SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Baixar para ler offline
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 1 dari 8
Pengalaman dalam penyusunan Standar Pelayanan Minimal
RS sebagai bagian dari persyaratan Badan Layanan Umum
Farichah Hanum*, Hanevi Djasri**, Tjahjono Kuntjoro**
Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi
Pusat Manajemen Pelayana Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM
I. PENDAHULUAN
Pasal 2 ayat (4) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 yang kemudian diperbaharui
dengan UU Nomor 32 tahun 2004 memberikan kewenangan kepada pemerintah (pusat) untuk
menetapkan pedoman standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh (pemerintah)
Kabupaten/Kota termasuk di bidang kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/ 2003
menetapkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kab/Kota dimana didalamnya
terdapat 54 indikator (47 indikator wajib dan 7 indikator sesuai kebutuhan) dengan jenis pelayanan
dan indikator kinerja beserta target yang harus dipenuhi oleh Kab/Kota pada tahun 2010.
Kepmenkes ini juga telah diperjelas dengan menerbitkan petunjuk teknis melalui Kepmenkes No.
1091/2004
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sebagaimana yang diharapkan dengan penetapan SPM bidang kesehatan.
Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Untuk memberikan pedoman penyusunan standar tersebut maka dikeluarkan Kepmenkes No
228/2002, tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal RS yaitu standar
penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan
oleh rumah sakit.
Disamping itu dengan diterbitkannya PP no. 23 tahun 2005 yang mengatur masalah pengelolaan
keuangan BLU, maka ada kesempatan lebih besar untuk mulai membenahi manajemen RS karena
adanya persyaratan yang perlu dipenuhi antara lain menetapkan standar pelayanan minimum
RSDK sebagai rumah sakit rujukan utama untuk Propinsi Jawa Tengah perlu memiliki standar
pelayanan minimal untuk dapat memberikan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dan sekaligus merupakan akuntabilitas rumah sakit.
II. METODE PENYUSUNAN
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 2 dari 8
Penyusunan dokumen SPM RSDK ini dilakukan melalui serangkaian diskusi dan workshop dengan
para manajer RS dr. Kariadi (RSDK) didampingi oleh tim konsultan yang berasal dari Pusat
Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK-UGM.
Diskusi dan workshop membahas hal-hal sebagai berikut:
1. Persyaratan SPM dalam BLU
2. Klarifikasi istilah ”standar” yang terdapat dalam SPM dengan standar lain seperti SOP, standar
pelayanan medis, dan sebaginya.
3. Mengidentifikasi indikator-indikator mutu pelayanan yang telah diterbitkan oleh pemerintah/
Depkes dan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dari perubahan buntuk RS menjadi
BLU
4. Menyusun dokumen SPM RSDK dengan indikator-indikator dan target/sasaran minimal yang
akan dicapai dalam format baku.
III. HASIL
1. PERSYARATAN SPM DALAM BLU
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Apabila definisi tersebut diterapkan di RS, maka dapat dibaca sebagai berikut: RS BLU adalah RS
pemerintah yang menjual jasa pelayanan rumah-sakit not-for-profit tetapi tetap dikelola dengan
prinsip produktifitas dan efisiensi.
Dengan memiliki bentuk sebagai organisasi BLU, maka RS memilki pola pengelolaan keuangan
(PPK) yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Praktek bisnis yang sehat adalah
penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik (good
corporate governance) dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Good coorporate governance sendiri adalah konsep untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan RS tercapai dengan penggunaan
sumberdaya se-efisien mungkin
RS dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi berbagai
persyaratan, yaitu:
1. Substantif yang dapat dipenuhi bila instansi pemerintah yang bersangkutan
menyelenggarakan Iayanan umum yang berhubungan dengan:
• Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
• Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu
• Pengelolaan dana khusus
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 3 dari 8
2. Teknis yang dapat dipenuhi apabila kinerja pelayanan sesuai bidang tugas pokok dan
fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU serta kinerja
keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan: sehat
3. Administratif yang dapat dipenuhi apabila dapat menyajikan dokumen:
• Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat;
• Pola tata kelola
• Rencana strategis bisnis
• Laporan keuangan pokok
• Standar pelayanan minimum
• Laporan audit terakhir atau penyataan bersedia untuk diaudit secara independen
Atas dasar itu maka penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) menjadi bagian dari proses
kegiatan merubah bentuk RS menjadi bentuk BLU. SPM sediri didefinisikan dalam PP 23 tahun
2004 sebagai spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU
kepada masyarakat. Dari definisi ini terlihat bahwa SPM harus memiliki indikator kinerja pelayanan
dan standar (target) pencapaiannya
Kesimpulan sementara, dengan menjadi BLU maka RS memiliki kebebasan untuk mengelola
keuangannya, namun RS diminta “berjanji” untuk dapat menyediakan pelayanan dengan indikator
dan standar kinerja pelayanan yang baik (dalam bentuk SPM) dengan kata lain, semakin tinggi
