SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
Diabetes Melitus

Pendahuluan



P
       enyakit diabetes terdapat pada sekitar 1%
       wanita    usia   reproduksi  dan    1–2%
       diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit      metabolik   dengan      karakteristik
hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.


Gejala Umum dari Diabetes Melitus (DM)

   Banyak kencing (poliuria).
   Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar
   (polifagia).
   Letih, lesu.
   Penurunan berat badan yang tidak dapat
   dijelaskan sebabnya
   Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan
   kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus
   vulvae pada wanita


                                                 1
Pembagian DM

    DM tipe 1
    -   Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
    -   Autoimun, idiopatik
    DM Tipe 2
    Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya
    daya kerja insulin atau keduanya.
    DM tipe lain:
    Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,
    obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain.
    DM pada masa kehamilan = Gestasional
    Diabetes

Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM
   sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I    : Gestasional diabetes, yaitu diabetes
             yang timbul pada waktu hamil dan
             menghilang setelah melahirkan.
Klas II   : Pregestasional       diabetes,  yaitu
             diabetes mulai sejak sebelum hamil
             dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional        diabetes   yang
             disertai dengan komplikasi penyakit
             pembuluh darah seperti retinopati,
             nefropati, penyakit pemburuh darah
             panggul dan pembuluh darah perifer.



2
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes
termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe
II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).



Diagnosis

Kriteria Diagnosis:
    1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu
         200     mg/dl.   Gula    darah    sewaktu
         merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
         suatu hari tanpa memerhatikan waktu
         makan terakhir. Atau:
    2. Kadar gula darah puasa           126 mg/dl.
         Puasa diartikan pasien tidak mendapat
         kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
    3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200
         mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
         WHO, menggunakan beban glukosa yang
         setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
         dilarutkan dalam air.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
   •   Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap
       makan      seperti  kebiasaan    sehari-hari
       (dengan karbohidrat yang cukup) dan
       tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
       biasa
   •   Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai
       malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
       air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
   •   Diperiksa kadar glukosa darah puasa


                                                 3
•   Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa),
        atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
        dalam 250 ml air dan diminum dalam
        waktu 5 menit
    •   Berpuasa kembali sampai pengambilan
        sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
        setelah minum larutan glukosa selesai
    •   Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam
        sesudah beban glukosa
    •   Selama proses pemeriksaan, subyek yang
        diperiksa  tetap   istirahat  dan     tidak
        merokok.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria
normal atau DM, maka dapat digolongkan ke
dalam     kelompok    TGT    (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
- TGT    : glukosa darah plasma 2 jam setelah
           pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125
           mg/dl.



Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari
pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di
klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari
hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:




4
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali
   untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
   diagnosis
   Nilai (+) sampai (++++)
   Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab
   lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
   dan lainnya
   Reduksi (++)     kemungkinan KGD: 200 –
   300 mg%
   Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 –
   400 mg%
   Reduksi (++++) kemungkinan KGD:                400
   mg%
   Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
   Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
   pedoman.

Risiko Tinggi DM Gestasional:
    1. Umur lebih dari 30 tahun
    2. Obesitas dengan indeks massa tubuh
        30 kg/m2
    3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
    4. Pernah      menderita   DM    gestasional
        sebelumnya
    5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000
        gram
    6. Adanya glukosuria
    7. Riwayat bayi cacat bawaan
    8. Riwayat bayi lahir mati
    9. Riwayat keguguran
    10. Riwayat infertilitas
    11. Hipertensi



                                                      5
Komplikasi pada Ibu
   1.   Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan
        pertama kehamilan
   2.   Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-
        30 minggu akibat resistensi insulin
   3.   Infeksi saluran kemih
   4.   Preeklampsi
   5.   Hidramnion
   6.   Retinopati
   7.   Trauma persalinan akibat bayi besar

Masalah pada anak
   1. Abortus
   2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis,
       neural tube defek
   3. Respiratory distress
   4. Neonatal hiperglikemia
   5. Makrosomia
   6. hipocalcemia
   7. kematian      perinatal akibat  diabetik
       ketoasidosis
   8. Hiperbilirubinemia

Penderita DM Gestasional memunyai resiko yang
tinggi terhadap kambuhnya penyakit diabetes
yang pernah dideritannya pada saat hamil
sebelumnya.

