika judul berita tidak mencerminkan isinya.
• Jika judul tak sesuai isi, jelas itu penipuan dan
pelanggaran kode etik. Pembaca kecewa.
Lebih jauh, kredibilitas media yang memuat
berita itu bisa terjun bebas”!
13. • Pasalnya, itu ciri khas yellow journalism dan
"guttuer journalism" alias "koran kuning” yang
sering mengelabui pembaca dengan judul-judul
sensasional dan bombastis.
• Mengacu pada catatan Wikipedia, judul berita
clickbait adalah jurnalisme "amatir" dan "rendah".
Wikipedia bahkan cenderung mengidentikkannya
dengan "koran kuning" (yellow journalism).
Apakah wartawan/media-media online tega
merendahkan diri mereka sendiri dengan
membuat judul-judul berupa clickbait?
14. Clickbait berupa jebakan klik juga disebut
“bentuk terendah jurnalisme media sosial":
"Clickbait is the lowest form of social media
journalism, full of sensationalized headlines ,
grumpy cats, and awful personal
confessions."
(A History of Clickbait, i09.com).
15. Rachel Parker dari Resonace Content,
menyatakan "Just Say No to Click Bait"
menggambarkan clickbait sebagai umpan pancing
dan ikan. Wartawan digambarkan memancing
(baca: menipu) ikan dan sang ikan tidak lain
adalah kita, pembaca.
Parker menyebut clickbait sebagai “trik murahan
untuk klik” dan itulah sebabnya pembaca harus
mengatakan No to Clikckbait (Cheap Tricks for
Clicks: Why You Should "Just Say No" to Click
Bait).
16. Ciri-ciri & Contoh
Clickbait Journalism
• Ciri khas judul berita atau tulisan clickbait
yaitu umumnya menggunakan kata "inilah”
atau “ini dia" dan menyembunyikan fakta
atau isi berita di bagian judul.
• Pada praktiknya, judul clickbait ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
17. 1. Judul sensasional, layaknya "koran-koran
kuning” (yellow papers) atau model jurnalisme
got (gutter journalism).
2. Judul berupa kalimat tanya, misalnya: "Apa
Kata Dewi Sandra Soal Fenomena Jilboobs? Ini
Jawabannya”.
3. Menggunakan kata penunjuk “ini", "inilah”, atau
“ini dia".
4. Menggunakan kata seru (interjeksi): Wow!,
Keren!, Duh!, Astaga!
18. Yang paling sering kita temui adalah judul-judul
clickbait dengan menggunakan kata penunjuk dan
kata seru (interjeksi).
Kata Ganti Penunjuk adalah kata ganti yang
dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda
yang letaknya dekat ataupun jauh, seperti "di sini”,
“di sana", "ini”, “itu”, dsb.
Berikut ini beberapa contoh judul berita clickbait di
media online yang menggunakan kata penunjuk:
19. • Ditetapkan Jadi Tersangka Pembangunan
Stadion, YAS Berkomentar Begini (Tribun Jabar)
• Jadi Tersangka Korupsi Stadion Gede Bage, Ini
Komentar Sekretaris Dinas (Kompas)
• Ridwan Kamil Copot Pejabat Ini karena
Tersangkut Korupsi (Harian Aceh)
• Ini Setumpuk Izin yang Dilanggar PT
Summarecon (Inilah Koran)
• Dituding Buruk Layani Pasien BPJS, Ini
Jawaban RS Imanuel Lampung (Kompas).
20. • Angkutan Kota Mogok, Ini Reaksi Jokowi
Jokowi Minta Kapal Asing Pencuri
Ditenggelamkan, Ini Respons TNI AL
• Ditentang FPI dan KMP Jelang Pelantikan, Ini
Reaksi Ahok
• Majelis Pengajian Ini Dukung Ahok Gubernur
• Bandung Disebut 'The City of Pigs', Ini Reaksi
Ridwan Kamil
• Disebut Walikota Caper, Ini Reaksi Ridwan
Kamil
• Harga BBM Naik, Ini Komentar SBY
21. Berikut ini beberapa contoh judul berita
media online yang menggunakan interjeksi:
• Asyik, Murid Sekolah di New York Dapat Libur
(Tribunnews)
• Wow Keren, Walikota New York Umumkan... (Perwata
Ekbis)
• Mantab, Wali Kota New York Liburkan... (Harian Terbit)
• Waduh! Pulang Umroh Ayah Laporkan Anak... (JPNN)
• Unik, Ada Kampung Islam di Pulau Natal (Berita Jatim)
• Wow... PLN Raup Pendapatan... (JPNN)
22. Polusi di Media Sosial
• Nilay Patel dari Verge dalam Poynter.org
menjelaskan, kebanyakan clickbait
mengecewakan karena menjanjikan nilai
yang tidak sesuai dengan gambaran
pembaca.
