Peran perguruan tinggi untuk meningkatkan kontribusi UMKM dalam perekonomian di antaranya adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan serta memperluas aplikasi sistem dan teknologi informasi untuk UMKM. Hal ini penting karena dapat meningkatkan daya saing UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Seminar UMKM
1. PERAN PERGURUAN TINGGI
UNTUK MENINGKATKAN
KONTRIBUSI UMKM
DALAM PEREKONOMIAN
MENGHADAPI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
2. Pengertian UMKM (Undang no. 20/2008)
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
3. Kriteria
No. Uraian Kriteria
Asset (1) Omzet (1) Karyawan (2)
1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta ≤ 10 orang
2 Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar > 10 – 30 orang
3 Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2,5 Miliar – 50 Miliar > 30 – 300 orang
Sumber :
1. UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
2. Bank Dunia
4. PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH
(UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) TAHUN 2011-2012
NO INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2012 *)
JUMLAH
PANGSA
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 UNIT USAHA (A+B)
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
- Usaha Mikro (UMi)
- Usaha Kecil (UK)
- Usaha Menengah(UM)
B. Usaha Besar (UB)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
56.539.560
56.534.592
55.856.176
629.418
48.997
4.968
99,99
98,79
1,11
0,09
0,01
2 TENAGA KERJA (A+B)
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
- Usaha Mikro (UMi)
- Usaha Kecil (UK)
- Usaha Menengah(UM)
B. Usaha Besar (UB)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
110.808.154
107.657.509
99.859.517
4.535.970
3.262.023
3.150.645
97,16
90,12
4,09
2,94
2,84
3 PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (A+B)
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
- Usaha Mikro (UMi)
- Usaha Kecil (UK)
- Usaha Menengah(UM)
B. Usaha Besar (UB)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
2.525.120,4
1.451.460,2
790.825,6
294.260,7
366.373,9
1.073.660,1
57,48
31,32
11,65
14,51
42,52
5. NO INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2012 *)
JUMLAH
PANGSA
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
4 TOTAL EKSPOR NON MIGAS (A+B)
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
- Usaha Mikro (UMi)
- Usaha Kecil (UK)
- Usaha Menengah(UM)
B. Usaha Besar (UB)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
1.185.391,
0
166.626,5
15.235,2
32.508,8
118.882,4
1.018.764,
5
14,06
1,29
2,74
10,03
85,94
5 INVESTASI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
(A+B)
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
- Usaha Mikro (UMi)
- Usaha Kecil (UK)
- Usaha Menengah(UM)
B. Usaha Besar (UB)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
(Rp. Milyar)
583.426,4
300.175,7
44.711,3
104.726,4
150.738,0
283.250,7
51,45
7,66
17,95
25,84
48,55
Keterangan : Sumber Data :
*) Angka Sementara Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)
6. Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 5 indikator
ternyata peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia
lebih dominan dalam 4 indikator, dibandingkan dengan
Usaha Besar yang hanya dominan dalam 1 indikator,
dengan perincian sbb. :
1. Dari aspek unit usaha dan tenaga kerja ternyata
kontribusi UMPK masing2 memberi kontribusi yang
sangat significant yaitu masing2 99% dan 97%
dibandingkan dengan Usaha Besar yang hanya
memberikan kontribusi sebesar 1% untuk unit usaha
dan 3% untuk tenaga kerja.
2. Sedangkan kontribusi UMKM terhadap PDB dan
Investasi berdasarkan harga konstan ternyata juga
memberi kontribusi lebih besar yaitu masing2 57% an
51% dibandingkan dengan Usaha Besar yang memberi
kontribusi sebesar 43% untuk PDB dan 49% untuk
Investasi.
3. Hanya dari aspek ekspor kontribusi UMKM lebih kecil
yaitu hanya 14% dibandingkan dengan kontribusi
Usaha Besar yang mencapai 86%
7. Dari data diatas dapat disimpulkan sbb. :
1. Dari aspek jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja,
nilai PDB dan Investasi ternyata bahwa UMKM
memberi kontribusi yang lebih besar daripada
Usaha Besar
2. Hanya dari aspek ekspor kontribusi UMKM lebih
kecil daripada Usaha Besar. Hal ini antara lain yang
menyebabkan UMKM lebih kuat dalam menghadapi
gejolak perekonomian global dibandingkan dengan
Usaha Besar.
Untuk itu akan lebih tepat bila :
Berbagai kebijakan Pemerintah dan peraturan per-undangan,
terutama dibidang Moneter, Fiskal,
Proteksi, Subsidi, Perkreditan dll. sebaiknya
diprioritaskan untuk mendukung pengembangan
dan pertumbuhan UMKM yang ternyata memberikan
kontribusi yang lebih besar terutama pada sektor riil
8. PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL,
MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) 2012
Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu:
1. UKM sektor informal atau dikenal dengan istilah Livelihood
Activities, contohnya pedagang kaki lima dan warteg.