Saran: 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu
tersebut melakukan test plasma glukosa puasa
dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena
diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun
kemudian



6
Prinsip Pengobatan DM:

1.   Diet
2.   Penyuluhan
3.   Exercise (latihan fisik/olah raga)
4.   Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5.   Cangkok pankreas



Tujuan Pengobatan:

     Mencegah komplikasi akut dan kronik.
     Meningkatkan     kualitas  hidup,    dengan
     menormalkan KGD, dan dikatakan penderita
     DM terkontrol, sehingga sama dengan orang
     normal.
     Pada ibu hamil dengan DM, mencegah
     komplikasi selama hamil, persalinan, dan
     komplikasi pada bayi.



Prinsip Diet

     Tentukan kalori basal dengan menimbang
     berat badan.
     Tentukan penggolongan pasien: underweight
     (berat badan kurang), normal, overweight
     (berat   badan   berlebih), atau  obesitas
     (kegemukan)
     Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) –
     100) X 100%
     Underweight: < 90%
     Normal: 90–110%


                                               7
Overweight: 110–130%
    Obesitas: > 130%
    Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang,
    berat, akan menentukan jumlah kalori yang
    ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.
    Status gizi
    Penyakit penyerta
    Serat larut dan kurangi garam
    Kenali jenis makanan

Penyuluhan terpadu untuk penderita DM dan
lingkungannya
    Penyuluhan dari Dokter, Perawat dan ahli gizi -
    di beberapa RS sudah ada Klinik Diabetes
    Terpadu.
    Sasaran: Penderita, keluarga penderita, lingkungan
    sosial penderita.



Obat DM

    Meningkatkan jumlah insulin
        Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide,
        dsb.)
        Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
        Insulin injeksi
    Meningkatkan sensitivitas insulin
        Biguanid/metformin
        Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
    Memengaruhi penyerapan makanan
        Acarbose
    Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral
    (minuman manis atau permen)


8
Sasaran pengontrolan gula darah
   Kadar gula darah sebelum makan 80-
   120mg/dl
   Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140
   mg/dl
   Kadar HbA1c < 7%



Penanganan Diabetes pada Kehamilan

Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin.

Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil:
    1. Mencegah      timbulnya   ketosis    dan
       hipoglikemia.
    2. Mencegah hiperglikemia dan glukosuria
       seminimal mungkin.
    3. Mencapai    usia   kehamilan   seoptimal
       mungkin.

Biasanya kebanyakan penderita diabetes atau DM
gestasional yang ringan dapat di atasi dengan
pengaturan jumlah dan jenis makanan, pemberian
anti diabetik secara oral, dan mengawasi
kehamilan secara teratur.

Karena 15-20% dari pasien akan menderita
kekurangan daya pengaturan glukosa dalam masa
kehamilan, maka kelompok ini harus cepat-cepat
diidentifikasi dan diberikan terapi insulin. Bila
kadar plasma glukosa sewaktu puasa 105 mg/ml


                                                9
atau kadar glukosa setelah dua jam postprandial
120 mg/ml pada dua pemeriksaan atau lebih,
dalam tempo 2 (dua) minggu, maka dianjurkan
agar penderita diberikan terapi insulin. Obat DM
oral kontraindikasi. Penentuan dosis insulin
bergantung pada: BB ibu, aktivitas, KGD,
komplikasi yang ada.

Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin
3 kali sehari, dosis dinaikkan bertahap sesuai
respons penderita.



Penyuntikan Insulin

1.   Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml
     (unit/ml).
2.   Kenali jenis spuit insulin yang tersedia: 40
     u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml.
3.   Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha
     bagian luar, perut, sekitar pusat.
4.   Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti.
5.   Suntikan diberikan secara tegak lurus.
6.   Pasien segera diberi makan setelah suntikan
     diberikan. Paling lama setengah jam setelah
     suntikan diberikan.
7.   Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat
     melihat dengan jelas angka pada alat suntik.
8.   Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan
     kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,
     dan mudah dibawa-bawa.



10
Bagaimana wanita dengan diabetes?
      Dapat hamil dan punya anak sepanjang
      gula darah terkontrol.
      Disarankan memilih kontrasepsi dengan
      kadar estrogen rendah.
      Dapat memakai pil tambahan hormon
      progesteron.
      IUD dapat menimbulkan risiko infeksi.



Tanda Komplikasi DM

   Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,
   ulkus/ gangren.
   Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal
   (gagal     ginjal  kronik),    syaraf   (stroke,
   neuropati).
   Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.