“janji” yang diajukan (tetapi masuk akal) maka semakin mudah keluarnya ijin BLU.
2. STANDAR
Pelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan-keinginan ataupun harapan
terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan
yang diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan eksternal sebagai
pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan (customer
satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar pelayanan yang disediakan
memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan yang efektif dan
efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.
Dari pendapat beberapa pakar mutu yang memperhatikan berbagai sudut pandang tersebut, dapat
dirangkum ada 16 dimensi mutu:
1. Efficacy: pelayanan yang diberikan menunjukan manfaat dan hasil yang diinginkan
2. Appropriateness: pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan klinis pasien dan
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan
3. Availability: pelayanan yang dibutuhkan tersedia
4. Accessibility: pelayanan yang diberikan dapat diakses oleh yang membutuhkan
5. Effectiveness: pelayanan diberikan dengan cara yang benar, berdasar ilmu pengetahuan, dan
dapat mencapai hasil yang diinginkan
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 4 dari 8
6. Amenities: kenyamanan fasilitas pelayanan
7. Technical competence: tenaga yang memberikan pelayanan mempunyai kompetensi tehnis
yang dipersyaratkan
8. Affordability: pelayanan yang diberikan dapat dijangkau secara finansial oleh yang
membutuhkan
9. Acceptability: pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat pengguna
10. Safety: pelayanan yang diberikan aman
11. Efficiency: pelayanan yang diberikan dilakukan dengan efisien
12. Interpersonal relationship: pelayanan yang diberikan memperhatikan hubungan antar manusia
baik antara pemberi pelayanan dengan pelanggan, maupun antar petugas pemberi pelayanan.
13. Continuity of care: pelayanan yang diberikan berkelanjutan, terkoordinir dari waktu ke waktu
14. Respect and caring: pelayanan yang diberikan dilakukan dengan hormat, sopan dan penuh
perhatian
15. Legitimacy/Accountability: pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung-jawabkan (secara
medik maupun hukum)
16. Timelines: pelayanan diberikan tepat waktu.
Untuk dapat menyediakan pelayanan yang bermutu maka RS harus menetapkan berbagai standar
yang terdiri dari standar seluruh aktifitas yang berhubungan/berpengaruh terhadap kualitas hasil
dan operasional organisasi dalam mencapai tujuan.
Secara definisi, maka standar adalah suatu tingkat mutu yang relevan terhadap sesuatu, standar
mutu menjelaskan: Apa yg harus dicapai (Indikator); Tingkat yang harus dicapai (Standar); dan
Persyaratan yang harus dipenuhi
Donabedian (1988) mengatakan bahwa standar terdiri dari: Standar struktur (input); Standar
proses; dan Standar hasil (output) dimana standar ini seharusnya disusun oleh: Pelanggan
eksternal; Tenaga profesional; Manajemen; Badan penilai; dan Pemilik. Standar ini berbasis pada
research based dan evidence based, tidak pada opinion based.
Manfaat dari penyusunan standar adalah untuk: Memantau pelayanan; Menilai tingkat mutu yang
diberikan; Indentifikasi kekurangan; Komunikasi harapan; dan Menunjukan pelayanan yang
diberikan.
3. INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Berbagai butir-butir peraturan atau ketentuan tentang mutu pelayanan yang terkait dengan mutu
pelayanan di rumah-sakit antara lain:
1. PP 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU
2. KepMenKes 228 tahun 2002 tentang pedoman penyusunan SPM RS
3. Buku indikator kinerja RS (Depkes tahun 2004)
4. Buku petunjuk pelaksanaan indikator pelayanan RS (Depkes tahun 1998)
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 5 dari 8
5. Buku standar RS pendidikan tingkat pengembangan (Depkes 1997)
Dalam PP 23 tahun 2005 terdapat aturan mengenai SPM yaitu bahwa SPM mempertimbangkan
(dimensi): Kualitas tehnis, proses, tatacara, dan waktu; Pemerataan dan kesetaraan; Biaya;
Kemudahan. Dimana dalam penyusunannya harus Standar layanan BLU semestinya memenuhi
persyaratan SMART: Specific (fokus pada jenis layanan); Measurable (dapat diukur); Achievable
(dapat dicapai); Reliable (relevan dan dapat diandalkan); dann Timely (tepat waktu)
Dalam Kepmenkes 228 tahun 2002, maka SPM RS harus memuat standar penyelenggaraan yang
terkait dengan: Pelayanan medik; Pelayanan penunjang; Pelayanan keperawatan; Pelayanan bagi
Gakin; dan Manajemen rumah sakit (yang terdiri dari manajemen sumberdaya manusia;
manajemen keuangan; manajemen sistem informasi rumah sakit; manajemen sarana prasarana;
dan manajemen mutu Pelayanan)
Dalam buku indikator kinerja RS (ada 10 indikator) dijelaskan bawa indikator kinerja harus diukur
dari 4 perspektif, yaitu: Pengembangan SDM, Proses, Kepuasan pelanggan, dan Keuangan
Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan indikator pelayanan RS terdapat 18 indikator yang
dibagi menjadi 4 jenis indikator yaitu: Indikator pelayanan non-bedah; Indikator pelayanan bedah;
Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi; dan Indikator tambahan (dibagi rujukan dan non-
rujukan)
Untuk melengkapi SPM RSDK yang merupakan RS pendidikan maka salah satu sumber indikator
mutu pelayanan yang diacu adalah berasal dari buku standar RS pendidikan tingkat