2. UKM Mikro atau Micro Enterprise adalah para UKM dengan
kemampuan sifat pengrajin namun tidak memiliki jiwa
kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
3. Usaha Kecil Dinamis (Small Dynamic Enterprise) adalah
kelompok UKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin
kerjasama (menerima pekerjaan subkontrak) dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise adalah UKM-UKM yang mempunyai
kewirausahaan yang cakap dan telah siap untuk bertranformasi
menjadi usaha besar.
Dengan demikian UMKM sebagai ujung tombak pertumbuhan
perekonomian nasional. Pada akhirnya diharapkan akan mampu
berkompetisi pada era integrasi ekonomi ASEAN yang dimulai
pada tahun 2015 sebagai kawasan yang stabil dan makmur.
9. TANTANGAN ASEAN ECONOMY COMMUNITY (
MEA)
Hampir semua orang pernah mendengar istilah
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Namun hanya
sedikit orang yang paham maksud tersebut. MEA
adalah komunitas ASEAN (ASEAN Community) di
bidang Ekonomi atau ASEAN Economic Community
(AEC) yang dicanangkan pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 di Bali pada tahun 2003,
atau dikenal sebagai Bali Concord II. Pembentukan
komunitas tersebut diprakarsai oleh para Kepala
Negara ASEAN pasca krisis ekonomi tahun 1997
dikawasan Asia Tenggara.
10. Kawasan ASEAN dengan jumlah penduduk sebanyak
590,634 juta jiwa merupakan potensi yang besar bagi produk
UMKM. Para Pemimpin ASEAN telah sepakat untuk
mewujudkan MEA pada tahun 2015 dengan 4 pilar yaitu :
1) Pasar tunggal dan basis produksi
2) Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
3) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara,
dan
4) Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.
Untuk mewujudkan keempat pilar tersebut, bukan saja
pemerintah yang harus bekerja, akan tetapi stakeholder
yang lainnya termasuk dunia usaha juga sangatlah penting.
Khusus dalam rangka mewujudkan pilar ketiga, yaitu
kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara, maka
pemberdayaan UMKM menjadi sangat penting, selain
masalah mengatasi kesenjangan dan konektivitas.
11. TANTANGAN DAN PERANAN
PERGURUAN TINGGI
TANTANGAN UKM
Dalam rangka memperkuat UMKM menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, beberapa upaya yang
perlu dilakukan, diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas dan standarisasi produk UMKM
yang setara di kawasan ASEAN.
2. Memperluas dan meningkatkan akses pembiayaan bagi
UMKM.
3. Meningkatkan kualitas SDMdan jiwa kewirausahaan
terhadap pelaku UMKM.
4. Memperkuat dan meningkatkan akses dan transfer
teknologi bagi UMKM untuk pengembangan UMKM
inovatif.
5. Fasilitasi UMKM berkaitan akses informasi dan promosi di
luar negeri.
12. Mengapa UMKM sulit berkembang?. Salah satu
kelemahannya adalah kurangnya akses pada
teknologi.
Inti permasalahan dari ketertinggalan UMKM di bidang
teknologi merupakan akibat dari tiga kondisi yang ada
dilingkungan UMKM yaitu:
1. Ketidakmampuan usaha membeli atau mengakuisisi
teknologi dari perusahaan lain atau luar negeri karena
margin profit yang kecil,
2. Lemahnya “self learning” dan atau dalam bahasa lain
kelemahan kewirausahaan (enterpreuneurship) dalam
adaptasi teknologi baru,
3. Akses untuk memperoleh atau informasi pasar (input
dan output) dan teknologi masih kurang.
13. Untuk mengatasi ketiga permasalahan tsb. diatas kiranya
Perguruan Tinggi akan dapat berperanan sesuai dengan 3
dimensi Tugas Pokok dan Fungsinya (TUPOKSI) yaitu :
1. Pendidikan dan Pengajaran
2. Penelitian dan Publikasi Ilmiah
3. Pengabdian pada Masyarakat
Dalam hal ini Perguruan Tinggi akan sangat berperan
melalui 2 aspek pokok yaitu :
1. Meningkatan kualitas SDM melalui Pendidikan dan
Pelatihan UMKM
2. Memperluas aplikasi Sistem dan Teknologi Informasi
untuk UMKM
Kedua aspek tsb diatas merupakan “kunci sukses
UMKM” sebagai suatu unit bisnis melalui skema Value
Chain sbb.:
14. VALUE CHAIN OF HUMAN RESOURCE OUTCOME
I. HUMANS RESOURCE OUTCOME :
1. ATTITUDE
2. BEHAVIOR
3. COMMUNICATION
II. ORGANIZATIONAL OUTCOME :
1. PRODUCTIVITY
2. EFFICIENCY
3. EFFECTIVITY
4. QUALITY
III. OPERATIONAL/MARKETING OUTCOME :
1. CUSTOMER SATISFACTION
2. CUSTOMER LOYALTY
3. SALES INCREASE
4. MARKET SHARE INCREASE
IV. FINANCIAL/ACCOUNTING OUTCOME
1. REVENUE INCREASE
2. EXPENSES CONTROLLABL
3. PROFIT/BENEFIT
V. MARKET BASED OUTCOME :
1. STOCK PRICE
2. COMPANY VALUE