                                                11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulindian dian
 
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETESPROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETESMuhammad Nasrullah
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Novita S
 
Aspek Okupasi pada Diabetes Melitus
Aspek Okupasi pada Diabetes MelitusAspek Okupasi pada Diabetes Melitus
Aspek Okupasi pada Diabetes MelitusAnna Suraya
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitusSofiaNofianti
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakLisa Wiramas
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusRosania Aninditari
 

Mais procurados (20)

Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETESPROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
PROGRAM KAWALAN PENYAKIT DIABETES
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)
 
Aspek Okupasi pada Diabetes Melitus
Aspek Okupasi pada Diabetes MelitusAspek Okupasi pada Diabetes Melitus
Aspek Okupasi pada Diabetes Melitus
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Diabetes - Promosi Kesihatan
Diabetes - Promosi KesihatanDiabetes - Promosi Kesihatan
Diabetes - Promosi Kesihatan
 
Education DM For Patient
Education DM For PatientEducation DM For Patient
Education DM For Patient
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Dm+ramadhan
Dm+ramadhanDm+ramadhan
Dm+ramadhan
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
 
Kasus dm hamil
Kasus dm hamilKasus dm hamil
Kasus dm hamil
 

Semelhante a DM Gestasional

Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinanneng elis
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptx
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptxDiabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptx
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptxcahyadewi17
 
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdf
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdfDiabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdf
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdfJHonHendrikTambunan
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanissandymurtiningtyas1
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxSriRiaranti
 
Penyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanPenyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanDESIWILDAYANI1
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptAyuNila4
 
Diabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasionalDiabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasionalfrederichgabriel1
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxYudaDanang
 
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptxTYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptxAnonymousowgfxCP
 

Semelhante a DM Gestasional (20)

Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm  dalam kehamilan dan persalinanAsma dan dm  dalam kehamilan dan persalinan
Asma dan dm dalam kehamilan dan persalinan
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
farmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptxfarmakoterapi penyakit DM.pptx
farmakoterapi penyakit DM.pptx
 
diabetes-semasa-hamil.pdf
diabetes-semasa-hamil.pdfdiabetes-semasa-hamil.pdf
diabetes-semasa-hamil.pdf
 
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptx
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptxDiabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptx
Diabetes_Melitus_Gestasional_Dr_Farid_Kurniawan.pptx
 
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdf
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdfDiabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdf
Diabetes_Melitus_Gestasional_RSCM.pdf
 
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanisEdukasi Diabetes Mellitus  pada pasien prolanis
Edukasi Diabetes Mellitus pada pasien prolanis
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
Penyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai KehamilanPenyakit yang menyertai Kehamilan
Penyakit yang menyertai Kehamilan
 
Diabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdfDiabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdf
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
DIABETES-MELLITUS.ppt
DIABETES-MELLITUS.pptDIABETES-MELLITUS.ppt
DIABETES-MELLITUS.ppt
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
 
Diabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasionalDiabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasional
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
 
9-1-9.pdf
9-1-9.pdf9-1-9.pdf
9-1-9.pdf
 
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptxTYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
TYPE II DIABETES MELLITUS.pptx
 