pengembangan, yang memuat: Standar spesialisasi; Standar prosedur; Standar sajian pendidikan
dokter; Standar sajian minimal penelitian terapan; Standar prasarana; Standar alat medik; Standar
alat penunjang medik; Standar pemeriksaan penunjang; Standar perpustakaan; dan Standar
tenaga spesialis dan spesials penunjang.
Berdasarkan referensi-referensi tersebut maka disusunlah standar pelayanan minimal RSDK.
4. SPM RSDK
Hasil workshop dari masing-masing unit RSDK menghasilkan lebih dari 100 indikator yang
diusulkan sebagai bagian dari SPM. Indikator-indikator tersebut kemudian diseleksi dan
ditambahkan beberapa indikator lain. Seleksi dilakukan dengan melihat jenis indikatornya, apakah
indikator input, proses, atau output. Indikator yang diutamakan adalah indikator output, baru
kemudian indikator proses. Disamping itu seleksi dilakukan dengan cara menilai tingkat
kepentingan dari masing-masing indikator dan dari luasnya cakupan dari sebuah indikator.
Dari seleksi tersebut terpilih 39 indikator, dimana indikator ini dapat diseleksi ulang untuk
mendapatkan jumlah indikator yang optimal yang dimasukkan kedalam SPM yaitu sebanyak 30
indikator (jumlah optimal indikator yang dapat dipantau dan dikelelo dengan baik) sebagaimana
tabel dibawah ini. Sedangkan indikator yang lain tetap dapat gunakan untuk SPM dimasing-masing
unit.
No Jenis Pelayanan Indikator Target
Pencapaian**
Pelayanan Medik
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 6 dari 8
1. Rawat darurat Emergency respon time di IGD tidak lebih dari
5 menit*
100 %
2. Rawat jalan Waktu tunggu pelayanan rawat jalan tidak lebih
dari 1 ½ jam
> 70%
3. Rawat inap Angka infeksi nosokomial ≤ 2 %
4. Pelayanan bedah Sectio
Caesaria
Respon time tindakan operasi SC cito tidak
lebih dari 30 menit
> 70 %
5. Pelayanan Maternal Persentase kematian ibu karena eklampsia* < 2%
6. Maternal Persentase kematian ibu melahirkan karena
sepsis*
< 0,5%
7. Perinatal AngkaKematian bayi dg Berat badan < 2000gr 1 %
8. Pelayanan Operasi elektif Waktu tunggu operasi elektif tidak lebih dari
dari 2 hari*
> 98 %
9. Paska Operasi Angka infeksi luka operasi (AILO) < 2 %
10. Paska Operasi Angka komplikasi pasca bedah (AKBP) < 2 %
11. Rekam medik Kelengkapan rekam medik* > 60 %
Pelayanan penunjang
12. Radiodiagnostik Pemeriksaan radiodiagnostik konvensional
tidak lebih dari 24 jam
> 80 %
13. Radioterapi Waktu tunggu program Radioterapi tidak lebih
dari 4 minggu
> 70 %
14. Forensik Waktu penyelesaian V & R luar jenazah tidak
lebih dari 5 hari
> 90 %
15. CSSD Angka sterilitas alkes yang telah disterilkan di
unit CSSD
100 %
16. Laboratorium emergensi Kecepatan pemeriksaan emergensi BGA tidak
lebih dari 15 menit
100 %
17. Bank darah Prosentasi permintaan darah yang dapat
dilayani
> 85 %
18. Potong beku Kecepatan pemeriksaan potong beku tidak
lebih dari 30 menit
> 75%
19. Pelayanan farmasi Pelayanan resep obat jadi pasien rawat jalan
30 menit
> 90 %
Pelayanan keperawatan
20. Angka kejadian decubitus < 2%
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 7 dari 8
21. Angka kejadian phlebitis < 2%
22. Kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan
> 75%
Pelayanan bagi Gakin
23. Jumlah pasien Gakin di rawat jalan ??
24. Ratio jumlah TT kelas III > 30%
25. Pemanfaatan TT kelas III (BOR) > 70%
Manajemen SDM
26. Kepuasan pegawai* > 75%
27. Rata-rata jam pelatihan karyawan pertahun * 36 jam
28. Penilaian Kinerja pegawai 90 %
Manajemen keuangan
29. Cost recovery* 60%
30. Waktu tunggu pembayaran rawat inap 30 menit ???
31. Rata-rata pembayaran hutang 8 hari ???
Manajemen sistem
informasi RS
32. Akurasi data pengolahan data elekronik > 50 %
33. Kenyamanan komunikasi melalui telepon < 3 %
Manajemen
pemeliharaan sarana dan
sanitasi
34. Kesesuaian pemeriksaan baku mutu limbah
cair RS
100%
35. Komplain tentang kebersihan dan keindahan
Rumah Sakit
10 kali
Manajemen mutu
36. Akreditasi 16 pelayanan Dipertahankan
37. Akreditasi RS pendidikan tipe A Dipertahankan
38. Persentase Tim Daltu yang aktif 80%
39. Indeks kepuasanan masyarakat sesuai SK
Menpan
80%
* indikator berasal dari referensi: Buku indikator kinerja RS
Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 8 dari 8
Setiap indikator ditulis dalam format baku dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom: Nomor
Indikator; Jenis Pelayanan; Nama indikator; Rasionalisasi; Numerator; Denominator; Target
pencapaian; Tipe indikator; Dimensi mutu.
IV. PENUTUP
SPM harus dianggap sebagai bagian dari proses perencanaan. Sebuah perencanaan yang baik
selain digunakan untuk mewujudkan akuntabilitas juga dapat menjadi alat bantu dari tercapainya
tujuan organisasi yang dalam konsep BLU bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan
efektifitas.
Sebagai bagian dari proses perencanaan, maka maka tahap lanjut dari penyusunan SPM adalah
mengkaji sistem peningkatan mutu pelayanan klinik dan pelayanan penunjang yang dibutuhkan
dengan cara mengidentifikasi gap antara pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan dalam SPM
dengan hasil yang telah tercapai pada saat ini. Dari gap tersebut dapat disusun rencana jangka
pendek dan jangkah panjang yang diperlukan untuk mengatasi gap yang ada.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanIrfan Nur
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan Wawan Wan
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaPedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaFendy dc
 
