Dokumen tersebut membahas berbagai upaya mitigasi bencana, termasuk mitigasi bencana tsunami, gunung berapi, gempa bumi, dan banjir. Beberapa upaya yang disebutkan adalah pembangunan struktur seperti pemecah gelombang untuk mitigasi tsunami, pemantauan aktivitas gunung berapi untuk mitigasi letusan gunung berapi, serta penataan daerah aliran sungai untuk mitigasi banjir.
7. Mitigasi bencana
adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Mitigasi bencana
merupakan suatu aktivitas yang
berperan sebagai tindakan
pengurangan dampak bencana, atau
usaha-usaha yang dilakukan untuk
megurangi korban ketika bencana
terjadi, baik korban jiwa maupun
harta.
8. Kegiatan mitigasi bencana hendaknya
merupakan kegiatan yang rutin dan
berkelanjutan (sustainable).
Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi
seharusnya sudah dilakukan dalam periode
jauh-jauh hari sebelum kegiatan bencana,
yang seringkali datang lebih cepat dari
waktu-waktu yang diperkirakan, dan
bahkan memiliki intensitas yang lebih besar
dari yang diperkirakan semula.
9. KEGIATAN MITIGASI BENCANA
DIANTARANYA :
a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
c. pengembangan budaya sadar bencana;
d. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana;
e. identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya
atau ancaman bencana;
f. pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;
g. pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;
h. pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan
pengelolaan lingkungan hidup
10. Tujuan Mitigasi :
Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi
Bencana adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan
oleh bencana khususnya bagi penduduk,
seperti korban jiwa (kematian), kerugian
ekonomi (economy costs) dan kerusakan
sumber daya alam.
2. Sebagai landasan (pedoman) untuk
perencanaan pembangunan.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
(public awareness) dalam menghadapi serta
mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga
masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan
aman (safe).
11. MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Pencegahan : bencana ini tidak dapat
dicegah namun hanya bisa diminimalisir
kerugian dan korban dari bencana.
secara fisik (struktural),
berupa buatan maupun alami :
1. pembuatan Break water (pemecah
gelombang),
2. sea wall (tembok laut),
3. aritficial hill (bukit buatan)
4. Mengenali jalur evakuasi
12.
13.
14.
15.
16. Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda
akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1.Pemantauan,aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam
menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil
pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandungdengan
menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan
Gunungberapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2.Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika
terjadipeningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain
mengevaluasi laporandan data, membentuk tim Tanggap Darurat,
mengirimkan tim ke lokasi,melakukan pemeriksaan secara terpadu.
17. 3.Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana
Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana,
arahpenyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan
pos penanggulangan bencana.
4.Penyelidikan gunung berapi menggunakan
metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku,
peta dandokumen lainya.
5.Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi
kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
18.
19.
20.
21. MITIGASI GEMPA BUMI
• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan
kaidah2 yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar
bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun
dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan
• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau
bekerja, apakah tidak berada pada patahan gempa atau
tempat lain seperti rawan longsor dsb.
• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional.
Jika anda punya lemari, ada baiknya dipakukan ke
dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi
gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah
secara rutin keamananya.
22. • Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K,
makanan instan dsb. Sediakan juga Radio, karena
pada saat gempa alat komunikasi dan informasi la
seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu
Radio yang hanya menggunakan baterai akan
sangat berguna disaat bencana.
• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas,
matikan jika tidak digunakan.
• Catatlah telepon-telepon penting seperti
Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
23. • Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di
Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami, saat
ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat
yang lebih tinggi. Seperti di daerah saya, Kota
Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat
telah dibangun jalurnya.
• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana
gempa yang sudah mulai dilakukan oleh
beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera
Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh
masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak
canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan
mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan
bentuk2 peringatan dini yang disediakan
pemerintah daerah, seperti sirine pertanda Tsunami,
Sirine Banjir dsb.
24.
25.
26.
27. BERIKUT tips mitigasi bencana banjir:
1. Kenali Penyebab Banjir
- Curah hujan tinggi.
- Permukaan tanah lebih rendah dibanding
permukaan air laut.
- Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi
perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
- Banyak permukiman yang dibangun di dataran
sepanjang sungai.
- Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya
sampah serta bangunan di pinggir sungai.
- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.
.
28. 2. Tindakan untuk Mengurangi Dampak Banjir
- Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan
sesuai fungsi lahan.
- Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan
dini di bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
- Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran
sungai.
- Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin
mengadakan program pengerukan sungai.
- Penambahan biopori di bawah selokan
- Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu
dilaksanakan, dibarengi pengurangan aktivitas di bagian
sungai rawan banjir