1. Dokumen tersebut membahas tentang upaya perbaikan proses pembelajaran biologi di SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan handout. 2. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi siswa hanya menghafal konsep, guru masih menggunakan metode ceramah, kurangnya partisipasi siswa, dan pencapaian hasil belajar siswa masih di bawah KKM. 3
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap
diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran
(Aqib dkk, 2008; 28). Namun pada kenyataannya, salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat
dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2010; 1)
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak
aspek dan sifatnya sangat kompleks (Tirtaraharja dan La Sulo, 2005; 33). Seperti
yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Belajar sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap
informasi dan pengalaman (DEPDIKNAS, 2003). Selain itu banyak pandangan
para tokoh pendidikan yang berkaitan dengan makna belajar. Skiner misalnya,
memandang prilaku belajar dari segi prilaku teramati. Oleh karena itu, ia
mengemukakan pentingnya program pembelajaran. Gagne memandang kondisi
internal belajar dan eksternal belajar yang bersifat interaktif. Oleh karena itu guru
seyogianya mengatur acara pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan
hasil belajar yang dikehendaki. Piaget memandang belajar sebagai prilaku
2. 2
berinteraksi antara individu dengan lingkungannya sehingga terjadi perkembangan
intelek individu (Dimyati dan Mudjiono, 2006; 38)
Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru.
(Kunandar, 2011; 40). Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan yang
sangat penting (Tirtaraharja dan La Sulo, 2005; 21). Dalam pelaksanaan mengajar,
guru dapat berperan sebagai berikut; 1) pemberi informasi umum tentang proses
belajar kelompok, 2) guru bertindak sebagai fasilisator, pembimbing, dan
pengendali keterlibatan kerja, 3) guru sebagai pengevaluasi tentang proses kerja
kelompok sebagai satuan hasil kerja, perilaku dan tata kerja, dan membandingkan
dengan kelompok lain (Dimyati dan Mudjiono, 2006; 168).
Dalam melaksanakan tugas dan menjalankan peranannya, hendaknya guru
perlu memiliki pemahaman tentang strategi dan metode dalam penyampaian
materi. Selain itu pula, guru perlu memahami secara detail isi mater pelajaran
yang harus dikuasai siswa , sebab peran guru dan tugas guru adalah sebagai
sumber belajar (Sanjaya, 2010; 60). Selain itu, siswa juga dituntut untuk dapat
lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Rendahnya kreativitas siswa dalam
proses belajar mengajar dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang
optimal sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas (Aqib dkk, 2008; 29).
Hasil dari wawancara dengan Guru mata pelajaran Biologi serta siswa
kelas VII1 SMP 2 Muhammadiyah Pekanbaru terdapat beberapa gejala yang
mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut
(khususnya pada kelas VII1), gejala tersebut diantaranya yaitu: Media yang
digunakan guru dalam KBM masih sebatas buku perpustakaaan yang masih belum
memadai, metode yang digunakan oleh Guru pada saat proses KBM masih
konvensional yaitu dengan metode ceramah yang menyebabkan siswa kurang
aktif dalam belajar, kurangnya perhatian dan semangat siswa dalam proses belajar
mengajar dan 63,64% siswa memiliki hasil belajar dibawah KKM yang
ditetapkan sekolah (75).
Untuk itu maka perlu dilakukan suatu upaya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran tertentu dan memilih bahan ajar yang tepat. Peneliti melihat
3. 3
model pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan
proses pembelajaran biologi tersebut adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
dapat meningkatkan antusias siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
siswa menjadi fokus dalam pelaksanaan pembelajaran (Andriani, dkk, 2011: 4).
Selanjutnya menurut Gulo dalam Trianto (2009; 166) menyatakan bahwa strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan
penuh percaya diri.
Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara
mendownload dari internet atau menyadur dari sebuah buku (Majid, 2011: 175).
Berdasarkan latar belakang dan gejala yang ditemukan pada sekolah
tersebut, peneliti mengambil judul sebagai berikut: Penerapan Pembelajaran
Dengan Metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Menggunakan Hand Out
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas VII1 SMP
Muhammadiyah 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah melalui pengamatan dan wawancara, peneliti menemukan
beberapa masalah pada kegiatan belajar mengajar yang terjadi selama ini, yaitu:
1) Siswa cenderung menghafalkan konsep biologi seperti apa yang
disampaikan oleh gurunya saja.
2) Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran
masih konvensional, yaitu guru menggunakan metode ceramah dan
mendiktekan atau menuliskan dipapan tulis tentang materi pembelajaran di
setiap proses pembelajaran
4. 4
3) Kurangnya partisipasi aktif peserta didik untuk bertanya, menjawab dan
berargumen dalam setiap kegiatan pembelajaran
4) Dalam proses belajar mengajar peserta didik hanya memperoleh materi
dari apa yang dituliskan oleh guru (guru memiliki catatan yang dibuat
sendiri dari rumah) dan buku pustaka sebagai pendamping.
5) Pencapaian hasil belajar siswa secara klasikal 68,19 % , masih berada di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah (75).
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan dilaksanakan pada mata pelajaran IPA Biologi yang
diterapkan pada kompetensi inti 3. Memahami pengetahuan (faktual, konsseptual
dan prosedural) berdasarkan rasa ingintahunya tentang pengetuhuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi dasar 3.6
Mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan,
transformasi energi dalam sel, metabolisme sel, respirasi, sistem pencernaan
makanan, dan fotosintesis. Kompetensi dasar 3.8. Mendeskripsikan interaksi antar
makhluk hidup dan lingkungannya.
1.4 Perumusan Masalah
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: Bagaimanakah kemampuan berfikir kritis Siswa Biologi Kelas VII1 SMP
Muhammadiyah 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/ 2015 setelah diterapkannya
pembelajaran Inquiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan menggunakan media
Hand Out ?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis
siswa kelas VII1 SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2014/2015
melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan
handout.
5. 5
1.5.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1) Siswa, dengan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
menggunakan handout diharapkan dapat meningkatkan kemapuan berfikir
kritis siswa.
2) Guru, sebagai bahan masukan tentang salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat dilakukan dan untuk memberikan variasi dalam proses belajar
mengajar dalam upaya meningkatkan kemapuan berfikir kritis siswa.
3) Sekolah, sebagai masukan untuk lebih meningkatkan mutu tenaga pendidik dan
mutu sekolah
4) Penulis, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam kegiatan belajar
mengajar guna menindaklanjuti ruang lingkup yang lebih luas..
1.6 Defenisi Istilah Judul
Untuk menghindari terjadi kesalahan pemahaman terhadap pengertian
judul penelitian ini, perlu penjelasan istilah yang digunakan yaitu :
Menurut W. Gulo (2002 ) inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis,logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan mereka dengan penuh percaya diri. Sasaran utama
kegiatan pembelajaran inkuiri adalah : (1) keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar mengajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran, (3) mengembangkan sikap percaya diri pada
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kemampuan berfikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting
bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan
berfikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka
terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang
akan dilakukan adalah benar (Liberna, 2012; 192)
Handout (lembar informasi lepas) materi bergambar adalah media cetakan
yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan
6. 6
informasi belajar, biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik (Chairil, 2009).