7. penyusunan dokumen
7. penyusunan dokumen7. penyusunan dokumen
7. penyusunan dokumenHerli Hb
 
Laporan ikm-2014
Laporan ikm-2014Laporan ikm-2014
Laporan ikm-2014Agih Cabe
 
Kak kaji banding
Kak kaji bandingKak kaji banding
Kak kaji bandingWidhi Arka
 
Sk pendamping akreditasi fktp
Sk pendamping akreditasi fktpSk pendamping akreditasi fktp
Sk pendamping akreditasi fktpZakiah dr
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamHilmanda Orienski
 
Bahan paparan sosialisasi dokumen akre
Bahan paparan sosialisasi dokumen akreBahan paparan sosialisasi dokumen akre
Bahan paparan sosialisasi dokumen akreEKAPUSPITA23
 
2. instrumen pendampingan bab ii
2. instrumen pendampingan bab  ii 2. instrumen pendampingan bab  ii
2. instrumen pendampingan bab ii YANTO YULI
 
Profile bank indonesia
Profile bank indonesiaProfile bank indonesia
Profile bank indonesiaAmalia Dekata
 

Mais procurados (20)

Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
 
Standar pelayanan-rumah-sakit
Standar pelayanan-rumah-sakitStandar pelayanan-rumah-sakit
Standar pelayanan-rumah-sakit
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Akreditasi Puskesmas
Akreditasi PuskesmasAkreditasi Puskesmas
Akreditasi Puskesmas
 
Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaPedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
 
2. esensi tiap bab
2. esensi tiap bab2. esensi tiap bab
2. esensi tiap bab
 
7. penyusunan dokumen
7. penyusunan dokumen7. penyusunan dokumen
7. penyusunan dokumen
 
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTPPedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
Pedoman Pendampingan Akreditasi FKTP
 
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (Ikm) Kabupaten Paser
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (Ikm) Kabupaten PaserPengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (Ikm) Kabupaten Paser
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (Ikm) Kabupaten Paser
 