• Dengan kata lain menurutnya, clickbait itu
judul berita “PHP", Pemberi Harapan
Palsu!
23. • Khalid El-Arini menjelaskan: pembaca tidak ingin
dikelabui oleh judul; sebaliknya, mereka ingin
mendapatkan informasi dari judul-judul itu
(readers don't want to be tricked by headlines;
instead, they want to be informed by them.
(BuzzFeed.com)
• Isi berita dengan judul berupa clikbait umumnya
berita yang tidak begitu penting, bahkan sudah
basi, tidak aktual lagi, kurang menarik. Dengan
cara dijadikan judul yang menjebak itulah isi
berita terkesan menarik dan update!
24. • Situs metia.com dalam posting “Journalism,
copywriting and the psychology of the clickbait
headline" menyebutkan, kejadian abad lalu
sekalipun bisa menjadi berita (info baru) jika
diubah menjadi clickbait (famous events of the
20th century would work if the headlines were
turned into clickbait).
• Bisa dikatakan, judul berita yang menjebak
(clickbait) lebih merupakan sampah polusi di
media sosial atau internet. Selain memanipulasi
bahkan menipu pembaca, clickbait juga tidak
akan membuat orang membagi (share) link itu.
25. • "You can trick someone to click, but you can't
trick someone to share!" kata Buzzfeed.com.
Anda bisa mengelabui seseorang untuk klik, tapi
Anda tidak bisa menipu seseorang untuk
membagikan berita Anda.
• Ditegaskan pula, clickbait adalah bentuk polusi di
mana pun ia berada, apakah di homepage
Twitter ataupun feed Facebook
26. • "Masalah clickbait adalah pembaca selalu
dimanipulasi," kata Jake Beckman kepada Emily
Shire dari The Daily Beast (Poynter.org).
• Judul berita clickbait, dengan demikian, adalah
bentuk penganiayaan sekaligus pemaksaan
kepada kita agar mengklik berita tersebut. Situs
Vice.com dalam sebuah artikelnya bahkan
menyebut jurnalisme gaya clickbait sebagai
“jurnalistik sampah" (Garbage Click-Bait
Journalism').
27. Gerakan Anti-Clickbait
• Belum banyak pengamat media atau pembaca
yang mengkritisi soal clickbait ini. Dewan Pers
atau lembaga edukasi media pun tampak “tidak
peduli” soal berkembangnya "kebiasaan buruk”
membuat judul berita clickbait di kalangan media
online ini.
• Di Amerika Serikat sudah muncul gerakan anti-
clickbait via Twitter dengan akun @Saved
YouAClick. Gerakan ini berusaha menghentikan
pertumbuhan clickbait.
28. • "Judul berita clickbait tidak selalu, tapi pembaca
selalu dimanipulasi,“ menurut Jake Beckman,
admin @Saved YouAClick, yang memilih tagline
"saving you from clickbait" (menyelamatkan
Anda dari clickbait).
• “Judul clickbait didasarkan pada premis bahwa
pembaca diperlakukan sebagai orang bodoh,"
kata Beckman. “Celakanya, tren penipuan dan
manipulasi terhadap pembaca ini menjadi
standar berita online,” katanya dalam thedaily
beast.com.
29. Judul Kalimat Tanya
• Salah satu "turunan” clickbait adalah judul berita
berupa kalimat tanya. Secara jurnalistik hal itu
sebenarnya sangat keliru karena hakikat berita
adalah informasi, bercerita, pemberitahuan,
bukan bertanya kepada pembaca!
• Wartawan yang membuat judul berupa kalimat
tanya itu adalah wartawan amatir yang masih
belajar, bukan wartawan profesional. Ia mengira
itu akan bikin pembaca penasaran, padahal
berita bukan teka-teki, bukan pula soal ujian atau
pertanyaan quiz. Berita adalah informasi. To Tell,
BUKAN to Ask!
30. • Di situs Wiki Answer ada pertanyaan, bolehkah
judul berita menggunakan kalimat tanya? (Can a
newspaper headine be a question?).
Jawabannya: The headline of a newspaper is the
first few words that tell someone what the article
is about. Judul berita suratkabar adalah sejumlah
kata yang menceritakan isi tulisan, bukan
bertanya kepada pembaca!
• Soal judul berita berupa kalimat tanya memang
sudah lama menjadi “perdebatan”.
31. Dari debat yang berkembang dapat disimpulkan,
judul berita berupa kalimat tanya:
1. Tidak Efektif-karena tidak membuat pembaca
segera tahu inti berita.
2. Bisa masuk kategori “jurnalisme tidak
bertanggung jawab” (irresponsible journalism).
3. Sang wartawan bisa dianggap "ikut arus"
menjadi "wartawan gosip", setidaknya
terpengaruh oleh "acara infotainment".