1. Edmund Husserl memperkenalkan metode fenomenologi untuk menganalisis kesadaran dan apa yang diberikan kepada kesadaran sehingga filsafat menjadi ilmu yang ketat.
2. Metode ini bertujuan menghindari konstruksi metafisika dan lebih fokus pada esensi dan ide-ide universal daripada fakta tunggal.
3. Perkembangan pemikiran Husserl meliputi psikologisme, esensialisme logika, idealisme transendental
2. Dari Psikologisme ke Logika Murni
PSIKOLOGISME
The clarification of any concept is made by
determining the psychological origin. Because
arithmetic is primarily a calculation, specifically, a
calculation with cardinal numbers, Husserl is
concerned with the psychological origins of the
operation of calculating cardinal numbers
The logic origin of arithmetic is restricted to the
symbolic representation of numbers.
Number concepts (not the number itself) have their
origin in psychological processes made by acts of
collective combination.
3. antipsikologisme
Logical laws have absolute validity, while natural
laws have merely probable validity.
Logical laws are not the cause of mental thinking
Logical laws do not regulate the psychological
process of thinking as the laws of nature regulate
natural phenomena (or more specifically, as the
psychological laws regulate psychological
processes).
Logical laws do not depend on the make-up of
human nature
5. Tahun-tahun Pembentukan
Husserl lahir di Prossnitz (Moravia), 8 april 1859.
Tumbuh dalam keluarga Yahudi, walaupun kel ini
indifferent thd agama.
Di awal masa hidupnya sebagai murid, oleh kepala
sekolah dia dikenal sebagai murid terburuk
Selanjutnya dia kuliah di The University of Leipzig
(Jerman) selama dua tahun untuk belajar
matematika, fisika, astronomi dan pengantar
Filsafat.
Perjumpaanya dengan Thomas Masaryk, murid dari
Franz Brentano, mendorong dia untuk mendalami
filsafat. Ia kemudian mempelajari Descartes,
Empirisist Inggris spt Leibniz dan Berkeley.
6. • 1878-1881 melanjutkan studi ke Universitas Berlin dengan
pengajar seorang ahli matematika terkenal Kronecker
(teori bilangan) dan Weierstrass (teori analisis)
• Pada masa ini dia menaruh minat pada De Cive (Hobbes),
Mind and Body (A. Bain), Ethica (Spinoza), dan beberapa
karya Schopenhauer.
• 1881 pindah ke Universitas Vienna, dimana ia meraih
doktor dalam bidang matematika, dengan disertasi The
theory of Variations.
• 1883-1884 dalam masa wajib militer dia membaca
Phenomenology of Spirit (Hegel), dan karya-karya
Aristoteles dan Herbert Spencer.
• Minatnya pada filsafat dipengaruhi oleh Franz Brentano.
Husserl mengikuti ceramah-ceramah Brentano tentang
Psikologi deskriptif dan fenomenologis (1884-1885).
• Dalam Perkembangan selanjutnya Brentano
mengembangkan REISME dan Husserl mengembangkan
Idealisme.
7. PeriodePeriode LogisismeLogisisme
1887-1901 di Universitas Halle. Mempresentasikan tesis1887-1901 di Universitas Halle. Mempresentasikan tesis
“The Concept of Number.”“The Concept of Number.”
PublikasiPublikasi Philosophy of ArithmeticPhilosophy of Arithmetic (Psychological and(Psychological and
Logical Investigation), yang dipengaruhi psychologism.Logical Investigation), yang dipengaruhi psychologism.
Husserl menurunkan prinsip-prinsip matematika dariHusserl menurunkan prinsip-prinsip matematika dari
prinsip-prinsip psikologis.prinsip-prinsip psikologis.
Karya fenomenologis pertama adalahKarya fenomenologis pertama adalah LogicalLogical
InvestigationsInvestigations, diterbitkan 1990-1991 dalam dua volume., diterbitkan 1990-1991 dalam dua volume.
Vol I: Prolegomena to Pure Logic: beralih ke logisismeVol I: Prolegomena to Pure Logic: beralih ke logisisme
yang kuat dan melawan segala bentuk psikologisme.yang kuat dan melawan segala bentuk psikologisme.
8. “I have been through enough torments from lack of
clarity and from doubt that wavers back and
forth….Only one need absorbs me: I must win
clarity, else I cannot live; I cannot bear life unless I
can believe that I shall achieve it;
Kebutuhan akan kejelasan dan kepastian
merupakan suatu elemen penting dalam
perkembangan fenomenologi.
9. Vol II:Vol II: teori tentang makna, hal-halteori tentang makna, hal-hal
universal, teori keseluruhan danuniversal, teori keseluruhan dan
bagian-bagian, teori tentang grammerbagian-bagian, teori tentang grammer
murni, amurni, annalisis tentang tindakan-alisis tentang tindakan-
tindakan intensional, dan teori tentangtindakan intensional, dan teori tentang
kategori-kategori.kategori-kategori.
10. Ide Fenomenologi
Motto: Back to things themselves.
1. Semboyan tersebut awalnya mengindikasikan
suatu proses kembali ke apa yang objektif (logis,
etis) sebagai suatu objek kesadaran (objek
intensional)
2. Suatu reaksi terhadap empirisisme Hume dan
idealisme transendental dari Immanuel Kant.
3. Suatu reaksi melawan skeptisisme dan relativisme,
yang menolak ide tentang objektivitas universal.
Tujuan utama filsafat Husserl untuk membangun
pengetahuan universal dan radikal berlawanan
dengan skeptisisme yang berkembang yang
memanifestasikan positifisme scientis dan anak-
anak filosofisnya.
11. • Bagi Husserl filsafat merupakan sebuah science
yang berangkat dari dasar yang tertinggi. Filsafat
adalah science yang radikal karena ia merupakan
science dari akar-akar seluruh pengetahuan kita.
• Untuk mencapai science semacam itu Husserl
menggunakan metode Fenomenologi- yang
merupakan analisis segala sesuatu ya
disodorkan kepada pengetahuan kita. Apa yang
disodorkan (terberikan) kepada kita adalah
fenomena (phainomenon).
• Fenomenologi adalah science tentang fenomena.
• Metode ini bersifat deskriptif: phenomenology is
the description of what is given to our knowledge.
12. PhenomenologyPhenomenology
The method for the description andThe method for the description and
analysis of consciousness and what isanalysis of consciousness and what is
given to consciousness, through whichgiven to consciousness, through which
philosophy becomes a strict sciencephilosophy becomes a strict science
13. Menghindari konstruksi-konstruksi metafisik.
Fenomenologi tidak menaruh minat pada
fakta-fakta tunggal, tetapi lebih menaruh minat
pada essensi, ide-ide dan yang universal.
Metode fenomenologi membuat sintesis
antara empirisisme (berdasar observasi) dan
rasionalisme (berdasar akal budi dan sistem
konsep) untuk melukiskan struktur-struktur
pengalaman eksperiantial.
Husserl memahami fenomenologi dalam dua
cara: (a) fenomenologi sebagai metode
filosofis (Logical Investigation; (b)
fenomenologi sebagai sistem filsafat (Idea).