Laporan ikm-2014
Laporan ikm-2014Laporan ikm-2014
Laporan ikm-2014
 
Spm puskesmas ppt
Spm puskesmas pptSpm puskesmas ppt
Spm puskesmas ppt
 
Kak kaji banding
Kak kaji bandingKak kaji banding
Kak kaji banding
 
Juknis izin op. rs
Juknis izin op. rsJuknis izin op. rs
Juknis izin op. rs
 
Sk pendamping akreditasi fktp
Sk pendamping akreditasi fktpSk pendamping akreditasi fktp
Sk pendamping akreditasi fktp
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
 
Bahan paparan sosialisasi dokumen akre
Bahan paparan sosialisasi dokumen akreBahan paparan sosialisasi dokumen akre
Bahan paparan sosialisasi dokumen akre
 
2. instrumen pendampingan bab ii
2. instrumen pendampingan bab  ii 2. instrumen pendampingan bab  ii
2. instrumen pendampingan bab ii
 
Profile bank indonesia
Profile bank indonesiaProfile bank indonesia
Profile bank indonesia
 

Semelhante a SPMRSDK

Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsAlbertus Beny
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsIrfan Nur
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Irfan Nur
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rshalimah uminur
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiTiaApriani3
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiIndiSusanti
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiIndiSusanti
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxAnnisaa42
 
Instrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdfInstrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdfwindyarlin
 
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docx
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docxJUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docx
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docxIlmiAdifa
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfEcaKenken
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxssuser629316
 
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNorma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNormaSelestia
 
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNorma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNORMASELESTIA1
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesiaSiti Julaiha
 

Semelhante a SPMRSDK (20)

Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasiPedoman penyusunan dokumen akreditasi
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Instrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdfInstrumen LAFKI (1).pdf
Instrumen LAFKI (1).pdf
 
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docx
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docxJUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docx
JUMIATI C202 21 048 - PROPOSAL3.docx
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdfKMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
KMK No. HK.01.07-MENKES-1983-2022 ttg Standar Akreditasi Klinik-signed (3)-8.pdf
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
 
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNorma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
 
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docxNorma Selestia-43222120010-TM03.docx
Norma Selestia-43222120010-TM03.docx
 
31 121-1-pb
31 121-1-pb31 121-1-pb
31 121-1-pb
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
 

Último

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 

Último (17)