DM Gestasional

  • 1. Diabetes Melitus Pendahuluan P enyakit diabetes terdapat pada sekitar 1% wanita usia reproduksi dan 1–2% diantaranya akan menderita diabetes gestasional. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Gejala Umum dari Diabetes Melitus (DM) Banyak kencing (poliuria). Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar (polifagia). Letih, lesu. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita 1
  • 2. Pembagian DM DM tipe 1 - Kerusakan fungsi sel beta di pankreas - Autoimun, idiopatik DM Tipe 2 Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya daya kerja insulin atau keduanya. DM tipe lain: Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain. DM pada masa kehamilan = Gestasional Diabetes Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu: 1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil 2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke: Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan. Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil. Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer. 2
  • 3. 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I). Diagnosis Kriteria Diagnosis: 1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau: 2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau: 3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air. Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994) • Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa • Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan • Diperiksa kadar glukosa darah puasa 3
  • 4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit • Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai • Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa • Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh. - TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl - GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125 mg/dl. Reduksi Urine Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah: 4
  • 5. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan diagnosis Nilai (+) sampai (++++) Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan, dan lainnya Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 – 300 mg% Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 – 400 mg% Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400 mg% Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman. Risiko Tinggi DM Gestasional: 1. Umur lebih dari 30 tahun 2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2 3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah) 4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya 5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram 6. Adanya glukosuria 7. Riwayat bayi cacat bawaan 8. Riwayat bayi lahir mati 9. Riwayat keguguran 10. Riwayat infertilitas 11. Hipertensi 5
  • 6. Komplikasi pada Ibu 1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan 2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20- 30 minggu akibat resistensi insulin 3. Infeksi saluran kemih 4. Preeklampsi 5. Hidramnion 6. Retinopati 7. Trauma persalinan akibat bayi besar Masalah pada anak 1. Abortus 2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube defek 3. Respiratory distress 4. Neonatal hiperglikemia 5. Makrosomia 6. hipocalcemia 7. kematian perinatal akibat diabetik ketoasidosis 8. Hiperbilirubinemia Penderita DM Gestasional memunyai resiko yang tinggi terhadap kambuhnya penyakit diabetes yang pernah dideritannya pada saat hamil sebelumnya. Saran: 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan test plasma glukosa puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun kemudian 6
  • 7. Prinsip Pengobatan DM: 1. Diet 2. Penyuluhan 3. Exercise (latihan fisik/olah raga) 4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin 5. Cangkok pankreas Tujuan Pengobatan: Mencegah komplikasi akut dan kronik. Meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan KGD, dan dikatakan penderita DM terkontrol, sehingga sama dengan orang normal. Pada ibu hamil dengan DM, mencegah komplikasi selama hamil, persalinan, dan komplikasi pada bayi. Prinsip Diet Tentukan kalori basal dengan menimbang berat badan. Tentukan penggolongan pasien: underweight (berat badan kurang), normal, overweight (berat badan berlebih), atau obesitas (kegemukan) Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) – 100) X 100% Underweight: < 90% Normal: 90–110% 7
  • 8. Overweight: 110–130% Obesitas: > 130% Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang, berat, akan menentukan jumlah kalori yang ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin. Status gizi Penyakit penyerta Serat larut dan kurangi garam Kenali jenis makanan Penyuluhan terpadu untuk penderita DM dan lingkungannya Penyuluhan dari Dokter, Perawat dan ahli gizi - di beberapa RS sudah ada Klinik Diabetes Terpadu. Sasaran: Penderita, keluarga penderita, lingkungan sosial penderita. Obat DM Meningkatkan jumlah insulin Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.) Meglitinide (repaglinide, nateglinide) Insulin injeksi Meningkatkan sensitivitas insulin Biguanid/metformin Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone) Memengaruhi penyerapan makanan Acarbose Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau permen) 8
  • 9. Sasaran pengontrolan gula darah Kadar gula darah sebelum makan 80- 120mg/dl Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140 mg/dl Kadar HbA1c < 7% Penanganan Diabetes pada Kehamilan Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin. Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil: 1. Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia. 2. Mencegah hiperglikemia dan glukosuria seminimal mungkin. 3. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin. Biasanya kebanyakan penderita diabetes atau DM gestasional yang ringan dapat di atasi dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan, pemberian anti diabetik secara oral, dan mengawasi kehamilan secara teratur. Karena 15-20% dari pasien akan menderita kekurangan daya pengaturan glukosa dalam masa kehamilan, maka kelompok ini harus cepat-cepat diidentifikasi dan diberikan terapi insulin. Bila kadar plasma glukosa sewaktu puasa 105 mg/ml 9
  • 10. atau kadar glukosa setelah dua jam postprandial 120 mg/ml pada dua pemeriksaan atau lebih, dalam tempo 2 (dua) minggu, maka dianjurkan agar penderita diberikan terapi insulin. Obat DM oral kontraindikasi. Penentuan dosis insulin bergantung pada: BB ibu, aktivitas, KGD, komplikasi yang ada. Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin 3 kali sehari, dosis dinaikkan bertahap sesuai respons penderita. Penyuntikan Insulin 1. Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml (unit/ml). 2. Kenali jenis spuit insulin yang tersedia: 40 u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml. 3. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha bagian luar, perut, sekitar pusat. 4. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti. 5. Suntikan diberikan secara tegak lurus. 6. Pasien segera diberi makan setelah suntikan diberikan. Paling lama setengah jam setelah suntikan diberikan. 7. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat melihat dengan jelas angka pada alat suntik. 8. Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat, dan mudah dibawa-bawa. 10
  • 11. Bagaimana wanita dengan diabetes? Dapat hamil dan punya anak sepanjang gula darah terkontrol. Disarankan memilih kontrasepsi dengan kadar estrogen rendah. Dapat memakai pil tambahan hormon progesteron. IUD dapat menimbulkan risiko infeksi. Tanda Komplikasi DM Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner, ulkus/ gangren. Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf (stroke, neuropati). Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke. 11