B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 

SPMRSDK

  • 1. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 1 dari 8 Pengalaman dalam penyusunan Standar Pelayanan Minimal RS sebagai bagian dari persyaratan Badan Layanan Umum Farichah Hanum*, Hanevi Djasri**, Tjahjono Kuntjoro** Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Pusat Manajemen Pelayana Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM I. PENDAHULUAN Pasal 2 ayat (4) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 yang kemudian diperbaharui dengan UU Nomor 32 tahun 2004 memberikan kewenangan kepada pemerintah (pusat) untuk menetapkan pedoman standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh (pemerintah) Kabupaten/Kota termasuk di bidang kesehatan. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/ 2003 menetapkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kab/Kota dimana didalamnya terdapat 54 indikator (47 indikator wajib dan 7 indikator sesuai kebutuhan) dengan jenis pelayanan dan indikator kinerja beserta target yang harus dipenuhi oleh Kab/Kota pada tahun 2010. Kepmenkes ini juga telah diperjelas dengan menerbitkan petunjuk teknis melalui Kepmenkes No. 1091/2004 Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang diharapkan dengan penetapan SPM bidang kesehatan. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk memberikan pedoman penyusunan standar tersebut maka dikeluarkan Kepmenkes No 228/2002, tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal RS yaitu standar penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. Disamping itu dengan diterbitkannya PP no. 23 tahun 2005 yang mengatur masalah pengelolaan keuangan BLU, maka ada kesempatan lebih besar untuk mulai membenahi manajemen RS karena adanya persyaratan yang perlu dipenuhi antara lain menetapkan standar pelayanan minimum RSDK sebagai rumah sakit rujukan utama untuk Propinsi Jawa Tengah perlu memiliki standar pelayanan minimal untuk dapat memberikan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan sekaligus merupakan akuntabilitas rumah sakit. II. METODE PENYUSUNAN
  • 2. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 2 dari 8 Penyusunan dokumen SPM RSDK ini dilakukan melalui serangkaian diskusi dan workshop dengan para manajer RS dr. Kariadi (RSDK) didampingi oleh tim konsultan yang berasal dari Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK-UGM. Diskusi dan workshop membahas hal-hal sebagai berikut: 1. Persyaratan SPM dalam BLU 2. Klarifikasi istilah ”standar” yang terdapat dalam SPM dengan standar lain seperti SOP, standar pelayanan medis, dan sebaginya. 3. Mengidentifikasi indikator-indikator mutu pelayanan yang telah diterbitkan oleh pemerintah/ Depkes dan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dari perubahan buntuk RS menjadi BLU 4. Menyusun dokumen SPM RSDK dengan indikator-indikator dan target/sasaran minimal yang akan dicapai dalam format baku. III. HASIL 1. PERSYARATAN SPM DALAM BLU Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Apabila definisi tersebut diterapkan di RS, maka dapat dibaca sebagai berikut: RS BLU adalah RS pemerintah yang menjual jasa pelayanan rumah-sakit not-for-profit tetapi tetap dikelola dengan prinsip produktifitas dan efisiensi. Dengan memiliki bentuk sebagai organisasi BLU, maka RS memilki pola pengelolaan keuangan (PPK) yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik (good corporate governance) dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan. Good coorporate governance sendiri adalah konsep untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan RS tercapai dengan penggunaan sumberdaya se-efisien mungkin RS dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi berbagai persyaratan, yaitu: 1. Substantif yang dapat dipenuhi bila instansi pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan Iayanan umum yang berhubungan dengan: • Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum • Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu • Pengelolaan dana khusus
  • 3. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 3 dari 8 2. Teknis yang dapat dipenuhi apabila kinerja pelayanan sesuai bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU serta kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan: sehat 3. Administratif yang dapat dipenuhi apabila dapat menyajikan dokumen: • Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; • Pola tata kelola • Rencana strategis bisnis • Laporan keuangan pokok • Standar pelayanan minimum • Laporan audit terakhir atau penyataan bersedia untuk diaudit secara independen Atas dasar itu maka penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) menjadi bagian dari proses kegiatan merubah bentuk RS menjadi bentuk BLU. SPM sediri didefinisikan dalam PP 23 tahun 2004 sebagai spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU kepada masyarakat. Dari definisi ini terlihat bahwa SPM harus memiliki indikator kinerja pelayanan dan standar (target) pencapaiannya Kesimpulan sementara, dengan menjadi BLU maka RS memiliki kebebasan untuk mengelola keuangannya, namun RS diminta “berjanji” untuk dapat menyediakan pelayanan dengan indikator dan standar kinerja pelayanan yang baik (dalam bentuk SPM) dengan kata lain, semakin tinggi “janji” yang diajukan (tetapi masuk akal) maka semakin mudah keluarnya ijin BLU. 2. STANDAR Pelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan-keinginan ataupun harapan terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan eksternal sebagai pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan (customer satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar pelayanan yang disediakan memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan yang efektif dan efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Dari pendapat beberapa pakar mutu yang memperhatikan berbagai sudut pandang tersebut, dapat dirangkum ada 16 dimensi mutu: 1. Efficacy: pelayanan yang diberikan menunjukan manfaat dan hasil yang diinginkan 2. Appropriateness: pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan klinis pasien dan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan 3. Availability: pelayanan yang dibutuhkan tersedia 4. Accessibility: pelayanan yang diberikan dapat diakses oleh yang membutuhkan 5. Effectiveness: pelayanan diberikan dengan cara yang benar, berdasar ilmu pengetahuan, dan dapat mencapai hasil yang diinginkan
  • 4. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 4 dari 8 6. Amenities: kenyamanan fasilitas pelayanan 7. Technical competence: tenaga yang memberikan pelayanan mempunyai kompetensi tehnis yang dipersyaratkan 8. Affordability: pelayanan yang diberikan dapat dijangkau secara finansial oleh yang membutuhkan 9. Acceptability: pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat pengguna 10. Safety: pelayanan yang diberikan aman 11. Efficiency: pelayanan yang diberikan dilakukan dengan efisien 12. Interpersonal relationship: pelayanan yang diberikan memperhatikan hubungan antar manusia baik antara pemberi pelayanan dengan pelanggan, maupun antar petugas pemberi pelayanan. 13. Continuity of care: pelayanan yang diberikan berkelanjutan, terkoordinir dari waktu ke waktu 14. Respect and caring: pelayanan yang diberikan dilakukan dengan hormat, sopan dan penuh perhatian 15. Legitimacy/Accountability: pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung-jawabkan (secara medik maupun hukum) 16. Timelines: pelayanan diberikan tepat waktu. Untuk dapat menyediakan pelayanan yang bermutu maka RS harus menetapkan berbagai standar yang terdiri dari standar seluruh aktifitas yang berhubungan/berpengaruh terhadap kualitas hasil dan operasional organisasi dalam mencapai tujuan. Secara definisi, maka standar adalah suatu tingkat mutu yang relevan terhadap sesuatu, standar mutu menjelaskan: Apa yg harus dicapai (Indikator); Tingkat yang harus dicapai (Standar); dan Persyaratan yang harus dipenuhi Donabedian (1988) mengatakan bahwa standar terdiri dari: Standar struktur (input); Standar proses; dan Standar hasil (output) dimana standar ini seharusnya disusun oleh: Pelanggan eksternal; Tenaga profesional; Manajemen; Badan penilai; dan Pemilik. Standar ini berbasis pada research based dan evidence based, tidak pada opinion based. Manfaat dari penyusunan standar adalah untuk: Memantau pelayanan; Menilai tingkat mutu yang diberikan; Indentifikasi kekurangan; Komunikasi harapan; dan Menunjukan pelayanan yang diberikan. 3. INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT Berbagai butir-butir peraturan atau ketentuan tentang mutu pelayanan yang terkait dengan mutu pelayanan di rumah-sakit antara lain: 1. PP 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU 2. KepMenKes 228 tahun 2002 tentang pedoman penyusunan SPM RS 3. Buku indikator kinerja RS (Depkes tahun 2004) 4. Buku petunjuk pelaksanaan indikator pelayanan RS (Depkes tahun 1998)
  • 5. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 5 dari 8 5. Buku standar RS pendidikan tingkat pengembangan (Depkes 1997) Dalam PP 23 tahun 2005 terdapat aturan mengenai SPM yaitu bahwa SPM mempertimbangkan (dimensi): Kualitas tehnis, proses, tatacara, dan waktu; Pemerataan dan kesetaraan; Biaya; Kemudahan. Dimana dalam penyusunannya harus Standar layanan BLU semestinya memenuhi persyaratan SMART: Specific (fokus pada jenis layanan); Measurable (dapat diukur); Achievable (dapat dicapai); Reliable (relevan dan dapat diandalkan); dann Timely (tepat waktu) Dalam Kepmenkes 228 tahun 2002, maka SPM RS harus memuat standar penyelenggaraan yang terkait dengan: Pelayanan medik; Pelayanan penunjang; Pelayanan keperawatan; Pelayanan bagi Gakin; dan Manajemen rumah sakit (yang terdiri dari manajemen sumberdaya manusia; manajemen keuangan; manajemen sistem informasi rumah sakit; manajemen sarana prasarana; dan manajemen mutu Pelayanan) Dalam buku indikator kinerja RS (ada 10 indikator) dijelaskan bawa indikator kinerja harus diukur dari 4 perspektif, yaitu: Pengembangan SDM, Proses, Kepuasan pelanggan, dan Keuangan Sedangkan dalam buku petunjuk pelaksanaan indikator pelayanan RS terdapat 18 indikator yang dibagi menjadi 4 jenis indikator yaitu: Indikator pelayanan non-bedah; Indikator pelayanan bedah; Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi; dan Indikator tambahan (dibagi rujukan dan non- rujukan) Untuk melengkapi SPM RSDK yang merupakan RS pendidikan maka salah satu sumber indikator mutu pelayanan yang diacu adalah berasal dari buku standar RS pendidikan tingkat pengembangan, yang memuat: Standar spesialisasi; Standar prosedur; Standar sajian pendidikan dokter; Standar sajian minimal penelitian terapan; Standar prasarana; Standar alat medik; Standar alat penunjang medik; Standar pemeriksaan penunjang; Standar perpustakaan; dan Standar tenaga spesialis dan spesials penunjang. Berdasarkan referensi-referensi tersebut maka disusunlah standar pelayanan minimal RSDK. 4. SPM RSDK Hasil workshop dari masing-masing unit RSDK menghasilkan lebih dari 100 indikator yang diusulkan sebagai bagian dari SPM. Indikator-indikator tersebut kemudian diseleksi dan ditambahkan beberapa indikator lain. Seleksi dilakukan dengan melihat jenis indikatornya, apakah indikator input, proses, atau output. Indikator yang diutamakan adalah indikator output, baru kemudian indikator proses. Disamping itu seleksi dilakukan dengan cara menilai tingkat kepentingan dari masing-masing indikator dan dari luasnya cakupan dari sebuah indikator. Dari seleksi tersebut terpilih 39 indikator, dimana indikator ini dapat diseleksi ulang untuk mendapatkan jumlah indikator yang optimal yang dimasukkan kedalam SPM yaitu sebanyak 30 indikator (jumlah optimal indikator yang dapat dipantau dan dikelelo dengan baik) sebagaimana tabel dibawah ini. Sedangkan indikator yang lain tetap dapat gunakan untuk SPM dimasing-masing unit. No Jenis Pelayanan Indikator Target Pencapaian** Pelayanan Medik
  • 6. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 6 dari 8 1. Rawat darurat Emergency respon time di IGD tidak lebih dari 5 menit* 100 % 2. Rawat jalan Waktu tunggu pelayanan rawat jalan tidak lebih dari 1 ½ jam > 70% 3. Rawat inap Angka infeksi nosokomial ≤ 2 % 4. Pelayanan bedah Sectio Caesaria Respon time tindakan operasi SC cito tidak lebih dari 30 menit > 70 % 5. Pelayanan Maternal Persentase kematian ibu karena eklampsia* < 2% 6. Maternal Persentase kematian ibu melahirkan karena sepsis* < 0,5% 7. Perinatal AngkaKematian bayi dg Berat badan < 2000gr 1 % 8. Pelayanan Operasi elektif Waktu tunggu operasi elektif tidak lebih dari dari 2 hari* > 98 % 9. Paska Operasi Angka infeksi luka operasi (AILO) < 2 % 10. Paska Operasi Angka komplikasi pasca bedah (AKBP) < 2 % 11. Rekam medik Kelengkapan rekam medik* > 60 % Pelayanan penunjang 12. Radiodiagnostik Pemeriksaan radiodiagnostik konvensional tidak lebih dari 24 jam > 80 % 13. Radioterapi Waktu tunggu program Radioterapi tidak lebih dari 4 minggu > 70 % 14. Forensik Waktu penyelesaian V & R luar jenazah tidak lebih dari 5 hari > 90 % 15. CSSD Angka sterilitas alkes yang telah disterilkan di unit CSSD 100 % 16. Laboratorium emergensi Kecepatan pemeriksaan emergensi BGA tidak lebih dari 15 menit 100 % 17. Bank darah Prosentasi permintaan darah yang dapat dilayani > 85 % 18. Potong beku Kecepatan pemeriksaan potong beku tidak lebih dari 30 menit > 75% 19. Pelayanan farmasi Pelayanan resep obat jadi pasien rawat jalan 30 menit > 90 % Pelayanan keperawatan 20. Angka kejadian decubitus < 2%
  • 7. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 7 dari 8 21. Angka kejadian phlebitis < 2% 22. Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan > 75% Pelayanan bagi Gakin 23. Jumlah pasien Gakin di rawat jalan ?? 24. Ratio jumlah TT kelas III > 30% 25. Pemanfaatan TT kelas III (BOR) > 70% Manajemen SDM 26. Kepuasan pegawai* > 75% 27. Rata-rata jam pelatihan karyawan pertahun * 36 jam 28. Penilaian Kinerja pegawai 90 % Manajemen keuangan 29. Cost recovery* 60% 30. Waktu tunggu pembayaran rawat inap 30 menit ??? 31. Rata-rata pembayaran hutang 8 hari ??? Manajemen sistem informasi RS 32. Akurasi data pengolahan data elekronik > 50 % 33. Kenyamanan komunikasi melalui telepon < 3 % Manajemen pemeliharaan sarana dan sanitasi 34. Kesesuaian pemeriksaan baku mutu limbah cair RS 100% 35. Komplain tentang kebersihan dan keindahan Rumah Sakit 10 kali Manajemen mutu 36. Akreditasi 16 pelayanan Dipertahankan 37. Akreditasi RS pendidikan tipe A Dipertahankan 38. Persentase Tim Daltu yang aktif 80% 39. Indeks kepuasanan masyarakat sesuai SK Menpan 80% * indikator berasal dari referensi: Buku indikator kinerja RS
  • 8. Buletin IHQN  Volume II/Nomor. 03/2006 Hal. 8 dari 8 Setiap indikator ditulis dalam format baku dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom: Nomor Indikator; Jenis Pelayanan; Nama indikator; Rasionalisasi; Numerator; Denominator; Target pencapaian; Tipe indikator; Dimensi mutu. IV. PENUTUP SPM harus dianggap sebagai bagian dari proses perencanaan. Sebuah perencanaan yang baik selain digunakan untuk mewujudkan akuntabilitas juga dapat menjadi alat bantu dari tercapainya tujuan organisasi yang dalam konsep BLU bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas. Sebagai bagian dari proses perencanaan, maka maka tahap lanjut dari penyusunan SPM adalah mengkaji sistem peningkatan mutu pelayanan klinik dan pelayanan penunjang yang dibutuhkan dengan cara mengidentifikasi gap antara pencapaian indikator kinerja yang ditetapkan dalam SPM dengan hasil yang telah tercapai pada saat ini. Dari gap tersebut dapat disusun rencana jangka pendek dan jangkah panjang yang diperlukan untuk mengatasi gap yang ada.